BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipid. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Angka penyabunan adalah reaksi asam lemak oleh adanya basa lemah. Angka penyabunan dapat digunakan untuk menentukan berat moekul dari suatu lemak atau minyak. Kandungan asam lemak yang tinggi dapat berpengaruh terhadap rendahnya angka penyabunan.
Pada praktikum ini untuk melakukan penetapan angka asam bahan yang digunakan adalah lemak/minyak, alcohol 95%, KOH, indicator pp. Dengan menimbang 20 gran lemak atau minyak dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 50 cc alcohol 95% netral.Setelah itu panaskan sampai mendidih dan kocok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya. Setelah dingin titrasi dengan larutan KOH dengan memakai indicator pp. Sedangkan pada penetapan angka penyabunan bahan yang digunakan adalah lemak/minyak, KOH alkoholis, HCl, indicator Methyl Orange. Dengan menimbang minyak atau lemak 3 gram di masukkan ke erlenmeyer 200 cc tambahkan 50 cc larutan KOH alkalis. Setelah itu didihkan selama 30 menit. Dinginkan dan titrasi dengan larutan HCL dengan menggunakan Methyl Orange.
Yang melatar belakangi praktikum kali ini yaitu bertujuan untuk menentukan tingkat keasaman lemak,dan mengetahui cara penetapan angka LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JATIM Praktikum : KIMIA ORGANIK
Percobaan : PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN Tanggal : 05 NOVEMBER 2015
Pembimbing : IR.KINDRIARI NURMA W, MT
Nama : IKKE PUTRI AYU D NPM/Semester : 1431010032 / III Romb/Group : III/H
NPM/Teman Praktek : 1431010022 / DION EKO PUTRA
asam . Praktikan juga dapat mengetahui cara penetapan angka penyabunan serta dapat menentukan angka penyabunan dalam lemak atau minyak. Serta untuk mengetahui reaksi kimia saat mengidentifikasinya. Oleh karena itu dilaksanakannya praktikum ini agar kita lebih memahami dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
I. 2. TUJUAN
1. Mengetahui cara penetapan angka asam dan menentukan tingkat keasaman lemak
2. Mengetahui cara penetapan angka penyabunan
3. Menentukan angka penyabunan dalam lemak/minyak.
I.3. MANFAAT
1. Praktikan dapat mengetahui cara penetapan angka asam dan menentukan tingkat keasaman lemak
2. Praktikan dapat mengetahui cara penetapan angka penyabunan
3. Praktikan dapat menentukan angka penyabunan dalam lemak/minyak.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. TEORI SECARA UMUM
Lemak (bahasa yunani Lipos berarti Lemak) adalah senyawa yang tak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut organic yang relatif non polar misalnya dietil eter atau chloroform. Oleh sebab itu senyawa ini dibagi menurut sifat fisiknya yaitu senyawa yang larut dalam pelarut non polar dan yang tidak larut dalam air dan tidak dibagi menurut strukturnya. Oleh sebab itu tidak mengherankan, bahwa golongan lemak masuk dalam bermacam-macam bentuk senyawa. (Fessenden, 1997)
Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2,yaitu:
a. Asam lemak Jenuh,bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani,misalnya mentega.
b. Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umunya berwujud cair pada suhu kamar.Asam Lema tidak jenuh berasal dari lemak nabati,misalnya minyak goreng. (Anonim, 2013)
triester ini disebut triasilgliserol atau trigliserida tanpa memperhatikan apakah senyawa tersebut diisolasi dari lemak atau minyak.
Perbedaan lemak dan minyak adalah pada sifat fisiknya. Pada suhu kamar, lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair. Suatu kekecualian adalah minyak nabati yaitu minyak kelapa, yang mencair pada suhu 21-25ºC, hamper sama dengan suhu kamar didaerah beriklim dingin dan dibawah suhu kamar didaerah tropis.Lemak dan minyak pada umumnya merupakan trigliserida yang tidak homogen dengan beberapa kekecualian. Oleh sebab itu kebanyakan trigliserida mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda, missal satu asam palmiat sebagai esternya. Golongan asam lemak yang spesifik yang ada dalam trigliserida tergantung pada jenis spesies dan kondisi, misalnya makanan yang dimakan dan suhu yang mempengaruhi kehidupannya. Binatang berdarah panas cenderung melakukan biosintesa lemak yang berbentuk cair pasa suhu tubuhnya. (Fessenden, 1997)
Jika lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali, ikatar ester putus dan dihasilkan gliserol dan garam dari asam lemaknya. Reaksi berikut adalah penyabunan pada tripalmitin.
