• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendaftaran HAT HUKUM kePPAT an Kuliah MKn 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendaftaran HAT HUKUM kePPAT an Kuliah MKn 2014"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI KULIAH

PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH &

HUKUM KE PPAT-AN

MAHASISWA MAGISTER KENOTARIATAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2014/2015

Oleh:

Prof.Dr.Suhariningsih,S.H.SU Eko Handoko,S.H.Not.

Imam Koeswahyono,S.H.MHum

(2)

KONTRAK BELAJAR

(Student Based Learning ):

1. S

erius

2. T

ertib & Cermat

3. T

epat waktu

4. P

artisipasi (totalitas)

5. Kekompakan/ Kebersamaan dgn tugas

ke-lompok

6. Kejujuran

7.

Keberanian (dlm kebenaran)

8. Transparansi (Sistem Penilaian Hasil Bela-jar)

9. Keterbukaan Fikiran (Positif)

(3)

BAHAN PUSTAKA:

• Oloan Sitorus & HM Zaki Sierrad.,2006., Hukum Agraria

In-donesia, Konsep Dasar & Implementasi, Cetakan Pertama, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta

• Boedi Harsono.,2009., UUPA Sejarah Penyusunan dan Pelak-sanaannya, Djambatan, Jakarta Jilid/Bag I dan II

• Muchsin & Imam Koeswahyono.,2007.,Hukum Agraria Indonesia Dalam Perspektif Sejarah, Refika Aditama, Bandung

• Arie Sukanti Hutagalung (Editor,Penulis).,2011., The Princi-ples of Indonesian Agrarian Law, Bd Penerbit FH-UI, Jakarta • Arie Sukanti Hutagalung dkk.,2012.,Hukum Pertanahan di

Belanda dan Indonesia, UvG,UvL,UI, Pustaka Larasan BaliUrip santoso.,2011., Perolehan Hak Atas Tanah,PT Revka Petra

Media, Surabaya

• Basic Agrarian Law (UUPA) & Buku Boedi Harsono 

(4)

SATU

AN ACARA PEMBELAJARAN

Tujuan: memberikan pemahaman mahasiswa MKn yg komprehensif mengenai hak atas tanah, pendaftaran tanah serta hk ke PPAT-an dgn urutan sebagai berikut:

Pengertian hak atas tanah,jenis HAT, transaksi berobyek tanah

Seluk beluk Akta yang bertautan dengan tanah

Pengaturan PPAT: sejarah, tugas pokok & fungsi PPATMacam-macam Akta PPAT beruatan dengan tanah

Urutan Pembahasan Per Pokok Bahasan Garis Besarnya:

Pengertian hak atas tanah,jenis HAT, transaksi berobyek tanah

Seluk beluk Akta yang bertautan dengan tanah

Pengaturan PPAT: sejarah, tugas pokok & fungsi PPATMacam-macam Akta PPAT berkaitan dengan tanah

(5)

Kesim

pulan Pluralitas Hk Tanah

Hukum Tanah Barat ( Liberal-Individualistik): sumber: a.Tertulis BK II: Eigendom (Ps 571), Opstal (Ps 711) Erfpacht (Ps 720),

Gebruik (Ps 818),III: jual-beli (Ps 1457-1458), sewa-menyewa Ps 1588-1600), IV Acquisitive Verjaring,BW (Psl 610-1955, 1963), b.Tdk Tertulis (Hk Kebiasaan Blnd Kuno sblm BW 1848),

Agrarisch Wet 1870, Agrarisch Besluit 1870 /118(Tnh Adm)

Hukum Tanah Adat: a. Tertulis diciptakan Pem Hind Bld/ Pem Swapraja b. Tdk Tertulis: berlaku sebag gol Inlanders/ Bm

Putra

Tanah Hak Indonesia (Tdk diatur Hk Tnh Barat):

Dibuat Pem Swapraja: berlaku di Kasultanan DIY, Solo, Sumt Tmr

Dibuat Pem Hind Belanda: Hak Agrarisch Eigendom S 1872/117 & S 1873-38 Grond Vervreemdings verbod S 1875-179

Pengaturan dlm Psl 62 RR 1854 Psl 51 IS

Hak Ulayat, Huta (Tapanuli), Negari (Minangkabau)

Hak Anggaduh Kagungan Dalem (DIY + Solo)

