• Tidak ada hasil yang ditemukan

sejarah kronologis korea utara korea sel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sejarah kronologis korea utara korea sel"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

Hukum internasional sebagai hukum yang menjadi landasan dalam tatanan internasional, hukum nasional sampai sekarang belum ada kodifikasi (pengumpulan hukum dalam satu kitab hukum) atas berbagai aturan yang ada.

Hanya sebagian yang sudah menjadi hukum internasional yang disetujui secara internasional sebagai hukum positif tertulis, diantaranya adalah hukum laut. Namun dalam hal-hal lainnya masih didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan internasional. Untuk itu perlunya diadakan

penyusunan makalah ini. Agar kita lebih mampu mengkaji tentang hukum internasional.

Sistem makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat mengkaji hukum internasional.

Akhirnya, penyusun mengucapkan terima kasih. Penyusun juga dengan tangan terbuka menerima setiap kritik yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi anda semua.

Terima kasih.

Cilacap, Mei 2013

(2)

Daftar Isi :

Halaman

Kata Pengantar ... 1Daftar Isi ... 2

Bab 1. Pendahuluan ... 3

o Latar Belakang Masalah ...

o Rumusan Masalah ...

o Tujuan Penulisan ...

o Manfaat Penulisan ...

Bab 2. Pembahasan ... 4

o Kualitas ...

o Penyebab ...

o Solusi dan permasalahan ...

Bab 3. Penutup ... 5

o Kesimpulan ...

o Saran ...

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perang antar dua Korea kembali memanas 10 Agustus 2011, saat Korea Selatan dengan Amerika Serikat melakukan latihan militer bersama.Latihan militer tersebut diduga sengaja memancing suasana panas kedua Korea,Korea Utara menembakan tiga artileri ke arah perbatasan utara Korea Selatan di Laut Kuning. Tidak tinggal diam militer Korea Selatan langsung membalasnya dengan tembakan yang sama. Tembakan Korea Utara jatuh di perairan dekat pulau Yeonpyoeng yang sempat menjadi sasaran tembak November tahun lalu, yang menewaskan empat orang. Perang antar dua Korea juga pernah terjadi dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang konflik antar dua Korea tersebut yang penuh kontropersi dunia Internasional karena selalu melibatkan Amerika Serikat dan Rusia.

1.2 Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :

(4)

2. Penyebab Perang Korea Utara- Korea Selatan

3. penyelesaian tentang konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1. Menjabarkan Kronologis Perang Korea Utara – Korea Selatan

2. Menganalisa penyebab Perang Korea Utara- Korea Selatan

3. Mengetahui penyelesaian tentang konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan

(5)

LANDASAN TEORI

Yang dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang ilm-ilmu yang diteliti. Penyajian teori dalam landasan teori dianggap tidak terlalu sulit karena bersumber dari bacaan-bacaan. Akibatnya terjadilah penyajian materi yang tidak proporsional, yaitu mengambil banyak teori walaupun tidak mendasari bidang yang diteliti. Jadi seharusnya teori yang dikemukakan harus benar-benar menjadi dasar bidang yang diteiti. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan penelitian sebelumnya yang terkait langsung dengan penelitian. Teori yang ditulis orang lain atau temuan penelitian orang lain yang dikutip harus disebut sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencuri karya orang lain tanpa menyebut sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan pencurian karya orang lain.

Landasan Teori yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu observasi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.

(6)

PEMBAHASAN

3.1 Kronologi Konflik Antara Korea Utara Dan Korea Selatan

Perang antar dua Korea pernah terjadi dari 25 Juni 1950 sampai 27

Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea

Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.

(7)

60 tahun kemudian.

26 Maret 2010 - kapal perang Korea Selatan Cheonan tenggelam.

Korsel menaruh curiga pada Korut. Hubungan kedua negara memanas.24 November 2010 - Korut melakukan serangan artileri ke pulau Yeonpyeong yang menjadi markas militer Korsel,

dengan melepaskan 200 artileri. Tidak lama kemudian, saksi mata

melihat bangunan-bangunan di pulau itu terkena serangan bombardir. Api kemudian langsung membara. Saksi mata mengatakan 60-70 rumah di Yeonpyeong kebakaran akibat serangan artileri. Sekitar 10 menit kemudian, Korsel langsung membalas serangan artileri. Kedua pihak saling balas bombardir. Sementara saksi mata mengatakan warga Yeonpyeong dievakuasi ke dalam bungker. Artileri Korut pun melumpuhkan listrik di Pulau Yeonpyeong, dua warga dilaporkan terluka. Asap mulai mengepul tinggi dari rumah-rumah warga. Pihak militer Korsel menyatakan status siaga tinggi. Kebakaran semakin luas di Pulau Yeonpyeong. Beberapa rumah runtuh setelah terbakar hebat. Jet tempur Korsel langsung diterbangkan ke lokasi.

