• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMAN KUNCI TERKABULNYA SEBUAH DOA TINJAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMAN KUNCI TERKABULNYA SEBUAH DOA TINJAU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IMAN: KUNCI TERKABULNYA SEBUAH DOA

(TINJAUAN TENTANG DOA DARI SUDUT PANDANG GERAKAN IMAN)

Oleh :

Giamyati Tedjaseputra

I. PENDAHULUAN

Doa adalah penghubung antara Allah dengan umatNya. Tujuan doa ada bermacam-macam, namun seharusnya berfokus pada Tuhan, sebagai yang ditinggikan dan dipuji. Namun seringkali doa mempunyai fungsi yang kurang tepat, yaitu sebagai sarana pemenuhan keinginan manusia. Fungsi doa sudah bukan lagi berpusat kepada Allah (Teosentris), dan sebagai suatu sarana komunikasi antara Allah dengan umatNya, melainkan berpusat pada manusia (antroposentris) dan doa menjadi sarana pemenuhan keinginan manusia. Doa sudah bukan lagi menjadi suatu sarana komunikasi yang akrab antara Allah dengan umatNya, namun menjadi sarana pemaksaaan kehendak manusia.

Gerakan yang berfokus pada pemenuhan kehendak manusia ini menekankan pada iman. Gerakan ini dinamakan sebagai gerakan iman1. Mereka menekankan iman

sebagai senjata ampuh memperoleh segala yang diinginkan. Iman merupakan kunci jawaban doa. Iman menjadi jaminan suatu pengabulan doa. Apabila tidak memperoleh yang diinginkan, berarti kurangnya iman atau ada suatu dosa. Mereka percaya bahwa pada dasarnya manusia mempunyai kuasa untuk memperoleh apa yang diinginkannya. Manusia dalam rencana Allah adalah manusia yang hidup sukses dan berkelimpahan. Itu bisa dicapai dengan iman dengan permintaan doa.

Banyak orang yang percaya dengan prinsip-prinsip pengabulan doa oleh iman itu, namun hal itu merupakan sesuatu yang menyesatkan. Kepercayaan dari gerakan iman ini membawa orang pada kepercayaan yang tidak benar, terutama karena berdasar pada suatu pengertian teologis yang tidak Alkitabiah. Mereka mendefinisikan

1 Istilah ini digunakan oleh Hank Hanegraaff dalam ‘Christianity in Crisis’ untuk

(2)

sendiri posisi manusia dihadapan Allah, mereka memakai prinsip-prinsip kesuksesan secara materi. Memang seolah mereka didukung oleh ayat-ayat Alkitab, namun mereka mencari potongan-potongan ayat Alkitab yang dimanipulasi untuk mendukung kepentingan mereka.

Gerakan ini lebih banyak memberikan pengaruh yang negatif bagi umat Tuhan. Mereka mengajarkan suatu optimisme buta yang bertujuan bagi pemenuhan ego manusiawi. Segala permintaan doa pasti dan harus terjadi, karena manusia punya kuasa untuk meperoleh itu. Jadi apabila tidak mendapat, maka itu berarti kurangnya iman dan kepercayaan pada Tuhan dan diri sendiri. Dengan demikian kepercayaan ini justru menjatuhkan banyak iman umat Tuhan. Karena tidak mendapat yang diinginkan, maka orang akan merasa tidak puas dengan dirinya. Ia akan merasa sebagai orang yang gagal karena kurang iman, dan pada sisi lain, menempatkan Tuhan pada posisi sebagai Tuhan yang membeda-bedakan. Dampak ini sangat tidak baik bagi kehidupan umat Tuhan.

Secara tidak langsung, besar pengaruh gerakan ini bagi kehidupan orang percaya. Secara sadar atau tidak sadar, pengaruh gerakan ini sangat mempengaruhi gereja-gereja dan orang-orang percaya di Indonesia. Pengajaran mereka begitu optimis, positif dan menarik, memberikan pengharapan-pengharapan semu bagi orang-orang percaya. Berdasarkan inilah maka tulisan ini dibuat. Yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah mempelajari dan menganalisa gerakan iman yang mengajarkan bahwa iman adalah kunci terkabulnya sebuah doa. Akan diketengahkan pengenalan tentang apakan gerakan iman dan apa yang mereka percayai. Baru setelah itu dianalisa kebenaran kepercayaan mereka dalam terang kebenaran dan pengajaran Firman Tuhan dan Doktrin yang benar.