Apanage Stelsel: pemberian HAT dari raja kpd kelg/ kaula

Tanah Gogolan/ Pekulen/ Kelakeran (Minahasa)/ Pusako

(6)

PRE TEST

1. Apa yang anda fahami mengenai akta?

2. Apa perbedaan antara akta dan surat resmi lain? 3. Dimana letak hukum akta ?

4. Apa tujuan pendaftaran tanah ?

(7)

Dua Bagian Hukum Tanah (E Utrecht)

Hukum Tanah Adm: mengatur hak penguasaan atas

unsur SDA, Agraria, kept masy/umum

Hukum Tanah Perdata:mengatur hub hk suby & oby

Garis besar Perkemb Hk Tanah Indonesia:

Hukum Tanah Adat (Indigenous/ Folk Law)

Hukum Tanah Barat ( Burgerlijk Wetboek 1848): Bk II HAT & Hak Jaminan, Bk III: jual-beli, BK IV Daluwarsa

SIMPULAN: Dualistik

Pluralistik

Ketent Pokok

Ketent Pelengkap

HK Tnh Adat

HK Tnh Barat

Dualistik

Hk Tnh Antar Gol

Hk Tnh Administrasi

(8)

PEMBENTUKAN & PEMBANGUNAN HUKUM TANAH NASIONAL

Garis Besar Hukum Tanah Sblm lahirnya UUPA

Hukum Tanah Adat7 tiang Hk Adat van Vollenhoven:

1. Rechtsgemeenschappen (teritorial, genealogis, campuran)

2. Hak Ulayat

3. Adat Rechtskringen

4. Perjanjian adalah perb hukum in concrito

5. Tdk mengenal konstruksi hukum yg abstracto

6. Makes sensory perception the basis of legal catagories & distinction/ tdk mengenal “right in rem & right in

per-sonam

7.Sifat susunan keluarga: patrileneal, matrilineal,parentalKarakter hukum: tertulis & tdk tertulis folk law

Jenis: hak milik individual, komunal, Agrarisch Eigendom (Ps 15 Ay (7) IS),Grant Sultan, Grant Deli, Hak Konsesi, Vorstenlanden, Andarbe, Anggaduh dsb.

KONSEPSI HUKUM TANAH BARAT

Konsepsi:  liberal individualistik

(9)

HUKUM TANAH BARAT (Lanjutan..)

Dasar: Burgerlijk Wetboek (KUH Perdata) Buku II (Benda), Buku III (Perjanjian) & S 1834 No.27 ( Overschrijvings Ordonnantie)  Over-schrijvings Ambtenaar (Pejabat Baliknama)

Hukum Tanah Antar Golongan (Intergentiel recht) naar personele en zakelijke verschillende rechtsstelsels en rechtsnormen asas

tnh memiliki status sendiri, tdk dipengaruhi hk subyek hak

Grond vervreemdingsverbod S 1875 No.179/ larangan pengasingan tanah pri ke non pribuminoway

Hukum Tanah Swapraja pem otonom krn kontrak politis dg kolonial/ daerah tdk langsung rakyat punya “Hak Anggaduh”

Ketentuan Penting !!!Pasal 62 RR 1854 (3 ayat) Pasal 51 IS 1925 1870 No.55 (Agrarisch Wet)

AW dilaks Koninklijk Besluit Agrarisch Besluit (1870 No.118) Psl 1 Asas “Domein Verklaring”/ Domein Statement

(10)

USAHA PENYESUAIAN HUKUM AGRARIA KOLONIAL

Argumentasi: dasar filosofi berbeda Barat = Adat

Argumentasi Yuridik: Dualisme HukumKetidakpastian

Argumentasi Sosial & ek: ketimpangan struktur

Argumentasi Pragmatik: membuat hk baru/ memodify

Pilihan kebijakan: memodifikasi peraturan lama (7):

a.Penghapusan Desa Perdikan

b.Penghapusan Hak Konversi di wil Vorstenlanden

c.Penghapusan Tanah Partikelir

d.Penataan Pengaturan Tanah Perkebunan

e.Menaikkan Canon & Cijns

f.Larangan Okupasi Illegal

g.Merubah Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian

• UNIFIKASI HUKUM TANAH NASIONAL

(11)

UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA

Dasar Filosofi : Pancasila ; Dasar Konstitusional: Psl 33 (3) UUD Komunalistik Religius

