• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL DALAM BENTUK GAMBAR MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN METODE INDEX CARD MATCH (ICM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL DALAM BENTUK GAMBAR MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN METODE INDEX CARD MATCH (ICM)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL DALAM BENTUK GAMBAR MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DENGAN METODE INDEX

CARD MATCH (ICM)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TINGKAT NASIONAL 2015

OLEH

ZAINUDDIN, S.Pd., M.PFis

NIP. 19720504 200204 1 001

SMA NEGERI 1 BALAESANG

(2)
(3)

iii

ABSTRAK

Era di zaman sekarang ini, pendidikan merupakan suatu kebutuhan bangsa yang sangat mendasar dan harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maju mundurnya suatu bangsa dapat ditentukan oleh kemampuan bangsa itu sendiri dalam berinovasi untuk membangun bangsanya.

Selain itu, pendidikan juga merupakan wadah yang dapat dipandang sebagai pembentuk sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan berakhlak mulia seperti yang diterapkan dalam kurikulum 2013.

Model dan metode pembelajaran yang berbeda dapat menarik minat siswa, serta menyenangkan dari pembelajaran yang biasa dilakukan. Dengan penerapan Model

pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) sebagai pembelajaran

aktif. Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Pada pra-tindakan nilai rata-rata yang diperoleh siswa 72,00 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata diperoleh siswa 79,00 dengan nilai tertinggi 95. Sedangkan untuk tindakan pada siklus II nilai rata-rata diperoleh siswa 90,17 dengan nilai tertinggi 100 dan terndah 80. Hal ini memberikan hasil yang signifikan dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrohim.

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan memanjatkan segala puji syukur pada

Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang Allah SWT, serta dengan izin Allah SWT,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Pengembangan Keprofesionalan

Berkelanjutan yang berupa Makalah Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Dinamika Partikel dalam Bentuk

gambar Melaui Model Pembelajaran Jigsaw dengan Metode Index Card Match (ICM)” dapat terselesaikan dengan baik.

Terselesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan dari

berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu pendamping Diklat, akhirnya penulisan makalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis merasa

berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak

Dr. Amiruddin Kade, S.Si., M.Si, Bapak Idrus, S.Pd, SH, M.Pd, Drs. Udding, M.Pd dan Ibu

Endang,M.Pd, M.Ed serta seluruh Widya Iswara yang telah terlibat dalam kegiatan

pembimbingan Karya Tulis Ilmiah di LPMP Palu.

Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis haturkan kepada

Kepala SMA Negeri 1 Balaesang, rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Balaesang dan semua

pihak yang terkait dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang telah

memberikan sumbangsih saran dalam penyelesaian tulisan ini.

Kiranya Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat, dan semoga

segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak, mendapat

ganjaran dari Allah SWT, Amin.

(5)

v

1. Penegrtian Fisika dan Pembelajaran Fisika... 4

2. Hakekat Pemahaman Konsep... 5

2.2. Teori Variabel Tindakan ... 5

1.Srategi Pembelajaran... 5

3.Metode Pembelajaran Index Card Match (ICM)... 8

2.3. Hipotesis Tindakan... 9

BAB III. PEMBAHASAN DAN HASIL 3.1.Pembahasan... 10

3.1.1. Teknik dan Metode Pengumpulan Data...10

1.Teknik Pengumpulan Data...10

2.Teknik Analisa Data…...10

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Data hasil Pre-Test, Post-Test siklus I dan Post-Test siklus II... 12

Tabel 2

Kelompok asal berdasarkan nomor urut kartu soal untuk post-test... 13

Tabel 3

Kelompok Ahli berdasarkan Nomor kartu soal yang sama untuk Post-test 14

Tabel 4

Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil pre-test pada pra tindakan... 16

Tabel 5

Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil post-test siklus I... 16

Tabel 6

Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil pre-test siklus II... 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3 Desain Kelompok kerja Asal dan Ahli Siklus I dan Siklus II………... 10

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Diagram Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Pre-Test, Post-Test Siklus I dan Post-Test Siklus II... 10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... x Lampiran 2 Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan pra

tindakan...

xli Lampiran 3 Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I dan

Siklus II... xlii Lampiran 4 Penyelesaian soal Pre-Test dan Post-Test... xliv Lampiran 6 Foto Kegiatan Pembelajaran Pra Tindakan, Tindakan Siklus I dan

Tindakan Siklus II... xxix Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari Kepala SMA Negeri 1

Balaesang...

