PENENTUAN BILANGAN ASAM DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA PRODUK PSOFA (PALM STEARIC OIL FATTY ACID)
DI PT.SOCIMAS OLEOCHEMICAL
KARYA ILMIAH
MAWAR SIRINGO RINGO
092401011
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN BILANGAN ASAM DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA PRODUK PSOFA (PALM STEARIC OIL FATTY ACID)
DI PT.SOCIMAS OLEOCHEMICAL
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
MAWAR SIRINGO RINGO 092401011
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN BILANGAN ASAM DAN
BILANGAN PENYABUNAN PADA PRODUK PSOFA (PALM STEARIC OIL FATTY ACID) DI PT. SOCIMAS OLEOCHEMICAL
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : MAWAR SIRINGO RINGO
Nomor Induk Mahasiswa : 092401011
Program Studi : DIPLOMA 3 KIMIA Departeman : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Juli 2012
Disetujui oleh :
Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU
Ketua,
Pembimbing,
Dra. Emma Zaidar ,M.Si Drs.Albert Pasaribu ,M.Sc NIP.195512181987012001 NIP.196408101991031002
Diketahui/Disetujui oleh :
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
PERNYATAAN
PENENTUAN BILANGAN ASAM DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA PRODUK PSOFA (PALM STEARIC OIL FATTY ACID)
DI PT.SOCIMAS OLECHEMICAL
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2012
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul” PENENTUAN BILANGAN ASAM DAN BILANGAN PENYABUNAN PADA PRODUK PSOFA(PALM STEARIC OIL FATTY ACID)DI PT.SOCIMAS OLEOCHEMICAL”. Karya Program Studi Diploma 3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini,penulis banyak mengalami kesulitan karena kemampuan yang terbatas, tetapi atas bantuan, bimbingan,dan dorongan, serta semangat yang diberikan dari berbagai pihak kepada penulis maka penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan.Dengan segala kerendahan hati,penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Teristimewa penghargaan yang tulus buat ayahanda B.Siringo ringo dan ibunda L.Sitanggang, abang dan adik-adikku yang telah memberikan dorongan baik material maupun spiritual dan senantiasa mendoakan setiap langkah dan usaha sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.
2. Bapak Drs.Sutarman Ms selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu DR.Rumondang Bulan,MS,selaku Ketua Departemen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs.Albert Pasaribu,M.Sc,selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
5. Bapak Drs.Manius Sianipar,selaku Pembimbing Lapangan di PT.Socimas Medan.
6. Bapak/Ibu dosen serta pegawai program studi Diploma 3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sumatera Utara yang telah membimbing penulis sewaktu di bangku perkuliahan.
7. Sahabat-sahabat penulisYulia,Martina,Masriana,Yessi,Windy, Liesa, Ireka, Stevani, Maria serta rekan-rekan mahasiswa Kimia Analis FMIPA USU khusunya angkatan 2009 yang selalu mendukung penulis dalam menyusun karya ilmiah ini.
8. Buat teman dekat saya Risno Simbolon yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis demi selesainya Tugas Akhir ini.
