• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Kampanye Penghapusan Kekerasan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Kampanye Penghapusan Kekerasan (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Akhir-akhir ini sering kita lihat baik melalui media cetak maupun elektronik yang menayangkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami terhadap istri, ayah terhadap anak, ibu terhadap anak dan pengasuh terhadap anak asuhnya serta majikan terhadap pembantu rumah tangga. Kejadian tersebut tidak hanya memelibatkan keluarga yang mampu yang bertempat tinggal di perkotaan saja, melainkan telah melibatkan masyarakat yang tidak mampu yang bertempat tinggal di pedesaan terutama yang menjadi korban kekerasaan dalam rumah tangga adalah perempuan.

Akibat dari tindak kekerasan tersebut dapat menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk

melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Dalam rangka membangun sumber daya manusia Indonesia yang

berkualitas perlu adanya upaya bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga dalam menanggulangi permasalahan kekerasan dalam rumah tangga. Penanganan untuk masalah ini memerlukan penanganan yang terpadu.

B. Maksud dan Tujuan

Kegiatan Kampanye Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

 Membuat kekeluargaan harmonis dan damai

 Mengsejahterakan didalam suatu keluarga

 Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga;

(2)

 Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga

 Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.

 Menjelaskan yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

 Menjelaskan faktor-faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kekerasan dalam rumah tangga(KDRT)

Kekerasan dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan isu yang telah berabad-abad akibat konsep budaya patriakhi yang kini sudah menjadi isu global. Kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya dapat menjadikan siapapun dalam keluarga sebagai korban. Hal ini dapat terlihat baik melalui media cetak maupun elektronik tentang peristiwa-peristiwa

penganiayaan terhadap suami, istri, anak kandung, anak asuh, kakek, nenek, dan pembantu rumah tangga. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Research Center Kajian Jender dan HAM Semarang, menunjukkan bahwa dari bulan November 2009 sampai dengan bulan Februari 2010 terdapat 136 kasus kekerasan jender dengan korban perempuan sebanyak 211 orang. (Kedaulatan Rakyat, 9 Maret 2010: 9). Akibat kekerasan tersebut dapat menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkungan rumah tangga.

faktor-faktor penyebab kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

1. Masyarakat masih mendasarkan anak laki-laki dengan mendidiknya agar mempunyai keyakinan bahwa lelaki harus kuat dan berani. Lelaki dilatih untuk merasa berkuasa atas diri dan orang sekelilingnya ketika memasuki rumah tangga. Suami seolah-olah

(3)

terhadap istrinya tersebut termasuk dalam bentuk kekerasan. Hal ini yang melanggengkan budaya kekerasan.

2. Adanya kebiasaan mendorong perempuan atau istri agar supaya bergantung pada suami khususnya secara ekonomi. Hal ini membuat perempuan sepenuhnya berada dibawah kuasa suami. Akibatnya istri sering diperlakukan semena-mena sesuai kehendak suami.

3. Fakta menunjukkan bahwa lelaki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam

masyarakat. Anggapan suami atau laki-laki mempunyai kekuasaan terhadap istri ini dapat diartikan bahwa di dalam rumah tangga istri sepenuhnya milik suami yang harus selalu berada dibawah kendali suami.

Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tindak kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga dibedakan kedalam 4 (empat) macam :

1.Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut (menjambak), menendang, menyudut dengan rokok, memukul/melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.

2.Kekerasan psikologis / emosional

Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan / atau penderitaan psikis berat pada seseorang.

(4)

3.Kekerasan seksual

Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.

4.Kekerasan ekonomi

Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri.

Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan.Upaya-upaya dalam pemenuhan hak-hak korban KDRT harus diakui kehadiran UU PKDRT membuka jalan bagi terungkapnya kasus KDRT dan upaya perlindungan hak-hak korban. Dimana, awalnya KDRT dianggap sebagai wilayah privat yang tidak seorang pun diluar lingkungan rumah tangga dapat memasukinya. Lebih kurang empat tahun sejak pengesahannya pada tahun 2004, dalam perjalanannya UU ini masih ada beberapa pasal yang tidak menguntungkan bagi perempuan korban kekerasan. PP No. 4 tahun 2006 tentang Pemulihan.

B. Dasar hukum

(5)

perempuan (istri) dan pelakunya adalah suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya, atau orang-orang yang tersubordinasi di dalam rumah tangga itu. Pelaku atau korban KDRT adalah orang yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian dengan suami, dan anak bahkan pembatu rumah tangga, tinggal di rumah ini. Ironisnya kasus KDRT sering ditutup-tutupi oleh si korban karena terpaut dengan struktur budaya, agama dan sistem hukum yang belum dipahami. Padahal perlindungan oleh negara dan masyarakat bertujuan untuk memberi rasa aman terhadap korban serta menindak pelakunya.