vlvii

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bangsa yang sangat mendasar dan

harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga guru dituntut untuk

berinovasi dalam pembelajaran untuk membangun bangsanya. Selain itu pendidikan

juga merupakan wadah yang dapat dipandang sebagai pembentuk sumber daya manusia

yang bermutu tinggi dan berakhlak mulia. Oleh karena itu pentingya penelitian ini

diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal, sesuai dengan tujuan dari kegiatan

pembelajaran

Model dan metode yang digunakan kurang tepat dalam menyampaikan materi

pelajaran, siswa pun menjadi kurang bergairah untuk memperhatikannya. Dengan

demikian, alhasil siswa kurang dapat menangkap dan memahami konsep materi dengan

baik. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa. Siswa yang kurang

mampu memahami suatu materi pembelajaran, maka siswa tersebut juga kurang mampu

dalam mengerjakan soal dalam bentuk gambar misalnya pada materi dinamika partikel.

Melalui pembaharuan model dan metode pembelajaran, diharapkan siswa termotivasi

untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas, dengan mudah dalam memahami betul

mata pelajaran, serta mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa yang dapat

memberikan hasil belajar atau prestasi belajar yang baik.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA-1

SMA Negeri 1 Balaesang, peneliti melakukan observasi terhadap kemampuan siswa

dalam menyelesaiakan soal fisika pada materi dinamika partikel dalam bentuk gambar

masih terdapat siswa kurang memahami konsep yang sebenarnya, sehingga hasil belajar

atau prestasi belajarnya masih rendah. Oleh karena masih rendahnya prestasi siswa maka

penenliti melaksanakan penelitian tentang model dan metode yang tepat serta

menyenangkan bagi siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan

maksimal, sehingga siswa mampu memahami materi yang disampaikan dan siswa juga

tidak merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah di atas, perlu dikembangkan model dan metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar dan aktivitas siswa dalam

memecahkan masalah. Salah satunya ialah penerapan Model pembelajaran Jigsaw

(8)

2

pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) merupakan metode

pengulangan (peninjauan kembali) materi, sehingga siswa dapat mengingat kembali

materi yang telah dipelajarinya.

Berdasarkan uraian di atas, masalah ini penting untuk diteliti sehingga peneliti

termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Pemahaman

Konsep Siswa Pada Materi Dinamika Partikel dalam bentuk gambar Melalaui Model

Pembelajaran Jigsaw Dengan Metode Index Card Match (ICM). Penelitian ini

dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Balaesang Tahun Ajaran

2015/2016.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat ditentukan

beberapa pokok permasalahan, yaitu:

1. Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan

metode Tipe Index Card Match (ICM) ?

2. Apakah Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM)

berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa dalam belajar fisika ?

3. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam meneyelesaikan soal

dinamika partikel dalam bentuk gambar setelah penerapan Model pembelajaran

Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitin tindakan kelas ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pelaksanaan penerapan Model pembelajaran Jigsaw dengan

metode Tipe Index Card Match (ICM).

2. Mengetahui pengaruh Model pembelajaran Jigsaw dengan metode Tipe Index Card

Match (ICM) terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa dalam belajar fisika.

3. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa dalam meneyelesaikan soal

dinamika partikel dalam bentuk gambar melalui penerapan Model pembelajaran

Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM).

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. SMA Negeri 1 Balaesang.

Dengan penelitian ini diharapkan SMA Negeri 1 Balaesang dapat lebih meningkatkan

(9)

3

pembelajaran yang dilakukan sehingga, pemahaman konsep siswa pada materi

pembelajaran yang baik dapat memberikan prestasi sekolah.

2. Guru.

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya,

melalui metode pembelajaran yang tepat dan menarik minat siswa dalam belajar,

Dapat berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya

sendiri dan tersus menerus melakukan perbaikan pada model atau metode

pembelajaran yang ingin dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Siswa.

1. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan

memahami konsep materi pembelajaran, demi meningkatkan hasil belajar atau

(10)

4

BAB II

KAJIAN TEORI

2. 1. TEORI VARIABEL MASALAH

1. Pengertian fisika dan pembelajaran fisika

Pengertian fisika adalah pelajaran tentang kejadian dalam alam yang

memungkinkan peneliti dengan eksperimen dapat menyajian secara sistematis dan

berdasarkan konsep-konsep umum yang dapat meberikan pemahaman yang lebih

mendasar. Moh. Amin (1987:50) mengemukakan kutipan pendapat Fisher menyatakan

bahwa IPA (fisika) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan.1

Menurut Sukarno (1973:60) mengatakan bahwa perkembangan fisika tidak

hanya terbatas pada fakta-fakta, tetapi juga diperoleh dengan mengguanakan metode

sikap ilmiah yang melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan

hipotesis dan penarikan suatu kesimpulan dan penemuan konsep.2

Menurut Eggen & Am, Kauchak ( 1998 ) Menjelaskan bahwa ada enam ciri

pembelajaran yang efektif, yaitu: 3

1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,

membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta

membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang

ditemukan.

