• Tidak ada hasil yang ditemukan

Submisi : 24 April 2018 Pendahuluan - Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Konseling (BK) dan Siswa dalam Mengurangi Tindakan Pelanggaran di SMA Negeri 1 Balaesang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Submisi : 24 April 2018 Pendahuluan - Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Konseling (BK) dan Siswa dalam Mengurangi Tindakan Pelanggaran di SMA Negeri 1 Balaesang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Konseling (BK) dan Siswa dalam Mengurangi Tindakan Pelanggaran di SMA Negeri 1 Balaesang

Vinny Afriaani

Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kota Palu Sulawesi Tengah,

E-mail: vinnyafriani8494@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi guru BK dan siswa dalam mengurangi tindakan pelanggaran di sekolah. Penelitian ini di laksanankan di SMA Negeri 1 Balaesang. Adapun informan penelitian di tentukan secara purposive sampling berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tipe penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Dari hasil penelitian di ketahui bahwa komunikasi antarpribadi guru BK dan siswa telah berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini terlihat karena setiap permasalahan yang terjadi pada siswa di sekolah tersebut dapat terselesaaikan dengan baik, selain itu siswa juga merasa mempunyai hubungan baik dengan guru BK. Dilihat dari ke lima indikator komunikasi yang baik di tandai dengan hubungan interpersonal yakni pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan sosial makin baik dan tindakan telah berjalan dengan baik dan efektif. Guru BK yang memahami setiap permasalahan siswa, mampu membangun situasi yang menyenangkan, memberi pengaruh yang baik, menjadikan hubungan jadi lebih baik kepada siswa dan mampu mendorong siswa untuk bertindak sesuai dengan arahan. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa bahwa bimbingan konseling secara antarpribadi dapat meningkatkan hubungan antarpribadi guru BK dan siswa dan membantu mengurangi tindakan pelanggaran di SMA Negeri 1 Balaesang.

Kata kunci : Komunikasi antarpribadi, Pelanggaran siswa Submisi : 24 April 2018

Pendahuluan

Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain. Karena kita dapat menggunakan kelima indera untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia mempunyai emosi.

Salah satu organisasi tempat terjadinya proses komunikasi dalam hal proses belajar mengajar adalah sarana pendidikan yaitu sekolah. Sekolah merupakan lembaga organisasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan

mengenai etika, moral serta kedisiplinan. Peningkatan pengetahuan tidak lepas dari prestasi belajar seseorang dalam hal ini adalah siswa tidak hanya itu saja, prestasi belajar siswa harus disertai etika dan moral yang baik, yang akhirnya dapat menumbuhkan sikap kedisiplinan. Dalam upaya pencapaian pendidikan di sekolah tersebut, maka peranan kredibilitas yang dimiliki oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk meningkatakan kualitas siswa dalam prestasi belajar dan prestasi etika, moral, sikap dan tingkah laku.

(2)

wibawanya dimata para siswa. Jadi guru merupakan faktor keberhasilan pelaksanaan pendidikan yang ditetapkan untuk mewujdkan cita cita nasional, yang pada akhirnya pelaksanaan terletak ditangan guru. Adapun dalam belajar mengajar proses penyampaian pesan sumbernya bisa dari murid, guru dan lain sebagainya. Media pendidikan adalah salurannya dan penerimanya adalah murid. Sekolah bertujuan membentuk anak didik menjadi manusia yang dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh, yang dapat di pertanggungjawabkan dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan terhadap dirinya. Sebagian tanggung jawab pendidikan anak anak tersebut terletak di tangan para guru dan tenaga kependidikan lainnya. Itu sebabnya para guru harus dididik dalam profesi kependidikan, agar memiliki kompotensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien dan efektif ( Oemar ,2002:3).

Pelajar atau siswa adalah seseorang yang sedang menginjak usia remaja, yang merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Siswa siswa menengah umum ini rata rata berusia 15 sampai 18 tahun. Pada usia inilah akan muncul berbagai macam gejolak jiwa, keragu-raguan yang dapat menimbulkan kesulitan kesulitan dalam dirinya. Kesulitan kesulitan yang datang tentu akan menyebabkan rasa ketidakpuasan siswa yang dapat menganggu konsentrasi belajar. Permasalahan ini membuat tugas sebagai pengajar menjadi lebih berat, karena guru harus menghadapi berbagai perbedaan sifat dan sikap secara individual.