O
CH2OC(CH2)14CH3 CHOH
O
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua difat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non polar, seperti tetesan-tetsan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes-tetes sabun minya, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi. (Fessenden, 1982)
Perubahan lemak hewan (misalnya lemak kambing) menjadi sabun menurut cara kuno adalah dengan cara memanaskan dengan abu kayu (besifat basa).Sabun dapat dibuat melalui proses kontinu. Pada proses kontinu, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH) berlebih dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garam ditambahkan untuk emngendapkan sabun. Lapisan air yang mengandung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan oleh gliserol kembali melalui penyulingan. Endapan sabun gubal, yang bercampur dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijual tanpa pengolahan lebih lanjut yaitu sebagai sabun industri yang murah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung dalam pembuatan sabun goso. Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair, atau sabun apung.
dalam air). Dapat dikatakan bahwa molekul demikian adalah schizophrenik atau mempunyai dua kepribadian. Jika sabun diguncang dengan air ia membentuk dispersi koloid bukan larutan yang sesungguhnya. Larutan sabun ini mengandung agregrat dari molekul molekul sabun yang dinamakan misel yang berhubungan dengan air. Pada sabun biasa bagian luar dari misel bermuatan negatif dan ion natrium yang positif berada didekat misel.
Pada waktu betindak dalam melepaskan kotoran,molekul-molekul sabun mengelilingi dan mengemulsikan butiran minyak atau lemak. Ekor molekul sabun yang lipofilik larut dalam minyak.ujung rantai yang hidrofilik memanjang menuju ke air. Dengan cara ini butiran minyak dimantapan dalam larutan air karena muatan permukaan yang negatif tidak akan bersentuhan langsung dengan molekul pengotor. Sifat lain dari sabun yang menonjol berlaku pada deterjen sintetik.(Achmadi, 1983)
Reaksi- reaksi 1. Hidrolisis
a) Dengan air berlebihan
b) Dengan larutan basa (NaOH) ini disebut penyabunan c) Enzima : Steapsin (lipase dari pancreas)
d) Hidrolisis dengan H2O berlebihan dapat dilakukan dengan : - Katalisator (H+) : - asam
- emulgator
contoh : C17H35COOC6H5SO3H
- Tanpa katalisator tetapi suhu tinggi 340° - 350° 2. Penghidrogenan (pengerasan minyak)
Dialirkan ke dalam campuran minyak ditambah serbuk Ni, suhu 150° - 200° tekanan 2 atm
Penghidrogenan ini dapat diatur. Penggunaan dari penghidrogenan ini pembuatan margarine dari minyak.
3. Penguraian (kerusakan ketengikan) lemak - Hidrolisis
- Kegiatan bakteri - Auto Oksidasi :
Oksidasi oleh udara dari ikatan – ikatan rngkap dimana terjadi peroksida yang mudah dipecah dan dapat memulai oksidasi yang lain. Proses ini dikatalisiskan oleh cahaya, O2, H2O, beberapa logam (Cu, Fe) dan suhu tinggi. Pada oksidasi ini terjadi aldehida – aldehida, keton – keton dan asam – asam lemak dengan berat molekul rendah dan zat – zat ini baunya tidak enak dan tengik
- Anti Oksidan
Menghalangi auto oksidasi ini adalah zat – zat yang sangat mudah di oksidasi. Karena ini menghalangi oksidasi zat bersangkutan. Disini dipakai anti oksidan yang larut dalam minyak (lemak) misalnya hidrokinon, vitamin E. Tidak dapat dipakai anti oksidans yang larut dalam air misalnya vitamin C = asam L-askorbat.