II. GERAKAN IMAN

(3)

Tuhan mempunyai rencana kesuksesan bagi umatNya2, “ Yesus dikirim oleh Allah

untuk melepaskan manusia dari kegagalan dan menyebabkan kesuksesan bagi anda.”3

Penekanannya adalah pada kesuksesan yang bersifat materi, disini dan kini, dan bukan pada kehidupan kekal dan yang bersifat rohani. Mereka memutar balikkan kebenaran dan dipakai sebagai sarana penghiburan.

Ada hal-hal penting yang mendasari kepercayaan dan tindakan mereka adalah sebagai berikut:

A. Sikap terhadap posisi manusia.

Mereka meletakkan posisi manusia setara dengan Tuhan. Manusia mempunyai kuasa seperti Tuhan, bahwa tujuan Tuhan menjadikan manusia adalah untuk menjadi setara dengan dirinya.

Tujuan Tuhan menjadikan manusia adalah untuk menghasilkan dirinya sendiri4

Manusia adalah allah, dia adalah allah-allah kecil5 yang berjalan-jalan dan hidup

di dunia. Manusia mempunyai kesetaraan dan kesamaan dengan Allah. Ia tidak di bawah Allah, namun mempunyai hak khusus karena Allah menjadikannya bukan sekedar sebagai ciptaan yang tunduk kepada sang Pencipta, namun diciptakan untuk menjadi dirinya.

Sebagai manusia yang sama dan setara dengan Allah, maka ia juga mempunyai kekuatan dan kuasa seperti Allah. Ia bisa mewujudkan apa yang ia maui dan kehendaki. Ia tidak perlu mempertanyakan boleh atau tidak, melainkan ia hanya perlu meminta dan menyatakan kehendaknya. Itu dapat dilakukan karena ia adalah sama dan setara dengan Allah.

Pada posisi lain, mereka menyatakan bahwa Allah adalah suatu kekuatan yang ada dalam diri manusia yang disebut sebagai dimensi keempat6. Kekuatan Allah

yang ada dalam diri manusia ini dapat melakukan apa saja yang ia maui dan kehendaki. Ini juga adalah posisi dari para “pemikir positif”7 yang menekankan

bagaimana membangkitkan kekuatan dari dalam diri manusia dengan cara berpikir positif. Bagaimana berpikir positif dapat mencapai keberhasilan, termasuk dalam

2 Kebanyakan pengikut gerakan iman ini adalah penganut Teologi Kesuksesan atau Teologi

Kemakmuran.

3 Tilton, Robert. God’s Laws of Success ( Dallas: Word of Faith , 1985) 3.

4 “The eternal purpose of God has been through the ages… that He is duplicating Himself in

the earth” menurut John Avanzini yang dikutip dari buku Hanegraaff, Christianity on Crisis (Eugene: Harvest House, 1993) 108.

5 Pengertian allah kecil ini berbeda dengan pengertian ‘mirip Allah’, namun adalah

allah-allah itu sendiri.

(4)

hal pengabulan doa. Dengan kekuatan berpikir positif, maka apa yang diinginkan dan dikehendaki dapat terjadi. Memang ada perbedaan antara Cho dan Peale. Kalau Cho, masih menganggap bahwa Allah dengan kuasanya yang bekerja dalam diri manusia, memberikan apa yang diminta manusia, namun Peale lebih menekankan pada kemauan dan kekuatan yang ada dalam diri manusia itu sendiri. Nampaknya Peale tidak menekankan doa atau hubungan dengan Allah, namun berfokus pada kekuatan yang ada dalam diri manusia.

Walaupun ketiganya8 mempunyai pandangan yang agak berbeda, namun

mempunyai kesamaan, yaitu posisi manusia yang mempunyai kuasa. Sehingga dengan demikian, sebagai manusia yang berkuasa, ia berhak dan mampu mendapatkan apa saja yang ia inginkan dan kehendaki. Apabila mereka menyatakannya dalam doa, mereka mempunyai kepastian bahwa apa yang mereka minta, pasti diberi dan dikabulkan. Jawaban doa bagi mereka pasti positif.

B. Sikap terhadap iman.

Sesuai dengan nama mereka, mereka begitu menekankan pentingnya iman. Iman adalah segalanya dalam mewujudkan apa yang mereka maui dan kehendaki. Menurut mereka, iman adalah sebuah kekuatan. Bahkan lebih jauh lagi, Kenneth Copeland, seorang tokoh gerakan iman menyatakan bahwa “iman adalah sumber kekuatan Tuhan.”9. Iman ini mempunyai wadah, yaitu kata-kata. Charles Capps

menyatakan bahwa “Tuhan tidak membuat dunia ini tanpa apa-apa. Ia membuatnya dari sesuatu, yaitu iman. Ia menggunakan kata-katanya sebagai alat dari iman itu.”10 Iman adalah sebuah kekuatan yang dapat mewujudkan kuasa

Tuhan sebagai suatu kenyataan. Dengan iman, segala yang dikehendaki dan dimaui dapat terwujud, karena iman itu sendiri adalah sebuah kukuatan.