Dasar Pengaturan : Hukum Adat ( Hukum Prismatik):

kepentingan nasional & ngr, sosialisme Ind, perat dlm

UUPA, perat lain, unsur yg berdasar hk agama

Tujuan : 2 a. menciptakan unifikasi hk agraria

Dasar : b. Menciptakan unifikasi hak penguasaan (HAT & hak jaminan) melalui Konversi

Fungsi UUPA: a. menghapus Dualisme hk tnh

b. unifikasi HAT & hak jaminan dg Konversi

c. Meletakkan landasan hk bg pemb hk agr

Azas Hukum Tanah Nasional: , nasionalitas, fungsi sosi-al, pemerataan & keadilan, penatagunaan tnh & peme-liharaan lingk hidup, kekeluargaan & kegotongroyongan, pemisahan horisontal, berkarakter hukum publik

(12)

ASAS- ASAS DASAR HUKUM TANAH NASIONAL

A.Asas Religiositasmemperhatikan unsur hk agama Ps 1 & 49

B.Asas Kebangsaanmendahulukan kept nasional Ps 9, 20, 55

C.Asas Demokrasitdk membedakan gender, suku, agama, wil Ps 4 ,9

D.Asas pemerataan, pembatasan & keadilan- gol ek lemah khususnya petani Ps 11, 12

E.Asas kepastian hk & keterbukaangol petani Ps 11,13,19

F.Asas tnh SDA strategikoptimal, sustainable,terenc Ps 13, 14

(13)

HAK PENGUASAAN ATAS TANAH MENURUT HK TANAH NASIONAL

A.Pengertian: hub hk yg memberikan kewng suby hk thd oby hk

B. Pembidangan: bersifat hk publik dan hk perdata

C. Ruang lingkup: hk tnh, hk air, hk pertambangan, hk perik,hk penguasaan tenaga & unsur ruang angkasa

D. Tata jenjang/ hirarkhi:

1. hak bangsa (Psl 1)

2. hak menguasai negara (Psl 2)

• Merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi No.3/PUU-VIII/2010 tanggal 16 Juni 2010 memperluas makna penguasaan negara atas sumber daya agraria termasuk di dalamnya tanah dikonstruksi bahwa rakyat secara kolektif memberikan mandat kepada negara untuk:

Mengadakan kebijakan (beleid)

Mengadakan pengaturan (regelendaad)Melakukan pengurusan (bestuursdaad)Melakukan pengelolaan (beheersdaad)

Melakukan pengawasan (toezichthoudensdaad)

3. hak Ulayat (Psl 3)

4. hak perorangan terbagi:

a. hak atas tanah orisinal/ primer: HM, HGB,HGU,HPk, HPL

(14)

KETENTUAN UMUM HAT (RAMBU PEMBATAS) Sitorus 2005, 78-79)

1.Tidak boleh menimbulkan kerugian bagi pihak lain (misbruik

van recht/ abus de droit, vergunning, Psl 6 UUPA)

2.Sesuai dgn isi & sifat HAT itu sendiri (Psl 20, 28, 35 UUPA)

3. Sesuai dgn Renc Tata Ruang (RTRW) & Renc Tata Guna Tnh

(Land-use planning) (Psl 14 UUPA jo UU 26/ 2007)

4. Tdk boleh digunakan untuk praktik pemerasan (Psl 10 (1), 11 (1) UUPA)

5. Tdk boleh menggunakan Ruang Atas Tnh & Ruang bwh tnh yg tdk berkaitan lsg dgn penggunaan tnh (Psl 8 UUPA)

(15)

HAK-HAK ATAS TANAH MENURUT UUPA

Urut

an Jenis/ Macam Hak Atas Tanah Pasal (dlm UUPA) Jangka Waktu

1. Hak Milik 20 - 27 Tak terbatas

2. Hak Guna Usaha (HGU) 28 - 34 Maks 25 Thn, wkt > 35 thn diperpanjang

25 thn

3. Hak Guna Bangunan (HGB) 35 – 40 jo

PP No.40 Thn 1996 diperpanjang 20 thnMaks 30 thn

4. Hak Pakai menggunakan dan/ memungut hsl dr tnh org lain/

TN

41 – 44 jo

PP No.40 Thn 1996 perpanj 20 thnMaks 25 Thn,

5. Hak Pengelolaan (HPL) pecahan

TN Quasi HAT Psl 6 PMA No.9 Th 1965 jis PMDN No.1 Th 1977, 1 PP No.40 Thn 1996, Psl 7 (1) UU No.16 Th

1985

(16)

HAK-HAK ATAS TANAH MENURUT UUPA

Urutan Jenis/ Macam Hak Atas Tanah Pasal (dlm UUPA) &/

Per –UU-an Lain Jangka Waktu

6. Hak Sewa ( Bangunan) Psl 44 – 45 UUPA

7.