Pemerintah Korsel langsung menggelar rapat mendadak. Mereka mengatakan akan mengambil tindakan tegas jika Korut melanjutkan provokasi. Namun Presiden Korsel Lee Myung-bak menyerukan upaya untuk meredam aksi saling tembak.

Satu jam berlalu atau sekitar pukul 16.00 waktu Korea, pihak Korsel menyerukan penghentian aksi saling bombardir. Warga Pulau Yeonpyeong mulai diungsikan ke luar pulau dengan perahu nelayan.

(8)

Selang beberapa bulan Ketegangan kembali terjadi antara militer

Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) di Laut kuning, Rabu, 10 Agustus 2011. Pemicunya, peluru artileri Korut jatuh di perairan dekat perbatasan kedua negara.

Menteri Pertahanan Korsel, Kim Min-seok, yang dikutip kantor berita Associated Press,mengatakan Korut menembakkan tiga artileri ke arah perbatasan utara Korsel di Laut Kuning. Tidak tinggal diam, militer Korsel langsung membalasnya dengan jumlah tembakan yang sama.

Semua tembakan artileri tersebut jatuh di laut. Tidak dilaporkan adanya korban terluka akibat insiden itu. Tembakan Korut jatuh di perairan dekat pulau Yeonpyeong yang sempat menjadi sasaran tembak November tahun lalu, menewaskan empat orang.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan tembakan terjadi secara tiba-tiba. kala itu kedua belah pihak tidak ada yang tengah melakukan latihan perang. Saat ini, militer Korsel tengah mencari motif yang melatarbelakangi penyerangan tersebut.

Garis perbatasan sengketa kedua negara di Laut Kuning kerap menjadi pemicu ketegangan sejak tahun 1999 yang menewaskan puluhan orang. Korut mengatakan garis batas seharusnya lebih ke arah selatan.

Namun, pihak Seoul menolak dengan mengatakan jika menuruti Korut maka sektor perikanan di lima pulau Korsel terancam. Selain itu, jika dituruti, maka akses ke pelabuhan Incheon menjadi tertutup.

(9)

seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet (Rusia), tetap saja tak pernah terjadi perang berskala dan intensitas besar maupun massif. Banyak pengamat yang mengatakan bahwa perang kedua negara bersaudara ini adalah perang Proxy, atau perang yang tak melibatkan kekuatan utama yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet.

3.2 Penyebab Perang Korea Utara dan Korea Selatan

Penyebab meledaknya perang Korea Utara Vs Korea Selatan terdiri dari 2 versi. Informasi versi Korut, pihak Korsel bersikeras menggelar latihan militer pada selasa sore di wilayah sengketa sekitar puluhan kilometer dari pulau Yeonpyeong dan mengabaikan peringatan dari Korut.

Latihan militer tersebut diduga sengaja memancing suasana panas kedua Korea, sehingga semula Korut telah mengerahkan militer untuk memukul mundur latihan militer yang sifatnya provokasi itu. Langkah ini diambil untuk menekan para provokator.

Pihak Korut menambahkan, jika pihak Korsel berani mengganggu ke perairan DPRK (Korea Utara) maka pihaknya akan mengambil langkah militer. Peringatan itu sudah berulangkali disampaikan kepada pihak Korsel.

Sedangkan Versi Korsel menyalahkan pihak Korut, yang terlebih

dahulu meluncurkan roket ke arah Korsel saat berlangsungnya latihan perang sehingga memancing keadaan memanas dan terpaksa Korsel memberikan tindakan militer balasan.

(10)

Pulau Yeonpyeong, milik Korsel. Di sisi lain, penilaian pengamat akan serangan Korut hanya sebagai bentuk cari perhatian terhadap public akan kekuatan militernya, saat pergantian kekuasaan dari Kim Jong-il kepada anaknya Kim Jong-un.