Untuk mewujudkan iman menjadi kenyataan Hagin menyatakan apa yang disebut sebagai formula iman. Hagin mengklaim bahwa ia memperoleh formula ini dari Yesus sendiri yang datang sendiri dihadapannya.11 Formula ini terdiri dari

empat langkah, yaitu: (1) Katakanlah: maka engkau akan mendapatkannya. (2) Lakukanlah: apa yang engkau lakukan menentukan terwujudnya keinginanmu itu.

8 Yang dimaksud adalah mereka yang percaya bahwa mereka adalah allah itu sendiri, allah

yang ada dalam diri dan yang menekankan pada kekuatan berpikir positif.

9 Dikutip oleh Hanegraaff, Christianity 65 dari buku Copeland: Freedom From Fear, 11-12 10 Dikutip oleh Hanegraff, Christianity 68 dari buku Capps: Authority in Three Worlds, 24 11 Dikutip oleh Hanegraaff, Christianity 75, dari buku Hagin: How to Write Your Own Ticket

(5)

(3) Terimalah: iman merupakan saluran berkat surgawi, maka engkau akan menerimanya langsung. (4) Katakan pada orang lain, agar mereka juga percaya.12

Penganut gerakan iman begitu optimisnya bahwa apa saja yang mereka minta, perlu mereka katakan dan mengklaimnya (Name it and Claim it). Dalam doa, mereka akan sangat optimis bahwa apa saja yang mereka minta, mereka inginkan, mereka kehendaki, mereka harus nyatakan dan mengklaim dengan iman bahwa mereka telah mendapatkannya. Kadang mereka harus mengucapkannya berulang-ulang dengan keyakinan penuh, dengan iman yang mereka percayai mempunyai kuasa. Maka mereka percaya mereka akan memperolehnya. Apabila mereka belum mendapatkannya, itu adalah karena mereka iman mereka kurang. Mereka harus mempunyai iman yang kuat untuk memperolahnya. Sering mereka mengutip Mark.11:23, yang menyatakan bahwa hanya dengan iman yang kuat dan tidak ragu-ragu, mereka mampu memindahkan gunung. Iman dapat melakukan hal-hal besar, namun dalam hal ini bagi kepentingan mereka sendiri.

C. Sikap terhadap kekayaan.

Makalah Sahabat Awam menyatakan bahwa Teologi Sukses menekankan bahwa: “Allah kita adalah Allah yang mahabesar dan penuh berkat dan manusia yang beriman pasti akan mengalami kehidupan yang penuh berkat pula, kaya, sukses dan berkelimpahan (materi).”13 Mereka menggambarkan orang percaya

sebagai anak-anak dari Raja yang empunya dunia dan isinya, maka, adalah hak sang anak untuk memperoleh kekayaan Bapanya. Dari pihak Bapa, adalah tujuan dan kerinduannya untuk memberikan kesuksesan dan kekayaan yang berlimpah kepada anak-anakNya. Seperti pengakuan iman yang dinyatakan oleh Moris Cerullo:”Sebagai anak Allah aku percaya bahwa aku berhak atas janji-janji yang telah disebutkan dalam Firman Allah. Aku tidak akan mendapatkan yang nomor dua dari yang terbaik bagi roh, pikiran, tubuh maupun keuanganku. Adalah kesukaan besar bagi Bapaku untuk memberikan kerajaan padaku dan aku akan menerima semuanya tanpa satupun yang tertinggal.”14 Dari pernyataan mereka,

nampak jelas bahwa mereka begitu menekankan berkat materi. Kekayaan dan kesuksesan adalah tujuan Tuhan bagi manusia.

12 Keempat langkah ini dikenal sebagai :Say it, Do it, Receive it and Tell it”, dikutip dari buku

Hanegraaff, Christianity 75

(6)

Bahkan mereka memutar balikkan Alkitab dan menggunakannya untuk kepentingan diri mereka. John Avanzi menyatakan bahwa Yesus bukan orang miskin. Ia adalah seorang hamba Tuhan yang berhasil.15 Oleh karena itu sebagai

pengikut Yesus, kita hendaknya juga seperti Dia. Kalau Dia sukses dan kaya, maka para pengikutnya yang menamakan diri Kristen haruslah meneladani Dia. Oral Roberts pernah menuliskan buku yang berjudul: “How I Learned Jesus Was Not Poor.” Mereka menginterpretasikan Alkitab dengan cara mereka sendiri sehingga mendukung apa yang mereka ajarkan.

