• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan minyak - Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan pada Produk PSOFA (Palm Stearic Oil Fatty Acid) di PT. Socimas Oleochemical

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan minyak - Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan pada Produk PSOFA (Palm Stearic Oil Fatty Acid) di PT. Socimas Oleochemical"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lemak dan minyak

Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian

terbesar dari kelompok lipida .Trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok

lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol

dengan tiga molekul asam lemak. Di alam,bentuk gliserida yang lain yaitu digliserida

dan monogliserida,hanya terdapat sangat sedikit pada tanaman. Dalam dunia

perdagangan,lebih banyak dikenal digliserida dan monogliserida yang dibuat dengan

sengaja dari hidrolisa tidak lengkap trigliserida dan banyak dipakai dalam teknologi

makanan misalnya sebagai bahan pengemulsi,penstabil dan lain-lain keperluan.

Dalam teknologi makanan,lemak dan minyak memegang peran yang penting. Karena

minyak dan lemak memiliki titik didih yang tinggi (sekitar 2000C) maka biasanya dipergunakan untuk meggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng akan

kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya dan menjadi kering. Secara

umum,lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada

dalam keadaan padat,sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang

berbentuk cair (Sudarmadji,1998).

2.2 Asam lemak

Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus

kimiawi sebagai R-COOH,dengan R adalah rantai alkil yang tersusun dari atom –

atom karbon dan hidrogen. Asam lemak bisa jenuh atau tidak jenuh. Dalam asam

(2)

C

Asam lemak tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangka.Yang

mempunyai satu ikatan tak jenuh disebut asam lemak monoenoat atau tidak jenuh

tunggal, sedangkan yang mengandung dua atau lebih ikatan tak jenuh disebut

polienoat atau tidak jenuh ganda.

C

Asam Monoenoat Asam Polienoat

(M.Ismadi,1993)

Semakin panjang rantai atom C asam lemak semakin tinggi titik cairnya.

Namun apabila ada ikatan tak jenuhnya,maka titk cair rantai C asam lemak yang

sama akan turun. Misalnya minyak kelapa sawit(crude palm oil,CPO) dapat

dipisahkan secara pendinginan (winterisasi) antara bagian yang banyak mengandung

asam lemak tak jenuh (oleat) yaitu yang berupa minyak dan yang banyak

mengandung asam lemak jenuh (stearat) yaitu yang berupa lemak yang banyak

dijual dipasaran dalam negeri sebagai minyak padat dengan berbagai merek. Bagian

minyak karena banyak mengandung oleat disebut minyak olein sedangkan lemak

(3)

Tabel2.1:Beberapa Asam Lemak yang Umum Terdapat Sebagai Ester dalam Tumbuhan atau Hewan (Poedjiadi, 2006).

Nama Rumus

Asam lemak jenuh

Asam butirat

Asam kaproat

Asam palmitat

Asam stearat

Asam lemak tidak jenuh

Asam oleat

Asam linoleat

Asam linolenat

C3H7COOH

C5H11COOH

C15H31COOH

C17H35COOH

C17H33COOH

C17H31COOH

C17H29COOH

2.3 Minyak sawit

Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida,yaitu

senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam

lemaknya, minyak inti sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak

sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida (terutama β-karotena) ,

berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur hanya

ditentukan oleh kadar ALB-nya) dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak

bebas yang rendah,bau dan rasanya cukup enak.

Agar dapat dikonsumsi, maka minyak kasar atau CPO (Crude Palm Oil) yang

(4)

Tabel 2.2: Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit

(

Mangoensoekarjo, 2008).

Asam lemak Jumlah

karbon

Tak jenuh Titik lebur,0 C

2.4 Keunggulan minyak kelapa sawit

Dewasa ini laju perkembangan pemasaran minyak sangat cukup menanjak.

Diantara jajaran minyak nabati utama di dunia,antara lain minyak kedelai, bunga

matahari, lobak, zaiutun, dan kelapa hibrida. Keunggulan minyak sawit dibandingkan

minyak nabati yang lain ialah bahwa dalam bentuk CPO mengandung tokoferol,

(5)

Minyak sawit dengan kadar ALB tinggi biasanya kadar tokoferolnya rendah.

Karotena dan tokoferol akan rusak bila pemanasan terlalu

tinggi(Mangoensoekarjo,2008).

