• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRAUMA TUMPUL MEMAR DAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TRAUMA TUMPUL MEMAR DAN INDONESIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TRAUMA TUMPUL: MEMAR

I.

PENDAHULUAN

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ke-tidak-sinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.1

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan berdasarkan atas kekerasan yang bersifat : mekanik (kekerasan oleh benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul, tembakan senjata api), fisika (suhu, listrik dan petir, perubahan tekanan udara, akustik, radiasi) dan kimia (asam atau basa kuat).1

Trauma tumpul adalah jenis trauma yang paling banyak ditemukan ketika melakukan otopsi medikolegal. Banyak kasus memiliki sejumlah luka eksternal dan internal yang menjadi penyebab kematian seseorang maka hal tersebut perlu dijelaskan pada saat melakukan otopsi. Namun trauma tersebut tidak terbatas pada penentuan penyebab kematian, kejadian patologis yang lain pun harus dijelaskan.2

Jika permukaan tubuh terkena trauma benda tumpul, maka penyerapan lokalisasi trauma dari energi mekanik secara permanen mengubah integritas anatomi yang terkena trauma dan menyebabkan terjadinya luka. Perubahan struktural dapat terjadi dengan peregangan (ketegangan), penekanan (kompresi) atau gaya diferensial (gesekan atau geser) kedekatan antara trauma eksternal (yaitu luka pada kulit). Perlukaan internal dan eksternal menjadi bukti adanya trauma secara langsung namun, trauma internal dapat terjadi tanpa adanya tanda-tanda eksternal.2

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka tumpul adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka/ robek (vulnus laseratum).Sebab kematian korban kekerasan karena benda tumpul adalah kerusakan organ-organ vital, perdarahan, syok, infeksi, thrombosis dan embolisme.

1

II.

DEFINISI

(2)

kadangkala memberi petunjuk mengenai bentuk dari benda tumpul penyebabnya, yang dikenal dengan istilah “perdarahan tepi” (marginal hemorrhage), misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, di mana pada tempat terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan, perdarahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan.1

Memar harus dibedakan dengan lebam mayat atau livor mortis di mana pada lebam mayat darah masih berada di dalam sistem vaskular, namun menempati daerah yang bisa ditempati dan bukan pada jaringan. Dengan demikian bila diiris daerah tersebut, tidak ditemukan perdarahan.1

Pada bayi, hematom lebih mudah terjadi karena sifat kulit yang longgar dan masih tipisnya jaringan lemak subkutan, demikian pula pada usia lanjut sehubungan dengan menipisnya jaringan lemak subkutan dan pembuluh darah yang kurang terlindung. Akibat gravitasi, lokasi hematom mungkin terletak jauh dari letak benturan, misalnya kekerasan benda tumpul pada dahi menimbulkan hematom palpebra atau kekerasan benda tumpul pada paha dengan patah tulang paha menimbulkan hematom pada sisi luar tungkai bawah.1

III.

PENYEBAB LUKA MEMAR

Dokter haruslah ingat bahwa memar yang timbul tidak seharusnya mencerminkan derajat gaya yang dikenakan untuk menghasilkan trauma. Misalnya pada orang-orang tua (terutama dengan steroid sistemik) bisa menderita ekimosis senilis di seluruh tubuh mereka, tapi biasanya terjadi di ekstremitas. Ekimosis senilis ini biasanya timbul hanya dengan trauma ringan dan bisa juga secara tiba-tiba disebabkan menipisnya jaringan ikat perivaskular.4

Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:1,5

 Besarnya kekerasan

Secara umum, semakin besar kekuatan, maka semakin berat luka memar.  Kondisi dan jenis jaringan(jaringan ikat longgar, jaringan lemak)

(3)

yang tebal seperti punggung, kulit kepala, telapak tangan dan kaki dan lain lain walau dengan kekerasan yang sederhana mungkin menghasilkan memar yang lebih kecil dimana kepadatan jaringan ikat dan fascia mencegah darah daripada mudah terakumulasi. 5

 Jenis benda penyebab

Biasanya benda-benda tumpul yang keras seperti karet, kayu, besi.1

 Usia

Memar pada anak-anak lebih cepat terjadi daripada orang dewasa karena jaringan kulit yang lebih lembut dan lebih halus. Orang tua pula akan lebih mudah mengalami memar karena telah kehilangan isi otot dan disertai dengan gangguan kardiovaskuler. 5

 Tipe individu

Petinju dan atlet lebih sulit terjadi memar karena tonus otot yang baik, yang dapat mencegah rupture pembuluh darah. Orang sehat dan kuat dengan kehidupan yang aktif dapat bertahan dengan trauma sederhana tanpa terjadinya memar. Individu yang obesitas mudah terjadi memar meskipun dengan kekuatan yang lebih ringan.5

 Jenis kelamin

Wanita cenderung lebih mudah memar daripada laki-laki karena kehalusan kulit dan lebih banyak lemak subkutan.5

 Corak dan warna kulit

Secara alami, memar akan lebih mudah terlihat pada orang kulit putih daripada kulit gelap.5

 Penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik seperti sirosis dan hemofilia)

Dengan adanya penyakit seperti scurvy, defisiensi vitamin K dan protrombin, hemofilia, leukemia, arterosklerosis bisa memperparah memar. Juga terjadi pada kasus dengan manifestasi toksik oleh penggunaan obat-obatan.5

 Penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat-obatan seperti aspirin, anti koagulan dan lain-lain karena obat-obat ini akan mengganggu koagulasi darah.5

(4)

Pecandu alkohol kronis lebih mudah memar dikarenakan pembuluh darah kutan yang sering vasodilatasi.5

 Area vaskularisasi dan kerapuhan pembuluh darah

Penampakan memar di bawah kulit secara nyata bervariasi dengan jumlah darah yang terekstravasasi. Ukuran dan densitas jaringan vaskular berbeda dari area yang satu dengan yang lainnya hal itulah yang menyebabkan memar pada area luas seperti wajah, genitalia, skrotum dan lain-lain memiliki vaskularisasi yang lebih banyak dibandingkan dengan area lainnya.5

 Ketahanan jaringan

Pada area yang kuat seperti dinding abdomen, bokong dan lain-lain, memar jarang terjadi jika dibandingkan dengan daerah yang terdapat tulang di bawahnya, dan daerah yang terdapat paling kurang jaringan subkutan, seperti kepala, dagu dan area yang bertentangan dengan krista iliaka. Dinding abdomen adalah paling kuat dan jarang terjadi memar biar dengan benturan yang kuat sekalipun. Namun dinding depan abdomen yang kuat ini, bila diberikan benturan, akan mengkonduksikan daya ini ke organ-organ dalam yang kurang tahan hingga organ-organ ini bisa ruptur, tanpa memperlihatkan tanda-tanda memar dari luar. Kasus-kasus ini terutamanya terjadi pada kecelakaan kendaraan. 5

IV.

PATOMEKANISME MEMAR

(5)

Pada memar, darah mengalami kebocoran dari vena dan arteriol kecil, tidak dari kapiler, seperti kesalahan dalam berbagai buku. Perdarahan kapiler tidak dapat menyebabkan biar hanya peteki, tapi pada mikroskop bisa mendeteksi perdarahan dari pembuluh darah kecil. Memar kemungkinan berbentuk dari berukuran millimeter ke sentimeter. Perdarahan pada kulit yang lebih kecil disebut “ekimosis” dan apabila hanya terdapat ukuran pin-poin disebut “peteki”. Namun perdarahan yang kecil pada ukuran tersebut jarang diakibatkan oleh trauma, tetapi pada gangguan koagulasi darah.9

Pada trauma ringan kemungkinan hanya menyebabkan perdarahan berupa peteki, tetapi biasanya hanya bersifat fokal yang menutupi area kecil dan tidak dapat dikelirukan dengan perdarahan berupa pin-poin yang lebih difus atau nama lainnya tipe “as Afiksia” yang disebabkan oleh restriksi venous return. Perubahan luka memar dipengaruhi oleh waktu dan posisi, bila darah yang terkumpul berpindah ke dalam bidang jaringan. Memar dikatakan ‘keluar’ atau dengan kata lain, memar tidak kelihatan atau agak ringan sewaktu terkena trauma namun menjadi prominen selepas beberapa jam, satu hari atau dua hari biasanya membentuk penonjolan setelah beberapa jam atau beberapa hari (satu atau dua hari).7

Gambar 1. Mekanisme terjadinya memar 7

(6)

dari densitas jaringan. Sebagai contoh, sangat sulit untuk terjadi memar pada area yang jaringannya tebal, terdiri dari fibrosa seperti telapak tangan atau pada kaki sedangkan jaringan ikat longgar pada kelopak mata, skrotum atau leher sangat mudah terjadi memar.7

Gambar 2. Pengaruh gravitasi terhadap luka memar7

Setelah perdarahan terjadi kontusio menjadi lebih gelap hingga darah berhenti mengalir. Jaringan memar biasanya juga terdapat bengkak. Kemudian, darah terpisah menjadi serum dan bekuan darah dan ketika serum diabsorbsi, bengkak menjadi berkurang. Warna memar berubah dari merah ungu kebiruan menjadi hijau, kuning dan cokelat ketika hemoglobin dipecah. Warna tergantung banyaknya darah yang lolos dan disertai jaraknya dari permukaan kulit. Warna berubah ketika hemoglobin ekstraselular dalam jaringan dipecah oleh makrofag menjadi beberapa pigmen, di mana mekanismenya belum jelas. 2

(7)

Gambar 3. Penyembuhan pada kontusio yang tidak terjadi secara bersamaan8

V.

BENTUK LUKA MEMAR

Perdarahan tepi (marginal hemorrhage) merupakan luka memar yang ditimbulkan oleh penekanan permukaan benda pada kulit yang menyebabkan terjadi perdarahan bawah kulit yang kemudian berpindah ke tempat yang kurang tertekan, yakni perdarahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan benda yang menekan tubuh.1

Terdapat 3 tipe luka memar, yaitu memar subkutan yang muncul pada bawah kulit, memar intermuskular yang muncul di dalam otot dan memar periosteal yang muncul pada permukaan tulang.4

(8)

Gambar 4. Memar yang terjadi akibat pukulan pipa4

Kontusio, seperti abrasi, mengindikasikan bahwa terjadi trauma tumpul pada area tertentu. Ketidakadaan memar, seperti ketidakadaan abrasi, tidak mengindikasikan bahwa tidak terdapat trauma tumpul ke daerah tersebut. Ini terutama terjadi pada dinding abdomen bagian depan, dimana terdapat luka dalam yang masif walaupun tanpa bukti jelas pada kulit luar. Juga perlu diingat bahwa kontusio dapat lebih besar daripada objek yang mengenai.7

Beberapa memar tertentu mengindikasikan penyebab tertentu. Misalnya, memar tram-line atau railway-line terdiri dari dua garis paralel memar dengan daerah pucat berada di antaranya. Ini mengindikasikan penyebab senjata berbentuk cambuk, baik silinder atau kotak. Pembuluh darah berada di bawah zona tengah terkompresi dan menjadi kosong, jadi tidak mengeluarkan darah, di mana pada tepi teregang ketika benda melesak masuk pada kulit, merobek pembuluh darah dan meninggalkan perdarahan dermal ketika objek dilepas. Memar klasik lainnya disebabkan oleh bola keras seperti bola squash yang menyebabkan lingkaran memar kosentris dan kulit normal.7

(9)

Luka memar lain yang memiliki makna medikolegal adalah luka memar oval atau sirkular kecil,biasanya dengan diameter 1-2 cm, karakteristik dari tekanan dari genggaman ujung jari atau karena akibat tinju, dapat dilihat pada anak yang digenggam secara paksa.

Gambar 6. Memar yang terjadi akibat genggaman8

VI.

PERKIRAAN USIA MEMAR

Dari luka pada kulit, kontusio paling sulit ditentukan umurnya. Setelah terjadi degradasi hemoglobin oleh makrofag, memar yang nampak dapat terjadi perubahan warna. Persepsi memar pun ditentukan oleh beberapa faktor. Pemeriksaan luka memar berdasarkan warna hanya dapat ditentukan perkiraan waktu kapan terjadi perlukaan karena banyaknya variabel yang terlibat. Warna yang lebih gelap seperti ungu dan biru berarti darah merefleksikan cahaya dari kedalaman kulit yang berbeda. Hijau dapat merupakan kombinasi biru dan kuning. Secara umum, merah, ungu, atau hitam terjadi segera yaitu dalam waktu 24 jam. Pada 24-72 jam memar dapat berubah menjadi biru. Ungu tua atau cokelat. Warna kuning dapat terlihat pada waktu ini, dan sering dikaitkan dengan luka yang lebih dari 18 jam. Perubahan menjadi hijau terjadi dalam minggu pertama dan bertahan sampai hari ke 10 setelah trauma. Setelah 7- 10 hari, luka berubah menjadi kuning dan menghilang setelah 2 minggu atau lebih.15

Dikarenakan sulitnya menentukan umur luka memar secara tepat, berikut terdapat beberapa sumber mengenai penentuan luka memar berdasarkan usia.

Sumber Warna Umur

Adelson (1974) Biru kemerahan atau ungu Cokelat kebiruan

Kuning-hijau

(10)

Warna normal 1-3 minggu Tabel 1. Perkiraan usia memar menurut perubahan warna.(11,12)

Untuk menentukan usia memar dapat juga dilakukan pemeriksaan histologi. Berikut adalah perubahan histologi yang terjadi berdasarkan usia memar.12

Jangka Waktu Histologi

< 4 jam Belum ada tanda – tanda jelas dari inflamasi. Histologi pada kulit yang jelas antara antemortem dan postmortem belum dapat dilihat

4 – 12 jam 4 jam : beberapa polimorf leukosit secara perivaskular 12 – 48 jam 8 – 12 jam : polimorf,makrofag, dan fibroblast teraktivasi

jelas pada area perifer luka

(11)

hingga makrofag rasio turun hingga 0 : 4 : 1

Setelah 16 jam fibrin ya telahtua berwarna merhan dengan martius biru scarlet, daripada sebelum 16 jam fibrin “yang lebih baru” berwarna kuning

24 jam : jumlah polimorf dan fibrin meningkat hingga maksimal ( jumlahnya tetap hingga 2 – 3 hari)

Epidermis dari potongan tepi luka menunjukkan proses sitoplasmik

24 – 48 jam : epidermis bermigrasidari tepiluka ke arah pusat luka

Pada 32 jam dan setelah, necrosis nampak jelas pada area pusat luka.

48 jam :makrofag mencapai konsentrasi maksimal pada zona perifer.

2- 4 hari 2- 4 hari : fibroblast bermigrasi dari jarigan ikat terdekat ke perifer luka.

3 hari : epitelisasi dari luka kecil dan abrasi total ; setelah itu regenerasi epidermis menjadi sangat bertingkat dan lebih tebal dari epidermis sekitar.

4 -8 hari 4 hari : serat kolagen yang baru telah terlihat.

4 -5 hari : pertumbuhan kapiler yang baru yang lebih dalam; kapiler terus berproliferasi hingga hari ke-8

6 hari : limfosit mencapai konsentrasi maksimal pada tepi luka

8 – 12 hari Penurunan jumlah sel inflamasi,fibroblast, dan kapiler; peningkatn jumlah dan ukuran dari serat kolagen. >12 hari >12 hari : pemulihan pada tahap yang lebih jelas dari

aktivitas seluler pada epidermis dan dermis. Vaskulariasi dari dermis menghilang. Serat kolagen telah kembali. Epitel menunujukkan membrane basal sudah dapt menunjukkan warna.

(12)

Tabel 2. Perubahan histologi pada memar12

VII.

DOKUMENTASI DAN INTERPRETASI MEMAR

Penilaian dan interpretasi dari luka tergantung dari anamnesis baik dan pemeriksaan fisik yang memadai serta pencatatan penemuan secara jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dokumentasi ini dapat dilihat oleh dokter lain, penasehat legal dan pengadilan. Persetujuan untuk pemeriksaan dan pembuatan laporan medis perlu diminta dari korban.Penting untuk dilakukan pencatatan akan waktu kejadian perlukaan terjadi, luka dapat sembuh dan karena itu penampakan luka akan berbeda tergantung kapan kejadian terjadi. Selain itu dapat terdapat beberapa luka dari beberapa kejadian berbeda dan perlu diperjelas waktu spesifik untuk masing-masing kejadian dan jenis senjata apa yang digunakan untuk menghasilkan luka. Penggunaan tangan dominan korban dan pelaku perlu dicatat. Pakaian yang digunakan korban juga perlu diperhatikan dan perlu digali mengenai penyakit dasar, apakah dalam pengobatan obat tertentu dan penggunaan alkohol.12

Hal-hal yang harus didokumentasikan pada memar yaitu:12

1. Bentuk: kontur, pola, dan derajat pembengkakan harus dijelaskan semaksimal mungkin

2. Ukuran: ini akan tergantung pada bentuk memar. Namun, penting untuk memberikan keseluruhan dimensi setidaknya dua pengukuran (panjang dan lebar) dengan orientasi masing-masing. Ukuran bisa dibandingkan dengan ukurannya pada setiap pemeriksaan selanjutnya.

3. Warna: deskripsi warna memar penting untuk menentukan perkiraan umur dari memar

4. Situs: penting untuk menggambarkan lokasi yang tepat pada tubuh. Ini harus termasuk deskripsi lokasi (misalnya, aspek yang lebih rendah dari kiri depan dada) dan jarak dari dua titik acuan (misalnya, dari garis tengah dan bawah bagian atas bahu)

5. Fotografi: penting untuk menggambarkan deskripsi memar dengan kualitas baik fotografi. Sebuah skala pengukuran harus disertakan dalam setiap foto dan untuk menentukan usia memar dengan menilai warna.

(13)

VIII.

LUKA LEBAM ANTEMORTEM DAN POSTMORTEM

Hematom antemortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehinggah dapat dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam mayat darah akan mengakir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehimgga bila dialiri air, penampang sayatan akan bersih, sedangkan pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman.1

Memar Lebam mayat

Penyebab Serangan benda tumpul Pembesaran pembuluh darah

Kutikula/kulit luar/kulit selaput

Rusak Tidak rusak

Lokasi Tidak menentu Bagian tertentu (bagian tubuh yang terendah)

Penampakan Daerah sekitar terbentuk edema

Daerah sekitar tidak terbentuk edema

Tepi/pinggiran Tidak jelas Sangat jelas

Potongan Gumpalan tidak dapat dibersihkan

Menghilang jika dibersihkan

Warna Perubahan warna Kebiruan tidak berubah

Tekanan Lebih terang/jelas (tidak menghilang)

Tidak ada efek (menghilang)

Tabel 3. Perbedaan memar dan lebam12

(14)

hidup. Hal ini dikarenakan tidak adanya tekanan di dalam pembuluh-pembuluh darah kecil dan perdarahan yang terjadi adalah dari darah yang mengalir secara pasif dan jarang secara ekstravasasi aktif.5

Gambar 7. Lebam mayat8

IX.

ASPEK MEDIKOLEGAL

Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut:

 Jenis luka apa yang ditemui

 Jenis kekerasan atau senjata apakah yang menyebabkan luka

 Bagaimana kualifikasi dari luka itu

Untuk memahami yang dimaksud dengan kualifikasi derajat luka sebaiknya mempelajari terlebih dahulu pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang bersangkutan dengan penganiayaan.3

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka kelalaian atau karena disengajakan. Luka yang terjadi ini disebut “Kejahatan Terhadap Tubuh atau Mis drijven Tegen Het Lijf”. Kejahatan terhadap jiwa ini diperinci menjadi dua yaitu kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan sengaja) dan kejahatan culpose (yang dilakukan karena kelalaian atau kejahatan).3

(15)

untuk penganiayaan ringan, pasal 351 (1) KUHP untuk penganiayaan, dan pasal 352 (2) KUHP untuk penganiayaan yang menimbulkan luka berat.3

Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam Bab XX, pasal-pasal 351 s.d. 358. Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian diatur dalam pasal 359, 360 dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut dijumpai kata-kata, “mati, menjadi sakit sementara atau tidak dapat dijalankan pekerjaan sementara”, yang tidak disebabkan secara langsung oleh terdakwa, akan tetapi ‘karena salahnya’ diartikan sebagai kurang hati-hati, lalai, lupa dan amat kurang perhatian.3

Pasal 361 KUHP menambah hukumannya sepertiga lagi jika kejahatan ini dilakukan dalam suatu jabatan atau pekerjaan. Pasal ini dapat dikenakan pada dokter, bidan, apoteker, supir, masinis keretaapi dan lain-lain. Dalam pasal-pasal tersebut tercantum istilah penganiayaan dan merampas dengan sengaja jiwa orang lain, suatu istilah hukum semata-mata dan tidak dikenal dalam istilah medis. 3

Yang dikatakan luka berat pada tubuh pada pasal 90 KUHP, adalah penyakit atau luka yang tidak bias. Diharapkan akan sembuh lagi dengan sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya maut, terus-menerus tidak cukup lagi melakukan satu pekerjaan tidak lagi memakai salah satu pancaindera, kudung (rompong), lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari empat minggu lamanya, menggugurkan atau membunuh anak dari kandungan ibu. 3

Selain tindakan penganiayaan pelaku dapat juga diancam dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkuprumah tangga. Untuk ketentuan pidana diatur dalam pasal 44 sampai dengan pasal 53 Undang-Undang No. 23 tahun 1004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.3

Gambar

Gambar 1. Mekanisme terjadinya memar 7
Gambar 2. Pengaruh gravitasi terhadap luka memar7
Gambar 3. Penyembuhan pada kontusio yang tidak terjadi secara bersamaan8
Gambar 4. Memar yang terjadi akibat pukulan pipa4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati,

Trauma tumpul toraks biasanya disebabkan oleh karena kecelakaan lalu lintas, sedangkan trauma tembus toraks disebabkan oleh karena trauma tajam (tusukan benda tajam),

Jenis luka akibat kekerasan tajam didominasi oleh luka sayat (66,7%) dengan lokasi luka tersering di leher (100%) sedangkan jenis luka akibat kekerasan tumpul

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 66 sampel penelitian dalam variabel kombinasi trauma benda tumpul terdapat kelompok gabungan luka memar-luka lecet yang paling

Bila dilihat dari hasil jenis luka pada penelitian ini ditemukan adanya kekerasan tumpul pada daerah genital dimana dari data terbanyak dijumpai luka robek pada hymen sebanyak

Laserasi serebri adalah kontusio serebral yang berat, dimana mengakibatkan gangguan kontinuitas jaringan otak yang kasat mata, dan dalam hal ini

Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ

Trauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah iris, akar iris dan badan silier sehingga mengakibatkan perdarahan dalam bilik mata