MODUL NILAI DAN ETIK, SERTA KOMPETENSI BUDAYA DALAM KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN Kompetensi Umum
Setelah mengikuti e-learning ini, mahasiswa mampu menjelaskan tentang nilai dan etik, serta kompetensi budaya dalam keperawatan kesehatan komunitas dengan benar.
Kompetensi Khusus
1. Menjelaskan nilai dan etik keperawatan kesehatan komunitas.
2. Menjelaskan kompetensi budaya dalam keperawatan kesehatan komunitas. 3. Menjelaskan kearifan lokal dalam pembangunan kesehatan.
STRATEGI PEMBELAJARAN Belajar mandiri
Diskusi
PRASYARAT Tidak ada
KONSEP NILAI DAN ETIKA PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Nilai sering didefinisikan sama dengan norma, yaitu kaidah yang mengatur dan memberikan pedoman bagi setiap orang untuk bersikap, bertindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Nilai/norma memberikan penilaian terhadap suatu tindakan, apakah dikatakan baik atau tidak baik. Norma tidak akan dipakai untuk menilai profesionalitas seorang perawat ketika memberikan asuhan keperawatan kepada kliennya. Terlepas dari apakah asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang diberikan kepada kliennya jitu atau tidak untuk mengatasi masalah kesehatannya. Akan tetapi, menilai bagaimana profesionalitas perawat dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik sebagai manusia yang berbudi luhur, jujur, bermoral, penuh integritas, dan bertanggung jawab.
Etik diterjemahkan dari Bahasa Yunani ethos, yang berarti watak kesusilaan; adat kebiasaan (custom). Etika mengkaji sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika dapat dibedakan atas etika deskriptif dan normatif. Etika profesi keperawatan didefinisikan sebagai kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-nilai moral di dalam melaksanakan kegiatan profesi keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan terjaga dengan cara yang terhormat. Etika dalam suatu profesi, termasuk dalam profesi keperawatan komunitas digariskan dalam bentuk kode etik.
KONSEP KOMPETENSI BUDAYA DALAM KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Indonesia merupakan negara kepulauan yang didiami oleh berbagai macam suku bangsa dengan budaya berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap budaya tentunya memiliki masalah kesehatan dan cara menyelesaikan masalah kesehatan yang unik. Selain itu, telah dicanangkannya MEA dan globalisasi juga turut membuat penting bagi perawat untuk mempelajari kompetensi budaya, terlebih dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kesehatan komunitas.
Budaya dalam KBBI diartikan sebagai 1) pikiran; 2) akal budi; 3) adat istiadat; 4) sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju); dan 5) sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Budaya suatu komunitas terbentuk dari interaksi antara komunitas tersebut dengan lingkungannya. Budaya menggambarkan cara seseorang mempersepsikan sesuatu, bertingkah laku, dan menilai sesuatu yang ada di sekitar mereka, sehingga budaya juga menentukan perilaku kesehatan seseorang. Oleh karena itu, untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan berkualitas pada suatu komunitas, maka perawat harus memahami budaya komunitas tersebut.
Leininger (1984) dengan teorinya transcultural nursing menggagas bahwa proses asuhan keperawatan untuk mempertahankan/meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya klien. Asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan transkultural memungkinkan perawat sebagai petugas kesehatan mengelola secara utuh elemen-elemen pelayanan kesehatan di komunitas, termasuk mengelola hambatan atau tantangan di tingkat institusional. Kompetensi budaya yang harus dikuasai oleh perawat kesehatan komunitas antara lain cultural awareness, knowledge, skill, encounters, dan desire.
KONSEP KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh suatu masyarakat tertentu dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhannya. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya dan kearifan lokal yang tercermin dalam pikiran, sikap, tindakan, dan artifak budaya itu sendiri. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan produk budaya yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya pijat tradisional dan penggunaan obat tradisional. Selain itu, budaya gotong-royong dan falsafah tradisional yang masih melekat pada masyarakat Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
REFERENSI
Anderson & Mc Farlane. 2011. Community as Partner: Theory and Practice in Nursing, 6th edition.
USA: Lippincott Williams & Wilkins.
Darmastuti & Sari. 2011. Kekuatan kearifan lokal dalam komunikasi kesehatan. Jurnal Komunikator. Vol. 3 No. 2, November 2011, pg 233-244.
Ferry & Makhfudli. 2009. Buku ajar keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Giger & Davidzar. 2008. Transcultural nursing: assessment and intervention, 5th edition. USA: Mosby