• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tentang Kekerasan Dalam Rumah T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Tentang Kekerasan Dalam Rumah T"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

SOCIUS

Volume XV, Januari - April 2014

ISSN: 1410 - 3214

ISSN 1410-3214

14 10 32 16

Wan Ibrahim Wan Ahmad:

POPULATION AGEING AND OLDER PERSONS GLOBALLY

M. Basir:

ULAMA, TIRANI DAN RADIKALISME (TERORISME)

Mansyur Radjab:

Edoardus Maturbongs dan Godefridus Samderubun:

ANALISIS MODEL TINDAKAN RASIONAL PADA

PROSES TRANSFORMASI KOMUNITAS PETANI RUMPUT LAUT

DI KELURAHAN PABIRINGA KABUPATEN JENEPONTO

ANALISIS TENTANG KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN MERAUKE

ORANG TUA IDEAL MASA KINI

(Studi Keharmonisan Orang Tua-Anak pada Empat Etnik di Makassar)

Ria Renita Abbas:

INSTITUSI KELUARGA DAN POLIGAMI

(Studi Kasus Keluarga Poligami yang Berpoligini di Kota Makassar)

Atma Ras:

PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT PASCA MENERIMA SLT

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

(Kasus di Kelurahan Mattiro Deceng Kec.Tiroang Kabupaten Pinrang)

Nuvida Raf:

DINAMIKA TEORI GERAKAN SOSIAL

Maria E. Pandu, Rahmat, Ria Renita Abbas, Buhari Mengge:

Prof. Wan Ibrahim Wan Ahmad adalah

Associate Professor, School of Social

Development, Universiti Utara Malaysia

, Kedah, Malaysia.

Prof. Dr. M. Basir, M.A adalah Guru Besar Sosiologi Agama dan pengajar

pada FISIP Universitas Hsanuddin

Drs. Manyur Radjab, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP

Universitas Hasanuddin

Edoardus Maturbongs, S.Sos., M.Si & Godefridus Samderubun, SS., M.Si

adalah pengajar pada FISIP Universitas Musamus Merauke

Atma Ras, S.Sos, M.A adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP

Universitas Hasanuddin.

Nuvida Raf, S.Sos, M.A adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi Universitas

Hasanuddin

Prof. Dr. Maria E. Pandu, M.A, Guru Besar Sosiologi Keluarga Universitas

Hasanuddin, pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP Universitas

Hasanuddin

Dr. Rahmat, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi Univeritas

Hasanuddin

Ria Renita Abbas, S.Sos, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi

Univeritas Hasanuddin.

(2)

R E DA K S I

Jurnal SOCIUS adalah media apresiasi, informasi dan komunikasi yang diterbitkan oleh Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin dalam rangka pengembangan Sosiologi di Indonedia. SOCIUS berisi tulisan ilmiah yang mencakup hasil penelitian, pengembangan teori dan metodologi. Redaksi SOCIUS pengundang para peneliti, sosiolog, peminat Sosiologi dan para mahasiswa Sosiologi untuk berdiskusi, menulis secara kreatif dan bebas demi pengembangan Sosiologi di Indonesia.

Penerbit:

Laboratorium Sosiologi, Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin

Penanggung Jawab:

M. Darwis

(Ketua Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin)

Dewan redaksi:

Rahmat Muhammad, Buchari Mengge, Suparman Abdullah, Sultan, Nufida Raf, Ria Renita Abbas, M. Ramli AT

Busman DS, Syamsuddin Simmau

Gedung FIS VIII Kampus Unhas Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan km 10 Makassar 90245, Telp/Fax: 0411584100. Email: j_socius@hotmail.com atau

penerbitsosiologiunhas@yahoo.com

15. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5 16. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki

17. Tulisan tidak menggunakan judul bab

18. Tulisan belum pernah dipublikasikan pada jurnal lain

1. Judul 13. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5

14. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki 15. Tulisan tidak menggunakan judul bab 16. Tulisan belum pernah dipublikasikan pada jurnal lain

1. Judul

8. Panjang tulisan antara 9-15halaman

9. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5 10. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki

(3)

Pembaca Yang Budiman,

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Berilmu karena atas Kasih dan SayangNya sehingga Jurnal Sosiologi SOCIUS Volume XV ini dapat berada di tangan pembaca sekalian.

Ada hal krusial yang patut diketengahkan di sini terkait penulisan ISSN jurnal kita ini. Pada Volume XII, XII dan IV tertulis nomor ISSN: 1420-3214, seharusnya ISSN: 1410-3214. Karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan ini. Pada volume XV ini ISSN tersebut sudah dikoreksi.

Volume kali ini memuat tulisan dari luar Universitas Hasanuddin bahkan ada tulisan dari Malaysia, yaitu dari Universitas Utara Malaysia. Selain itu juga ada tulisan dari Universitas Musamus Marauke. Tulisan tersebut tentu memperkaya enam tulisan lainnya yang ditulis oleh para dosen Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin.

Tema tulisan yang tersaji kali ini lebih banyak memuat tema tentang keluarga, selain tema konflik, pemberdayaan masyarakat dan kajian teori. Semoga ragam tema tersebut dapat menambah wawasan keilmuan kita.

Kepada para penulis yang berminat menerbitkan tulisannya, silahkan mengirim email ke: . Syarat-syarat tulisan telah dicantumkan pada halaman dalam sampul jurnal ini.

Ucapan terimakasih senantiasa kami haturkan kepada para penulis yang telah mempercayakan tulisan mereka untuk dipublikasikan. Selain itu, kami juga berterimakasih atas dukungan dana BOPTN Universitas Hasanuddin tahun 2014 untuk penerbitan jurnal kebanggaan kita ini.

Makassar, 17 Maret 2014

Redaksi

penerbitsosiologiunhas@gmai.com

(4)

D A F TA R I S I

REDAKSI

PENGANTAR REDAKSI

DAFTAR ISI

ANALISIS MODEL TINDAKAN RASIONAL PADA

PROSES TRANSFORMASI KOMUNITAS PETANI RUMPUT LAUT

DI KELURAHAN PABIRINGA KABUPATEN JENEPONTO

ANALISIS TENTANG KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN MERAUKE

ORANG TUA IDEAL MASA KINI

(Studi Keharmonisan Orang Tua-Anak pada Empat Etnik di Makassar)

Ria Renita Abbas:

INSTITUSI KELUARGA DAN POLIGAMI

(Studi Kasus Keluarga Poligami yang Berpoligini di Kota Makassar)

Atma Ras:

PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT PASCA MENERIMA SLT

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

(Kasus di Kelurahan Mattiro Deceng Kec.Tiroang Kabupaten Pinrang)

Nuvida Raf:

DINAMIKA TEORI GERAKAN SOSIAL

Wan Ibrahim Wan Ahmad:

POPULATION AGEING AND OLDER PERSONS GLOBALLY

M. Basir:

ULAMA, TIRANI DAN RADIKALISME (TERORISME)

Mansyur Radjab:

Edoardus Maturbongs dan Godefridus Samderubun:

Maria E. Pandu, Rahmat, Ria Renita Abbas, Buhari Mengge:

iii

ii

iv

109

50

29

16

1

9

67

(5)

ANALISIS TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH

TANGGA DI KABUPATEN MERAUKE

Edoardus Maturbongs

dan Godefridus Samderubun

Universitas Musamus Merauke

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan presentase wanita karier di Wilayah Kabupaten Merauke yang mengalami KDRT ditinjau dari keempat jenis KDRT yang ada serta presentase wanita karier di wilayah Kabupaten Merauke yang mengalami KDRT ditinjau dari usia perkawinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase wanita karier di Kabupaten Merauke yang mengalami KDRT ditinjau dari kekerasan fisik, psikis, seksual, dan ekonomi berturut-turut sebesar 20,462%, 21,415%, 21,127%, dan 21,283%. Secara keseluruhan presentase rata-rata untuk semua jenis KDRT sebesar 21,072% dengan kriteria/kategori rendah. Sementara presentase wanita karier di Kabupaten Merauke yang mengalami KDRT mulai dari usia perkawinan 1 – 5 tahun, 5,1 – 10 tahun, dan > 15 tahun berturut-turut sebesar 21,544%, 20,828%, 21,435%, dan 31,223%, semua dalam kriteria/kategori rendah.

