PEDOMAN
PELATIHAN
PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH
Kompetensi Manajerial Kompetensi Supervisi Kompetensi Kewirausahaan
DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERALPENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
!"!# $ % !"!# &
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana telah ditegaskan di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa terdapat lima
dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah/madrasah, yaitu dimensi-dimensi kompetensi
kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial.
Dalam rangka menumbuhkembangkan kompetensi kepala
sekolah tersebut perlu dilakukan penguatan kemampuan
kepala sekolah melalui program pelatihan bagi kepala sekolah.
Sebenarnya, bilamana merujuk kepada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah, terdapat sekian banyak standar
kompetensi kepala sekolah. Namun buku pedoman ini
difokuskan pada pengembangan dimensi-dimensi kompetensi
kepala sekolah terkait dengan bagaimana mengelola,
memimpin, dan mensupervisi guru dalam mengembangkan
pembelajaran berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan
masalah, berpikir kritis, dan nilai-nilai kewirausahaan.
Penyelenggaraan pelatihan dalam rangka penguatan
kemampuan kepala sekolah dapat dilaksanakan oleh
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah ii
Kependidikan (P4TK), Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) dan semua pihak
yang bermaksud akan menyelenggarakannya. Dalam rangka
penjaminan kualitasnya diperlukan adanya pedoman yang
dapat dijadikan acuan bagi setiap lembaga penyelenggara
sehingga proses penyelenggaaraannya memiliki standar yang
sama. Untuk maksud tersebut, pedoman pelatihan dalam
rangka penguatan kemampuan kepala sekolah ini disusun.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami
mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua pihak
dalam menyusun pedoman pelatihan ini.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
A. Pendahuluan ... 1
B. Landasan Hukum ... 3
C. Tujuan ... 4
D. Hasil yang Diharapkan ... 6
E. Sasaran/Peserta ... 7
F. Strategi Pelaksanaan ... 8
G. Struktur Program dan Materi ... 9
H. Bahan Ajar atau Buku Sumber ... 16
I. Narasumber/Fasilitator ... 17
J. Penyelenggara dan Tempat Penyelengaraan 18 K. Metode Pelatihan ... 19
L. Kegiatan belajar ... 20
M. Evaluasi dan Sertifikasi ... 22
N. Pelaporan ... 23
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah iv Lampiran 1 : Silabus Pelatihan Penguatan Kepala
Sekolah
Lampiran 2 : Rambu-rambu Penyelenggaraan pelatihan tahap kedua (On Service Learning) Lampiran 3 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Formatif dan
Sumatif
Lampiran 4 : Sistematika Laporan Penyelenggaraan Pelatihan
Lampiran 5 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pelatihan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 1 A. Pendahuluan
Penguatan kemampuan kepala sekolah melalui
program pelatihan kompetensi kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana
menjadi kebijakan Menteri Pendidikan Nasional
merupakan program yang tidak dapat dihindari. Paling
tidak ada tiga hal yang melatarbekangi perlunya
dikembangkan program penguatan kemampuan kepala
sekolah. Pertama, adanya tuntutan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang mengandung
amanat bahwa Kepala sekolah merupakan pimpinan
tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi
kompetensi, yaitu dimensi-dimensi kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan
sosial, sehingga secara bertahap dan berkesinambungan
kompetensi kepala sekolah harus ditingkatkan. Kedua,
Adanya tuntutan masyarakat yang semakin menginginkan
adanya peningkatan kualitas pembelajaran dalam rangka
menghasilkan lulusan yang mampu bersaing, tidak hanya
di tingkat lokal dan nasional, melainkan juga di tingkat
internasional. Masyarakat menginginkan peningkatan
kualitas pembelajaran tidak hanya dalam rangka
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 2 melainkan juga membuat putera-puterinya memiliki
kecakapan hidup, misalnya kecakapan-kecakapan berpikir
kritis, inovatif, dan kreatif. Ketiga, adanya kebijakan
Menteri Pendidikan Nasional, bahwa ke depan
pengembangan pembelajaran difokuskan pada
pengembangan pembelajaran yang diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, terampil
memecahkan masalah, mampu berpikir kritis, dan
bernaluri kewirausahaan.