3.3 Penyelesaian Perang Korea Utara dan Korea Selatan

China akhirnya menyerukan dimulainya kembali perundingan enam pihak (Six-party talks). Upaya itu untuk mencegah agar Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) terpicu kembali untuk menggelar perang saudara secara frontal, seperti 1950-53. Menurut stasiun televisi CNN, seruan China itu muncul setelah sejumlah negara mengkritik Beijing yang kurang serius menanggapi buruknya ketegangan di Semenanjung Korea pasca serangan artileri ke Pulau Yeonpyeong. Belum ada kesediaan resmi dari kedua Korea atas seruan itu.

Kalangan pejabat Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain menilai China sebetulnya punya pengaruh besar untuk ikut mendamaikan kedua Korea karena punya hubungan yang erat dengan kedua pihak. Bahkan, China merupakan sekutu terdekat Korut. Status itu tidak dimiliki banyak negara, termasuk AS.

Ajakan perundingan ini disampaikan juru bicara pemerintah China, Wu Dawei, di Beijing, Minggu 28 November 2010. Dimulai secara berkala sejak Agustus 2003, forum itu melibatkan Korut, Korea Korsel, AS, Jepang, China, dan Rusia, untuk membahas cara mengatasi konflik dan ancaman senjata nuklir di Semenanjung Korea. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, forum itu terhenti karena meningkatnya lagi ketegangan antara Korut dengan AS dan Korsel.

(11)

sekutu-sekutunya khawatir Korut gencar membuat senjata nuklir sehingga harus diberi sanksi, termasuk perdagangan.

Wu menyatakan peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di Semenanjung Korea membuat masyarakat internasional, khususnya anggota six-party talks, prihatin. Inilah alasan dasar China mengajak keenam negara; Korsel, Korut, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang, untuk kembali melanjutkan perundingan itu.

Dari pihak China, setelah melakukan pertimbangan yang hati-hati, mengajak melakukan pertemuan darurat di antara para pemimpin delegasi six-party talks pada awal Desember nanti di Beijing untuk bertukar pandangan mengenai masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Six-party talks memiliki peranan yang penting dalam memperkuat komunikasi di antara banyak pihak, meningkatkan denuklirisasi di semenanjung Korea dan menjaga perdamaian dan stabilitas di semenanjung dan Asia Tenggara.

Namun, belum ada kesediaan dari Korut dan Korsel atas ajakan China itu. Bahkan Presiden Korsel, Lee Myung-bak, mengatakan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memulai kembali perundingan tersebut.

Sumber dari pemerintah Korsel yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa perundingan ini tidak akan menyelesaikan masalah.

“Six-party talk tidak akan bisa menggantikan agresi yang dilakukan oleh Korut. Tindakan nyata perlu dilakukan oleh Korut untuk menunjukkan perubahan kelakuan.”

(12)

hukuman yang berat. China, ujarnya, dapat saja menghentikan Korut, namun mereka tidak melakukannya.

China tidak bertindak seperti negara kekuatan besar dunia yang bertanggung jawab. Mereka bisa saja menurunkan ekonomi Korut hingga sedengkul jika mereka mau.

Adapun sanksi yang diberikan kepada Korut bukan berasa dari AS

tetapi dari PBB. Resolusi PBB merefleksikan konsensus dari dunia internasional, bahwa tindakan Korut melanggar kewajibannya dan mengancaman keamanan internasional. Ini adalah inti yang menyebabkan sanksi itu dikeluarkan. Dengan tambahan AS juga memberikan sanksi lain untuk Korut. Kami yakin sanksi yang diberikan kepada Korut, ditujukan agar negara itu dapat menghormati kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya.

Bila Korut dapat mengikuti apa yang telah disepakati dalam Six Party Talks, Semenanjung Korea akan bersih dari nuklir dan tentunya dapat menuju ke normalisasi hubungan kedua Korea. Hal ini dapat mendorong pencabutan sanksi juga. Semua ini dapat dilakukan, tetapi membutuhkan waktu lama dan perubahan dari sikap Korut.

BAB IV

(13)

4.1 Kesimpulan

Perang antar dua Korea kembali memanas 10 Agustus 2011, saat Korea Selatan dengan Amerika Serikat melakukan latihan militer bersama.Latihan militer tersebut diduga sengaja memancing suasana panas kedua Korea, Korea Utara menembakkan tiga artileri ke arah perbatasan utara Koea Selatan di Laut Kuning. Tidak tinggal diam, militer Korea Selatan langsung membalasnya dengan jumlah tembakan yang sama. Tembakan Korut jatuh di perairan dekat pulau Yeonpyeong yang sempat menjadi sasaran tembak November tahun lalu, menewaskan empat orang. Perang antar dua Korea jugapernah terjadi dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan.