Kata Kunci: KDRT, kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi

PENDAHULUAN 70% wanita yang meninggal karena

(6)

Wanita karier adalah wanita yang pendidik yang berperan menanamkan nilai-bukan hanya bekerja di sektor domestic, nilai karakter yang baik dan akhlak mulai tetapi juga dari sector public.Perannya yang pada peserta didiknya biasanya sangat ganda tersebut seringkali memberikan tertutup terhadap masalah pribadi yang kesibukan yang luar biasa, sehingga dihadapinya, artinya ketika ia mengajar kadang-kadang intensitas komunikasi semua permasalahan pribadi sedapat dengan pasangan hidupnya relative mungkin ditekan sedemikian rupa agar k u r a n g . K o m u n i k a s i y a n g k u r a n g tidak terlihat dihadapan peserta didiknya. kemungkinan dapat menyebabkan masalah Keadaan ini berakibat sulitnya terdeteksi kecil dalam rumah tangga menjadi masalah terjadi atau tidaknya dan mengalami atau yang besar jika tidak segera diatasi.Tidak tidaknya kekerasan dalam rumah tangga jarang hal ini menimbulkan pertengkaran s e o ra n g p e n d i d i k . H a l i n i l a h ya n g d a n a d u m u l u t , b a h k a n s a m p a i mendororng survey ini ditujukan kepada menimbulkan kekerasan fisik bagi wanita karier yang berprofesi pendidik wanita.Akan tetapi, karena wanita karier (guru/dosen).

sibuk dengan berbagai aktivitas,

kadang-kadang keadaan rumah tangga yang KERANGKA TEORITIS dialaminya tidak terlalu dipikirkan,

termasuk tidak pernah berfikir tentang A. Profesi Pendidik

(7)

1984 : 31-34). Pada saat ini profesi disebabkan pekerjaan sebagai pendidik pendidik merupakan sesuatu yang ideal seringkali menimbulkan ketegangan dan bila dibandingkan dengan profesi lain. Bila frustasi.Keadaan ini sangat dimungkinkan seseorang dokter dapat menjalankan menimpa pendidik wanita, karena selain tugasnya sebagai dokter dengan prosedur harus menjalankan tugas sebagai pendidik kerja dan teknik yang baku dapat yang demikian berat, juga masih terbebani mendapatkan hasil yang jelas dan tepat, p e k e r j a a n d o m e s t i c y a n g j u g a maka hal ini tidak ditemui pada profesi berat.Terlebih jika pasangannya tidak mau pendidik. Meskipun pendidik memiliki tahu dan tidak meringankan beban bekal pengetahuan tentang bagaimana pekerjaan tersebut.

m e n g h a d a p i p e s e r t a d i d i k y a n g Berkaitan dengan beban pekerjaan b e r m a s a l a h d a n b a g a i m a n a yang relatif berat dan perlu konsentrasi mengelolakelas yang baik, namun bila yang tinggi serta Persiapan yang matang diterapkan belum tentu diperoleh hasil ketika akan mengajar, maka hal ini

yang diharapkan. berimbas pada kondisi badan yang

Suatu cara yang cocok digunakan kelelahan ketika sudah dampai dirumah untuk mengajar materi tertentu belum dan harus berperan sebagai ibu rumah tentu cocok untuk materi yang lain. tangga dalam kerja domestic. Secara Demikian pula ditangan seorang pendidik psikologis, keadaan ini berpengaruh pada mungkin suatu metode efektif, tetapi ketidakberdayaan wanita, menarik diri ditangan pendidik yang lain mungkin tidak dari lingkungan, dan penurunan motivasi efektif. Hal inilah yang menyebabkan (Kendall & Hammen, 1984).

(8)

tersinggung, menyebabkan setiap kali m e m p e r t i n g g i k e m a m p u a n terjadi pertengkaran meninggalkan luka m e n g o r g a n i s a s i k a n p e k e r j a a n hati yang disimpan sangat dalam dan suatu tersebut.Pekerjaan sedikit dan monoton s a a t a ka n d a p a t m e l e d a k m e n j a d i tidak menjadi tantangan dan dinamika bagi pertengkaran hebat (Kartini Kartono, kehidupan wanita karier. Penelitian 1977:190). Tidak jarang hal ini memicu Juwairiyah dahlan terhadap 42 wanita

adanya perceraian. karier di DIY memperlihatkan kesuksesan

Oleh karena wanita karier dalam mereka dalam tugas karier selaras dengan kehidupan kesehariannya disibukan oleh keberhasilan pendidikan sekolah anak-berbagai aktivitas public dan domestic, anaknya.

sehingga jarang mereka merenungkan Menurut Heni Widyastuti (200: 72) bahwa apa yang dialami dalam rumah pada umumnya wanita karier memiliki tangganya merupakan bentuk KDRT. masalah intern, seperti terbatasnya waktu Seorang suami yang mengeluarkan ucapan dan kesempatan mendidik anak, tugas yang merendahkan atau menghina istri rumah tangga yang terbengkalai, lemahnya ketika pertengkaran terjadi hingga kondisi fisik akibat kerja di kantor. menyebabkan istri sulit tidur, stress atau Sedangkan masalah ekstern yang dihadapi depresi hal itu sudah merupakan bentuk antara lain kurangnya pengertian suami kekerasan psikis yang termasuk KDRT. terhadap keadaan istri, sulitnya berperan Sosialisasi isi UU Penghapusan KDRT ganda karena sebagian besar suami kepada khalayak masyarakat diharapkan menyerahkan pekerjaan rumah tangga dan dapat menjadi pengendali jika seseorang pendidikan anak kepada istri, factor

akan melakukan KDRT. pandangan lingkungan yang kadang-kadang

tidak mengenakan hati.

