Nama Mata Kuliah: Sosiologi Antropologi Gizi
Nama Dosen: Adilita Pramanti,S.sos,M.Si
Nama Mahasiswa/NPM: Puji Lestari / P23131117027
Judul Tugas: Antropologi Gizi Masyarakat
Asal Institusi: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II
Kaitan antara antropologi dengan gizi masyarakat, yaitu Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman dan lain sebagainya atau suatu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari budaya – budaya makan atau konsumsi suatu etnis tertentu dalam memenuhi gizinya, sedangkan Gizi adalah sebuah hal yang mempengaruhi proses perubahan berbagai macam makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi kaitan antara antropologi dengan gizi masyarakat sangat erat. masalah gizi dapat terjadi bukan saja karena masalah ekonomi tetapi ada faktor budaya di dalam kehidupan masyarakat. Seperti contoh perempuan hamil dilarang untuk makan daging karena pasalanya janin yang dikandung akan mengadaptasi perilaku hewan yang dimakan sang ibu, tetapi pada kenyataanya protein hewani sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin tersebut. Tentu masalah gizi tersebut dikarenakan ada faktor budaya di dalamnya dan mereka lebih percaya terhadap kebudayaan atau kepercayaan tersebut dan lebih memilih untuk tidak makan yang seharusnya mengandung zat gizi yang sangat baik. Dengan ilmu antropologi, dapat menyakinkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan makanan yang mengandung gizi walaupun itu akan menjadi suatu kesulitan apabila hal tersebut tidak ada kesesuaian dengan budaya yang berada di suatu masyarakat tersebut.
merambat ke otak. Contoh lain adalah mie instan, dengan mengonsumsi mie instan dapat menurunkan daya ingat dan juga dapat menyebabkan kanker. Jika terjadi penurunan daya ingat, maka transfer ilmu tidak dapat berjalan dengan baik.
Pentingnya antropologi dalam mempelajari gizi masyarakat, mempelajari
antropologi dalam gizi masyarakat itu penting, dengan antropologi, dapat mengetahui berbagai macam masalah atau problema gizi dalam masyarakat. Dengan mempelajari budaya, seorang ahli gizi akan mengetahui masalah yang sedang terjadi di masyarakat, sehingga timbul dalam pikiran ahli gizi bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah gizi masyarakat tanpa melanggar aturan atau budaya masyarakat setempat, yakni dengan melakukan pendekatan secara perlahan dan mempelajari budaya masyarakat, apakah masalah gizi tersebut timbul karena adat atau budaya seperti pantangan atau tabu, jikalau betul disebabkan oleh tabu, maka ahli gizi dapat memberikan penyuluhan atau nasihat dan gambaran untuk mengatasi masalah tersebut. Pada saat ini, masalah gizi buruk semakin meningkat, sehingga antropologi gizi sangat dibutuhkan untuk mempelajari hal – hal yang menjadi penyebab dalam masalah gizi masyarakat.
Kebudayaan konsumsi yang mempengaruhi gizi masyarakat “Kota dan Desa”, yaitu selain masalah ekonomi, pendidikan menjadi suatu masalah utama dalam pemenuhan gizi masyarakat. Masyarakat kota tingkat pengetahuannya akan masalah – masalah gizi dan pola – pola hidup yang dijalani lebih cenderung pada kemajuan teknologi, ekonomi, pengetahuan status gizi mulai dari menu seimbang untuk pola konsumsi mereka. Sedangkan masyarakat desa lebih dekat pada masalah kemisikinan, artinya banyak kekurangan gizi mulai dari kurangnya
pengetahuan akan masalah gizi, kurangnya ketersediaan pangan, sampai kurangnya kualitas lingkungan yang baik. Dalam hal budaya konsumsi yang terjadi pada masyarakat pada saat ini, terdapat beberapa hal menarik yang perlu untuk dicermati. Terdapat istilah bahwa kalau tidak makan nasi bukan makan namanya, tetapi pada kenyataanya banyak sumber karbohidrat yang bisa didapat selain nasi. Rendahnya pengetahuan di pedesaan membuat masyarakat desa berpikir bahwa apapun yang mereka konsumsi yang penting merasa kenyang, akan tetapi belum tentu zat gizinya terpenuhi. Jika di perkotaan, walaupun tingkat pengetahuannya lebih tinggi dari