• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. WUDU’ (MENGAMBIL AIR UNTUK SALAT) - KITAB TAHARA1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. WUDU’ (MENGAMBIL AIR UNTUK SALAT) - KITAB TAHARA1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KITAB TAHARAH

1. WUDU’ (MENGAMBIL AIR UNTUK SALAT)

Perintah wajib wudu’ bersamaan dengan perintah wajib salat lima waktu yaitu satu tahun setengah sebelum tahun hijriah.

Firman Alloh Swt : QS AL-MAIDAH : 6

                                                              

6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

a. Syarat-syarat wudu’  Islam.

 Mumayiz, karena wudu’ itu merupakan ibadat yang wajib diniati, sedangkan orang yang tidak beragama Islam dan orang yang belum mumaiyiz tidak diberi hak untuk berniat.  Tidak berhadas besar.

 Dengan air yang suci dan menyucikan

(2)

b. Fardu (rukun) wudu’

1. Niat. Hendaklah berniat (menyengaja) menghilangkan hadas atau menyengaja berwudu’.

Sabda Rosululloh Saw : Artinya :

“ sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat”. Firman Alloh Swt :

QS AL-BAYYINAH : 5

             

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

2. Membasuh muka, berdasarkan ayat diatas. Batas muka yang wajib dibasuh ialah dari tempat tumbuh rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebelah baawah; lintangnya, dari telinga ke telinga; seluruh muka yang tersebut diatas wajib dibasuh..

3. Membasuk dua tapak tangan sampai kesiku. 4. Menyapu sebagian kepala.

5. Membasuh dua tapak kaki hingga kedua mati kaki. Menertibkan rukun-rukun di atas.

b. Sunat Wudu’.

1. Membaca “ Bismillah” pada permulaan wudu’. Sabda Rosululloh Saw :

Artinya :

“Berwudu’ kamu dengan menyebut nama Alloh.” (HR. Abu DDawud).

2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pada pergelangan. 3. Berkumur-kumur.

(3)

Artinya :

“ Dari Al-Miqdam. Ia berkata, “Rosululloh Saw. Telah diberi air untuk berwudu’ lantas beliau berwudu’, maka dibasuhnya kedua tapak tangannya tiga kali dan mukanya tiga kali, kemudian membasuh kedua hastanya tiga kali, lalu berkumur-kumur dan dimasukkan air kehidung tiga kali, kemudian disapunya kepala dan kedua telinganya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

6. Menyapu kedua telinga luar dan dalam.

7. Menyilang-nyilang jari kedua tangan dengan cara berpanca dan menyilang-nyilang jari kaki dengan kelingkin tangan kiri, dimulai dengan kelingking kaki kanan, disudahi pada kelingking kaki kiri. 8. Mendahulukan anggota kanan daripada kiri.

9. Membasuh setiap anggota tiga kali. 10. Berturut-turut antara anggota.

11.Jangan meminta pertolongan kepada orang lain kecuali jika terpaksa karena berhalangn.

12. Tidak diseka, kecuali apabila ada hajat, umpamanya sangat dingin.

13. menggosok anggota wudu’ agar menjadi lebih bersih. 14. Menjaga supaya percikan air itu jangan kembali kebadan.

15. Jangan bercakap-cakap sewaktu berwudu’ kecuali apabila ada hajat.

16. Bersiwak (bersugi dengan kayu arak (siwak). Disunatkan juga bersugi pada tiap-tiap keadaan yang lebih diingini daripada segala pekerjaan lain, yaitu :

 Tatkala bau mulut berubah karena lapar atau lama diam dan sebagainya.

 Tatkala bangun dari tidur, sebab orang yang bangun dari tidur itu biasanya berubah bau mulutnya.

 Tatkala akan salat.

17. Membaca dua kalimat Syahadat dan menghadap kekiblat. 18., berdoa seudah selesai wudu’

(4)

hal-hal yang membatal wudu’ adalah sebagai berikut :

1. Keluar seuatu dari dua pintu atau dari salah satunya, baik berupa zat ataupun angin, yang biasa ataupun tidak biasa, seperti darah baik yang keluar itu najis ataupun suci, seperti ulat.

Firman Alloh Swt : QS AN-NISA : 43



































































































43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafr atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

2. Hilang akal. Hilang akal karena mabuk atau gila. Demikian pula karena tidur dengan tempat keluar angina yang tidak tertutuip . sedangkan tidur dengan pintu keluar angina yang tertutup, seperti orang tidur dengan duduk yang tetap, tidaklah batal wudu’nya. Sabda Rosululloh Saw :

Artinya :

(5)

3. Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan. Dengan bersentuhan itu batal wudu’ yang menyentuh dan yang disentuh, dengan syarat bahwa keduanya sudah sampai umur atau dewasa, dan antara keduanya bukan “ mahramnya”, baik mahram turunnya pertalian perusuan, ataupun mahram perkawinan.

Firman Alloh Saw : QS AN-NISA : 43

                                                

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafr atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,

kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.”

4. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan telapak tangan baik kemaluan sendiri ataupun kemaluan orang lain, baik kemaluan orang dewasa ataupun kemaluan kanak-kanak.

II. MANDI

A. MANDI WAJIB

Yang dimaksudkan dengan “mandi” di sini ialah mengalirkan air ke seluruh badan dengan niat.

Firman Alloh Swt : QS AL-MAIDAH : 6

(6)











































6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu

bersyukur

.

1. Sebab-sebab wajib mandi

Sebab-sebab wajib mandi ada enam, tiga di antaranya biasa terjadi pada laki-laki dan perempuan, dan tiga lagi tertentu (khusus) pada perempuan saja.

1. Bersetubuh, baik keluar mani ataupun tidak Sabda Rosululloh Saw :

Artinya :

“Apabila dua khitan bertemu, maka sesungguhnya telah diwajibkan mandi, meskipun tidak keluar mani.” (HR. Muslim)

2. Keluar mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab lain dengan sengaja atau tidak, dengan perbuatan sendiri atau bukan. Sabda Rosululloh Saw :

Artinya :

(7)

3. Mati. Orang yang mati, Fardu kifayah atas muslimin yang hidup memandikanya, kecuali orang yang syahid.

Sabda Rosululloh Saw : Artinya :

“ Dari Ibnu Abbas. Seungguhnya Rosululloh Saw. Telah berkata tentang orang beriman yang terlemnpar dari punggung untanya hingga ia meninggal. Beliau berkata, “Mandikanlah dia olehmu dengan air dan daun sidr. (HR. Bukhari dan Muslim).”

4. Haid. Apabila seorang perempuan telah berhenti dari haid, ia wajib mandi agar ia dapat salat dan dapat bercampur dengan suaminya . dengan mandi itu badanya pun menjadi segar dan sehat kembali.

Sabda Rosululloh Saw : Artinya :

“Beliau berkata kepada Fatimah Binti Abi Hubasy, “Apabila datang haid itu, hendaklah engkau tinggalkan salat, dan apabila habis haid itu hendaklah engkau mandi dan salat.”(HR. Bukhari).

5. Nifas. Yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan perempuan seudah melahirkan anak. Darah itu merupakan darah haid yang berkumpul, tidak keluar sewaktu perempuan itu mengandung.

6. Melahirkan. Baik anak yang dilahirkan itu cukup umur ataupun tidak, seperti keguguran.

B. FARDU (RUKUN) MANDI

1. NIAT. Oang yang junub hendaklah berniat (menyengaja) menghilangkan hadas, junubnya, perempuan yang baru habis (selesai) haid atau nifas hendaklah berniat menghilangkan hadas kotorannya.

(8)

1. Membaca “Bismillah” pada permulaan mandi. 2. Berwudu’ sebelum mandi.

3. Menggosok-gosok seluruh badan dengan tangan. 4. Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri. 5. Berturut-turut.

D. MANDI SUNAT

1. Mandi hari Jum’at, disunatkan bagi orang yang bermaksud akan mengerjakan salat Jum’at, agar baunya yang busuk tidak mengganggu orang di sekitar tempat duduknya.

Sabda Rosululloh Saw : Artinya :

“Dari Ibnu Umar. Ia berkata, “ Rosululloh Saw. Telah bersabda, ‘apabila

Salah salah seorang hendak pergi salat Jum’at, hendaklah ia mandi.”

(HR. Muslim).

2. Mandi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

3. Mandi orang gila aabila ia sembuh dari gilanya, karena ada sangkaan (kemungkinan) ia keluar mani.

4. Mandi tatkala hendaklah Ihram haji atau umrah. 5. Mandi sehabis memandikan Mayat.

6. Mandi seorang kafr setelah memeluk agama Islam, Rosululloh Saw. Menyuruhnya mandi dengan air dan daun bidara. (HR. Lima Ahli Hadis selain Ibnu Majah)”.

III. PEKERJAAN YANG DILARANG KARENA HADAS A. HAL-HAL YANG DILARANG KARENA HADAS KECIL

1. Mengerjakan salat, baik salat fardu ataupun salat sunat, begitu juga sujud tilawah, Sujud syukur, dan khotbah Jum’at. 2. Tawaf, baik tawaf fardu ataupun tawaf sunat.

(9)

B. HAL-HAL YANG DILARANG KARENA HADAS JUNUB 1. Salat, baik salat fardu ataupun salat sunat.

2. Tawaf, baik fardu ataupun tawaf sunat.

3. Menyentuh, membawa, atau mengangkat Muhaf(Qur’an). 4. Membaca Al-Qur’an

5. Berhenti dalam Masjid

C. HAL-HAL YANG DILARANG KARENA HADAS, HAID ATAU NIFAS

1. Salat, baik salat fardu ataupun salat sunat. 2. Tawaf, baik fardu ataupun tawaf sunat.

3. Menyentuh, membawa, atau mengangkat Mushaf (Qur’an). 4. Diam di dalam masjid.

5. Puasa. Baik puasa fardu atau puasa sunat.

6. Suami Haram menalak istrinya yang sedang haid atau nifas. 7. Suami istri haram bersetubuh ketika istri dalam haid atau

nifas sampai ia suci dari haid atau nifasnya dan sesudah ia mandi.

Firman Alloh Swt : QS AL-BAQARAH : 222

        



































  

(10)

Apakah yang wajib dihindari oleh suami ketika istrinya sedang haid? Dalam soal ini ada beberapa pendapat :

1. Yang wajib dihindari ialah semua badan istri.

2. Yang wajib dihindari hanya tempat keluar darah saja karena ada ayat tersebut membicarakan tentang darah.

Sabda Roululloh Saw :

Artinya : “ Perbuatlah sekehendakmu kecuali bersetubuh.”(HR. Muslim).;

Referensi

Dokumen terkait

peningkatan pendapatan bunga dengan total presentase lebih besar dari total.. presentase peningkatan biaya bunga yang mengakibatkan laba

'HQJDQ EHUEDJDLSHUWLPEDQJDQ WHUVHEXW SHQXOLV EHULQLVLDWLI XQWXN PHQJHPEDQJNDQ EDKDQDMDUEHUEDVLV PXOWLPHGLD GDODPEHQWXN PXOWLPHGLD SUHVHQWDVL SHPEHODMDUDQ DWDX PXOWLPHGLD

prevalensi hipertensi di RSUD Sukoharjo sebanyak 9,4% dan mengalami peningkatan sebanyak 84% selama 3 tahun terakhir antara tahun 2012-2014.Tujuan dari penelitian ini

Kadar eosinofil darah tidak berbeda (P>0,10) baik antara tingkat infeksi maupun tingkat energi, namun lebih tinggi (P<0,01) pada domba lokal dibandingkan dengan

Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh

Pada Balai Penelitian terjadi kekurangan pada tahun- tahun 1982/1983 - 1986/1987, sedangkan sejak tahun 1988/1989 sampai dengan akhir tahun proyeksi akan ter jadi kelebihan

Sampai akhir tahun 2005 telah dibangun plot konservasi eks-situ genetik cendana seluas 3,5 ha dengan materi genetik berasal dari 20 populasi dari sebaran alam yang ada di NTT

Juni. Sebagai salah satu penyumbang terbanyak yakni sejumlah 1.815 jiwa Kabupaten Tulungagung tidak bisa di lewatkan begitu saja. Secara adminitratif Kabupaten