(9)

penting dilakukan survey untuk melihat perampasan kemerdekaan secara melawan g a m b a ra n ko n k r i t s e b e ra p a b e s a r hokum dalam lingkup rumah tangga. terjadinya KDRT pada wanita karier yang Sedangkan penghapusan KDRT adalah terjadi di lapangan.Dengan data informasi jaminan yang diberikan oleh Negara untik hasil survey ini nantinya dapat menjadi mencegah terjadinya KDRT, menindak masukan bagi pihak yang berwenang pelaku KDRT, dan melindungi korban KDRT. p e n t i n g t i d a k nya s o s i a li s a s i K D RT Kekerasan dalam rumah tangga digalakkan lebih intensif. (KDRT) yang dilakukan khususnya terhadap wanita oleh pasangannya maupun anggota C.Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) keluarga dekatnya, terkadang juga menjadi Seringkali jika kita melihat dan permasalahan yang tidak pernah diangkat mendengar berita tentang KDRT muncul ke permukaan. Meskipun kesadaran pertanyaan “mengapa pria dapat seenaknya terhadap pengalaman kekerasan terhadap melakukan KDRTterhadap wanita ?”. wanita berlangsung setiap saat, fenomena Sebenarnya jika kita termasuk wanita yang KDRT terhadap wanita diidentikan dengan berpandangan maju, bukan pertanyaan itu sifat permasalahan ruang prifat dimana yang yang muncul, tetapi pertanyaan wanita diartikan sebagai orang yang “mengapa wanita diperlakukan seperti itu b e r t a n g g u n g j a w a b , b a i k u n t u k diam saja?”.Merestrukturisasi pertanyaan memperbaiki situasi yang sebenarnnya tersebut merupakan hal penting dalam didikte oleh norma-norma social atau m e l a k u k a n p e m b a h a r u a n h o k u m , mengembangkan metode yang dapat khususnya dari perspektif keadilan dan hak diterima dari penderitaan yang tak terlihat. asasi manusia (HAM). Kunci utama untuk Sebagian besar masyarakat, KDRT memahami KDRTdari perspektif gender belum diterima sebagai suatu bentuk adalah untuk memberikan apresiasi bahwa kejahatan, meskipun secara internasional akar masalah dari kekerasan tersebut telah diakui sebagai lingkup hak asasi terletak pada kekuasaan hubungan yang manusia (HAM) dan tanggung jawab tidak seimbang antara pria dan wanita yang social.Pemahaman dasar terhadap KDRT terjadi pada masyarakat yang didominasi sebagai isu pribadi telah membatasi luasnya

oleh pria. solusi hokum untuk secara aktif mengatasi

Menurut UU Penghapusan KDRT No masalah tersebut.

(10)

harga diri yang rendah menghancurkan regional yang mempunyai sifat hokum perasaan wanita dan martabatnya karena mengikat terhadap Negara yang telah mereka merasa tidak mampu untuk seorang m e r a t i f i k a s i n y a . D o k u m e n H A M wanita yang dapat berpikir dan bertindak internasional tersebut, meluputi Universal sebagai manusia yang bebas dengan Declaration of Human Rights(UDHR), the pemikiran dirinya sendiri.Sebagaimana International covenant on Civil and Political pemerkosaan, pemukulan terhadap istri Rights (ICCPR), dan International on menjadi hal umum dan menjadi suatu Economic, Social and Cultural Rights keadaan yang serba sulit bagi wanita di (ICESCR) yang menjadi standar umum setiap bangsa, kasta, kelas, agama maupun mengenai Hak Asasi Manusia, dimana para

wilayah. korban dari KDRT dapat menggugat

Pada tingkat internasional, kekerasan negaranya masing-masing.

terhadap wanita telah dilihat sebagai suatu Berbagai peristiwa KDRT telah bingkai kejahatan terhadap hak dan menunjukan bahwa Negara telah gagal kebebasan dasar wanita serta perusakan untuk memberi perhatian terhadap keluhan dan pencabutan kebebasan mereka para korban.Suatu Negara sapat dikenakan terhadap hak-hak yang melekat pada sanksi jika Negara tersebut anggota dari dirinya.Hal ini menjadi suatu tantangan instrument internasional seperti telah dalam pencapaian persamaan hak, disebutkan sebelumnya. Hal yang sama pengembangan dan kedamaian yang diakui dapat pula dilakukan dibawah Convention dalam Nairobi Forward-looking Strategis on the Elimination of All Forms of for the Advancement of Women, yang Discrimination Against Women (CEDAW) merekomendasikan suatu perangakat beserta dengan protokolnya, dan juga tindakan untuk memerangi kekerasan melalui Convention Against Torture and terhadap wanita.Rekomendasi tersebut Other Cruel, Inhuman, or Degrading dibebankan kepada Pemerintah sebagai Treatment or Punishment (CAT). Demikian ke wa j i b a n h o ku m d a n m o ra l u n t u k j u g a i n s t r u m e n t r e g i o n a l d a p a t menghilangkan KDRT melalui kombinasi memberikan perlindungan terhadap wanita

langkah serius. yang menjadi korban.

(11)

dan the African Charter on Human and tangga.Adapun terbanyak kedua adalah Pe o p l e s ' R i g h t s ( A f r i c a n C h a r t e r ) perselisihan pasca perceraian termasuk merupakan dokumen utama HAM regional soal pembagian harta gono-gini (99 yang dapat dijadikan landasan bagi korban kasus).Adapun perdata (92 kasus)

KDRT. termasuk aduan pidana umum yang

Pengaruh negatif dari KDRT pun menyangkut pelecehan terhadap wanita beraneka ragam dan bukan hanya bersifat (80 kasus).Secara keseluruhan tingkat hubungan keluarga, tetapi juga terhadap aduan meningkat dari tahun 2010, jumlah anggota dalam keluarga yang ada di aduan sebanyak 983 kasus, maka tahun dalamnya.Dalam hal luka serius fisik dan 2011 mencapai 1158 kasus.

psikologis yang langsung dideritaoleh Hingga kini wanita yang menjadi korban wanita, keberlangsungan dan sifat korban kekerasan lebih cenderung endemis dari KDRT akhirnya membatasi melaporkan kasusnya institusi legal non kesempatan wanita untuk memperoleh pemerintah atau lembaga swadaya persamaanhak bidang hukum, social, masyarakat.Ini lantaran pemerintah masih politik dan ekonomi di tengah-tengah dianggap belum memiliki perhatian penuh masyarakat.Terlepas dari Viktimisasi terhadap perlindungan hak wanita di wanita, KDRT juga mengakibatkan retaknya Indonesia. Oleh karena itu setiap daerah hubungan keluarga dan anak-anak yang diharapkan dapat menyediakan dana kemudian dapat menjadi sumber masalah khusus untuk menindaklanjuti aduan kasus social. Kekerasan diantara mereka yang termasuk memfasilitasi proses hokum mempunyai hubungan dekat merupakan untuk kepentingan hak wanita.

s a l a h s a t u m a s a l a h u t a m a d i

Indonesia.Permasalahan ini haaruslah D.Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dilihat dari peranan hukum, sehingga dalam Rumah Tangga (KDRT)

Negara kita mengeluarkan UU Penghapusan Berdasarkan hasil rapat Paripurna KDRT yang mengkriminalisasi tindakan- DPR pada tanggal 14 September 2004, telah tindakan kekerasan dalam rumah tangga. disahkan Undang-Undang No. 23 tahun Seperti diberitakan dalam beberapa 2004 mengenai Penghapusan Kekerasan media masa, pengaduan kasus kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) yang terdiri dalam rumah tangga (KDRT) menempati dari 10 bab dan 56pasal, yang diharapkan p e r i n g k a t t e r a t a s s e l a m a t a h u n dpat menjadi paying perlindungan hukum 2009.Yayasan Lembaga Bagian Hukum bagi anggota dalam rumah tangga, Asosiasi Wanita Indonesia untuk Keadilan khususnya wanita, dari segala tindak (LBH Apik) mencatat 657 pengaduan oleh kekerasan.

