• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWAPADA POKOK MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI MTs NEGERI 1 PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWAPADA POKOK MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI MTs NEGERI 1 PALEMBANG"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

2

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN

MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWAPADA

POKOK MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

DUA VARIABEL DI MTs NEGERI 1 PALEMBANG

SKRIPSI SARJANA S.I

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

NAZIRIN

NIM. 08221028

Program Studi Tadris Matematika

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

(2)
(3)
(4)

5

Motto :

”Bacalah dengan menyebut nama Tuhan Yang Menciptakan”

(QS, Al-Alaq:1).

”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,

padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya). Jika kamu

orang-

orang yang beriman” (QS,

Ali-Imron:139).

”Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan

keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”

(QS, An-Nisa:79).

Skripsi ini kupersembahkan :

Ayahanda dan Ibunda yang selalu mendo’akan

keberhasilan ananda

Kakakku yang tercinta

Ayukku Yang Tercinta

Ayukku dan Kakak Iparku tersayang

Keponakanku yang lucu dan imut-imut

(5)

6

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :

Nama : Nazirin

Tempat dan tanggal lahir : 24 Mei 1987

Program Studi : Tadris Matematika

NIM : 08221028

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Seluruh data, informasi, interpretasi serta pernyataan dalam pembahasan dan kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan, serta pemikiran saya dengan pengarahan dari para pembimbing yang ditetapkan.

2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik, baik di IAIN Raden Fatah maupun perguruan tinggi lainnya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut di atas, maka saya bersedia menerima sangsi akademis berupa pembatalan gelar yang saya peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini.

Palembang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Nazirin

(6)

7

ABSTRACT

The aim of this research is to know the influence of Indonesia Mathematic Realistic education (PMRI) toward the student comprehension of Mathematic concep system of linear equation in two variable MTS Negeri 1 Palembang. This research used experimental method. Research population is whole of 8th grades in academic year of 2011-2012. There were seven class, this research choose two class with random sampling. Class of VIII.F and VIII.G as the sample. The tehnic of data for this research is using test. The result showed the analize of data is used α = 5%. Which means the application of Realistic Mathematic Education approach (RME) Indonesia toward the student comprehensions of Mathematic concept has significant influence in MTS Negeri 1 Palembang.

(7)

8

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada pokok materi sistem persamaan linear dua variabel di MTsN 1 Palembang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian seluruh siswa kelas VIII tahun pelajaran 2011-2012. Terdiri dari 7 kelas, dipilih dua kelas secara acak (random sampling) dikarenakan tak adanya kelas unggulan. Siswa kelas VIII.F dan kelas VIII.G sebagai sampel yang merupakan kelas yang diajarkan satu guru yang rata-rata kemampuan pemahaman matematikanya tidak ada perbedaaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Analisis data menggunakan uji t dan taraf signifikan 5%. Hasil analisis data menggunakan uji t diperoleh thitung = 5, 43 dan ttabel pada taraf signifikan 5% =1,99. Diketahui thitung > ttabel maka hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada pokok materi sistem persamaan linear dua variabel di MTsN I Palembang dapat diterima.

Kata Kunci: PMRI, Matematika Konsep.

(8)

9

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena akhirnya

Skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Skripsi yang Penulis buat dengan judul Pengaruh Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Pokok Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di MTs N I Palembang dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Tadris Matematika.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak ditemukan kesulitan-kesulitan dan

hambatan-hambatan, namun berkat inayah Allah SWT, serta bantuan dari

berbagai pihak segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. H. Aflatun Muchtar, MA. selaku Rektor IAIN Raden

Fatah Palembang.

2. Bapak Dr. Kasinyo Harto, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Raden Fatah Palembang.

3. Ibu Agustiani Dumeva Putri, M.Si. selaku Ketua Program Studi

Tadris Matematika.

4. Ibu Dr. Nyayu Khodijah, M.Si. selaku Pembimbing I

5. Ibu Agustiani Dumeva Putri, M.Si. selaku Pembimbing II.

6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf Fakultas Tarbiyah IAIN

(9)

10

7. Ibu Dra. Yeni Sufri Yani, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah MTs Negeri

I Palembang.

8. Bapak-bapak dan ibu-ibu guru serta staf Sekolah MTs Negeri 1

Palembang.

9. Ayah, Ibu, dan saudara-saudaraku yang telah mendukung dan

memberikan motivasi.

10. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2008 di Tadris Matematika

IAIN Raden Fatah Palembang.

11. Almamaterku.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan, karenanya Penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun agar dapat digunakan demi perbaikan Skripsi ini nantinya. Penulis

juga berharap agar Skripsi ini akan memberikan banyak manfaat bagi yang

membacanya.

Palembang, Mei 2013 Penulis,

(10)

11

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Halaman Pernyataan... v

C. Tujuaan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 8

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 9

1. Faktor Internal (yang Berasal dari dalam Diri) ... 10

2. Faktor Ekstenal (yang Berasal dari luar Diri) ... 10

C. Pembelajaran Matematika ... 11

D. Hasil Belajar Matematika ... 12

E. Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika ... 15

F. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 18

1. Prinsip-Prinsip PMRI ... 19

2. Karakteristik PMRI ... 20

3. Langkah- langkah Pembelajaran PMRI ... 22

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran PMRI ... 23

5. Syarat-syarat Materi dalam Pengembangan PMRI ... 24

G. Pembelajaran Matematika Materi Sistem Persamaan Liniear Dua Variabel (SPLDV) ... 27

1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ... 28

2. Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Dengan PMRI ... 29

H. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Rancangan Eksperimen ... 33

C. Variabel Penelitian ... 34

(11)

12

E. Populasi Penelitian dan Sampel ... 35

F. Prosedur Penelitian ... 36

1. Langkah Penelitian ... 36

2. Proses Pengembangan Instrumen ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 39

1. Uji Normalitas Data ... 39

2. Uji Homogenitas Data ... 39

3. Uji t ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 41

2. Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa ... 45

B. Analisis Data 1. Uji Normalitas Data ... 46

2. Uji Homogenitas Data ... 47

3. Uji t ... 47

C. Pembahasan ... 49

1. Perbedaan Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal ke-1 ... 49

2. Perbedaan Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal ke-2 ... 51

3. Perbedaan Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal ke-3 ... 52

4. Perbedaan Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal ke-4 ... 55

5. Perbedaan Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal ke-5 ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

(12)

13

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran PMRI ... 24

Tabel 2.2 Kemungkinan Jawaban ... 31

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 33

Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 36

Tabel 3.3 Langkah-langkah Penelitian ... 36

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear dua Variabel ... 38

Tabel 4.1 Daftar Hasil Frekuensi Nilai Tes Pemahaman Konsep Siswa ... 46

(13)

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PMRI Gunung Es. ... 29

Gambar 2.2 Orientasi Kehidupan Sehari-hari ... 31

Gambar 4.1 Karakteristik PMRI Penggunaan Kreasi dan Kontribusi Siswa ... 42

Gambar 4.2 Karakteristik PMRI Sifat Aktif dan Interaktif dalam Proses Pembelajaran... 42

