• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Manajerial Kompetensi Supervisi Kompetensi Kewirausahaan DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kompetensi Manajerial Kompetensi Supervisi Kompetensi Kewirausahaan DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PELATIHAN

PENGUATAN KEMAMPUAN

KEPALA SEKOLAH

Kompetensi Manajerial Kompetensi Supervisi Kompetensi Kewirausahaan

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

(2)

!"!# $ % !"!# &

(3)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah i

KATA PENGANTAR

Sebagaimana telah ditegaskan di dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa terdapat lima

dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah/madrasah, yaitu dimensi-dimensi kompetensi

kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial.

Dalam rangka menumbuhkembangkan kompetensi kepala

sekolah tersebut perlu dilakukan penguatan kemampuan

kepala sekolah melalui program pelatihan bagi kepala sekolah.

Sebenarnya, bilamana merujuk kepada Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah, terdapat sekian banyak standar

kompetensi kepala sekolah. Namun buku pedoman ini

difokuskan pada pengembangan dimensi-dimensi kompetensi

kepala sekolah terkait dengan bagaimana mengelola,

memimpin, dan mensupervisi guru dalam mengembangkan

pembelajaran berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan

masalah, berpikir kritis, dan nilai-nilai kewirausahaan.

Penyelenggaraan pelatihan dalam rangka penguatan

kemampuan kepala sekolah dapat dilaksanakan oleh

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat

(4)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah ii

Kependidikan (P4TK), Lembaga Pengembangan dan

Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) dan semua pihak

yang bermaksud akan menyelenggarakannya. Dalam rangka

penjaminan kualitasnya diperlukan adanya pedoman yang

dapat dijadikan acuan bagi setiap lembaga penyelenggara

sehingga proses penyelenggaaraannya memiliki standar yang

sama. Untuk maksud tersebut, pedoman pelatihan dalam

rangka penguatan kemampuan kepala sekolah ini disusun.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami

mengucapkan terima kasih atas peran aktif semua pihak

dalam menyusun pedoman pelatihan ini.

Jakarta, Januari 2010

Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(5)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

A. Pendahuluan ... 1

B. Landasan Hukum ... 3

C. Tujuan ... 4

D. Hasil yang Diharapkan ... 6

E. Sasaran/Peserta ... 7

F. Strategi Pelaksanaan ... 8

G. Struktur Program dan Materi ... 9

H. Bahan Ajar atau Buku Sumber ... 16

I. Narasumber/Fasilitator ... 17

J. Penyelenggara dan Tempat Penyelengaraan 18 K. Metode Pelatihan ... 19

L. Kegiatan belajar ... 20

M. Evaluasi dan Sertifikasi ... 22

N. Pelaporan ... 23

(6)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah iv Lampiran 1 : Silabus Pelatihan Penguatan Kepala

Sekolah

Lampiran 2 : Rambu-rambu Penyelenggaraan pelatihan tahap kedua (On Service Learning) Lampiran 3 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Formatif dan

Sumatif

Lampiran 4 : Sistematika Laporan Penyelenggaraan Pelatihan

Lampiran 5 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pelatihan

(7)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 1 A. Pendahuluan

Penguatan kemampuan kepala sekolah melalui

program pelatihan kompetensi kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana

menjadi kebijakan Menteri Pendidikan Nasional

merupakan program yang tidak dapat dihindari. Paling

tidak ada tiga hal yang melatarbekangi perlunya

dikembangkan program penguatan kemampuan kepala

sekolah. Pertama, adanya tuntutan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang mengandung

amanat bahwa Kepala sekolah merupakan pimpinan

tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi

kompetensi, yaitu dimensi-dimensi kompetensi

kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan

sosial, sehingga secara bertahap dan berkesinambungan

kompetensi kepala sekolah harus ditingkatkan. Kedua,

Adanya tuntutan masyarakat yang semakin menginginkan

adanya peningkatan kualitas pembelajaran dalam rangka

menghasilkan lulusan yang mampu bersaing, tidak hanya

di tingkat lokal dan nasional, melainkan juga di tingkat

internasional. Masyarakat menginginkan peningkatan

kualitas pembelajaran tidak hanya dalam rangka

(8)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 2 melainkan juga membuat putera-puterinya memiliki

kecakapan hidup, misalnya kecakapan-kecakapan berpikir

kritis, inovatif, dan kreatif. Ketiga, adanya kebijakan

Menteri Pendidikan Nasional, bahwa ke depan

pengembangan pembelajaran difokuskan pada

pengembangan pembelajaran yang diharapkan mampu

menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, terampil

memecahkan masalah, mampu berpikir kritis, dan

bernaluri kewirausahaan.