Di SMA Negeri 1 Balaesang khususnya, sehubungan dengan fenomena yang terjadi di lapangan berdasarkan pengamatan awal ( studi pendahuluan ) penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut : masih dijumpai siswa yang menunjukan perilaku yang meliputi antara lain, tidak masuk tanpa keterangan, meninggalkan pelajaran tanpa izin, baju tidak dimasukkan, masih ada siswa yang

berada di luar di saat jam pelajaran sedang berlangsung, berkelahi, menggunakan narkoba, merokok dilingkungan sekolah, datang terlambat dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa masih cukup tinggi. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah menunjukan siswa kurang patuh terhadap peraturan sekolah. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan oleh para guru dalam mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para siswa disekolah seperti, memberikan surat pernyataan kepada siswa, memberikan himbauan setiap apel pagi kepada siswa, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan pelanggaran, memanggil orang tua siswa. Namun upaya itu sering kurang dihargai dan diperhatikan oleh siswa.

Seperti yang pernah terjadi pada tahun pertengahan 2015, beberapa siswa yang tertangkap oleh gurunya menggunakan pil narkoba jenis ekstasi di kantin sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung dan pada saat itu juga siswa tersebut dilaporkan ke kantor polisi untuk melakukan pemeriksaan dan menerima sanksi-sanksi ringan atas pelanggaran yang sudah dilakukan.

Dengan komunikasi antarpribadi secara persuasif dan efektif antara guru dan siswanya diharapakan akan membantu motivasi, menggerakkan serta mendorong siswa untuk mengurangi pelanggaran yang terjadi di sekolah dan memfokuskan siswa agar lebih giat belajar, karena komunikasi antar pribadi yang berjalan dengan baik, maka akan membuat siswa lebih komunikatif dan mau bekerja sama untuk lebih giat sehingga rencana dan tujuan dari sekolah akan tercapai yaitu menciptakan siswa yang bermutu.

Komunikasi Antar Pribadi

(3)

tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang memengaruhi citra diri orang serta membantu orang lain untuk memahami harapan harapan orang lain (Bungin,2006:260).

Dalam tatanan antarpribadi, komunikasi berlangsung secara sirkuler, peran komunikator dan komunikan terus dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa kedudukan komunikator dan komunikan relatif setara. Proses lazim disebut dialog walaupun dalam konteks tertentu dapat juga terjadi monolog, hanya satu pihak yang mendominasi percakapan. Efek komunikasi antarpribadi, komunikator dapat mempengaruhi tingkah laku (efek konatif) dari komunikannya. Memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal, serta segera merubah atau menyesuaikan pesannya apabila didapat

umpan balik negatif

(Vardiansyah,2004:31).

Salah satu kerangka atau jenis komunikasi hubungan antarpribadi adalah hubungan antara guru dan siswa. Manusia tidak hanya membuat persepsi tentang orang lain, tetapi juga mempersepsi dirinya sendiri. Setiap manusi subyek dan obyek persepsi sekaligus. Menurut Charles Horton Cooley, kita melakukannya dengan menyebut gejala ini Looking Glass Self (Cermin sendiri). Seakan-akan kita menaruh cermin didepan kita. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Kedua, kita membayangkan bagaimana

orang lain menilai penampilan kita (Rakhmat,2005:99).

Secara umum komunikasi antarpribadi dapat di artikan sebagai proses pertukaran makna antara orang-orang yang salin berkomunikasi, karena terjadi secara bertatap muka ( face to face ) antara dua indvidu. Selain itu pengertian komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung antar dua orang dimana

terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.

Pada komunikasi antarpribadi kita harus memperhatikan lawan bicara kita, apakah yang bersangkutan tertarik atau tidak pada pesan yang disampaikan. Untuk itu setiap komunikator harus dapat membaca situasi dan kondisi orang yang diajak berbicara agar pembicaraan itu dapat menghasilkan sebagaimana yang di harapkan. Proses penyampaian pesan tersebut dilakukan untuk memberikan pengertian atau mempengaruhi sikap dan

tindakan orang (Mulyana,2012:41).

Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dapat di bedakan atas dua macam, (Cangara,2012:23) yakni :

a) Komunikasi Diadik ( Dyadic Communication ) Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat di lakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius yakni adanya pihak dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat, pihak-pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara stimulan dan spontan baik secara verbal maupun non verbal (Mulyana,2012:73).

b) Komunikasi Kelompok Kecil ( Small Group Communication ) Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.

Menurut Judy C. Pearson, komunikasi antarpribadi memiliki karakteristik sebagai berikut :

(4)

pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya di pengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita. 2. Komunikasi antarpribadi bersifat

transaksional. Anggapan ini mengacu pada pihak pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan

3. Komunikasi antarpribadi mengacu pada aspek aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan di pengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi. 4. Komunikasi antarpribadi

mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.

5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak pihak yang saling bergantung satu sam lainnya dalam proses komunikasi.

6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan (Kurniawati,2014 : 6).

Menurut Steward L Tubbs dan Sylvia Moss dalam Susanto (2010:13) Ada lima indikator komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik, antara lain :

1. Pemahaman

Pemahaman adalah penerimaan yang cermat dari sisi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat di sebut kegagalan komunikasi primer ( primary breackdown in communication ). Perlu pemahaman mengenai psikologi pesan dan psikologi komunikator untuk menghindari hal tersbut.

2. Kesenangan

Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan dan membentuk pengertian.

Adapula komunikasi yang lazim disebut komunikasi fatis ( phatic communication ) yang dimaksud untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan.

3. Pengaruh Pada Sikap

Pengaruh pada sikap, apabila seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbaagai situasi tetap berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai dengan keinginan yang diharapkan.

4. Hubungan Yang Makin Baik Sebagai makhluk sosial yang tak pernah bisa sendiri dalam kehidupannya, manusia memppunyai daftar kebutuhan sosial yang akan menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang (affection). Kebutuhan sosial ini hanya bisa di penuhi dengan komunikasi yang efektif.

5. Tindakan

(5)

Pelaggaran Siswa

Kebanyakan orang dewasa masih menganggap mereka sebagai anak-anak. Dan memanglah kenyataan demikian, bahwa anak remaja berada di masa pubertas yakni suatu masa transisis dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja belum sanggup berperan sebagai orang dewasa, tetapi eggan jika tersebut bahwa dia masih anak-anak. Karena orang dewasa enggan memberikan peranan dan tanggung jawab kepada mereka, maka hal itu dirasakan oleh remaja sebagai kurangnya penghargaan (Sofyan,2014:88)

Menurut Hurluck (1978) dalam Sofyan (2014:89) pelanggaran siswa dan remaja bersumber dari moral yang sudah berbahaya atau beresiko ( Moral hazard). Menurutnya, kerusakan moral katanya bersumber dari : (1) keluarga yang sibuk, keluarga retak, dan keluarga single parent dimana anak hanya diasuh oleh ibu; (2) menurunnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi anak; (3) peranan gereja tidak mampu menangani masalah moral.

Pelanggaran ialah kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan anti sosial yang melanggar norma-norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku disuatu masyarakat (Sofyan,2014:89)

Sebab-sebab pelanggaran siswa yang bersumber dari Sekolah, sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah tangga. Karena itu ia cukup berperanan dalam membina anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.dalam hal ini peranan guru sangat di perlukan sekali. Jika kepribadian guru buruk, maka dapat di pastikan anak menular kepada anak didiknya (Sofyan,2014:113)

Hal ini dikatakan oleh ahli psiko hygiene yaitu Bernard (1961:113) dalam Sofyan (2014:114) sebagai berikut : “techer personality is contagious, if he is tense, irritable, dominating or careless, the pupil will show the evidence of tension, crossness, and lack of social grace and will produce slovenly work”. Jelas sekali

bahwa perilaku guru yang buruk seperti tegang, marah, mudah tersinggung, menguasai murid, maka para murid akan tertular oleh sifat dan perilaku guru tersebut.

Metode Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tipe ini digunakan dengan tujuan untuk meberitakan gambaran tentang keseluruhan obyek yang diteliti dalam rangka menjelaskan tentang permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu komunikasi antarpribadi guru dan siswa dalam mengurangi tingkat pelanggaran siswa di SMA Negeri 1 Balaesang. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya prilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain ( kriyantono, 2006 : 69).

Dasar penelitian ini menggunakan

metode study kasus. (Kriyantono,2006:66), study kasus

merupakan metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperehensif berbagai individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Kasus yang dimaksud yaitu tingkat pelanggaran siswa masih cukup tinggi di SMA Negeri 1 Balaesang.

Konsep penelitian yang terkait dalam komunikasi antarpribadi guru dan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa perlu dioperasikan dan menentukan indikator-indikatornya, yaitu :

a) Komunkasi antarpribadi

(6)

mengerti, menerima dan melaksanakan pesan-pesan tersebut degan baik.

- Pemahaman adalah kemampuan seorang guru dan siswa dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan pesan yang disampaikan.

- Kesenangan adalah kemampan seorang guru dan siswa membangan hubungan lebih hangat, akrab dan menyenagkan saat melakukan bimbingan konseling dalam situasi tatap muka.

- Pengaruh pada sikap kemampuan guru mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan siswa dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga siswa bertindak seperti atas kehendak guru.

- Hubungan yang makin baik adalah kemampuan seorang guru dan siswa menumbuhkan dan mempertahankan hubungan antarpribadi

- Tindakan adalah kempuan seorang guru dan siswa untuk melahirkan tindakan atau pesan yang di kehendaki.

b. Pelanggaran

Pelanggaran atau kenakalan siswa adalah suatu rentan perilaku yang tidak diterima secara sosial ( bertindak berlebihan disekolah ) yang dilakukan oleh siswa di SMA Negeri 1 Balaesang dengan berbagai macam bentuk pelanggaran yaitu : bolos sekolah, merokok, menggunakan narkoba, berkelahi, berpakaian tidak rapi, dan banyak siswa berada diluar kelas saat pelajaran sedang berlangsung.

Penelitian di laksanakan di SMA Negeri 1 Balaesang Kabupaten Donggala. Dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut mewakili dari objek penelitian karena masih ada siswa yang melakukan pelanggararan di sekolah. Di ketahui kasus atau pelanggaran yang meliputi antara lain : tidak masuk tanpa keterangan,

meninggalakan pelajaran tanpa izin, baju tidak di masukan, merokok, menggunakan narkoba, berkelahi, dan lain-lain.

Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian (Bungin,2007:78). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Guru ( BK ) bimbingan dan konseling siswa SMA Negeri 1 Balaesang.

Kemudian penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive, yaitu menunjuk langsung informan berdasarkan tujuan peneliti, dengan pertimbangan bahwa informan yang di tunjuk adalah reprsentatif dari seluruh guru dan kepala sekolah, yang dapat memberikan informasi akurat sesuai dengan kebutuhan dan objek penelitian.

Pengambilan satu orang guru dan empat orang siswa ini sebagai informan dengan alasan bahwa dua orang guru bimbingan konseling (BK) memiliki jabatan dan tugas yang cukup penting di lingkungan sekolah, dan keempat siswa ini merupakan siswa yang di anggap paling banyak melakukan pelanggaran di sekolah SMA Negeri 1 Balaesang.

Teknik atau metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi, baik yang di peroleh dari wawancara mendalam maupun observasi data kualitatif, data yang di peroleh dari lapangan diambil kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bent uk narasi (Kryantono, 2006;165).

Pembahasan

(7)

Negeri 1 Balaesang, memang benar bahwa siswa yang melakukan tindakan melanggar ketika di proses atau di bimbing siswa menerima dan memahami semua arahan guru BK dan langsung bertindak sesuai arahan guru BK. Dan dalam kegiatan bimbingan konseling pun guru BK juga seringkali menemukan hambatan-hambatan dalam memberikan pemahaman kepada siswa. Dalam hal ini guru hanya memberikan motivasi-motivasi kepada siswa agar siswa tidak mengulangi kembali dan lebih memiliki semangat dalam belajar agar nantinya terbentuk manusia yang dewasa dan mampu membaca lingkungan dan dapat menghadapi masalah-masalah yang timbul di sekitarnya.

Kesenangan adalah sikap mempertahankan hubungan insani sehingga timbul keakkraban, kehangatan, dan menyenangkan. Seperti yang di lakukan guru BK dan siswa saat melakukan bimbingan konseling siswa merasa senang dengan arahan-arahan yang di berikan oleh guru BK karena dalam bimbingan konseling guru BK dan mampu memposisikan diri sebagai sahabat siswa. Komunikasi akan efektif apabila timbul rasa senang diantara guru BK dan siswa, baik pada saat bimbingan konseling berlangsu ng maupun setelah kegiatan bimbingan konseling.

