PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiacal, Linn) UNTUK PEDAGANG MAKANAN
DI GELAP NYAWANG
BIDANG KEGIATAN
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
Ibnu Ubaidillah (Kimia/10506043/2006) : Ketua Risky Triadini (Kimia/10506059/2006) : Anggota Erlina (Kimia/10506089/2006) : Anggota Nida Mariam (Kimia/10507007/2007) : Anggota Melina Andari (Kimia/10507051/2007) : Anggota
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN ROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN KULIT PISANG KEPOK
(Musa paradisiacal, Linn) UNTUK
PEDAGANG MAKANAN DI GELAP NYAWANG
2. Bidang Kegiatan : PKM Pengabdian Pada Masyarakat (PKMM)
3. Bidang Ilmu : Kesehatan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ibnu Ubaidillah
b. NIM : 10506043
c. Jurusan : Kimia
d. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Tinggal (sementara) : Jl. Cisitu Lama No 27/160C Bandung / 081324102442
f. Alamat Email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 (empat) orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ciptati, MS, M.Sc
b. NIP : 131404254
c. Alamat dan Nomor Telepon : Kompleks PPR-ITB B-16 PasirMuncang-Dago / 0817220845
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : September 2009 – Januari 2010
Bandung, 19 Oktober 2009
Menyetujui,
Ketua Program Studi Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Indra Noviandri) (Ibnu Ubaidillah)
NIP : 131 933 271 NIM : 105 06 043
Deputi WRM ITB Bidang Pengembangan Dosen Pendamping Kegiatan Non-Kulikuler
(Dr. A. Nanang T. Puspito ) (Dr. Ciptati, MS, M.Sc)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan i
Daftar Isi iii
A. Judul 1
B. Latar Belakang Masalah 1
C. Perumusan Masalah 2
D. Tujuan 2
E. Luaran yang Diharapkan 2
F. Kegunaan 3
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 3
H. Metode Pelaksanaan 5
I. Jadwal Kegiatan 9
J. Rancangan Biaya 10
K. Lampiran
Lampiran 1 : Kulit Pisang sebagai Adsorben 11
Lampiran 2 : Foto Daerah Sasaran dan Kantor Kepala RW 14
Lampiran 3 : Biodata Ketua dan Anggota Kelompok 16
Lampiran 4 : Biodata Dosen Pembimbing 21
A. Judul
PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiacal, Linn) UNTUK PEDAGANG MAKANAN DI GELAP
NYAWANG
B. Latar Belakang Masalah
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan yang menjadi prioritas masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan minyak goreng banyak digunakan sebagai media transfer panas pada berbagai pemrosesan yang digunakan oleh berbagai kalangan, baik rumah tangga, maupun pedagang dan industri makanan. Akibatnya penggunaan minyak goreng tersebut akan menghasilkan limbah yang disebut minyak jelantah.
Minyak jelantah yang dihasilkan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka diperlukan pemurnian pada minyak jelantah. Salah satu pemurnian yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kulit pisang kepok yang merupakan media adsorpsi yang baik dalam meningkatkan kualitas minyak jelantah.
Pemurnian tersebut perlu dilakukan, mengingat kebutuhan minyak goreng yang sangat vital. Terkadang untuk mengurangi biaya konsumsinya, sebagian besar pemakai minyak goring menggunakannya berulang-ulang. Padahal hal tersebut berdampak negatif bagi kesehatan. Minyak goreng yang dipakai berulang-ulang menyebabkan kerusakan fisik dan kimia, sehingga menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan.
C. Perumusan Masalah
Bagaimana menyikapi permasalahan masyarakat khususnya pedagang makanan mengenai pemakaian kembali minyak yang telah digunakan dan bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang proses pemurnian minyak yang telah digunakan tersebut dengan menggunakan kulit pisang kepok (Musa Paradisiaca, Linn) untuk hidup yang lebih sehat dan ekonomis.
D. Tujuan
1. Melakukan pemurnian miyak jelantah dengan kulit pisang kepok (Musa Paradisiacal, Linn) untuk meningkatkan kualitas minyak yang
sebelumnya telah digunakan.
2. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, khusnya pedagang makanan, tentang penggunaan minyak yang telah digunakan sebelumnya. 3. Melakukan transfer ilmu pengetahuan meliputi hal-hal yang terkait dengan pemurnian minyak jelantah dan manajemen organisasi masyarakat.
4. Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat secara umum, khususnya yang menggunakan minyak hasil pemurnian dengan kulit pisang kapok untuk dijual kembali maupun melakukan penghematan cerdas dalam hal konsumsi.
5. Menciptakan contoh pusat penyedia makanan yang produktif dan sehat, khususnya dalam penggunaan minyak goreng.
E. Luaran yang Diharapkan
1. Minyak jelantah hasil berbagai produk pedagang makanan, khususnya gorengan, dapat dilakukan pemurnian sehingga menaikkan kualitas minyak tersebut, baik secara fisik maupun kimia.
3. Masyarakat yang menjadi sasaran program memiliki organisasi yang mampu mengelola miyak jelantah dengan kulit pisang kepok secara mandiri.
4. Terciptanya masyarakat yang memiliki lapangan kerja baru dan melakukan upaya penghematan minyak goreng untuk meningkatkan taraf ekonomi.
5. Terciptanya contoh pusat penyedia makanan yang sehat dan produktif baik dari segi kesehatan maupun organisasi atau kepengurusan, dalam hal ini berkenaan dengan penggunaan minyak goreng.
F. Kegunaan
1. Masyarakat yang menjadi sasaran program dapat memanfaatkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai pemurnian minyak jelantah dengan cara sederhana dan pengelolaan organisasi kemasyarakatan.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam hal ini dampak dari kerusakan fisik dan kimia minyak goreng dengan mengurangi penggunaan minyak jelantah dalam kehidupan sehari-hari, maupun produksi usaha makanan kecil menengah.
4. Memberdayakan kegiatan perekonomian masyarakat, khususnya usaha makanan kecil menengah, dengan membuka peluang usaha minyak daur ulang, maupun upaya penghematan.
5. Meningkatkan kualitas pusat penyedia makanan khususnya dalam peningkatan kesehatan dan kebersihan, yang dapat dijadikan referensi untuk kegiatan usaha makanan lainnya.
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
makanan dan minuman yang bervariasi merupakan beberapa kelebihan daerah tersebut. Namun kelebihan tersebut tidak ditunjang dari segi kesehatan dan kebersihannya, mengingat penggunaan bahan-bahan dan pengelolaan lingkungan yang minim. Daerah tersebut mayoritas dihuni oleh pedagang makanan dan minuman. Masyarakatnya secara umum mampu memenuhi kebutuhan dari hasil berdagang namun keadaan ekonominya masih belum maksimal. Hal ini ditandai dengan minimnya perputaran uang dan kebutuhan pokok yang belum terpenuhi secara maksimal.
Deskripsi Umum
Gelap Nyawang adalah jalan yang terletak di sebelah selatan masjid Salman, berbatasan dengan jalan Tamansari di sebelah barat, berbatasan dengan klinik Medika Ganesha di sebelah timur, dan berbatasan dengan PDAM di sebelah selatan. Gelap Nyawang merupakan tempat relokasi para pedagang yang dulunya berjualan di dalam kampus ITB. Mayoritas pedagang berjualan makanan dan minuman. Sebagian besar dari mereka belum dapat meminimalisisasi limbah khususnya minyak hasil menggoreng. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap proses pemurnian minyak jelantah. Masyarakatnya mayoritas memeluk agama Islam dan tingkat pendidikannya rata-rata adalah lulusan SD. Jumlah RT di RW empat yang merupakan daerah sasaran adalah 6 buah.
Analisis Kondisi Pedagang
Pemetaan kondisi masyarakat Gelap Nyawang
Dari analisis sebelumnya, akan ditemukan hubungan saling terkait antara elemen yang satu dengan lainnya. Salah satunya adalah kesejahteraan. Kesejahteraan dipengaruhi aspek kapital dan koperasi yang dalam hal ini akan mempengaruhi tingkat pendidikan dan pembangunan fisik. Kemudian diperlukan pula faktor eksternal sebagai pemercepat aspek kreatif dan mandiri.