Mengingat pentingnya program penguatan
kemampuan kepala sekolah melalui pelatihan, Direktorat
Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK),
Kementerian Pendidikan Nasional bermaksud
mengembangkan pedoman pelaksanaan pelatihan dalam
rangka penguatan kemampuan kepala sekolah, dengan
harapan dapat digunakan oleh semua Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK) dan pihak yang menyelenggarakan
program pelatihan kepala sekolah dalam rangka rangka
penguatan kemampuan kepala sekolah. Sebenarnya,
bilamana merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 3 yang meliputi 33 standar kompetensi kepala sekolah.
Namun, buku pedoman ini difokuskan pada
pengembangkan dimensi-dimensi kompetensi kepala
sekolah terkait dengan bagaimana mengelola, memimpin,
dan mensupervisi guru dalam mengembangkan
pembelajaran berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan
masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian
2. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang
Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 4 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah
C. Tujuan
Tujuan umum pelatihan ini adalah untuk
memperkuat kemampuan kepala sekolah melalui pelatihan
pengembangan kompetensi kepala sekolah sebagaimana
ditegaskan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, terutama difokuskan pada peningkatan
kompetensi-kompetensi kepala sekolah dalam mengelola,
memimpin, dan mensupervisi guru dalam
mengembangkan pembelajaran berbasis kreativitas,
inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
kewirausahaan sehingga menghasilkan lulusan yang
memiliki kreativitas, inovasi, kemampuan memecahkan
masalah dan bernaluri kewirausahaan. Secara lebih rinci,
tujuan khusus program pelatihan pengembangan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 5
1. Untuk menfasilitasi kepala sekolah dalam
meningkatkan kemampuannya merumuskan standar
proses pembelajaran yang dapat
menumbuhkembangkan kreativitas, inovatif,
kemampuan memecahkan masalah dan berfikir kritis,
dan berjiwa wirausaha.pada diri anak didik.
2. Untuk menfasilitasi kepala sekolah dalam merumuskan
unjuk kerja manajemen dan kepemimpinan
pembelajaran dan bagaimana rencana
implementasinya di sekolah.
3. untuk menfasilitasi kepala sekolah dalam
meningkatkan pemahaman dan merumuskan program
kerja supervisi akademik dalam rangka
menumbuhkembangkan keterampilan guru mengelola
proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, pemecahan
masalah, dan menumbuhkan naluri kewirausahaan.
4. Untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah
dalam melakukan reviu internal atas keseluruhan
kinerjannya dalam pengembangan pembelajaran
inovatif, kreatif, pemecahan masalah, dan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 6 D. Hasil yang Diharapkan
Pada akhir pelatihan ini semua peserta diharapkan
memiliki kompetensi kepala sekolah sebagaimana
ditegaskan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, terutama kompetensi-kompetensi
kepala sekolah dalam mengelola, memimpin, dan
mensupervisi guru dalam mengembangkan pembelajaran
berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir
kritis, dan nilai-nilai kewirausahaan. Indikator keberhasilan
pelatihan ini adalah:
1. Peserta memiliki kemampuan merumuskan standar
proses pembelajaran yang dapat
menumbuhkembangkan kreativitas, inovasi,
kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis dan
bernaluri kewirausahaan pada diri anak didik.
2. Peserta berhasil merumuskan unjuk kerja manajemen
dan kepemimpinan pembelajaran dan bagaimana
rencana implementasinnya di sekolah.
3. Peserta memiliki pemahaman tentang supervisi dan
berhasil menyusun program kerja supervisi akademik
dalam rangka menumbuhkembangkan keterampilan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 7 kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri
kewirausahaan.
4. Peserta terampil melakukan supervisi akademik
dengan menggunakan berbagai teknik supervisi
pembelajaran.
5. Peserta terampil melakukan supervisi klinis.
6. Peserta terampil melakukan penelitian tindakan
sekolah atas keseluruhan kinerjanya dalam
pengembangan pembelajaran inovatif, kreatif,
pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri
kewirausahaan.
Melalui hasil pelatihan tersebut di atas diharapkan
kepala sekolah memiliki kompetensi dalam mengelola,
memimpin, dan mensupervisi pembelajaran inovatif,
kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri
kewirausahaan.
E. Sasaran/Peserta
Peserta pelatihan ini diperuntukkan bagi kepala
TK/SD/SLB/SMP/SMA/SMK:
1. Jumlah peserta pelatihan pada setiap satuan
pendidikan ditetapkan secara proporsional sesuai
dengan jumlah TK, SD, SLB, SMP, SMA, dan SMK.
