• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geografi Regional Indonesia Provinsi Nus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Geografi Regional Indonesia Provinsi Nus"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

GEOGRAFI REGIONAL

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Geografi Regional” Dosen Pengampu: Andri Noor Ardiansyah, M.Si

Disusun Oleh :

Dwi Puspa Meilani

(11140150000023)

Muhammad Rifki S

(11140150000047)

Niken Kesuma Wardani

(11140150000032)

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas pembuatan makalah dari mata kuliah Geografi Regional Indonesia dengan judul “Geografi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur”

Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andri Noor Ardiansyah M.Si. selaku pembimbing kami, yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam pembuatan

makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan makalah berikutnya. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 16 November 2015

Pemakalah

DAFTAR ISI

(3)

BAB 1 PEMBAHASAN

A. Sejarah Nusa Tenggara Timur ...1

B. Arti lambang Nusa Tenggara Timur ...2

C. Lokasi dan Luas Wilayah ...3

D. Kondisi Fisik ...8

E. Kondisi Manusia ...31

BAB II PENUTUP A. Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur ...68

B. Kesimpulan dan Saran ...69

(4)

A. SEJARAH NUSA TENGGARA TIMUR

Nusa Tenggara Timur sebelum 20 - 12 -1958

Nama Daerah Nusa Tenggara semula adalah nama pulau-pulau Sunda Kecil ( Kleine Sunda Eilanden) yang meliputi pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor dan pulau-pulau lainnya termasuk Rote, Sawu dan Alor. Pada tahun 1954 dengan UU Darurat No. 9 Tahun 1954 nama Sunda Kecil diganti dengan nama Nusa Tenggara. Nama ini diberikan oleh Menteri P dan K RI Prof. Mr. Moh Yamin (alm). Nama ini untuk pertama kali dicetuskan di Kupang Tahun 1953.

Nusa Tenggara Timur pada masa Pemerintahan Hindia Belanda 1904 - 1945

Untuk melaksanakan Pemerintahan di Nusa Tenggara Timur Belanda berpegang pada Self Bestuur Regelen tahun 1903, 1919, 1927, dan 1938 yang tercantum dalam Indische Staatsblad 1916 No. 372 menetapkan terbentuknya wilayah pemerintahan "Keresidenan Timor dan teluknya" (Residentie Timor en onder Hoorig heden) dengan pusatnya di Kupang. Residentie Tomor terdiri dari 3 Afdeling (Timur ibukota Kupang, Flores ibukota Ende, Sumba ibukota Bima) dan 15 Order Afdeling

Nusa Tenggara Timur dan Negara Indonesia Timur

Tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, semua wilayah jajahan Hindia Belanda dinyatakan bebas, namun pada saat itu bangsa Hindia Belanda terus berupaya untuk menguasai NTT. Berbagai perjuangan terus

dilakukan oleh para pejuang kita untuk mempertahankan NTT dan mereka melibatkan diri melalui organisasi Partai Perserikatan Kebangsaan Timor, yang kemudian merubah namanya menjadi Partai Demokrasi Indonesia di Timor. Para tokoh-tokoh dalam partai PDI Timor terus berjuang ditingkat Nasional di NTT pada awal kemerdekaan sampai berdirinya Pemerintah Negara Indonesia Timor, Pemerintah Otonom NTT.

Pada tahun 1946 terlaksananya Konferensi Malino, dimana para pejuang dari NTT menghadiri Konferensi tersebut dengan membawa tekad yang bulat yaitu "menuntut hak untuk menentukan nasib sendiri sekarang juga". Para pejuang kita mengikuti kegiatan dimaksud adalah A.H Koroh, I.H Doko dan Th Oematan. Konferensi yang kedua

dilaksanakan di Denpasar pada tanggal 20 Desember 1946 yang dihadiri oleh : I.H Doko, pastor Gabriel Manek dan Drs. A.Roti Dengan berpegang pada persetujuan Linggar Jati dan disetujui oleh Presiden RI dan Pemerintah RI, maka utusan-utusan dari Timor ikut membentuk Negara Indonesia Timor sebagai sarana untuk meletakan dasar pemerintahan yang berkedaulatan yang meliputi seluruh Indonesia kelak. Ketiga utusan tersebut juga dilantik menjadi Anggota Parlemen asal NTT yaitu I H Doko, G. Manek, Y.S Amalo dan B. Sahetapy - Angel, Tuga Sutama dari Anggota Parlemen adalah menyadarkan

(5)

Lahirnya Propinsi Nusa Tenggara Timur

Dalam kekuasaan hukum HIT dengan Undang-Undang No. 44 tahun 1950, ketiga pulau besar yaitu Flores, Sumba, dan Timor dan pulau-pulaunya masing-masing merupakan daerah otonom. Pada Tahun 1950 berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950 maka daerah-daerah Flores, Sumba, Timor, Sumbawa, Lombok dan Bali merupakan satu Propinsi Administratif dengan nama propinsi Sunda kecil. Nama Sunda kecil kemudian diganti dengan nama Nusa Tenggara. Pada tahun 1957 setelah berlakunya UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64 tahun 1958 Propinsi Nusa Tenggara dibagi menjadi tiga daerah Swantantra Tingkat 1, yaiutu masing-masing Swantantra Tingkat 1 Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Daerah tingkat 1 Nusa Tenggara Timur meliputi bekas daerah pulau Flores, Sumba dan Timor dan Kepulauannya. Hasil terakhir diketahui bahwa Nusa Tenggara Timur hingga saat ini memiliki 566 buah pulau yang tersebar diantara 3 (tiga) buah pulau besar yaitu Flores, Sumba dan Timor yang biasa disapa "Flobamor" Demikian sejarahnya singkat terbentuknya Propinsi Nusa TenggaraTimur.

B. ARTI LAMBANG NUSA TENGGARA TIMUR

Lambang Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat mempunyai arti sebagai berikut 1. Bintang dilambangkan sebagai ke Tuhanan yang Maha Esa.

2. Komodo dilambangkan sebagai kekayaan Alam khas Nusa Tenggara Timur.

3. Padi dan kapas dilambangkan sebagai kemakmuran yang dimiliki oleh Propinsi Nusa Tenggara Timur

4. Tombak dilambangkan sebagai Keagungan dan Kejayaan. 5. Pohon beringin dilambangkan sebagai Persatuan dan Kesatuan.

(6)

C. LOKASI DAN LUAS WILAYAH 1. Lokasi

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 80° – 12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur

Batas Wilayah :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Flores

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudera Hindia

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan negara Timor Leste, Provinsi Maluku dan Laut Banda

Berdasarkan letak geografisnya, Kepulauan NTT berada diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta diantara Samudera Indonesia dan Laut Flores. Provinsi NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni.

Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar, yaitu :

 Flores

 Sumba

 Timor, dan

 Alor

Dan pulau-pulau kecil antara lain:

 Adonara  Babi  Lomblen  Pura

 Pamana Besar  Panga Batang  Parmahan  Rusa

 Rusah  Samhila  Solor  Trweng

 Sebayur kecil  Sebayur besar  Serayu besar  Untelue

2. Luas Wilayah (luas darat dan laut, jumlah pulau) :

(7)

Indonesia (ZEEI).

4 Timor Tengah Selatan 3.947,00 8,34

5 Timor Tengah Utara 2.669,66 5,64

6 Belu 2.445,57 5,16

16 Sumba Barat Daya 1.445,32 3,05

17 Sumba Tengah 1.869,18 3,95

18 Nagekeo 1.416,96 2,99

19 Manggarai Timur 2.502,24 5,28

20 Kota Kupang 160,34 0,34

Jumlah 47.349,90 100,00

(8)
(9)

3. Peta Administrasi wilayah

Gambar 1.1 peta Provinsi Nusa Tenggara Timur

No. Pulau Luas Daerah Presentase

1 Sumba 11.040,00 23,30

2 Sabu 421,70 0,90

3 Rote 1.214,30 2,60

4 Semau 261,00 0,60

5 Timor 14.394,90 30,40

6 Alor 2.073,40 3,40

7 Pantar 711,80 1,50

8 Lomblen 1.266,00 2,70

9 Adonara 518,80 1,10

10 Solor 226,20 0,50

11 Flores 14.231,00 30,00

12 Rinca 212,50 0,40

13 Komodo 332,40 0,70

14 Lain-lainnya 445,90 0,90

Jumlah 47.349,90 100,00

(10)
(11)

4. Pembagian Kabupaten/Kota di dalam Provinsi

No. Kabupaten/kota Kecamatan Kelurahan Desa

1 Kupang 30 22 218

2 Timor Tengah Selatan 32 12 228

3 Timor Tengah Utara 9 34 140

4 Belu 24 12 196

5 Alor 17 17 158

6 Flores Timur 18 17 209

7 Sikka 21 13 147

11 Sumba Timur 22 16 140

1

Manggarai Barat 7 5 116

1

Manggarai Timur 6 10 104

2 0

Kota Kupang 4 49

(12)

5. Posisi Strategis Wilayah

 Provinsi Kepulauan yang wilayahnya disatukan Laut Sawu dan Selat Sumba.