Mengingat pentingnya program penguatan

kemampuan kepala sekolah melalui pelatihan, Direktorat

Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK),

Kementerian Pendidikan Nasional bermaksud

mengembangkan pedoman pelaksanaan pelatihan dalam

rangka penguatan kemampuan kepala sekolah, dengan

harapan dapat digunakan oleh semua Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (P4TK) dan pihak yang menyelenggarakan

program pelatihan kepala sekolah dalam rangka rangka

penguatan kemampuan kepala sekolah. Sebenarnya,

bilamana merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

(9)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 3 yang meliputi 33 standar kompetensi kepala sekolah.

Namun, buku pedoman ini difokuskan pada

pengembangkan dimensi-dimensi kompetensi kepala

sekolah terkait dengan bagaimana mengelola, memimpin,

dan mensupervisi guru dalam mengembangkan

pembelajaran berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan

masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian

2. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang

Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi

sebagai Daerah Otonom

5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Sipil

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

(10)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 4 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru

sebagai Kepala Sekolah

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah/Madrasah

C. Tujuan

Tujuan umum pelatihan ini adalah untuk

memperkuat kemampuan kepala sekolah melalui pelatihan

pengembangan kompetensi kepala sekolah sebagaimana

ditegaskan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah, terutama difokuskan pada peningkatan

kompetensi-kompetensi kepala sekolah dalam mengelola,

memimpin, dan mensupervisi guru dalam

mengembangkan pembelajaran berbasis kreativitas,

inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri

kewirausahaan sehingga menghasilkan lulusan yang

memiliki kreativitas, inovasi, kemampuan memecahkan

masalah dan bernaluri kewirausahaan. Secara lebih rinci,

tujuan khusus program pelatihan pengembangan

(11)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 5

1. Untuk menfasilitasi kepala sekolah dalam

meningkatkan kemampuannya merumuskan standar

proses pembelajaran yang dapat

menumbuhkembangkan kreativitas, inovatif,

kemampuan memecahkan masalah dan berfikir kritis,

dan berjiwa wirausaha.pada diri anak didik.

2. Untuk menfasilitasi kepala sekolah dalam merumuskan

unjuk kerja manajemen dan kepemimpinan

pembelajaran dan bagaimana rencana

implementasinya di sekolah.

3. untuk menfasilitasi kepala sekolah dalam

meningkatkan pemahaman dan merumuskan program

kerja supervisi akademik dalam rangka

menumbuhkembangkan keterampilan guru mengelola

proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, pemecahan

masalah, dan menumbuhkan naluri kewirausahaan.

4. Untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah

dalam melakukan reviu internal atas keseluruhan

kinerjannya dalam pengembangan pembelajaran

inovatif, kreatif, pemecahan masalah, dan

(12)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 6 D. Hasil yang Diharapkan

Pada akhir pelatihan ini semua peserta diharapkan

memiliki kompetensi kepala sekolah sebagaimana

ditegaskan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah, terutama kompetensi-kompetensi

kepala sekolah dalam mengelola, memimpin, dan

mensupervisi guru dalam mengembangkan pembelajaran

berbasis kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir

kritis, dan nilai-nilai kewirausahaan. Indikator keberhasilan

pelatihan ini adalah:

1. Peserta memiliki kemampuan merumuskan standar

proses pembelajaran yang dapat

menumbuhkembangkan kreativitas, inovasi,

kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis dan

bernaluri kewirausahaan pada diri anak didik.

2. Peserta berhasil merumuskan unjuk kerja manajemen

dan kepemimpinan pembelajaran dan bagaimana

rencana implementasinnya di sekolah.

3. Peserta memiliki pemahaman tentang supervisi dan

berhasil menyusun program kerja supervisi akademik

dalam rangka menumbuhkembangkan keterampilan

(13)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 7 kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri

kewirausahaan.

4. Peserta terampil melakukan supervisi akademik

dengan menggunakan berbagai teknik supervisi

pembelajaran.

5. Peserta terampil melakukan supervisi klinis.

6. Peserta terampil melakukan penelitian tindakan

sekolah atas keseluruhan kinerjanya dalam

pengembangan pembelajaran inovatif, kreatif,

pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri

kewirausahaan.

Melalui hasil pelatihan tersebut di atas diharapkan

kepala sekolah memiliki kompetensi dalam mengelola,

memimpin, dan mensupervisi pembelajaran inovatif,

kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri

kewirausahaan.

E. Sasaran/Peserta

Peserta pelatihan ini diperuntukkan bagi kepala

TK/SD/SLB/SMP/SMA/SMK:

1. Jumlah peserta pelatihan pada setiap satuan

pendidikan ditetapkan secara proporsional sesuai

dengan jumlah TK, SD, SLB, SMP, SMA, dan SMK.

2. Prioritas utama peserta pelatihan ini adalah kepala

(14)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 8 akademik S1 dengan tingkat penguasaan kompetensi

manajerial, kewirausahaan, dan supervisi yang rendah

dan cukup.

Setiap rombongan pelatihan maksimal 60 orang

peserta.

F. Strategi Pelaksanaan

Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan

pendekatan in service learning-on service learning-in

service learning (in-on-in). Dalam pengertian, setiap

pelatihan dilakukan melalui tiga tahap, sebagai berikut.

1. Pelatihan tahap pertama (in service pertama)

diselenggarakan di tempat pelatihan, dalam durasi

minimal 40 jam @ 45 menit. Materi pelatihan

mencakup

(1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);

(2) Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional); (3)

Supervisi Akademik; (4) Kewirausahaan dalam

peningkatan kualitas pembelajaran; dan (5) Penelitian

Tindakan Sekolah (PTS). Pada akhir pelatihan tahap

pertama tersebut, peserta diberi tugas untuk menyusun

rencana tindak lanjut dan diimplementansikan pada

tahap pelatihan tahap kedua (on service learning).

Mengenai silabus pelatihan tahap pertama (in service

(15)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 9

2. Pelatihan tahap kedua (on service learning)

diselenggarakan di sekolah masing-masing peserta

dalam waktu 3 (tiga) bulan. Dalam pelatihan tahap

kedua tersebut, setiap peserta pelatihan ditugaskan

berlatih mengimplementasikan keseluruhan materi

pelatihan tahap pertama, dalam bentuk membuat

rencana tindak lanjut yang disusun pada pada akhir

pelatihan tahap pertama. Rambu-rambu pelaksanaan

pelatihan tahap kedua (on service learning) tersebut

dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Sedangkan tahap ketiga (in service kedua)

diselenggarakan di tempat pelatihan lagi dalam durasi

minimal 20 jam @ 45 menit. Pelatihan tahap ketiga

tersebut diselenggarakan dalam bentuk dimana setiap

peserta pelatihan mempresentasikan laporan

pelaksanaan atau implementasi rencana tindak lanjut

selama dalam on service learning atau pelatihan tahap

kedua.

G. Struktur Program dan Materi

Dengan mengacu kepada strategi pelatihan

tersebut di atas, struktur program dan materi pelatihan ini

(16)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 10 1. Program pelatihan tahap pertama (in service learning).

Materi program pelatihan tahap pertama tersebut

terdiri dari: (1) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);

(2) Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional); (3)

Supervisi Akademik; (4) Kewirausahaan; (5) Penelitian

Tindakan Sekolah.

2. Program pelatihan tahap kedua (on service learning).

Pada program pelatihan tahap kedua tersebut semua

peserta ditugaskan berlatih menerapkan

kepemimpinan pembelajaran, melakukan supervisi

akademik, dan nilai-nilai kewirausahaan di sekolahnya

masing-masing

3. Program pelatihan tahap ketiga (in service learning).

Program pelatihan tahap kedua tersebut berupa

presentasi dan diskusi laporan pelaksanaan atau

implementasi kepemimpinan pembelajaran, melakukan

supervisi akademik, dan nilai-nilai kewirausahaan di

sekolahnya masing-masing selama dalam on service

learning atau pelatihan tahap kedua.