2. Prioritas utama peserta pelatihan ini adalah kepala
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 8 akademik S1 dengan tingkat penguasaan kompetensi
manajerial, kewirausahaan, dan supervisi yang rendah
dan cukup.
Setiap rombongan pelatihan maksimal 60 orang
peserta.
F. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan
pendekatan in service learning-on service learning-in
service learning (in-on-in). Dalam pengertian, setiap
pelatihan dilakukan melalui tiga tahap, sebagai berikut.
1. Pelatihan tahap pertama (in service pertama)
diselenggarakan di tempat pelatihan, dalam durasi
minimal 40 jam @ 45 menit. Materi pelatihan
mencakup
(1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
(2) Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional); (3)Supervisi Akademik; (4) Kewirausahaan dalam
peningkatan kualitas pembelajaran; dan (5) Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS). Pada akhir pelatihan tahap
pertama tersebut, peserta diberi tugas untuk menyusun
rencana tindak lanjut dan diimplementansikan pada
tahap pelatihan tahap kedua (on service learning).
Mengenai silabus pelatihan tahap pertama (in service
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 9
2. Pelatihan tahap kedua (on service learning)
diselenggarakan di sekolah masing-masing peserta
dalam waktu 3 (tiga) bulan. Dalam pelatihan tahap
kedua tersebut, setiap peserta pelatihan ditugaskan
berlatih mengimplementasikan keseluruhan materi
pelatihan tahap pertama, dalam bentuk membuat
rencana tindak lanjut yang disusun pada pada akhir
pelatihan tahap pertama. Rambu-rambu pelaksanaan
pelatihan tahap kedua (on service learning) tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Sedangkan tahap ketiga (in service kedua)
diselenggarakan di tempat pelatihan lagi dalam durasi
minimal 20 jam @ 45 menit. Pelatihan tahap ketiga
tersebut diselenggarakan dalam bentuk dimana setiap
peserta pelatihan mempresentasikan laporan
pelaksanaan atau implementasi rencana tindak lanjut
selama dalam on service learning atau pelatihan tahap
kedua.
G. Struktur Program dan Materi
Dengan mengacu kepada strategi pelatihan
tersebut di atas, struktur program dan materi pelatihan ini
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 10 1. Program pelatihan tahap pertama (in service learning).
Materi program pelatihan tahap pertama tersebut
terdiri dari: (1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
(2) Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional); (3)Supervisi Akademik; (4) Kewirausahaan; (5) Penelitian
Tindakan Sekolah.
2. Program pelatihan tahap kedua (on service learning).
Pada program pelatihan tahap kedua tersebut semua
peserta ditugaskan berlatih menerapkan
kepemimpinan pembelajaran, melakukan supervisi
akademik, dan nilai-nilai kewirausahaan di sekolahnya
masing-masing
3. Program pelatihan tahap ketiga (in service learning).
Program pelatihan tahap kedua tersebut berupa
presentasi dan diskusi laporan pelaksanaan atau
implementasi kepemimpinan pembelajaran, melakukan
supervisi akademik, dan nilai-nilai kewirausahaan di
sekolahnya masing-masing selama dalam on service
learning atau pelatihan tahap kedua.
Struktur program, materi dan alokasi waktu
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 11
Tabel 1. Struktur Program, Materi, dan Alokasi Waktu Pelatihan
!"
# !" $
" !"
% & &
'
( '
'
) *
+ %
# '
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 13
& (
&
1 /$ &
& " * .
$ # "
" #
* "
* %
$ " %
& %
%
&
-Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 14 %
(
" " ! " $ /$ '
) '
2 /
+ '
0 3#
% 2
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 15 '
. (
4
4 ) #
4 + &
%
4
% 0
%
%
" #
% " % /
& %
* /
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 16
1 %
% %
" #
% " % /
& %
* /
%
%
(,
H. Bahan Ajar atau Buku Sumber
Dalam rangka pelatihan kompetensi kepala sekolah
telah dikembangkan lima bahan ajar sebagaimana
terlampir, yaitu terdiri dari:
1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
2. Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional);
3. Supervisi Akademik;
4. Kewirausahaan;
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 17 Bahan ajar tersebut dapat dikembangkan lebih
lanjut oleh penyelenggara pelatihan. Berbagai sumber
belajar yang dapat diakses oleh nara sumber dan peserta
pelatihan, baik melalui sumber-sumber belajar eletronik,
tertulis (buku, jurnal, majalah), orang, tempat kerja, dan
bahkan dari berbagai mass media, baik eletronik maupun
tertulis. Ini penting digarisbawahi agar cakrawala peserta
penguatan menjadi luas dengan dikenalkannya
sumber-sumber belajar yang begitu banyak dan kaya akan
informasi, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan. Tentunya
pengembangan bahan ajar pelatihan didasarkan pada
deskripsi materi sebagaimana dipaparkan pada Tabel 1
dan silabus pada Lampiran 1.