2.5 Minyak sawit untuk industri pangan

Sebagai bahan baku untuk minyak makan,minyak sawit antara lain digunakan

dalam bentuk minyak goreng , margarine, butter vanaspati, sbortening, dan bahan

untuk membuat kue-kue. Disamping itu, kandungan asam linoleat dan linolenatnya

rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit mimiliki kemantapan

kalor (beatstability) yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi. Oleh karena itu,minyak

sawit sebagai minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan

menggunakan minyak sawit tidak cepat tengik.

Minyak sawit yang digunakan sebagian produk pangan dihasilkan dari

minyak sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, refinasi, dan

hidrogenesis. Produk CPO Indonesia sebagaian besar difraksinasi sehingga

dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan

untuk memenuhi kebutuhan domestic sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak

kelapa.(Fauzi,2002).

2.6 Minyak Sawit untuk oleokemikal

Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di

industri-industri nonpangan (oleokemikal). Oleokemikal merupakan bahan baku

industri yang diperoleh dari minyak nabati,termasuk di antaranya adalah minyak

(6)

olekemikal melalui proses hidrolisis (splitting) adalah asam lemak,metal ester,lemak

alkohol,asam amino,dan gliserin.

Tabel2.3: Derivat Oleokimia(Fauzi.Y,2002)

aa

2.7 Sifat minyak dan lemak

2.7.1 Sifat fisika

Sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonya. Asam lemak berantai

jenuh yang mengandung 1 sampai 8 atom karbon berupa cairan sedangkan lebih dari

8 atom karbon berupa padatan . Asam stearat mempunyai titik cair 700 C tetapi dengan adanya satu saja ikatan tidak jenuh seperti pada asam oleat, titik cairnya

Industri:

-Bahan pemadam api

(7)

menurun sampai 140C. Dengan tambahan beberapa ikatan rangkap,titik cair bisa lebih rendah lagi (Girindra,1990).

Tabel 2.4:Sifat Fisik Minyak Sawit(Mangoensoekarjo, 2008)

Berat jenis pada 1000 F (37,80)

Indeks refraksi pada 400 C

Bilangan iodium

Bilangan penyabunan

Zat tak-tersabunkan, %

Titer ,0 C

0,898-0,901

1,453-1,456

44,58

195-205

Tak lebih 0,8

40-47

2.7.2 Sifat kimia

Pada umunya asam lemak jenuh dari minyak mempunyai rantai lurus

monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi yang penting pada

minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa,oksidasi dan hidrogenasi.

a.Hidrolisa

Dalam reaksi hidrolisa minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam

lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan

minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak

tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan

flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.

b.Oksidasi

Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen

dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau

(8)

dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah

terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi

aldehida dan keton serta asam-asam lemak bebas .

c.Hidrogenasi

Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk

menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak.

Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan

ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai

minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasilnya

adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhanya.

(Ketaren,1986)

2.8 Mutu lemak dan minyak

Pengujian minyak atau lemak secara kimiawi telah sejak lama dikerjakan.

Pengujian ini didasarkan pada penelitian atau penetapan bagian tertentu dari

komponen minyak atau lemak. Pengujian-pengujian minyak atau lemak tersebut

meliputi hal-hal berikut.

2.8.1 Bilangan asam

Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk

menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.

Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang

(9)

a.Metode indikator

Prinsip

Kuantitas pada lemakyang akan dianalisisdalam campuranetanol dandietil

eter, diikuti dengan titrasiasam-asamlemak bebasdengan larutanetanolikpada kalium

hidroksida. Caranya adalah dengan melarutkan sejumlah minyak atau lemak dalam

alkohol-eter atau diberi indikator phenolftalein. Kemudian dititrasi dengan larutan

KOH 0,5 N sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap.

b.metodepotensiometri

Prinsip

Asam-asamlemak bebasyangdititrasisecara potensiometridalam

medium/larutan bebas air dengan larutanKOHdalamisopropanol.

c.metode asidimetri

Prinsip

Keasamandihitung darihasil yang diperolehpenentuanangka asamdengan

metodeindikator ataumetodepotentiometri(Paquot,1987).

Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur minyak atau lemak

tadi.

