• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Bahasa Indonesia Mengenal Bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Bahasa Indonesia Mengenal Bahasa"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

Makalah “Mengenal Bahasa Indonesia“

Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Doris Rahmat, SH.MH

Disusun oleh :

Kusumaning Rahayu

17210099

Akuntansi 03

Fakultas Ekonomi

Universitas Slamet Riyadi

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memlimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Dan berkat rahmat serta hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Doris Rahmat,SH.MH. selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari ksempurnaan dan masih ada kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan dapat dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Surakarta, 11 Maret 2018

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi kehidupan manusia, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.

Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau mengerti. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan. Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah pentingg, supaya komunikasi berjalan dengan lancar.

Maka dari itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam UUD 1945.

Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang unik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah seperti berikut :

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia ?

2. Peristiwa penting apakah yang berkaitan dengan bahasa Indonesia ? 3. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia ?

(4)

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia 2. Untuk memahami tentang bahasa Indonesia

1.4 Manfaat

1. Pembaca dapat mengetahui tentang sejarah Bahasa Indonesia

2. Pembaca dapat mengetahui berbagai peristiwa penting yang berkaitan tentang bahasa Indonesia

(5)

BAB II PEMBAHASAN

Bahasa Indonesia adalah lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh salah satu negara kepulauan di Asia Tenggara. Bahasa ini diangkat dari Bahasa Melayu, yaitu salah satu rumpun dari bahasa Austronesia.

2.1 Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia

& Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:

 Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380

 Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.

 Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.

 Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.

 Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688. Dan pada saat itu bahasa Melayu telah berfungsi sebagai: a. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia

b. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar Indonesia.

c. Bahasa resmi kerajaan.

d. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.

(6)

f. Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku-Suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

g. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

h. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

& Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dan para pemuda berikrar:

1. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia 2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

3. Menjunjung bahasa persatuan, bahsa Indonesia

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”.

Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia.

(7)

sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36).

& Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.

Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.

(8)

Meskipun demikian , bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia di gunakan oleh semua warga Indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah-daerah di wilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.

Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.

Perjuangan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri cultural, yang ke dalam menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:

(9)

2. Sistem bahasa Melayu yang sederhana, yang mudah dipelajari karena dalam bahasa Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa halus dan bahasa kasar)

3. Suku Indonesia memberikan kerelaan untuk menerima bahasa Melayu untuk menjadi bahasa nasional Indonesia. 4. Kesanggupan bahasa Melayu untuk dipakai bahasa

kebudayaan dalam arti yang luas.

2.2 Peristiwa Penting Perkembangan Bahasa Indonesia

Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya

dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.

Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.

Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di

(10)

Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.

Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.

Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

(11)

Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda,

Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.

(12)

2.3 Kedudukan Bahasa Indonesia

Dilihat dari kedudukan dalam khazanah kehidupan dan berbangsa, bahasa Indonesia memiliki pengertian dan fungsi, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

 Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Lambang kebanggaan nasional

artinya, bahwa bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan Indonesia.

2. Lambang jati diri atau identitas nasional

artinya, bahwa bahasa Indonesia merupakan cerminan kepribadian bangsa Indonesia secara eksistensi.

3. Alat pemersatu masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya dan bahasanya

artinya, bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi diseluruh pelosok Indonesia.

4. Alat perhubungan antar budaya dan antar daerah

artinya, bahwa dengan adanya bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia bangsa Indonesia mendahulukan kepentingan nasional ketimbang keperntingan daerah, suku ataupun golongan.

 Bahasa Negara

Didasarkan pada UUD 1945 BAB XV, pasal 36 yang berbunyi “ Bahasa negara adalah bahasa Indonesia “.Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai bahasa resmi negara

 digunakan untuk berbagai keperluan kenegaraan baik lisan maupun tulisan.

(13)

3. Sebagai bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional baik untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintah.

 bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, melainkan juga digunakan sebagai alat komunikasi penduduk diseluruh pelosok Indonesia.

4. Sebagai bahasa resmi didalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

 bahasa Indonesia dipakai sebagai alat untuk mengembangkan dan membina IPTEK dan kebudayaan nasional sehingga tercipta satu ciri khas yang menandakan satu kesatuan negara Indonesia dan bukannya kedaerahan.

2.4 Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi secara umum dan secara khusus :

Fungsi bahasa secara umum :

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

 mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat dalam hati dan pikiran kita.

2. Sebagai alat komunikasi

(14)

secara non verbal dilakukan menggunakan aneka simbol, isyarat, kode dan bunyi yang diterjemahkan kedalam bahasa manusia. 3. Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial

 pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Hal ini, memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan masyarakat di lingkungan tersebut. 4. Sebagai alat kontrol sosial

 artinya, bahasa dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.

Fungsi bahasa secara khusus :

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari

 Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosial yang lain. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal. 2. Mewujudkan seni (sastra).

 Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.

3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.

(15)

4. Mengeksploitasi IPTEK.

 Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

2.5 Ciri-ciri bahasa Indonesia 1. Bahasa Bersifat Abritrer

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan. Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.

2. Bahasa Bersifat Produktif

(16)

3. Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

4. Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.

5. Bahasa Bersifat Manusiawi

(17)

2.6 Ragam bahasa Indonesia

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

Macam-macam ragam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu berdasarkan media, cara pandang tutur dan topik pembicaraan.

1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media

 Ragam bahasa lisan

Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

(18)

ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

a. Dapat disesuaikan dengan situasi. b. Faktor efisiensi.

c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.

d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.

e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.

f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.

Kelemahan ragam bahasa lisan :

a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.

b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat. c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan. d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

(19)

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis :

1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.

2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu. 3. Harus memperhatikan unsur gramatikal.

4. Berlangsung lambat. 5. Selalu memakai alat bantu.

6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi.

7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Kelebihan ragam bahasa tulis :

a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.

b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.

c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.

d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

(20)

a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.

c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Contoh ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis

N o

Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis

1. Ayah bilang saya harus

segera pulang Ayah mengatakan bahwa sayaharus segera pulang 2. Adik lagi baca buku Adik sedang baca buku

3. Saya tinggal di Solo Saya bertempat tinggal di Solo

2. Berdasarkan cara pandang tutur

 Ragam bahasa berdasarkan daerah (logat/dialek)

Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

 Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur

(21)

bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

contoh:

1. Ajeng mau nulis surat seharusnya Ajeng menulis surat.

2. Saya akan ceritakan tentang Timun Mas seharusnya Saya akan menceritakan tentang Timus Mas.

 Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

3. Berdasarkan topik pembicaraan

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.

 Ragam bahasa ilmiah : Ciri-ciri ragam ilmiah

a. Bahasa Indonesia ragam baku. b. Penggunaan kalimat efektif.

(22)

d. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istlah yang bermakna kias.

e. Menghindari penonjolan pesona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan.

f. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antarlinea.

 Ragam hukum

Contoh : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana

 Ragam bisnis

Contoh : Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.

 Ragam agama

 Ragam psikologi

Contoh : Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif.

 Ragam kedokteran

Contoh : Anak itu menderita penyakit kuorsior.

 Ragam sastra

(23)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia wajib dijunjung tinggi dan dipertahankan karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu rakyat Indonesia yang tertulis di dalam undang-undang 1945 tercantum pasal khusus (BAB XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928. Kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang–undang dasar 1945.

Fungsi bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi antara masyarakat Indonesia. Bahsa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.

(24)

3.2 Saran

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Buku catatan bahasa Indonesia

http://dewirahmawati001.blogspot.co.id/2013/09/ragam-bahasa-indonesia.html

http://dewirahmawati001.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-perkembangan-fungsi-dan_2066.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa melayu menjadi bahasa indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa

Selain itu, beberapa surat yang dikirim kepada sejumlah penguasa Timur Tengah yang menggunakan tulisan Arab de- ngan bahasa Melayu juga menjadi bukti nyata bahwa bangsa Nusantara

Oleh sebab itu, diangkatlah bahasa melayu sebagai bahasa persatuan Republik Indonesia agar dapat mempersatukan bangsa dan juga sebagai aspek penunjang perekonomian

Dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa serta menjadi bahasa pergaulan antar etnis ( lingua franca ).. • Berasal dari

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara

Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa dengan peradaban yang sudah tinggi.. Jadi kesimpulannya, bangsa Melayu asli di Nusantara yang

Proses perkembangan islam di Nusantara diklasifikasikan menjadi tiga fase, yaitu; 1 singgahnya pedagang-pedagang muslim di pelabuhan-pelabuhan Nusantara, 2 tumbuhnya komunitas muslim di