• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN PELAYANAN SISWA DALAM SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGATURAN PELAYANAN SISWA DALAM SEKOLAH"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGATURAN PELAYANAN SISWA DALAM SEKOLAH (Bimbingan Konseling, UKS, dan Kantin)

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Manajemen Kesiswaan

Dosen Pengampu : Ust. Priyanto, S.Pd.I

Oleh : Arini Hidayati Nita Ridwansyah Yunis Khusnul Khotimah

Semester IV

Jurusan Tarbiyah

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim

Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya

(2)

Kata Pengantar

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT karena berkat karunia dan rahmat-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Pengaturan Pelayanan Siswa dalam Sekolah terkait Bimbingan Konseling UKS, dan Kantin”.

Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah dan diibadahi melainkan Allah SWT. Dialah Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kami juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sholawat serta semoga senantiasa tercurah kepada beliau, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, para tabi’in serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Di dalam sebuah lembaga sekolah tentunya terdapat aturan manajemen terkait peserta didik. Dalam ruang lingkup manajemen kesiswaan ini, ada beberapa layanan yang disediakan pihak sekolah guna menunjang proses tercapainya tujuan pendidikan sekolah tersebut. Layanan tersebut diantaranya bimbingan konseling, unit kesehatan sekolah (UKS), dan juga kantin. Untuk itu, Insya Allah dalam makalah ini, kami akan mencoba menjelaskan beberapa aturan dan hal-hal penting lainnya terkait tiga layanan kesiswaan tersebut.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kami mohon kritik dan saran konstruktif guna penulisan selanjutnya menjadi lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi semua orang. Terima kasih.

Surabaya, 9 Maret 2014

(3)

Daftar Isi

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan 1

Bab II Pembahasan A. Bimbingan dan Konseling 2

B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) 9

C. Kantin 12

Bab III Penutup 16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan, mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus. Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan siswa, dan kelulusan.

Terkait pembinaan kesiswaan ada beberapa layanan yang disediakan sekolah guna mendukung tujuan proses belajar. Layanan itu terdiri dari kegiatan bimbingan konseling, layanan unit kesehatan sekolah (UKS), dan juga kantin.

Layanan khusus ini adalah usaha-usaha yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan atau ditangani oleh kepala sekolah kepada para siswa agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Ketiga layanan khusus tersebut tentunya memiliki peranan yang sangat penting di dalam sebuah lembaga sekolah. Tanpa adanya ketiga hal tersebut, tentulah akan ada yang terasa kurang terkait fasilitas yang disediakan sekolah.

Maka dari itu, di dalam makalah ini akan dijabarkan secara jelas bagaimana aturan dan konsep ketiga layanan tersebut yang nantinya hendak diadakan dalam sebuah lembaga sekolah.

Semoga lewat makalah ini, kita semua dapat mengetahui dan memahami hakikat dan bagaimana implementasi layanan bimbingan konseling, layanan unit kesehatan sekolah (UKS), serta layanan kantin. Selain itu, kita juga dapat mengetahui manfaat apa saja yang kita peroleh dari masing-masing ketiga layanan tersebut.

(5)

A. Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang saling terkait satu sama lain. Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa konseling merupakan bagian dari kegiatan bimbingan.

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut Rochman Natawidjaja (1978) yang dikutip oleh Prof. Soetjipto, dkk, dalam bukunya “Profesi Keguruan” beliau mengemukakan pengertian bimbingan yakni:1

Proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Sedangkan menurut Bimo Walgito, masih dalam buku “Profesi Keguruan”, bimbingan yakni:2

Bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan: a) suatu proses yang berkesinambungan, b) suatu proses membantu individu, c) bantuanyang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/ potensinya, dan d) kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan degan lingkungannya.