(12)

mendapatkan rasa aman dan bebas dari tubuh korban dan atau luka yang sulit segala bentuk kekerasan sesuai dengan disembuhkan atau yang menimbulkan falsafah Pancasila dan UUD 1945.Selain itu bahaya mati, kehilangan salah satu paanca bahwa segala bentuk kekerasan, terutama indra, mendapat cacat, menderita sakit KDRT merupakan pelanggaran HAMdan lumpuh, tergangunya daya piker selama 4 kejahatan terhadap martabat kemanusiaan minggu lebih, gugurnya atau matinya serta bentuk diskriminasi yang harus kandungan seorang wanita, dan kemaatian dihapus.Pertimbangan yang tidak kalah korban.Kekerasan fisik ringan, berupa pentingnya adalah korban KDRT, yang menampar, menjambak, mendorong, dan kebanyakan perempuan, harus mendapat berbuat lainnya yang mengakibatkan cidera perlindungan dari Negara dan/atau ringan dan rasa sakit dan luka fisik yang masyarakat agar terhindar dan terbebas tidak masuk dalam kategori berat.Jika dari kekerasan/ancamankekerasan, kekerasan fisik ringan dilakukan berulang-p e n y i k s a a n a t a u berulang-p e r l a k u a n y a n g ulang (repetisi), maka dapat dimasukan merendahkan derajat dan martabat kedalam kekerasan fisik berat.

kemanusiaan.Kenyataan menunjukan Oleh karena tujuan atau niat pelaku KDRT banyak terjadi, sedangkan system dalam tindak pidana KDRT tidak semata-hokum diIndonesia belum menjamin m a t a u n t u k m e l u k a i t u b u h a t a u perlindungan terhadap korban KDRT. penghilangan nyawa korban, tetapi lebih pada kehendak pelaku untuk mengontrol E.Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah korban agar tetap ditempatkan dalam posisi Tangga (KDRT) subordinat (konteks kekerasan domestic), K e b a n y a k a n o r a n g y a n g maka tindak pidana yang dilakukan oleh menganggap perbuatan yang termasuk mereka yang bukan dalam konteks KDRT hanyalah sebatas kekerasan fisik, kekerasan domestic tidak diatur dalam UU padahal menurut UU Penghapusan KDRT ini tetapi masuk dalam pengaturan KUHP. NO. 23/2004 Pasal 5 – 9, bentuk-bentuk

kekerasan yang dimaksud dapat berupa: 2. Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis berat, berupa

1.Kekerasan Fisik tindakan pengendalian, manipulasi,

(13)

mengakibatkan penderitaan psikis berat terintegrasi, yaitu tndakan yang diambil berupa salah satu atau beberapa hal pelaku dan implikasi psikologis atau

berikut: psikiatris yang tidaksaja menyatakan

a. Gangguan tidur atau gangguan makan kondisi psikologis korban tetapi juga uraian atau ketergantungan obat atau disfungsi penyebabnya.

seksual yang salah satu atau kesemuanya

berat dan atau menahun; 3. Kekerasan Seksual

b. Gangguan stress pasca trauma; Seperti halnya kekerasan fisik dan c. gangguan fungsi tubuh berat (seperti tiba- psikis, kekerasan seksual juga dibagi tiba lumpuh atau buta tanpa indikasi menjadi kekerasan seksual berat dan

medis); ringan. Kekerasan seksual berat berupa:

d. Gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya a. Pelecehan seksual dengan kontak fisik, k o n t a k d e n g a n r e a l i t a s s e p e r t i seperti meraba, menyentuh organ skizofrenia dan atau bentuk psikotik s e k s u a l , m e n c i u m s e c a r a

lainnya; paksa,merangkul serta perbuatan lain

e. Bunuh diri. yang menimbulkan rasa mual/jijik,

Kekerasan psikis ringan, berupa t e r t e r o r, t e r h i n a , d a n m e r a s a tindakan pengendalian, manipulasi, dikendalikan.

eksploitasi, kesewenangan, perendahan b. Pemaksaaan hubungan seksual tanpa dan penghinaan, dlam bentuk pelarangan, persetujuan korban atau pada saat pemaksaan, dan isolasi social; tindakan dan korban tidak menghendaki.

atau ucapan yang merendahkan atau c. Pemaksaan hubungan seksual dengan m e n g h i n a ; p e n g u n t i t a n ; a n c a m a n cara tidak disukai, merendahkan dan kekerasan fisik, seksual ekonomis; yang atau menyakitkan.

masing-masingnya dapat mengakibatkan d. Pemaksaan hubungan seksual dengan penderitaan psikis ringan, berupa salah orang lain untuk tujuan pelacuran dan satu atau beberapa hal berikut ini: atau tujuan tertentu.

a. ketakutan dan perasaan terteror; e. Terjadinya hubungan seksual dimana b. Rasatidak berdaya, hilangnya rasa e l a k u m e m a n f a a t k a n p o s i s i

percaya diri dan kemampuan bertindak; k e t e r g a n t u n g a n k o r b a n y a n g c. Gangguan tidur atau gangguan makan seharusnya dilindungi.

atau disfungsi sosial; f. Tindakan seksual dengan kekekrasan d. Ganguan fungsi tubuh ringan (misalnya, fisik dengan atau tanpa bantuan alat sakit kepala, ganguan penceernaan yang menimbulkan sakit, luka atau

tanpa indikasi medis; cidera.

(14)

ejekan, dan julukan dan atau secara non eksploitatif termasuk pelacuran, melarang verbal, seperti ekspresi wajah, gerakan korban bekerja tetapi menelantarkannya, tubuh ataupun perbuatan lainnya yang dan mengambil tanpa sepengetahuan dan meminta perhatian seksual yang tidak tanpa persetujuan korban, merampan dan dikehendaki korban bersifatmelecehkan atau memanipulasi harta benda korban. dan atau menghina korban. Jika kekerasan Kekerasan ekonomi ringan, berupa seksual ringan dilakukan berulang-ulang melakukan upaya-upaya sengaja yang (repitisi), maka dapat dimasukan sebagai menjadikan korban tergantung atau tidak kekerasan seksual berat. berdaya secara ekonomi atau tidak Kata “pemaksaan hubungan seksual” terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kekerasan l e b i h d i u ra i ka n u n t u k m e n gh i n d a r i ekonomi yang dimaksud dalam UU ini penafsiran bahwa “pemaksaan hubungan adalah tindakan-tindakan dimana akses seksual” hanya dalam bentuk pemaksaan korban secara ekonomi dihalangi dengan fisik semata (seperti harus adanya unsur cara korban tidak boleh bekerjatetapi penolakan secara verbal atau tindakan), d i t e l a n t a r k a n , k e k a y a a n k o r b a n tetapi pemaksaan juga dapat terjadi dalam dimanfaatkan tanpa seijin korban, atau tataran psikis (seperti dibawah tekanan, korban dieksploitasi untuk mendapatkan sehingga tidak dapat melakukan penolakan keuntungan materi. Dalam kekerasan ini, dalam bentuk apapun). Dengan demikian ekonomi digunakan sebagai sarana untuk pembuktian tidak dibatasi hanya pada mengendalikan korban.

bukti-bukti bersifat fisik, tetapi dapat juga

dibuktikan melalui kondisi psikis yang METODE PENELITIAN dialami korban.

T i n d a k a n - t i n d a k a n k e k e r a s a n A.Desain Penelitian

seksual ini dalam dirinya sendiri (formil) Penelitian ini didesain sebagai merupakan tindakan kekerasan dengan penelitian deskriptif dnegan metode survey atau tanpa melihat implikasinya.Implikasi terhadap wanita karier yang berprofesi itu sendiri harusnya dimasukkan sebagai sebagai tanaga pendidik (guru/dosen) yang unsur pemeberat (hukuman), seperti ada diwilayah Kabupaten Merauke. Adapun rusaknya hymen, hamil, keguguran, variable yang akan diteliti adalah KDRT terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS), yang terjadi pada wanita karier yang

kecacatan, dan lain-lain. menjadi sampel.

