• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINUMAN PROBIOTIK SOY-YAMGHURT KAYA ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL DAN FLAVONOID DARI BAHAN BAKU BENGKUANG DAN KEDELAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MINUMAN PROBIOTIK SOY-YAMGHURT KAYA ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL DAN FLAVONOID DARI BAHAN BAKU BENGKUANG DAN KEDELAI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

125 MINUMAN PROBIOTIK SOY-YAMGHURT KAYA ANTIOKSIDAN, TOTAL

FENOL DAN FLAVONOID DARI BAHAN BAKU BENGKUANG DAN KEDELAI

The Probiotic Soy-yamghurt drink rich in Antioxidant, Total Fenolic and Falvonoid from Yam-bean and Soy-bean

Herla Rusmarilin1, Elisa Julianti1, Jessica Kwanariesta1

1

Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan – Fakultas Pertanian -Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A.Sofyan Kota Medan

*Email: herla_surabaya@yahoo.com

Abstrak

Soy-yamghurt adalah produk fermentasi sari kedelai dan sari bengkoang yang dibuat dengan menambahkan bakteri Lactobacillus delbruekii subsp. bulgaricus dan Streptococcus salivarus subsp. thermophillus. Soy-yamghurt dapat memaksimalkan pemanfatan kedelai dan umbi bengkoang sebagai pangan fungsional serta dapat meningkatkan nilai gizinya.Umbi bengkoang dan kedelaimengandung senyawa yang bermanfaat sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan metode DPPH, total fenol dan flavonoid dalam minuman soy-yamghurt dari bahan baku bengkoang dan kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IC50 soy-yamghurt dalam meredam radikal bebas DPPH berkisar 58,718-18,112 pada menit ke-5 inkubasi dan 39,7204-11,9925mg/L pada menit ke-60, sedangkan total fenol sebesar 727,259µgGAE/g dan total flavonoid sebesar 1363,980 µgQE/g sedangkan total BAL berkisar 1,36 x109–1,45 x 109 CFU/g pada perbandingan sari bengkuang:kedelai (50:50) dan suhu inkubasi 6 jam.

Kata kunci : Aktivitas antioksidan, DPPH, soy-yamghurt, total fenol, total flavonoid

PENDAHULUAN

Yoghurt merupakan produk fermentasi susu yang dihasilkan melalui aktivitas bakteri asam laktat dengan mikroorganisme akhirharus aktif dan berlimpah (>107cfu/g). Bahan baku dalam pembuatan yoghurt tidak hanya dari susu segar, tetapi dapat juga berasal dari sumber nabati benkoang dan kedelai yang dicampurkan dengan susu skim bubuk sebagai sumber laktosa sebagai media pertumbuhan bakteri asam laktat. Salah satunya adalah soy-yamghurt dengan bahan baku sari bengkoang dan sari kedelai. Bakteri asam laktat yang digunakan untuk pembuatan soy-yamghurt adalah kombinasi bakteriStreptococcus thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, danLactobacillus acidophilus.Bengkoang (Pachyrhizus erosus L) dan kedelai (Glycine max) memiliki kandungan gizi yang relatif tinggi danmengandung zat nutrisiyang diperlukan tubuh, seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Karbohidrat dalam bengkoang dan kedelai terdiri dari gula pereduksi (glukosa dan fruktosa), sukrosa, polisakarida, dan pati.

(2)

126 dikandungnya seperti total fenolik, total flavonoid serta manfaatnya sebagai pangan fugsional untuk menghasilkan karakteristik produk minuman fermentasi kaya antioksidan alami dengan nilai kesukaan yang tinggi berdasarkan warna, tektur, citarasa, dan total penerimaan (overall acceptance).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah experimental design non faktorial. Penelitian ini berlangsung di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, untuk pengujian di lakukan di Laboratorium di lingkungan USU.

Bahan dan Alat Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Bengkoang gajah yang berasal dari daerah Binjai, Sumatera Utara,etanol (Sigma, ≥99.9%), Asam galat (Merck) Quercetin (Merck), MRSA (deMan Rogosa and Sharpe Agar), DPPH ( 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl), etanol, akuades, alkohol 96%, CuSO4(kupri sulfat), K2SO4(kalium

sulfat), H2SO4(asam sulfat) pekat, NaOH (natrium hidroksida), dan n-heksan,

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: timbangan analitik Sartorius, cawan porselen, cawan petridish, cawan aluminium, inkubator, pH meter, termometer, kompor gas, autoklaf (HL-36 AE Hiramaya, Jepang), glass ware, saringan, sentrifuse, spektrofotometer, viscometer (Brookfield Viscometer),color reader, hand refraktometer, refrigerator, Laminar Air Flow, vortex, tube plastik, tip, dan mikro pipet. Prosedur Penelitian

Persiapan Bahan Baku

Bengkoang dicuci bersih dengan air mengalir, setelah bersih kemudian dikering-anginkan, dihancurkan dengan electrical mill, ditambah air masak (1:1), disaring dengan kain saring, diperoleh sari bengkoang.

Sari kedelai dibuat dengan mengekstrak kedelai yang telah direbus selama 30 menit sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah perendaman larutan NaHCO3 (Natrium

bikarbonat) 0,2% selama 30 menit. Kulit kedelai kemudian dipisahkan dengan cara diremas-remas dan dicuci dengan air berkali-kali sampai kulit mudah untuk dipisahkan. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan air panas (100oC) dengan perbandingan kacang kedelai dengan air panas 1:6. Bubur kedelai disaring dengan kain saring yang sudah diblansing dan selanjutnya susu kedelai dibiarkan pada api kecil selama 20 menit dengan suhu 80oC

Pembuatan soy-yamghurt

Soy-yamghurt dibuat dari sari kedelai yang telah dididihkan, sari bengkoang sesuai perlakuan, susu skim bubuk sebanyak 15%, gula 2%, dan diinokulasi dengan penambahan starter yang terdiri dari campuran bakteri Lactobacillus bulgaricus,Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus acidophilus. Kultur ini diperoleh dari yoghurt komersiilbiokul dan kemudian dikembangbiakan sampai 3 kali pasasi. Penambahan starter sebanyak 3% dan gum arab sebanyak 0,6%. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi dengan cara ditutup dengan plastik polietilen yang diberi lubang-lubang kecil. Inkubasi dilakukan pada suhu 40+2oC selama 6 jam. Soy-yamghurt yang telah terbentuk disimpan dalam lemari pendingin, siap untuk dianalisis.

(3)

127 1995 dengan modifikasi), total padatan (Fox, 1981 dengan modifikasi), kadar protein (Metode Kjeldahl, AOAC, 1995), total asam laktat (Fox, 1981), viskositas (metode bola jatuh) (Budianto, 2008 dengan modifikasi),total bakteri asam laktat (Fardiaz, 1992 dengan modifikasi), kadar serat, total fenol, dan total flavonoid.

Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH

Akivitas antioksidan ditentukan dengan metode radikal bebas DPPH (Santosa et al., 1998). Larutan DPPH 0,004%dibuat dengan cara melarutkan kristal DPPH 0,004 g dalam 100 mL etanol p.a. Sebanyak 200 µl etanol p.a dipipet ke dalam kuvet kemudian ditambahkan larutan DPPH sebanyak 3 mL, aduk rata dengan pipet dan segera dibuat spektra sinar tampak (400-600 nm). Pengukuran antiradikal bebas untuk bahan uji dilakukan dengan cara larutan uji dipipet sebanyak 200 µl ke dalam kuvet, kemudian ditambahkan (reaksikan) larutan DPPH sebanyak 3 mL, selanjutnya dibuat spektra sinar tampak (400-600 nm). Pada menit ke-5 setelah pereaksian dibaca absorban pada 497-517-537 nm dan dilakukan kembali pada menit ke-60. Perhitungan absorbansi antiradikal bebas DPPH dan larutan uji ditentukan menggunakan persamaan 1, sedangkan aktivitas antiradikal bebas sebagai persentase peredaman menggunakan persamaan 2.

Absorban hitung 517 nm = A517-(A497+A537)/2 ………..(1)

%PeredamanDPPH=(1- A hitung bahan uji/A hitung DPPH) x100% ……..(2)

