Makalah Pengendalian Pencemaran
“Penyebab dan Dampak Kerusakan Lingkungan”
Disusun oleh:
No
.
Nama
NIM
1.
Vidia Wati
0613 4041 1522
2.
Vivin Rizky .H
0613 4041 1523
3.
Yosua Ferian Olga
0613 4041 1524
Dosen Pengajar : Ir. K.A. Ridwan, M.T
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI DIV TEKNIK ENERGI
Penyebab dan Dampak Kerusakan Lingkungan
Pengertian lingkungan hidup
Menurut UU no. 32 tahun 2009, “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.
Kerusakan lingkungan hidup
Terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan (KMNLH, 1998).
Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
a.KerusakanLingkunganHidupFaktorAlam:
Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup.
b.KerusakanLingkunganHidupFaktorManusia
Hubungan Manusia dengan Lingkungan
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya fikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makluk lainnya. Di sini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dpaat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.
Faktor alam
a. Kerusakan akibat letusan gunung berapi.
Letusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme. Letusan gunung berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu membendung atau mencegahnya.
b. Gempa bumi merupakan hentakan lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam merambat ke permukaan bumi.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
- Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). - Perburuan liar.
- Merusak hutan bakau.
- Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. - Pembuangan sampah di sembarang tempat. - Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
- Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
c. Teknologi dan Industri
Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu
d. Pencemaran
Pencemaran (polusi) adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah)
Macam-macam pencemaran adalah sebagai berikut :
1. Pencemaran Udara
Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor dapat mencemari udara
2. Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet.
3. Pencemaran air
Pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut.
4. Pencemaran tanah
Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain : • Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik.
Beberapa fakta terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan manusia antara lain:
1. Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna.
3. Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai Sungai Paling Tercemar di Dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.
4. Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically Endangered (Kritis), serta 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk kategori Endangered, serta 557 spesies hewan dan 256 tumbuhan berstatus Vulnerable.
Akibat pencemaran air :
- Timbulnya berbagai penyakit (perut, kerusakan organ tubuh akibat keracunan)
- Penurunan oksigen terlarut di perairan (berakibat kematian pada makhluk hidup di perairan)
- Terjadinya pertumbuhan berlebih alga (nitrat dan fosfat berakibat adanya eutrofikasi)
- Masuknya racun ke dalam sistem perairan (dapat berakumulasi pada makhluk hidup di perairan)
- Kematian makhluk hidup di perairan
CONTOH KASUS : TRAGEDI MINAMATA
Kronologi:
- 1907 : Chisso Corp. mendirikan pabrik pupuk di Minamata
- 1932 : Chisso Corp. memproduksi acetaldeyde (menghasilkan limbah merkuri yangdibuang ke laut)
- 1972 : Pemerintah mengumumkan Chisso Corp bertanggung jawab atas tragedy Minamatadan diwajibkan memberi kompensasi kepada korban
PENCEMARAN TANAH
Sumber pencemaran tanah:
- Pencemar berupa sedimen
- Pencemar berupa bahan-bahan kimia
AKIBAT PENCEMARAN TANAH
Akibat pencemaran tanah :
- Kerusakan struktur tanah
- Penurunan produktivitas tumbuhan
- Kematian tumbuhan dan hewan
- Gangguan keindahan, tidak sedap dipandang, bau
- Tempat vektor penyakit (lalat, tikus)
PENCEMARAN UDARA
Sumber pencemaran :
- Alami (letusan gunung berapi)
- Kegiatan manusia (industri dan pembakaran)
- Sumber titik à dari sumber individual menetap dan dibatasi oleh luas wilayah kurang dari 1x1km2 termasuk didalamnya industri dan rumah tangga
- Sumber garis à dari kendaraan bermotor dan kereta