Kebanyakan dari mereka juga mengajarkan: “Have a need, plant a seed.”16.

Apabila mempunyai kebutuhan atau keinginan17, maka perlu menanamkan benih

iman. Benih iman disini yang dimaksud adalah memberi kepada Tuhan dalam bentuk persembahan-persembahan kepada para ‘hamba Tuhan’. Dengan begitu maka Tuhan akan memberkati. Mereka memakai ayat Maleakhi 3:10.18 untuk

kepentingan ‘pelayanan’ mereka. Apabila mereka mempunyai kebutuhan, doakan sambil memberi pada pelayanan dari Hamba Tuhan tertentu yang akan mendoakan mereka, dimana mereka harus menggunakan iman bahwa mereka akan memperolehnya. Untuk ini mereka juga mengutip Ibrani 11:1.19 Mereka harus

mengimani bahwa apa yang mereka inginkan itu akan menjadi kenyataan. Bahkan Gloria Copeland juga memperkenalkan hukum ‘seratus kali lipat’, dimana ia mengambil sebagian dari Markus 10:30: “orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah… dan ladang”. Ia menyarankan agar orang-orang memberi (padanya) $ 10, maka mereka akan menerima $ 1,000. Memberi $ 1,000 maka akan menerima $ 100,000.20

Sebenarnya, banyak dari para guru gerakan iman ini yang memanfaatkan dan menyesatkan orang-orang Kristen yang sebenarnya masih lemah dan belum benar-benar memahami kebenaran Firman Tuhan. Patti Roberts, bekas menantu Oral Roberts, pernah menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Oral Roberts

15 Hanegraaff, Christianity 187 16 ibid, 195

17 Kita dapat memahami bahwa banyak orang menyamakan antara kebutuhan dan keinginan,

apalagi kebutuhan di masa kini, bukan lagi hanya kebutuhan dasar lagi, tapi menjadi apa yang diingini. Hanya terpaut garis tipis apa yang dimaksud dengan kebutuhan dan keinginan.

18 Mal.3:10 : “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah

perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”

19 Ibr.11:1: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala

sesuatu yang tidak kita lihat.”

(7)

dan keluarganya ada banyak kemiripan dengan Johann Tetzel21. Mereka

sama-sama menggunakan hal yang bersifat rohani demi kepentingan materi mereka sendiri. Mereka begitu menyesatkan dan menipu orang Kristen dengan memberikan pengharapan dan janji-janji palsu. Akibatnya sangat parah, dimana orang-orang itu bukan hanya kehilangan harta mereka, namun juga kehilangan iman mereka pada Tuhan. Mereka mengajarkan bahwa sebagai anak-anak Tuhan, maka sesungguhnya mereka mempunyai keyakinan penuh bahwa apa saja yang mereka minta dapat berhasil, walau dengan sebuah pengorbanan ‘kecil’22

D. Sikap terhadap penyakit.

Ayat Alkitab yang menjadi pegangan bagi mereka adalah: Yes.53:4-5: “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, … dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Mereka percaya bahwa ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib 2000 tahun yang lalu, Ia telah menanggung segala sakit penyakit kita. Jadi mereka yang percaya pada Tuhan Yesus tidak seharusnya mengalami sakit penyakit. Seperti yang dinyatakan oleh Benny Hinn: “ Alkitab menyatakan bahwa Yesus telah menyelesaikan pekerjaanNya 2000 tahun yang lalu. Tuhan tidak akan menyembuhkan engkau sekarang. Ia telah menyembuhkan engkau 2000 tahun yang lalu. Yang perlu engkau lalukan adalah menerima penyembuhan itu sekarang, dengan iman.”23

Guru-guru gerakan iman ini mengajarkan bahwa sakit penyakit tidak akan dialami oleh anak Tuhan. Rencana Tuhan selalu indah dan baik bagi anak-anakNya. Sebagai Bapa yang baik, tidak mungkin Ia merencanakan atau membiarkan sakit penyakit menyerang anak-anakNya. Jadi, adalah hak anak-anak Tuhan untuk mengklaim penyembuhan itu dari Tuhan. Jerry Savelle percaya bahwa “Kesembuhan ilahi adalah sesuatu yang sebenarnya telah kita miliki dari Tuhan. Apabila ada gejala sakit penyakit, itu berarti iblis berusaha mengambilnya dari kita.”24 Jadi sakit penyakit itu memang tidak seharusnya dialami oleh

anak-anak Tuhan. Bila ada sakit penyakit, itu berarti ada dosa atau serangan iblis. Oleh karena itu, harus disembuhkan dengan cara rohani dan ilahi. Implikasinya adalah