Tindakan mempengaruhi sikap orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain mengikuti apa yang kita ucapkan. Komunikasi akan efektif bila pesan yang anda sampaikan di terima oleh komunikan, kemudian komunikan berbuat sesuatu sesuai dengan ajakan anda. Komunikasi secara persuasif akan efektif di lakukan untuk mempengaruhi sikap mereka.

Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi dalam kegiatan bimbingan konseling kepada siswa yang melakukan pelanggaran di sekolah adalah karena guru BK dapat mengetahui pengaruh yang di

timbulkan oleh sikap siswa secara langsung dari siswa, serta mengubah sikap, pendapat dan perilakunya agar tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sering mereka lakukan di sekolah. Dalam kegiatan bimbingan konseling pengaruh sikap yang di timbulkan siswa bermacam-macam, lebih menjaga sikap kepada guru dan tidak mudah terpengaruh oleh siswa lain yang ingin melakukan pelanggaran lainnya. Dengan demikian guru BK dapat mengarahkan siswanya sebagaimana yang di inginkan, yaitu proses bimbingan yang efektif.

Hubungang sosial makin baik memang selalu terjalin antara guru BK dan siswa yang melakukan tindakan pelanggaran di sekolah SMA Negeri 1 Balaesang, mengingat bahwa latar belakang siswa siswa berbeda-beda satu sama lainnya agar tidak terjadi hal-hal yang bisa menimbulkan pertentangan diantara guru BK dan siswa. Menurut yang peneliti ketahui selama mengadakan penelitian hubungan sosial makin baik tersebut tidak hanya terjalin dalam kegiatan bimbingan konseling saja tetapi di luar kegiatan bimbingan konseling pun mereka bisa menciptakan hubungan baik dengan para siswa dengan cara mengajak siswa melakukan hal-hal baik dan mengajarkan bagaimana cara belajar yang baik dan benar dengan tujuan agar tidak ada lagi tindakan pelanggaran yang di lakukan oleh siswa di SMA Negeri 1 Balaesang.

(8)

mengarahkan siswa yang melakukan tindakan pelanggaran di sekolah lebih terarah dalam setiap tindakannya, dan perubahan dari segi sikap siswa yang lebih banyak memfokuskan diri pada pelajaran. sehingga akan mencegah dari kerusakan dan tindakan pelanggaran di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Balaesang.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana telah yang telah di bahas pada bab IV adalah bahwa komunikasi antarpribadi guru BK dan siswa dalam mengurangi tindakan pelanggaran di sekolah SMA Negeri 1 Balaesang sudah sepenuhnya berjalan secara baik dan efektif karena bapak Iwan S.Pd dan ibu Arny sulfan S.Pd selaku guru BK sudah bisa menerapkan ke 5 indikator komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik dalam pengabdiannya sebagai guru BK di sekolah SMA Negeri Balaesang.

- Pemahaman

Komunikasi antarpribadi guru BK dan siswa dalam mengurangi tindakan pelanggaran yaitu cukup baik, hal ini di karenakan dalam kegiatan bimbingan konseling pemahaman selalu tercipta antara guru BK dan siswa, terlihat dari bagaimana siswa memahami semua arahan-arahan dan motivasi-motivasi yang di berikan oleh guru BK sehingga siswanya lebih semangat dalam belajar dan tidak melakukan tindankan pelanggaran di lingkungan sekolah.

- Kesenangan

Komunikasi antarpribadi guru BK dan siswa dalam mengurangi tindakan pelanggaran di sekolah yaitu belum cukup baik dalam hal kesenangan, karena dalam kegiatan bimbingan konseling secara antarpribadi guru BK juga seringkali mengalami hambatan dalam membangun situasi yang menyenangkan kepada siswa. Hal ini

di karenakan salah satu pihak dalam hal ini pihak siswa yang bermasalah kurang terbuka kepada guru BK. Selain itu dalam kegiatan bimbingan konseling guru BK juga mampu membangun situasi yang menyenangkan sehingga siswa juga merasa senang dengan arahan yang di sampaikan oleh guru BK.