Penentuan Total Fenol (Wang et al, 2000) dan Total flavonoid (Widyastuti, 2010). Penentuan total fenol dengan metode Follin-Ciocalteu. 1 gram sampel dilarutkan dalam 100 mL methanol. Larutan sampel dipipet 0,05 mL, ditambah 1 mL etanol, 5 ml akuades, 0,5 mL reagen Follin-ciocalteu (50%), vortex, setelah 5 menit ditambah 1 mL Na2CO3 5% dihomogenkan, didiamkan dalam ruang gelap (dibungkus almunium foil)

selama 60 menit. Ukur pada panjang gelombang 725 nm. Membuat kurva standar. Penentuan total flavonoid dengan membuat larutan baku 2000 ppm kuersetin dengan menimbang 20 mg kuersetin dalam 10 ml etanol(untuk kurva kalibrasi) dengan konsentrasi 200, 400, 600, 800, 1000, 1200 ppm. Sebanyak 0,5 mL masing-masing ditambah 0,1 ml AlCl3 10%; 0,1 ml Na asetat 1M dan 2,8 ml akuades, diukur pada

panjang gelombang 400-500 nm. Sanpel 0,5 ml yang telah diencerkan (1:10 g/ml etanol), ditambah 1,5 ml etanol, 0,1 ml Al3 10%, 0,1 ml Na asetat 1 M dan 2, 8 mll

akuades. Dibiarkan 30 menit, diukur absobansinya pada 417 nm.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Aktivitas Antioksidan dengan MetodeDPPH

Hasil analisis soy-yamghurt dari sari bengkoang dan sari kedelai dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1. Nilai IC 50 paling kuat terdapat pada perbandingan sari (50:50) dan diperoleh dari persamaan garis y = 44,031x + 42,025. Nilai IC50 merupakan konsentrasi suatu larutan uji (sampel) yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (Molyneux, 2004). Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai IC50 pada menit ke-5 sebesar 18,112 mg/L, sedangkan nilai IC50 pada menit ke-60 yang ditunjukkan oleh Tabel 2 dan Gambar 2, dari persamaan garis Y=56,994x+43,165 diperoleh IC50sebesar 11,993 mg/L. Menurut Molyneux (2004) suatu senyawa

(4)

128 menunjukkan bahwa pada ekstrak kulit buah naga memiliki aktivitas yang kuat dalam meredam radikal bebas.

Tabel 1. % peredaman aktivitas antioksidan soy-yamghurt dengan metode DPPH pada menit ke-5 dari berbagai perbandingan sari bengkoang dengan sari kedelai dengan waktu inkubasi 6 jam.

5 menit S1=100:0 S2=75:25 S3=50:50 S4=25:75 S5=0:100

Keterangan: S= perbandingan sari bengkoang dengan sari kedelai IC 50= 50% peredaman DPPH

Gambar 1. Hubungan IC 50 pada menit ke-5 dengan jenis perlakuan.

Tabel 2. % peredaman aktivitas antioksidan soy-yamghurt dengan metode DPPH pada menit ke-60 dari berbagai perbandingan sari bengkoang dengan sari kedelai dengan waktu inkubasi 6 jam.

60 mnt S1=100:0 S2=75:25 S3=50:50 S4=25:75 S5=0:100 Keterangan: S= perbandingan sari bengkoang dengan sari kedelai, IC 50= 50% peredaman DPPH.

(5)

129 Gambar 2. Hubungan IC 50 pada menit ke-60 dengan jenis perlakuan.

Uji potensi antioksidan soy-yamghurt didasarkan pada penangkapan radikal bebas (DPPH=1,1-difenil-2-fikrilhidrazil) oleh senyawa antioksidan melalui mekanisme donasi atom hydrogen sehingga akan dihasilkan DPPH tereduksi atau DPPH non radikal (DPPH-H=difenil fikrilhidrazin).Parameter penentuan potensi antioksidan dapat dilihat dari nilai IC50. Nilai IC50 digunakan untuk menyatakan potensi atau aktivitas

antioksidan suatu senyawa dengan metode peredaman radikal bebas DPPH (Molyneux, 2004). Penentuan aktivitas antioksidan terlebih dahulu dengan cara mengukur panjang gelombang maksimum DPPH. DPPH (difenilpikril hidrazil) merupakan suatu senyawa radikal bebas yang berperan sebagai oksidator saat bereaksi dengan suatu antioksidan. Larutan sampel mengandung suatu senyawa yang dapat berfungsi sebagai antioksidan saat direaksikan dengan DPPH maka larutan DPPH yang semula berwarna ungu berubah menjadi warna kuning, hal ini mengidentifikasikan bahwa DPPH telah tereduksi sehingga DPPH berubah menjadi DPPH-H (difenilpikril hidrazin).