Untuk penyelesaian konflik yang terjadi di Korea Utara dan selatan yaitu China melakukan perundingan enam pihak (Six-party talks). China sebetulnya punya pengaruh besar untuk ikut mendamaikan kedua Korea karena punya hubungan yang erat dengan kedua pihak. Bahkan, China merupakan sekutu terdekat Korut. Status itu tidak dimiliki banyak negara, termasuk AS. China mengajak keenam negara; Korsel, Korut, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang, untuk kembali melanjutkan perundingan itu.

(14)

Bila Korut dapat mengikuti apa yang telah disepakati dalam Six Party Talks, Semenanjung Korea akan bersih dari nuklir dan tentunya dapat menuju ke normalisasi hubungan kedua Korea. Hal ini dapat mendorong pencabutan sanksi juga. Semua ini dapat dilakukan, tetapi membutuhkan waktu lama dan perubahan dari sikap Korut.

SENGKETA INTERNASIONAL BATAS WILAYAH (AMBALAT) ANTARA INDONESIA DENGAN MALAYSIA

BAB 1

(15)

A. Latar Belakang

TAK dapat disangkal, salah satu persoalan yang dapat memicu persengketaan antar negara adalah masalah perbatasan. Indonesia juga menghadapi masalah ini, terutama mengenai garis perbatasan di wilayah perairan laut dengan negara-negara tetangga.

Bila dicermati, banyak negara-negara di Asia Pasific juga menghadapi masalah yang sama. Anggapan bahwa situasi regional sekitar Indonesia dalam tiga dekade ke depan tetap aman dan damai, mungkin ada benarnya, namun di balik itu sebenarnya bertaburan benih konflik, yang dapat berkembang menjadi persengketaan terbuka.

Republik Indonesia adalah Negara kepulauan berwawasan nusantara, sehingga batas wilayah di laut harus mengacu pada UNCLOS (United Nations Convension on the Law of the Sea) 82/ HUKLA (Hukum laut) 82 yang kemudian diratifikasi dengan UU No. 17 Tahun 1985. Indonesia memiliki sekitar 17.506 buah pulau dan 2/3 wilayahnya berupa lautan.

Dari 17.506 pulau tersebut terdapat Pulau-pulau terluar yang menjadi batas langsung Indonesia dengan negara tetangga. Berdasarkan hasil survei Base Point atau Titik Dasar yang telah dilakukan DISHIDROS TNI AL, untuk menetapkan batas wilayah dengan negara tetangga, terdapat 183 titik dasar yang terletak di 92 pulau terluar, sisanya ada di tanjung tanjung terluar dan di wilayah pantai. Dari 92 pulau terluar ini ada 12 pulau yang harus mendapatkan perhatian serius.

Dalam makalah ini penulis ingin membahas masalah “Sengketa Internasional Batas Wilayah (Ambalat) Antara Indonesia dengan Malaysia”

BAB II

PERMASALAHAN

(16)

setiap pergolakan berapa pun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara melewati perairan Indonesia. Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika Serikat, misalnya, sekitar 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia. Karenanya sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti, Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lain-lain.

Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan latihan operasi jarak jauh untuk mengamankan area yang mereka sebut sebagai "life line," yakni, radius sejauh 1000 mil laut hingga menjangkau perairan Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia, India, termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-jalur vital tersebut oleh negara-negara di sekitarnya (termasuk Indonesia.)

Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara.

Patut diingat, penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Ameri-ka Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Ing-gris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional.

Hal yang patut dicermati adalah kenyataan bahwa wilayah Indonesia yang saat ini terbelit konflik sosial berkepanjangan (manifes maupun latent) umumnya adalah daerah yang berada dijalur pelayaran internasional, seperti, Bali, Lombok, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Riau, Aceh, Papua dan lain-lain. Kenyataan ini patut diwaspadai karena tak tertutup kemungkinan adanya pihak luar yang bermain di dalam konflik yang terjadi di beberapa daerah ini. Selain itu sebab jika Indonesia gagal mengatasinya, dan konflik yang terjadi berkembang menjadi ancaman bagi keselamatan pelayaran internasional, maka berdasarkan keten-tuan internasional, negara asing diperbolehkan menu-runkan satuan militernya di wilayah itu demi menjaga kepentingan dunia.