Gambar 4.3 Karakteristik PMRI Penggunaan Kreasi dan Kontribusi Siswa ... 43

Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan Soal Ulangan ... 43

Gambar 4.5 Siswa Sedang Mengajukan Pertanyaan ... 44

Gambar 4.6 Siswa Sedang Dibimbing Mengerjakan Soal ... 44

Gambar 4.7 Siswa Mengerjakan Soal Ulangan ... 45

Gambar 4.8 Diagram Nilai Hasil Tes... 45

Gambar 4.9 Lembar Jawaban Siswa No.1 Pendekatan PMRI ... 50

Gambar 4.10 Lembar Jawaban Siswa No.1 Pendekatan Konvensional ... 51

Gambar 4.11 Lembar Jawaban Siswa No.2 Pendekatan PMRI ... 52

Gambar 4.12 Lembar Jawaban Siswa No.3 Pendekatan PMRI ... 54

Gambar 4.13 Lembar Jawaban Siswa No.3 Pendekatan Konvensional ... 55

Gambar 4.14 Lembar Jawaban Siswa No.4 Pendekatan Konvensional ... 57

(14)

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Fotocopi SK Pembimbing

Lampiran 2. Fotocopy Surat Pengantar Penelitian dari Fakultas Tarbiyah Lampiran 3. Fotocopy Surat Izin Penelitian dari Kementerian Agama

Lampiran 4. Fotocopy Surat Izin keterangan Telah Melaksanakan penelitian dari MTs Negeri I Palembang

Lampiran 5. Surat Keterangan Perubahan Judul Lampiran 6. Silabus

Lampiran 7. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Lampiran 8 RPP Kelas Eksperimen

Lampiran 9. RPP Kelas Kontrol

Lampiran 10. Daftar Nilai Kelas Eksperimen Lampiran 11. Daftar Nilai Kelas Kontrol

Lampiran 12. Daftar Rekap Nilai Kelas Eksperimen Lampiran 13. Daftar Rekap Nilai Kelas Kontrol

Lampiran 14. Daftar Distribusi Nilai Tes Pemahaman Konsep Lampiran 15. LKS PMRI

Lampiran 16. Soal Tes Pemahaman Konsep Lampiran 17. Kunci Jawaban LKS PMRI

Lampiran 18. Kunci Jawaban dan Nilai Skors Soal Tes Pemahaman Konsep Lampiran 19.Lembaran Jawaban LKS PMRI

Lampiran 20. Lembaran Jawaban Soal Tes Pemahaman Konsep Lampiran 21. Kartu Bimbingan Skripsi

(15)

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diperintah untuk beribadah hanya kepada Allah SWT, karena

tidak ada tuhan selain Dia. Sebagaimanadalam firman-Nya.

 

Artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku (Adz-Drariyat:56).

bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku

takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)” ( Al-A’raaf:59).

Untuk membekali manusia dalam menjalankan tugasnya, Allah SWT

telah membekali dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana dengan dalam

firman-Nya didalam kitab suci Al-quran.

   

Artinya :dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar

orang-orang yang benar!"( Al-Baqarah:31).

(16)

17

Ayat diatas merupakan proses pendidikan pertama kali pada manusia

yang merupakan cikal bakalnya ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh Allah

SWT.Tuhan semesta alam pemilik ilmu pengetahuan kepada nabi Adam AS.

Manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan dan tidak boleh untuk

mengabaikanya dalam rangka kelangsungan hidup manusia, melalui proses

pendidikanlah manusia dapat mempertahankan eksistensinya sebagai manusia

yang mulia, melalui pemberdayaan potensi dasar dan karunia yang telah diberikan

Allah SWT.

Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan kepada semua

peserta didik dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta

didik dengan kemampuan berpikir logis,analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta

kemampuan bekerjasama.Dengan kemampuan itu peserta didik dapat bertahan

hidup pada kondisi yang selalu berubah,tidak pasti dan kompetitif( Rahayu,dkk.,

2008:17). Untuk itulah pelajaran matematika jumlah jam belajarnya paling banyak

diantara pelajaran lainnya di sekolah.

Menurut anggapan masyarakat umum, bahwa pelajaran matematika

dianggap sulit pada jenjang pendidikan dasar sampai menengah atas. Hal ini

disebabkan pelajaran matematika berhubungan dengan ide-ide dan konsep-konsep

yang abstrak. Sebagaimana pernyataan Hudoyo (dalamHerawati, 2010:2) bahwa

matematika berkenaan dengan ide-ide dan konsep-konsep yang abstrak dan

hierarki dan penalaranya deduktif.Karena penalaranya hierarki, maka dalam

belajar matematika hendaknya tidak boleh ada langkah/tahapan konsep yang

(17)

18

dengan struktur yang jelas.Dengan demikianpelajaran matematika dilaksanakan

harus efektif dan efisien.

Karena konsep-konsep matematika memiliki keterkaitan antara yang

satu dan lainnya, maka siswa harus lebih banyak diberikan kesempatan untuk

memahami materi matematika secara mendalam. Misalnya jika siswa ingin

memahami konsep sistem persaamaan linear dua variabel maka siswa terlebih

dahulu harus memahami konsep persamaan liniear satu variabel.

Pentingya dalam memahami konsep terlihat pada tujuan pertama

pelajaran matematika menurut Depdiknas (Pemendiknas no 22 tahun 2006)bahwa

memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep,dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan tujuan pelajaran matematika tersebut

diharapkan siswa setelah melaui proses belajar dapat memahami konsep dan

mengaplikasi konsep ke dalam pemecahan masalah.

Bahwa hasil studi pembelajaran matematika di SMP cenderung abstrak

dan dengan metode ceramah sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau

sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang

memperhatikan kemampuan berpikir siswa,atau dengan kata lain tidak melakukan

pembelajaran bermakna,metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai

akibatnya motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola pembelajaran

cenderung menghafal dan mekanistis(Direktorat PLP, dalamWiddiharto,2004:1).

Senada yang dikatakan Tahmir (2007:2) bahwa pembelajaran matematika SMP

cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari

(18)

19

Menurut penuturan guru matematika MTs Negeri I Palembang yang

berinisial Drs. AN mengatakanproses pembelajaran matematika di MTs Negeri I

Palembang pada pokok materi sistem persamaan linear dua variabel masih

berpusat pada guru dan text book oriented dikarnakan keterbatasan waktu guru

untuk menyusun dan menyediakan perangkat pembelajaran yang disebabkan

sertifikasi guru yang mewajibkan mengajar 24 jam.Sama dengan guru matematika

MTs Negeri I Palembang yang berinisial Dra. SU mengatakan proses

pembelajaran matematika pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel

belum menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

karena terbatasnya waktu dalam menyediakan perangkat pembelajaran yang

mengaitkan kedalam kehidupan sehari-hari siswa.