Hasil uji aktivitas antioksidan soy-yamghurt dengan DPPH dapat diamati pada Tabel 1 dan 2. Berdasarkan persen peredaman yang diperoleh pada menit 5 dan ke-60 diperoleh suatu kurva hubungan antara IC 50 (inhibitor concentration) pada berbagai perlakuan yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Perlakuan S3 (perbandingan sari bengkoang:sari kedelai = 50:50) memiliki aktivitas yang tertinggi yang ditunjukkan oleh nilai yang paling rendah). Menurut Molyneux (2004) suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat apabila nilai IC50kurang dari 50 ppm, aktivitas kuat apabila nilai IC50 antara 50-100 ppm, aktivitas sedang apabila nilai IC50 antara 100-150 ppm dan lemah bila nilai IC50 antara 100-150-200 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa soy-yamghurt memiliki aktivitas yang kuat dalam meredam radikal bebas.

Kadar Total Flavonoid dan Total Fenolik Soy-yamghurt

Dari hasil anlisis menunjukkan bahwa perlakuan S3 (perbandingan sari bengkoang:sari kedelai tidak selalu memberikan hasil yang sebanding. Perbandingan kadar flavonoid dan Nilai IC50 soy-yamghurt dapat dilihat pada Tabel 3.

(6)

130 Tabel 3. Perbandingan Total Falvonoid, Total Fenolik dan Nilai IC50 Soy-yamghurt

(S3) dan sediaan sari bengkoang dan sari kedelai.

Sampel Total Flavonod Soy-yamghurt 1363,980+ 0,0164 727,259+0,0170 44,388+ 3,1917

Sari bengkoang 986,804+0,0049 962,160+ 0,0056 40,002+ 4,4492

Sari kedelai 1586,205+0,0132 793,712+ 0,0042 Tidak dianalisis Keterangan: semua perlakuan ulangan 3 kali

Soy-yamghurt memiliki total flavonoid lebih rendah dari sari kedelai, namum lebih tinggi dari sari bengokoang. Total fenolik soy-yamghurt memiliki total fenolik paling rendah dibanding sari kedelai dan sari bengkoang, sedangkan sari bengkoang memiliki potensi antioksida relative lebih tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan tidak semua senyawa flavonoid

bereaksi AlCl3(Maulidzy dan Adisti, 2016), kemungkinan ada senyawa polifenol lain yang

dapat berpengaruh terhadap IC50. Perbedaan nilai tersebut adalah karena bentuk sediaan dari produk yang dianalisis, ada dalam bentuk sari, bentuk tepung atau bentuk yoghurt. Berdasarkan metode analisis ini flavonoid total yang terukur merupakan sumbangan dari golongan flavon dan flavonol, karena hanya kedua golongan flavonoid ini yang dapat membentuk komplek stabil dengan AlCl3 pada gugus keto C4, dan C3 atau C5 pada gugus hidrksil yang dimiliki (Markham, 1988).

Pengaruh perbedaan substrat pada waktu fermentasi 6 jam terhadap total bakteri soy-yamghurt.

Perbedaan perbandingan substrat pada soyyamghurt terdiri dari sari bengkoang, sari kedelai dan kombinasinya memberikan pengaruh signifikan (p<0,01). Semakin tinggi sari kedelai total bakteri semakin menurun dan semakin lama waktu fermentasi total bakteri semakin meningkat. Total BAL tertinggi terdapat pada perlakuan S1 (sari bengkuang:sari kedelai=100:0) sebesar 9,160 log CFU/mL dan terendah pada S5 sebesar 9,136 log CFU/mL. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perhitungan total BAL soy-yamghurt dengan berbagai perbandingan sari bengkuang dengan sari kedelai.pada waktu fermentasi 6 jam

Perbandingan sari

S2=75:25 9,158 abAB 1,44x109

(7)

131 gula relatif lebih tinggi dibanding sari kedelai, sehingga diduga semua glukosa dalam campuran akan difermentasi lebih dahulu sebagai sumber energi untuk membentuk asam laktat. Hal ini menunjukkan adanya kandungan FOS (fruktooligosakariada) pada bengkoang dan kedelai maupun dari susu dalam bentuk GOS (galaktooligosakarida) tidak seluruhnya dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Penelitian Jen-Hong Tsen et al. (2004) dalam Kusumaningrum (2011) menggunakan pisang dalam produk yoghurt untuk pertumbuhan Lactobacillus acidophillus CCRC 10695 menyatakan sumber FOS pada pisang tidak mengalami perubahan secara signifikan.