H. Metode Pelaksanaan
Merujuk pada bagian tujuan diatas, secara umum ada tiga sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan, yaitu memberikan penyuluhan kesehatan kepada warga mengenai bahaya minyak jelantah dan dampak negatif terhadap kesehatan, pelatihan proses pemurnian minyak jelantah dengan kulit pisang kepok, dan manajemen organisasi kemasyarakatan wilayah setempat (pemberdayaan dan pengembangan masyarakat). Dengan ketiga sasaran tersebut, masyarakat diharapkan mengalami kemajuan dalam bidang kesehatan, ekonomi dan sosial.
a. Tahap penyuluhan kesehatan
Pada tahap ini, akan diadakan penyuluhan kesehatan kepada warga mengenai bahaya minyak jelantah. Selain itu, akan dipaparkan pula dampak negatif minyak jelantah tersebut terhadap kesehatan. Masyarakat diharapkan mengubah kebiasaan mengonsumsi minyak jelantah tanpa pemurnian, dan dapat mensosialisasikannya kepada orang disekitarnya.
b. Tahap Pelatihan Pemurnian Minyak Jelantah
pemurnian yang benar. Kegitan ini akan diadakan di sekitar areal penjualan di Gelap Nyawang, hal itu dikarenakan agar pelatihan tersebut dapat langsung disaksikan oleh semua warga Gelap Nyawang, khusunya para pedagang yang menggunakan bahan dasar minyak goreng.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain, a. Alat yang digunakan adalah infokus, dan layar
b. Bahan yang digunakan adalah minyak jelantah dan kulit pisang kepok. c. Handout mengenai pemurnian minyak jelantah, yang terdiri dari judul,
tujuan, alat dan bahan, cara kerja, penjelasan mengenai proses pemurnian, aplikasi hasil pemurnian, kendala pemurnian, kelebihan hasil pemurnian, dan hal-hal yang perlu diperhatikan.
d. Pelaksanaan Pemurnian Minyak Jelantah Cara perlakuan sampel (minyak jelantah) - Penghilangan bumbu (despicing)
Despicing merupakan proses pengendapan dan pemisahan kotoran akibat bumbu dan kotoran dari bahan pangan yang bertujuan menghilangkan partikel halus bersuspensi atau membentuk koloid seperti protein, karbohidrat, garam, gula, dan bumbu rempah-rempah yang digunakan menggoreng bahan pangan tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Proses despicing ini dilakukan dalam tempat logam atau kaca tahan panas
yang berdiameter kecil tetapi tinggi agar proses steaming dapat berlangsung secara maksimal. Dengan pemansan pada proses despicing ini, bumbu dan semua kotoran yang ada dalam minyak bekas akan mengendap dan minyak lebih mudah dipisahkan dari pengotor-pengotornya.
- Pemurnian dengan Perendaman
peremdaman disiapkan terlebih dahulu wadah penampung besar yang telah dimasukkan kedalamnya kulit pisang yang telah dihaluskan. Untuk hasil maksimal, kulit pisang yang dapat digunakan adalah yang masih basah. Perendaman dilakuakan selama 1,5 jam.
Dalam tahap pelaksanaan pemurnian minyak jelantah ini, diperlukan pula pengawasan pasca pelaksanaan program. Pengawasan ini dilakukan dengan sistem koordinasi antar perwakilan warga dan pelaksana. Pemantauan akan dilakukan selama 2-3 bulan. Hal-hal yang akan dipantau adalah kegiatan pemurnian yang dilakukan para pedagang Gelap Nyawang, kondisi ekonomi para pedagang yang dilihat dari jumlah penghematan dan keuntungan setiap harinya, kondisi kesehatan produk makanan, dan kegiatan rutin yang dilaksanakan.
c. Tahap Manajemen organisasi kemasyarakat (Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat)
Pemurnian minyak jelantah dengan kulit pisang kepok diharapkan menjadi pemicu bagi pengembangan masyarakat dibidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Hasil pemurnian minyak tersebut dapat dijual kembali atau dimanfaatkan untuk berdagang ataupun keperluan sehari-hari.
Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan terkait pengembangan masyarakat sekitar, khususnya pedagang makanan. Semua hal tersebut merupakan kegiatan transfer ilmu pengetahuan dalam bentuk diskusi/musyawarah antara masyarakat, yang dalam hal ini pedagang, dan pelaksana, dari pihak pelaksana.