(17)

personil yang selalu siap digerakkan ke suatu target sebagai "muscular peace keeping force."

Dari uraian diatas, permasalahan yang ingin penulis bahas adalah:

1. Apa Latar belakang munculnya konflik internasional?

2. Mengapa Ambalat jadi rebutan?

3. Bagaimana upaya pemerintah mempertahankan kedaulatan NKRI?

BAB III

PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG TERJADINYA SENGKETA INTENASIONAL

Persengketaan bisa terjadi karena:

(18)

2. Salah satu pihak sengaja melanggar hak / kepentingan negara lain.

3. Dua negara berselisih pendirian tentang suatu hal.

4. Pelanggaran hukum / perjanjian internasional.

Sebab timbulnya sengketa internasional yang sangat potensial terjadinyaperang terbuka :

1. Segi Politis (adanya pakta pertahanan / pakta perdamaian).

Pasca Perang Dunia II (1945) muncul dua kekuatan besar yaitu Blok Barat (NATO pimpinan AS) dan Blok Timur (PAKTA WARSAWA pimpinan Uni Soviet). Mereka bersaing berebut pengaruh di bidang Ideologi, Ekonomi, dan Persenjataan. Akibatnya sering terjadi konflik di berbagai negara, missalnya Krisis Kuba, Perang Korea (Korea Utara didukung Blok Timur dan Korea Selatan didukung Blok Barat), Perang Vietnam dll.

2. Batas Wilayah.

Suatu Negara berbatasan dengan wilayah Negara lain. Kadang antar Negara terjadi ketidak sepakatan tentang batas wilayah masing – masing. Misalnya Indonesia dengan Malaysia tentang Pulau Sipadan dan Ligitan (Kalimantan). Sengketa ini diserahkan kepada Mahkamah Internasional dan pada tahun 2003 sengketa itu dimenangkan oleh Malaysia. Dengan runtuhnya Blok Timur dengan ditandai runtuhnya Tembok Berlin

A. UPAYA PEMERINTAH MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN NKRI

Di mata Pemerintah Indonesia, Ambalat bukan wilayah sengketa, dan juga tak ada tumpang tindih wilayah. Jika Malaysia masuk, itu artinya upaya perampasan wilayah kedaulatan. Akan tetapi masyarakat perbatasan membutuhkan jawaban dan kepastian. Jangan biarkan mereka hidup dalam kebimbangan. Lantaran itu TNI bersama dengan Pemerintah Kabupaten Nunukan dan masyarakat sudah bertekad untuk menjaga Ambalat dan Karang Unarang sebagai wilayah teritorial Indonesia. Mereka menancapkan bendera Merah Putih di perairan tersebut, sekaligus juga membiarkan nelayan mendirikan bagang lebih banyak lagi.

Sengketa blok Ambalat antara Indonesia-Malaysia tercatat telah sering terjadi. Terhitung sejak Januari hingga April 2009 saja, TNI AL mencatat kapal Malaysia telah sembilan kali masuk ke wilayah Indonesia.

(19)

persengketaan ini. Bukan saja kepentingan ekonomi, melainkan juga adanya faktor kepentingan politik di antara dua negara. Bagi Malaysia, secara internasional akan merasa "menang" terhadap Indonesia, jika berhasil mengklaim blok Ambalat.

Beda lagi bagi Indonesia yang secara politik ingin mempertahankan blok Ambalat, karena dianggap sama dengan mempertahankan kedaulatan bangsa.

Agar tidak terjadi konflik berkepanjangan hendaknya pemerintah melalukan :

1. pemetaan kembali titik-titik perbatasan Indonesia

Pemetaan kembali titik-titik perbatasan wilayah Indonesia harus dilakukan. Hasil pemetaan baru tersebut harus dibandingkan dengan pemetaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Koordinat titik-titik perbatasan sangat penting untuk kita inventarisir dan dimasukkan dalam sebuah undang-undang mengenai perbatasan wilayah Indonesia. Apabila perlu, daripada konstitusi diubah-ubanh hanya untuk keperluan rebutan kekuasaan, masukkan klausul mengenai titik-titik perbatasan tersebut dalam UUD.

Bangun jalan di sepanjang perbatasan darat. Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus kita ubah. Mulai saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah strategis. Strategis untuk mempertahankan wilayah kita. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah yang memiliki wilayah perbatasan darat dengan negara tetangga seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Papua harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di sepanjang perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat

pemukiman terdekat. Tujuan

1. pembangunan jalan tersebut adalah untuk merangsang pembangunan kota atau pemukiman baru di dekat perbatasan.

(20)

Selain itu, wilayah baru yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk memiliki spesialsisasi. Misalnya, ada blok khusus jeruk Pontianak, blok khusus kebun aren, blok khusus sawah padi, dll. untuk merangsang masuknya investasi bisnis pendukung di sana.

3. Pembangunan pangkalan militer di dekat perbatasan. Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk melakukan upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru diletakkan di wilayah-wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran pasukan seperti ini harus diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah “aman” dari gangguan luar sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan. Apalagi, urusan keamanan dan ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian.

4. Galakkan kembali transmigrasi. Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde Baru harus digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami wilayah-wilayah baru yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin, apabila infrastruktur transportasi dan komunikasi disiapkan, banyak penduduk dari wilayah-wilayah padat yang bersedia bertransmigrasi.

Pilih pemimpin yang kuat dan tegas. Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala kekurangan yang dituduhkan, kita pernah

1. memiliki dua sosok pemimpin yang tegas sehingga dihormati kawan dan disegani lawan. Kedua pemimpin yang kuat dan tegas itu adalah Soekarno dan Soeharto. Pada saat kedua orang itu memimpin, tidak ada yang berani melecehkan negara kita. Akan tetapi, setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi bulan-bulanan pelecehan terutama oleh Malaysia dan kadang-kadang Singapura.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

(21)

sangat berbeda dengan Malaysia yang rakus untuk memperluas wilayahnya. Kita semua sudah tahu bahwa titik-titik perbatasan darat Indonesia – Malaysia di Pulau Kalimantan selalu digeser oleh Malaysia. Wilayah kita semakin sempit sementara wilayah Malaysia semakin luas.

Indonesia mempunyai perbatasan darat dengan tiga negara tetangga, yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sementara perbatasan laut dengan sepuluh negara tetangga, diantaranya Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, India, Thailand, Australia, dan Palau. Hal ini tentunya sangat erat kaitannya dengan masalah penegakan kedaulatan dan hukum di laut, pengelolaan sumber daya alam serta pengembangan ekonomi kelautan suatu negara.

Sengketa blok Ambalat antara Indonesia-Malaysia tercatat telah sering terjadi. Terhitung sejak Januari hingga April 2009 saja, TNI AL mencatat kapal Malaysia telah sembilan kali masuk ke wilayah Indonesia. Blok Ambalat dengan luas 15.235 kilometer persegi, ditengarai mengandung kandungan minyak dan gas yang dapat dimanfaatkan hingga 30 tahun. Bagi masyarakat perbatasan, Ambalat adalah asset berharga karena di sana diketahui memiliki deposit minyak dan gas yang cukup besar. Kelak, jika tiba waktunya minyak dan gas tersebut bisa dieksploitasi, rakyat di sana juga yang mendapatkan dampaknya.

B. SARAN

Sebagai negara kepulauan yang berwawasan nusantara, maka Indonesia harus menjaga keutuhan wilayahnya. Pulau-pulau terluar biasanya adalah daerah terpencil, miskin bahkan tidak berpenduduk dan jauh dari perhatian Pemerintah.

Keberadaan pulau-pulau ini secara geografis sangatlah strategis, karena berdasarkan pulau inilah batas negara kita ditentukan. Pulau-pulau ini seharusnya mendapatkan perhatian dan pengawasan serius agar tidak menimbulkan permasalahan yang dapat menggangu keutuhan wilayah Indonesia, khususnya pulau yang terletak di wilayah perbatasan dengan negara negara yang tidak/ belum memiliki perjanjian (agreement) dengan Indonesia. Dari 92 pulau terluar yang dimiliki Indonesia terdapat 12 pulau yang harus mendapat perhatian khusus, Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Rondo, Berhala, Nipa, Sekatung, Marore, Miangas, Fani, Fanildo, Dana, Batek, Marampit dan Pulau Bras.

Jangan takut bersikap tegas, kalau memang harus perang, rakyat Indonesia pasti mendukung demi keutuhan NKRI. Karena NKRI adalah harga mati.

(22)

Kahar, Jounil, 2004. Penyelesaian Batas Maritim NKRI . Pikiran Rakyat 3

Januari 2004

Tim Redaksi, 2004. Pulau-pulau terluar Indonesia. Buletin DISHIDROS TNI AL edisi 1/ III tahun 2004

SENGKETA ANTARA INDONESIA DENGAN TIMOR LESTE

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

(23)

terpisahya Timor Leste menjadi negara tersendiri tepat pada tahun 1999. Timor Leste dengan Indonesia memiliki sejarah yang panjang hinngga saat ini masih merupakan dasar yang kuat bagi kedua negara untuk saling bekerjasama dan saling memberi kepercayaan, karena sebelumnya Timor Leste

Kerawanan yang timbul akibat dari adanya kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya antar kedua negara tersebut karena jarak batas antara Timor Leste dengan Indonesia sangat berdekatan begitu pula penduduk masyarakat di perbatasan wilayah kedua negara bila di tinjau dari sejarahnya, samasama berbahasa TeTum. Sehingga dapat menjadi dampak bagi aspek kepentingan nasional. Untuk itu perlu adanya perbedaan khusus garis batas wilayah kedua negara ini agar bisa mencegah bisnis gelap yang sering muncul secara tradisional di wilayah perbatasan karena akibat dari perselisihan harga barang yang dijual secara pasar gelap. Begitu pula ditinjau dari persaudaraan yang terjalin oleh masyarakat diwilayah perbatasan kedua negara ini jika dilihat dari sejarahnya yang memudahkan untuk saling berkomunikasi untuk memunculkan pasar gelap ini karena faktor ekonomi yang saat ini sulit untuk teratasi. Timor Leste adalah sebuah negara kecil yang masih sangat memerlukan perhatian dan itu tidak hanya merupakan kewajiban pemerintah Timor Leste saja, akan tetapi juga merupakan kewajiban bagi seluruh masyarakat Timor Leste, oleh karena itu sangat penting mengkaji tentang kebijakan pemerintah Timor Leste dalam mengatasi masalah perbatasan Timor Leste (Motain) dengan Indonesia. Timor Leste merupakan sebuah negara kecil yang baru merdeka, Timor Leste memiliki batas wilayah dengan negara Indonesia. Dimana panjang garis perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia adalah kurang lebih 279 kilometer yang masingmasing meliputi 710 titik di Kabupaten belu, 3 titik diKabupaten Kupang dan 5 titik di Kabupaten Timor Tengah Utara. Batas wilayah kedua negara tersebut merupakan sengketa bagi pertahanan keamanan bagi masingmasing wilayah kedua negara ini.

BAB 3

(24)

Garis batas wilayah negara Timor Leste (Motain) dengan Leste – Indonesia karena kerawanan batas wilayah kedua negara yang strategis, stabilitas keamanan kedua negara yang belum 100% terjamin aman, ditinjauh dari aspek historis atau sejarahnya, masyarakat yang berada diwilayah perbatasan kedua negara tersebut memiliki ciri khas yang sama yaitu persamaan bahasa, ras, warna kulit juga sebagian besar masyarakat yang memiliki keluarga di seberang (Atambua) sehingga memudahkan warga seberang melakukan bisnis gelap masuk ke wilayah Timor Leste karena target harga yang berbeda, dan perbedaan mata uang yang berlaku yaitu Rupiah ke Dolar yang memiliki kesenjangan yang berbeda jauh, karena kurang terjaminnya stabilitas keamanan bagi kedua negara tersebut. Seperti yang diketahui pula bahwa adanya kasus-kasus dan konflik di wilayah perbatasan kedua negara tersebut yang masih sangat merupakan faktor hambatan bagi stabilitas perbatasan kedua negara ini antara lain :

1.1.1 Konflik perbatasan yang menurut Aiex Mendonca, bahwa perbatasan antara Timor Leste dengan Indonesia belum dikatakan mengikuti kaidah Internasional karena sebagai buktinya pembangunan pos perbatasan yang masih dalam kawasan bebas (free area), yang jaraknya sekitar 1 km dari bibir perbatasan Timor Leste. Sehingga dikatakan tidak pas untuk mengadakan penangkapan kepada masyarakat manapun.

1.1.2 Contoh kasus penyeludupan bahan bakar minyak (BBM) dan kebutuhan bahan pokok ekonomi lainnya yang dijual oleh masyarakat bagian Timor Barat kepada masyarakat bagian Timor Leste secara ilegal.

(25)

bidang Imigrasi maupun Karantina di perbatasan, juga penyeludupan barang perdagangan, orang dan bentuk kejahatan lainnya melaui perbatasan.

Penyelesaian konflik

Permasalahan perbatasan antara RI dan Timor Leste itu kini sedang dalam rencana untuk dikoordinasikan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Timor Leste dan kemungkinan akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendapatkan penyelesaian.Masalah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste, khususnya di lima titik yang hingga kini belum diselesaikan akan dibawa ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lima titik tersebut adalah Imbate, Sumkaem, Haumeniana, Nimlat, dan Tubu Banat, yang memiliki luas 1.301 hektare (ha) dan sedang dikuasai warga Timor Leste. Tiga titik diantaranya terdapat di perbatasan Kabupaten Belu dan dua di perbatasan Timor Leste dengan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).Berlarutnya penyelesaian lima titik di perbatasan tersebut mengakibatkan penetapan batas laut kedua negara belum bisa dilakukan. Di lima titik tersebut, ada dua hal yang belum disepakati warga dari kedua negara yakni: Penetapan batas apakah mengikuti alur sungai terdalam, dan persoalan pembagian tanah.

(26)

Bab 4 PENUTUP ANALISIS

Wilayah Indonesia diklaim warga timor letse menurut pendapat saya merupakan kasus internasional. Hal ini dijelaskan oleh mochtar Kusumaatmadja mengenai pengertian hukum internasional, Hukum internasional adalah keseluruhan kaedah-kaedah dan azas-azas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara antara:

(1) negara dengan negara;

(2) negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.

Dalam hal ini hukum internasional yang dimaksud adalah hukum Internasional publik, bukan hukum internasional perdata, sebab hukum internasional perdata hanya mengatur hubungan perdata (antara orang perseorangan) yang melintasi batas negara, sedangkan hukum publik yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara diluar kasus perdata tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut, kedaulatan bangsa, dalam hal ini batas wilayah Indonesia, masuk kedalam ranah hukum publik. Hal ini jelas diatur dalam pasal 1 UUD 1945 tentang bentuk kedaulatan jo pasal 25A UUD 1945 tentang wilayah negara. Berdasarkan pasal tersebut, kedaulatan dilaksanakan menurut undang-undang dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. Berdasarkan batas zona bebas kelautan, Natuka merupakan wilayah Indonesia, namun berdasarkan kebiasaan dimana penduduk Oecusse berkebun di wilayah tersebut, sehingga mereka mengklaim wilayah tersebut merupakan wilayah Timur Letse.

Hal ini berkaitan dengan kedaulatan suatu bangsa, jika Natuka merupakan wilayah Indonesia, maka wilayah tersebut dengan jelas merupakan teritorial indonesia, yang berarti segala tindakan yang terjadi di dalamnya berlaku hukum Indonesia. Dalam hal ini, jika yang diberlakukan hukum Indonesia, maka penduduk Oecusse yang merupakan penduduk Timur Letse, telah melakukan penyimpangan dengan memanfaatkan lahan Indonesia sebagai mata pencaharian tanpa ijin. Pasal yang dituntutkan antara lain masuk wilayah negara tanpa ijin, serta

pidana pencurian dan penggelapan.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan pada 167 orang siswi SMP Negeri 5 Kota Manado menunjukkan bahwa siswi dengan asupan protein yang kurang dengan status anemia sebesar

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

 Peserta didik berfikir bersama, tiap peserta didik dalam kelompok membagi tugas, menjelaskan kepada teman kelompoknya yang belum memahami materi, menyatukan pendapat

Saya menyatkan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul ; “PENELITIAN KOMPOSIT GERABAH, PASIR BESI, SKAM PADI DENGAN FARIASI FRAKSI VOLUME “’ yang dibuat untuk

Repex Departemen Operasional HLPA Station RPX Center menunjukan bahwa aspek ergonomi merupakan salah satu faktor risiko yang ada sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut

Dari penjelasan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel Pelatihan, Kepuasan Kerja, dan Teamwork terhadap Kinerja Karyawan, dan

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI DI KELOMPOK B TK.

Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua row dalam relasi secara unik.!.