21 ibid, 195

22 pengorbanan kecil yang dimaksud adalah: (1) menanamkan benih iman yang akan

memberikan hasil seratus kali lipat. (2) membawa ke rumah Tuhan (gereja atau pelayanan hamba Tuhan tertentu), maka Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit memberikan berkat. Pengorbanan ini relatif kecil dibanding dengan hasil yang beratus-ratus kali dan berlimpah-limpah.

23 Dikutip oleh Hanegraaff, Christianity 242, dari buku Benny Hinn: Rise and be Healed. 24 Dikutip oleh Hanegraaff, Christianity 242-243, dari buku Jerry Savelle: If Satan Can’t Steal

(8)

bahwa bila anak Tuhan sakit, dari yang paling ringan (seperti flu, batuk,dll) sampai yang sangat berat (seperti kanker, aids, dll), maka perlu berdoa dan menyatakan hak kesembuhan ilahi, dengan iman, haruslah percaya bahwa mereka pasti sembuh. Hal ini memang didukung dengan pengakuan-pengakuan dosa dan pertobatan, agar bebas dari dosa dan ikatan iblis.

Kepercayaan ini sebetulnya sangat berbahaya. Pada beberapa kasus, ada orang-orang yang divonis kanker ganas atau penyakit lain yang mematikan. Namun, mereka mengklaim bahwa kesehatan adalah hak mereka. Maka dengan berdoa secara giat, dan serius, mereka percaya dengan iman bahwa mereka menerima kesembuhan ilahi. Mereka begitu mengimani itu sehingga tidak memperdulikan lagi usaha pengobatan secara medis. Pada akhirnya, mereka harus menerima kenyataan bahwa penyakit mereka tidak pernah disembuhkan, dan akhirnya mereka harus mengakhiri hidup mereka akibat kepercayaan yang salah. Pengajaran ini sungguh sangat berbahaya bagi kehidupan orang-orang percaya. Kematian orang tersebut merupakan suatu kesiaa-siaan terhadap kehidupan. Sesungguhnya, mereka harus mengusahakan agar kehidupan dapat berlangsung, tanpa diam dengan pengharapan semu seperti itu. Begitu juga bagi orang yang ditinggalkan. Bahayanya adalah bahwa mereka jadi undur iman dan meragukan Tuhan.

III. EVALUASI TERHADAP GERAKAN IMAN TENTANG DOA

Gerakan iman ini begitu bersifat antroposentris. Mereka begitu memusatkan seluruh perhatian terhadap manusia, tentang apa yang bisa didapat dari manusia selama hidup di dunia ini. Tujuan hidup masing-masing manusia bukan lagi untuk memuliakan Allah, melainkan kemuliaan diri sendiri. Tujuan hidup manusia seolah adalah untuk kesuksesan dan kelimpahan hidup secara manusia.

(9)

Tuhan sebagai Sang Pencipta yang Mahakuasa, melainkan menghinanya dan menjadikannya sebagai alat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Sesungguhnya, bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapaku yang jadi. Tapi mereka seolah menyatakan bahwa kehendakkulah yang jadi. Dengan iman pasti itu dapat terjadi. Jadi, penempatan posisi manusia yang salah inilah yang membawa suatu optimisme tentang terkabulnya sebuah doa. Iman merupakan sarana terwujudnya doa mereka menjadi kenyataan.

Mengenai sikap mereka terhadap iman, mereka menggunakan iman pada kapasitas yang tidak seharusnya. Iman yang mereka maksud seolah adalah pemaksaan kehendak pada Tuhan. Dengan iman semua yang diingini pasti tercapai. Ini erat hubungannya dengan sikap mereka pada Tuhan. Mereka mengklaim hak-hak dan janji-janji yang diberikan Tuhan pada anak-anakNya. Iman merupakan sarana perwujudan janji-janji Allah25 itu. Apabila tidak terjadi itu berarti kurang iman. Ini

merupakan penyalahgunaan dan pemutar balikan kebenaran Firman Tuhan.