Hal-hal yang akan dilakukan antara lain, a. Musyawarah Masyarakat dan Mahasiswa
mengenai dampak negatif minyak jelantah terhadap kesehatan dan upaya penghematan secara cerdas. Inti dialog yang dilakukan adalah penyadaran kepada warga akan pentingnya kesehatan dan upaya cerdas dalam penghematan konsumsi minyak goreng. Penyadaran tersebut dilakukan untuk keperluan sosial-ekonomi lainnya. Penyadaran tersebut dilakukan untuk memunculkan rasa nyaman dengan perubahan yang ada. Diskusi lainnya dilakukan mengenai teknis pelaksanaan. Semua hal tersebut dilakukan dengan dimusyawarahkan. Hal tersebut dilakukan untuk membiasakan iklim berdiskusi.
b. Pembentukan Panitia Pengelola Pemurnian Minyak Jelantah
Pembentukan kepanitian dilakukan untuk menjaga kesinambungan program ini, mengingat bimbingan dan kontrol tidak dapat dilakukan oleh pelaksana seterusnya. Oleh karena itu, perlu disusun kepanitiaan mengenai program tersebut melalui musyawarah diantara warga, sehingga keputusan yang diambil dapat ditaati bersama.
Struktur panitia tersebut minimal terdiri dari seorang ketua, bendahara, dan sekretaris, beberapa orang tim teknis, dan penghubung masyarakat.
c. Pelatihan Manajemen Organisasi
I. Jadwal Kegiatan
Tabel 1 : Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Koordinator
2009 2010
Bulan
1 2 3 4 5 1 Penentuan Daerah Sasaran Ubai
2 Survey Lokasi Dini
3 Analisi Keadaan Sosial dan Ekonomi Nida 4 Pendekatan Terhadap Masyarakat Ubai 5 Pembentukan Kepanitiaan Warga Ubai 6 Persiapan Alat dan Bahan Erlina 7 Pelatihan Pemurnian Minyak Jelantah Dini 8 Pelatihan Manajemen Organisasi Melina 9 Pelatihan Aplikasi Pemurnian Minyak
Jelantak Nida
10 Pengecekan Teknis Melina
J. Rancangan Biaya
Tabel 2 : Rancangan Biaya
Hal Banyaknya
2 Laporan Perkmbangan Berkala 4 15.000 60.000
21 Logistik Acara 1 500.000 500.000
22 Publikasi Acara 25 10.000 250.000
23 Kaos 70 35.000 2.450.000
24 Lain-Lain 1 200.000 200.000
K. Lampiran Lampiran 1
Kulit Pisang sebagai Adsorben
Adsorpsi adalah peristiwa fisik padat permukaan suatu bahan, yang tergantung dari afinitas antara adsorben dan zat diabsorpsi. Permukaan adsorben akan menyerap warna, suspense koloid (gum dan resin), serta hasil degradasi minyak seperti peroksida. Daya adsorpsi disebabkan karena bahan memiliki pori-pori dalam jumlah besar, dan adsorpsi akan terjadi karena adanya perbedaan potensial antara permukaan dan zat yang di serap.
Berdasarkan adanay perbedaan energy potensial, maka jenis adsorpsi terdiri dari adsorpsi listrik, adsorpsi mekanis, adsorpsi kimia, dan adsorpsi termis.Sifat adsorpsi tersebut masing-masing disebabkan karena perbedaan muatan listrik, perbedaan tegangan permukaan, perbedaan potensial sifat kimia dan perbedaan potensial karena panas.Kulit pisang kapok merupakan bahan padat yang berpori-pori yang umumnya diperoleh dari pisang kepo. Pisang adalah tanman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara, yang kemudian menyebar ke Afrika, Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat pisang tersebut disebut dengan Cau.
Klasifikasi botani tanaman pisang
Divisi : Spermatophta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledone Famili : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa Spp
Lampiran 2:
Peta Daerah Sasaran Kegiatan
Gambar 1 : Peta Daerah Sasaran
Foto Lokasi Penjual Makanan dan Minuman di Gelap Nyawang
Gambar 3 : Foto Lokasi Sebagian Penjual Pedagang di Gelap Nyawang
Foto Kantor Kepala RW 04 Gelap Nyawang
Lampiran 3 :
Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
BIODATA KETUA KELOMPOK
Nama : Ibnu Ubaidillah Nomor Induk Mahasiswa : 10506043 Fakultas/Program Studi : FMIPA/Kimia
Perguruan Ti nggi : Institut Teknologi Bandung
Angkatan : 2006
Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 12 Oktober 1988 Nomor Handphone : 081324102442
Nomor Telepon : 02313386140
Email : [email protected]
Alamat Libur : Jl. Pandaris II Rt/Rw 03/02 DS. Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaen Cirebon Alamat Tinggal : Jl. Cisitu Lama No 27/160C Bandung
PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris di LBPP LIA (2001-2006)
2. Kursus Komputer di LPK Pembina Komputer (2000-2001)
PENGALAMAN ORGANISASI 1. PASKIBRA
a. Sebagai Pemimpin Barisan (2001-2002) b. Pemimpin Upacara Bandera (2002-2003) c. Sebagai Anggota (2003-2004)
2. DKM
a. Sebagai Ketua (2002-2003) 3. OSIS
a. Kadiv Agama dan Etika Islam (2002-2003) 4. KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
a. Sebagai Anggota (2004-2006) 5. AMISCA ITB
a. Sebagai Staff Keprofesian (2007-2008)
b. Sebagai Kadiv Acara Wisuda Oktober Kimia (2007)
c. Sebagai Kadiv Danus Kunjungan Industri Kimia (2008-2009) d. Sebagai Anggota Keamanan Kaderisasi Himpunan (MID AMISCA) (2008-2009)
e. Sebagai Anggota Bakti Sosial Kimia (2008-2009) f. Sebagai Kadiv Logistik Wisudaan Juli (2008) g. Sebagai steering comite Vipro (2008)
6. Kamamuki ITB
a. Sebagai Kadiv Litbang (2008-2009)
b. Sebagai Ketua Pelaksana PMBR (Penyambutan Mahasiswa Baru dan Bulan Ramadhan) (2008-2009)
7. IKASMANDA ITB
b. Sebagai Ketua Pelaksana Road to School (IKASMANDA ITB) (2007-2008)
8. Ikatatan Mahasiswa Kimia (IKAHIMKI) a. Sebagai Anggota (2008-Sekarang)
SEMINAR DAN PELATIHAN
1. Seminar Energi Nasional diselenggarakan oleh HATI ITB (2008) 2. Pelatihan Pribadi Efektif diselenggarakan oleh ITB (2007)
PRESTASI
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK
Nama : Risky Triadini NIM : 10506059
TTL : Balikpapan, 21 April 1987 No. Kontak : 081563390612
Jenis kelamin : Perempuan Golongan darah : A
Status : Belum menikah
Email : [email protected]
Alamat rumah : jl. Sadang Luhur no.9 blokXIII
Nama Sekolah Alamat Tahun
TK Istiqamah Balikpapan 1991-1993 SD Patra Dharma 3 Balikpapan 1993-1999 SLTP Patra Dharma 2 Balikpapan 1999-2002
SMAN 1 Balikpapan 2002-2003
SMUN 3 Bandung 2003-2005
ITB Bandung 2006-……
Nama Instansi Bidang Alamat Tahun
BIEC B. Inggris Balikpapan 1999-2001
EF B. Inggris Bandung 2003
Nama Organisasi Posisi Institusi Tahun
FKPM Sekum SMAN 1 Balikpapan 2002
KIR Anggota SMAN 1 Balikpapan 2002
DKM AL-Furqon Staf Div.Rohis SMAN 3 Bandung 2003-2004
Kharisma ITB Anggota SAlman ITB 2004
Majelis Ta’lim Salman Anggota Salman ITB 2006
Gamais HIK ITB 2006
AMISCA Staf eksternal ITB 2008
Kamamuki Kadiv.Kemuslimahan ITB 2008-2010
AMISCA Staf internal ITB 2009-2010
Pengalaman Kepanitiaan
Kepanitiaan Posisi Institusi Tahun
Bingkai Dunia Div.Dana Usaha SMUN 3 Bandung 2004 Annisa Day Div. Logistik GAMAIS ITB 2007 PMB MIPA Div. Dekorasi LDF MIPA ITB 2007 Wisuda Oktober’07 Div.konsumsi AMISCA ITB 2007
Wisuda Juli’08 Div. AMISCA ITB 2008
Lampiran 4 :
Biodata Dosen Pembimbing
Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ciptati, MS, MSc Alamat Institusi : Prodi Kimia FMIPA ITB
Jalan Ganesha 10 Bandung
Alamat Tinggal : Kompleks PPR-ITB B-16 PasirMuncang-Dago
Pendidikan Formal
2005 Ph.D School of Chemistry, Monash University Mealbourne, Australia
1994 M.Sc. Monash University 1987 M.S Kimia-FMIPA ITB 1982 Sarjana Kimia FMIPA-ITB
Riwayat Pekerjaan
1982 Staf Dosen FMIPA
Riwayat Penelitian
2008. “Pengaruh Perendaman Kulit Pisang Kepok Terhadap Kwalitas Minyak Bekas Menggoreng Ayam”