(15)

Merauke.KDRT yang dimaksud adalah D.Instrumen Penelitian dan Teknik presentase terjadinya KDRT yang dialami Pengumpulan Data

pendidik (guru/dosen) yang menjadi Pada penelitian ini digunakan satu sampel setelah menjawab pernyataan yang instrument berupa angket yang dijabarkan ada dalam lembar angket identifikasi berdasarkan keempat bentuk KDRT sesuai terjadinya KDRT yang berisi aspek-aspek dengan UU Penghapusan KDRT No. 23 kekerasan dalam empat bentuk, yaitu Tahun 2004, yaitu kekerasan fisik, psikis, kekersan fisik, psikis, seksual, dan ekonomi. seksual,dan ekonomi. Angket logis, artinya secara logis butir–butir pernyataan C. Populasi, Sampel, dan Teknik tersebut telah memenuhi syarat sebagai Pengambilan Sampel. instrument, karena perntaaan dijabarkan Populasi dala penelitian ini adalah dari aspek-aspek KDRT yang diambil dari seluruh pendidik (guru/dosen) yang sumber UU Penghapusan KDRT No. berasal dari lima distrik di Kabupaten 23/2004.

Merauke, yaitu Distrik Merauke, Distrik Aspek-aspek tersebut selanjutnya Semangga, Distrik Tanah miring, Distrik d i g u n a k a n s e b a g a i d a s a r d a l a m Malind, dan Distrik Sota. Sapel dalam menjabarkan pernytaan–pernyataan dalam penelitian ini sebanyak 40 wanita karier angket yang seluruhnya berjumlah 50 butir yang berprofesi pendidik (guru/dosen) per dan berupa pernyataan positif. Setiap butir distrik, sehingga jumlah sampel seluruh- angket mengandung lima alternative nya 200 orang. Sampel diambil secara area jawaban, yaitu tidak pernah (TP), jarang (J), purposive sampling, artinya pengambilan kadang-kadang (K), sering (S), dan sangat sampel berdasarkan area/wilayah, yaitu sering (SS). Pemberian skor jawaban dari lima distrik yang ada di Kabupaet berturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Merauke dengan mempertimbangkan rasio Adapun kisi-kisi butir angket identifikasi usia perkawinan. terjadinya KDRT disajikan pada Tabel 1

berikut ini:

No. Bentuk/Jenis KDRT Nomor Butir Angket Jumlah 1. Kekerasan Fisik

a. Fisik Berat 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10 b. Fisik Ringan 11,12,13,14,15,16 6

2. Kekerasan Psikis

a. Psikis Berat 17,18,19,20,21,22 6 b. Psikis Ringan 23,24,25,26,27,28,29 7

3. Kekerasan Seksual

a. Seksual Berat 30,31,32,33,34,35,36,37,38 9 b. Seksual Ringan 39,40,41,42,43,44 6

4. Kekerasan Ekonomi

a. Ekonom i Berat 45,46,47,48 4

b. Ekonom i Ringan 49,50 2

(16)

Data berupa skor terjadinya KDRT 4. Menghitung skor rata – rata seluruh d a r i m a s i n g – m a s i n g p e n d i d i k aspek dengan rumus :

(guru/dosen) yang menjadi sampel yang kemudian di jumlahkan sesuai dengan bentuk KDRT yang ada dan diubah menjadi bentuk persentase. Selanjutnya skor terjadinya KDRT dipisahkan sesuai dengan

bentuk kekerasan dan interval usia Keterangan :

perkawinan yang ditetapkan dalam ST = skor rata – rata seluruh aspek (ada 4 penelitian ini, yaitu 1 – 5 tahun, 1 – 10 aspek); T1, T2, T3 = skor total seluruh tahun, 10 – 15 tahun, dan > 15 tahun. aspek dari sampel nomor 1, 2, 3; Tx = skor Dalam angket ini ada 50 butirpernyataan total seluruh aspek dari sampel nomor x; positif, sehingga skor minimal 50 dan skor N = jumlah seluruh sampel.

maksimal 250.

Data yang diperoleh dari penelitian 5. Selanjutnya baik skor rata- rata setiap ini berupa skor terjadinya KDRT dari setiap aspek maupun seluruh aspek yang sampel yang dihitung melalui tahap – diperoleh dikonversikan secara tahap sebagai berikut : kualitatif dengan kriteria konversi yang 1. Memasukan data skor tiap sampel ke diadaptasi dari Robert Ebel L. (1972 :

dalam table dasar. 266) sebagai berikut:

2. Menghitung jumlah skor jawaban dari setiap aspek dan seluruh aspek.

3. Menghitung skor rata – rata tiap aspek dari bentuk KDRT dengan rumus :

Keterangan:

SA = skor rata–rata suatu aspek (misal

aspek kekerasan fisik); N1, N2, N3 = skor Berdasarkan konversi tersebut total butir angket nomor 1, 2, 3 dan maka dapat disimpulkan seberapa tinggi seterusnya dibagi jumlah seluruh butir tingkat terjadinya KDRT pada wanita angket pada aspek tersebut; Nx = skor karier yang berprofesi sebagai pendidik total butir angket nomor x dan seterusnya (guru/dosen) di Kabupaten Merauke, baik dibagi jumlah seluruh butir angket pada untuk tiap aspek dari bentuk KDRT yang aspek tersebut; N = jumlah seluruh ada maupun untuk keseluruhan aspek. sampel.

SA = N1 + N2 + N3 + N x N

ST = T1 + T2 + T3 + Tx N

Persentase

(kuantiatif)

Kriteria

(kualitatif)

80 – 100

Sangat tinggi

60 -79

Tinggi

40 – 59

Sedang

20 – 39

Rendah

(17)

6. Presentase terjadinya KDRT dari setiap aspek ditinjau dari usia perkawinan juga dapat dditentukan dengan langkah yang sama, tetapi dari table data dasar diubah sesuai dengan mudah dapat dihitung persentasenya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian angket identifikasi terjadinya Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), diperoleh data awal berupa jawaban tiga pertayaan sederhana untuk menjajagi tentang pernah/tidaknya responden

mendengar dan tahu/tidaknya responden Selanjutnya berdasarkan data yang tentang KDRT, termasuk responden diminta diperoleh dari pengisian angket identifikasi mengungkapkan apa yang mereka ketahui terjadinya KDRT yang meliputi empat tentang KDRT dengan bahasanya sendiri. aspek, yaitu berupa bentuk – bentuk atau Adapun hasil pengisian dua pertayaan jenis KDRT yang meliputi kekerasan fisik, singkat tersebut dapat disajikan pada Tabel psikis, seksual, ekonomi, maka diperoleh 3 berikut ini. skor rata – rata setiap jenis atau bentuk KDRT yang dialami wanita karier setiap distrik yang ada di Kabupaten Merauke, khusnya pendidik (guru/dosen). Skor rata – rata kemudian dikonversikan secara kualitatif untuk mengaetahui tinggi rendahnya KDRT yang terjadi untuk setiap bentuk/jenis KDRT.Skor rata – rata dan konversi kualitatif tersebut disajikan pada table 5.

Sedangkan beberapa jawaban atas pertanyaan ketiga yang berupa penjelasan singkat responden tentang KDRT disajikan

1. Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga baik fisik, psikis, seksual, maupun ekonomi.

68 34

2. Kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang satu terhadap yang lain ( suami terhadap istri, istri terhadap suami atau orang tua terhadap anak) baik secara fisik maupun psikis.

39 19,5

3. Kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami kepada istri yang berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, ekonomi.

26 13

4. Kekerasaan yang dialami istri oleh suaminya, atau suami oleh istrinya dalam kehidupan berumah tangga.

20 10

5. Kekerasaan yang terjadi dalam rumah tangga.

16 8 Table 4 Beberapa Penjelasan

(18)

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, juga dihitung persentase rata– ata setiap maka data yang diperoleh dari angket juga bentuk/jenis KDRT ditinjau dari usia digunakan untuk menghitung persentase perkawinan untuk setiap distrik yang ada di rata–rata setiap bentuk/jenis KDRT ditinjau wilayah Kabupaten Merauke. Adapun data dari usia perkawinan. Pada penelitian ini mengenai hal ini disajikan pada Tabel 6.

No

(19)

No. UP

(20)

Penelitian ini bertujauan untuk Hal yang menggembirakan ada mengetahui presentase wanita karier di sebanyak 39 responden (19,5%) yang w i l aya h K a b u p a te n M e ra u ke ya n g mampu menjelaskan bahwa KDRT sebagai mengalami KDRT ditinjau dari keempat kekerasan yang dilakukan oleh anggota jenis KDRT yang ada dan presentase wanita keluarga yang satuterhadap yang lain karierdi wilayah Kabupaten Merauke yang (suami terhadap istri, istri terhadap suami mengalami KDRT ditinjau dari usia atau orang tua terhadap anak), baik secara perkawinan. Adapun wanita karier yang fisik maupun psikis sebanyak 20 responden dimaksud dibatasi pada wanita karier yang ( 1 0 % ) m e n j e l s k a n K D RT s e b a g a i berprofesi pendidik (guru/dosen). kekerasan yang dialami istro oleh suaminya Berdasarkan penjajagan terhadap atau suami oleh istrinya dala kehidupan pengetahuan responden menunjukan berumah tangga. Dengan jawaban ini hanya ada 1 dari 200 responden yabg tidak berarti responden memahami bahwa KDRT pernah mendengar tentang KDRT.Hal ini tidak selalu kekerasan suami terhadap istri, kemungkinan saturesponden tersebut bukan seperti yang diungkapkan 26 termasuk wanita karier yang kurang re s p o n d e n ( 1 3 % ) m a u p u n o l e h 7 bergaul (memiliki kepribadian tertutup) responden (3,5%) bahwa KDRT sebagai atau termasuk wanita yang kurang peduli tindakan kekerasab fisik yang terjadi dalam dengan sekitarnya. Pada pertanyaan kedua, rumah tangga yang biasanya dilakukan ada 2 responden yang menjawab tidak tahu suami terhadap istrinya.

tentang KDRT, kemungkinan alasannya Sebagian responden yang menjawab sama dengan yang menjawab tidak pernah pertanyaan kedua dengan jawaban “sedikit pada pernah pada pertanyaan pertama. tahu” menjelaskan KDRT hanya seperti Ada 83 responden (41,5%) responden kepanjangannya, yaitu kekerasan yang menjawab sedikit tahu. Hal ini dapat terjadi dalam rumah termasuk responden dipahami karena guru/dosen jarang yang menjawab pertanyaan pertama “tidak terlibat dalam organisasi wanita, kecuali pernah” dan pertanyaan kedua “tidak mereka yang berkecimpungdan aktif dalam tahu”. Meskupun hanya satu responden organisasi wanita atau setidak-tidaknya yang menjawab bahwa KDRT sebagai aktif dalam wadah dharma wanita dan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga sejenisnya. Sebanyak 115 responden akibat tidak harmonisnya keluarga, tetapi (57,5%) menyatakan tahu tentang KDRT. jawaban ini sangat besar maknanya, karena Sebagian besar responden yang tahu terjadinya KDRT memng biasanya bersal tentang KDRT, yaitu sebanyak68 responden dari ketidakharmonisan yang terjadi dalam (34%) memberikan jawaban terhadap rumah tangga kemudian muncul kekerasan pertanyaan ketiga dan menjelaskan dalam berbagai benyuknya.

(21)

dari keempat jenis KDRT untuk setiap Ditinjau dari semua skor nilai yang kabupaten tersebut. Meskipun semua diperoleh dari pernyataan yang ada pada berada dalam kategori/kriteria rendah, angket, maka butir nomor 34 menempati tetapi jika dilihat dari pola jawaban ada urutan pertama sebagai kekerasan seksual beberapa responden yang mengalami yang sering dirasakan wanita. Butir KDRT, baik dalam bentuk kekerasan fisik, tersebut berbunyi “memaksa hubungan psikis, seksual, maupun ekonomi. Jika seksual, meskipun ibu sedang tidak dapat d i t e l u s u r i l e b i h l a n j u t , t e r b a nya k melakukannya, karena sakit, kecapekan, responden mengalami kekerasan psikis dan alas an logis lainnya”. Hal ini dapat (21,415%). Hal ini sesuai kenyataan dalam dipahami, bahwa kebutuhan seksual kehidupan seorang wanita karier yang seorang wanita yang sudah berumah sibuk dengan berbagai aktivitas, kadang- tangga, apalagi wanita yang sudah memiliki kadang keadaan rumah tangga yang anak yang lebih dari satu menjadi menurun dialaminya tidak terlalu dipikirkan, seiring dengan pertambahan usia dan termasuk tidak berpikir bahwa ia telah banyaknya aktivitas yang dilakukan.

mengalamikekerasan psikis dalam rumah Menurut Hembing Wujayakusuma

tangganya. (1999: 65–77), penyebab seorang istri

Berdasarkan penelusuran butir-butir menolak diajak melakukan hubungan p e r nya t a a n ya n g t e r m a s u k d a l a m seksual dengan suami terutama disebabkan kekerasan psikis, maka butir nomor 21 yang factor kelelahan dan kekhawatiran akan berbunyi “diperlakukan yang dapat hamil lagi. Lebih lanjut dikemukakan dari membuat susah tidur, stress, depresi” hasil penelitian di Inggris terhadap 100 menempati urutan pertama, yaitu sebesar pasangan yangterdidik, ternyata terdapat 23% (230/200 : 5). Perlakukan psikis yang 23% pasangan melakukan hubungan demikian memang sering dialami oleh seksual 2 – 3 kali sebulan, 24% sekali wanita karier, mengingat masih banyak seminggu, dan 31% 2 – 3 kali seminggu. suami yang tidak dapat menerima Menurut penelitian tersebut, intensitas seutuhnya jika istri sibuk bekerja.Akibat melakukan hubungan seksual menurun perselisihan paham sering terjadi karena karena kesibukan mereka bekerja.