KESIMPULAN

Soy-yamghurt mengandung antioksidan alami tergolong kuat yang sesuai untuk pertumbuhan BAL, serta memiliki aktivitas atioksidan yang tinggi pada perlakuan perbandingan sari bengkoang denga sari kedelai (50:50) dengan lama fermentasi 6 jam.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dirjen DIKTI dan Universitas Sumatera Utara yang telah mendanai penelitian ini melalui Program HIBAH Talenta 2017 dan kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Alawi AA, Al-Marhubi IM, Al-Belushi MSM, and Soussi B. 2011. Characterization

of Carrageenan Extracted from Hypnea bryoides in Oman. Mar. Biotechnol.

13(1):893–899.

El Khamisy, A.E.S. 2010. Effect of Bifodobacterium and Lactobacillus acidophilus in Diabetic Rats. The 5th and 2nd Annual Scientific Conference. Mansoura University, Egypt.

Farnworth, N.R. 1996. Biological and phytochemical screening of plants. J.Pharm. 55(3):226-232.

Fararh, K.M., Y. Atoji, Y. Shimizu, T. Shiina, H. Nikami, T. Takewaki. 2004. Mechanisms of the hypoglycaemic and immune potentiating effects of Nigella sativa L. oil in streptozotocin-induced diabetic hamster. Res Vet Sci 77: 123-129.

Ferlina, F. 2009. Tempe. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php. Diakses pada tanggal 2 Januari 2010.

Fery, T. 2007. Antioksidan dan Radikal Bebas. http:tengku-fey.ucb.ugm.ac.id. Diakses 7 Desember 2007.

Greenwald, P., 1996. Chemoprevention of cancer. J.Sci.Amer. (9): 96-99.

Hammerschmidt, P.A. dan D.E. Prat. 1978. Phenolic antioxidant of dried soybeans. J. Food Sci. 43:556

Iwan, H. 2008. Antioksidan Isoflavon. Bioma Undip. http://mybioma.wordpress.com. Diakses 5 Juni 2008.

(8)

132 Kusumaningrum, A.P. 2011. Kajian Total Bakteri Probiotik Dan Aktivitas ntioksidan Yoghurt Tempe dengan Variasi Substrat. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Fakultas Pertanian. Surakarta.

Khotimah S. 2006. Pengaruh pemberian ekstrak jinten hitam (Nigella sativa)

terhadap kadar GHS paru dan hepar Tikus Wistar yang dipapar asap rokok. Jurnal Biosains Pascasarjana (JBP). 2006;8:7-12.

Khunaifi, 2010. Uji Aktivitas Anti bakteri Ekstrak Daun Binahong Anredera cardiofolia (Ten.) Steenis Terhadap Bakteri Staphilococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Skripsi Sarjana Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang

Kumalaningsih, 2006. Kumalaningsih. 2006. Antioksidan Alami. Penangkal Radikal Bebas. 3-22. TrubusAgrisarana. Surabaya.

Kuncahyo, I. dan Sunardi. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi, L.) Terhadap 1,1-Diphenyl-2_Picrylhidrazyl (DPPH), Seminar Nasional Teknologi, Yogyakarta.

Liu, Y.M and Lin K.W, 2009. Antioxidative ability, diooscorin ability, and the quality of yam chips from various yam species as affected by processing method. J.FoodSci.74(2): 118-125.

Markham, K.R. 1988.Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerjemah K. Patmawinata. Terjemahan dari Techniques of Falvonoid identification. Halaman 3-10. ITB, Bandung.

Molyneux, P., 2004, The Use of Stable FreeRadical diphenylpicrylhidraxyl (DPPH)

for estimating antioxidant activity,Songklanakarin J. Sci. Technol., 26 (2) :211-219.

Maulidzy, A.Z. dan D. Adisti, D. 2016. Perbandingan aktivitas antioksidan dan kadar tanin ekstrak pegagan dengan produk jadi pegagan. Universitas Indonesia, Jakarta.eJKI. Vol. 4(1):15-20.

Rusmarilin, H. 2003. Aktivitas Anti-kanker Ekstrak Lengkuas Lokal (Alpinia galanga (L) Sw) Pada Alur Sel Kanker Manusia serta Mencit yang Ditransplantasi Dengan Sel Tumor Primer. Disertasi. IPB, Bogor.

Ruzaidi, A., Maleyki A., Amin I., Nawalyah A.G., Muhajir H., Pauliena MBSMJ and Muskinah M.S. 2008. Hypoglycaemic properties of Malaysian cocoa (Theobroma Cacao) polyphenols-rich extract. International Food Research Journal15(3): 41-44. Sahidi, F. 1997. Natural Antioxidants, Chemistry, Health Effects, and Applications.

AOAC Press, Champaign, Illinois.

Setioningsih, E., Setyaningsih, R. dan Susilowati , A. 2004. Pembuatan Minuman Probiotik dari Susu Kedelai dengan Inokulum Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, dan Lactobacillus acidophilus. Bioteteknologi 1(1):1-6. ISSN: 0316-6887.

Sidik, Moelyono, dan A. Muhtadi, 1996. Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb). Phytomedica, Bandung.

Tahir, L., Wijaya, K., Widianingsih, D., (2003). Seminar on Chemometrics-Chemistry Dept Gadjah Mada University. Terapan Analisis Hansch Untuk Aktivitas Antioksidan senyawa Turunan Falvon/Flavonol. Yogyakarta.ion and prevention of diabetes. J. Nutr.121:795-799.

(9)

133 Yang, R.Y., S. Lin, G. Kuo. 2008. Original article content and distribution of flavonoid

among 91 edible plant species. Asia. Pac. J. Clin. Nutr. 17 (S1). 275-279.

Zakaria, F.R., D. Ratih, Y. Sedarnawati, 1996. Prosiding Seminar Senyawa Radikal dan Sistem Pangan; Reaksi Biomolekuler, Dampak terhadap Kesehatan dan Penangkalan. PAU Pangan dan Gizi-IPB, Bogor.

Zhao Y, Son YO, Kim SS, Jang YS, Lee JC. 2007. Antioxidant and anti-hyperglycemic activity of polysaccharide isolated from Dendrobium chrysotoxum Lindl. J. of Biochem. and Molecular Biology 40(5): 670-677

Zheng, G., P.M. Kenny and L.K.T. Lam, 1993. Potential anticarcinogenic natural product isolated from lemongrass oil and galanga root oil. J.of Agri. And Food Chem. 41(2): 153-157.

Wang, H., G.J. Provan and Halliwell. 2000. Tea flavonoid their function, utilization and analysis. J.of Food Sci. and Tech.11:152-160.

Gambar

Tabel 1. % peredaman aktivitas antioksidan soy-yamghurt dengan metode DPPH  pada menit ke-5 dari berbagai perbandingan sari bengkoang dengan sari kedelai   dengan waktu inkubasi  6 jam
Gambar 2. Hubungan IC 50 pada menit ke-60 dengan jenis perlakuan.
Tabel 3. Perbandingan Total Falvonoid, Total Fenolik dan Nilai IC50 Soy-yamghurt (S3) dan sediaan sari bengkoang dan sari kedelai

Referensi

Dokumen terkait

itu diambil satu pixel tengah untuk menjadi pembanding. Jika nilai tetangga lebih besar atau sama besar dari pixel yang menjadi pembanding dalam nilai.. grayscale

Data citra medis tersebut akan melewati serangkaian proses, mulai dari penentuan tujuan pengiriman, kompresi, proses upload ke dalam cloud , proses download oleh

Java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek (OOP) dan dapat dijalankan pada berbagai platform sistem operasi.. Perkembangan Java tidak hanya terfokus

Sistem pembelajaran merupakan sebuah proses pemberdayaan manusia untuk membangun suatu peradaban yang bermuara pada terwujudnya suatu tatanan masyarakat yang sejahtera

Hasil wawancara sepuluh orang responden yang terdiri dari informan kunci dan informan pendukung dari penelitian kato mandaki dalam Al- Qur’an yang sudah

Untuk lebih memudahkan bagaimana melihat hubungan antar variabel yang telah dirumuskan, maka akan dijabarkan sebagai berikut. Struktur ruang merupakan sebuah produk

• 1,25 (OH) 2 -D3 dapat menguatkan kerja hormon Paratiroid terhadap proses reabsorpsi Ca di dalam ginjal HATI Simpanan Vit D Kolekalsiferol (vitamin D3) 7-dehidroksikolesterol

Untuk mencapai sikap atau nilai karakter tersebut, selain dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan, guru diharapkan dapat melakukan