- Pengaruh pada sikap

Komunikasi antarpribadi guru BK dan siswa dalam mengurangi tindakan pelanggaran di sekolah yaitu cukup baik dalam hal pengaruh pada sikap, karena dalam kegiatan bimbingan konseling secara antarpribadi guru BK dapat mengetahui secara langsung pengaruh yang ditimbulkan siswa saat di proses.

- Hubungan sosial yang makin baik Komunikasi antarpribadi guru BK dan siswa dalam mengurangi tindakan pelanggaran di sekolah yaitu cukup baik dalam hal hubungan sosial makin baik karena dalam kegiatan bimbingan konseling guru BK melakukan pendekatan secara antarpribadi untuk mengetahui apa saja yang diinginkan siswa agar hubungan mereka semakin baik dan bisa mendukung kemajuan dan keberhasilan siswanya, dan sebaliknya para siswa juga menghargai hubungan baik kepada guru BK dengan cara menjaga sikap dan menguragi tindakakan pelanggaran di sekolah. Selain itu guru BK juga menerapkan bagaimana cara menjaga hubungan agar tetap baik kepada siswa-siswanya.

- Tindakan

(9)

proses dan di bimbing. Selain itu juga ada siswa yang sudah diproses melakukan tindakan yang sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru BK yaitu lebih mencintai belajar dan mengurangi tindakan pelanggaran di sekolah.

Referensi

Anggi Annisa Febrianti Dalam Jurnal Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik ( 2014 ) http;//

ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site di akses pada 14/04/17

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori Paradigma, Dan Diskusion Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana

Bungin, Burhan.2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Cangara, Hafied.2012. Pengantr Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Devito, Joseph.A.1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Persada

Effendy, Onnong

Uchajana,2003.IlmuTeori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti

Gunadi YS.1998. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta : Gramedia

Hamalik, Oemar.2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompotensi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hari Styioko Dalam Jurnal Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi ( 2011 ) https;//ejournal.com2011/08/

efektifitas-komunikasi-antarpribadi.di akses pada 29/04/17

Kriyantono, Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup

Kurniawati, Nia Kania.2014. Komunikasi Antar Pribadi:Konsep Dan Teori Dasar. Yogyakarta: graha ilmu

Mar,at.1981, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Galia Indonesia

Mulyana, Deddy.2012. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution,S.2003.Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara

Rakmat, Jalaludin.2005. Psikologi Komunikasi. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya

Ruslan, Rosady.2008.Metode Penelitian Publick Relation dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sedjaja, Djuarsa.2004. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Sofyan, Willis.2014. Remaja Dan

Masalahnya. Bandung : ALVABETA

Suranto AW.2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: graha ilmu.

Susanto, Eko Harry.2010. Komunikasi Manusia Esensi Dan Aplikasi Dalam Dinamika Sosial Ekonomu Politik. Jakarta : Mitra Wacana Politik

Uchjana, Onong.1992. Spektur Komunikasi. Bandung: Bnadar Maju.

Vadriansyah,Dani.2004. Prngantar Ilmu Komunikasi Pendekatan Taksonomi Konseptual. Bogor: Galia Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan keimanan bagi usia dewasa muda dapat dilakukan dengan. jalan memperkuat benteng keimanan yang telah dimiliki

Dari hasil perhitungan dengan metode tenaga kerja berubah ini diketahui total ongkos produksi untuk bulan September sampai bulan Agustus 2003 2004 yaitu sebesar Rp

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran interaktif penginderaan jauh berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana hasil yang diperoleh

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda

Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial, baik kepemimpinan visioner maupun motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi (Hipotesis 2

Menyusun aturan Pengendalian pemanfaatan ruang dan ketentuan zonasi untuk penataan areal-areal yang dilewati jalur rel yang akan dikembangkan Meningkatkan regulasi untuk

Software yang digunakan adalah app inventor, arduino IDE, fritzing sedangkan hardware yang digunakan adalah smartphone, arduino uno, sensor getar, breadboard, bluetooth

Divisioonat toimivat jatkosodassa hyökkäysvaiheessa ja vuoden 1944 torjuntataisteluiden aikana armeijakuntien alaisuudessa sekä asemasotavaiheen ajan Kannaksen, Maaselän