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,

aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.

3. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam

menganalisis informasi.

4. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan

berpikir.

5. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya

mengajar guru.

1

Moh. Amin, 1987. Mengajarkan IPA dengan Metode Discovery dan Inquiri , Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, hlm. 50.

2

Sukarno, 1973. Dasar-dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bharata Karya Aksara, hal. 60.

3

(11)

5 2. Hakekat Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah konnitif dari

tujuan kegiatan belajar mengajar, aspek ini merupakan aspek yang sanagat penting,

bahkan dalam kegiatan pemebelajaran aspek ini sangat diutamakan. Konsep adalah ide

abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang

pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata, konsep merupakan

istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu objek.

Prinsip adalah generalisasi yang memuat konsep-konsep yang saling berkaitan.

Sedangkan teori adalah generalisai yang berisi prinsip-prinsip yang saling berkaitan

yang menjelaskan gejala.4

Sedangkan Suparwoto menyatakan bahwa produk dan sasaran sains adalah

berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori ilmiah. Berdasarkan hal ini pengajaran

khususnya fisika dirancang sedemikian rupa ditekankan pada penguasaan konsep.5

Menurut Moh.Amin (1988 : 97 ) bahwa pembentukan konsep dasar itu sangat perlu

sebagai landasan konsep-konsep yang lebih kompleks. Sehubungan pemahaman

konsep-konsep fisika Euwe Van den Breg yang diungkapkan oleh Prajoko menyatakan

salah satu sebab rendahnya hasil belajar fisika yang dicapai oleh peserta didik adalah

tidak dipahaminya konsep dan prinsip fisika, hal ini tidak hanya terjadi di Negara

Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah maju. Sedang R. Soegeng (1993 :

V) meyatakan salah satu penyebab sulitnya dipahami konsep fisika oleh peserta didik

adalah karena banyak sekali konsep fisika sifatnya abstrak, sehingga peserta didik dan

guru kesulitan untuk menalarnya. Akibatnya banyak sekali guru fisika yang mengambil

jalan pintas, langsung saja bekerja dengan rumus-rumus fisika tanpa pernah berusaha

untuk mempelajari falsafah yang mendasarnya.

2.2.TEORI VARIABEL TINDAKAN 1. Strategi Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan oleh seorang guru,

dikenal beberapa istilah yang memiliki kesamaan makna, sehingga seringkali guru

merasa bingung untuk membedakannya. Berikut ini akan dijabarkan beberapa pengertian

4

Susena,(1979). Hub. Antara Aktifitas belajar dan kemampuan Melakukan Praktikum Fisika dengan Penguasaan Konsep Fisika. Yogyakarta : Skripsi FPMIPA IKIP Yogyakarta) hal. 33

5

(12)

6

istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan

istilah dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru.6

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata

lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

2. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata

dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,

diantaranya:7

1. Demonstrasi.

2. Diskusi.

3. Laboratorium.

3. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:8

1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student

centered approach).

2. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher

centered approach).

4. Strategi pembelajaran.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke

dalamStrategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)

mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

6

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

7

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)

8

(13)

7

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan

sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan

selera masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang

paling efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan

dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersbut adalah:9

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan

profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang

dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan

teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria

dan ukuran baku keberhasilan.

2. Model Pembelajaran Jigsaw

Metode Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif. Siswa yang

memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bukan

gurunya. Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Eliot Aroson dan

kawan-kawan di Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan kawan-kawan-kawan-kawan di Universitas

John Hopkins (Trianto, 2010:73). Pembelajaran menggunakan Jigsaw melibatkan

semua peserta didik yang ada di kelas. Tujuan dari metode ini adalah mengembangkan

kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan materi. Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam metode jigsaw ini antara lain:10

Metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari

Universitas Texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui

metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6

siswa dengan karakteristik yang heterogen. Para anggota dari berbagai tim yang

9

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 10

(14)

8

berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang

sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan

tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut "kelompok pakar" (expert group).

Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali kembali ke

kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang

telah dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam

"home teams", para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah

dipelajari.11

3. Metode Pembelajaran Index Card Match (ICM)

Salah satu bentuk strategi pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran

Index Card Match (ICM) atau (pencocokan kartu indeks). Index Card Match (ICM)

adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai

reviewing strategis (strategi pengulangan).

Dilihat dari aktivitas belajar siswa, siswa yang mendapat pelajaran dengan

menggunakan metode Index Card Match (ICM) akan lebih aktif dan bergairah dalam

belajar. Hal yang sama terjadi pada indikator bentuk pembelajaran, metode Index Card

Match (ICM) dalam penggunaannya menunjukkan interaksi banyak arah antara guru

dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam kadar yang intensif

serta suasana kelas yang harmonis. Silberman (2006 :248) Mengemukakan

langkah-langkah pembelajaran dengan metode Index Card Match ini adalah:12

Pada kartu indeks yang yang digunakan, guru menulis pertanyaan tentang soal

Dinamika partikel model bergambar yang diajarkan di kelas. Guru membuat kartu

pertanyaan sebanyak 5 kartu yang masing-masing kartu terdiri 1 soal berbentuk gambar

yang disertai redaksi soal.

1. Pada masing-masing kartu tersebut tertulis masing-masing 1 soal berbentuk

gambar, sebagai bentuk pertanyaan.

2. Kartu tersebut terdiri dari lima jenis warna dan masing-masing terdapat 1 soal, dan

kartu tersebut dibagikan kepada siswa secara acak untuk dibahas dalam kelompok

tersebut.

11

Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006

(15)

9

3. Guru memberikan satu kartu untuk setiap siswa. Guru menjelaskan bahwa ini

merupakan latihan untuk memahami konsep dari materi Dinamika partikel yang

berbentuk gambar.

4. Guru memerintahkan siswa untuk mengerjakan soal tersebut yang terdapat dalam

kartu indeks, masing-masing 1 kartu soal untuk 1 siswa. Bila sudah terjawab, maka

siswa tersebut, akan berdiskusi kepada siswa yang yang lainnya yang terdapat pada

kelompok ahli ( kelompok yang berasal dari dari kelompok asal yang sudah

dipisahkan berdasarkan nomor soal yang diberikan kepada mereka).

5. Bila siswa sudah berdiskusi tentang hasil pembahasan yang mereka kerjakan, maka sis tersebut akan kembali lagi kepada kelaompok asal.

2.3. HIPOTESIS TINDAKAN

(16)

10

BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1.PEMBAHASAN

3.1.1.TEKNIK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 1. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, didesain teknik pengumpulan data yang digunakan

sebagai berikut:

Keterangan :

= jumlah siswa dan jumlah nomor soal yang berbeda

= jumlah siswa dan jumlah nomor soal yang sama

= Kelompok ahli Utama dan Jumlah nomor soal yang berbeda

= Jumlah kelompok siswa dari semua siswa untuk nomor soal yang

berbeda dengan kelompok yang berbeda

= Jumlah kelompok siswa untuk semua nomor soal yang sama

dengan kelompok yang berbeda

2. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan

membandingkan rerata pre-test pada pra tindakan dengan post-test pada tindakan

siklus I dansiklus II. Kemudian untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman

konsep siswa diadakan perbandingan antara rerata pre-test dan post-test siklus I dan II.

Berikut rumus yang digunakan mencari nilai rerata yang diperoleh siswa :13

13

(17)

11

Sx = skor rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa.

Untuk menganalisis ketuntasan belajar siswa menggunakan analisis deskriptif

teknik persentase.14

Rumus sebagai berikut:

Keterangan:

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

n = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P = Angka persentase

Menurut Bloom, Madaus, dan Hastings yang dikutip oleh I Nyoman Mardika,

konversi nilai presentase ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:15

Berdasarkan hasil pra tindakan dan tindakan yang dilakukan pada siklus I dan

siklus II diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Data hasil Pre-Test, Post-Test siklus I dan Post-Test siklus II

No Nama Siswa Skor hasil belajar siswa

Pre-Test Post-Test S-I Post-Test S-II

1 Astuti 70 75 80

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan ., hlm. 40-41.

15

(18)

12

Dari data tersebut terlihat bahwa sebelum dilaksanakannya tindakan hasil yang

diperoleh pada pelaksanaan pre-test terlihat bahwa, masih banyak siswa belum

memahami konsep peneyelesaian soal dinamika partikel dalam bentuk gambar.

Nilai rata-rata yang diperoleh siswa 72,00 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai

terendah 60. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata diperoleh siswa

79,00 dengan nilai tertinggi 95 dan terndah 75. Sedangkan tindakan pada siklus II nilai

rata-rata diperoleh siswa 90,17 dengan nilai tertinggi 100 dan terndah 80. Hasil tersebut

terlihat pada diagram di bawah in:

Grafik 1.1. Diagram Tingkat Pemahaman Konsep SiswaPre-Test, Post-Test Siklus I dan

Post-Test Siklus I

DIAGRAM TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA PRE-TEST, POST-TEST SIKLUS I DAN POST-TEST SIKLUS II

(19)

13

Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II pada

kelompok asal untuk setiap kartu soal bergambar yang berdasarkan nomor urut soal yang

berbeda diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Kelompok Asal berdasarkan Nomor urut kartu soal untuk Post-test

(20)

14

5 5 Musdalifah 70 75 80 -Post-tes S-II

tuntas 100 %

Pada tabel 6 di atas didistribusi pada tiap kelompok kecil memperlihatkan

peningkatan hasil yang yang signifikan, rata-rata persentase hasil yang diperoleh antara

20 % - 80 % (siklus I) dan 100% (siklus II), sedangkan untuk pre-test (pra tindakan)

rata-rata hasil ketuntasan diperoleh antara 0 % - 16 %, ini menggambarkan penerapan

model pembelajaran jigsaw dengan metode tipe index card match memberikan hasil yang

signifikan terhadap tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II pada

kelompok ahli untuk setiap kartu soal bergambar yang berdasarkan nomor urut soal yang

sama diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3. Kelompok Ahli berdasarkan Nomor kartu soal yang sama untuk Post-test

(21)

15

peningkatan hasil yang yang signifikan, rata-rata persentase hasil yang diperoleh antara 33,3

% - 85 % (siklus I) dan 100% (siklus II), sedangkan untuk pre-test (pra tindakan) rata-rata

hasil ketuntasan diperoleh antara 0 % - 16 %, ini menggambarkan penerapan model

pembelajaran jigsaw dengan metode tipe index card match memberikan hasil yang signifikan

terhadap tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan pra tindakan yang dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 6 di bawah ini:

Tabel 4. Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil pre-test pada pra tindakan

Tingkat penguasaan

predikat skor Frekwensi (siswa)

yang diperoleh adalah 2 siswa yang mendapatkan nilai 85 dinyatakan sebagai tuntas klasikal

dengan persentase 6,67 % dengan predikat baik, sedangkat 28 siswa dinyatakan tidak tuntas

(22)

16

Pada kegiatan tindakan siklus I yang dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 7 di bawah ini:

Tabel 5. Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil post-test siklus I

Tingkat penguasaan

predikat skor Frekwensi (siswa)

Pada tabel 9 di atas didistribusi frekwensi dan persentasi pre-test siklus I yang

dilakukan, sebanyak 5 jenis soal bergambar dengan alokasi waktu 90 menit. Adapun hasil

yang diperoleh adalah7 siswa yang mendapatkan nilai 85-95 dinyatakan sebagai tuntas

klasikal dengan persentase 23,33 % dengan predikat sangat baik dan baik, sedangkat 23 siswa

dinyatakan tidak tuntas secara klasikal dengan persentase 76,67 %.

Pada kegiatan tindakan siklus II yang dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 10 di bawah ini:

Tabel 6. Format distribusi frekwensi dan persentase klasikal hasil post-test siklus II

Tingkat penguasaan

predikat skor Frekwensi (siswa)

Pada tabel 10 di atas didistribusi frekwensi dan persentasi pre-test siklus II yang

dilakukan, sebanyak 5 jenis soal bergambar dengan alokasi waktu 90 menit. Adapun hasil

yang diperoleh adalah 30 siswa yang mendapatkan nilai 85-100 dinyatakan sebagai tuntas

klasikal dengan persentase 100 % dengan predikat sangat baik, sedangkat 3 siswa dinyatakan

memperoleh nilai standar dari KKM dengan persentase 10 % walaupun semua siswa

dinyatakan tuntas secara klasikal.

(23)

17

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dalam pelaksanaan kegiatan, maka

diperoleh data sebagai berikut:

Siklus I

1. Secara umum siswa belum dapat memahami dengan benar dan susah dalam

menentukan gaya-gaya yang bekerja pada bidang datar maupun miring pada gambar,

upaya peningkatan kemampuan mamahami konsep siswa pada materi yang diajarkan

belum signifikan. Jumlah siswa yang berhasil sebanyak 50,00 % dengan ketuntasan

belajar siswa hanya 50,00 %, hal ini termasuk dalam kategori ketuntasan belajar yang

masih kurang. Sedangkan nilai rata-rata siswa yang diperoleh 79,00 termasuk kategori

hasil belajar kurang.

2. Interaksi antara guru dan siswa sudah maksimal.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah mencapai tujuan tetapi belum

menggambarkan peningkatan pemehaman konsep siswa dalam menyelesaiakan soal

bergambar.

4. Siswa memperlihatkan minat dan gairah belajarnya.

5. Dengan pelatihan yang terus-menerus dapat meningkatkan kemampuan terhadap

penguasaan dan tingkat daya serap siswa.

Siklus II

Berdasarkan hasil analisis data dalam pelaksanaan kegiatan, maka diperoleh data

sebagai berikut:

1. Secara umum kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa

pada materi dinamikan partikel dalam bentuk gambar sudah menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata 90,00,

yaitu sebanyak 100 % siswa yang tuntas belajar, walaupun masih terdapat siswa

yang memperoleh nilai standar dari KKM yang diterapkan.

2. Tercapai interaksi antara guru dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung.

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disusun sudah mencapai tujuan

pembelajaran, terbukti dengan hasil yang diperoleh siswa.

4. Siswa memperlihatkan minat dan gairah belajar yang semakin besar.

5. Dengan kebiasaan siswa dalam mengerjakan soal berbentuk gambar secara

(24)

18

materi bahan ajar dan tingkat daya serap siswa dalam memahami materi dinamika

partikel akan semakin baik dan sudah terpenuhi.

Hasil pre-tes sebelum diberikan tindakan dalam pokok bahasan Dinamika Partikel

diperoleh sebanyak 53,33 % siswa belum tuntas belajar atau ketuntasan belajar siswa

hanya mencapai 46,66 %, hal ini termasuk dalam kategori ketuntasan belajar sangat

kurang, sedangkan nilai rata-rata 78,83 hal ini juga termasuk kategori hasil belajar

kurang. Setelah dilakukan tindakan diperoleh hasil dengan nilai rata-rata 90,00 pada

siklus II, yaitu sebanyak 100 % siswa yang tuntas belajar, walaupun masih terdapat siswa

memperoleh nilai 80 setara dengan nilai KKM yang ditetapkan

Hasil pengamatan lain menunjukkan bahwa faktor penghambat kegiatan

pembelajaran juga disebabkan oleh :

1. Buku penunjang yang belum memadai

2. Siswa tidak memanfaatkan secara maksimal waktu yang tersedia dalam belajar

3. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami soal yang diterjemahkan kedalam

bentuk gambar yang diberikan guru terutama pada materi yang dinamika partikel

4. Siswa kurang menguasai konsep gaya yang bekerja pada benda di bidang datar dan

(25)

19

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebelum penerapan model pembelajaran jigsaw dengan metode index card match

(ICM), peningkatan pemahaman konsep siswa masih rendah, yaitu 50,00 % siswa

belum tuntas belajar. Jadi, ketuntasan belajar siswa hanya 50,00 % dengan nilai

rata-rata 78,83, hal ini masih termasuk dalam kategori ketuntasan belajar masih kurang.

Penerapan model pembelajaran jigsaw dengan metode index card match (ICM),

mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam memecahkan soal dinamika

partikel bentuk gambar, sehingga prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA-1 semester

I SMA Negeri 1 Balaesang tahun ajaran 2015/2016 terpenuhi. Hal tersebut

ditunjukkan dengan nilai rata-rata 90,00 pada siklus II, yaitu sebanyak 100 % siswa

yang tuntas belajar, walaupun masih terdapat siswa memperoleh nilai 80 setara

dengan nilai KKM yang ditetapkan.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan sajian hasil penelitian yang telah dilakukan

peneliti, ada beberapa hal yang disarankan dalam Penggunaan model pembelajaran

jigsaw dengan metode index card match (ICM) pada tulisan ini yaitu:

1. Dapat dijadikan sebagai salah satu model dan metode bagi guru dalam menyampaikan

materi pelajaran di kelas

2. Dalam menggunakan model dan metode ini dibutuhkan perencanaan dan persiapan

yang baik serta pengelolaan waktu yang tepat dan disesuaikan dengan materi

(26)

20

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Amin, 1987. Mengajarkan IPA dengan Metode Discovery dan Inquiri , Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, hlm. 50.