Mengenai sikap mereka terhadap kekayaan, mereka telah memutar balikkan ayat-ayat firman Tuhan dan menginterpretasikan sekehendak mereka sendiri. Sikap mereka dalam berdoa meminta semua itu begitu memaksakan. Jadi memang mereka meminta segalanya seturut kehendak hati mereka dan mengklaim ayat-ayat tertentu untuk mendukung apa yang mereka inginkan.

Apa yang mereka ajarkan ini benar-benar tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab secara keseluruhan. Tuhan Yesus banyak mengingatkan agar manusia tidak serakah dan berhati-hati dalam hal kekayaan duniawi. Tuhan Yesus tidak menekankan kekayaan duniawi kini dan disini, namun pada kekayaan rohani dan kehidupan yang akan datang.

Mengenai sikap mereka terhadap penyakit, mereka menyatakan bahwa anak-anak Tuhan tidak seharusnya menderita sakit penyakit dan hal-hal yang tidak enak, karena Tuhan Yesus telah menanggung segala penderitaan dan sakit penyakit kita ketika Ia mati di kayu salib. Dalam hal ini, mereka salah menafsirkan Yes 53:4-5 secara hurufiah saja. Mereka mengartikan penyakit yang ditanggung Yesus adalah segala sakit penyakit fisik. Padahal yang dimaksud sesungguhnya adalah dosa dan penyakit-penyakit rohani yang lain. Begitu juga kesembuhan yang terjadi pada umat

25 Mereka mengklaim janji-janji berkat dan hal-hal yang menguntungkan yang mereka ambil

(10)

Tuhan oleh bilur-bilur Tuhan Yesus, sesungguhnya tidak tepat kalau diartikan hanya secara hurufiah. Kesembuhan kita adalah kesembuhan kerohanian kita, dimana Yesus menanggungnya seluruh dosa-dosa kita. Sakit dan penyakit pasti ada selama manusia hidup dalam tubuh yang fana ini, dan ini adalah realitas kehidupan.

IV. DOA YANG ALKITABIAH

Secara umum, doa didefinisikan sebagai komunikasi dengan Allah. Sesungguhnya doa mempunyai makna yang lebih dalam lagi, bukan hanya sekedar permohonan-permohonan bagi pemenuhan kebutuhan diri sendiri. Doa haruslah Teosentris26.Tuhanlah yang menjadi fokus perhatian kita, bukan diri kita, yang datang

dengan sejumlah daftar dari keinginan-keinginan yang harus dipenuhi. Didalam doa, pertama-tama kita mencari Tuhan dan merindukan persekutuan dengannya, bukannya mencari Dia untuk mendapatkan berkat-berkatnya. Doa yang hanya mencari Tuhan bagi pemenuhan diri manusia sangatlah egois dan bersifat primitif. Tuhan mau kita datang padaNya untuk mencari diriNya, menyatakn rasa cinta kita padaNya. Adalah salah besar bila kita mempunyai agenda tertentu dan datang pada Tuhan meminta Tuhan kabulkan permintaan-permintaan tersebut. Sikap seperti itu sama dengan menjadikan Tuhan sebagai pembantu kita, tidak ubahnya seperti budak yang punya kuasa supernatural27, yang harus melayani kebutuhan tuannnya. Sikap seorang anak

Tuhan datang pada BapaNya haruslah dengan sikap hormat, karena ia rindu datang dan bersekutu dengan Bapa Surgawi serta mau menyatakan rasa terima kasih atas kasih telah diberikan Bapa. Bukanlah sikap yang benar apabila si anak hanya datang pada Bapa kalau ada keperluannya dan mendesak agar harus diberikan. Dalam persekutuan dengan Bapa, memang kita perlu meminta pertolongan padaNya apabila ada masalah-masalah dan persoalan-persoalan yang berat. Namun kita harus mempunyai sikap tertentu:

1. Percaya bahwa Bapa memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya. Matius 7:7-11, menyatakan bahwa anak-anak Tuhan perlu juga meminta dan mencari. Kita harus percaya bahwa pasti Bapa akan memberi, namun pemberian Bapa

(11)

adalah yang terbaik bagi kita. Bapa dunia saja memberi yang baik bagi anak-anaknya, apalagi Bapa Surgawi.

Jawaban doa Tuhan bagi anak-anakNya tidak selalu sama. Kadang Dia langsung menjawab ya dan mengabulkan permohonaan kita dan menyelesaikan masalah kita. Kadang pula Dia dengan jelas menjawab tidak. Kadang pula Dia menjawab dengan tunggu. Kita harus bisa menerima apapun jawaban doa kita itu karena jangan kita memaksakan jawaban yang harus ‘ya’. Kita harus bersikap menerima apa saja jawaban doa kita, karena kita percaya itulah yang terbaik, yang diberikan B apa bagi kita.

