• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

TATA CARA PENDISTRIBUSIAN DAN PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. bahwa bahan bakar minyak (BBM) yang bersubsidi belum masyarakat dan konsumen langsung;

b. bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bersubsidi tidak bisa diperjual belikan secara bebas dan harus ditata, diatur serta mendapat izin dari pemerintah;

c. bahwa penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM)

langsung masih terlihat belum tertib dan sering terjadi

pangkalan minyak tanah, maka perlu pengaturan agar tidak terjadi penyelewengan dalam pendistribusian dan penjualannya

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Tahun 1953 tentang Pembentukan

Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang

Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan (Lembaran Negara Repu

Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang

- 44 -

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

TATA CARA PENDISTRIBUSIAN DAN PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

bahwa bahan bakar minyak (BBM) yang bersubsidi belum menunj masyarakat dan konsumen langsung;

bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bersubsidi tidak bisa diperjual belikan secara bebas dan harus ditata, diatur serta mendapat izin dari pemerintah;

bahwa penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bersubsidi kepada masyarakat dan konsumen langsung masih terlihat belum tertib dan sering terjadi antrean panjang baik di SPBU maupun pangkalan minyak tanah, maka perlu pengaturan agar tidak terjadi penyelewengan dalam pendistribusian dan penjualannya;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang

Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang

Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang TATA CARA PENDISTRIBUSIAN DAN PENJUALAN BAHAN BAKAR

MINYAK BERSUBSIDI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

menunjukkan keberpihakan pada bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bersubsidi tidak bisa diperjual belikan secara bebas dan yang bersubsidi kepada masyarakat dan konsumen panjang baik di SPBU maupun pangkalan minyak tanah, maka perlu pengaturan agar tidak terjadi penyelewengan dalam bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu menetapkan

Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan blik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

(2)

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 Perubahan atas Perpres Nomor 55 Tahun 2005 tentang Harga Jual Eceran bahan Bakar Minyak Dalam Negeri;

6. Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor :

Tahun 2008 tentang Pengawasan Distribusi dan Stok Minyak Tanah (Mitan) Bersubsidi;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENDISTRIBUSIAN DAN PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Kotawaringin Barat; 2. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat;

3. Depot Pertamina adalah Depot Pertamina Kumai selaku Penyedia Pendistribusi Bahan Bakar Minyak di Kabupaten Kotawaringin Barat;

4. SPBU, SPDN, SPBB, AMPS adalah penyedia dan penjualan Premium dan Solar bersubsidi kepada konsumen langsung;

5. Agen adalah penyedia, pendistribusi minyak tanah kepada pangkalan;

6. Pangkalan adalah penjual langsung minyak tanah bersubsidi kepada masyarakat dengan harga eceran tertinggi (HET);

7. BBM adalah Bahan Bakar Minyak bersubsidi yang berupa Premium, Solar dan Minyak Tanah yang diperuntukkan bagi masyarakat dan industri kecil;

8. HET adalah harga eceran tertinggi BBM bersubsidi yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Bupati Kotawaringin Barat;

9. Pendistribusian adalah upaya pengangkutan BBM bersubsidi dari Depot Pertamina ke SPBU, SPDN, SPBB, AMPS, Agen dan Pangkalan sampai ke konsumen akhir (rumah tangga dan usaha kecil) sesuai dengan batasan kuota yang ditetapkan;

10. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) milik warga negara Indonesia, berdiri sendiri bukan dimiliki/ dikuasai/ berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah/ besar, berbentuk usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi;

11. Pembinaan adalah segala upaya yang mencakup pemberian pengarahan, petunjuk, bimbingan dalam pelaksanaan pendistribusian dan penjualan BBM;

12. Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin dipatuhinya peraturan bupati ini termasuk di dalamnya penertiban dan penindakan hukum.

(3)

BAB II

PENDISTRIBUSIAN BBM BERSUBSIDI Pasal 2

(1) Setiap pendistribusian BBM bersubsidi dari depot pertamina ke SPBU, SPBB, SPDN, AMPS, Agen menggunakan mobil tangki pertamina/ Agen.

(2) Pendistribusian Premium dan minyak solar dari depot pertamina ke SPBU setiap hari kerja pukul 06.30 mobil tangki sudah berada di SPBU.

(3) Pendistribusian minyak tanah dari agen ke pangkalan minyak tanah menggunakan mobil tangki agen dan dapat menggunakan kapal kelotok/ drum untuk pangkalan di luar kota Pangkalan Bun dengan menggunakan surat jalan dari agen.

(4) Pendistribusian dan stok Minyak Tanah berdasarkan kota masing-masing wilayah operasi Agen dan Pangkalan.

(5) Agen wajib menjamin distribusi dan stok Minyak Tanah untuk wilayah operasinya serta berkewajiban melakukan pengawasan dan melakukan evaluasi kinerja Pangkalan dalam melayani penjualan kepada konsumen akhir.

(6) PT. Pertamina (Persero) Depot Kumai bertanggung jawab sepenuhnya atas stok serta pendistribusian Bahan Bakar Minyak di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.

BAB III

PENJUALAN BBM BERSUBSIDI Pasal 3

(1) SPBU dan APMS menjual premium dan minyak solar kepada konsumen langsung (truk, mobil, bus dan motor) sesuai kebutuhan dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.