I. Narasumber/Fasilitator
Nara sumber atau fasilitator pelatihan ini adalah; (1)
fasilitator provinsi yang telah bersertifikat pelatih kepala
sekolah yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian
Pendidikan Nasional; (2) Widyaiswara Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 18 Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) yang memiliki
latar belakang pendidikan yang relevan dengan materi
pelatihan; dan (3) dosen perguruan tinggi yang memiliki
latar belakang pendidikan yang relevan dengan materi
pelatihan.
J. Penyelenggara dan Tempat Penyelengaraan
Penyelenggara dan tempat penyelenggaraan
pelatihan kepala sekolah adalah: Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan danPemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(P4TK).
( 5 % % #
%
% % % % #
) % %
% !
#
) 6
+ * % %
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 19
0 % #
7 $ ! # #
- ! #
,
#
#
$ #
8 % /
9 # #
(: # #
(( #
( %
# #
K. Metode Pelatihan
Pelatihan kepala sekolah dalam rangka penguatan
kemampuan dilaksanakan berdasarkan atas kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap peserta sehingga setelah
mereka mengikuti program pelatihan akan mampu
melakukan sesuatu (the ability to do something). Jadi,
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 20 penguatan harus mengacu pada kompetensi yang harus
dimiliki dan yang diperlukan oleh peserta pelatihan agar
mereka mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Mengingat setelah mengikuti program penguatan para
peserta harus mampu melakukan sesuatu, maka proses
pembelajaran yang paling tepat adalah menggunakan
experiential learning yang jenis-jenisnya banyak, misalnya
curah pendapat, refleksi diri, praktik, magang, bekerja,
diskusi kelompok dan kelas, simulasi, penugasan
individual, bermain peran, dan sebagainya. Lebih lanjut,
pelatihan kompetensi kepala sekolah akan efisien dan
tidak membosankan apabila hasil-hasil belajar dan
pengalaman sebelumnya diakui sebagai dasar penetapan
program pelatihan.
L. Kegiatan belajar
Kegiatan belajar peserta selama pelatihan
berlangsung melalui tahapan kurang lebih sebagai
1. Mengikuti pencerahan konsep yang difasilitasi oleh
nara sumber. Bentuk kegiatannya dapat berupa aktif
menyimak informasi dari nara sumber, tanya jawab,
membaca mandiri, curah pendapat, refleksi diri dan
kegiatan lain yang relevan. Waktu yang disediakan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 21 lama-lama. Tujuannya adalah agar peserta memiliki
pemahaman yang benar tentang manajemen berbasis
sekolah, kewirausahaan, dan supervisi akademik.
2. Melakukan diskusi kelompok, atau simulasi kelompok,
atau pemecahan masalah dalam kelompok. Kegiatan
tersebut merupakan kegiatan utama untuk
meningkatkan kompetensi peserta dalam manajemen,
kewirausahaan, dan supervisi akademik dalam
kaitannya pengembangan pembelajaran kreatif,
inovatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, dan jiwa
kewirausahaan. Waktu untuk kegiatan tersebut
disediakan cukup banyak. Dalam rangka kegiatan
tersebut peserta dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan 5
-10 orang peserta.
a. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang sekretaris kelompok.
b. Prosedur dan tata cara pembahasan
materi/permasalahan ditentukan oleh kelompoknya
masing-masing.
c. Ketua kelompok berkewajiban memberikan
laporan secara tertulis dan lengkap tentang hasil
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 22 d. Apabila dipandang perlu, setiap kelompok dapat
membagi diri dalam sub kelompok dengan catatan
bahwa hasil akhir merupakan tanggung jawab
kelompok yang bersangkutan.