2. Jangan memaksakan kehendak. Optimisme dari penganut gerakan iman menyatakan pemaksaaan kehendak mereka atas apa yang mereka inginkan. Mereka begitu optimis dan bersemangat bahwa Tuhan pasti berikan apa yang mereka minta karena Tuhan adalah kasih dan mereka punya hak untuk memperoleh apa yang mereka minta. Hal ini adalah tidak benar, menurut Yakub Susabda, karena sesungguhnya “pada saat nafsu ‘keinginan untuk mendapat apa yang diinginkan’ menguasai hatinya, manusia tidak dapat berdoa.”28 Menurutnya,

tidaklah mungkin Allah mengabulkan doa yang keras dari pribadi yang telah terjebak pada nafsu untuk mendapatkan keinginan hatinya saja. Allah yang baik tidak mungkin memberikan apa yang pada akhirnya membawa kehancuran bagi anakNya.

Anak Tuhan harus berhati-hati untuk tidak memaksakan kehendaknya itu, karena penolakan dari Allah dapat diisi oleh iblis, yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi segala yang diinginkan manusia. (Mat.4:1-11)29 Allah bisa

mengijinkan itu terjadi karena nafsu dan kekerasan hati manusia, namun pada akhirnya mereka harus menanggung akibat dari apa yang mereka inginkan itu.30

3. Berdoa sebagai pelatihan, bukan sebagai pembuktian.31 Seharusnya orang Kristen

berdoa karena memang ia membutuhkan persekutuan dengan Allah. Doa adalah nafas kehidupan orang Kristen, dimana seharusnya orang Kristen tidak mungkin dapat hidup tanpa berdoa. Ia harus berdoa senantiasa. Bukannya datang hanya kalau ada yang diperlukan, dan serius serta bersungguh-sungguh untuk

28 Susabda, Yakub, Mengenal dan Bergaul dengan Allah (Batam: Gospel Press, 2002) 267 29 Ketika iblis mencobai Tuhan Yesus dengan penawaran yang sangat diinginkan manusia. 30 Susabda, Mengenal 268

31 Istilah ini dari Susabda yang membedakan ‘working out’ (untuk melatih) dengan ‘working

(12)

terkabulnya permintaannya itu. Doa haruslah sebagai pelatihan yang dilakukan setiap saat.

V. KESIMPULAN

Penyalahgunaan dan sikap yang tidak benar sering terjadi disekitar kita. Walaupun tidak semua orang mengakui sebagai pengikut gerakan iman, namun seringkali ajaran-ajaran gerakan iman mempengaruhi banyak orang percaya. Pengajaran ini sangat menarik karena seiring dengan semangat zaman yang dipengaruhi oleh materialisme dan budaya postmodern yang sering tidak lagi mengandalkan rasio, melainkan sebuah iman yang buta.

Gerakan iman mengandalkan iman sebagai kunci terkabulnya sebuah doa. Mereka mempunyai suatu keyakinan dan optimisme bahwa apa saja yang mereka inginkan pasti Tuhan beri, asal mereka punya iman. Hal ini begitu menyesatkan pemikiran anak-anak Tuhan. Seharusnya mereka mengevaluasi diri dengan cara :

1. Mengakui siapa Allah yang sebenarnya dan siapakah manusia di hadapan Allah. Mereka harus kembali pada tujuan hidup manusia, yaitu untuk memuliakan Allah. Seharusnya kehidupan kita harus berfokus pada Allah, sebuah kehidupan yang ditujukan bagi Allah. (I Kor.10:31). Doa maupun segala perilaku kehidupan kita haruslah bersifat Teosentris. Ini sangat bertentangan dengan kepercayaan pengikut gerakan iman. Mereka begitu antroposentris. Manusialah yang menjadi pusat alam semesta, termasuk surga dan Allah. Doa dijadikan alat atau sarana komunikasi permohonan-permohonan bagi keinginan diri sendiri. Orang-orang percaya seharusnya bersyukur, dapat mempunyai suatu komunikasi yang baik dengan Allah yang Maha Kudus, tanpa harus merasa gentar. Dalam hal ini seharusnyalah kita mendatangi Allah dalam doa dengan sikap hormat, bukan dengan sikap seenaknya dengan memaksa Allah melakukan apa yang kita ingini. Kita harus betul-betul sadar siapa kita di hadapan Allah dalam doa maupun dalam seluruh aspek kehidupan kita.

