• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNA (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Minyak dan sabun adalah dua buah zat yang sering kali kita temui di dalam kehidupan sehari – hari. Minyak biasanya digunakan oleh kita sebagai bahan untuk memasak dan sabun kita sering menggunakannya sebagai pembersih pakaian, badan dan lain – lain. Minyak dan sabun adalah dua buah benda yang jauh berbeda fungsi dan juga manfaatnya serta kandungan yang ada di dalamnya. Akan tetapi minyak dan sabun memiliki bahan baku yang sama, tetapi bahan campurannya berbeda bila minyak digunakan KOH sedangkan sabun mengunakan HCL.

Dalam percobaan kali ini adak dilakukan penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan dari lemak dan minyak. Dalam penetapan angka asam dilakukan percobaan dengan pentitrasian lemak ataupun minyak dengan KOH. Indicator yang digunakan adalah indicator PP. sedangkan pada Penetapan angka penyabunan dengan cara melarutkan minyak atau lemak kedalam KOH. Kemudian hasil campuran akan dititrasi dengan HCl sampai menemukan titik akhir titrasi.

Dalam pembuatanya juga perlu kita ketahui kadar serta takaran atau berat bahan yang digunakan dalam pembuatanya. Dimana angka asam adalah massa kalium hidroksida (KOH) dalam miligram yang dibutuhkan untuk menetralkan satu gram zat kimia. dan angka penyabunan adalah jumlah miligram kalium hidroksida yang diperlukan untuk penyabunan 1 gram lemak pada kondisi tertentu. Penetapan itu biasanya digunakan untuk memberikan standart pada suatu bahan makanan ataupun sabun yang beredar

Nama : HASAN D. ASSEGAFF

NPM/Semester : 1431010056 / III Romb./Grup : I/D

NPM/Teman Praktek : 1431010067

NI PUTU RADA K. LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Praktikum : KIMIA ORGANIK

Percobaan : PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN

Tanggal : 3 NOPEMBER 2015

(2)

I.2 Tujuan

1. Menetapkan Angka asam dari lemak atau minyak 2. Menetapkan angka penyabunan dari lemak atau minyak

3. Memahami apa yang dimaksud dengan angka penyabunan dan angka asam I.3 Manfaat

1. Praktikan dapat mengetahui cara penetapan angka asam dan angka penyabunan dari lemak dan minyak

2. Praktikan dapat mempelajari cara titrasi

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Lemak dan minyak adalah trigliserilda atau triasilgliserol, kedua senyawa ini berarti triseter gliserol. Perbedaan suatu lemak dan suatu minyak bersifat sembarang pada temperature kabar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.

Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai Rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Lemak dan minyak seringkali diberi nama tristearin, dan tripalmiat dari gliserol, disebut tripalmitin. Sebagai contoh gliseril tristearat dan gliseril tripalmiat. (Fessenden, 1986)

Minyak yang ditemui dipasaran umumnya dapt berupa zat murni, namun pada umumnya adalah larutan / campuran. Minyak merupakan istilah umum untuk semua larutan organik yang tidak dapat larut dalam air (hidro fobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Dalam arti sempit, kata “minyak” biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau olahannya : minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K.

(4)

bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak, mentega dan margarine.

Disamping itu, penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan, seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue-kue, dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan dalam bahan pangan, atau dijadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, alpokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut.

(5)

mencapai 90%, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan

minyak dari

tumbuhan. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi, minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak ikan.

 Struktur dan Tata nama

Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.

(6)

lemak itu boleh sama (disebut asam lemak sederhana) dan boleh berbeda (disebut lemak campuran). Tetapi pada umumnya, molekul lemak terbentuk dari dua atau lebih macam asam lemak. Sebagai contoh, salah satu komponen minyak kapas mempunyai struktur sebagai berikut:

Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak.

Contoh:

(Anonim, 2014)

II.1.2 Reaksi-reaksi pada Lemak

Terdapat beberapa reaksi yang ada pada lemak, diantara lain adalah : a. Hidrolisis

Hidrolisis ini dilakukan dengan air berlebih dan dengan larutan basa berupa NaOH (biasa disebut penyabunan)

CH2OCOR1

CH2OH

R1COOH

CH2OCOR2 + 3HOH CHOH +

R2COOH

CH2OCOR3 CH2OH

(7)

b. Penghidrogenan (Pengerasan Minyak)

H2 dialirkan ke dalam campuran minyak + serbuk Ni dengan suhu 150-200 derajat celcius pada tekanan 2 Atm.

Dasar : adisi H2 pada ikatan rangkap atom C

Lebih banyak ikatan rangkap pada C dijenuhkan maka akan lebih keras minyak tersebut. Contoh penggunaan penghidrogenan adalah dalam pembuatan Margarine.

(Riawan, 2010)

II.1.3 Minyak

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik

yang tidak

larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik.Ada sifat tambahan lain

(petroleum) atau

(8)

bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.

Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”.Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.

(Anonim, 2014)

II.1.4 Penentuan Bilangan Penyabunan lemak atau minyak

(9)

maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.

Besarnya jumlah ion yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tak jenuh , ikatan rangkap yang terdapat pada minyak yang tak jenuh akan bereaksi dengan iod. Gliserida dengantingkat ketidak jenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan

Untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi denngan satu molekul minyak atua lemak, larutan alkali yang tinggi ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.

Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh sam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak

(Neneng, 2012)

Angka penyabunan juga dapat diartikan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram asam lemak atau minyak. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relatif kecil akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul besar mempunyai angka penyabunan relatif kecil.

Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH atau NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak.

(10)

II.2 Sifat dan Fungsi Bahan mata dan kulit segera basuh

kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit. Apabila tertelan banyak minum air.

(11)

2. Berat molekul : 318,32 g/mol 3. Densitas : 1,299 g/cm3

4. Bahaya : sangat korosif pada kulit, dan mata. 5. Penanganan : jika terkena mata dan kulit segera basuh

kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit.

6. Fungsi : sebagai indicator untuk menentukan TAT (Anonim, 2014)

c. KOH

1. Rumus molekul: KOH 2. Berat molekul : 56,11 g/mol 3. Densitas : 2,044 g/cm3

4. Bahaya : iritasi mata dan kulit

5. Penanganan : jika terkena mata dan kulit segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit.

6. Fungsi : sebagai titran dan analat (Anonim, 2013)

d. HCl

1. Rumus Molekul: HCl

(12)

air selama minimal 15 menit.

5. Penanganan : Beri alcohol pada bagian yang terkena HCl

Sebagai penetral

6. Fungsi : sebagai titran (Anonim, 2014)

e. Minyak

1. Rumus Molekul: 2. Berat Molekul :

-3. Densitas : 0,928 gr/ml

4. Bahaya : mata akan terasa pedas

5. Penanganan : Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit 6. Fungsi : sebagai analat

(13)

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM III.1 Bahan – bahan

1. Minyak atau lemak 2. Alkohol

3. KOH 4. Indikator PP 5. HCl

6. KOH alkoholis

III.2 Alat- alat

1. Neraca analitik 2. Bunsen

3. Erlenmeyer 4. Buret 5. Spatula 6. Gelas ukur 7. Kaca arloji 8. Beaker glass 9. Tabung reaksi 10. Corong kaca

III.3 Gambar Alat

Pipet tetes Spatula Gelas Ukur

Kaca Arloji Neraca Analitik

(14)

III.4 Prosedur Percobaan A. Penetapan Angka Asam

 Timbang ± 20 gram lemak / minyak, masukkan kedalam Erlenmeyer dan tambahkan 50 cc alcohol 95 % netral.

 Setelah itu sambung dengan pendingin tegak dan panaskan sampai mendidih, dan kocok kuat – kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.  Setelah dingin, titrasi dengan larutan KOH 0,1 N dengan memakai

indicator PP.

Tabung Reaksi Erlenmeyer

Corong

(15)

 Akhir titrasi tercapai bila perubahan warna menjadi merah muda.

angka asam=volume KOH x N KOH x BM KOH

berat bahan(gram)

B. Penetapan Angka Penyabunan

 Timbang lemak / minyak dengan teliti 3 gram.  Letakkan dalam Erlenmeyer 200 cc.

 Kemudian tambahkan 50 cc larutan KOH alkoholis.

 Setelah itu disambung dengan pendingin balik dan didihkan selama ± 30 menit dikocok kuat.

 Dinginkan dan titrasi dengan larutan HCl 0,5 N dengan menggunakan MO.

 Kemudian lakukan pula terhadap blanko dengan prosedur yang sama.

angka penyabunan=volume(titrasi blankotitrasi sample)x N HCl x BM KOH

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. “Lemak”. (https://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/8-makromolekul/3-lemak/). Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.23 WIB

Anonim. 2014. “Minyak”.(https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak) Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.16 WIB

Fessenden. 1986. KIMIA ORGANIK Edisi Ketiga. Jakarta :Erlangga

Neneng. 2012. “Angka Penyabunan Minyak dan Lemak” (http:// nenenganitasari. blogspot.co.id/2012/12/angka-penyabunan-minyak-dan-lemak.html) Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.41 WIB

Ria. 2013. “Penetapan angka asam” (http: //riagustina94 .blogspot.co.id / 2013/04/laporan-sementara-penetapan-angka-asam.html) Diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 19.16 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Metode Quantum Learning Berbantuan Media

Dengan demikian, musik dapat mempengaruhi emosi dan emosi yang merupakan hasil dari pengaruh musik tersebut dapat mempengaruhi kognisi.. Ketika beberapa stimulus muncul

Perhitungan estimasi biaya perawatan pada Mesin Sekrap (Merek Qing Dao, Tipe BC-6063) berdasarkan Metode ISMO didapatkan biaya inspection sebesar 733.500 rupiah, biaya small

Untuk membawa sumber cahaya jauhdan dekat terfokus di retina (dalam jarak yang sama), harus dipergunakan lensa yang lebih kuat untuks umber dekat. Kekuatan

Daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner terdiri atas 50 item pertanyaan yang akan menjadi tolak ukur keterkaitan antara pengaruh penggunaan e-learning terhadap

Saat didapatkan kondisi nutrisi pada penampungan melebihi batas maksimal kepekatan maka, mikrokontroler akan mengaktifkan pompa dari kantong air murni untuk

Berdasarkan hasil studi pendahulu- an tentang kondisi awal kompetensi guru ditemukan bahwa terdapat 86% guru yang belum memiliki kompetensi menggunakan media daur ulang

Tingkat kematangan biji kopi mempengaruhi karakter rasa dari minuman kopi terdapat macam-macam tingkat kematangan kopi yaitu light roast, medium roast, dark roast seperti