Struktur program, materi dan alokasi waktu

(17)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 11

Tabel 1. Struktur Program, Materi, dan Alokasi Waktu Pelatihan

!"

# !" $

" !"

% & &

'

( '

'

) *

+ %

# '

(18)
(19)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 13

& (

&

1 /$ &

& " * .

$ # "

" #

* "

* %

$ " %

& %

%

&

(20)

-Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 14 %

(

" " ! " $ /$ '

) '

2 /

+ '

0 3#

% 2

(21)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 15 '

. (

4

4 ) #

4 + &

%

4

% 0

%

%

" #

% " % /

& %

* /

(22)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 16

1 %

% %

" #

% " % /

& %

* /

%

%

(,

H. Bahan Ajar atau Buku Sumber

Dalam rangka pelatihan kompetensi kepala sekolah

telah dikembangkan lima bahan ajar sebagaimana

terlampir, yaitu terdiri dari:

1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);

2. Kepemimpinan Pembelajaran (Instruksional);

3. Supervisi Akademik;

4. Kewirausahaan;

(23)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 17 Bahan ajar tersebut dapat dikembangkan lebih

lanjut oleh penyelenggara pelatihan. Berbagai sumber

belajar yang dapat diakses oleh nara sumber dan peserta

pelatihan, baik melalui sumber-sumber belajar eletronik,

tertulis (buku, jurnal, majalah), orang, tempat kerja, dan

bahkan dari berbagai mass media, baik eletronik maupun

tertulis. Ini penting digarisbawahi agar cakrawala peserta

penguatan menjadi luas dengan dikenalkannya

sumber-sumber belajar yang begitu banyak dan kaya akan

informasi, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan. Tentunya

pengembangan bahan ajar pelatihan didasarkan pada

deskripsi materi sebagaimana dipaparkan pada Tabel 1

dan silabus pada Lampiran 1.

I. Narasumber/Fasilitator

Nara sumber atau fasilitator pelatihan ini adalah; (1)

fasilitator provinsi yang telah bersertifikat pelatih kepala

sekolah yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga

Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian

Pendidikan Nasional; (2) Widyaiswara Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

(24)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 18 Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) yang memiliki

latar belakang pendidikan yang relevan dengan materi

pelatihan; dan (3) dosen perguruan tinggi yang memiliki

latar belakang pendidikan yang relevan dengan materi

pelatihan.

J. Penyelenggara dan Tempat Penyelengaraan

Penyelenggara dan tempat penyelenggaraan

pelatihan kepala sekolah adalah: Lembaga Penjaminan

Mutu Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(P4TK).

( 5 % % #

%

% % % % #

) % %

% !

#

) 6

+ * % %

(25)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 19

0 % #

7 $ ! # #

- ! #

,

#

#

$ #

8 % /

9 # #

(: # #

(( #

( %

# #

K. Metode Pelatihan

Pelatihan kepala sekolah dalam rangka penguatan

kemampuan dilaksanakan berdasarkan atas kompetensi

yang harus dimiliki oleh setiap peserta sehingga setelah

mereka mengikuti program pelatihan akan mampu

melakukan sesuatu (the ability to do something). Jadi,

(26)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 20 penguatan harus mengacu pada kompetensi yang harus

dimiliki dan yang diperlukan oleh peserta pelatihan agar

mereka mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Mengingat setelah mengikuti program penguatan para

peserta harus mampu melakukan sesuatu, maka proses

pembelajaran yang paling tepat adalah menggunakan

experiential learning yang jenis-jenisnya banyak, misalnya

curah pendapat, refleksi diri, praktik, magang, bekerja,

diskusi kelompok dan kelas, simulasi, penugasan

individual, bermain peran, dan sebagainya. Lebih lanjut,

pelatihan kompetensi kepala sekolah akan efisien dan

tidak membosankan apabila hasil-hasil belajar dan

pengalaman sebelumnya diakui sebagai dasar penetapan

program pelatihan.