Mulai tahun ajaran 2006/2007 diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004

(KBK).Pada KTSP ditekankan dalam setiap kesempatan pembelajaran

matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan

situasi (Contextual Problem).Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan KTSP

dalam pembelajaran matematika adalah Pembelajaran Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI) yang diadaptasi dari Realistic Mathematics Education

(RME),adalah suatu pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang „real‟ bagi

siswa.

Menurut Zulkardi (dalam Winata,2010:6) bahwa pembelajaran

matematika akan lebih bermakna dan menarik bagi siswa jika guru menghadirkan

masalah kontekstual dan realistik, yaitu masalah-masalah yang sudah dikenal dan

(19)

20

berorientasi pada masalah-masalah yang riil dan menekankan kebermaknaan

siswa dalam belajar,salah satunya adalah Pembelajaran Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia.

Senada juga yang dikatakan Shadiq(2010:2) pentingya masalah

kontekstual ini didasari akan pentingya paradigma pembelajaran yang berpusat

pada siswa. Salah satunya pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah

Pembelajaran Pendidikan Matematika RealistikIndonesia.Pembelajaran yang

menggunakan permasalah kontekstual akan memudahkan siswa dalam memahami

serta akan menjadikan pembelajaran matematika lebih menyenangkan, karena

pembelajaran matematika dalam Pendidikan Matematika RealistikIndonesia

dilaksanakan dengan menempat realiatas siswa dan pengalaman siswa sebagai

titik awal pembelajaran, sehingga pembelajaran seperti ini akan meningkatkan

hasil belajar siswa.

Salah satu bukti pernyataan diatas beberapa penelitian tentang

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia telah dilaksanakan.Beberapa

penelitian tersebut adalah Evin Winata (2010) danFitriyani (2010).Penelitian yang

dilakukan Evin Winata (2010) dengan judul Pengaruh Pembelajaran Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

pada Pokok Bahasan Kesebangunan di Kelas IX SMP Raudhataul Ulum Sakatiga

maka disimpulkan ada pengaruh yang signifikan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesiaterhadap pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan

kesebangunan di SMP Raudhatul Ulum Sakatiga. Sedangkan Penelitian Fitriyani

(2010) terhadap siswa-siswi SD Muhammadiyah Talang Balai Baru Palembang

(20)

21

Dari uraian diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Pokok MateriSistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) diMTsN I

Palembang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya apakah ada

pengaruhpenerapan pendekatanPendidikan Matematika Realistik Indonesia

terhadappemahaman konsepmatematika siswa pada pokok materisistem

persamaan lineardua variabel di kelas VIII MTsNegeri I Palembang.

C.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh penerapanpendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesiaterhadap pemahaman konsep matematika siswa

pada pokok materisistem persamaan lineardua variabel di MTs Negeri I

Palembang.

D.Manfaat Penelitian

1. Siswa, sebagai salah satu metode atau cara untuk memahami konsep

sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan lebih baik dan

dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

2. Guru, sebagai tambahan pengetahuan tentang pembelajaranpendidikan

matematika realistik indonesia dan penerapanya dalam kelas sebagai

upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa khususnya

(21)

22

3. Peneliti, dapat menambah wawasan baru bagi peneliti yang akan

digunakan pada jenjang pendidikan selanjutnya serta pendewasaan

(22)

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Belajardan Hasil Belajar

Seorang peserta didik yang diberi kesempatan untuk belajar akan

menumbuh-kembangkan potensi manusia sebagai pemimpin. Sebagaimana dalam

firman-Nya.

Artinya :ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka

berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang

akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan

berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui "

(Al-Baqarah : 30).

Dari penjelasan ayat diatas kita sebagai manusia yang menjadi khalifah

dibumi ini agar membekali diri dengan ilmu pengetahuan sehingga manusia dapat

menumbuhkembangkan wawasannya yang dapat bermanfaat bagi orang banyak

melalui belajar tanpa mengenal usia.

Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan

mengadakan perubahan didalam diri seorang, mencakup perubahan tingkah laku,

(23)

24

sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Sebagaimana

menurut Hasibuan (dalam Dalyono, 2005:51) mengatakan belajar merupakan

kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena

melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut

kepentingan hidup. Dengan kata lain, melalui belajar dapat memperbaiki nasib,

mencapai cita-cita yang didambakan. Karena itu, tidak boleh lalai, jangan malas

dan membuang waktu secara percuma, tetapi memanfaatkan dengan seefektif

mungkin, agar tidak timbul penyesalan dikemudian hari.

Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dari proses belajar

perlu dilakukan kegiatan evaluasi.Evaluasi merupakan pengukuran dan penilaian

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu program

pendidikan, pengajaran, ataupun pelatihan yang telah dilaksanakan (Setyaningsih,

2009:4).Pengukuran dan penilaian merupakan menunjukkan adanya hasil belajar

yang dicapai siswa. Hasil belajar merupakan proses belajar dan mengajar yang

telah dievaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang

telah diberikan.

Penilaian hasil belajar siswa pada penelitian ini dari soal tes pemahaman

konsep melalui indikator pemahaman konsep yang telah divalidasi oleh para pakar

selanjutnya dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Dalyono(2005:55) berhasil tidaknya seorang dalam belajar

disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu

(24)

25

1. Faktor Internal ( yang Berasal dari dalam Diri) a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar.Bila seorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek,

batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairahnya untuk belajar.

b)Inteligensi dan bakat

Bila seseorang mempunyai inteligensi dan bakat dalam bidang yang

dipelajari, maka proses belajarnya akanlancar dan sukses bila dibandingkan

dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi inteligensi rendah. Demikian pula,

jika dibandingkan dengan orang yang inteligensinya tinggi tetapi bakatnya tida

ada dalam bidang tersebut, orang yang berbakat lagi pintar (inteligensi tinggi)

biasanya sukses dalam karirnya.

c) Minat dan Motivasi

Sebagaimana halnya dengan inteligensi dan bakat maka minat dan

motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapai

prestasi belajar.

d)Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu

kesehatan akan mempengaruhi hasil belajar yang kurang memuaskan.

2. Faktor Eksternal (yang Berasal dari Luar Diri) a) Keluarga

Keluarga adalah ayah,ibu, dan anak-anak serta familiyang menjadi

(25)

26

anak dalam belajar.Tinggi rendahnya penghasilan orang tua, rukun atau tidaknya

orang tua, akrab tidaknya hubungan orang tua dan anak, tenang atau tidaknya

situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

b)Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan

belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan

kemampuan anak, keadaan fasilitas sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid

perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolahan dan sebagainya, semua itu

mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

c) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.Bila disekitar

tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri orang yang berpendidikan, terutama

anak-anak yang berpendidikan tinggi dan moralnya, hal ini mendorong anak untuk

giat belajar.

d)Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam

mempengaruhi hasil belajar.Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasanan

sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya keadaan rumah

penduduk yang rapat,akan menggangu hasil belajar.

C.Pembelajaran Matematika

Wardhani (2008:2) pada standar isi (SI) mata pelajaran matematika untuk

semua jenjang pendidikan dasar dan menengah dinyatakan bahwa tujuan mata

(26)

27

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara

konsep dan mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien dan

tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Jadi pembelajaran matematika adalah proses belajar yang dilakukan

manusiauntuk memecahkan masalah dengan menggunakan penalaran pada pola

dan sifat yang dikomunikasikan dengan gagasan simbol, tabel,diagram, atau

media lainnya.

D. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah perubahan pada diri seorang akibat belajar.

Perubahan yang terjadi setelah melakukan proses belajar dapat berupah

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar mempunyai sifat :

(27)

28

2. Dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai

teknik penilaian (dalamWinata, 2010:20)

Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator adalah untuk menjawab pertanyaan,”bagaimana kitabisa mengetahui hasil belajar

siswa yang kita harapkan?” indikator merupakan pernyataaan ketercapaian hasil

belajar siswa, misalnya bila indikator menyatakan bahwa siswa mampu

menjelaskan konsep atau gagasan tertentu, maka ini dapat ditunjukkan dengan

kegiatan menulis, presentasi, atau melalui kinerja siswa ketika melakukan tugas

(Winata,2010:20).

Pada tahap evaluasi pembelajaran terdapat ranah kognitf yang merupakan

ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).Menurut Bloom (setyaningsih,

2009:13)segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam

ranah kognitif. Pada ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir

mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang paling tinggi, namun pada

penelitian ini hanya 4 jenjang saja yang diukur. Adapun jenjang yang dimaksud

adalah :

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall)

atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan

sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

Pengetahuan atau ingatan ini adalah proses berpikir yang paling rendah.

Contohnya pada soal tes pemahaman konsep pada materi sistem

persamaan linear dua variabel, siswa diminta untuk menentukan mana persamaan

(28)

29

memberikan alasanya.Adanya alasan tersebut, siswa tidak bisa menebak-nebak

dari jawabanya.

2. Pemahaman (comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu

setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik dikatakan

memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan

uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi

dari ingatan atau hafalan. Contohnya pada soal tes pemahaman konsep pada

materi sistem persamaan linear dua variabel,siswa diminta untuk menyebutkan

koefisien,variabel dan konstanta.

3. Penerapan atau aplikasi

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan

ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip,rumus-rumus,

terori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Aplikasi atau

penerapan merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang

pemahaman.

Contohnya pada soal tes pemahaman konsep pada materi sistem

persamaan linear dua variabel,siswa diminta untuk menyatakan penyelesaian dari

sistem persamaan linear dua variabel dan persamaan linear variabel, memberikan

kesimpulan dari jawaban mereka.Kemudian siswa menjelaskan perbedaan antara

(29)

30

4. Analisis

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu

bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu

memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan

faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang

jenjang aplikasi.

Contohnya pada soal tes pemahaman konsep pada materi sistem

persamaan linear dua variabel.Siswa diminta untuk menyelesaikan suatu

permasalah dengan mencari nilai a dan b dengan menggunakan metode grafik,

metode substitusi, dan metode eliminasi.Dan siswa diminta untuk membuat model

matematika serta menyelesaikan model matematika tersebut dan pengaplikasian

model matematika tersebut pada kegiatan sehari-hari.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika

adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang disusun sesuai

dengan indikator pada kompetensi dasar pada materi pelajaran matematika yang

ditunjukkan dengan aktivitas menulis, presentasi atau melakukan tugas.Begitupun

pula untuk menilai hasil pemahaman konsep siswa melalui indikator pemahaman

konsep yang telah dibuat dengan soal tes yang ditunjukkan dengan aktivitas

menulis, presentasi atau melakukan tugas.

E.Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Wardhani (2008:10) konsep adalah ide (abstrak) yang dapat

digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan/

menggolongkan sesuatu objek.Sedangkan menurut Lerner (dalam Ayu, 2010:7 )

(30)

31

konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan suatu

benda-benda tersebut.Sebagai contoh pada pokok materi sistem persamaan linear

dua variabel.Jika anak dapat mengetahui konsep persamaan linear satu variabel

maka anak dapat membedakan variabel.koefisien dan konstanta pada sistem

persamaan linear dua variabel.

Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP2004 tanggal 11

November2004 dan diperbarui dengan nomor 576/C/TU/2006 (Wardhani, 2008:9)

tentang buku laporan hasil belajar(rapor) diuraikan bahwa indikator siswa

memahami konsep adalah mampu:

1. Menyatakan Ulang Sebuah Konsep

Kemampuan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang telah

dikomunikasikan kepadanya.Pada saat tes dilaksanakan siswa diberikan soal tes

pemahaman konsep yang berisikan indikator dari materi pokok sistem persamaan

linear dua variabel yaitu menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

dengan metode substitusi, elminasi dan grafik. Dari lembaran jawaban siswa akan

dilihat apakah siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang telah

dikomunikasikan padanya melalui jawaban soal tes pemahaman konsep tersebut.

2. Mengklasifikasi Objek Menurut Sifat-sifat Tertentu Sesuai dengan Konsepnya

Kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya

berdasarkan sifat-sifatnya yang terdapat pada materi pelajaran. Pada soal tes

pemahaman konsep pada soal tes materi pokok sistem persamaan linear dua

variabel pada indikator menentukan variabel,koefisien dan konstantasiswa

(31)

32

3. Memberi Tahu Contoh dan Bukan Contoh

Kemampuan siswa dapat membedakan mana yang contoh dan bukan

contoh pada materi pelajaran.Pada soal tes pemahaman konsep pada indikator

pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel yaitu mengindentifikasi

sistem persamaan linear dua variabel dan bukan sistem persamaan linear dua

variabel, siswa akan memberi tahu mana contoh sistem persamaan linear dua

variabel dan bukan sistem persamaan linear dua variabel.

4. Menyajikan dalam Bentuk Representasi Matematis

Kemampuan siswa memaparkan konsep materi secara berurutan yang

bersifat matematis.Pada soal tes pemahaman konsep indikator materi pokok

sistem persamaan linear dua variabel yaitu menyelesaikan model matematika dari

permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear, siswa

akanmemamaparkan konsep dari membuat model matematika terlebih dahulu

baru akan memilih prosesur mana yang akan menyelesaikan model matematika

tersebut ke dalam permasalahan sehari-hari.

5. Mengembangkan Syarat Perlu atau Syarat Cukup dari Suatu Konsep

Kemampuan siswa mengkaji darimana syarat perlu dan mana syarat

cukup yang terkait dengan suatu konsep materi pelajaran.Pada soal tes

pemahaman konsep pada indikator sistem persamaan linear dua variabel yaitu

membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear dua variabel, siswa akan menentukan apa saja syarat

(32)

33

6. Menggunakan Manfaat dan Memilih Prosedur Tertentu atau Operasi tertentu.

Kemampuan siswa menyelesaikan dengan tepat sesuai dengan

prosedur.Pada soal tes pemahaman konsep pada indikator sistem persamaan linear

dua variabel yaitu menyelesaikan model matematika dari permasalahan

sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, siswa akan

memilih prosedur dengan metode apa misalnya eliminasi, atau substitusi dan

grafik sehingga siswa dapat menjawab secara tepat.