(Riawan, 2002)
II.2. SIFAT BAHAN 1. Alkohol (Etanol)
Sifat Fisika:
a. Bentuk : Cairan
b. Warna : Tidak Berwarna c. Bau : Seperti Alkohol d. Titik Didih : 78.5°C
e. Titik Lebur : -114.1°C Sifat Kimia :
b. Densitas : 0.8 g/ml
c. Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air panas, methanol, dan dietil eter. Larut dalam aseton
d. Fungsi : Sebagai pelarut untuk melarutkan KOH (Anonim, 2015)
a. Berat Molekul : 56.10 g/mol b. Densitas : 2.044 g/ml
c. Kelarutan : Sangat larut dalam etil alcohol, etil eter
d. Fungsi : Sebagai titran pada penetapan angka asam, sebagai reagen yang akan bereaksi dengan lemak / minyak
(Anonim, 2015)
3. HCl
Sifat Fisika :
a. Bentuk : Cairan
b. Warna : Tidak berwarna c. Bau : Berbau Tajam d. Titik Didih:
-e. Titik Lebur : -15.35 °C Sifat Kimia :
a. Berat Molekul : 36.47 g/mol b. Densitas : 1.48 g/ml
4. Indikator PP
a. Berat Molekul : 318.32 g/mol b. Densitas : 0.8 g/ml
c. Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air panas, methanol,dietil eter . Larut dalam aseton
d. Fungsi : Sebagai indicator saat titrasi (Anonim, 2015)
5. Metil Orange Sifat Fisika:
a. Bentuk : Bubuk
b. Warna : Orange – Kuning c. Titik Didih: Terurai
d. Titik Lebur : > 300°C Sifat Kimia:
a. Berat Molekul : 327.34 g/mol b. Densitas : - g/ml
c. Kelarutan : Larut sebagian dalam air panas, larut dalam air dingin, tidak larut dalam dietil eter, alcohol, larut dalam pirimidin d. Fungsi : Sebagai indicator saat titrasi
(Anonim, 2015)
6. Minyak / Lemak Sifat Fisika:
a. Bentuk : Padat
b. Warna : Tak Berwarna c. Titik Didih:
a. Berat Molekul : - g/mol b. Densitas : 0.952 g/ml
c. Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin d. Fungsi : Sebagai bahan yang diidentifikasi
(Anonim, 2015)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1. Bahan-bahan yang digunakan
1. Lemak
2. Minyak
3. Alkohol
4. KOH
5. Indicator pp
6. Indicator Methyl Orange
7. HCl
III.2. Alat-alat yang digunakan 1. Spatula
5. Beaker Glass 6. Pipet Tetes 7. Erlenmeyer 8. Neraca Analitik 9. Kaca Arloji 10. Penangas Air 11. Buret
12. Statif III.3. Gambar Alat
Beaker Glass Pipet Spatula Corong penangas air
Neraca Analiitik Kaca Arloji Gelas Ukur Labu ukur
Erlenmeyer buret statif
III.4. Prosedur percobaan
1. Timbang ±20 gr lemak / minyak, masukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 50 ml alcohol 95% netral.
2. Setelah itu sambung dengan pendingin tegak dan panaskan sampai mendidih, dan kocok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.
3. Setelah dingin, titrasi dengan larutan KOH 0,1 N dengan menggunakan indicator pp.
4. Akhir titrasi tercapai bila perubahan warna menjadi merah muda.
Angka asam = volume KOH x N KOH x BM KOH berat bahan(gram)
b. Penetapan angka penyabunan
1. Timbang lemak / minyak dengan teliti 3 gr.
2. Letakkan dalam Erlenmeyer 200 ml.
3. Kemudian tambahkan 50 ml larutan KOH alkoholis.
4. Setelah itu disambung sengan pendingin balik dan didihkan selama ±30 menit.
5. Kemudian kocok dengan kuat.
7. Kemudian laukakn pula terhadap blanko dengan prosedur yang sama.
Angka penyabunan=
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Suminar. 1983. “Kimia Organik Buku Kliah Singkat Edisi keenam”. Jakarta:Erlangga.
Anonim. 2013. “Pengertian dan Fungsi Lemak”.http://softilmu.blogspot.co.id/20 13/07/pengertian-dan-fungsi-lemak.html/diakses pada 26 Oktober 2015 puk ul 22.00
Anonim. 2015. ”Alkohol”. http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol/diakses pada pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00 WIB.
Anonim. 2015. ”Asam Klorida”. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_Klorida/ diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00 WIB.
Anonim. 2015. ”Kalium Hidroksida”. http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_ Hidroksida/diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00 WIB.
Anonim. 2015. ”Lemak”.http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak/diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00 WIB.
Anonim. 2015.”Minyak”.http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak/diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00 WIB.
Anonim. 2015. “Methyl Orange”. http://en.wikipedia.org/wiki/Methyl_Orange diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00 WIB.
Anonim. 2015. “Phenolphthalein”. http://id.wikipedia.org/wiki/Phenolphthalein/ diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 15.00 WIB.