ABSTRAK
DETERMINATION OF ACID VALUE AND SAPONIFICATION VALUE OF PSOFA (PALM STEARIC OIL FATTY ACID)
IN SOCIMAS OLEOCHEMICAL
ABSTRACT
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang 1.2Permasalahan
1.3Pembatasan Masalah 1.4Tujuan
1.5Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan Minyak
2.2 Asam Lemak 2.3 Minyak Sawit
2.4 Keunggulan Minyak Kelapa Sawit
2.5Minyak Sawit untuk Industri Pangan 2.6Minyak Sawit untuk Olekoemikal
2.7Sifat minyak dan lemak 2.7.1 Sifat Fisika 2.7.2 Sifat Kimia 2.8Mutu lemak dan Minyak
2.8.1 Bilangan Asam
2.8.2 BilanganPenyabunan
BAB 3 METEDOLOGI PERCOBAAN 3.1Alat
3.2 Bahan 3.3 Prosedur
3.3.1 Penentuan Bilangan Asam
3.3.2 Penentuan Bilangan Penyabunan
4.1.1 Penentuan Bilangan Asam
4.1.2 Penentuan Bilangan Penyabunan 4.2 Perhitungan
4.2.1 Penentuan Bilangan Asam (AV) 4.2.2 Penentuan Bilangan Penyabunan (SV) 4.3 Pembahasan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Bebebrapa Asam Lemak yang Umum terdapat sebagai Ester dalam Tumbuhan dan Hewan
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Tabel 2.3 Tabel Derivat Oleokimia
Tabel 2.4 Tabel Sifat Fisik Minyak Sawit Tabel 4.5 Data Penentuan Bilangan Asam
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Proses PT. Socimas
Lampiran 2: Standar untuk Data Harian yang Diperoleh Laboratorium PT. Socimas
Lampiran 3: Data Harian Fatty Acid yang Diperoleh di Laboratorium PT.Socimas
DETERMINATION OF ACID VALUE AND SAPONIFICATION VALUE OF PSOFA (PALM STEARIC OIL FATTY ACID)
IN SOCIMAS OLEOCHEMICAL
ABSTRACT
ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
PT. Socimas menggunakan salah satu bahan baku yaitu RBDPS (Refined
Bleached Deodorized Palm Stearic ) yang merupakan hasil pemurnian dari CPO (
Crud Palm Oil) secara fisika dengan penghilangan bau ( Deodorizing). Dari RBDPS
(Refined Bleached Deodorized Palm Stearic ) diproses melalui splitting pada suhu
2400C-2600C dan tekanan 30-40 barr dan diperoleh produk yaitu Sinar -PSOFA
(Palm Stearic Oil Fatty Acid) dan produk sampingannya berupa gliserin dalam
bentuk sweet water. Pada produk ini akan disesuaikan dengan standar mutu minyak
sawit yang memegang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu
,syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangan.
Istilah mutu minyak sawit ada dua arti. Pertama benar-benar murni dan tidak
bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan
dengan menilai sifat-sifat fisiknya yaitu dengan mengukur nilai tititk lebur angka
penyabunan dan bilangan iodium. Kedua pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran.
Dalam hal ini syarat mutu sawit diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu
internasional yang meliputi kadar ALB (asam lemak bebas), air, kotoran, logam besi,
logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.
Pada produk PSOFA (Palm Stearic Oil Fatty Acid) nilai bilangan asam yang
minimum, dimana bilangan asam lebih kecil dari pada bilangan penyabunan .
Bilangan asam dan bilangan penyabunan pada produk PSOFA (Palm Stearic Oil
Fatty Acid) dapat ditentukan jumlahnya dengan cara titrasi. Dengan mengetahui
Oil Fatty Acid) maka mutu dari hasil yang diperoleh sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Sabun umumnya dibuat dari minyak atau asam lemak dengan mereaksikanya
dengan basa yang sering digunakan yaitu NaOH atau KOH. Angka penyabunan
adalah salah satu parameter yang penting untuk industri minyak atau asam lemak
karena angka ini merupakan acuan untuk mengetahui sampai sejauh mana alkali atau
basa untuk menyabunkan dari pada minyak atau asam lemak. Sedangkan angka asam
merupakan ukuran dari jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau
asam lemak. Karena semakin tinggi angka asam maka semakin besar asam lemak
bebas yang dapat menimbulkan ketengikan, meningkatkan kadar kolesterol .
1.2.Permasalahan
Kualitas pada suatu produk minyak kelapa sawit dapat diketahui dengan
berbagai parameter seperti bilangan asam dan bilangan penyabunan. Dimana angka
bilangan asam sangat diharapkan sekecil mungkin sementara bila angka bilangan
penyabunan tinggi akan semakin bagus karena semakin banyak minyak yang akan
disabunkan. Sehingga untuk mengetahui angka tersebut pada sampel PSOFA (Palm
Stearic Oil Fatty Acid) digunakan dengan metode titrasi. Berdasarkan permasalahan
1.3 Pembatasa Masalah
Banyak parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas pada kelapa sawit.
Dalam hal ini, penulis hanya membatasi permasalahan pada penentuan bilangan
asam dan bilangan penyabunan pada kelapa sawit.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah KOH 0,1 N untuk menetralkan asam lemak bebas
dan HCl 0,5 N untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
1.4 Tujuan
Untuk menentukan jumlah bilangan asam dan bilangan penyabunan yang terdapat
dalam produk PSOFA (Palm Stearic Oil Fatty Acid) dengan cara titrasi yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT.Socimas.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini untuk mengetahui jumlah bilangan
asam dan bilangan penyabunan pada produk PSOFA (Palm Stearic Oil FattyAcid)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lemak dan minyak
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian
terbesar dari kelompok lipida .Trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok
lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol
dengan tiga molekul asam lemak. Di alam,bentuk gliserida yang lain yaitu digliserida
dan monogliserida,hanya terdapat sangat sedikit pada tanaman. Dalam dunia
perdagangan,lebih banyak dikenal digliserida dan monogliserida yang dibuat dengan
sengaja dari hidrolisa tidak lengkap trigliserida dan banyak dipakai dalam teknologi
makanan misalnya sebagai bahan pengemulsi,penstabil dan lain-lain keperluan.
Dalam teknologi makanan,lemak dan minyak memegang peran yang penting. Karena
minyak dan lemak memiliki titik didih yang tinggi (sekitar 2000C) maka biasanya
dipergunakan untuk meggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng akan
kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya dan menjadi kering. Secara
umum,lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada
dalam keadaan padat,sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang
berbentuk cair (Sudarmadji,1998).
2.2 Asam lemak
Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus
kimiawi sebagai R-COOH,dengan R adalah rantai alkil yang tersusun dari atom –
atom karbon dan hidrogen. Asam lemak bisa jenuh atau tidak jenuh. Dalam asam
C
Asam lemak tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangka.Yang
mempunyai satu ikatan tak jenuh disebut asam lemak monoenoat atau tidak jenuh
tunggal, sedangkan yang mengandung dua atau lebih ikatan tak jenuh disebut
polienoat atau tidak jenuh ganda.
C Asam Monoenoat Asam Polienoat
(M.Ismadi,1993)
Semakin panjang rantai atom C asam lemak semakin tinggi titik cairnya.
Namun apabila ada ikatan tak jenuhnya,maka titk cair rantai C asam lemak yang
sama akan turun. Misalnya minyak kelapa sawit(crude palm oil,CPO) dapat
dipisahkan secara pendinginan (winterisasi) antara bagian yang banyak mengandung
asam lemak tak jenuh (oleat) yaitu yang berupa minyak dan yang banyak
mengandung asam lemak jenuh (stearat) yaitu yang berupa lemak yang banyak
dijual dipasaran dalam negeri sebagai minyak padat dengan berbagai merek. Bagian
minyak karena banyak mengandung oleat disebut minyak olein sedangkan lemak
Tabel2.1:Beberapa Asam Lemak yang Umum Terdapat Sebagai Ester dalam Tumbuhan atau Hewan (Poedjiadi, 2006).
Nama Rumus
Asam lemak jenuh Asam butirat Asam kaproat Asam palmitat Asam stearat
Asam lemak tidak jenuh Asam oleat
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida,yaitu
senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam
lemaknya, minyak inti sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak
sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida (terutama β-karotena) , berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur hanya
ditentukan oleh kadar ALB-nya) dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak
bebas yang rendah,bau dan rasanya cukup enak.
Agar dapat dikonsumsi, maka minyak kasar atau CPO (Crude Palm Oil) yang
Tabel 2.2: Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit
(
Mangoensoekarjo, 2008).Asam lemak Jumlah karbon
Tak jenuh Titik lebur,0 C
2.4 Keunggulan minyak kelapa sawit
Dewasa ini laju perkembangan pemasaran minyak sangat cukup menanjak.
Diantara jajaran minyak nabati utama di dunia,antara lain minyak kedelai, bunga
matahari, lobak, zaiutun, dan kelapa hibrida. Keunggulan minyak sawit dibandingkan
minyak nabati yang lain ialah bahwa dalam bentuk CPO mengandung tokoferol,
Minyak sawit dengan kadar ALB tinggi biasanya kadar tokoferolnya rendah.
Karotena dan tokoferol akan rusak bila pemanasan terlalu
tinggi(Mangoensoekarjo,2008).
2.5 Minyak sawit untuk industri pangan
Sebagai bahan baku untuk minyak makan,minyak sawit antara lain digunakan
dalam bentuk minyak goreng , margarine, butter vanaspati, sbortening, dan bahan
untuk membuat kue-kue. Disamping itu, kandungan asam linoleat dan linolenatnya
rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit mimiliki kemantapan
kalor (beatstability) yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi. Oleh karena itu,minyak
sawit sebagai minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan
menggunakan minyak sawit tidak cepat tengik.
Minyak sawit yang digunakan sebagian produk pangan dihasilkan dari
minyak sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, refinasi, dan
hidrogenesis. Produk CPO Indonesia sebagaian besar difraksinasi sehingga
dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan domestic sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak
kelapa.(Fauzi,2002).
2.6 Minyak Sawit untuk oleokemikal
Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di
industri-industri nonpangan (oleokemikal). Oleokemikal merupakan bahan baku
industri yang diperoleh dari minyak nabati,termasuk di antaranya adalah minyak
olekemikal melalui proses hidrolisis (splitting) adalah asam lemak,metal ester,lemak
alkohol,asam amino,dan gliserin.
Tabel2.3: Derivat Oleokimia(Fauzi.Y,2002)
aa
2.7 Sifat minyak dan lemak
2.7.1 Sifat fisika
Sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonya. Asam lemak berantai
jenuh yang mengandung 1 sampai 8 atom karbon berupa cairan sedangkan lebih dari
8 atom karbon berupa padatan . Asam stearat mempunyai titik cair 700 C tetapi
dengan adanya satu saja ikatan tidak jenuh seperti pada asam oleat, titik cairnya Industri:
menurun sampai 140C. Dengan tambahan beberapa ikatan rangkap,titik cair bisa
lebih rendah lagi (Girindra,1990).
Tabel 2.4:Sifat Fisik Minyak Sawit(Mangoensoekarjo, 2008)
Berat jenis pada 1000 F (37,80) Indeks refraksi pada 400 C Bilangan iodium
Bilangan penyabunan Zat tak-tersabunkan, % Titer ,0 C
2.7.2 Sifat kimia
Pada umunya asam lemak jenuh dari minyak mempunyai rantai lurus
monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi yang penting pada
minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa,oksidasi dan hidrogenasi.
a.Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan
flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.
b.Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah
terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi
aldehida dan keton serta asam-asam lemak bebas .
c.Hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak.
Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan
ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. Hasilnya
adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhanya.
(Ketaren,1986)
2.8 Mutu lemak dan minyak
Pengujian minyak atau lemak secara kimiawi telah sejak lama dikerjakan.
Pengujian ini didasarkan pada penelitian atau penetapan bagian tertentu dari
komponen minyak atau lemak. Pengujian-pengujian minyak atau lemak tersebut
meliputi hal-hal berikut.
2.8.1 Bilangan asam
Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.
Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang
a.Metode indikator Prinsip
Kuantitas pada lemakyang akan dianalisisdalam campuranetanol dandietil
eter, diikuti dengan titrasiasam-asamlemak bebasdengan larutanetanolikpada kalium
hidroksida. Caranya adalah dengan melarutkan sejumlah minyak atau lemak dalam
alkohol-eter atau diberi indikator phenolftalein. Kemudian dititrasi dengan larutan
KOH 0,5 N sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap.
b.metodepotensiometri Prinsip
Asam-asamlemak bebasyangdititrasisecara potensiometridalam
medium/larutan bebas air dengan larutanKOHdalamisopropanol.
c.metode asidimetri Prinsip
Keasamandihitung darihasil yang diperolehpenentuanangka asamdengan
metodeindikator ataumetodepotentiometri(Paquot,1987).
Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur minyak atau lemak
tadi.
Rumus bilangan asam
Dari rumus di atas ,faktor 56,1 adalah bobot adalah molekul larutan KOH.
Apabila dipergunakan NaOH untuk titrasi ,maka faktor tersebut menjadi 39,9
(Ketaren,1986).
2.8.2 Bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak atau lemak.
a.Metode indikator Prinsip
Mendidihkansampeldi bawahkondensordirefluks denganKOH
danlarutanetanolkemudian dititrasidenganHCl dengan menggunakan sebuah
indikator.
b.Metode potensiometer Prinsip
Direfluks hingga mendidih dengan isopropanolik KOH dengan titrasi
potensiometri kelebihan KOH dalam media yang tidak mengandung air(Paquot,
1987).
Apabila sejumlah contoh minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH
berlebihan dalam alkohol maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga
molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang
tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan asam , sehingga jumlah alkali yang
Dalam penetapan bilangan penyabunan biasanya larutan alkali yang
dipergunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati ke dalam tabung
dengan menggunakan buret atau pipet.