7. Mengaplikasikan Konsep ke Pemecahan Masalah

Kemampuan mengaplikasikan konsep SPLDV ke pemecahan masalah

dalam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

F.Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Sejak tahun 1971, the FreudenthalInstitutememperkenalkan suatu model

baru dalam pembelajaran matematika yang akhirnya dikenal dengan nama RME

(Realistic Mathematics Education) yang dikenal di Indonesia dengan

Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pembelajaran

matematika realistik awalnya dikembangkan dinegara belanda. Menurut

Freundenthal, matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika

merupakan aktivitas manusia. Berarti matematika harus dekat dengan anak dan

relevan dengan situasi sehari-hari.Selain itu siswa harus diberikan kesempatan

untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika.

Sejarah PMRI di Indonesia dimulai dari usaha mereformasi pendidikan

matematika yang dilakukan oleh Tim PMRI yang dimotori oleh Prof. RK

(33)

34

memutuskan untuk mengirim sejumlah dosen pendidikan matematika dari

beberapa LPTK di Indonesia untuk mengambil program S3 dalam bidang

pendidikan matematika di Belanda (http://p4mri.net).

Selanjutnya ujicoba awal PMRI sudah dimulai sejak akhir 2001 di

delapan sekolah dasar dan empat madrasah ibtidaiyah. Kemudian, PMRI mulai

diterapkan secara serentak mulai kelas satu di Surabaya, Bandung dan

Yogyakarta. Setelah berjalan delapan tahun, pada tahun 2009 terdapat 18 LPTK

yang terlibat, yaitu 4 LPTK pertama ditambah UNJ (Jakarta), FKIP Unlam

Banjarmasin, FKIP Unsri Palembang, FKIP Unsyiah (Banda Aceh), UNP

(Padang), Unimed (Medan), UM (Malang), dan UNNES (Semarang), UM

(Universitas Negeri Malang), dan Undiksa Singaraja, Bali, UNM Makassar, UIN

Jakarta,Patimura Ambon, Unri Pekan Baru, dan Unima Manado. Selain itu juga

ada Unismuh, Universitas Muhamadiyah Purwokerto dan STKIP PGRI Jombang.

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu

pendekatan pembelajaran matematika yang mengungkapkan pengalaman dan

kejadian yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan

matematika (Shadiq,2010:7).

1.Prinsip-prinsip PMRI

Menurut van den Heuvel-Pahnuize (dalam Shadiq, 2010:10) bahwa

prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia yang dikembangkan dari

RMEadalah sebagai berikut:

a) Aktivitas

Matematika adalah aktivitas manusia.Pembelajaran harus aktif baik

(34)

35 b)Realitas

Pembelajaran seyogyanya dimulai dengan masalah-masalah yang

realistik atau dapat dibayangkan oleh siswa.

c) Berjenjang

Dalam belajar matematika siswa melewati berbagai jenjang pemahaman,

yaitu dari mampu menemukan solusi masalah kontekstual atau realistik secara

informal, melalui skematisisasi memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang

mendasar sampai mampu menemukan solusi suatu masalah matematis secara

formal.

d)Jalinan

Berbagai aspek atau topik dalam matematika jangan dipandang dan

dipelajari sebagai bagian-bagian yang terpisah,tetapi terjalin satu sama lain

sehingga siswa dapat melihat hubungan antara materi-materi itu secara lebih baik.

e) Interaksi

Matematika dipandang sebagai aktivitas sosial. Siswa perlu dan harus

diberikan kesempatan menyampaikan strategi dalam menyelesaikan suatu masalah

kepada yang lain untuk ditanggapi, dan menyimak apa yang ditemukan orang lain

dan strategi menemukan itu serta menanggapinya.

f) Bimbingan

yaitu siswa perlu diberi kesempatan untuk menemukan (reinvention)

pengetahuan matematika secara terbimbing.

2.KarakteristikPMRI

Karateristik PMRI merupakan karakteristik yang berasal dari

(35)

36

setempat.Menurut De Lange (dalam Shadiq, 2010:11) karateristik PMRI secara

umum adalah sebagai berikut :

a) Penggunaan Konteks dalam Ekspolarasi Fenomenologis

Titik awal pembelajaran sebaiknya nyata,sesuai dengan pengalaman

siswa. Sehingga nantinya siswa dapat melibatkan dirinya dalam kegiatan belajar

tersebut dan dunia dapat menjadi alat bantu untuk pembentukkan konsep.

b)Penggunaan Model untuk Mengonstruksi Konsep

Dikarenakan dimulai dengan suatu hal yang nyata dan dekat dengan

siswa, maka siswa dapat mengembangkan sendiri model matematika.Dengan

konstruksi model-model yang mereka kembangkan dapat menambah

pemahamann mereka terhadap matematika.

c) Penggunaan Kreasi dan Kontribusi Siswa

Pembelajaran dilaksanakan dengan melibatkan siswa dalam berbagai

aktivitas yang diharapkan memberikan kesempatan,atau membantu siswa, untuk

menciptakan dan menjelaskan model simbolik dari kegiatan matematis

informalnya.

d)Sifat Aktif dan Interaktif dalam Proses Pembelajaran

Dalam pelaksanaan ketiga prinsip tersebut,siswa harus terlibat secara

interaktif, menjelaskan, dan memberikan alasan pekerjaanya memecahkan

masalah kontekstual (solusi yang diperoleh), memahami pekerjaan (solusi)

temannya,menjelaskan dalam diskusi kelas sikapnya setuju atau tidak setuju

dengan solusi temannya,menanyakan alternatif pemecahan masalah, dan

(36)

37

campur tangan, diskusi,kerja sama,evaluasi dan negosiasi eksplisit adalah

elemen-elemen esensial dalam proses pembelajaran.

e) Kesalingterkaitan (Intertwinement) antara Aspek-aspek atau Unit-unit Matematika

Struktur dan konsep-konsep matematis yang muncul dari pemecahan

masalah realistik itu mengarah keintertwinement (pengaitan) antara bagian-bagian

materi.Integrasi antara unit atau bagian matematika yang menggabungkan aplikasi

menyatakan bahwa keseluruhan yang saling berkaitan dan dapat dipergunakan

untuk memecahkan masalah di kehidupan nyata.

3. Langkah- Langkah Pembelajaran PMRI

Menurut Zulkardi (dalam Ningsih, 2005:11) langkah-langkah

pembelajaran matematika menggunakan PMRIyaitu:

a) Bagaimana Menggunakan Materi PMRI

Persiapan yang baikbagi seorang guru adalah menyiapkan materi

pelajaran dengan mengerjakan semua soal secara berurutan seperti seorang siswa. Ini dikatakan dengan konsep “guru sebagai siswa” (teacher is learner).

Catat semua solusi yang digunakan.Setelah itu, baca petunjuk guru yang

biasanya berisi contoh solusi dan petunjuk.Dengan membandingkan solusi yang

ada pada petunjuk guru. Guru akan mendapatkan pemahaman yang tinggi akan

materi tersebut dan akan apa yang dialami siswa di dalam kelas. Dan mungkin

juga guru akan menemukan strategi yang berbeda dan akan menambah

(37)

38

b)Bagaimana Memulai Pelajaran PMRI (1)Memulai Pelajaran

Guru diharapkan tampak siap dan tenang sebelum memulai pelajaran.