C. Profil yayasan jaRI

visi

menjadi sebuah lembaga yang mampu membantu masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan guna mencapai keseimbangan tatanan kehidupan yang harmonis antara perubahan dan kemajuan tanpa disertai tindak kekerasan.

misi

1. Mempromosikan Hak Asasi Manusia (HAM) salah satunya adalah hak reproduksi yang sehat dan aman serta cara-cara mewujudkannya.

2. Penerapan Konvensi Anti Diskriminasi (CEDAW) dalam berbagai program kehidupan yang sensitif jender.

3. Mempromosikan dan mengembangkan sikap profesioanalisme untuk mencapai tujuan.

D. Target kampanye

- Jenis kelamin : perempuan dan laki-laki - Umur : semua umur

- Status : menikah (orangtua) - Pekerjaan : seluruh pekerjaan

(6)

E. Bentuk Kampanye

Kampanye yang bertemakan mengenai ” Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

” akan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Blog

Untuk mendukung kegiatan kampanye ini, maka dilakukan pembuatan blog yang berjudul “Kekerasan Dalam Rumah Tangga”. Dalam blog tersebut akan diuraikan informasi-informasi yang berkatitan dengan kekerasan dalam rumah tangga seperti mengenali tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga, , info tentang dampak kekerasan dalam rumah tangga, informasi mengenai berbagai acara yang dilakukan oleh tim media relation untuk menyampaikan tema kampanye.

2.Seminar

Kami mengadakan seminar (penyuluhan) kepada target audience yakni orang tua dan tenaga pendidik. Melalui seminar ini kita memberikan penyuluhan dan informasi mengenai kekerasan dalam rumah tangga. Topik yang akan disampaikan dalam seminar ini adalah mengenai pentingnya keharmonisan dalam rumah tangga. Selanjutnya akan disinggung juga mengenai isu kritis mengenai kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia yang mempunyai dampak negatif bagi tumbuh kembang anak di masa depan.

3.Facebook

Di masa sekarang, banyak orang yang menggunakan situs jejaring sosial seperti

facebook. Oleh karena itu kami menggunakan media facebook untuk menyampaikan informasi mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan mengundang sebanyak mungkin orang untuk bergabung dalam facebook kami.Karena jaringan pertemanan facebook begitu luas sehingga melalui facebook kami juga dapat menyampaikan informasi secara luas pula, terutama kepada target audience, yaitu para orangtua dan tenaga pendidik.

(7)

 Sewa tempat +Stand Mall Rp 200.000.000,-

 MC Rp 2.000.000,-

 pembicara Rp

10.000.000,- makanan untuk peserta Rp

500.000,-BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak bertanya dan belajar, seperti membaca buku yang memang isi bukunya itu bercerita tentang bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Seharusnya seorang suami dan istri bisa mengimbangi kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat mempengaruhi keinginan kedua belah pihak yang bertentangan. Seorang suami atau istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya masing-masing.

(8)

sudah begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul dan berbaur dengan orang lain. Ini adalah dampak dari sikap seorang suami yang memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi. Banyak contoh yang kita lihat dilingkungan kita, kajadian seperti itu. Sifat rasa cemburu bisa menimbukan kekerasan dalam rumah tangga.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rambut jagung ( Zea mays L.) memiliki efek untuk menurunkan kadar gula darah

Untuk mengantisipasi permasalahan ini, model pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk

Bentuk kekerasan seksual yang paling banyak dialami oleh responden SMA adalah pelecehan seksual berupa kata-kata tidak senonoh, sedangkan bentuk kekerasan seksual pada

Pengaruh perubahan bunyi fonem konsonan /k/, /t/,/b/ dan /p/ kepada bunyi hentian glotis /ʔ/ pada posisi akhir kata juga merupakan aspek yang banyak digunakan oleh guru-guru

 enaga enaga kerja kerja adalah adalah seluruh seluruh jumlah jumlah penduduk penduduk "ang "ang dianggap dianggap dapat dapat $ekerja dan sanggup $ekerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kinerja Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan Pada Kantor Camat Tapa Kabupaten Bone Bolango, dari Rumusan masalah

Berdasarkan hasil penelitian pada produk snack labu kuning dengan perbandingan bahan pengisi dengan labu kuning yang terpilih adalah perbandingan 57:23 yang berpengaruh terhadap

“Nikah Sirri dalam Perbincangan Media Massa” menjelaskan bahwa persoalan nikah sirri menjadi suatu yang sangat menarik dan berkembang di era modern ini. Nikah sirri