Rumus bilangan penyabunan
=
56,1(ml .KOH X N.KOH ) (ml .HCL X N.HCL )gram contoh
Atau
=
39,9 (ml .NaOH X N.NaOH 0 (ml .HCL X N.HCL )gram contoh
Besar kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau
pendeknya rantai karbon asam lemak atau dikatakan juga bahwa besarnya bilangan
penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat
molekul lemak ,makin besar bilangan penyabunan(Ketaren, 1986).
2.8.3 Bilangan krischner
Dipergunakan untuk menetapkan besarnya asam lemak yang mudah menguap
dan dapat larut dalam air. Pengukuranya didasarkan atas pengukuran garam-garam
perak yang larut dalam hasil penetapan bilangan Reichert Meissl.
Krischner value dinyatakan alam persamaan sebagai berikut:
A × 121 (100 + B) 10.000
B=Mililiter larutan alkali untuk menetralkan 10 mililiter hasil destilasi Reichert Meis
2.8.4 Bilangan asetil
Dipergunakan untuk menetapkan jumlah gugus (OH) pada asam lemak
hidroksi yang terdapat pada minyak atau lemak.Kebanyakan minyak atau lemak
pangan mengandung gugus-OH dalam jumlah yang sangat kecil(Ketaren,2005).
2.8.5 Bilangan iodium
Didefinisikan sebagai banyaknya gram iodium yang dapat diperoleh oleh
100 gram lemak atau minyak. Karena iodium diserap oleh ikatan rangkap ,maka
bilangan iodium ini menjadi ukuran banyaknya ikatan rangkap pada lemak atau
minyak.
2.8.6 Bilangan Polenske
Didefinisikan sebagai banyaknya milliliter 0,1 N basa yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak yang tidak larut dari 5 gr lemak yang tersabun dan
diasamkan. Bilangan Reichsert-Meissl dan bilangan Polenske digunakan untuk
penentuan matangnya mentega.
2.8.7 Bilangan Reichert-Meissl
Didefinisikan sebagai banyaknya milliliter 0,1 N basa yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak yang larut dan didestilasi dari 5 gram lemak tersabun dan
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
-Erlemeyer 300 ml pyrex
- Beaker glas 300 ml pyrex
-Neraca analitik sartorius
-Pipet volume 50 ml
-Pipet tetes
-Buret 50 ml pyrex
-Penangas air
-Kondensor pyrex
- Stop watch
- Water bath memmert
- Kertas saring whatman
3.2 Bahan
- KOH 0,1 N
- KOH 0,5 N Alkoholik
-HCL 0,5 N
- Indikator phenolftalein
3.3.Prosedur
3.3.1.Penentuan Bilangan Asam
0,3-0,5 gr sampel dimasukkan ke dalam erlemeyer
Dilarutkan dengan 50 ml etanol netral.Bila sampel dalam bentuk padatan
letakkan pada penangas air hingga mencair
Tambahkan indikator phenolftalein dan titrasi dengan KOH 0,1 N hingga
berwarna merah rose.
3.3.2.Penentuan Bilangan Penyabunan
1,5-2 gr sampel dimasukkan ke dalam erlemeyer
Ditambahkan KOH alkoholik 0,5 N sebanyak 25 ml dengan menggunakan
pipet volume ditambahkan batu didih kemudian direfluks selama 30 menit
setelah didinginkan selama kira-kira 15 menit
Ditambahkan indikator phenolftalein kemudian titrasi dengan HCL 0,5 N
hingga tidak berwarna
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Hasil analisa asam lemak pada produk PSOFA (Palm Stearic Oil Acid) yang diperoleh dari hasil penentuan bilangan asam, bilangan penyabunan dengan metode titrasi adalah:
4.1.1 Penentuan Bilangan Asam
Tabel 4.5: Data Hasil Penentuan Bilangan Asam No Berat sampel
(g)
N KOH KOH
(ml)
Hasil AV
1 0,359 0,1 12,94 202,3
2 0,372 0,1 13,44 202,8
3 0,378 0,1 13,63 202,4
4 0,379 0,1 13,69 202,8
5 0,391 0,1 14,11 202,5
∑ 0,376 0,1 13,56 202,6
Keterangan:
4.2.2 Penentuan Bilangan Penyabunan
Tabel 4.6: Data Hasil Penentuan Bilangan Penyabunan
No Blanko
(ml)
Sampel (ml)
N HCl Berat sampel (g)
Hasil SV
1 24,8 13,69 0,5 1,507 206,8
2 24,8 13,72 0,5 1,504 206,6
3 24,8 13,73 0,5 1,501 206,9
4 24,8 13,73 0,5 1,502 206,7
5 24,8 13,73 0,5 1,503 206,5
∑ 24,8 13,72 0,5 1,503 206,7
Ketarangan:
SV=Saponification Value
4.2.Perhitungan
4.2.1 Penentuan Bilangan Asam (AV)
AV =�×�× 56,110 �
Keterangan:
A=Volume KOH 0,1 N (ml)
B = Berat sampel (g)
N=Normalitas KOH 0,1 N
56,110 =Berat molekul KOH 0,1 N
AV
=
13,56 × 0,1×56,1100,376
= 202,3 mg KOH/g
4.2.2 Penentuan Bilangan Penyabunan (SV)
SV
=
(�−�)×�×56,110�
Keterangan:
SV =Saponification value
56,110 = Berat molekul KOH
A =Volume blanko(ml)
B =Volume sampel(ml)
N = Normalitas HCl 0,5 N
C =Berat sampel
SV
=
(24,8−13,72)×0,5 × 56,1104.3Pembahasan
Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak.
Dari data penentuan bilangan asam yang diperoleh dapat dilihat bahwa angka
bilangan asam semakin tinggi dengan bertambahnya berat sampel (g) dan jumlah
KOH (ml) yang dibutuhkan. Namun pada berat sampel (0,372 g) dan (0,379 g )
diperoleh bilangan asam yang sama (202,8). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya yaitu:
Terjadinya reaksi hidrolisa asam lemak yang diubah menjadi gliserol dan asam-asam
lemak bebas.
CH2 O C R
O
CH O C R
O
CH2 O C R
O
+ 3 H+
CH2 OH
CH OH
CH2 OH
+ 3 R C OH
O
trigliserida
gliserol asam lemak
Bilangan penyabunan adalah banyaknya milligram KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Minyak yang disusun oleh asam
lemak yang berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relatif kecil akan
mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat
molekul besar angka penyabunan relatif kecil. Sehingga dapat dikatakan besarnya
bilangan penyabunan tergantung dari berat molekul pada sampel.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penentuan bilangan asam dan bilangan
penyabunan dari produk PSOFA(Palm Stearic Oil Fatty Acid) adalah:
- bilangan asam : 202,6 ml
- bilangan penyabunan : 206,7 ml
Dari data bilangan asam dan bilangan penyabunan yang diperoleh sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh PT. Socimas dimana standar bilangan asam yaitu 196- 216 dan bilangan penyabunan yaitu 198-218.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi,y. 2004 . Kelapa sawit.Edisi Revisi. Cetakan 14. Jakarta : Penenbar Swadaya.
Girindra,A. 1990. Biokimia I. Jakarta : PT. Gramedia.
Ismadi,M. 1986. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi-Kasus. Jilid 2.Edisi
keempat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ketaren,S. 1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.Edisi I.Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
Mangoensoekarjo. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Jogyakarta: Gdajah
Mada Universitas Press.
Paquot, C. 1987. Standart Methods for the Analysis of Oil,Fat andDerivatives.
London: Black well Scientific Publication.
Poedjiadi,A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Cetakan Pertama. Jakarta: UI-Press.
Sudarmadji,S. Haryono,B. dan Suhardi.1980. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Edisi Pertama.Yogayakarta: Liberty.
Lampiran 1: Proses PT. Socimas
RAW OIL
Caprylic Acid Capric Acid Lauric Acid Myristic Acid Palmitic Acid Stearic Acid
Staric Acid
Triple Pressed Stearic Acid PKO Spliting#100 Hydrogenation
(#200)
Lampiran 2: Standart untuk Data Harian yang Diperoleh di Laboratorium PT. Socimas
FATTY ACID
PRODUCT NAME
DESCRIPTION
SPECIFICATION TYPICAL FATTY ACID COMPOSITION AV SV IV TT
SINAR-FAPK Distilled Palm Kermel Fatt
Lampiran 4: Grafik Hasil Data Penentuan Bilangan Asam
12.8 13 13.2 13.4 13.6 13.8 14 14.2
0.355 0.36 0.365 0.37 0.375 0.38 0.385 0.39 0.395
KOH (ml)