L. Kegiatan belajar

Kegiatan belajar peserta selama pelatihan

berlangsung melalui tahapan kurang lebih sebagai

1. Mengikuti pencerahan konsep yang difasilitasi oleh

nara sumber. Bentuk kegiatannya dapat berupa aktif

menyimak informasi dari nara sumber, tanya jawab,

membaca mandiri, curah pendapat, refleksi diri dan

kegiatan lain yang relevan. Waktu yang disediakan

(27)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 21 lama-lama. Tujuannya adalah agar peserta memiliki

pemahaman yang benar tentang manajemen berbasis

sekolah, kewirausahaan, dan supervisi akademik.

2. Melakukan diskusi kelompok, atau simulasi kelompok,

atau pemecahan masalah dalam kelompok. Kegiatan

tersebut merupakan kegiatan utama untuk

meningkatkan kompetensi peserta dalam manajemen,

kewirausahaan, dan supervisi akademik dalam

kaitannya pengembangan pembelajaran kreatif,

inovatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, dan jiwa

kewirausahaan. Waktu untuk kegiatan tersebut

disediakan cukup banyak. Dalam rangka kegiatan

tersebut peserta dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan 5

-10 orang peserta.

a. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua dan

seorang sekretaris kelompok.

b. Prosedur dan tata cara pembahasan

materi/permasalahan ditentukan oleh kelompoknya

masing-masing.

c. Ketua kelompok berkewajiban memberikan

laporan secara tertulis dan lengkap tentang hasil

(28)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 22 d. Apabila dipandang perlu, setiap kelompok dapat

membagi diri dalam sub kelompok dengan catatan

bahwa hasil akhir merupakan tanggung jawab

kelompok yang bersangkutan.

3. Setelah selesai melakukan diskusi kelompok, atau

simulasi, praktik bermain peran, setiap kelompok

menyusun action plan dan melaporkannya dalam

diskusi kelas

M. Evaluasi dan Sertifikasi

Pada akhir pelatihan perlu dilakukan evaluasi

berbasis kompetensi, yaitu suatu proses

penilaian/perbandingan kompetensi yang dicapai oleh

peserta penguatan dengan standar kompetensi yang telah

dibakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh

mana peserta pelatihan mencapai kompetensi yang telah

ditentukan. Selain itu, evaluasi berbasis kompetensi juga

bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

permasalahan dan tantangan-tantangan yang dihadapi

sebagai masukan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan program pelatihan. Melalui evaluasi

tersebut diperoleh informasi tentang tingkat ketercapaian

peserta pelatihan dan akan menunjukkan tingkat

(29)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 23 Banyak ragam metode evaluasi yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi penguasaan kompetensi

tetapi esensinya bahwa semua metode evaluasi yang

digunakan haruslah bersifat otentik. Artinya, semua

metode evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi

kompetensi haruslah authentic assessment yaitu metode

evaluasi yang digunakan dapat menjamin kepastian

penguasaan kompetensi, misalnya metode uji unjuk kerja

(performance test) dan portofolio. Evaluasi dapat dilakukan

dalam bentuk evaluasi formatif dan sumatif. Kisi-kisi

penyusunan instrumen evaluasi dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Bagi mereka yang telah mengikuti uji kompetensi

dan dinyatakan lulus, yang bersangkutan berhak

mendapatkan sertifikat. Sertifikat kompetensi dapat

diartikan sebagai surat keterangan yang memberikan

jaminan atas kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah.

N. Pelaporan

Pada akhir pelaksanaan kegiatan pelatihan

penyelenggara pelatihan diwajibkan membuat laporan

tertulis dan menyampaikannya kepada Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(30)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 24 pelatihan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang

dilampiri dengan panduan pelatihan, materi pelatihan,

daftar hadir peserta pelatihan, daftar hadir narasumber

atau fasilitaor pelatihan dan hasil evaluasi akhir pelatihan.

Pelaporan disampaikan kepada Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan Nasional paling lambat 1 bulan

setelah selesainya pelatihan. Sistematika laporan dapat

dilihat pada Lampiran 4.

O. Anggaran Biaya

Anggaran biaya untuk kegiatan pelatihan dalam

rangka penguatan kemampuan kepala sekolah bersumber

dari DIPA LPMP, P4TK, dan LPTK tahun anggaran 2010.

Anggaran tersebut digunakan untuk biaya: (1)

penyelenggaraan in-service learning tahap 1 (40 jam), in

service learning tahap 2 (20 jam); dan (2) biaya kegiatan

dan pemantauan kegiatan on service learning peserta

pelatihan. Penggunaan anggaran pelatihan kepala sekolah

(31)
(32)
(33)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 25 LAMPIRAN 1

(34)
(35)
(36)
(37)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 29 LAMPIRAN 2

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN

PELATIHAN TAHAP KEDUA (ON SERVICE LEARNING) DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN

KEPALA SEKOLAH

A. Pengantar

Penyelenggaraan pelatihan tahap kedua (on service

learning) merupakan satu tahapan pelatihan yang sangat

penting dalam rangka penguatan kemampuan kepala

sekolah, sebab pelatihan ini berbasis kompetensi kepala

sekolah sebagaimana ditegaskan di dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Oleh

karena itu penyelenggaraan pelatihan tahap kedua (on

service learning) harus diselenggarakan dengan

sebaik-baiknya.

B. Tujuan

Tujuan pelatihan tahap kedua (on service learning) adalah

menfasilitasi peserta pelatihan (kepala sekolah) untuk

berlatih mengimplementasikan seluruh materi di

sekolahnya masing-masing, sehingga peserta pelatihan

tidak hanya memiliki pemahaman terhadap seluruh materi

pelatihan, melainkan juga memiliki keterampilan dalam

(38)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 30 yang kreatif, inivatif, berfikir kritis, pemecahan masalah,

dan jiwa kewirausahaan.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelatihan tahap kedua (on service learning)

diselenggarakan dalam waktu maksimal 2 (dua) bulan.di

sekolah masing-masing peserta pelatihan.

D. Tahapan Pelaksanaan

Ada tiga tahapan pelaksanaan pelatihan tahap kedua (on

service learning), yaitu:

1. Penyusunan rencana tindak lanjut, rencana tindak

manajemen, kepemimpinan, dan supervisi

pembelajaran kreatif, inovatif, berfikir kritis, pemecahan

masalah, dan jiwa kewirausahaan. Penyusunannnya

dilakukan oleh setiap peserta pada akhir pelatihan

tahap pertama dibawah bimbingan narasumber/

fasilitator.

2. Implementasi rencana tindak lanjut oleh setiap peserta

di sekolahnya masing-masing dalam waktu masikmal 2

(dua) bulan di bawah monitoring narasumber/fasilitator

yang ditunjuk oleh lembaga penyelenggara pelatihan.

3. Penyusunan laporan implementasi tindak lanjut oleh

(39)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 31 E. Monitoring dan Evaluasi

Agar pelaksanaan pelatihan tahap kedua (on service

learning berlangsung dengan sebaik-baiknya perlu adanya

monitoring dan evaluasi oleh penyelenggara pelatihan.

Kegiatan monitoring pada kegiatan on-service difokuskan

pada membimbing kepala sekolah dalam

mengimplementasi rencana tindak lanjut, mengidentifikasi

kendala-kendala pelaksanaan on service learning.

Sedangkan evaluasi akhir dimaksudkan untuk mengetahui

pelaksanaan program penguatan kompetensi pengawas

sekolah secara kumulatif. Instrumen monitoring dan

evaluasi disusun oleh masing-masing penyelenggara

(40)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 32 LAMPIRAN 3

KISI-KISI INSTRUMEN

EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF PESERTA PELATIHAN DALAM RANGKA PENGUATAN

KEPALA SEKOLAH

" #

( 3< =

3 '32 > 5 =

a. % %

b. c.

d. %

%

e. %

* %

f. < # ! % !

* *

% %

! !

(41)
(42)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 34

" #

l. %

%

) 5 35

32?2? = a. % *

-0 % ! !

% !

b. % %

$ 8:@

c.

# $ $ %

&

d. *

e. % #

% A

A

(43)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 35 LAMPIRAN 4

SISTEMATIKA LAPORAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN PENGUATAN KEMAMPUAN

KEPALA SEKOLAH Halaman Judul

Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar isi

Bab I Pendahuluan A. Rasional B. Tujuan C. Sasaran

D. Hasil yang diharapkan

BAB II Pelaksanaan Pelaksanaan Pelatihan

A. Kegiatan Pelatihan Tahap I (In Service Learning I) B. Kegiatan Pelatihan Tahap II (On Service Learning) C. Kegiatan Pelatihan Tahap III (In Service Learning II)

BAB III Hasil Pelatihan

A. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap I (In Service Learning I) B. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap II (On Service Learning) C. Hasil Kegiatan Pelatihan Tahap III (In Service Learning

II)

BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi LAMPIRAN

1. Nama Peserta Pelatihan 2. Jadwal kegiatan Pelatihan 3. Biodata Nara Sumber/Fasilitator

4. Hasil dari Tugas-tugas yang dibuat Peserta Pelatihan

(44)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 36

LAMPIRAN 5

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN PELAKSANAAN PELATIHAN

DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH

NO ASPEK Indikator Ketr.

1 Kegiatan Pelatihan

a. Kesesuaian kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan tuntutan kompetensi/ tujuan pelatihan.

Dapat menggunakan Skala Bertingkat Misal:

Sangat Memadai, Cukup Memadai, Tidak Memadai, dll. b. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan

bahan/materi yang diberikan/ disajikan dalam pelatihan.

c. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan strategi/metode yang digunakan dalam pelatihan. d. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan

sistem penilaian yang digunakan untuk melihat ketercapaian hasil pelatihan.

e. Kesesuaian antara kompetensi yang dituntut dengan instrumen/alat penilaian yang digunakan untuk melihat ketercapaian hasil pelatihan.

(45)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 37

NO ASPEK Indikator Ketr.

g. Lamanya waktu pelaksanaan (jadwal) pelatihan per program disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam pelatihan.

h. Lamanya waktu pelaksanaan (jadwal) pelatihan per hari disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan lain dalam pelatihan.

2 Kompetensi Fasilitator/ Nara Sumber

a. Kompetensi narasumber/fasilitator dan kesesuaiannya dengan materi yang disajikan.

b. Materi yang diberikan narasumber/fasilitator dan kesesuaiannya dengan mata pelajaran/pelatihan yang ditugaskannya.

c. Strategi/metode yang digunakan

narasumber/fasilitator dalam penyajian materi dan praktek.

d. Strategi narasumber/fasilitator dalam : i. Memotivasi belajar peserta pelatihan.

ii. Menghilangkan kejenuhan dalam belajar. iii.Memberikan kesempatan untuk bertanya

(46)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 38

NO ASPEK Indikator Ketr.

iv. Menyimpulkan materi pelatihan.

e. Media/alat presentasi yang digunakan

narasumber/fasilitator instruktur dalam penyajian materi dan praktek.

f. Sikap narasumber/fasilitator terhadap peserta pelatihan.

g. Perilaku narasumber/fasilitator dalam : i. Penyajian materi dan praktek.

ii. Memotivasi peserta pelatihan.

iii.Memberikan bimbingan kepada peserta pelatihan.

iv.Memberikan penjelasan atas pertanyaan peserta pelatihan.

h. Kehadiran narasumber/fasilitator sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

(47)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 39

NO ASPEK Indikator Ketr.

j. Kesesuaian apa yang diajarkan fasilitator/ instruktur dengan penilaian (tes) yang digunakannya untuk menilai kemampuan peserta didik.Kompetensi fasilitator/instruktur dan kesesuaiannya dengan materi yang disajikan.

3 Fasilitas Pelatihan

a. Kondisi/kenyamanan kelas/ruang tempat kegiatan pelatihan.

b. Fasilitas pendukung kegiatan pelatihan di kelas (OHP, LCD, dan alat pendukung lainnya)

c. Buku/kumpulan materi pelatihan (Modul/bahan ajar)

d. Kit pelatihan (tas, blocknote, dsb.)

e. Perpustakaan dan kelengkapan sumber rujukan.

(48)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 40

NO ASPEK Indikator Ketr.

4 Materi Diklat Kualitas materi pelatihan:

a. Manajemen berbasis sekolah

b. Kepemimpinan pembelajaran

c. Supervisi pembelajaran

d. Kewirausahaan

e. Penelitian tindakan sekolah

5 Akomodasi dan

Konsumsi

a. Kondisi/kenyamanan tempat penginapan yang disediakan.

b. Makanan dan snack yang disediakan untuk peserta pelatihan.

c. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk Olah Raga.

d. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk Kesenian.

e. Kondisi/kenyamanan sarana penunjang untuk rileks/rekreasi/hiburan.

(49)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 41

NO ASPEK Indikator Ketr.

6 Pelayanan Pengelola / Panitia/ Lembaga

a. Sikap/perilaku pelayanan yang diberikan lembaga/panitia kepada peserta pelatihan.

(50)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 42 LAMPIRAN 6

TATA TERTIB PESERTA PELATIHAN DALAM RANGKA PENGUATAN KEMAMPUAN

KEPALA SEKOLAH 1. Kewajiban Peserta

a) Pada waktu datang di tempat harus segera mendaftarkan diri

(check in ) kepada petugas pendaftaran (panitia); b) Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan

panitia;

c) Menyerahkan surat tugas dari instansi asal kepada panitia;

d) Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 3 lembar

e) Menyerahkan SPPD yang telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing;

f) Menempati kamar yang telah disediakan oleh panitia; g) Mematuhi segala tata tertib serta ikut memelihara

ketertiban dan keamanan selama kegiatan

berlangsung.

h) Selama mengikuti kegiatan belajar dalam kegiatan pelatihan, peserta diwajibkan :

- Mengikuti semua kegiatan sesuai dengan arahan pelatih/nara sumber

- Hadir di ruang sidang sepuluh menit sebelum acara

kegiatan dimulai;

- Mengisi daftar hadir (pagi, siang, dan malam hari) sebelum kegiatan dimulai;

- Tidak meninggalkan kegiatan belajar, kecuali dalam hal yang mendesak/sangat penting, setelah mendapat ijin/persetujuan dari panitia/pelatih; - Memakai tanda pengenal yang telah dibagikan oleh

panitia.

- Selama mengikuti kegiatan belajar semua

(51)

Pedoman Pelatihan Kepala Sekolah 43 2. Hak Peserta Pelatihan

a) Semua peserta berhak memperoleh pelayanan yang sama dari panitia;

b) Mendapatkan pelayanan akomodasi dan konsumsi yang telah disediakan oleh panitia;

c) Memperoleh penggantian biaya perjalanan pulang pergi sesuai dengan peraturan yang berlaku;

d) Memperoleh bahan-bahan yang telah disediakan panitia;

e) Memperoleh pelayanan medis yang disediakan panitia sesuai dengan biaya yang tersedia bagi peserta yang sakit;

(52)
(53)
(54)

Gambar

Tabel 1.  Struktur Program, Materi, dan Alokasi Waktu Pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun salah satu tujuan dari pembuatan Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Politeknik Negeri Sriwijaya khususnya pada jurusan

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul

Tabel 2 menunjukan bahwa tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan produksi silikon dari abu ampas tebu dengan kapasitas 10 000 ton/tahun sebanyak 180 orang,

Cash Ratio Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2006 sebesar 59 % artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan kas dan bank sebesar Rp. 1,00 hutang lancar

Pemerintahan. Jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk pemberdayaan perempuan di bidang Akuntansi dan Keuangan minimal 1 per tahun. Mengembangkan pemikiran Islam

Seandainya terdapat jabatan yang kosong atau ada kenaikan jabatan di perusahaan, dalam hal ini akan dilakukan analisis terhadap karyawan- karyawan menurut perhitungan yang cocok

1) Ujian MKK dilaksanakan dengan menggunakan Ujian Modul, Ujian Perbaikan Modul baik melalui UTS, UAS, maupun Semester Pendek, Ujian MKDI untuk memperoleh transkrip

MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN.. MEGAMENDUNG