(2) Mengoperasikan / mengaktifkan semua pompa spencer yang ada di SPBU untuk menghindari antrean panjang kendaraan.

(3) SPBB dan SPDN menjual solar kepada kapal/kelotok nelayan sesuai kebutuhan dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.

(4) Agen dan Pangkalan Minyak Tanah menjual kepada rumah tangga dan industri kecil dengan prioritas warga yang berada di sekitar pangkalan sesuai kebutuhan per bulan dengan HET yang telah ditetapkan Bupati.

(5) Masing-masing pangkalan memiliki daftar konsumen / nama KK dan jumlah anggota keluarga dari Ketua RT setempat melalui Kartu Kendali.

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 4

(1) Obyek pengawasan adalah pengadaan, distribusi dan stok BBM meliputi alokasi, mutu, wilayah operasi, HET dan penyaluran kepada konsumen akhir.

(2) Penataan dan Pemerataan Pangkalan Minyak Tanah di setiap kelurahan / desa oleh agen bekerja sama dengan Lurah/kades, RW dan RT.

(3) Pembinaan dan Pengawasan BBM Bersubsidi dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Kepolisian, Pertamina dan Masyarakat.

(4)

(4) Setiap warga mendapat jatah minyak tanah maksimal 4 liter / jiwa / bulan atau disesuaikan dengan kebutuhan minimal.

BAB V LARANGAN

Pasal 5

(1) Setiap orang/pedagang dilarang menjual BBM bersubsidi tanpa memiliki izin dari Pemerintah/ Pemerintah Kabupaten.

(2) Setiap orang/pedagang dilarang menjual BBM bersubsidi kepada Perusahaan Industri Besar. (3) Agen dan Pangkalan dilarang mendistribusikan Minyak Tanah kepada Pengecer Minyak Tanah

yang berada di sekitar Pangkalan.

(4) Pangkalan dilarang menjual minyak tanah kepada pengecer kecuali ada persetujuan dan izin dari Pemerintah Kabupaten.

(5) SPBU dilarang melayani pengisian BBM bagi kendaraan yang memakai tangki diluar spesifikasi kendaraan / tangki buatan / tangki tambahan.

BAB VI PELAPORAN

Pasal 6

(1) PT. Pertamina (Persero) Depot Kumai diwajibkan membuat laporan tertulis kepada Bupati Kotawaringin Barat terhadap Realisasi Pendistribusian BBM dan BBM bersubsidi melalui Dinas Pendistribusian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat.

(2) SPBU, SPDN, SPBB, AMPS, dan agen minyak tanah diwajibkan membuat laboran tertulis kepada Bupati Kotawaringin Barat terhadap realisasi Pendistribusian BBM bersubsidi melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat.

(3) Pangkalan diwajibkan menyampaikan laboran penjualan minyak tanah dengan memuat nama agen pemasok, jumlah pasokan, wilayah operasi (Kelurahan/ Desa, RW dan RT), kelompok sasaran (jumlah Rumah Tangga atau KK) kepada Bupati Kotawaringin Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat dengan tembusan kepada Bagian Bina Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat serta Lurah/ Kepala Desa.

BAB VII SANKSI Pasal 7

(1) PT. Pertamina (Persero) wajib memberikan sanksi kepada SPBU, SPDN, SPBB, AMPS dan Agen Minyak Tanah yang menyalahi ketentuan yang terdapat dalam kontrak.

(2) Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat akan memberikan sanksi administrasi kepada SPBU, SPDN, SPBB, AMPS dan Agen Minyak Tanah yang menyalahi ketentuan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

(5)

(3) Penyelewengan dalam pengadaan, pendistribusian dan Stok BBM akan diproses oleh pihak yang berwajib sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 8

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 31 Januari 2008

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd

H. UJANG ISKANDAR, ST, MSI.

Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 31 Januari 2008.

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT,

ttd

Drs. KUSNAN ARIADY N. NIP. 010 072 420

Referensi

Dokumen terkait

Stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum terjadi jika manajer memutuskan untuk menahan sumberdaya yang tidak terpakai daripada melakukan adjustment cost ketika

Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak, pada tahun 2015 terdapat 192 kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan

Pengkayaan stok teripang pasir telah dilakukan di Kepulauan Seribu melalui 2 tahapan, yaitu pembesaran benih (intermediate culture) yang dilakukan di perairan Pulau Kongsi dan

(1) Lembaga Diklat Kepelautan yang menyelenggarakan Diklat Keahlian Pelaut dan Diklat Keterampilan Khusus wajib memiliki perpustakaan yang dikelola oleh staf yang profesional,

Penyelenggaraan Liga Pendidikan Indonesia Tk... Fasilitasi

Penggantian nama tidak diwajibkan, akan tetapi selama tahun-tahun pertama dari masa Orde Baru, sebagian besar dari orang Indonesia keturunan Tionghoa mengganti nama mereka, karena

Hasil analisis data juga telah menjelaskan bahwa bangunan Gedung Sekretariat ASEAN lama dan baru, telah memenuhi seluruh prinsip Arsitektur Ikonik sehingga pada

FOURTH NATIONAL PROGRAM FOR COMMUNITY EMPOWERMENT IN RURAL AREA (PNPM IV) (P122810).. Operation Name: FOURTH NATIONAL PROGRAM