Sukarno, 1973. Dasar-dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bharata Karya Aksara, hal. 60.

http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelajaran.html, diakses: 2 Agustus2014:22.00 wita

Susena,(1979). Hub. Antara Aktifitas belajar dan kemampuan Melakukan Praktikum Fisika dengan Penguasaan Konsep Fisika. Yogyakarta : Skripsi FPMIPA IKIP Yogyakarta) hal. 33

Suparwoto,(1993). Pemikiran dalam Usaha Peningkatan Proses Belajar Mengajar Fisika/IPA Melalui”Concept Teaching. Yogyakarta: Jurdik Fisika FPMIPA Yogyakarta. hal. 4

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif Dan Progresif. Jakarta: kencana prenada media

Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006 Ibid. 2006.. Hal. 248

Anas Sudjiono,(2007). Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta : PT Rosda Karya Grafindo\Persada. hal. 81.

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan ., hlm. 40-41.

(27)

21 Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

I. IDENTITAS

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI IPA-1 / 1 ( satu)

Tahun Ajaran : 2015/2016

Model : Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM) LKS

Alokasi Waktu : 2 JP (90 menit) 2 x pertemuan

Pra Tindakan, SIKLUS I dan II

II. STANDAR KOMPETENSI

Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

III. KOMPETENSI DASAR

Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak urus, gerak

vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

IV. INDIKATOR PEMBELAJARAN

Kognitif

2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.

Afektif

1. Mendengarkan arahan dari guru/disiplin

2. Menjawab pertanyaan guru/kreatif

3. Mempertanyakan jika ada yang tidak diketahui/memiliki rasa ingin tahu

4. Mengikuti pembelajaran atau diskusi dengan sunguh-sungguh/demokratis.

 Psikomotor

2. Melakukan praktikum prinsip Hukum II Newton

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kognitif

2. Mengidentifikasi penerapan prinsip Hukum II Newton dalam kehidupan

sehari-hari.

(28)

22

1. Melalui kegiatan mendengarkan penjelasan maupun arahan dari guru siswa mampu

menunjukkan sikap disiplin

2. Melalui kegiatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru siswa

mampu menunjukkan kreatifitasnya.

3. Melalui kegiatan bertanya siswa mampu memupuk rasa ingin tahunya

4. Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu memupuk rasa demokratis

Psikomotor

1. Melaui keja kelompok siswa mampu melakukan praktikum mengenai prinsip

Hukum II Newton

berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.

Secara matematis, persamaan hukum II Newton dinyatakan sebagai berikut:

a =

atau ∑F = m . a Keterangan:

a : percepatan benda (ms-2)

ΣF : resultan gaya yang bekerja pada benda (N)

m : massa benda (kg)

VII. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE

Pendekatan : Discovery Inquary

Model : Jigsaw dengan metode Tipe Index Card Match (ICM)

Motode : Demonstrasi

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan (5 menit) .

1. Mempresensi siswa

(29)

23

3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang akan dipelajari;

a. Anak-anak apakah yang disebut dengan gaya?

b. Pada saat mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ada orang nyebrang sembarangan

sehingga anak-anak harus ngrem mendadak.

Kemanakah badan anak-anak akan terlempar pada saat ngerem tersebut?

c. Pada saat anak-anak dalam keadaan berhenti di traffik light pada saat lampu merah

menyala dan kemudian anak-anak menarik gas dengen kencang ketika lampu warna

hijau menyala. Kemanakah badan anak-anak akan terlempar pada saat menarik gas

dengan kencang tersebut?

4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

5. menyampaikan cakupan materi yaitu Hukum II Newton dan penjelasan uraian kegiatan

yang akan dilakukan dengan metode diskusi kelompok.

2. Kegiatan Inti (75 menit) . Kegiatan Penutup (± 10 menit)

a. Guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas

b. Guru memberikan kuis kepada siswa

c. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)

d. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya dan

menutup pelajaran

IX. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Bahan Ajar , Alat/bahan percobaan (seperti pada LKS).

2. Kartu soal (dalam bentuk gambar)

3. Laptop

4. Bahan Ajar

X. PENILAIAN

1. Penilaian Kognitif

a. Teknik Penilaian

Penilaian ini dilakukan dengan menganalisis hasil pengerjaan kuis dan pekerjaan

rumah siswa.

b. Prosedur Penilaian

 Menilai setiap jawaban siswa sesuai dengan pedoman penskoran

(30)