Hak Membuka Tanah &

Memungut Hasil Hutan Psl 4 (2), 46 UUPA, UU No.41 Th 1999

8. Hak Tanggungan (HT) Psl 53 UUPA, UU No.4 Th 1996

9. Hak Milik Satuan Rumah Susun

(HMSRS) UU No.16 Th 1985, PP No.4 Th 1988

10.

11.

12.

Hak Guna Air, Pemeliharaan & penangkapan Ikan

Hak Guna Ruang Angkasa (Spasial)

HAT Keperluan Suci & Sosial

Psl 47 (1) (2) UUPA

Psl 48 UUPA

(17)

HAT YG WAJIB DIDAFTAR

JENIS HAK

HAK ATAS TANAH

HAK JAMINAN

ATAS TANAH TanggunganHak

Hak Primer

Hak Sekunder

HMSRS

(18)

PEN

JENISAN SERTIFIKAT TANAH BERDASAR

JENIS HAT

JENIS SERTIFIKAT Sertifikat HAT Sertifikat Sementara HAT Sertifikat Hak Tanggungan Sertifikat HMSRS Salinan Buku Tanah Surat Ukur Gambar Situasi Salinan Buku Tanah

Salinan Buku Tanah Hak Tanggungan

Akta Pemberian Hak Tanggungan

Salinan Buku Tanah

Surat Ukur

Gambar Denah

(19)

SKEMA PENDAFTARAN JUAL-BELI TANAH

JUAL-BELI TANAH

PENJUAL PEMBELI

Akta Jual-Beli &

Berkas-berkas Dibuat Oleh

PPAT

Pendaftaran Jual-beli ke Kantor Pertanahan

Tanah Hak yg Blm Bersertifikat

Tnh Hak

Yg

Sdh

Ber sert

(20)

Pokok Bahasan II:

Administrasi pertanahan: pengertian, pengaturan , mekanisme, implikasi, konteks pemetaan kasus

Pengertian:

administrare (to serve), KUBI : usaha & kegiatan yg berkaitan dg penyelenggaraan kebijks untukmencapai tujuan/ kegiatan yg berhub dg

penyelenggaaan pem: kegiatan kantor & tata usaha, (D Suganda dlm Murad 1997: 1 )“org & manajemen dr semua sumbernya scr berdaya & berhasil guna dpt mencapai tujuan yg ditentukan”.

Pertanahan “kebijakan negara/ pemerintah dlm

mengatur hubungan manusia dengan SD tanah”(Psl 2 & 4 UUPA).

Pengaturan: UUPA, Kep Pres No.7/ 1979, UU 4/ 1996, UU No-.30/ 2004, PP 40/1996, PP 41/1996, PP 24/1997, PP

(21)

UR

USAN AGRARIA DARI SENTRALISASI KE

DESENTRALISASI ?

Latar Belakang: Pergantian Rezim Orde Baru Transisi

Maraknya kasus agraria (pertanahan) Lihat Tabel KPA

Konflik kelembagaan & norma

Kebijakan Yang Ada: Desentralisasi UU No.32 Th 2004

Bentuk Kebijakan: TAP IX/ MPR/ 2001

Keputusan Presiden No.34 Tahun 2003 Penyerahan Urusan Pusat ke Daerah 9

Urusan

Kebijakan lanjutan: PP No.38 Thn 2007

Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan pemerintahan meliputi:

a. pendidikan;

b. kesehatan;

c. pekerjaan umum . . .

c. pekerjaan umum;

d. perumahan;

e. penataan ruang;

f. perencanaan pembangunan;

g. perhubungan;

h. lingkungan hidup;

(22)

Pokok Bahasan II: mekanisme, implikasi, konteks pelayanan pertanahan

Mekanisme:Instruksi Ka BPN No.3 Th.1998 peningkatan efisiensi & kualitas pelayanan masy di bid pertanahan

Implikasi:efisiensi, produktivitas & kualitas layanan:kejelasan prosedur, kelengkapan persyaratan, kepastian biaya,

kejelasan & kepastian waktu, informasi & tertib administrasi ( Catur tertib Pertanahan) ada & ketaatan SOP yg standar

Pelayanan Pertanahan Catur Tertib Pertanahan kepastian

peruntukan, penggunaan, persediaan, pemeliharaan

Pelibatan Aktif Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah,

PemDa

Pengawasan peruntukan, pemilikan, penggunaan dsb

Pelayanan dgn prinsip: cepat, mudah, murah, sederhana

PP No.24 Thn 1997 jo Permenag No.3 Thn 1997

(23)
(24)

PEND

AFTARAN TANAH (LAND REGISTRATION)

Pengertian: rangkaian kegiatan yg dilakukan oleh pem, secara trs

menerus, berkesinambungan & teratur meliputi: pengumpulan,

pengolahan, pembukuan serta penyajian serta pemeliharaan data fisik &

data yuridik dlm bentuk peta &daftar bidang tanah & sarusun termasuk

pemberian sertifikat sbg tanda bukti haknya bagi bidang tnh yg sdh ada

haknya & HMSRS serta hak tertentu yg membebaninya.

Dasar Pengaturan:

• Psl 19 Ayat (1) UUPA, PP No.24 Th 1997 & PMNA No.3 Thn 1997

• Institusi Penyelenggara: Pemerintah BPN KantahSie PTTujuan Pendaftaran Tanah:

1.Kepastian hukum org/bdn hk sbg pemegang HAT, kepastian lokasi, kepastian bidang tnh serta kepastian HAT

(25)

PEND

AFTARAN TANAH (LAND REGISTRATION)

SYARAT Pendaftaran Tanah:

A. Peta kadastral dpt digunakan rekonstruksi di lapangan &

digambarkan batas yg sah sesuai hak

B.Daftar ukur membuktikan pemegang hak terdaftar sbg

pemegang hak yg sah menurut hukum;

C.Setiap HAT dan peralihannya harus didaftar

FUNGSI Pendaftaran Tanah:

1.Dlm rangka permohonan & pembebanan hak tanggungan

A. Sbg syarat konstitutif lahirnya HT

B. Untuk kepentingan pembuktian HT krn pencatatan nama pemegang HT dlm bk tnh & sertifikat HT

2. Dlm rangka jual-beli tnh, maka fungsinya:

A. Untuk memperkuat pembuktian krn peralihan HAT dicatat pd bk tnh & sertifikat

(26)

PEND

AFTARAN TANAH (LAND REGISTRATION)

Penyelenggara pendaftaran Tanah BPN

OBYEK Pendaftaran Tanah: Psl 9 PP No.24 Thn 1997:

1. bId tnh yg sdh dimiliki dgn MH, HGU,HGB,HPk

• Tnh HPL

• Tnh Waqaf • MHSRS

• Hak Tanggungan

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah:

1. pendaftaran Tnh untuk pertama kali (initial registration) • 2.Pemeliharaan data pendaftaran tanah

(27)

KONSEP, DEFINISI, UNSUR HMSRS

Konsep menurut Sofian Effendi adalah istilah dan

definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Konsep berfungsi menyederhanakan pemikiran

dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa

kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya.

Konsep rumah susun dapat diketahui dari Pasal 1 angka

1 UU No.20 Thn 2011:

• Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam

bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan

(28)

TIGA KONSEP DASAR RUSUN

MENURUT UU No.20 th 2011

• 4.Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak

terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin mendirikan bangunan.

• 5. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara

tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.

(29)

TUJUAN PEMBANGUNAN RUSUN

Pasal 3

a. menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya;

b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang dengan

memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;

c. mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman kumuh;

d. mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang, efisien, dan produktif;

e. memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan

perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR;

f. memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan rumah susun;

g. menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan

berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan dan permukiman yang terpadu; dan

(30)

PERSYARATAN PEMBANGUNAN RUSUN ?

Persyaratan Pembangunan Pasal 23

(1) Pembangunan rumah susun dilakukan melalui peren-canaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan teknis.

