Project Citizen sebagai Model Pembelajaran PKn yang Efektif untuk Menanamkan Sikap Antikorupsi
Sumber :
Faridli, E. M. (2013). Pengaruh Model Project Citizen dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 1−23.Diunduh dari http://digilib.ump.ac.id
/files/disk1/22/jhptump-ump-gdl-efimiftahf-1056-1-jurnale-i.pdf Nurhasanah, Nina. (2009). Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur, 12, 1−20. Diunduh dari http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%201
20%20Penerapan%20Pendekatan.pdf
Masalah korupsi di Indonesia adalah masalah bersama yang harus dicegah dan ditanggulangi bukan hanya oleh KPK dan pemerintah, melainkan seluruh rakyat. Dalam dunia pendidikan, PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) dapat dijadikan media penyampaian sikap antikorupsi sebagai usaha mencegah korupsi sejak dini. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan metode penyampaian nilai-nilai antikorupsi dalam PKn agar setiap peserta didik mendapatkan pemahaman yang tepat. Model Project Citizen dapat dijadikan metode yang efektif untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Project Citizen merupakan instructional treatment yang pertama kali digunakan di California (USA) pada 1992 dan memfasilitasi peserta didik untuk membangun kecakapan kewarganegaraan (civic skill) (Faridli, 2013). Model ini dipandang mampu meningkatkan penanaman nilai-nilai antikorupsi terhadap siswa mulai usia sepuluh tahun karena dengan metode ini siswa dapat terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran. Selain itu, bahan utama yang dibahas dalam model ini adalah masalah-masalah di sekitar, seperti kasus korupsi.
harus dimiliki warga negara). Salah satu karakter dan kompetensi kewarganegaraan utama yang diharapkan adalah tertanamnya nilai-nilai antikorupsi.
Depdiknas-Dikdasmen (dalam Nurhasanah, 2009) menyarankan agar PKn diwujudkan melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), yaitu mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. Hal ini menandakan bahwa pendekatan yang disarankan tersebut telah sesuai dengan model Project Citizen. Model ini bukan hanya menghubungkan pengetahuan dengan kenyataan,
melainkan berlatih membuat solusi dan berpartisipasi aktif sebagai warga negara.
Dalam usaha menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada peserta didik akan lebih mudah dilakukan dengan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari, seperti yang digunakan dalam Model Project Citizen. Melalui model ini semua aspek akan dapat tercapai, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Project Citizen sebagai inovasi pembelajaran, harus terus dilaksanakan untuk mengembangkan pola pembelajaran yang bermakna (meaningfull). Selain itu, peserta didik juga perlu menyadari bahwa korupsi tidak hanya terjadi pada sektor pemerintahan saja, tetapi juga sudah memasuki ranah sipil.