- Sumber area à dari titik dan garis
Jenis pencemar udara :
- Pencemar primer :
- Pencemar berasal langsung dari sumber asal
contoh : CO, CO2, NO, NO2, SO, debu
- Pencemar sekunder :
- pencemar berasal dari reaksi dengan substansi lain
- contoh : HNO3, H2SO4
Akibat pencemaran udara :
- Gangguan visibilitas
- Gangguan psikologis (akibat kebisingan)
- Timbulnya penyakit-penyakit pada alat pernafasan
- Penurunan produktivitas tumbuhan dan hewan (akibat
hujan asam)
- Kerusakan pada bangunan (akibat hujan asam)
Hujan asam :
- Hujan dengan pH kurang dari 5,6 (wet deposition)
- Hujan mengandung asam H2SO4, HNO3 (reaksi SO2 dan
NOx dengan H2O)
- Jangkauan jauh (beberapa km dari sumber pencemaran)
- Untuk dry deposition berupa partikel SO2, NOx
- Menyebabkan kerusakan pada tumbuhan dan bangunan
Kerusakan Lingkungan Oleh Industri
Salah satu dampak negatif dari keberadaan industri adalah terjadinya kerusakan lingkungan. Industri memberikan dampak yang luar biasa terhadap kerusakan lingkungan yang ada disekitarnya. Jenis industri yang paling berdampak bagi kerusakan lingkungan adalah industri ekstraktif. Industri ekstraktif adalah industri yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam, seperti industri pertambangan dan industri pengeboran minyak. Menurut koordinator Jaringan Advokasi Tambang Indonesia (Jatam), Industri pertambangan seringkali membuat kerusakan lingkungan. Mulai dari hilangnya kawasan hutan hingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Adanya industri, khususnya yang bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya alam merupakan salah satu contoh manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup yang ada disekitarnya. Keberadaan industri pertambangan dan pengeboran minyak adalah upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan energi dalam kehidupannya. Industri pengelolaan hasil pertanian dan kelautan adalah usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya.
berasal dari sumur tersebut. Contoh lain adalah peristiwa lumpur lapindo dan pencemaran di Teluk Buyat.
Industri pertambangan dianggap sebagai industri yang paling sering membuat kerusakan lingkungan. Contohnya, perusahaan tambang dibangun di sebuah pulau kecil. Selain mengganggu daerah resapaan air, proses penambangan perusahaan itu menyumbang limbah (tailing) B3 (bahan beracun dan berbahaya) bagi lingkungan sekitarnya. Kegiatan penambangan emas dapat memicu terjadinya krisis air. Hal ini dikarenakan adanya proses ekstraksi dalam penambangan emas. Agar mendapatkan satu gram emas dibutuhkan 100 liter air untuk proses ekstraksi.
Industri pengelolaan hasil laut seringkali menyebabkan kerusakan ekosistem laut. Penangkapan ikan menggunakan bahan peledak adalah salah satu pemicu rusaknya ekosistem laut. Penangkapan ikan secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan keberlangsungan kehidupan laut juga menjadi pemicu kerusakan ekosistem laut.
Industri pengelolaan sumber daya alam, khususnya sumber daya alam yang tak terbarui (minyak bumi, gas alam, batu bara) merupakan industri jangka pendek tetapi mampu memberikan dampak yang panjang bagi kerusakan lingkungan. Contohnya, tragedi lumpur lapindo di Kabupaten Sidoarjo. Kelalaian perusahaan dalam mengebor minyak, mengakibatkan melubernya lumpur panas yang membahayakan bagi kehidupan manusia dan kerusakan lingkungan. Selama empat tahun lumpur panas terus keluar dan tidak dapat dihentikan. Akibatnya, lingkungan disekitar pengeboran menjadi rusak parah. Wilayah yang semula daratan berubah menjadi danau yang penuh dengan lumpur panas. Hilangnya vegetasi dan rusaknya infrastruktur merupakan akibat kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan Lapindo
1. Bidang Kehutanan
Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan hukuman yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras (sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
3. Bidang Industri
Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-bahan pencemar.
4. Bidang Perairan
Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda lainnya ke sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah.
5. Flora dan fauna
Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang mengambil flora dan memburu fauna yang dilindungi.
6. Perundang-undangan