(2) Perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 24 Persyaratan pembangunan rumah susun melipu-ti:

a. persyaratan administratif;

b. persyaratan teknis; dan

(31)

4.JENIS RUSUN MENURUT TUJUAN PENGGUNAANNYA

. 1.Rumah susun umum adalah rumah susun yang

diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi

masyarakat berpenghasilan rendah.

• 2.Rumah susun khusus adalah rumah susun yang

diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.

• 3.Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan

tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.

(32)
(33)

BABAK KE DUA

TENTANG KE-PPAT-AN

(34)

Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

1. Pengertian

• PPAT : adalah Pejabat Umum yang diberik kewenangan

untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan

Rumah Susun ; Biasanya jabatan ini dirangkap oleh Notaris

• PPAT Sementara adalah Pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT.

• PPAT Khusus ; adalah Pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas Pemerintah tertentu

(35)

PENGERTIAN AKTA SECARA BAHASA

akta /ak·ta/ n surat tanda bukti berisi pernyataan (keterangan, pengaku-an, keputusan, dsb) tt peristiwa hukum yg dibuat menurut peraturan yang berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat resmi:

-- kelahiran; -- perka-winan;-- autentik akta yg dibuat oleh atau

di hadapan pejabat umum yg berwenang membuat akta da-lam bentuk yg ditentukan oleh undang-undang;

-- mengajar Dik ijazah yg menyatakan bahwa pemiliknya

mempunyai kewenangan mengajar pd jenjang tertentu dl pendidikan formal;

-- mengajar dua Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah

dasar dan sekolah menengah pertama;

-- mengajar empat Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah

mene-ngah atas;

-- mengajar lima Dik kewenangan untuk mengajar di tingkat

perguruan tinggi;

-- mengajar satu Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah

dasar;

-- mengajar tiga Dik kewenangan untuk mengajar di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas;

(36)

PENGERTIAN AKTA SECARA BAHASA

• 1. surat tanda bukti berisi pernyataan (keterangan, pengakuan, keputusan, dsb) tt peristiwa hukum yg dibuat menurut peraturan yg berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat resmi:

--kelahiran; -- perkawinan;

-- autentik akta yg dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum yg berwenang membuat akta dl bentuk yg ditentukan oleh

undang-undang; -- mengajar Dik ijazah yg menyatakan bahwa pemiliknya mempunyai kewenangan mengajar pd jenjang

tertentu dl pendidikan formal; -- mengajar dua Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah

pertama; -- mengajar empat Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah menengah atas; -- mengajar lima Dik

kewenangan untuk mengajar di tingkat perguruan tinggi;

--mengajar satu Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah dasar; -- mengajar tiga Dik kewenangan untuk mengajar di

tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas; -- pendirian keterangan tertulis oleh notaris atau pejabat yg

(37)

AKTA PPAT

• Psl 1 PP No.37 Tahun 1998 angka 4: Akta PPAT

adalah akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti

telah

dilaksanakannya

perbuatan

hukum

tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik

Atas Satuan Rumah Susun.

(38)

BGMN TUPOKSI PPAT

• TUGAS POKOK DAN KEWENANGAN PPAT

• Pasal 2

• (1) PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan

pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah

dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu

Pasal 3

• (1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 seorang PPAT mempunyai kewenangan membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya.

(39)

BGMN TUPOKSI PPAT

• Pasal 4

• (1) PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai hak

atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang

terletak di dalam daerah kerjanya;

(2) Akta tukar menukar, akta pemasukan ke dalam perusaha-an, dan akta pembagian hak bersama mengenai beberapa hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang tidak semuanya terletak di dalam daerah kerja seorang PPAT dapat dibuat oleh PPAT yang daerah

(40)

BGMN TUPOKSI PPAT

PP No.24 Thn 1997 Psl 1 angka 24 menyebutkan:

• “Pejabat Pembuat Akta Tanah selanjutnya disebut PPAT

adalah pejabat umum yg diberi kewenangan untuk membuat

akta-akta tanah tertentu”

PP No.24 Thn 1997 Psl 6 (2) kedudukan PPAT:

• “Dlm melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT dan pejabat lain yg ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tertentu menurut PP ini dan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.”

PP No.37 Thn 1998 Psl 1 angka 1 PPAT adalah:

(41)

BGMN TUPOKSI PPAT

Sikap PPAT dlm menjalankan tugas harus

:

• 1. Profesional

memiliki pengetahuan hukum:

perdata:orang, keluarga, perjanjian, jaminan, waris,

pembuktian & daluwarsa

• 2.Mampu memformulasi & merealisasikan kehendak

para pihak yang dituangkan dlm formulasi tertentu

secara tepat & benar

• 3. Bersikap mandiri (independent), tak berpihak

(im

parsial), teliti, meneliti kebenaran obyektif

• 4.Jujur & berjiwa sosial

(Psl 32 (2) PP 37 Th 1998)
(42)

PROTOKOL PPAT

• Proto

kol PPAT yang terdiri dari daftar akta,

akta

-akta asli yang harus dijilid, warkah

pend

ukung data, arsip laporan, agenda dan

sura

t-surat lainnya.

(43)
(44)

Sengketa tanah & upaya solusinya

• Boedi Harsono

(2002

)

: “sengketa yg

diakibatkan oleh dilakukannya perb hk/ terjadinya peristiwa hk mengenai satu bid tnh tertentu”

1. Data bidang tanahnya

2.Letak bidang tanahnya

3.Batas bidang tanahnya

4.Luas bidang tanahnya

5.Status dan/atau subyek hak

6.Hak yg membebaninya

7.Pemindahan haknya

8.Batalnya hak menjadi Tn Ngr

9.Pelepasan/ penyerahan hak

10. Pengosongan tanah

11.Sengketa ganti rugi/ pesa-ngon 12.Sengketa pembatalan hak

13.Sengketa pencabutan hak 14.Sengketa pemberian hak 15.Sengketa penerbitan sertf

(45)

Sengketa tanah & upaya solusinya

Maria SW Sumardjono (1982, 1996) peta permasalahan

pertanahan:

1. Masalah penggarapan rakyat

atas tnh areal kehut, perkeb,

proyek perumh

2. Masalah pelanggaran keten-tuan Land Reform

3. Ekses-ekses dalam pengadaan tanah untuk kepentingan

pemb

4. Sengketa keperdataan bero-byek tanah

5. Masalah yg berkaitan dg Hak Ulayat Masyarakat (hk) Adat

Data 1994, 1995 E. Suhendar Jenis & Fihak yg bersengketa 1.Ganti rugi peng tnh 34,7% 2.Status penguasaan 31,5 % 3.Status pemiikan tnh 22,6% 4.Status penggunaan 11,3 %

Fihak Yg Bersengketa:

1, Masyarakat Vs Pemerintah 57% 2.Masyarakat vs pengusaha 30% 3.Sesama masyarakat 11%

Data KPA 1970 – 2000: 1.Masy vs pemerintah 719

2.Masy vs perush swasta 833

(46)

DO THE BEST

Gambar

Gambar Situasi

Referensi

Dokumen terkait

Secara ekologi bila keanekaragaman spesies rendah pada suatu kawasan, maka tingkat kestabilan komunitas di tempat tersebut kurang baik, sehingga tidak akan dapat

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan yang dialami oleh pemain PS Tamsis Bima adalah senam vitalisasi otak yaitu sebuah latihan fisik yang bertujuan

Sebelum memberikan pelayanan terhadap guru, supervisor perlu mengadakan inspeksi terlebih dahulu. Inspeksi tersebut dimaksudkan sebagai usaha mensurvai seluruh sistem

Proses pengorganisasian program relokasi Pedagang Kaki Lima ke shelter Taman Menteri Supeno dilakukan pembagain tugas antara pihak Dinas Pasar Kota Semarang Bidang PKL

Perancangan basis data dibuat dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) dand Data Flow Diagram (DFD), berdasarkan pengujian System and software desaign, Implementation

Berdasarkan nilai AIC distribusi yang memiliki nilai AIC terkecil untuk setiap stasiun pada DAS Kampar adalah distribusi normal karena distribusi normal memiliki kecocokan

Kenaikan terbesar terjadi di Kabupaten Situbondo yang mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 0,75 persen, kemudian diikuti Kabupaten Banyuwangi 0,62

Terbitnya Smart With English yang disusun oleh Tim MGMP Bahasa Inggris JSIT Jateng ini dapat dijadikan salah satu alternatif bahan ajar untuk sekolah-sekolah Islam