 Wilayah terdepan di Selatan Indonesia yang berbatasan darat dengan Timor Leste dan berbatasan Laut dengan Australia.

 Memiliki 5 Pulau terdepan : Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mengkudu. d. Mengelilingi Wilayah “Enclave“ Distrik Oekusi, Negara Timor Leste”.

 Garis pantai mencapai 5.700 Km.

 Penduduk 4.683.827 jiwa (Terbesar kedua di Wilayah KTI setelah Provinsi Sulawesi Selatan).

 Secara geneologis unik, terdiri dari puluhan suku dan bahasa daerah

D. KONDISI FISIK

Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angin musim. Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan (Mei sampai dengan Nopember) sedangkan musim hujan hanya 5 bulan (Desember sampai dengan April). Suhu udara rata-rata 27,6° C, suhu maksimum rata-rata 29° C, dan suhu minimum rata-rata 26,1° C.

Presentase Penyinaran Matahari di Kota Kupang Menurut Bulan

N o

Nama Bulan 2009 2005 2006 2007 2008

1 Januari 53 64 40 59 65

2 Februari 43 84 66 57 37

3 Maret 75 69 54 53 65

4 April 96 77 70 75 89

(13)

6 Juni 98 96 82 82 90

Sumber : Buku NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2010

(14)

Rata-Rata 75,33 7,75 1009,2 Sumber : Buku NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2010 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika. Stasiun Klimatologi Kupang Keterangan : Utara (N=North); Timur Laut (NE=North East);Timur (E=East); Tenggara (SE=South East); Selatan(S=South); Barat Daya(South West); Barat (W=West); Barat Laut(North West).

(15)

3 1 3 Sumber : Badan Meteorologi Dan Geofisika. Stasiun Klimatologi Kupang Sumber : Buku NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2010

1. Kondisi Geologi Nusa Tenggara Timur

(16)

Adapun daerah undasi di Orogene Timor sebagai berikut:

ü Busur dalam: Alor-Kambing-Wetar-Romang, tidak memperlihatkan tanda-tanda vulkanis.

ü Palung Antara: Pulau Sumba-L. Sawu

ü Busur Luar: Dana-Raijua-Sawu-Rote-Semau-Timor.

ü Backdeep: Punggungan Batutaza

Brouwer (1917) mengemukakan absenya aktivitas vulakanisme didaerah ini karena jalan keluarnya magma tersubat sebagai akibat dari pergeseran lempeng Australia ke utara. Pendapat Brouwer ini mendapat tantangan dari para ahli belakangan ini termasuk Van Bemmelen karena tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya pergeseran secara lateral ke utara disekitar P. Bantar-P. Alor, tempat mulai absenya aktivitas vulkanisme kearah timur. Juga tidak ada perubahan arah struktural pada busur luar yang menandakan pengaruh tekanan blok Australia, padahal busur luar inilah yang akan terlebih dahulu tenderita tekanan tersebut. Lebih jauh, Van Bemmelen mengemukakan alasannya bahwa bila ditelusuri terus ke timur maka deretan busur dalam yang tidak vulkanis ini tidak bersambung dengan deretan busur dalam Damar-Banda yang vulkanis, tetapi dengan zona Ambon yang tidak vulkanis.

Menurut Van Bemmelen absennya aktivitas vulkanisme dari alor ke timur dan juga zona Ambon terjadi karena berbatasan dengan dangkalan sahul.

Faktor lokal lainnya yang mungkin berpengaruh adalah:

1. Gaya endogen dari lapisan tektonosfer telah habis

2. Puncak asthenolithnya mungkin mengalami pembekuan sehingga saluran magma yang keluar tersumbat.

(17)

 P. Rote, tersusun dari sedimen-sedimen yang telah mengalami pelipatan kuat, tertutup dengan karang kuarter sampai ketinggian 430 m.

 P. Sawu, terdiri dari batuan praterrier, dikelilingi oleh karang koral setinggi 300 m.

 P. Timur, puncak genatiklinalnya mengalami depresi memanjang mulai dari teluk Kupang sampai dengan sungai Lois. Brouwer (1935) mengemukakan bahwa menurut cerita penduduk asli Timor, dahulu hampir seluruh pulau merupakan laut. G. Lakaan 1525 m dahulu merupakan pulau saja. Ini berarti pengangkatan P. Timor telah terjadi Belum lama ini. Adanya pengangkatan tersebut didukung oleh bukti-bukti

ditemukannya sisa-sisa karang pada ketinggian 1000 m lebih. Pulau ini banyak mengalami over thrust, batuan intrusi banyak yang tersingkap di permukaan bumi. Bahan galian seperti emas, tembaga, chromium, dan uranium ditemukan di sana namun dalam jumlah yang tidak ekonomis.

Sebaran struktur batuan geologi yang ada di wilayah propinsi ini, adalah :

1. Batuan Silicic (acid) Rock (batuan berasam kersi asam), terdapat di Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, sebagian besar Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, sebagian besar Kabupaten Ngada, sebagian Kabupaten Manggarai, sebagian besar Manggarai Barat dan sebagian kecil Kabupaten Kupang;

2. Batuan Matic Basic Rocks (batuan basa);

3. Batuan Intermediate Basic (basa menengah);

4. Batuan Pre Tertiare Undivideo (pra tersier tak dibedakan);

5. Batuan Paleagene (pleogen);

6. Alluvial Terrace Deposit and Coral Reets (alluvium undak dan berumba koral);

7. Batuan Neogene (neogen);

8. Batuan Kekneno Series (deret kekneno);

(18)

10. Batuan Sonebait and Ofu Series Terefolde (deret sonebait dan deret terlipat bersama);

11. Batuan Ofu Series (deret ofu);

12. Batuan Silicic Efusives (efusiva berasam kersik);

13. Batuan Triassic (trias);

14. Batuan Crystalline Shist (sekis hablur

2. Proses Pembentukan Tektonik Nusa Tenggara Timur

Proses pembentukan Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari proses pembentukan tektonik indonesia secara keseluruhan. Pada 40 juta tahun yang lalu, Sulawesi, Halmahera, dan pulau pulau lainya di indonesia bagian timur belum terlihat bentuknya, juga bagian utara dari Kalimantan belum muncul.

Pada 30 juta tahun yang lalu, lengan utara sulawesi ulai terbentuk bersamaan dengan jalur oviolit jamboles. Sedangkan jalur ofiolit sulawesi timur masih berada dibelahan bumi selatan.

Pada 20 juta tahun yang lalu kontinen-kontien mikro bertumbukan dengan jalur ofiolit sulawesi timur, dan laut maluku membentuk sebagai bagian dari laut filipina. Laut cina selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara serawak-sabah mulai aktif. Selnjutnya Australia dan papua bergerak mendorong ke arah utara sehingga kalimantan dan pulau-pulau di indonesia timur berotasi berlawanan arah dengan gerak jarum jam.

(19)

Pada 5 juta tahun yang lalu, benua mikro banggai-sula bertumbukan dengan jaalur ofiolit sulawesi timur, dan mulai aktif tunjangan miring di antara papua nugini. Sulawesi yang merupakan pulau besar termuda di indonesia, ternentuk menjadi sempurna seperti sekarang sejak lima juta tahun yang lalu.

Kepulauan Nusatenggara terletak pada dua jalur geantiklin yang merupakan sambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur terdiridari pulau-pulau : Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor,Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali. Sedangkan Busur geantiklin dimulai dari timur ke barat sebelah selatan terdiri dari :Timor, Semau Roti, Sawu, Raijua dan Dana.Pematang Geantiklin tersebut bercabang dua di daerah Sawu, satu cabang masuk kearah barat menyeberangi P.Raijua dan P. Dana terus ke Pematang submarin pada palung Jawa Selatan, cabang lainnya bersambung dengan busur Sunda-Banda melalui P. Sumba. Pada umumnya struktur didaerah penyelidikan sesar mendatar yang berarahbarat–timur, meskipun ada yang berarah timurlaut-baratdaya.

“Proses geodinamika global (More et al, 1980), selanjutnya berperan dalam membentuk tatanan tepian pulau-pulau Nusantara tipe konvergen aktif (Indonesia maritime continental active margin), di mana bagian luar Nusantara merupakan perwujudan dari zona penunjaman (subduksi) dan atau tumbukan (kolisi) terhadap bagian dalam Nusantara, yang akhirnya membentuk fisiografi perairan Indonesia.

3. Patahan dan Sesar Nusa Tenggara Timur

Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara timur dan sekitarnya merupakan bagian dari kerangka sistem tektonik Indonesia. Daerah ini termasuk dalam jalur pegunungan Mediteranian dan berada pada zona pertemuan lempeng. Pertemuan kedua lempeng ini bersifat konvergen, di mana keduanya bertumbukan dan salah satunya, yaitu lempeng Indo-Australia, menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini ditandai dengan adanya palung lautan (oceanic trough), terbukti dengan ditemukannya palung di sebelah selatan Pulau Timor yang dikenal sebagai Timor through.

(20)

subduksi, yaitu Benioff Zone, palung laut, punggung busur luar (outer arc ridge), cekungan busur luar (outer arc basin), dan busur pegunungan (volcanic arc).

Selain kerawanan seismik akibat aktivitas benturan lempeng, kawasan Alor juga sangat rawan karena adanya sebuah struktur tektonik sesar naik belakang busur kepulauan yang populer dikenal sebagai back arc thrust. Struktur ini terbentuk akibat tunjaman balik lempeng Eurasia terhadap lempeng Samudra Indo-Australia. Fenomena tumbukan busur benua (arc-continent collision) diduga sebagai pengendali mekanisme deformasi sesar naik ini.

Back arc thrust membujur di Laut Flores sejajar dengan busur Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara dalam bentuk segmen-segmen, terdapat segmen utama maupun segmen minor. Fenomena sesar naik belakang busur kepulauan ini sangat menarik untuk diteliti dan dikaji mengingat sangat aktifnya dalam membangkitkan gempa- gempa tektonik di kawasan tersebut.

Sesar ini sudah terbukti nyata beberapa kali menjadi penyebab gempa mematikan karena ciri gempanya yang dangkal dengan magnitude besar. Berdasarkan data, sebagian besar gempa terasa hingga gempa merusak yang mengguncang Bali, Nusa Tenggara Barat, dan NTT disebabkan oleh aktivitas back arc thrust ini, dan hanya sebagian kecil saja disebabkan oleh aktivitas penyusupan lempeng.

Sesar segmen barat dikenal sebagai Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang membujur dari timur laut Bali sampai dengan utara Flores. Flores Thrust dikenal sebagai generator gempa- gempa merusak yang akan terus-menerus mengancam untuk mengguncang busur kepulauan.

Sesar ini menjadi sangat populer ketika pada tanggal 12 Desember 1992 menyebabkan gempa Flores yang diikuti gelombang pasang tsunami yang menewaskan 2.100 orang. Sesar ini juga diduga sebagai biang terjadinya gempa besar di Bali yang menewaskan 1.500 orang pada tanggal 21 Januari 1917.

(21)

Alor yang terjadi 18 April 1898 dan gempa Alor, 4 Juli 1991, yang menewaskan ratusan orang.

Berdasarkan tinjauan aspek seismisitas dan tektonik tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingginya aktivitas seismik daerah Kepulauan Alor disebabkan kawasan kepulauan ini diapit oleh dua generator sumber gempa, yaitu dari arah selatan Alor, berupa desakan lempeng Indo-Australia, dan di sebelah utara Alor, terdapat sesar aktif busur belakang (Wetar Thrust).

Adapun gempa Alor yang terjadi 12 November 2004 besar kemungkinan disebabkan oleh aktivitas Wetar Thrust. Di samping karena episenternya yang memang berdekatan dengan Wetar Thrust, gempa tersebut juga memiliki kedalaman normal (dangkal).

Gempa dangkal adalah salah satu ciri utama gempa akibat aktivitas sesar aktif. Faktor

pendukung lain adalah hasil analisis solusi bidang sesar yang menunjukkan sesar naik (thrust fault), yang juga merupakan ciri mekanisme gempa back arc thrust. Gambaran seismisitas dan kerangka tektonik di atas kiranya cukup memberikan gambaran yang menyeluruh bahwa Kepulauan Alor dan sekitarnya sangat rawan terhadap bencana kebumian, seperti gempa bumi dan tsunami.

Bagi masyarakat Alor, kondisi alam yang kurang “bersahabat” ini adalah sesuatu yang harus diterima sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, semua itu adalah risiko yang harus dihadapi sebagai penduduk yang tinggal dan menumpang di batas pertemuan lempeng tektonik.

4. Gunung - Gunung yang berada pada Nusa Tenggara Timur

Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini “mengikat” lempengan-lempengan tersebut.Dengan sifat tersebut,pegunungan dapat disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.

(22)

Alor dan Solor, Roti, Sabu, dll. Wilayah ini merupakan wilayah vulkanis memiliki alam yang berbukit- bukit dengan iklimnya yang kering.

Nama-Nama Gunung

1 Ine Like 1.559 51,2 85,8

2 Ebu Lobo 2.149 125,2 97,8

3 Iya 637 27,5 127,5

4 Kelimutu 1.640 78,9 41,8

5 Roka Tenda 875 28,3 50,8

6 Lewo Tobi (Laki–laki) 1.584 69,2 150,6 7 Lewo Tobi (Perempuan) 1.703 68,0 136,1

8 Lera Boleng 1.117 32,7 45,7

9 Ile Boleng 1.659 87,8 71,7

10 Ile Lewotolo 1.319 85,0 108,2

11 Ile Werung 1.018 112,6 132,2

Sumber : Buku Prov. NTT Dalam Angka, Tahun 2007 BPS Prov. NTT.

5. Tanah

Keadaan formasi tanah di Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Pulau Flores dan sekitarnya

Tanah di Pulau Flores terdiri dari jenis tanah mediteran dengan bentuk wilayah Volkan, tanah Kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan, kompleks Latosol dengan bentuk wilayah Volkan, Alluvial dengan bentuk wilayah dataran. Tanah-tanah Mediteran dengan bentuk wilayah Volkan mempunyai penyebaran yang paling luas. Pulau Lembata Adonara dan Solor mempunyai tanah jenis Mediteran dengan bentuk Volkan.

(23)

Tanah di Pulau Sumba terdiri dari jenis mediteran dengan bentuk wilayah pengunungan lipatan dan datar serta bentuk wilayah volkan. Latosol dan Grumusol dengan bentuk wilayah pelembahan.

Tanah Mediteran dengan bentuk wilayah pengunungan lipatan adalah merupakan jenis tanah yang paling luas penyebarannya.

c. Pulau Timor dan sekitarnya

Jenis tanah di Pulau Timor adalah tanah-tanah kompleks dengan bentuk wilayah pengunungan kompleks, mediteran dengan bentuk wilayah lipatan, Grumusol dengan bentuk wilayah dataran, Latosol dengan bentuk wilayah plato/Volkan. Tanah-tanah kompleks dengan bentuk wilayah pengunungan kompleks merupakan jenis tanah yang paling luas penyebarannya. Pulau Alor dan Pantar mempunyai jenis tanah Mediteran bentuk tanah Volkan.

Berdasarkan penyebarannya, maka prosentasi jenis-jenis tanah di wilayah Nusa Tenggara Timur antara lain terdiri dari tanah Mediteran 51%; tanah-tanah kompleks 32,25%; Latosol 9,72%; Grumusol 3,25%; Andosol 1,93%; Regosol 0,19% dan jenis tanah Aluvial 1,66% (Sumber Rencana Umum Kehutanan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur tahun 1987).

6. Morfologi

Sistem Pegunungan Nusa Tenggara

Pulau-pulau Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal yang merupakan perluasan dari bagian barat dari busur Banda :

1. Geantiklinal dalam bagian utara membujur dari timur sampai ke Pulau Roma, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok, dan Bali.

2. Busur luar dibagian selatan terdiri dari Pulau Timor, Seram, Roti, Sawu, Raijua dan Dana Punggung geantiklinal itu bercabang dua di daerah Sawu, yaitu :

(24)

Palung Belakang

Di sebelah timur Flores, palung belakang dari kepulauan Nusa Tenggara dibentuk oleh bagian barat dari Basin Banda Selatan. Di sebelah utara Flores dan Sumbawa terbentang Laut Flores terdiri dari 3 bagian :

1. Laut Flores Barat Laut adalah sebuah dataran yang luas dan dangkal, menghubungkan Lengan Selatan Sulawesi dengan Dangkalan Sunda.

2. Basin Flores Tengah berbentuk segitiga dengan puncaknya terletak di selatan vulkan Lompobatang yang diduga ada hubungan dengan depresi Walanesia dari lengan Selatan Sulawesi.

3. Sebelah timur Flores terdiri dari punggungan dan palung diantaranya Selayar yang menghubungkan Lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut Batu Tara.

Palung Depan

Diantara Pulau Christmas dan punggungan bawah laut di sebelah selatan pulau Jawa terdapat parit dalam yang utama, membujur dari timur ke barat dalamnya 7450 m.

Palung depan bagian Jawa, dari sistem punggungan Sunda itu membentang ke arah timur sebuah palung yang sempit dalamnya 6000-7000 m, sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di sebelah selatan Sawu melengkung ke arah timur laut sejajar dengan pulau Timor. Sampai di Pulau Roti sebuah punggungan (1940) memisahkan bagian barat ini dari palung Timor (-3310 m). Palung di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh sebuah pengangkatan dasar laut yang tidak jelas batasnya, melewati Pulau Christmas menuju dasar laut yang dalamnya ±3000-4000 m di antara 108,5º dan 114,5º BT laut dangkal yang terpisah pada 110º 40’ BT dan 12º 30’ LS. Bagian timur dari palung depan Timor itu dibatasi oleh dangkalan Australia atau dangkalan Sahul (Laut Arafura).

(25)

Busur dalam dari Nusa Tenggara menghubungkan Pulau Jawa dengan Busur Dalam Banda, sehingga membentuk sebuah jalur panjang dari pulau-pulau vulkanis yang subur. Busur dalam Nusa Tenggara terletak pada punggungan geantiklinal yang lebarnya ±100 km pada ujung barat, berangsur-angsur makin ke timur makin berkurang sehingga sebelah timur Flores menjadi ±40 km. Selat antara pulau-pulau barat dangkal, makin ke timur makin dalam.

Busur Luar (Outer Arc)

Kepulauan Nusa Tenggara yang termasuk busur luar ialah Pulau Dana, Raijua, Sawu, Roti Semau, dan Timor. Punggung bawah luat dari selatan Jawa muncul sampai 1200 m di bawah permukaan laut, selanjutnya menurun ke arah timur sampai kedalaman 4000 m, kemudian sumbu geantiklianal naik lagi sampai ke Pulau Sawu, Dana, dan Raijua.

Morfologi Pulau Flores

Flores dipisahkan dari Sumbawa oleh Selat Sape yaitu sebuah parit sempit yang dalamnya lebih dari 200 m. Pulau Komodo dan Rinca termasuk puncak geantiklinal dari Flores Barat sampai Flores Tengah yang terdiri dari batuan Vulkanis Tertier dan intrusi magmatis yang dapat dibandingkan dengan Pegunungan Selatan Jawa. Vulkan yang lebih muda muncul di sepanjang pantai selatan Flores Barat yang dikenal dengan vulkan Paluweh.

Di Flores Timur geantiklinal tenggelam kemudian tersambung dengan Solor, Adonara, Loblem, dan Pantar yang terdiri dari vulkan muda yang aktif, kemudan melintasi Alor, Kambing, Wetar dan Rembang, merupakan vulkan yang tidak aktif lagi. Pulau-pulau itu terdiri dari endapan vulkanis dari zaman Tertier Akhir yang sebagian terdapat di bawah permukaan air laut.

(26)

Pulau Sumba adalah mata rantai geologis yang terpenting antara busur dalam dan busur luar dari sistem pegunungan Sunda. Vulkan muda tidak ada, tanah tertutup oleh Deposit Marine Neogen Quarter yang tersebar secara luas merupakan “bad land” (tipe perhiasan).

Morfologi Pulau Sawu

Sawu mempunyai koral yang tingginya 300 m di atas permukaan laut dan mengelilingi pulau-pulau ini yang terdiri dari batuan Pre-Tertier. Punggungan Dana ,Raijua, dan Sawu mempunyai kedudukan terpisah dari punggungan Roti Timor dan dipisahkan oleh Selat Dao dalamnya ±1000 m.

Morfologi Pulau Rote

Pulau Roei terdiri dari sedimen-sedimen yang terlipat dengan kuat dan tertutup oleh batu karang Kwarter yang tingginya 430 m di atas permukaan laut.

Morfologi Pulau Timor

Pulau Timor terjadi karena pengangkatan geantiklinal yang lebar serta pulau-pulau lain yang tersebar di Indonesia. Di pulau Timor terdapat depresi memanjang pada bagian puncak geantiklinal yang dapat diikuti dari Teluk Kupang sampai pada Muara Sungai Lois. Berdasarkan keterangan penduduk asli pulau Timor hampir seluruhnya tergenang oleh air laut dan punggungan yang tertinggi adalah Lakoan (1525).

Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Daerah Aliran Sungai) di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan pada satuan Wilayah Daerah Aliran Sungai (SWP DAS). SWP Daerah Aliran Sungai di Provinsi Propinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 31 buah. Adapun rincian letak dan luas Das dapat dilihat pada tabel berikut :

(27)
(28)

2. Nebe

(29)

Beberapa Sub DAS yang telah dibuat RTL-RLKT diantaranya, antara lain :

 DAS Oesao (Sub DAS Oesao, Noelbeno, Nunkurus, Pulukayu, Oebelo, Manikin, Oesapa Besar) terletak di Kotamadya Kupang dan kabupaten Kupang.

 DAS Noelmina (Sub DAS Bokong, Lake, Besiam, Meto) terletak di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan.

 DAS Benenain (Sub DAS Noni, Lakoe, Maubesi, Baen-Tobino, Kotoen, Bikomi) di Kabupaten Timor Tengah Selatan Timor Tengah Utara dan Belu,

 DAS Aisesa (Sub DAS Aisesa, Posolik, Waru) di Kabupaten Ngada

 DAS Kalada dan DAS Wonokaka (Sub DAS Karendi) di Kabupaten Sumba Barat.

7. Penggunaan Lahan

Pemanfaatan lahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur berbeda antara masing-masing kabupaten. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi fisik lahan yang bervariasi dalam hal topografl, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air sungai. Wilayah Nusa Tenggara Timur dengan luas 4.734.980 ha, sebagian besar merupakan kawasan hutan 1.808.900 ha (Penunjukan Menhut SK.423/Kpts-II/1999) dan 2.926.080 Ha kawasan yang berada diluar kawasan hutan berupa lahan pertanian (sawah dan ladang/tegalan), perkebunan , kebun dan areal penggunaan lain . Dan keterangan tersebut diketahui bahwa sektor kehutanan menjadi salah satu andalan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu sektor andalan lainnya adalah sektor pertanian, dalam hal ini lahan sawah sebagian besar terdapat di daerah pesisir pantai utara dan pesisir sungai yang merupakan sawah tadah hujan dan sawah pasang surut. Pertanian lahan kering meliputi dataran rendah dan daerah lereng di kaki gunung.

(30)

gogo, jagung, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan (mangga, nangka, cempedak, dan lain-lain). Jenis-ienis tersebut ditanam bercampur dengan cara tradisional, tanpa penggunaan pupuk dan obat-obatan untuk peningkatan produksinya. Pola usaha tani sistem perladangan tersebut cenderung menimbulkan masalah-masalah erosi, kemunduran produksi dan degradasi lahan.

Kawasan Hutan; 38% Kawasan di luar kawasan Hutan (sawah,ladang,tegalan,perkebunan,kebun); 62%

Persentase Penggunaan Lahan di Provinsi NTT

8. Flora

(31)

Pohon Cendana

Pohon Gaharu

Pohon Kemiri

(32)

9. F a u n a

Jenis fauna yang ada di wilayah ini dan sudah diternakkan, antara lain kuda, sapi, kerbau, kambing, berbagai jenis unggas, disamping itu terdapat binatang liar yang hidup di kawasan hutan seperti rusa, babi hutan, kerbau liar, kuda liar. Satu jenis binatang purba yang hanya ada di wilayah ini dan tidak terdapat di daerah lain di dunia adalah Komodo.

Komodo Flores

(33)

Kus-Kus NTT

Burung Timor

(34)

Babi Hutan

Timor Predator

(35)

Kuda Sumba kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 459.972 jiwa dan terendah di kabupaten Sumba tengah sebanyak 82.678 jiwa.

2. Pertumbuhan Penduduk

(36)

Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa pertumbuhan penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2009 adalah 4,5 juta orang, pada tahun 2010 ialah 4,6 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 4,7 juta jiwa. Seiring bertambahnya waktu penduduk Provinsi NTT semakin banyak terlihat pada diagram batang di atass pada tahun 2012 penduduk NTT bertambah menjadi 4,8 juta jiwa. Dan di tahun selanjutnya yaitu pada tahun 2013 bertambah kembali menjadi 4,9 juta jiwa. Pada tahun-tahun selanjutnya penduduk yang ada dan tinggal di NTT semakin bertambah yaitu 5 juta jiwa. Perkiraan pada tahun-tahun selanjutnya sampai tahun-tahun 2020 jumlah penduduk mencapai 5,5 juta jiwa.

(37)

4. Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Provinsi NTT tahun 2012 berjumlah 4.899.260 jiwa terdiri dari 2.428.626 laki-laki dan 4.470.634 perempuan, dimana ± 85,9% nya berada di pedesaan.

Mata pencaharian penduduk Nusa Tenggara Timur pada umumnya adalah di bidang Pertanian Lahan Kering. Karena Musim Hujan berlangsung relative singkat, hanya 3-4 bulan setiap tahunnya

5. Rasio Jenis kelamin

Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk berjenis kelamin perempuan, yakni laki-laki berjumlah 2.502.576 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 4.986.045 jiwa.

Secara rinci jumlah penduduk per kabupaten/kota tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Kode

1 5301 Kupang 201.891 193.366 395.257 24 177

2 5302

Tengah Utara 125.063 122.753 247.816 24 174

4 5304 Belu 110.147 107.809 217.956 12 81

5 5305 Alor 102.896 104.530 207.426 17 175

6 5306 Flores Timur 134.879 141.972 276.851 19 253

7 5307 Sikka 150.587 161.057 311.644 21 160

8 5308 Ende 131.146 135.622 266.768 21 278

9 5309 Ngada 80.158 82.437 162.595 12 152

10 5310 Manggarai 156.830 158.884 315,714 11 162

11 5311 Sumba Timur 119.995 113.119 233.144 22 156

12 5312 Sumba Barat 73.630 69.149 142.779 6 74

13 5313 Lembata 62.263 68.839 131.102 9 144

14 5314 Rote Ndao 69.863 68.792 138.655 10 89

15 5315 Manggarai

Barat 127.516 125.980 253.496 10 121

(38)

17 5317 Sumba

Tengah 42.580 40.098 82.678 5 66

18 5318 Sumba Barat

Daya 156.744 144.018 300.762 11 131

19 5319 Manggarai

Timur 125.759 123.628 249.347 9 176

22 5371 Kota Kupang 223.804 210.471 434.275 6 51

TOTAL 2.502.576 2.483.469 4.986.045 288 3.010

Sumber data tabel : BPS-NTT Dalam angka 2009

6. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Nusa Tenggara Timur pada umumnya adalah di bidang Pertanian Lahan Kering. Karena Musim Hujan berlangsung relative singkat, hanya 3-4 bulan setiap tahunnya.

7. Budaya Khas

Rumah Adat

Nusa Tenggara Timur adalah provinsi Indonesia yang berada di tenggara Indonesia. Provinsi ini memiliki beberapa pulau, yaitu pulau Flores, pulau Sumba, pulau Timor, pulau Alor, pulau Lembata, pulau Rote, pulau Sabu, pulau Adonara, pulau Solor, pulau Komodo dan pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, Timor Barat. Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki 2 rumah adat yang unik dan menarik yaitu Mbaru Niang dan Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara.

Mbaru Niang

(39)

Rumah adat Mbaru Niang bentuknya seperti cone yang dibalik, yaitu kerucut menjulur ke bawah dan hampir menyentuh tanah. Strukturnya setinggi 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Atap rumah adat Nusa Tenggara Timur ini diisi oleh daun lontar yang ditutupi ijuk atau ilalang dan kerangka atap terbuat dari bambu sedangkan pilar rumah menggunakan kayu worok yang besar dan kuat.

Hebatnya rumah adat ini tidak memakai paku tetapi menggunakan tali rotan untuk mengikat konstruksi bangunan. Meski bangunannya tidak terlalu besar, setiap mbaru niang bisa diisi oleh enam sampai delapan keluarga.

(40)

tanaman pangan yang digunakan untuk bercocok tanam, seperti benih jagung, padi, dan kacang-kacangan. Tingkat keempat disebut lempa rae yaitu ruangan untuk stok pangan apabila terjadi gagal panen atau hasil panen kurang berhasil akibat kekeringan, dan tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat menaruh sesajian persembahan kepada leluhur.

Mbaru niang di Wae Rebo merupakan rumah adat warisan nenek moyang ratusan tahun yang lalu yang diturunkan terus menerus kepada keturunannya. Banyak Mbaru Niang yang mengalami kerusakan karena untuk memperbaikinya membutuhkan biaya yang banyak. Sampai akhirnya seorang arsitek dari Jakarta, yaitu Yoris Antar, dan kawan – kawannya yang sangat mengagumi rumah adat ini mengadakan gerakan untuk mengumpulkan dana bagi pelestarian dan perbaikan kembali rumah adat ini sehingga kini sudah berdiri 7 rumah kerucut mbaru niang yang nyaman untuk ditinggali dan bagus untuk dijadikan wisata.

(41)

Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara

Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara merupakan rumah adat yang berada di Desa Koanara, Kelimutu, Nusa Tenggara Timur. Seperti Mbaru Niang, Rumah adat ini juga memiliki karakteristik dan bentuk yang unik dan juga menarik karena desain atap yang khas yang terbuat dari ilalang dan hampir menyentuh tanah.

(42)

Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara yang berfungsi sebagai lumbung padi berbentuk panggung dan persegi empat. Pada bagian dasar rumah terdapat jejeran tumpukan batu yang membuat rumah lebih tinggi dari tanah. Dari jauh, rumah ini seperti tidak memiliki pintu masuk.

Bahasa Daerah

(43)

2. Bahasa Sumbawa 3. Bahasa Sumba 4. Bahasa Timor 5. Bahasa Tetun 6. Bahasa Rote 7. BahasA Solor 8. Bahasa Belu

Tarian Daerah

Tarian Caci-caci

Adalah ritual Penti Manggarai. Upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen yang satu ini dirayakan bersama-sama oleh seluruh warga desa. Bahkan ajang prosesi serupa juga dijadikan momentum reuni keluarga yang berasal dari suku Manggarai.

Ritus penti dimulai dengan acara berjalan kaki dari rumah adat menuju pusat kebun atau Lingko, yang ditandai dengan sebuah kayu Teno . Di sini, akan dilakukan upacara

(44)

menyanyikan lagu yang syairnya menceritakan kegembiraan dan penghormatan terhadap padi yang telah memberikan kehidupan. Ritual Barong Lodok yang pertama ini dilakukan

keluarga besar yang berasal dari rumah adat Gendang . Upacara serupa juga dilakukan keluarga besar dari rumah adat Tambor . Keduanya dipercaya sebagai cikal bakal suku Manggarai. Sebenarnya, ritual Barong Lodok juga disimbolkan untuk membagi tanah ulayat kepada seluruh anggota keluarga. Tanah yang bakal dibagikan itu mempunyai beragam perbedaan luas, tergantung status sosial. Pembagiannya disimbolkan dengan Moso, yakni sektor dalam Lingko yang diukur dengan jari tangan. Tanah tersebut dibagi berdasarkan garis yang mirip dengan jaring laba-laba.Tua Teno adalah satu-satunya orang yang memiliki otoritas membagi tanah tersebut Pasola, Tragedi Asmara di Padang Savana

Membedah pulau Sumba terbersit pesan Sumba adalah pulaunya para arwah. Di setiap sudut kota dan kampungnya tersimpan persembahan dan pujian para abdi. Nama Sumba atau Humba berasal dari nama ibu model Rambu Humba, istri kekasih hati Umbu Mandoku, salah satu peletak landasan suku-suku atas kabisu-kabisu Sumba. Dua pertiga penduduknya adalah pemeluk yang khusuk berbakti kepada arwah para leluhurnya, khususnya kepada bapak besar bersama, sang pengasal semua suku. Marapu menurut petunjuk dan perhitungan para Rato, Pemimpin Suku dan Imam agung para Merapu. Altar megalik dan batu kuburan keramat yang menghias setiap jantung kampung dan dusun (paraingu) adalah bukti pasti akan kepercayaan animisme itu. Sumba, pulau padang savana yang dipergagah kuda-kuda liar yang kuat yang tak kenal lelah menjelajah lorong, lembah dan pulau berbatu warisan leluhur. Binatang unggulan tingkatan mondial itu semakin merambah maraknya perang akbar pasola, perang melempar lembing kayu sambil memacu kuda, untuk menyambut putri nyale, si putri cantik yang menjelma diri dalam ujud cacing laut yang nikmat gurih.

Tarian Tradisional Dodakado

(45)

muda-mudi yang begitu riang bercengkrama dengan lompatan-lompatan kecil Diantara Jepitan-Jepitan Bilah Bambu Yang Senantiasa Digerakan. Bonet dipercaya sebagai salah satu khazanah budaya sastra lisan Suku Dawan, selain heta, tonis dan nu’u. Suku Dawan sendiri merupakan suku besar yang penduduknya tersebar Pulau Timor bagian barat, terutama di wilayah administrasi Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah Utara. Seperti pada umumnya tarian daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur semacam lego-lego di Alor atau Tari Gawi di Ende Pulau Flores, bonet juga ditarikan dengan membentuk lingkaran, dimana satu dengan lainnya saling bergandengan tangan dan berputar sambil melantunkan pantun dengan syair syair yang biasanya memiliki rima mengulang. Bentuk lingkaran dengan bergandengan tangan dipercaya oleh masyarakat Suku Dawan melambangkan persatuan dan kesatuan antara sub-suku Dawan, yaitu Amanatun, Amanuban, dan Mollo

Tarian Tradisional Likurai

(46)

Tari Likurai ini berasal dari Kabupaten Belu. Tarian Likurai dahulunya merupakan tarian perang, yaitu tarian yang ditarikan ketika menyambut atau menyongsong para pahlawan yang pulang dari medan perang. Konon ketika para pahlawan yang pulang dari medan perang dengan membawa kepala musuh yang telah dipenggal (sebagai bukti keperkasaan). Maka para feto (wanita) cantik atau gadis-gadis cantik terutama mereka yang berdarah bangsawan menjemput para Meo (pahlawan) dengan membawakan tarian Likurai dan didampingi beberapa mane (laki-laki) sambil menari (haksoke) membawa pedang. Likurai itu sendiri dari bahasa Tetun (suku yang ada di Belu) mempunyai arti menguasai bumi. Liku artinya

(47)

ditanah dan ditendang sebagai tanda penghinaan dan kemudian diletakkan di atas altar persembahan terbuat dari susunan batu yang disebut Ksadan dengan upacara adat (mantra). Sekarang tarian Likurai digunakan untuk menjemput para pejabat/tamu atau acara-acara hiburan lainnya dan menjadi tarian yang paling terkenal dari Kabupaten Belu.

Senjata Tradisional

Sundu

Senjata tradisional menyerupai Keris, berbentuk lurus dan pegangannya menyerupai bentuk sayap burung. Ada pula motif horizontal melingkar pada sarung Sundu.

Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris. Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat.

(48)

Kabeala (https://storyaboutsumba.wordpress.com)

(49)

Kelengkapan busana adat Sumba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Jawa. Kalau di Jawa busana adatnya dengan keris yang diselipkan di pinggang bagian belakang. Sementara di Sumba, busana adatnya dengan parang yang diselipkan di pinggang bagian samping.

(50)

Alat Musik Tradisional

Jenis alat musik tradisional kerakyatan Nusa Tenggara Timur dapat dijumpai di wilayah Kabupaten Flores, Kabupaten Sumba, Kabupaten Rote, Kabupaten Sabu, Kabupaten Ngada, Kabupaten Alor, Kabupaten Sikka, Kabupaten TTS (timur tengah selatan) maupun TTU (timur tengah utara). Masing-masing jenis kesenian alat musik tradisional tersebut memiliki kekhususan, keunikan dan karakteritas tersendiri, yang mencerminkan kehidupan dan kepribadian masyarakatnya tersendiri.

Sasando

Sasando (https://stresseffect.wordpress.com)

(51)

Sasando Elektrik (http://www.kaskus.co.id)

Dari ujung ke ujung daun tersebut terlentang potongan bambu yang terlihat sebagai garis tengah bundaran, yang di letakan ganjalan di tengahnya untuk mengikat atau meletakan dawai atau senar, nada yang dihasilkan akan berbeda yang dipengaruhi oleh ganjalan. Meski sesando hampir sama dengan alat musik petik lainnya, namun sesando memiliki keunikan sendiri dengan musik atau nada yang bervariasi, sebab sesando memiliki senar yang banyak, mulai dari 28, 56 dan 84 dawai atau senar

Pitung Ong

Pitung Ong (http://www.indonesiaheritage.org)

Alat Musik ini berasal dari Alor, terbuat dari kayu dan bambu. Alat musik ini secara lengkap mewakili bagian dari gong asli (perunggu). Pitung ong biasanya dimainkan di ladang sebagai ungkapan rasa bahagia setelah menyelesaikan kegiatan berkebun secara gotong royong, misalnya sehabis tanam dan selesai panen. permainan alat musik ini juga sering diselingi dengan tarian untuk membuat semarak suasana.

(52)

Edang / Ti / Harabili (http://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu, dengan panjang 20,5 cm dan lebar 2 cm. Alat musik jenis harpa mulut, terbuat dari belahan bambu yang tipis. Bagian tengah belahan terdapat lidah sebagai sumber bunyi. Pangkal lidah dipasang tali yang berfungsi untuk menggetarkan bagian lidah apabila ditarik ke arah kanan. Edang biasa dimainkan oleh para petani saat waktu senggang ketika di sawah.

Kediding (Adiding)

Kediding (Adiding) - (http://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini berasal dari Alor, terbuat dari bambu. kediding termasuk dalam kelompok alat musik petik. Di sebelah kanan dan kiri lubang resonansi terdapat masing-masing 3 buah dawai. Alat musik ini sangat populer bagi masyarakat Kabupaten Alor yang berprofesi sebagai petani ladang. Mereka memainkan kediding saat menjaga ladang pada malam hari dan untuk menghilangkan rasa sepi.

Tambur Terompet (Bi)

(53)

Mendut

Alat musik dari bamboo, petik atau dipukul dengan menggunakan sepotong kayu yang berukuran kecil, berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang berumur 1,5 tahun, panjangnya kira-kira 40m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi. Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengan batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.

Makanan Khas

Kolo

(54)

bumbu masakan dimasukkan kedalam bamboo. Setelah itu, pada bagian ujung atau mulut ditutup dengan daun pisang. Lalu, dibakar sampai matang berkisar setengah jam lamanya.

Nasi Bambu atau Kolo ini menurut dua mahasiswa ini, biasanya digunakan untuk makan bersama saat pesta adat penti atau syukuran panen. Selain itu juga penti biasanya menjadi menu utama pada acara syukuran di setiap awal pergantian tahun. Upacara Penti merupakan ritual sebagai ungkapan rasa syukur atas panen, serta kehidupan, yang telah dilalui selama satu tahun terakhir. Upacara ini juga sebagai ungkapan mohon perlindungan serta keharmonisan untuk kehidupan yang akan datang. Upacara Penti biasanya dilakukan saat dimulainya kegiatan bercocok tanam atau berladang. Kegiatan ini adalah kewajiban turun-temurun, yang haru dijalankan sebagai wahana rasa syukur, berkumpulnya keluarga besar, serta pemberkatan terhadap kelestarian alam sekitar. Upacara Penti dilaksanakan setiap bulan Oktober atau November. Biasanya upacara ini jatuh pada pertengahan bulan tersebut dan diisi dengan upacara adat, pemberkatan, serta atraksi budaya yang sangat unik.

Moke

(55)

hitam. Warnanya seperti air putih dan agak kuning. Ini adalah hasil sulingan dari moke putih. Moke putih disuling di Kuwu tua (saung penyulingan tuak dalam bahasa Nagekeo). Orang Flores selalu menikmati moke bila ada pesta. Tidak ada pesta tanpa tuak/moke. Tuak sudah menyatu dengan pesta. Makan daging tanpa tuak terasa hambar dan kurang.

Jagung Caternang

Catemak jagung adalah makanan khas Nusa Tenggara Timur. Catemak jagung adalah makanan penutup yang terbuat dari jagung, labu lilin, dan kacang hijau yang dimasak dengan bumbu masak penyedap rasa. Tidak seperti warnanya yang manis seperti kolak, catemak rasanya asin. Sambal Ikan Teri: Di daerah Ntt ikan teri cukup populer sehingga dijadikan makanan yang cukup familiar. Cara membuat makanan yang satu ini juga tidaklah susah. Pertama tama panaskan minyak lalu masukkan lengkuas dan daun jeruk kamudian masukkan ikan teri tambahkan garam lalu aduk hingga kering. Sebenarnya resep paten untuk membuat makanan ini tidak ada karena cara membuatnya bisa dikreasikan dan disesuaikan dengan selera masing masing.

Jagung Bose

(56)

disajikan sendirian. Jagung bose biasanya dimakan bersama daging se’i, karmanaci, dan lawar ikan. Lawar ikan dibuat dari teri segar yang direndam dengan cuka selama 10 menit, yang kemudian dibumbui dengan bawang merah, garam, dan perasan jeruk nipis.

Se’i, daging asap khas Nusa Tenggara Timur

Jika berkunjung ke Kupang, kurang lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner khas ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut. Selain dikenal memiliki lansekap-lansekap yang indah, kota di pesisir Teluk Kupang ini juga dikenal dengan keragaman kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Sebut saja daging se’i. Daging se’i adalah daging (sapi atau babi) yang dibumbui dan diasap agar dapat disimpan lebih lama. Kata se’i berasal dari bahasa Pulau Rote yang berarti daging tipis yang diiris memanjang. Sebelum disajikan, daging se’i dapat diolah kembali sesuai dengan selera.

Daging se’i sepintas memang mirip daging asap ala barat, seperti ham, namun dengan cita rasa yang berbeda. Proses pembuatan se’i terbilang sangat tradisional karena masih menggunakan bara api yang berasal dari arang dan daun kesambi.

Kesambi atau kosambi adalah pohon yang bisa tumbuh di daerah kering dan termasuk kerabat dekat rambutan karena tergolong suku Sapindaceae. Proses pengasapan diawali dengan mengiris daging memanjang dan melumurinya dengan garam. Kemudian digantung untuk mengeringkan kandungan air atau darah di dalam daging selama beberapa jam. Sementara itu, daun kesambi digunakan sebagai penyaring panas dan asap yang berlebihan. Inilah yang membuat aroma dan warna daging tetap terjaga.

Pakaian Tradisional

(57)

ciri-tata kehidupan adat yang berbeda pula. Di Pulau Timor misalnya didiami oleh suku bangsa : Atoni atau Dawan, Tetun (Belu), Buna, dan Kemak. Suku bangsa Kisar di Pulau Kisar, suku bangsa Alor di Pulau Alor dan suku bangsa solor di Pulau Sokor. Selain itu terdapat suku bangsa Helong di Pulau Semau, suku Sabu di pulau Sabu, suku Sumba di Pulau Sumba, suku Rote di Pulau Rote, serta suku bangsa Manggarai, Ngada, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka di Pulau Flores.

Pakaian Adat

Pria Rote

Ti’i langga, yaitu penutup kepala yang berbentuk mirip dengan topi sombrero dari Meksiko. Ti’i langga terbuat dari daun lontar yang dikeringkan. Karena sifat alami daun lontar yang makin lama makin kering, maka ti’i langga pun akan berubah warna dari kekuningan menjadi makin cokelat. Bagian yang meruncing pada topi tersebut makin lama tidak akan tegak, tetapi cenderung miring dan sulit untuk ditegakkan kembali. Konon hal tersebut melambangkan sifat asli orang Rote yang cenderung keras. Selain itu, ti’i langga juga merupakan simbol kepercayaan diri dan wibawa pemakainya.

Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian tradisional untuk pria Rote. Tetapi pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat menarikan tarian tradisonal foti, perempuan menggunakan penutup kapala ini.

(58)

Baju adat rote berupa kemeja berlengan panjang berwarna putih polos. Tubuh bagian bawah ditutupi oleh sarung tenun berwarna gelap, kain ini menjuntai hingga menutupi setengah betis. Motif dari kain ini bermacam-macam, bisa berupa binatang, tumbuhan yang ada tersebar di di kawasan Nusa Tenggara Timur. Dari motif yang nampak dari kain tenun tersebut dapat dilihat daerah asal pembuatan kain tenun tersebut.

Accesories

(59)

Sehelai selendang menempel pada bahunya. Rambut disanggul dan memakai hiasan berbentuk bulan sabit dengan tiga buah bintang. Hiasan tersebut disebut bulak molik. Bulan molik artinya bulan baru. Hiasan ini terbuat biasanya terbuat dari emas, perak, kuningan, atau perunggu yang ditempa dan dipipihkan, kemudian dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai bulan sabit.

Selain itu, Aksesoris lainnya adalah gelang, anting, kalung susun (habas), dan pending. Kalung susun atau habas terbuat dari emas atau perak yang merupakan warisan turun-temurun dari sebuah keluarga suku Rote. Terkadang, ada yang menanggap bahwa habas merupakan benda keramat yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Selain habas, aksesoris lainnya adalah pending. Pending merupakan perhiasan yang terbuat dari kuningan, tembaga, perak dan emas dan biasa dipakai di bagian pinggang. Motif yang sering muncul sebagai hiasan pending adalah motif bunga atau hewan unggas.

Pakaian Adat Wanita Rote

(60)

Pakaian Adat Pria Sabu

Baju adat Pria Sabu berupa ikat kepala, kemeja berlengan panjang berwarna putih polos. Tubuh bagian bawah ditutupi oleh sarung tenun dan sehelai kain tenun berukuran kecil diselempangkan di bagian bahu.

Pakaian Adat Wanita Sabu

Biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagian bawahnya mengenakan kain tenun dua kali lilitan dan tanpa asesories.

Pakaian Pengantin Sabu

(61)
(62)

 Selendang yang digunakan pada bahu pria

 Destar pengikat kepala sebagai lambang kebesaran/kehormatan disertai dengan mahkota kepala pria yang terdiri dari tiga tiang terbuat dari emas.

 Kalung mutisalak yaitu sebagai mas kawin dengan liontin gong.

 Sepasang gelang emas

 Ikat pinggang/sabuk yang memiliki 2 kantong pengganti dompet/tas

 Habas/perhiasan leher terbuat dari emas

Pakaian Pengantin Wanita

 Sarung wanita yang diikat bersusun dua pada pinggul dan sedada

 Pending (ikat pinggang terbuat dari emas).Gelang emas dan gading yang dipakai pada upacara adat/perkawinan

(63)

 Mahkota kepala wanita dan tusuk konde berbentuk uang koin/sovren/ uang emas pada zaman dahulu

 Anting/giwang emas bermata putih/berlian

 Sanggul wanita berbentuk bulat diatas/puncak kepala wanita

Pakaian Adat Suku Helong

Helong atau Halong sebuah suku yang mendiami pulau Semau atau pulau Timau. Suku Helong berasal dari Pulau Ambon. Helong sebenarnya berasal dari kata Halong, yang oleh orang yang tinggal disana susah untuk menyebutkan kata Halong dan lebih senang menyebutkannya menjadi Helong. Helong atau Halong adalah sebuah pulau di Ambon (Maluku) tempat dimana Suku Helong berasal.

Pakaian Adat Pria Helong

 Selimut Helong besar diikat pada pinggang ditambah dengan selimut kecil

(64)

 Destar pengikat kepala

 Muti leher atau habas

Pakaian Adat Wanita Helong

 Sarung diikat pada pinggang ditutup dengan selendang penutup

 Pending/ikat pinggang emas

 Kebaya Wanita

 Muti salak/muti leher dengan mainan berbentuk bulan

 Perhiasan kepala bulan sabit/bula molik

 Giwang (karabu)

(65)

Pakaian Adat Pria Amarasi

 Selimut besar pria diikat pada pinggang ditambah dengan selimut penutup dan selendang

 Ikat pinggang pria

 Kemeja pria (baju bodo)

 Kalung habas emas berbandul gong

 Muti salak

 Ikat kepala atau destar dikombinasi dengan hiasan tiara

 Gelang Timor 2 buah

Pakaian Adat Wanita Amarasi

 Sarung diikat pada pinggang

 Selendang penutup dan pending

(66)

 Kalung muti salak, habas dan gong (liontin)

 Hiasan kepala bulan sabit

 Tusuk konde koin 3 buah dan sisir emas

 Giwang (karabu)

 Gelang kepala ular 2 buah (sepasang)

Upacara Adat

Upacara Adat Reba diselenggarakan khususnya di beberapa daerah di Kabupaten Ngada, NTT . Reba merupakan upacara adat yang bertujuan untuk melakukan penghormatan dan ucapan rasa terima kasih terhadap jasa para leluhur.

Upacara ini diadakan setiap tahun baru tepatnya di bulan Januari atau Februari dengan hidangan utama berupa ubi. Bagi warga Ngada ubi diagungkan sebagai sumber makanan yang tidak pernah habis disediakan oleh bumi.

Upacara adat ini melibatkan beberapa kecamatan, yaitu Aimere, Bajawa, Mataloko, Jerebu`u dan So`a. Masing-masing kecamatan akan bergiliran menjadi tuan rumah setiap tahunnya.

(67)

Upacara adat Reba biasanya diselenggarakan selama tiga sampai empat hari. Sebelum upacara tari-tarian dan nyanyian diadakan misa inkulturasi di gereja yang dipimpin seorang pater atau romo. Upacara ini memang memadukan unsur adat dengan agama.

Saat upacara, kita dapat melihat beberapa desa tradisional yang menampilkan bongkahan batu-batu berdiri. Saat berada di sana, kita seakan berada di tengah-tengah masyarakat dari zaman batu.

Tempat Wisata

Pantai Lasiana

Pantai Lasiana

Pantai Lasiana adalah pantai unggulan di Kupang. Pantai ini mempunyai pasir putih dan hanparan batu karang yang ada di tepi pantai. Di sekeliling Pantai Lasiana terdapat pohon kelapa. Dapat dikatakan Pantai Laksana merupakan Brazilnya Indonesia. Pantai Lasiana sangat cocok bagi anda yang ingin berlibur menghabiskan waktu luang bersama keluarga.

(68)

Pantai Pasir Panjang memliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Air pantai ini berwarna biru cerah dan agak kehijauan. Pantai ini dikelilingi karang yang besar. Disebut Pasir Panjang karena pasir di sekitar pantai ini panjang dan luas.

Pulau Komodo

Pulau Komodo

(69)

Pantai Timor

Pantai Timor

Pantai Timor ini tak jauh dari Kampung Solor. Jika anda ingin menikmati pemandangan Pantai Timor, anda cukup membayar Rp. 1000 sudah dapat menikmati keunikan lumut yang tumbuh liar di batu karang dan memberikan kesan misterius. Pantai ini mempunyai pemandangan matahari terbenam yang sangat indah.

Pantai Tablolong

Pantai Tablolong

(70)

Pantai Neam

Pantai Neam

Pantai Neam lebih cocok disebut pantai tanpa nama. Perlu banyak waktu untuk bisa menemukan lokasi pantai ini, kurang lebih sekitar 3 jam dan cukup menguras banyak tenaga. Perjalanan menuju pantai ini, anda harus melewati hutan belantara. Pasir di Pantai Neam mirip seperti pasir gurun Sahara dengan versi pantai. Keindahan pantai ini terletak pada ombaknya dan panorama sunset yang menutup gunung karang.

Pulau Kera

Pulau Kera

Pulau Kera terletak di tengah laut luas dan dapat anda lihat dari tepi pantai Kupang. Anda harus menggunakan perahu nelayan untuk sampai di Pulau ini, dengan lama waktu perjalanan sekitar 1 jam.

Di Pulau Kera terdapat pasir putih dengan campuran merah karang yang terpadu warna air laut yang biru sedikit kehijauan dan keungunan.

(71)

Pulau Semau

Pulau Semau memiliki pantai yang berpasir putih dan suasana yang cukup mistis. Di Pulau Semau terdapat mata air yang berbentuk kolam dan dikelilingi oleh pepohonan. Anda bisa mandi atau sekedar berendam di kolam mata air ini untuk merasakan kesegaran airnya.

Pantai Kolbano

Pantai Kolbano

Pantai Kolbano dipenuhi bebatuan. Yang paling menarik dari pantai ini adalah tidak ada pasir terhampar di pantai ini. Hanya ada bebatuan yang berwarna warni di sepanjang tepi pantai ini. Untuk menuju lokasi pantai, anda harus menempuh perjalanan dengan lama waktu sekitar 4 jam dari Kupang lalu melewati Timor Selatan.

(72)

Air Terjun Oenesu

Air Terjun Oenesu ternyata juga mempuyai objek wisata air terjun yang sangat cantik. Air terjun ini sangat unik karena memiliki batuan yang mirip singa dan mulut gorila. Suasana di lokasi air terjun sangat sejuk karena dipenuhi banyak pepohonan.

Air Terjun Oehala

Air Terjun Oehala

(73)

mau ketinggalan menikmati keindahan air terjun ini dengan airnya yang sangatsegar.

Danau Kelimutu

Danau Kelimutu adalah danau kawah yang berlokasi di puncak Gunung Kelimutu (gunung berapi) yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Gunung ini berlokasi di Desa Pemo, Kelimutu, Kabupaten Ende. Danau ini dikenal dengan Danau Tiga Warna karena mempunyai 3 warna yang berbeda, yakni merah, biru, dan putih.

ANALISIS POTENSI

Sumber Daya Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

(74)

Kebudayaan di Nusa Tenggara Timur masih di lestarikan oleh masyarakat di daerah tersebut. Salah satu contohnya adalah kebiasaan masyarakat Kupang yang masih menjalankan tradisi Manggarai, yaitu upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen yang satu ini dirayakan bersama-sama oleh seluruh warga desa. Bahkan ajang prosesi serupa dijadikan momentum reuni kecil keluarga. Pernikahan di NTT juga masih sangat kental oleh adat istiadat daerah setempat. Dan yang paling penting yang perlu di jaga dan dilestarikan dari kebudayaan Nusa Tenggara Timur salah satunya adalah alat music Sasando, istilah sasando sering disebut sasandu yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi, sedangkan di Kupang disebut Sasando. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik, hampir sama dengan kecapi dan gitar. Bahan pembuat sasando secara keseluruhan terbuat dari pohon daun lontar, yang dilengkungkan setengah lingkaran yang berfungsi sebagai resonansi.

KESIMPULAN DAN SARAN

(75)

di Luar Kawasan Hutan seperti Kebun,Ladang,Sawah,dan Tegalan lebih banyak persentasenya daripada Kawasan Hutan.

Kondisi Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur bila di lihat dari Kepadatan Penduduk persentasenya menurun, sedangkan bila di lihat dari Angka Pertumbuhan Penduduk, persentasenya mengalami penaikan yang bertahap dan teratur.Mata Pencaharian Penduduk Nusa Tenggara Timur masih di domasi oleh para Petani. Dan Budaya Khas mereka seperti Tari Tradisional,Makanan Khas,Musik Tradisional,Bahasa yang di gunakan sehari-hari, dan lainnya masih tetpa di jaga dan di lestarikan oleh penduduk asli Nusa Tenggara Timur. Pembuktiannya bisa di lihat bahwa di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih banyak suku-suku terdalam dan terpencil yang masih memegang kepercayaan adat dan istiadat Seuku dan daerah yang mereka diami.

(76)

DAFTAR PUSTAKA

http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2015/06/senjata-tradisional-nusa-tenggara-timur.html http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2015/02/alat-musik-tradisional-nusa-tenggara.html

http://www.suarawajarfm.com/2015/08/31/5925/makanan-khas-ntt.html

http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2014/06/pakaian-adat-nusa-tenggara-timur.html

(http://www.kemendagri.go.id)

http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Nusa-Tenggara-Timur/Seni-Budaya/Upacara-Adat-Nuansa-Rohani

http://masdonie.blogspot.co.id/2014/11/12-tempat-wisata-yang-terkenal-di-nusa-tenggara-timur.html

(http://archive.kaskus.co.id)

http://m.inilah.com/news/detail/1799959/wow-jumlah-penduduk-ntt-kedua-terbesar-di-intim

http://m.inilah.com/news/detail/1799959/wow-jumlah-penduduk-ntt-kedua-terbesar-di-intim

http://akageo12.blogspot.co.id/2013/05/potensi-panas-bumi-propinsi-ntt.html

(77)

Gambar

Gambar 1.1 peta Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 1.2 Nusa Tenggara Timur dilihat melalui Google Maps

Referensi

Dokumen terkait

1) Pendataan Sasaran Ibu Hamil (Baseline data); 2) Perencanaan kebutuhan tablet Fe (zat besi); 3) Pengadaan dan pendistrubusian tablet Fe; 4) Penggandaan Buku Pedoman dan Juknis;

 Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha

Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit yang merupakan proses kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi

Hasil jawaban per item pernyataan pada variabel pola menstruasi yang sebagian besar dijawab ya oleh responden adalah pernyataan tentang responden merasa gemetar saat haid

Rumah Sakit Daerah adalah rumah sakit “Mardi Waluyo” milik Pemerintah Kota Blitar yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk semua jenis penyakit

Kapal laut Malaysia melakukan pengejaran terhadap kapal Indonesia (KM Wahyu dan KM Irwan). Strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan konfik Ambalat saat ini adalah dengan

Berdasarkan teori bahwa tunanetra dapat meningkatkan kesuksesan bepergian ke tempat asing dan fakta bahwa peran komunitas sangat kuat di antara tunanetra,

Leukemia, berasal dari bahasa Yunani, leukos yang berarti putih dan haima yang berarti darah, adalah kanker darah ataupun bone marrow yang ditandai