Ciri-ciri umum program bimbingan, diantaranya:3

a. Kegiatan bimbingan haruslah dilakukan secara kontinyu b. Proses bimbingan haruslah menyerap setiap kegiatan sekolah c. Program bimbingan hendaklah definitive (tegas, jelas

batas-batasnya)

1 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2009), hal. 62

2 Ibid

3 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT

(6)

d. Semua fase program bimbingan haruslah dikoordinasi

e. Program itu hendaklah mengarahkan titik perhatiannya pada tujuan-tujuan dan masalah-masalah individu murid-murid

Berbeda dengan bimbingan, istilah konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Penyuluhan disini tidak seperti penyuluhan umumnya, melainkan penyuluhan yang bersifat khusus. Menurut Winkel (1978), “Pelayanan konseling menuntut keahlian khusus, sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini”.4

Menurut James P. Adam, konseling adalah:5

Suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) mebantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waku itu dan pada waktu yang akan datang.

Adapun ciri-ciri dari kegiatan konseling, yaitu: a. Dilaksanakan secara individual

b. Dilakukan dengan tatap muka c. Dibutuhkan orang yang ahli

d. Arah pembicaraan fokus untuk memecahkan masalah klien

e. Biasanya setelah melakukan konseling, klien mampu memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri

2. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Meski berbeda dengan pengajaran, kegiatan bimbingan dan konseling lebih menangani masalah-masalah di luar bidang garapan pengajaran, namun tetap secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Pada dasarnya, bimbingan konseling tidak hanya berlaku bagi anak-anak yang normal dan abnormal, tetapi juga bagi orang-orang dewasa.6

Maka dari itulah, kegiatan ini sangat diperlukan tidak hanya bagi SD, SMP, maupun SMA, tetapi juga penting bagi perguruan-perguruan tinggi masyarkat pada umumnya.

Namun, peranan penting kegiatan BK di sekolah dikarenakan faktor sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah dirumah dan para siswa yang memang usianya relatif masih muda tentulah sangat membutuhkan bimbingan.

4 Ibid, hal. 63 5 Ibid

(7)

Selain itu, kehadiran konselor juga sangat membantu dan meringankan tugas guru dalam menjalankan profesinya, baik itu terkait pengembangan wawasan guru dalam hal psikologi belajar, pengembangan sikap positif dalam kegiatan belajar-mengajar, juga dapat mengatasi masalah-masalah yang ditemui oleh para guru.

3. Struktur Organisasi Bimbingan di Sekolah

Sesuai dengan kondisi yang ada di negara kita sekarang, untuk sekolah-sekolah kita dewasa ini agaknya telah memadai jika ditiap sekolah dpat dibentuk lembaga bimbingan itu dengan jumlah tenaga yang seminimal mungkin.

Dalam organisasi bimbingan, dibagi menjadi lima bagian:7

a. Bagian pencegahan dan pemeliharaan

b. Bagian penasihat akademik dan hubungan sekolah c. Bagian pusat pengetesan

d. Bagian penyuluhan dan percobaan

e. Bagian rehabilitasi dan kuratif

4. Tujuan Bimbingan di Sekolah

Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C yang dikutip dalam buku “Profesi Keguruan”, menyatakan tujuannya, yakni:8

a. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya

b. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik dalam proses belajar-mengajar

c. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang behubungan dengan kesehatan jasmani

d. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi e. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan

dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat

f. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah social-emosional di sekolah

Di negara-negara yang sudah lebih maju, untuk melaksanakan bimbingan di sekolah, disamping guru-guru telah diadakan petugas-petugas khusus, yakni orang yang memiliki keahlian tertentu dalam bidang yang diperlukan dalam melaksanakan bimbingan itu. Mereka disebut guidance counselor.9

7 Ibid, hal. 185

(8)

5. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan.