(13)

karunia untuk bersekutu dan berkomunikasi dengan Allah Bapa ini. Seharusnya mereka datang bukan hanya bila ada perlunya saja, namun setiap saat. Ini berbeda dengan pendekatan gerakan iman. Mereka dengan penuh keyakinan datang pada Allah dan memaksakan kehendak mereka.

3. Allah mengabulkan doa sesuai dengan kehendakNya. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus benar-benar percaya bahwa Bapa akan memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya. Terkabulnya sebuah doa adalah ditentukan oleh kehendak Allah. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita, seperti yang dilakuakn oleh penganut gerakan iman. Mereka berdoa sangat keras dan serius demi tercapainya keinginan mereka. Sikap ini adalah berbahaya, karena iblipun dapat memberikan apa yang diinginkan manusia. Terkabulnya sebuah doa yang keras, belum tentu dari Allah. Jadi, lebih baik mempunyai sikap percaya kepada Bapa yang akan memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya. Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa kepercayaan dari gerakan iman ini cukup berbahaya dan penuh risiko. Sebagai anak Tuhan jangan pernah kita memaksakan kehendak kita dalam doa-doa kita. Tuhan adalah Allah yang Maha Tahu, Dia tahu yang terbaik bagi kita. Jangan menyalah gunakan iman bagi pemenuhan keinginan diri sendiri saja, melainkan gunakan bagi kemuliaan Tuhan saja.

BIBLIOGRAPHY

Cerullo, Moris. Jalan Kecil Menuju Hidup Berkelimpahan: Ucapkanlah Doa

Yabes. Surabaya: Global Satellite Network Indonesia, 2004

(14)

________ Doa: Kunci Ke arah Kebangunan Rohani. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1987

Hagin, Kenneth E. Iman Yang Sejati. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1989.

________ Rahasia Kekuatan Doa. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1997

Hallesby, O. Prayer. London: Inter Varsity Fellowship, 1948

Hanegraaff, Hank. Christianity in Crisis. Eugene: Harvest House Publishers, 1993

Kelly, Douglas F & Caroline S. Jika Allah Sudah Tahu, Mengapa Masih Berdoa?

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003

Makalah Sahabat Awam no 16, Teologi Sukses

Maris, Hans, Gerakan Kharismatik dan Gereja Kita. Surabaya: Momentum, 2004

Peale, Norman Vincent. Berpikir Positif: Kunci Sukses. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992

Prince, Derek. Doa dan Puasa Untuk Menentukan Masa Depan. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1995.

Susabda, Yakub B. Mengenal dan Bergaul dengan Allah. Batam: Gospel Press, 2002

Tilton, Robert. God’s Laws of Success. Dallas: Word of Faith Publications, 1983

Williamson, GI. The Shorter Catechism, vol 1. Phillipsburg: Presbyterian and Reformed Publishing Co., 1970

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 1 II. GERAKAN IMAN

a. Sikap terhadap posisi manusia b. Sikap terhadap iman

(15)

III. HAL PENGABULAN DOA YANG ALKITABIAH 4. Jawaban Tuhan Atas Doa UmatNya

5. Menurut Kehendak Tuhan

Referensi

Dokumen terkait

Sekarang, terbongkar sudah rahasia yang tersimpan dibalik ayat: "Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan (Al 'Alaq: 96: 1) yaitu manusia disuruh oleh Allah untuk

Jadi, karena Allah mendekatkan alam semesta yang tembus pandang mata manusia ini, yang didalamnya ada ”...Sidratil Muntaha (An Najm : 53: 14) dengan alam semesta kita yang

Berdasarkan uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa rahasia yang ada di balik ayat: "Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu..."(Al A'raaf: 7:189)

Rendahnya nilai-nilai cinta tanah air yang dimiliki oleh peserta didik hendaknya segera mendapatkan penanganan dari pihak sekolah terutama guru. Penelitian ini

KEINGINAN, DORONGAN DAN HAWA NAFSU MANUSIA KEPADA MAKANAN BISA MENJADIKAN FUNGSI KONTROL OTAK TIDAK BERFUNGSI DENGAN SEMPURNA Sekarang, ketika fungsi kontrol otak manusia

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran EPA (Eksplorasi, Pengenalan dan

Antaranya ialah keputusan Muzakarah pada tahun 2011 yang menetapkan: “Alkohol yang diperoleh bukan melalui proses pembuatan arak hukumnya tidak najis, tetapi haram (tidak boleh)

1) Pengendalian organisasi, yang dapat dicapai bila ada pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas antar bagian untuk pengotorisasian, penyimpanan, pelaksanaan,