24 c. Instrumen penilaian

2. Penilaian Afektif

a. Teknik Penilaian

Penilaian ini dilakukan dengan mengobservasi aktifitas siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran

b. Prosedur Penilaian

 Guru mengamati aktivitas siswa yang muncul dalam pembelajaran

 Memberikan nilai setiap aktivitas yang muncul sesuai degan pedoman penskoran

 Merekapitulasi hasil penskoran dan mengkreteriankan sesuai ketentuan

c. Instrumen penilaian

Instrumen yang digunakan pedoman penskoran penilaian afektif dan lembar

observasi penilaian afektif (terlampir)

3. Penilaian Psikomotor

a. Teknik Penilaian

Penilaian ini dilakukan dengan mengobservasi siswa selama melakukan praktikum

b. Prosedur Penilaian

 Guru mengamati aktivitas penyelidikan siswa yang muncul selama praktikum;

 Memberikan nilai setiap aktivitas penyelidikan yang muncul sesuai degan

pedoman penskoran

c. Instrumen penilaian

Instrumen yang digunakan berupa pedoman penskoran penilaian psikomotor dan

lembar observasi penilaian psikomotor (terlampir)

XI. SUMBER PEMBELAJARAN

Edi Istoyono, Jilid 1a SMA Edisi 2005. Intan Pariwara

Risdiyanti Chaesanah, Buku Panduan Pendidik Fisika SMA. 2010. Intan Pariwara

Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Purwoko & Fendi. 2010. Fisika 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira

(31)

25 Lampiran 2.

Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II

Post-test

Kerjakanlah soal di bawah ini

1. Sebuah balok kayu seperti gambar yang bermassa 2 kg diam di atas lantai mendatar. Jika koefisien gesekan statis antara balok dengan lantai 0,4, hitunglah gaya gesekan satais maksimum yang terjadi !

2. Sebuah balok mula-mula diam seperti gambar, kemudian ditarik dengan gaya F ke atas sejajar dengan bidang miring ( seperti pada gambar ). Massa balok 10 kg, koefisien statis adalah 0,5, koefisien gesekan kinetis adalah 0,1 dan tan Ɵ = , Hitunglah besar gaya agar balok tepat bergerak ke atas !

3. Sebuah batu yang massanya 5 kg digantungkan dengan tali seperti pada gambar, apabila tali tersebut digerakkan ke bawah dengan percepatan 2 m/s2, hitunglah besar nilai

tegangan talinya!

4. Balok A bermassa 4 kg diletakkan di atas meja datar kasar dengan koefisien gesekan 0,3 (seperti gambar). Apabila katrol licin, massa tali diabaikan dan percepatan gravitasi 9,8 m/s2, hitunglah massa minimal balok B agar sistem tepat mulai bergerak!

5. Benda 1 dan benda 2 massanya masing-masing 22 kg dan 42 kg. Apabila g = 9,8 m/s2 dan bidangnya licin, hitunglah besar nilai gaya tegangan tali benda tersebut.

(32)

26 Lampiran 4 Foto-foto penlitia

Foto 3. kelompok asal siklus I kelompok ahli siklus I

Foto 4.kelompok ahli pada tindakan siklus I kelompok ahli dan guru

Foto 5. kelompok ahli pada tindakan siklus II kelompok asal pada tindakan siklus I

Gambar

Tabel 1 Data hasil Pre-Test, Post-Test siklus I dan Post-Test siklus II..........................
Tabel 1. Data hasil Pre-Test, Post-Test siklus I dan Post-Test siklus II
Grafik 1.1. Diagram Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Pre-Test,  Post-Test Siklus I dan Post-Test Siklus I
Tabel 2. Kelompok Asal berdasarkan Nomor urut kartu soal untuk Post-test
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kreativitas melalui melipat pada kelompok B TK Pertiwi Tegalrejo Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan gaya bahasa ironi pada wacana iklan provider seluler dalam surat kabar harian edisi November-Desember 2011.. (2) Mendeskripsikan

[1] R ´ EDEI L., Die neue Theorie der endlichen Abelschen Gruppen und Verallgemeinerung des Hauptsatzes von Haj´os,

Pertemuan keenam direncanakan untuk mengajar mata pelajaran Komunikasi Data dengan materi Pembuatan Kabel LAN untuk Komunikasi Data dengan satu kompetensi

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) koefisien reaktivitas (keff) dari variasi konsentrasi uranium yang diperoleh dari proses running, (2) Produksi Mo-99 yang diperoleh

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah reflectance, dengan judul Perkiraan Nilai Reflectance Berdasarkan Warna

DELEGASI SIPA FESTIVAL BERBASIS WEB, Program Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas.. Sebelas

This study uses a qualitative descriptive method as the research design in order to describe, interpret, and analyze the visual and verbal representation of Indonesian in