(22)

merupakan wilayah luas yang jarang untuk usia perkawinan 1 – 5 tahun, 5,1 – 10 terjamah oleh aktivitas ceramah, sosialisasi tahun, 10,1 – 15 tahun, dan > 15 tahun dan sejsnisnya dari organisasi wanita di terbesar berturut-turut dialami oleh tingkat pusat maupun Privinsi.Hal ini sesuai responden dari distrik sota (25,639%), dengan yang disampaikan beberapa Ta n a h M i r i n g ( 2 1 , 1 0 9 % ) , M a l i n d responden dari Malind yang sempat (23,428%), dan Semangga (22,528%). diwawancarai oleh peneliti. Jawaba yang Secara keseluruhan presentase rata-rata sama juga disampaikan oleh beberapa terbesar responden yang mengalami KDRT responden (21,424%) dari tanh miring adalah mereka yang berada pada usia ketika diwawancarai, meskipun di Distrik perkawinan 1 – 5 tahun. Hal ini dapat Tanah Miring terdapat organisasi wanita, dipahami karena diusia awal perkawinan seperti PKK, dasa wisma, tetapi guru di biasanya suami istri sedang dalam masa Tanah Miring merasa sangat jarang dalam mencari kesesuaian dan beradaptai dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang s a t u d e n g a n y a n g l a i n , s e h i n g g a berkaitan dengan sosialisasi peraturan atau perselisihan paham dan pertengkaran kecil undang-undang seperti Undang-Undang sangat mungkin terjadi. Bahkan dimasa Penghapusan KDRT. awal perkawinan biasanya sifat asli suami Ditinjau dari semua skor total yang istri akan muncul, sehingga banyak diperoleh dari responden malind, ternyata kekerasan psikis terjadi, seperti tindakan butir nomor 34 menempati urutan pertama, dan atau ucapan yang merendahkan atau yaitu sebesar 26% (52/40 : 5). Butir menghina; diperlakukan yang dapat tersebut berbunyi “memaksa hubungan membuat stres atau hilang percaya diri. seksual, meskipun ibu sedang tidak dapat Oleh karena itulah kekerasan psikis melakukannya, karena sakit, kecapekan, m e r u p a k a n t e r b e s a r d i a l a m i o l e h dan alas an logis lainnya” yang merupakan responden di usia perkawinan ini, yaitu bagian dari kekerasan seksual. Seperti sebesar 22,292%.

diketahui bahwa kaum pria memang Kekerasan terbanyakyang dialami memilikinafsu seks yang besar daripada wanita pada usia perkawinan 1 – 5 tahun kaum wanita. Oleh karena nafsu seks terdapat pada butir nomor 34, yaitu sebesar merupakan sesuatuyang mendorong 23,3% (42/36 : 5). Butir tersebut seseorang untuk melakukan, maka pria merupakan bagian dari kekerasan seksual biasanya cenderung lebih banyak memulai yang bunyinya “memaksa hubungan dalam kegiatan seks.Sebaliknya, wanita seksual, meskipun ibu sedang tidak dapat lebih sulit dibangkitkan nafsu seksnya, melakukannya, karena sakit, kecapekan, meskipun tenaga seks wanita lebih kuat atau alas an logis lainnya” yang pada tahun-(Hembing Wijayakusuma, 1999: 4). tahun awal perkawinan, perlu penyesuaian

(23)

berkaitan dengan jadwal dan kesepakatan tahun kedua biasanya semakin mengenal melakukan hubungan seksual. Pada istri dengan lebih baik dan ia memahami umumnya, wanita yang memasuki usia awal bagaimana cara menghibur istri karena perkawinan meiliki ketegangan sebelum ciuman diartiakn sebagai luapan rasa melakukan hubungan seksual karena belum cinta ia kepada istri. Namun kadang-terbiasa dan belum menyadari bahwa kadang maksud bauk suami tidak dapat melakukan hubungan seksual adalah suatu diterima sama baiknya oleh istri, dan ini k e w a j i b a n d a n k e h a r u s a n u n t u k memunculkan pendapat seolah-olah ada melanggengkan perkawinan mereka. pemaksaan mencium oleh sang istri. Akibatnya ketika kelelahan, dengan Pada usia perkawinan 10–15 tahun, m u d a h nya m e re ka m e n o l a k a j a ka n KDRT terbanyak yang dialami adalah jenis suami.Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, kekerasan psikis, yaitu sebesar 22,373%. maka keharmonisan rumah tangga dapat Hal ini karena di tahun perkawinan yang terganggu (Hembing Wijayakusuma, 1999: menginjak tahaplima tahun ketiga banyak

65). ketegangan keluarga terjadi akibat

Pada usia perkawinan 5,1–10 tahun, kehidupan rumah tangga yang monoton, KDRT terbanyak yang dialami adalah jenis penuh dengan masalah-masalah yang kekerasan seksual, yaitu sebesar 21,578%. b e r k a i t a n d e n g a n m e n d i d i k d a n Hal ini karena di tahun perkawinan ini membesarkan anak yang kadang-kadang biasanya wanita mulai menurun kebutuhan tidak sejalan, terutama banyak ucapan biologisnya, apalagi jika sudah memiliki keras dan kasar kedua belah pihak (suami anak, sensitivitas tubuh menjadi menurun istri) dalam penyelesaian masalah.

perlahan-lahan. Apalagi jika suami istri tidak mampu

Butir terbanyak kekerasan seksual menyiasati hidup, maka pada usia pada usia 5,1 – 10 tahun terdapat pada butir perkawinan ini sangat rawan terjadi nomor 30, yaitu sebesar 24,7% (74/60: 5). percecokan dalam rimah tangga.

(24)

dapat memicu terjadinya kesalahpahaman selama masa perkawinan yang telah dijalani antara suami istri, dan jika masalah tidak dan mengambil materi hasil kerja ibu. Selain segera diselesaikan akan berdampak itu ada responden yang merasakan kurang baik bagi keharmonisan keluarga. kehilangan percaya diri dan tidak berdaya Pada usia perkawinan di atas 15 karena suami sangat sering berkata kasar, tahun, KDRT terbanyak yang dialami adalah menghina, dan membentak-bentak setiap jenis kekerasan ekonomi, yaitu sebesar hari. Makna yang lebih mendalam dari hasil 21, 558%. S e p ert i dike t a hu i diu sia penelitian ini adalah perlunya dilakukan perkawinan ini banyak kebutuhan keluarga penelitian lanjutan terhadap wanita karier yanag harus dipenuhi, sehingga kehidupan yang mengalami perceraian akibat gugat semakin terasa berat, karena anak-anak cerai dari pihaknya sendiri, agar benar-mulai bersekolah, bahkan mungkin sudah benar diperoleh informasi penting yang ada yang kuliah.Jenis kekerasan yang dapat menjadi bahan renungan sekaligus terbanyak adalah yang berkaitan dengan dapat dirancang kegiatan yang mampu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. membantu wanita-wanita yang mengalami Jenis kekerasan ekonomi yang terbanyak masalah KDRT, sehingga angka perceraian terdapat pada butir nomor 50, yaitu sebesar dapat dikurangi perlahan-lahan.

24,6% (75/61: 5) yang berbunyi “tidak

memenuhi kebutuhan dasar ibu dan KESIMPULAN DAN SARAN keluarga”. Bahkan pada butirini ditemukan

adanya skor yang relative tinggi jika Berdasarkan analisis data angket dibandingkan skor yang lain, yaitu terjadi di identifikasi terjadinya KDRT, maka dapat Sota sebesar 31,4% (22/14: 5). Ekonomi ditarik kesimpulan:

keluarga yang pas-pasan menyebabkan 1. Presentase wanita karier di Kabupaten pemenuhan kebutuhan dasar Bahkan pada Merauke yang mengalami KDRT ditinjau butirini ditemukan adanya skor yang dari kekerasan fisik, psikis, seksual, dan relative tinggi jika dibandingkan skor yang e ko n o m i b e r t u r u t - t u r u t s e b e s a r lain, yaitu terjadi di Sota sebesar 31,4% 20,462%, 21,415%, 21,127%, dan (22/14: 5). Ekonomi keluarga yang pas- 21,283%. Secara keseluruhan presentase p a s a n m e n y e b a b k a n p e m e n u h a n rata-rata untuk semua jenis KDRT kebutuhan dasar ibu dan keluarga sulit s e b e s a r 2 1 , 0 7 2 % d e n g a n

terpenuhi. kriteria/kategori rendah.

(25)

kriteria/kategori rendah.

Kendall, P. C & Hammen, C. (1984). Berdasarkan hasil penelitian ini Abnormal Psichology Understanding Human Problems.Boston: Houghton dapat disarankan adanya penelitian lebih

Mifflin Company. lanjut terhadap responden yang bukan saja

berprofesi pendidik, tetapi wanitadengan Mohamad Ali. (1984). Pengembangan Kurikulum di Sekolah.Bandung : profesilain atau ibu rumah tangga yang

Sinar Baru. sangat rawan mengalami KDRT. Selain itu

a k a n s a n g a t m e m b a n t u i n fo r m a s i Nasution, S. (1987).Berbagai Pendekayan d a l a m P r o s e s B e l a j a r d a n penelitian tentang KDRT jika responden

Mengajar.Jakarta : Bina Aksara. adalah wanita-wanita yang sedang

Robert Ebel L. (1972). Essentials of mengalami masalah dan berada di ambang

Educational Measurement. New perceraian, sehingga akan diperoleh data

Jersey :Prentice Hall Inc. Englewood ya n g b e n a r - b e n a r s e s u a i s a s a ra n . Clift.

Penelitian ini hanya melakukan wawancara

Susilaningsih. (1997). Dinamika Kelompok terhadap sebagian kecil responden,

Keagamaan sebagai Pendorong s e h i n g ga ku ra n g b a nya k m e n g ga l i Usaha Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga. Yogyakarta : p e r m a s a l a h a n ya n g s e s u n g g u h nya ,

Fak.Tarbiyah IAIN Suka. mengingat angkrt memiliki keterbatasan

inrormasi yang dapat diperoleh. Oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang karena itu akan lebih baik jika dilakukan

Penghapusan Kekerasan Dalam penelitian sejenis dengan menerapkan Rumah Tangga.

wawancara kepada semua responden, sehingga dapat lebih banyak menggali prmasalahan KDRT yang sesungguhnya dialami kaum wanita.

(26)

R E DA K S I

Jurnal SOCIUS adalah media apresiasi, informasi dan komunikasi yang diterbitkan oleh Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin dalam rangka pengembangan Sosiologi di Indonedia. SOCIUS berisi tulisan ilmiah yang mencakup hasil penelitian, pengembangan teori dan metodologi. Redaksi SOCIUS pengundang para peneliti, sosiolog, peminat Sosiologi dan para mahasiswa Sosiologi untuk berdiskusi, menulis secara kreatif dan bebas demi pengembangan Sosiologi di Indonesia.

Penerbit:

Laboratorium Sosiologi, Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin

Penanggung Jawab:

M. Darwis

(Ketua Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Hasanuddin)

Dewan redaksi:

Rahmat Muhammad, Buchari Mengge, Suparman Abdullah, Sultan, Nufida Raf, Ria Renita Abbas, M. Ramli AT

Busman DS, Syamsuddin Simmau

Gedung FIS VIII Kampus Unhas Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan km 10 Makassar 90245, Telp/Fax: 0411584100. Email: j_socius@hotmail.com atau

penerbitsosiologiunhas@yahoo.com

15. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5 16. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki

17. Tulisan tidak menggunakan judul bab

18. Tulisan belum pernah dipublikasikan pada jurnal lain

1. Judul 13. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5

14. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki 15. Tulisan tidak menggunakan judul bab 16. Tulisan belum pernah dipublikasikan pada jurnal lain

1. Judul

8. Panjang tulisan antara 9-15halaman

9. Ditulis dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5 10. Tulisan tidak menggunakan catatan kaki

(27)

SOCIUS

Volume XV, Januari - April 2014

ISSN: 1410 - 3214

ISSN 1410-3214

14 10 32 16

Wan Ibrahim Wan Ahmad:

POPULATION AGEING AND OLDER PERSONS GLOBALLY

M. Basir:

ULAMA, TIRANI DAN RADIKALISME (TERORISME)

Mansyur Radjab:

Edoardus Maturbongs dan Godefridus Samderubun:

ANALISIS MODEL TINDAKAN RASIONAL PADA

PROSES TRANSFORMASI KOMUNITAS PETANI RUMPUT LAUT

DI KELURAHAN PABIRINGA KABUPATEN JENEPONTO

ANALISIS TENTANG KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN MERAUKE

ORANG TUA IDEAL MASA KINI

(Studi Keharmonisan Orang Tua-Anak pada Empat Etnik di Makassar)

Ria Renita Abbas:

INSTITUSI KELUARGA DAN POLIGAMI

(Studi Kasus Keluarga Poligami yang Berpoligini di Kota Makassar)

Atma Ras:

PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT PASCA MENERIMA SLT

DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

(Kasus di Kelurahan Mattiro Deceng Kec.Tiroang Kabupaten Pinrang)

Nuvida Raf:

DINAMIKA TEORI GERAKAN SOSIAL

Maria E. Pandu, Rahmat, Ria Renita Abbas, Buhari Mengge:

Prof. Wan Ibrahim Wan Ahmad adalah

Associate Professor, School of Social

Development, Universiti Utara Malaysia

, Kedah, Malaysia.

Prof. Dr. M. Basir, M.A adalah Guru Besar Sosiologi Agama dan pengajar

pada FISIP Universitas Hsanuddin

Drs. Manyur Radjab, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP

Universitas Hasanuddin

Edoardus Maturbongs, S.Sos., M.Si & Godefridus Samderubun, SS., M.Si

adalah pengajar pada FISIP Universitas Musamus Merauke

Atma Ras, S.Sos, M.A adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP

Universitas Hasanuddin.

Nuvida Raf, S.Sos, M.A adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi Universitas

Hasanuddin

Prof. Dr. Maria E. Pandu, M.A, Guru Besar Sosiologi Keluarga Universitas

Hasanuddin, pengajar pada Jurusan Sosiologi FISIP Universitas

Hasanuddin

Dr. Rahmat, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi Univeritas

Hasanuddin

Ria Renita Abbas, S.Sos, M.Si adalah pengajar pada Jurusan Sosiologi

Univeritas Hasanuddin.

Gambar

Tabel 1 Kisi – kisi Butir Angket Identifikasi Terjadinya KDRT
Table 2 Konversi Data Kuantitaif ke Kualitatif
Table 4 Beberapa Penjelasan
Table 5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Di dalam penjagaan kebersihan masjid, baik di dalam maupun di luar Masjid Agung Bangkalan sangat memperhatikan kebersihannya. Hal ini terbukti dengan adanya petugas

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Bapepam dan LK Berarti Bapepam dan Lembaga Keuangan yang merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan

Hasil dari simulasi penggunaan Kamus Intermediate accounting dalam kelompok kecil mahasiswa menghasilkan bahwa secara garis besar draft kamus yang dihasikan sangat

Gambar 4.6 Grafik penamaan yang umum dengan satu root node Setiap jalur (path) menuju suatu entitas dapat ditulis sebagai urutan label-label dari setiap sisi yang mengarah pada

Masa, Tempat dan Tarikh Melapor Penender adalah DIWAJIBKAN untuk Di r i b a g i L a w a t a n T a p a k d a n menghadiri taklimat di Pejabat Jurutera Tempat Mengambil

L A K I P B i r o K e p e g a w a i a n T a h u n 2 0 1 3 31 menindaklanjuti dengan menyusun data dukung sesuai permintaan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian