ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT
DAN INSTRUMENT DERIVATIF PADA Bank Permata Tbk
Nanda Aulia Putri
Universitas Trilogi
1. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki banyak risiko dalam setiap
kegiatan transaksinya. Klasifikasi risiko yang sering dahadapi oleh bank
diantaranya adalah risiko kredit,risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko
operasional. Risiko kredit adalah eksposur yang timbul sebagai akibat
kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko ini
timbul sebagai akibat dari kinerja satu atau lebih debitur yang buruk.Kinerja
yang buruk dapat berasal dari ketidak mampuan debitur untuk
memenuhisebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati
bersama.Menurut PBI No 5/8/2003, risiko adalah potensi terjadinya suatu
peristiwa yang dapatmenimbulkan kerugian bagi bank Adanya risiko-risiko yang
dihadapi Bank inilah yang menjadi tolak ukur dalam tingkat kinerja Bank untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko. Risiko yang diterima oleh sebuah bank diakibatkan
terjadinya sebuah atau serangkaian peristiwa bersifat negatif dan tidak
diinginkan terjadi yang dapat mengakibatkan kegagalan atau kerugian dan
bukannya menguntungkan bank. Risiko terkait dengan aktivitas perbankan,
tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi.dengan menggunakan instrumen
derivatif. Oleh karena itu, Bank menggunakan instrument derivatif untuk meminimalisir
kemungkinan risiko yang akan terjadi, khususnya pada Bank Permata Tbk
2. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis instrument derivative
untuk mengatasi risiko kredit. Dengan mengetahui risiko yang kemungkinan akan terjadi
instrumen derivatif yang tepat untuk meminimalisasi risiko-risiko yang akan terjadi dan
dapat mengurangi kerugian perusahaan.
3. Pembahasan
3.1 Faktor Bank Dalam Memberi Kredit
Dalam meminjamkan uang bank harus mempertimbangkan banyak
faktor seperti suku bunga, inflasi, PDB danpertumbuhan kredit dan juga
kondisi kinerja bank seperti Net Interest Margin (NIM),Non Performing
Loan (NPL) dan kemampuan pendanaan bank. Bank akan sulit
berkembang ketika pertumbuhan kredit terus menurun, seiring
perbankan yang berpengalaman di Indonesia dari tahun 2015 sampai
2017. Pada tahun 2015, pertumbuhan pinjaman perbankan di Indonesia
berada di 10,44% dan pertumbuhannya dari tahun 2015 ke tahun 2017
mengalami penurunan. menjadi 8,24% .Penurunan pertumbuhan kredit
tersebut disebabkan secara tidak langsung oleh peningkatan kredit
bermasalah (non performing loan / NPL).
3.2 Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah credit risk yaitu : risiko yang timbul
akibat debitur yang gagal dalam memenuhi kewajiban untuk membayar
angsuran pokok ataupun bunga yang telah disepakati dalam perjanjian
kredit, di samping risiko suku bunga, risiko kredit merupakan salah satu
risiko utama dalam pelaksanaan pemberian kredit bank dan hal ini juga
akan berpengaruh terhadap kolektibilitas kredit.
Dalam kasus Indonesia, bahwa rasio NPL bank di Indonesiadari
tahun 2015 sampai 2017 telah meningkat. Pada tahun 2015 rasio NPL
sekitar 2,3% sedangkan pada tahun 2017 rasio NPL telah meningkat
menjadi 3,09%. Menurut peraturan Bank Indonesia, jika bank NPL terus
meningkat, bank wajib meningkatkan cadangan aset produktifnya untuk
mengatasi risiko kredit.Penambahan cadangan akan mengurangi kemampuan
profitabilitas dan kesehatan bank. Kondisi yang menyebabkan adanya
risiko kredit, antara lain:
a. Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau
obligasi (surathutang) yang dibeli bank tidak terbayar.
b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat didalamnya bisa
melalui pihaklain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada
kontrak derivatif.
c. Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan
produk derivatif.(Ghozali, 2007:12).
Kondisi yang lebih baik dialami PT Bank Permata Tbk. Tingkat
NPLgross Bank tersebut sempat mencapai 8,83% pada 2016 yang
sebelumnya hanya 2,7%, namun berhasil turun menjadi 4,7% pada
2016. Sedangkan NPL nett turun dari 2,24 persen ditahun 2016 menjadi
1,8 persen di 2017. Dengan pencapaian tersebut, Bank pun melakukan recovery
untuk membenahi kredit bermasalah menggunakan upaya restrukturisasi dan
likuiditas
3.3 Derivatif dan Sekuritas
Risiko kredit yang timbul dari transaksi derivatif dan sekuritas
dikelola sebagai bagian dari keseluruhan limit kredit yang diberikan.
Jumlah risikokredit yang diperhitungkan adalah nilai wajar dalam
kontrak yang positif saat ini ditambah dengan eksposur yang mungkin
akan timbul akibat pergerakan pasar dimasa yang akan datang.
3.4 Special Asset Management (SAM) dan Collections
Permata Bank telah membentuk divisi khusus pemulihan kredit
bermasalahyang disebut SAM dan Collections. Unit tersebut terfokus
dalam penyelesaian rekening bermasalah melalui penagihan, pengambil
alihan agunan, restrukturisasi, menjual aset kredit, dan litigasi, serta
pandang organisasi, aktiva yang bermasalah dikelola secara terpisah dari
unit Bisnis.
3.5 Risiko Pasar
PT. Bank Permata Tbk. menghadapi risiko pasar dari
transaksi yang dilakukan oleh para nasabah dan posisi terbuka yang
dimiliki Bank.Permata. Bank mengukur risiko potensi kerugian yang
dapat dihasilkan dari kemungkinan terjadinya pergerakan yang kurang
menguntungkan dalam suku bunga, harga dan volatilitas pasar dengan
menggunakan metodologi VaR. UnitBasel dan Risiko Pasar melengkapi
pengukuran VaR dengan stress test, pemeriksaan off market rate, limit
sensitivitas, limit Management ActionTrigger, dan limit posisi baik
untuk portofolio trading dan banking book.
3.6 Pengelolaan Risiko Pasar,
Pengelolaan risiko pasar didukung oleh kerangka limit dan
kebijakan yang komprehensif untuk mengontrol risiko yang
dapatditerima oleh Bank. Limit risiko pasar dialokasikan pada berbagai
tingkatandan dipantau oleh unit Market Risk secara harian.
4. Rekomendasi
A. PT. Bank Permata Tbk tetap harus mengawasi dan menjaga tingkat
kecukupan dana agar tidak terjadi “run on a bank” atau “bank rush” dengan mengawasi BOPO dan NPL agar terus menurun. Karena jika
BOPO dan NPL meningkatmaka ROA akan menurun.
B. PT. Bank Permata Tbk yang tergolong Bank sehat, hal ini tidak menjadi
masalah,
bahkan malah harus jadi pacuan untuk terus meningkatkan pelayan kepada
nasabah sehingga rasio keuangan juga meningkat, misalnya dengan
C. Mempertahankan pencapaian hasil dari proses manajemen risiko
perbankan dalam mengendalikan risiko kredit dan penyelesaian
kredit bermasalah yang dilakukan.
D. Menggiatkan pemberian kredit yang lebih terfokus pada debitur yang
dinilai memiliki kemampuan dalam mengendalikan kredit, dapat dilihat
dari prinsip pemberian kredit yang terpenuhi dengan baik, pada saat terjadi
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
5. Kesimpulan
Efektifitas proses manajemen risiko perbankan dalam mengelola risiko
kredit dapat dilihat dari upaya yang dilakukan saat mengendalikan risiko
kredit dan tingkat NPL sebagai hasil dari pencapaian upaya pengendalian
risiko kredit. Proses manajemen risiko perbankan saat mengendalikan risiko
kredit dilakukan dengan beberapa upaya pengendalian risiko kredit & telah
sesuai dengan teknik identifikasi risiko, dimensi pengukuran dan evaluasi
risiko, dan alternatif pengelolaan risiko, serta menghasilkan temuan-temuan
yaitu adanya analisis kredit yang tepat, adanya sumber daya manusia yang
berkompeten tinggi, adanya sistem informasi dan pengelolaan database yang
memadai.
Jika dilihat dari paparan diatas Bank Permata Tbk, sudah termasuk
kedalam bank yang dapat mengelola risiko kredit dilihat pada saat tahun 2016
NPLgross melonjak tajam namun bisa diatasi sehingga bank permata dianggap
siap dalam menghadapi risiko perbankan yang akan dihadapi. Namun bank
permata harus tetap waspada dan lebih memilih lagi debitur dalam pemberian
kredit sehingga dapat meminimalisasi risiko.
6. Daftar Pustaka
Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset P ricing Model (CAP M) and Arbitrage P ricing Theory (AP T) in
P redicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, F inance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189
Kisman, Z. Disappearing Dividend P henomenon: A Review of Theories and Evidence. Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
Azzahra, Latifa. 2017. Analisis P enerapan Manajemen Risiko Kredit dan Instrumen Derivatif pada Bank P ermata Tbk. Universitas Trilogi: Proposal Diterbitkan
Yuliana. 2017. Analisis P enerapan Manajemen Risiko Kredit dan Instrumen Derivatif pada Bank Maybank Indonesia Tbk. Universitas Trilogi:
Proposal Diterbitkan
KATADATA. 2017. Sejak 2012, P ertumbuhan kredit melambat : KATADATA. [Online] Tersedia :
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/11/29/sejak-2012-pertumbuhan-kredit-perbankan- melambat. doc. [22 April 2018]
Saeno. 2018. NP L Januari 2018: Kredit Turun, Laba Meningkat : Bisnis.com. [Online] Tersedia :
http://finansial.bisnis.com/read/20180303/90/745455/npl-januari-2018-kredit-turun- laba- meningkat. Doc. [22 April 2018]
TOP/Viva. 2017. Ini P enyebab NP L Naik Tahun 2016 : Moneter.co.id. [Online] Tersedia: http://moneter.co.id/51858/ini-penyebab-npl-permata-bank-naik-tahun-2016 . Doc. [22 April 2018]
Arieza, Ulfa. 2017. Kredit Macet Sudah 4,7%, Bank P ermata Terus Restrukturisasi dan Likuiditas Aset : OKEZONEFINANCE. [Online] Tersedia: