• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOAL UJIAN AKHIR MATEMATIKA INFORMATIKA 4 (A B)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOAL UJIAN AKHIR MATEMATIKA INFORMATIKA 4 (A B)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SOAL UJIAN AKHIR MATEMATIKA INFORMATIKA 4 (A & B)

Dosen: Dr. Asep Juarna Jumlah Soal: 3 Uraian

Tanggal Ujian: 02/03/12 Waktu Ujian: 2 jam

1. Solusi

1 jika 1 ) (

1 jika 1

) (2

n n

t

n n

t adalah: t(2n) = 1 + 2log n, yang dapat dibuktikan sbb:

t(2n) = t(n) + 1 = [t(n/2) + 1] + 1 = t(n/2) + 2 = t(n/4) + 3 = t(n/8) + 4 = t(n/16) + 5 = ....

(perhatikan bahwa hubungan-hubungan: 2 dengan 2, 4 dengan 3, 8 dengan 4, 16 dengan 5, dst adalah: 2 = 2log 2 +1, 3 = 2log 4 +1, 4 = 2log 8 +1, 5 = 2log 16 +1, dst), sehingga:

t(2n) = t(n/(n/2)) + (2log (n/2) + 1) = t(2) + 2log n - 2log 2 + 1 = 1 + 2log n -1 + 1 = 1 + 2log n

Soal A

Dengan cara yang sama, buktikan bahwa solusi

1 jika )

(

1 jika 1

) (2

n n

n 2p

n n

p

) 1 (

adalah p(2n) = 1 + n 2log n. Verifikasi solusi tersebut dengan menggunakan Master Theorem (anda bisa mengkonversi 2n menjadi n dan n menjadi n/2).

Solusi A

Metoda Substitusi:

p(2n) = 2p(n) + (n – 1) = 2[2p(

2 n ) + (

2

n 1)] + (n 1) = 22

p(

2

n ) + 2n 3

= 22[2p(

4 n) + (

4

n 1) ]+ 2n 2 1 = 23p(

4

n ) + 3n 7

= 23[2p(

8 n

) + (

8 n

1) ]+ 3n – 6 – 1 = 24p(

8 n

) + 4n – 15

= 24[2p(

16 n ) + (

16

n 1) ]+ 4n 14 1 = 25

p(

16

n ) + 5n 31

dst

Perhatikan perkembangan pasangan 4 bilangan (pangkat dari 2, denominator n, koefisien n, konstanta) yaitu (2, 2, 2, 3), (3, 4, 3, 7), (4, 8, 4, 15), (5, 16, 5, 31) = (5, 25-1, 5, 25– 1) = (2log 16 + 1, 16, 2log 16 + 1, 2log 16+1– 1)

Karena diketahui p(2n) = 1 jika n = 1 (yaitu p(2) = 1), maka p( x

n

) menjadi p(2) jika x =

2 n

sehingga pasangan 4 bilangan adalah (dalam

2 n ): (2

log(

2 n) + 1,

2 n, 2

log(

2

n) + 1, 2log(n/2)+1

1)

= (2log n –2log 2 + 1,

2 n, 2

log n –2log 2 + 1, (

2

n)2 1) = (2

log n,

2 n , 2

(2)

p(2n) = 2log n p(2) + (2log n)n – (n – 1) = n (1) + n 2log n – n + 1 = 1 + n 2log n Dalam notasi kompleksitas: p(2n) = (n log n)

Master Theorem:

Diberikan T(n) = aT(n/b) + f(n), maka dalam notasi big-Theta:

T(n) =

f(n) af(n/b) logn

Θ(f(n)

1

κ

κf(n),

af(n/b) )

Θ(n

1

κ

κf(n),

af(n/b)

Θ(f(n))

b loga

b

jika jika jika

Formula p(2n) = p(n) + (n – 1) dapat dituliskan menjadi p(n) = p(

2 n) + (

2 n 1)

sehingga berdasarkan Master Theorem formula tersebut mempunyai nilai-nilia berikut:

a = 1, b = 2, dan f(n) = (

2 n

1). Dengan demikian af(n/b) = 1(

2 n

/2 – 1) = (n – 1) = f(n) yang

merupakan kasus ketiga Master Theorem. Jelaslah T(n) = ((n-1) 2log n) = (n log n).

Soal B

Dengan cara yang sama, buktikan bahwa solusi

2 jika /2)

(

2 jika )

(

n bn

n 2q

n b

n q

adalah q(n) = bn + bn 2log n. Verifikasi solusi tersebut dengan menggunakan Master Theorem.

Solusi B

Metoda Substitusi:

q(n) = 2q(n/2) + bn = 2[2q(

4 n ) + b

2

n] + bn = 22

q(

4

n ) + 2bn

= 22[2q(

8 n) + b

4

n ]+ 2bn = 23

q(

8

n ) + 3bn

= 23[2q(

16 n ) + b

8

n ]+ 3bn = 24

q(

16

n ) + 4bn

dst

Perhatikan perkembangan pasangan 3 bilangan (pangkat dari 2, koefisien bn) yaitu (2, 4, 2), (3, 8, 3), (4, 16, 4).

Karena diketahui q(n) = b jika n = 1 (yaitu q(1) = 1), maka q( x

n

) menjadi p(1) jika x = n

sehingga pasangan 3 bilangan adalah (dalam n): (n, n, (2log n)), sehingga:

(3)

Master Theorem:

Diberikan T(n) = aT(n/b) + f(n), maka dalam notasi big-Theta:

T(n) =

f(n) af(n/b) logn

Θ(f(n)

1

κ

κf(n),

af(n/b) )

Θ(n

1

κ

κf(n),

af(n/b)

Θ(f(n))

b loga

b

jika jika jika

Berdasarkan Master Theorem formula q(n) = 2q(n/2) + bn mempunyai nilai-nilia berikut:

a = 2, b = 2, dan f(n) = bn. Dengan demikian af(n/b) = 2(b

2

n/2) = 2 bn = 2f(n) yang

merupakan kasus ketiga Master Theorem. Jelaslah T(n) = ((n-1) 2log n) = (n log n).

2. Selesikan persamaan rekursif berikut dengan metoda akar karakteristik dan generating function.

Soal A

) 5(3 3a

an n 1 n (1)

dengan n 1,a0 2

Solusi A

Metoda Akar Karakteristik

Komponen persamaan homogen dari persamaan (1) adalah: an 3an 1 0. Misalkan

solusinya adalah: an= rn, yang menghasilkan persamaan karakteristik: r – 3 = 0 atau r = 3. Dengan demikian solusi homogen persamaan (1) adalah: an(h) = A3n

Suku non-homogen (partikulir/khusus) dari persamaan (1) adalah: F(n) = 5(3n), dengan 3 adalah akar karakteristik berderajat satu sehingga solusi non-homogennya kita misalkan:

n

a (p) = p0n3n dengan p0 = (polinomial) konstan. Substitusi solusi ini ke persamaan (1)

menghasilkan: p0n3n – 3(p0(n-1)3n-1 ) = 5(3n) p0n3n– (p0(n-1)3n ) = 5(3n) p03n = 5(3n)

p0 = 5, sehingga solusi non-homogennya adalah: an(p) = 5n3n

Solusi umum: an = an(h) + an(p) = A3n + 5n3n. Substitusi nilai awal: a0= 2 = A30 + 0 A = 2

sehingga solusi umumnya adalah: an = 2(3n) + 5n(3n)

Cek: a0 = 2(30) + 5(0)(30) = 2

Metoda Generating Function

Misalkan G(x) =

0

n

n nx

a

(4)

1

Arahkan menjadi G(x) =

0

n

n n

x

a dengan manipulasi sehingga persamaan (2) menjadi:

1

dapat dituliskan sebagai:

0

3 = 3xG(x) sehingga persamaan (3) menjadi:

(G(x) – a0) – 3xG(x) = 1

x . Dengan demikian persmaan (4) menjadi: G(x) = 5n

0(3 )

Metoda Akar Karakteristik

Komponen persamaan homogen dari persamaan (5) adalah: an 2 5an 1 6an 0.

Misalkan solusinya adalah: an= rn, yang menghasilkan persamaan karakteristik: r2– 5r + 6 = 0 atau r1 = 3 dan r2 = 2. Dengan demikian solusi homogen persamaan (5) adalah: an(h) = A3n

(5)

Suku non-homogen (partikulir/khusus) dari persamaan (5) adalah: F(n) = 2 sehingga solusi non-homogennya kita misalkan: an(p) = bn + c. Sobstitusi solusi ini ke persamaan (5)

menghasilkan:

(b(n + 2) + c) - 5(b(n + 1) + c) + 6(bn + c) = 2

Metoda Generating Function

Misalkan G(x) =

Kalikan persamaan (5) dengan xn dan sum over n 0 (sesuai soal), hasilnya:

0

a , mula-mula dengan mengalikan lagi semua suku dengan

x2 sehingga persamaan (6) menjadi:

0

G , begitu juga analog untuk suku kedua, sedangkan

x

demikian persamaan (7) menjadi:

(6)

G(x)(1 – 5x + 6x2) =

Sehingga diperolah persamaan berikut: A + B + C = -10/6

Solusi ini berbed dengan solusi metoda karakteristik, yaitu: an = 7/2(3 n

(7)

3. Soal A

Sebuah perguruan tinggi bermaksud untuk menjadwalkan ujian untuk 8 mata kuliah berikut: A, B, C, D, E, F, G, dan H. Misalkan diketahui bahwa tidak ada mahasiswa yang mengambil pasangan-pasangan mata kuliah berikut: (A,B), (A,C), (A,D), (A,E), (A,F), (A,G), (A,H), (B,C), (B,E), (B,F), (B,G), (B,H), (C,H), (D,E), (D,F), dan (D,G).

Tentukan berapa slot waktu ujian minimal yang dibutuhkan.

Solusi A

Misalkan Graf G(V,E) di mana V = himpunan mata kuliah, dan E = himpunan edge yang menghubungkan setiap 2 mata kuliah yang maksimal hanya 1 yang diambil seorang mahasiswa. Graf G’(V,E’) adalah komplemen dari G(V,E). Setiap edge menghubungkan 2 mata kuliah yang mungkin keduanya diambil seorang mahasiswa; jelas jadwalnya ujiannya harus berbeda. Tidak hanya itu, setiap 3 vertex yang membentuk segitiga harus tidak sewarna

A B

* *

C * * D

E * * F

* *

G H

Jadi ada 4 slot jadwal ujian. Tentu saja A punya 4 pilihan warna sedangkan B punya 3 pilihan. Pewarnaan di atas adalah salah satu 4 slot yang diambil.

Soal B

Graf berikut: --- --- --- dinyatakan dengan degree sequence sebagai graf (1,2,2,1).

(8)

Solusi B

A B

* *

C * * D

E * * F

* *

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena ini berdampak pada minimnya sumber pendapatan dari kendaraan umum yang masuk terminal (retribusi). Belum optimalnya dari fungsi pemanfaatan Terminal Indihiang sebagai

Hal ini dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis yang mengatakan bahwa ada pengaruh jumlah lapis head sleeve dengan menggunakan 2 lapis dan 3 lapis terhadap

• Dua iklan tersebut kembali membuktikan bahwa ada kegagalan yang yang mendalam dari imajinasi budaya pada wacana korup, nilai-nilai komersial dan kekuasan

Malora : Pemeriksaan Angka Kuman Escherechia Coli Dengan Usap Alat Pada Restoran, Rumah ...,2002.. Malora : Pemeriksaan Angka Kuman Escherechia Coli Dengan Usap Alat Pada

4 sayuran jamur Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu rendah Sayuran segar, utuh, cacah, dingin - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU PPN. Tanaman

Koping adalah cara yang dilakukan individu, dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai, dan respons terhadap situasi yang

Arah kebijakan Pembangunan ini merupakan langkah awal untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan KUA/PPAS dan berujung