Untuk mmencapai hal tersebut, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam hal bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.10

6. Prinsip-Prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah11

a. Prinsip-Prinsip Umum

 Pemberian layanan perlu mengkaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah tersebut

 Perlu memahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing

 Bimbingan diarahkan berupa bantuan yang diberikan supaya

individu dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri

 Harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur

b. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu yang dibimbing  Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa

 Harus ada criteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu

 Program bimbingan harus berpusat pada siswa

 Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan

 Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing

 Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat membimbing dirinya sendiri

10 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2009), hal. 67

(9)

c. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan individu yang memberikan bimbingan

 Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya

 Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbagai penataran

 Konselor hendaknya selalu mempergunakan inormasi yang tersedia

mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya

 Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbingnya

 Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan tugasnya

 Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan

d. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan

 Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan

 Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi setiap siswa

 Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan

 Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik  Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individual dan

kelompok

 Sekolah harus bekerjasama dengan lembaga layanan bimbingan dari luar

 Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan bimbingan

7. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling12

a) Asas Kerahasiaan, b) Asas Keterbukaan, c) Asas Kesukarelaan, d) Asas Kekinian, e) Asas Kegiatan, f) Asas Kedinamisan, g) Asas Keterpaduan, h) Asas Kenormatifan, i) Asas Keahlian, j) Asas Alih Tangan, k) Asas Tut Wuri Handayani

(10)

8. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan BK ini hendaknya berorientasi pada perkembangan individu. Adapun orientasi yang dimaksud diantaranya:13

a. Orientasi Individual, karena pada hakikatnya setiap individu mempunyai perbedaan satu sama lain

b. Orientasi Perkembangan, maksudnya dalam setiap tahap usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu

c. Orientasi Masalah, maksudnya layanan ini harus bertolah dari asalah yang dihadapi oleh klien/ siswa

9. Kode Etik Bimbingan dan Konseling14

a. Pembimbing harus memegang teguh prinsipprinsip bimbingan dan kehidupan pribadi orang, maka pembimbing harus:

 Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien  Menunjukkan sikap hormat kepada klien

 Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien

 Pembimbing tidak diperkenankan:

- Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli

- Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawab kan

- Mengambil tindakan-tindakan yang ungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien

- Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien tersebut

 Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuannya  Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang

berat yang memerlukan pengabdian penuh

10. Bimbingan Mengefektifkan Program Sekolah15

13 Ibid, hal 80-82 14 Ibid, hal 83

15 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT

(11)

a. Memperhatikan individu anak-anak

b. Mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat

c. Membimbing individu kea rah jabatan atau pekerjaan yang sesuai

B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat dilakukan melalui institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi "Health Promoting School" artinya "Sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya". Kesemuanya akan tercapai bila sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui UKS.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah.

Selain itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga adalah suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan pihak sekolah untuk memberikan pelayanan kepada siswa yang membutuhkan pelayanan kesehatan pada tingkat pertama (pertolongan pertama)

UKS memiliki pedoman yang biasa disebut Trias UKS, yaitu:  Pendidikan Kesehatan

 Pelayanan Kesehatan

 Pembinaan Sekolah Lingkungan Sehat

1. Bentuk Lambang

Lambang UKS berbentuk segitiga sama sisi, didalamnya terdapat sebuah lingkaran yang menyinggung ketiga sisi segitiga itu. Dalam lingkaran terdapat tulisan UKS yang ditulis secara mendatar danvertikal dengan huruf K terletak di tengah-tengah.

2. Arti Lambang

(12)

melambangkan bahwa pembinaan dan pengembangan UKS adalah usaha yang berkesinambungan yang tidak henti-hentinya kepada semua tingkatan pendidikan mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, sampai SMA/SMK/MA.

3. Sepuluh Kegiatan Pokok UKS

a. Pembinaan dan peningkatan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Pembinaan dan peningkatan disiplin, tata tertib, sopan santun c. Pembinaan dan pengembangan patriotism

d. Menanamkan sikap pribadi dan perilaku hidup sehat

e. Pembinaan dan pengembangan kecerdasan dan keterampilan (PMR) f. Pembinaan dan pengembangan dalam menciptakan lingkungan

hidup sekolah yang sehat

g. Pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat sekolah h. Penanggulangan masalah kenakalan remaja

i. Peningkatan upaya kesehatan

j. Pembinaan dan pengembangan gizi sekolah

4. Kegiatan UKS

Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah, meliputi: a. Pendataan

b. Penyuluhan

c. Pemeriksaan Kesehatan

d. Tindak Lanjut (Evakuasi ke Puskesmas) e. Laporan

Pelaksanaan kegiatan diadakan di sekolah pada awal tahun ajaran baru dan tengah tahunan (pemeriksaan periodik 6 bulanan) disamping itu untuk kegiatan sehari-hari juga mengadakan pelayanan kesehatan.

5. Program Kegiatan UKS a. Pendidikan Kesehatan

 Informasi layanan UKS

 Memerikasa kebersiha badan, pakaian dan alat tulis sekolah  Menyiapkan air minum yang bersih dan dimasak

 Memeriksa kebersihan warung sekolah  Memerikasa kebersihan kelas dan halaman  Menyediakan air cuci tangan dan serbet

 Mengadakan penyuluhan tentang hidup sehat (perbaikan gizi

remaja, narkoba warung sekolah dan masa puber)  Pelatihan Kader Kesehatan Remaja / UKS

(13)

 Penyaringan / Sceening terhadap warga sekolah (siswa, guru dan karyawan)

 Menimbang Tinggi Badan / Berat Badan  Memeriksa grafik anak sehat

 Menginventaris alat UKS  Memeriksa murid yang sehat  Mengobati anak yang sakit

 Mengobati dan menghanjurkan anak yang sakit untuk berobat ke Puskesmas / Rumah Sakit

 Memeriksakan anak yang sakit ke Puskesmas / Rumah Sakit  Mengisi data UKS

 Merekap absen yang sakit

 Pemberantasan dan pencegahan penyakit (kecacingan, diare, demam berdarah, TT)

 Pembagian tablet penambah darah bagi siswa putri yang mengalami menstruasi

c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat  Pembinaan lingkungan sekolah

1. Lingkungan fisik mental 2. Lingkungan mental sosial  Pembinaan lingkungan keluarga

1. Meningkatkan pengetahuan orang tua dalam hal kesehatan 2. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua dalam melaksanakan hidup sehat

 Pembinaan masyarakat sekitar

1. Pembinaan dengan cara pendekatan kemasyarakat oleh Kepala Sekolah / guru pembina UKS

 Penyelenggaraan Ceramah

C. Kantin

Layanan kantin atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau personil sekolah. Good (1959) dalam bukunya

(14)

William H. Roe dalam bukunya School Business Management

menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:

1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik atau sehat;

2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;

3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan;

4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan bersama;

5. Menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat;

6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;

7. Menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang industri;

8. Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya dan kesehatannya.

Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat berfungsi untuk:

1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan yang sehat, bergizi, dan praktis;

2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;

3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;

4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan seseorang;

(15)

6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat;

7. Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan tempat menunggu apabila ada jam kosong.

Dalam menyelenggarakan atau mendirikan kantin sekolah yang baik hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Kantin sekolah hendaknya tidak dipandang sebagai suatu penciptaan keuntungan di sekolah;

2. Program kantin sekolah harus dipandang sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan

3. Harga makanan dan minuman harus dapat dijangkau oleh daya beli siswa

4. Penyajian dan pelayanan makanan harus memadai dan cepat

5. Gedung atau ruang kantin harus strategis karena akan sangat mempengaruhi keefektivan operasi dan koordinasi program-program kantin

6. Personil-personil kantin harus bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan menarik, serta menjamin selera pembeli;

7. Memberikan kebijaksanaan keuangan (korting) dapat mendorong berkembangnya program kantin, karena dapat menarik pembeli

8. Program kantin harus menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga, begitu juga gizi.

Terkait dengan bentuk pelayanan kantin sekolah, terdapat 3 (tiga) alternatif bentuk layanan, yaitu:

(16)

2. Wait service system. Sistem pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani oleh petugas kantin sesuai dengan pesanan;

3. Tray service system. Sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas kantin, dan penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau nampan.

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiasaan positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan oleh kepala sekolah untuk memperbaiki lingkungan kantin sekolah:

1. Menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak memasuki dan meninggalkan kantin;

2. Memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;

3. Menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;

4. Membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;

5. Menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;

6. Mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;

7. Menyajikan musik selama jam makan siang;

8. Mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan ruangan makan

(17)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan kemampuan siswa secara optimal untuk berkreasi, mandiri,bertanggung jawab dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab yang besar dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, pemahaman potensi pribadi sangat penting untuk perkembangan siswa sebagai manusia yang utuh.

(18)

Menurut jenis permasalahannya, guru atau konselor dapat member bantuan dalam bentuk: bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi. Semua bimbingan ini didasarkan atas prinsip, asas, orientasi, dan etika profesional.

Selain itu, layanan sekolah yang juga turut menunjang dalam mencapai tujuan pendidikan serta kenyamanan bagi para peserta didik khususnya yakni pelayanan UKS dan Kantin.

Unit Kegiatan Sekolah (UKS) pada intinya merupakan wahana belajar mengajar dalam meningkatkan kemampuan hidup sehat melalui pembentukan perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang ada di sekolah. Dari sinilah akan dibentuk berbagai program kegiatan UKS yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan layanan kantin sendiri, memang menjadi daya tarik tersendiri di sekolah. Tidak hanya sekedar memberikan pelayanan terkait penyediaan makanan/ minuman yang bergizi, tetapi juga turut memberikan edukasi kepada masyarakat sekolah tentang hal tersebut melalui berbagai tata tertib dan aturan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT. Refika Aditama.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi

Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya

Internet:

http://www.usahakesehatansekolah.com/berita/pembinaan-dan-pengembangan-usaha-kesehatan-sekolah

http://drlukashermawan.blogspot.com/2011/01/program-usaha-kesehatan-sekolah-uks.html

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan dan mengerti perbedaan dari para pegawai permanen dan kontrak yang bekerja sama dalam tim pengembang perangkat lunak dari segi

Dengan demikian siswa/i di Madrasah Tsanawiyah Raudhatun Nasihin desa Aremantai Kecamatan Semendo Darat Ulu Kabupaten Muara Enim banyak yang mengunjungi perpustakaan

Divisi SDM (Sumber Daya Manusia) bertanggung jawab untuk mengelola dan mengatur seluruh proses pada ruang lingkup karyawan, manajer, pegawai dan bagian unit kerja

503 Jawa Barat Bekasi Klinik Mata Utama JEC Cibubur Kec.Jatisampurna, Bekasi Jl. Alternatif Cibubur-Cileungsi RT.001/011 Kel. Bima Utama Raya No. Raya Jejalen Jaya No.

Loan growth has been driven by Housing Loans, particularly Subsidized Mortgages & Construction Loans, as part of BTN s support to the One Million Houses Program. As a result, we

proteus. Dimana dalam rangkaian robot line follower ini terdapat 3 bagian utama, yaitu bagian sensor, komparator dan driver. Untuk bagian sensor dalm software proteus

Agar menyeluruh, evaluasi Training Foreman Development Program perlu menggunakan Model Kirkpatrick. Dalam model tersebut evaluasi dilakukan terhadap empat level, yaitu

Kehilangan tekanan yang paling besar adalah pada pipa P13- P14 hal ini dikarenakan diameter pada pipa P13-P14 lebih kecil dibandingkan pada pipa P2- P3 dan P14-P15, karena semakin