Kemudian guru terlebih dahulu memperkenalkan siswa tentang PMRI, guru

memberikan apersepsi sebelum memulai pelajaran dan guru menyediakan buku

siswa.

(2)Aktivitas pada saat pelajaran berlangsung

Guru membimbing siswa saat menemukan kembali konsep matematika

pada pelajaran dengan model, seperti gambar, diagram, sebagai jembatan antara

jawaban informal dan formal matematika. Setelah siswa berdiskusi dengan teman

sebangku atau dalam kelompok kecil siswa diajak untuk menyajikan jawaban

mereka didepan kelas mewakili kelompok masing masing.

Dengan adanya siswa menyajikan solusi yang beragam maka mereka

akan mengkomunikasikan argumentasi mereka terhadap kelompok lain. Beberapa

siswa akan mengkomunikasikan alasan atau bukti jawaban mereka.

(3)Akhir pelajaran

Setelah didapatkan satu solusi yang terbaik dari diskusi kelas beberapa

orang siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.Di akhir unit siswa

mengerjakan assessment yang berisikan soal soal yang telah disajikan dalam

bentuk formal matematika.

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran PMRI

Mengungkap berbagai kekurangan sama artinya mengemukakan berbagai

kelemahan yang muncul di depan mata kita, sebagai suatu kenyataan apa adanya,

(38)

39

waktu yang lampau secara mutlak dipersalahkan atau sama sekali tidak memberi

manfaat secara nyata kepada peserta didik. Namun pemaparan berbagai

kelemahan itu lebih diartikan sebagai titik tolak untuk mengambil positip sebagai

upaya memberikan antisipasi berupa tindakan konkrit bertahap yang harus di

tempuh selama pembelajaran di kelas.Menurut Mustaqimah(dalam Saondi,

2008:46) keunggulan dan kelemahan PMRI adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran PMRI

Keunggulan Kelemahan

1. Karena siswa membangun sendiri

pengetahuanya maka siswa tidak muda lupa dengan pengetahuanya.

2. Suasana dalam proses pembelajaran

menyenangkan karena realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika.

3. Siswa merasa dihargai dan semakin

terbuka karena setiap jawaban siswa ada nilainya.

4. Memupuk kerjasama dalam

kelompok.

5. Melatih keberanian siswa karena

harus menjelaskan jawabannya.

6. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir

dan mengemukakan pendapat.

7. Pendidikan budi pekerti, misalnya :

saling kerja sama dan menghormati teman yang sedang berbicara .

1. Karena sudah terbiasa diberi

informasi terlebih dahulu maka siswa kesulitan dalam menemukan sendiri jawabanya.

2. Membutuhkan waktu yang lama

terutama bagi siswa yang lemah.

3. Siswa yang pandai kadan-kadang

tidak sabar untuk menanti temanya yang belum selesai.

4. Membutuhkan alat peraga yang sesuai

dengan situasi pembelajaran saat itu.

5. Belum ada pedoman penilaian,

sehingga guru merasa kesulitan dalam evaluasi/memberi nilai.

5. Syarat Materi Dalam Pengembangan PMRI

Menurut Zulkardi (dalam Khameni, 2009:10) bahwa untuk

mengembangkan suatu model pembelajaran matematika yang mengacu pada

pendekatan PMRI, idealnya mempersentasikan kelima karakteristik PMRI baik

(39)

40 a) Tujuan

(1)Tujuan Tingkat Rendah

Perhitungan sederhana dan definisi yang mengharapkan siswa melakukan

perhitungan yang sangat mudah.

(2)Tujuan Tingkat Menengah

Koneksi dari integrasi untuk problem solving.

(3)Tujuan Tingkat Tinggi

Generalisasi yang membuat siswa harus menganalisis untuk

mengindentifikasi, model matematika dalam suatu situasi.

Adapun tujuan siswa yang ingin dicapai pada pembelajaran matematika

materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan PMRI adalah:

(1)siswa dapat membedakan antara persamaan linear dua variabel dengan

sistem persamaan linear dua variabel.

(2)siswa dapat menggunakan metode subtitusi,metode eliminasi dan

metode grafik dalam penyelesaian sistem persamaan linear dua

variabel.

(3)siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

sistem persamaanlineardua variabel.

b)Materi

Desain suatu materi yang disituasikan dengan realitas, berangkat dari

konteks yang berarti, yang membutuhkan keterkaitan materi pelajaran terhadap

unit atau topik pembelajaran lainnya. Kebanyakan soal-soal dapat diselesaikan

dan dijelaskan lebih dari satu cara, tujuanya adalah untuk mendiskusikan

(40)

41

dapat diberikan bentuk model berupa gambar, diagram, tabel dan simbol yang

dapat membantu siswa untuk pemahaman matematika yang lebih jelas.

Pembuatan lembar kerja siswa (LKS) dengan menggunakan pendekatan

PMRI yang dibuat peneliti yang disajikan dengan model gambar yang

menampilkan permasalahan sehari-hari. Sehingga siswa dapat muda menyerap

dan dapat menemukan sendiri konsep berdasarkan masalah realistik.

c) Metode

Siswa diberikan kesempatan melakukan aktivitas untuk berpikir sesuai

dengan kemampuanya kemudian mendiskusikan jawabanya yang paling efektif

dan efisien dengan teman sekelompoknya, tujuanya untuk mengatur aktivitas

siswa sehingga mereka dapat berinteraksi sesamanya, diskusi, negoisasi dan

berkolaborasi. Pada situasi ini siswa mempunyai kesempatan untuk menjelaskan

pemikirannya dan mengerti pemikiran orang lain melalui bekerja,berpikir dan

berkomunikasi tentang matematika. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator

atau pembimbing.

d)Evaluasi

Untuk materi evaluasi formatif (penilaian proses) harus dibuat

pertanyaan yang memancing siswa menjawab secara bebas dan menggunakan

beragam strategi atau beragam jawaban. Sedangkan untuk melihat evaluasi

sumatif (penilaian hasil) maka dibuat soal-soal tes yang bertujuan untuk melihat

sejauh mana pemahaman dan penguasaan pada materi tersebut serta untuk melihat

tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

Dari penjelasan tersebut, PMRI dapat digunakan pada materi yang bisa

(41)

42

membutuhkan keterkaitan materi pelajaran terhadap unit atau topik pembelajaran

lainnya. Dengan mengunakan metode student centered dan guru hanya sebagai

fasilitator dan pembimbing.Peneliti yakin PMRI dapat diterapkan untuk materi

apa saja selama materi tersebut bisa dikaitkan dengan realita kehidupan, dan

bukan hanya pada pelajaran matematika saja tetapi untuk semua pelajaran

lainnya.

G.Pembelajaran Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Menurut Hendri (dalam Winata,2010:9) standar kompetensi matematika

merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan ditunjukkan

oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika, standar ini

dirinci dalam kompetensi dasar beserta hasil belajarnya, indikator,dan materi

pokok,untuk setiap aspeknya.

Standar kompetensi untuk materi persamaan linear dua variabel adalah

memahami sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dan menggunakannya

dalam pemecahan masalah.Kompetensi dasarnya yaitu:

1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

2. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear dua variabel.

3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear dua variabel beserta penafsirannya.

Adapun indikator materi sistem persamaan linear dua variabel yaitu :

1. Mengindentifikasi persamaan linear dua variabel dan bukan

(42)

43

2. Menentukan variabel, koefisien dan konstanta pada persamaan linear

dua variabel.

3. Mengindentifikasi sistem persamaan linear dua variabel dan bukan

sistem persamaan linear dua variabel.

4. Membedakan sistem persamaan linear dua variabel dan bukan sistem

persamaan linear dua variabel

5. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode

grafik, subtitusi dan eliminasi.

6. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

7. Menyelesaikan model matematika dari permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

1.Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah dua persamaan linear

yang mempunyai hubungan antara keduanya dan mempunyai satu penyelesaian.

Bentuk Umum SPLDV : ax + by = c px + qy = r

Dengan x,y disebut variabel.a,b,p,q disebut koefisien. c,r disebut

konstanta.Menurut Sumarna (2007:104) penyelesaian sistem persamaan lineardua

variabel dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

a)Metode Substitusi

Suatu metode menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(43)

44 b)Metode Eliminasi

Suatu metode menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

menghilangkan salah satu variabel dengan cara menyamakan koefisien untuk

variabel yang akan dihilangkan.

c)Metode Grafik

Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik

dapat digambarkan dalam sistem koordinat cartesius sehingga titik potongya

terlihat langsung.

2. Pembelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)dengan PMRI

Frans Moerlands (Sugiman,2011:8) mendiskripsikan realistik dalam ide

gunung es (iceberg) yang mengapung di tengah laut. Dalam gunung es terdapat

empat tingkatan aktivitas, yakni (1) orientasi lingkungan secara matematis, (2)

model alat peraga, (3) pembuatan pondasi (building stone) dan (4) matematika

formal. Contoh ide gunung es dalam pembelajaran perkalian adalah sebagai

berikut.

(44)

45

Kemampuan dan stabilitas mengambang gunung es ditopang oleh adanya

kumpulan es yang berada dalam air laut.Pada tahap pertama anak dibiasakan

menyelesaikan masalah situasi sehari-hari tanpa harus mengakitkan secara

tergesa-gesa pada matematika formal.Tahap ini disebut sebagai tahap orientasi

lingkungan secara matematis.Bekerja secara matematis merupakan dasar

pengembangan pemahaman matematika yang menuntut proporsi yang lebih yakni

dengan memberikan banyak kegiatan matematis yang bersentuhan dengan konteks

real.Tahap kedua adanya penggunaan alat peraga untuk mengekplorasi

kemampuan siswa dalam bekerja matematis.Tahap ini lebih menekankan

kemampuan siswa dalam memanipulasi alat peraga tersebut guna memahami

prinsip-prinsip matematika, seperti halnya sifat 8×6 = 6×8 tanpa harus

mendeskriksikan dalam bahasa matematika.Tahap ketiga pembuatan pondasi

(building stone) yang mana aktivitas siswa mulai mengarah pada pemahaman

matematis, penggunaan lambang bilangan dan garis bilangan kosong (empty

number-line) merupakan contoh jembatan yang sangat penting dalam menuju

pemahaman konsep perkalian.

Dari penjelasan diatas maka peneliti menarik kesimpulan, pada pokok

materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)yakni (1) orientasi

lingkungan secara matematis, (2) model alat peraga, (3) pembuatan pondasi

(building stone) dan (4) matematika formal.

Tahap pertama yaitu orientasi lingkungan, siswa dibagikan Lembar Kerja

Siswa(LKS) PMRI yang berisikan permasalahan lingkungan sehari-hari siswa.

(45)

46

Gambar 2.2.Orientasi Kehidupan Sehari-hari

Budi disuruh ayahnya membeli makanan.Budi bermaksud membeli kue

risol dan roti.Dia merencanakan membeli sebanyak 10 buah. Berapa banyaknya

masing-masing kue risol dan roti yang mungkin dibeli oleh Budi?.

Pada tahap kedua yaitu model alat peraga, pada siswa Lembar Kerja

Siswa (LKS) PMRI.Siswa diminta membantu Budidengan menggunakan tabel

berikut yang menunjukkan kemungkinan jawaban kue yang akan dibeli Budi.

Tabel 2.1

Kemungkinan Jawaban

Nama

Makanan Banyaknya Cara

Roti 10 …. 8 …. 6 …. 4 2 …. 0

Risol 0 1 …. 3 …. 5 …. 7 …. 9 ….

Pada tahap ketiga yaitu pembuatan pondasi (building stone), pada

Lembar Kerja Siswa (LKS) PMRI.Misalkan roti adalah x dan risol adalah y,

(46)

47

Pada Tahap keempat yaitumatematika formal, siswa diminta

menggambarkan permasalahan matematika tersebut ke dalam koordinat kartesius,

selanjutnya siswa menjelaskan disebut apakah permasalahan tersebut?.

Pada penggunaan konteks permasalahan tersebut, agar siswa menemukan

sendiri maupun berkelompok konsep-konsep dari materi pokok sistem persamaan

linear dua variabel.

H. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitianini yaitu ada pengaruh yang signifikan

penerapan pendekatanPendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada pokok materi sistem

(47)

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitan yang digunakan peneliti pada penelitian ini menggunakan

metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan bereksperimen dimana satu

kelompok belajar diberi perlakuan yaitu penerapan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatanPendidikan Matematika Realistik Indonesia yaitu kelas

eksperimen dan kelompok kedua dikenai perlakuan yang berbeda adalah kelas

kontrol yaitu sebagai pembanding, menggunakan penerapan

pendekatanKonvensional yang biasa digunakan di sekolah.

B. Rancangan Eksperimen

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan eksperimen

metode “The Static Group Comparison :Randomized Control-Group Only Design”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ditabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Group Group Treatment Posstest

Exp.Group X T1

Contr.Group T1

Menurut Suryabrata (2003:104) prosedur penelitian ini adalah:

1. Pilih sejumlah subjek secara rambang dari suatu populasi.

2. Kelompokkan subjek tersebut menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol secara rambang.

(48)

49

3. Pertahankan agar kondisi-kondisi bagi kedua kelompok itu tetap sama,

kecuali satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenai variabel

eksperimen X.

4. Kenakan test T1yaitu varabel tergantung untuk masing-masing

kelompok.

5. Hitung mean masing-masing kelompok yaituT1.e danT1.c, dan cari

perbedaan antara kedua mean itu, (T1e-T1.c).

6. Terapkan test statistic tertentu untuk menguji apakah perbedaan itu

signifikan, yaitu cukup besar untuk menolak hipotesis nol.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas/independent

dan variabel tidak bebas/dependent.Penerapan pendekatanPendidikan Matematika

Realistik Indonesia dan pendekatan Konvensional sebagai variabel

independent.Sedangkan Pemahaman konsep matematika siswapada pokok materi

sistem persamaan linear dua variabelsebagai variabel dependent.Untuk lebih

jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel adalah suatu cara membuat konsep atau

variabel tersebut menjadi lebih kongkrit (Soewadji, 2012:126).

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Penerapan pendekatan

X

Pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan sistem persamaan

linear dua variabel

(49)

50

1. Penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

adalahpembelajaran yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian

yang dekat dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan

persoalan matematika.

2. Penerapan pendekatan Konvesional adalah metode pembelajaran

tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak

dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan

antara pembimbing belajar dengan pembelajar dalam proses belajar

dan pembelajaran.

3. Pemahaman konsep matematika adalah siswa mampu untuk

mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan

kepadanya,mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya

berdasarkan sifat-sifatnya, membedakan mana yang contoh dan bukan

contoh,memaparkan konsep materi secara berurutan, siswa mampu

mengkaji darimana syarat perlu dan mana syarat cukup, siswa mampu

menyelesaikan dengan tepat sesuai dengan prosedur, siswa mampu

mengaplikasikan konsep pada pokok bahasan sistem persamaan linear

dua variabel.

E.Populasi Penelitian dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester

genap MTsN I Palembang tahun pelajaran 2011-2012 yang terdiri dari 7 kelas

dan tiap kelas terdiri kurang lebih 40 siswa.Adapun rincian dari populasi

(50)

51 Tabel 3.2

Tabel Populasi Penelitian

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik Cluster

Random Samplingdikarnakan tak adanya kelas unggulan.Adapun yang menjadi

sampel penelitian ini kelas VIII.F dan VIII. G yang merupakan kelas yang

diajarkan satu guru yang rata-rata kemampuan pemahaman matematikanya tidak

ada perbedaaan.Maka peneliti mengambil kelas VIII.Gsebagai kelas eksperimen

dan kelas VIII.Fsebagai kelas kontrol.

F. Prosedur Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

Adapun prosedur langkah-langkah peneliti dalam melakukan

penelitianya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut.

Tabel 3.3

Langkah-langkah Penelitian

No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Persiapan

- Membuat RPP.

- Membuat Buku Lembar Kerja siswa

dan soal tes pemahaman konsep (soal tes sama kelas eksperimen maupun kontrol).

Persiapan

- Membuat RPP.

- Membuat soal tes pemahaman

(51)

52

- Pemberian tes pemahaman konsep. konsep.

3 Pengumpulan Data

- Setelah data terkumpul data di

analisis dengan uji statistik.

Pengumpulan Data

- Setelah data terkumpul data di

analisis dengan uji statistik.

4 Analisa dengan uji statistik

- Membuat kesimpulan dari hasil

analisis statistik.

Analisa dengan uji statistik

- Membuat kesimpulan dari hasil

analisis statistik.

2. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum membuat instrument, peneliti melakukan wawancara dengan

guru mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Negeri I Palembang untuk

mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam mengembangkan instrumen

penelitian yaitu Seperti Silabus, Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM), Lembar

Kerja Siswa (LKS)/Soal Tes Pemahaman Konsep, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Perbaikan instrument penelitian yang berdasarkan pendekatan PMRI,

diawali dari pembimbing I dan II yaitu Dr. Nyayu Khodijah dan Agustiani

Dumeva Putri, M.Si, selanjutnya melakukan validasi instrument ke dosen dan

guru matematika serta mahasiswa matematika 2008 yang memberikan komentar

dan tanggapa serta saran dalam bentuk catatan. Dosen yang menvalidasi yaitu M.

Win Afgani S.Si., M.Pd, Yuli Fitrianti, M.Pd, dan Hartatiana, M.Pd. Guru

matematika MTs Negeri I yang menvalidasi yaitu Dra. Imam Rohman yang

merupakan guru matematik.Untuk mahasiswa yang menvalidasi yaitu Dyah

Rahmawati yang merupakan mahasiswa 2008 yang sudah melakukan penelitian

terhadap PMRI di MTs Negeri I Palembang. Dari komentar tersebut selanjutnya

(52)

53

proses pembelajaran di kelas eksperimen maupun kontrol yaitu peneliti yang

bertindak sebagai guru.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tes.Soal tes yang digunakan sebanyak 5 soal essay dengan 7 indikator pemahaman

konsep.Setiap soal memiliki skor penilaian. Dari total skor yang diperoleh siswa

akanditentukan nilai tes siswa.Tes ini mengetahui hasil belajar siswa yang

merupakan ketercapaian pemahaman konsep matematika siswa.

Adapun tabel kisi-kisi tes pemahaman konsep matematika siswa pada

pokokmateri sistem persamaan linear duavariabel dapat kita lihat dibawah ini.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada Pokok Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kemampuan Pemahaman Konsep dan bukan contoh pada materi pelajaran.

4. Kemampuan siswa memaparkan

konsep materi secara berurutan yang bersifat matematis.

5. Kemampuan siswa mengkaji

darimana syarat perlu dan mana syarat cukup yang terkait dua variabel dan bukan persamaan linear dua variabel.

1a,1b, 1c,1d

2.Menentukan variabel, koefisien dan konstanta pada persamaan linear dua variabel

2

3.Mengindentifikasi sistem persamaan linear dua variabel dan bukan sistem persamaan linear dua variabel.

3a, 3b, 3c dan 3d

4.Membedakansistem persamaan linear dua variabel dan bukan sistem persamaan linear dua variabel

3e

Gambar

Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran PMRI ........................... 24
Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran PMRI
Gambar 2.1. PMRI Gunung Es
Gambar 2.2.Orientasi Kehidupan Sehari-hari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Website Komponen Keras Dengan Menggunakan Microsoft Frontpage 2000 merupakan sebuah aplikasi WWW yang berisi informasi tentang komponen-komponen komputer

Penelitian ini akan dilaksanakan dalan dua siklus dengan menggunakan media gambar. Setiap siswa diberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, kemudian

Di Indoesia, presiden bertindak sebagai kepala negara juga kepala pemerintahan, sedangkan di Australia, raja atau ratu sebagai kepala negara, yang diwakili oleh

Penyelesaian pertidaksamaan linear dengan cara substitusi agak sulit dilakukan karena kita harus main terka terhadap bilangan yang akan kita masukan. Kita tahu

Oleh karena itu, kegiatan kajian tentang Perempuan, Parpol dan Parlemen: Studi Kinerja Anggota Legislatif di Tingkat Lokal dilakukan untuk melihat beberapa hal

Disediakan lembar soal perbandingan trigonometri diberbagai kuadran, peserta didik akan dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan sudut berelasi berdasarkan contoh

Nama Paket Peker jaa : Pengadaan Jasa Konsultansi Pengaw as Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Agama Kota. Padangsidimpuan

Dengan itu penelitian ini meneliti kinerja perbankan dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang mampu