3. Setelah selesai melakukan diskusi kelompok, atau
simulasi, praktik bermain peran, setiap kelompok
menyusun action plan dan melaporkannya dalam
diskusi kelas
M. Evaluasi dan Sertifikasi
Pada akhir pelatihan perlu dilakukan evaluasi
berbasis kompetensi, yaitu suatu proses
penilaian/perbandingan kompetensi yang dicapai oleh
peserta penguatan dengan standar kompetensi yang telah
dibakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh
mana peserta pelatihan mencapai kompetensi yang telah
ditentukan. Selain itu, evaluasi berbasis kompetensi juga
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
permasalahan dan tantangan-tantangan yang dihadapi
sebagai masukan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan program pelatihan. Melalui evaluasi
tersebut diperoleh informasi tentang tingkat ketercapaian
peserta pelatihan dan akan menunjukkan tingkat
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 23 Banyak ragam metode evaluasi yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi penguasaan kompetensi
tetapi esensinya bahwa semua metode evaluasi yang
digunakan haruslah bersifat otentik. Artinya, semua
metode evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi
kompetensi haruslah authentic assessment yaitu metode
evaluasi yang digunakan dapat menjamin kepastian
penguasaan kompetensi, misalnya metode uji unjuk kerja
(performance test) dan portofolio. Evaluasi dapat dilakukan
dalam bentuk evaluasi formatif dan sumatif. Kisi-kisi
penyusunan instrumen evaluasi dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Bagi mereka yang telah mengikuti uji kompetensi
dan dinyatakan lulus, yang bersangkutan berhak
mendapatkan sertifikat. Sertifikat kompetensi dapat
diartikan sebagai surat keterangan yang memberikan
jaminan atas kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah.
N. Pelaporan
Pada akhir pelaksanaan kegiatan pelatihan
penyelenggara pelatihan diwajibkan membuat laporan
tertulis dan menyampaikannya kepada Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 24 pelatihan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang
dilampiri dengan panduan pelatihan, materi pelatihan,
daftar hadir peserta pelatihan, daftar hadir narasumber
atau fasilitaor pelatihan dan hasil evaluasi akhir pelatihan.
Pelaporan disampaikan kepada Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Nasional paling lambat 1 bulan
setelah selesainya pelatihan. Sistematika laporan dapat
dilihat pada Lampiran 4.
O. Anggaran Biaya
Anggaran biaya untuk kegiatan pelatihan dalam
rangka penguatan kemampuan kepala sekolah bersumber
dari DIPA LPMP, P4TK, dan LPTK tahun anggaran 2010.
Anggaran tersebut digunakan untuk biaya: (1)
penyelenggaraan in-service learning tahap 1 (40 jam), in
service learning tahap 2 (20 jam); dan (2) biaya kegiatan
dan pemantauan kegiatan on service learning peserta
pelatihan. Penggunaan anggaran pelatihan kepala sekolah
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 25 LAMPIRAN 1
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 29 LAMPIRAN 2
RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN
PELATIHAN TAHAP KEDUA (ON SERVICE LEARNING) DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH
A. Pengantar
Penyelenggaraan pelatihan tahap kedua (on service
learning) merupakan satu tahapan pelatihan yang sangat
penting dalam rangka penguatan kemampuan kepala
sekolah, sebab pelatihan ini berbasis kompetensi kepala
sekolah sebagaimana ditegaskan di dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Oleh
karena itu penyelenggaraan pelatihan tahap kedua (on
service learning) harus diselenggarakan dengan
sebaik-baiknya.
B. Tujuan
Tujuan pelatihan tahap kedua (on service learning) adalah
menfasilitasi peserta pelatihan (kepala sekolah) untuk
berlatih mengimplementasikan seluruh materi di
sekolahnya masing-masing, sehingga peserta pelatihan
tidak hanya memiliki pemahaman terhadap seluruh materi
pelatihan, melainkan juga memiliki keterampilan dalam
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 30 yang kreatif, inivatif, berfikir kritis, pemecahan masalah,
dan jiwa kewirausahaan.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelatihan tahap kedua (on service learning)
diselenggarakan dalam waktu maksimal 2 (dua) bulan.di
sekolah masing-masing peserta pelatihan.
D. Tahapan Pelaksanaan
Ada tiga tahapan pelaksanaan pelatihan tahap kedua (on
service learning), yaitu:
1. Penyusunan rencana tindak lanjut, rencana tindak
manajemen, kepemimpinan, dan supervisi
pembelajaran kreatif, inovatif, berfikir kritis, pemecahan
masalah, dan jiwa kewirausahaan. Penyusunannnya
dilakukan oleh setiap peserta pada akhir pelatihan
tahap pertama dibawah bimbingan narasumber/
fasilitator.
2. Implementasi rencana tindak lanjut oleh setiap peserta
di sekolahnya masing-masing dalam waktu masikmal 2
(dua) bulan di bawah monitoring narasumber/fasilitator
yang ditunjuk oleh lembaga penyelenggara pelatihan.
3. Penyusunan laporan implementasi tindak lanjut oleh
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 31 E. Monitoring dan Evaluasi
Agar pelaksanaan pelatihan tahap kedua (on service
learning berlangsung dengan sebaik-baiknya perlu adanya
monitoring dan evaluasi oleh penyelenggara pelatihan.
Kegiatan monitoring pada kegiatan on-service difokuskan
pada membimbing kepala sekolah dalam
mengimplementasi rencana tindak lanjut, mengidentifikasi
kendala-kendala pelaksanaan on service learning.
Sedangkan evaluasi akhir dimaksudkan untuk mengetahui
pelaksanaan program penguatan kompetensi pengawas
sekolah secara kumulatif. Instrumen monitoring dan
evaluasi disusun oleh masing-masing penyelenggara
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 32 LAMPIRAN 3
KISI-KISI INSTRUMEN
EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF PESERTA PELATIHAN DALAM RANGKA PENGUATAN
KEPALA SEKOLAH
" #
( 3< =
3 '32 > 5 =
a. % %
b. c.
d. %
%
e. %
* %
f. < # ! % !
* *
% %
! !
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 34
" #
l. %
%
) 5 35
32?2? = a. % *
-0 % ! !
% !
b. % %
$ 8:@
c.
# $ $ %
&
d. *
e. % #
% A
A
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 35 LAMPIRAN 4
SISTEMATIKA LAPORAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH Halaman Judul
Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar isi
Bab I Pendahuluan A. Rasional B. Tujuan C. Sasaran
D. Hasil yang diharapkan
BAB II Pelaksanaan Pelaksanaan Pelatihan
A. Kegiatan Pelatihan Tahap I (In Service Learning I) B. Kegiatan Pelatihan Tahap II (On Service Learning) C. Kegiatan Pelatihan Tahap III (In Service Learning II)
BAB III Hasil Pelatihan
A. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap I (In Service Learning I) B. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap II (On Service Learning) C. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap III (In Service Learning
II)
BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi LAMPIRAN
1. Nama Peserta Pelatihan 2. Jadwal kegiatan Pelatihan 3. Biodata Nara Sumber/Fasilitator
4. Hasil dari Tugas-tugas yang dibuat Peserta Pelatihan
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 36
LAMPIRAN 5
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PELATIHAN
DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH
NO ASPEK Indikator Ketr.
1 Kegiatan Pelatihan
a. Kesesuaian kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan tuntutan kompetensi/ tujuan pelatihan.
Dapat menggunakan Skala Bertingkat Misal:
Sangat Memadai, Cukup Memadai, Tidak Memadai, dll. b. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan
bahan/materi yang diberikan/ disajikan dalam pelatihan.
c. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan strategi/metode yang digunakan dalam pelatihan. d. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan
sistem penilaian yang digunakan untuk melihat ketercapaian hasil pelatihan.
e. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan instrumen/alat penilaian yang digunakan untuk melihat ketercapaian hasil pelatihan.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 37
NO ASPEK Indikator Ketr.
g. Lamanya waktu pelaksanaan (jadwal) pelatihan per program disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam pelatihan.
h. Lamanya waktu pelaksanaan (jadwal) pelatihan per hari disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan lain dalam pelatihan.
2 Kompetensi Fasilitator/ Nara Sumber
a. Kompetensi narasumber/fasilitator dan kesesuaiannya dengan materi yang disajikan.
b. Materi yang diberikan narasumber/fasilitator dan kesesuaiannya dengan mata pelajaran/pelatihan yang ditugaskannya.
c. Strategi/metode yang digunakan
narasumber/fasilitator dalam penyajian materi dan praktek.
d. Strategi narasumber/fasilitator dalam : i. Memotivasi belajar peserta pelatihan.
ii. Menghilangkan kejenuhan dalam belajar. iii.Memberikan kesempatan untuk bertanya
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 38
NO ASPEK Indikator Ketr.
iv. Menyimpulkan materi pelatihan.
e. Media/alat presentasi yang digunakan
narasumber/fasilitator instruktur dalam penyajian materi dan praktek.
f. Sikap narasumber/fasilitator terhadap peserta pelatihan.
g. Perilaku narasumber/fasilitator dalam : i. Penyajian materi dan praktek.
ii. Memotivasi peserta pelatihan.
iii.Memberikan bimbingan kepada peserta pelatihan.
iv.Memberikan penjelasan atas pertanyaan peserta pelatihan.
h. Kehadiran narasumber/fasilitator sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 39
NO ASPEK Indikator Ketr.
j. Kesesuaian apa yang diajarkan fasilitator/ instruktur dengan penilaian (tes) yang digunakannya untuk menilai kemampuan peserta didik.Kompetensi fasilitator/instruktur dan kesesuaiannya dengan materi yang disajikan.
3 Fasilitas Pelatihan
a. Kondisi/kenyamanan kelas/ruang tempat kegiatan pelatihan.
b. Fasilitas pendukung kegiatan pelatihan di kelas (OHP, LCD, dan alat pendukung lainnya)
c. Buku/kumpulan materi pelatihan (Modul/bahan ajar)
d. Kit pelatihan (tas, blocknote, dsb.)
e. Perpustakaan dan kelengkapan sumber rujukan.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 40
NO ASPEK Indikator Ketr.
4 Materi Diklat Kualitas materi pelatihan:
a. Manajemen berbasis sekolah
b. Kepemimpinan pembelajaran
c. Supervisi pembelajaran
d. Kewirausahaan
e. Penelitian tindakan sekolah
5 Akomodasi dan
Konsumsi
a. Kondisi/kenyamanan tempat penginapan yang disediakan.
b. Makanan dan snack yang disediakan untuk peserta pelatihan.
c. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk Olah Raga.
d. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk Kesenian.
e. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk rileks/rekreasi/hiburan.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 41
NO ASPEK Indikator Ketr.
6 Pelayanan Pengelola / Panitia/ Lembaga
a. Sikap/perilaku pelayanan yang diberikan lembaga/panitia kepada peserta pelatihan.
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 42 LAMPIRAN 6
TATA TERTIB PESERTA PELATIHAN DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN
KEPALA SEKOLAH 1. Kewajiban Peserta
a) Pada waktu datang di tempat harus segera mendaftarkan diri
(check in ) kepada petugas pendaftaran (panitia); b) Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan
panitia;
c) Menyerahkan surat tugas dari instansi asal kepada panitia;
d) Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 3 lembar
e) Menyerahkan SPPD yang telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing;
f) Menempati kamar yang telah disediakan oleh panitia; g) Mematuhi segala tata tertib serta ikut memelihara
ketertiban dan keamanan selama kegiatan
berlangsung.
h) Selama mengikuti kegiatan belajar dalam kegiatan pelatihan, peserta diwajibkan :
- Mengikuti semua kegiatan sesuai dengan arahan pelatih/nara sumber
- Hadir di ruang sidang sepuluh menit sebelum acara
kegiatan dimulai;
- Mengisi daftar hadir (pagi, siang, dan malam hari) sebelum kegiatan dimulai;
- Tidak meninggalkan kegiatan belajar, kecuali dalam hal yang mendesak/sangat penting, setelah mendapat ijin/persetujuan dari panitia/pelatih; - Memakai tanda pengenal yang telah dibagikan oleh
panitia.
- Selama mengikuti kegiatan belajar semua
Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 43 2. Hak Peserta Pelatihan
a) Semua peserta berhak memperoleh pelayanan yang sama dari panitia;
b) Mendapatkan pelayanan akomodasi dan konsumsi yang telah disediakan oleh panitia;
c) Memperoleh penggantian biaya perjalanan pulang pergi sesuai dengan peraturan yang berlaku;
d) Memperoleh bahan-bahan yang telah disediakan panitia;
e) Memperoleh pelayanan medis yang disediakan panitia sesuai dengan biaya yang tersedia bagi peserta yang sakit;