Rumus bilangan asam

=ml . KOH X N. KOH X 56,1

(10)

Dari rumus di atas ,faktor 56,1 adalah bobot adalah molekul larutan KOH.

Apabila dipergunakan NaOH untuk titrasi ,maka faktor tersebut menjadi 39,9

(Ketaren,1986).

2.8.2 Bilangan penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk

menyabunkan satu gram minyak atau lemak.

a.Metode indikator

Prinsip

Mendidihkansampeldi bawahkondensordirefluks denganKOH

danlarutanetanolkemudian dititrasidenganHCl dengan menggunakan sebuah

indikator.

b.Metode potensiometer

Prinsip

Direfluks hingga mendidih dengan isopropanolik KOH dengan titrasi

potensiometri kelebihan KOH dalam media yang tidak mengandung air(Paquot,

1987).

Apabila sejumlah contoh minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH

berlebihan dalam alkohol maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga

molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang

tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan asam , sehingga jumlah alkali yang

(11)

Dalam penetapan bilangan penyabunan biasanya larutan alkali yang

dipergunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati ke dalam tabung

dengan menggunakan buret atau pipet.

Rumus bilangan penyabunan

=

56,1(ml .KOH X N.KOH ) (ml .HCL X N.HCL ) gram contoh

Atau

=

39,9 (ml .NaOH X N.NaOH 0 (ml .HCL X N.HCL ) gram contoh

Besar kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau

pendeknya rantai karbon asam lemak atau dikatakan juga bahwa besarnya bilangan

penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat

molekul lemak ,makin besar bilangan penyabunan(Ketaren, 1986).

2.8.3 Bilangan krischner

Dipergunakan untuk menetapkan besarnya asam lemak yang mudah menguap

dan dapat larut dalam air. Pengukuranya didasarkan atas pengukuran garam-garam

perak yang larut dalam hasil penetapan bilangan Reichert Meissl.

Krischner value dinyatakan alam persamaan sebagai berikut:

A × 121 (100 + B) 10.000

(12)

B=Mililiter larutan alkali untuk menetralkan 10 mililiter hasil destilasi Reichert Meis

2.8.4 Bilangan asetil

Dipergunakan untuk menetapkan jumlah gugus (OH) pada asam lemak

hidroksi yang terdapat pada minyak atau lemak.Kebanyakan minyak atau lemak

pangan mengandung gugus-OH dalam jumlah yang sangat kecil(Ketaren,2005).

2.8.5 Bilangan iodium

Didefinisikan sebagai banyaknya gram iodium yang dapat diperoleh oleh

100 gram lemak atau minyak. Karena iodium diserap oleh ikatan rangkap ,maka

bilangan iodium ini menjadi ukuran banyaknya ikatan rangkap pada lemak atau

minyak.

2.8.6 Bilangan Polenske

Didefinisikan sebagai banyaknya milliliter 0,1 N basa yang diperlukan untuk

menetralkan asam lemak yang tidak larut dari 5 gr lemak yang tersabun dan

diasamkan. Bilangan Reichsert-Meissl dan bilangan Polenske digunakan untuk

penentuan matangnya mentega.

2.8.7 Bilangan Reichert-Meissl

Didefinisikan sebagai banyaknya milliliter 0,1 N basa yang diperlukan untuk

menetralkan asam lemak yang larut dan didestilasi dari 5 gram lemak tersabun dan

Gambar

Tabel 2.2: Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini adalah tabel kandungan minor (komponen non-trigliserida) minyak sawit. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu

Salah satu parameter penentuan mutu asam lemak ringan (<C16) adalah penentuan bilangan iodin yang menyatakan ukuran ketidak jenuhan minyak atau lemak dan juga yang

Adapun manfaat dari penetapan kadar air dan bilangan penyabunan pada minyak kelapa adalah agar mengetahui apakah kadar air dan bilangan penyabunan minyak kelapa yang

Angka atau bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak yang asam dinyatakan

Untuk menngetahui berapa asam lemak bebas yang tersisa dalam minyak dapat digunakan analisa bilangan asam, karena bilangan asam merupakan jumlah miligram KOH (sebagai titran)

Berikut ini adalah tabel kandungan minor (komponen non-trigliserida) minyak sawit. Oleh karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu

Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH atau NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak..

Prinsip penentuan angka asam adalah penentuan jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak,