MATERI KULIAH
PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH &
HUKUM KE PPAT-AN
MAHASISWA MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2014/2015
Oleh:
Prof.Dr.Suhariningsih,S.H.SU Eko Handoko,S.H.Not.
Imam Koeswahyono,S.H.MHum
KONTRAK BELAJAR
(Student Based Learning ):
•
1. S
erius
•
2. T
ertib & Cermat
•
3. T
epat waktu
•
4. P
artisipasi (totalitas)
•
5. Kekompakan/ Kebersamaan dgn tugas
ke-lompok
•
6. Kejujuran
•
7.
Keberanian (dlm kebenaran)
•
8. Transparansi (Sistem Penilaian Hasil Bela-jar)
•
9. Keterbukaan Fikiran (Positif)
BAHAN PUSTAKA:
• Oloan Sitorus & HM Zaki Sierrad.,2006., Hukum Agraria
In-donesia, Konsep Dasar & Implementasi, Cetakan Pertama, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta
• Boedi Harsono.,2009., UUPA Sejarah Penyusunan dan Pelak-sanaannya, Djambatan, Jakarta Jilid/Bag I dan II
• Muchsin & Imam Koeswahyono.,2007.,Hukum Agraria Indonesia Dalam Perspektif Sejarah, Refika Aditama, Bandung
• Arie Sukanti Hutagalung (Editor,Penulis).,2011., The Princi-ples of Indonesian Agrarian Law, Bd Penerbit FH-UI, Jakarta • Arie Sukanti Hutagalung dkk.,2012.,Hukum Pertanahan di
Belanda dan Indonesia, UvG,UvL,UI, Pustaka Larasan BaliUrip santoso.,2011., Perolehan Hak Atas Tanah,PT Revka Petra
Media, Surabaya
• Basic Agrarian Law (UUPA) & Buku Boedi Harsono
SATU
AN ACARA PEMBELAJARAN
• Tujuan: memberikan pemahaman mahasiswa MKn yg komprehensif mengenai hak atas tanah, pendaftaran tanah serta hk ke PPAT-an dgn urutan sebagai berikut:
• Pengertian hak atas tanah,jenis HAT, transaksi berobyek tanah
• Seluk beluk Akta yang bertautan dengan tanah
• Pengaturan PPAT: sejarah, tugas pokok & fungsi PPAT • Macam-macam Akta PPAT beruatan dengan tanah
• Urutan Pembahasan Per Pokok Bahasan Garis Besarnya:
• Pengertian hak atas tanah,jenis HAT, transaksi berobyek tanah
• Seluk beluk Akta yang bertautan dengan tanah
• Pengaturan PPAT: sejarah, tugas pokok & fungsi PPAT • Macam-macam Akta PPAT berkaitan dengan tanah
Kesim
pulan Pluralitas Hk Tanah
• Hukum Tanah Barat ( Liberal-Individualistik): sumber: a.Tertulis BK II: Eigendom (Ps 571), Opstal (Ps 711) Erfpacht (Ps 720),
Gebruik (Ps 818),III: jual-beli (Ps 1457-1458), sewa-menyewa Ps 1588-1600), IV Acquisitive Verjaring,BW (Psl 610-1955, 1963), b.Tdk Tertulis (Hk Kebiasaan Blnd Kuno sblm BW 1848),
Agrarisch Wet 1870, Agrarisch Besluit 1870 /118(Tnh Adm)
• Hukum Tanah Adat: a. Tertulis diciptakan Pem Hind Bld/ Pem Swapraja b. Tdk Tertulis: berlaku sebag gol Inlanders/ Bm
Putra
• Tanah Hak Indonesia (Tdk diatur Hk Tnh Barat):
• Dibuat Pem Swapraja: berlaku di Kasultanan DIY, Solo, Sumt Tmr
• Dibuat Pem Hind Belanda: Hak Agrarisch Eigendom S 1872/117 & S 1873-38 Grond Vervreemdings verbod S 1875-179
• Pengaturan dlm Psl 62 RR 1854 Psl 51 IS
• Hak Ulayat, Huta (Tapanuli), Negari (Minangkabau)
• Hak Anggaduh Kagungan Dalem (DIY + Solo)
• Apanage Stelsel: pemberian HAT dari raja kpd kelg/ kaula
• Tanah Gogolan/ Pekulen/ Kelakeran (Minahasa)/ Pusako
PRE TEST
• 1. Apa yang anda fahami mengenai akta?
2. Apa perbedaan antara akta dan surat resmi lain? 3. Dimana letak hukum akta ?
• 4. Apa tujuan pendaftaran tanah ?
Dua Bagian Hukum Tanah (E Utrecht)
• Hukum Tanah Adm: mengatur hak penguasaan atas
unsur SDA, Agraria, kept masy/umum
• Hukum Tanah Perdata:mengatur hub hk suby & oby
• Garis besar Perkemb Hk Tanah Indonesia:
• Hukum Tanah Adat (Indigenous/ Folk Law)
• Hukum Tanah Barat ( Burgerlijk Wetboek 1848): Bk II HAT & Hak Jaminan, Bk III: jual-beli, BK IV Daluwarsa
• SIMPULAN: Dualistik
Pluralistik
Ketent Pokok
Ketent Pelengkap
HK Tnh Adat
HK Tnh Barat
Dualistik
Hk Tnh Antar Gol
Hk Tnh Administrasi
PEMBENTUKAN & PEMBANGUNAN HUKUM TANAH NASIONAL
• Garis Besar Hukum Tanah Sblm lahirnya UUPA
• Hukum Tanah Adat 7 tiang Hk Adat van Vollenhoven:
• 1. Rechtsgemeenschappen (teritorial, genealogis, campuran)
• 2. Hak Ulayat
• 3. Adat Rechtskringen
• 4. Perjanjian adalah perb hukum in concrito
• 5. Tdk mengenal konstruksi hukum yg abstracto
• 6. Makes sensory perception the basis of legal catagories & distinction/ tdk mengenal “right in rem & right in
per-sonam
• 7.Sifat susunan keluarga: patrileneal, matrilineal,parental • Karakter hukum: tertulis & tdk tertulis folk law
• Jenis: hak milik individual, komunal, Agrarisch Eigendom (Ps 15 Ay (7) IS),Grant Sultan, Grant Deli, Hak Konsesi, Vorstenlanden, Andarbe, Anggaduh dsb.
• KONSEPSI HUKUM TANAH BARAT
• Konsepsi: liberal individualistik
HUKUM TANAH BARAT (Lanjutan..)
• Dasar: Burgerlijk Wetboek (KUH Perdata) Buku II (Benda), Buku III (Perjanjian) & S 1834 No.27 ( Overschrijvings Ordonnantie) Over-schrijvings Ambtenaar (Pejabat Baliknama)
• Hukum Tanah Antar Golongan (Intergentiel recht) naar personele en zakelijke verschillende rechtsstelsels en rechtsnormen asas
tnh memiliki status sendiri, tdk dipengaruhi hk subyek hak
• Grond vervreemdingsverbod S 1875 No.179/ larangan pengasingan tanah pri ke non pribuminoway
• Hukum Tanah Swapraja pem otonom krn kontrak politis dg kolonial/ daerah tdk langsung rakyat punya “Hak Anggaduh”
• Ketentuan Penting !!!Pasal 62 RR 1854 (3 ayat) Pasal 51 IS 1925 1870 No.55 (Agrarisch Wet)
• AW dilaks Koninklijk Besluit Agrarisch Besluit (1870 No.118) Psl 1 Asas “Domein Verklaring”/ Domein Statement
USAHA PENYESUAIAN HUKUM AGRARIA KOLONIAL
• Argumentasi: dasar filosofi berbeda Barat = Adat
• Argumentasi Yuridik: Dualisme HukumKetidakpastian
• Argumentasi Sosial & ek: ketimpangan struktur
• Argumentasi Pragmatik: membuat hk baru/ memodify
• Pilihan kebijakan: memodifikasi peraturan lama (7):
• a.Penghapusan Desa Perdikan
• b.Penghapusan Hak Konversi di wil Vorstenlanden
• c.Penghapusan Tanah Partikelir
• d.Penataan Pengaturan Tanah Perkebunan
• e.Menaikkan Canon & Cijns
• f.Larangan Okupasi Illegal
• g.Merubah Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian
• UNIFIKASI HUKUM TANAH NASIONAL
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
• Dasar Filosofi : Pancasila ; Dasar Konstitusional: Psl 33 (3) UUD Komunalistik Religius
• Dasar Pengaturan : Hukum Adat ( Hukum Prismatik):
kepentingan nasional & ngr, sosialisme Ind, perat dlm
UUPA, perat lain, unsur yg berdasar hk agama
• Tujuan : 2 a. menciptakan unifikasi hk agraria
• Dasar : b. Menciptakan unifikasi hak penguasaan (HAT & hak jaminan) melalui Konversi
• Fungsi UUPA: a. menghapus Dualisme hk tnh
b. unifikasi HAT & hak jaminan dg Konversi
c. Meletakkan landasan hk bg pemb hk agr
• Azas Hukum Tanah Nasional: , nasionalitas, fungsi sosi-al, pemerataan & keadilan, penatagunaan tnh & peme-liharaan lingk hidup, kekeluargaan & kegotongroyongan, pemisahan horisontal, berkarakter hukum publik
ASAS- ASAS DASAR HUKUM TANAH NASIONAL
• A.Asas Religiositas memperhatikan unsur hk agama Ps 1 & 49
• B.Asas Kebangsaanmendahulukan kept nasional Ps 9, 20, 55
• C.Asas Demokrasitdk membedakan gender, suku, agama, wil Ps 4 ,9
• D.Asas pemerataan, pembatasan & keadilan- gol ek lemah khususnya petani Ps 11, 12
• E.Asas kepastian hk & keterbukaan gol petani Ps 11,13,19
• F.Asas tnh SDA strategikoptimal, sustainable,terenc Ps 13, 14
HAK PENGUASAAN ATAS TANAH MENURUT HK TANAH NASIONAL
• A.Pengertian: hub hk yg memberikan kewng suby hk thd oby hk
• B. Pembidangan: bersifat hk publik dan hk perdata
• C. Ruang lingkup: hk tnh, hk air, hk pertambangan, hk perik,hk penguasaan tenaga & unsur ruang angkasa
• D. Tata jenjang/ hirarkhi:
• 1. hak bangsa (Psl 1)
• 2. hak menguasai negara (Psl 2)
• Merujuk pada putusan Mahkamah Konstitusi No.3/PUU-VIII/2010 tanggal 16 Juni 2010 memperluas makna penguasaan negara atas sumber daya agraria termasuk di dalamnya tanah dikonstruksi bahwa rakyat secara kolektif memberikan mandat kepada negara untuk:
• Mengadakan kebijakan (beleid)
• Mengadakan pengaturan (regelendaad) • Melakukan pengurusan (bestuursdaad) • Melakukan pengelolaan (beheersdaad)
• Melakukan pengawasan (toezichthoudensdaad)
• 3. hak Ulayat (Psl 3)
• 4. hak perorangan terbagi:
• a. hak atas tanah orisinal/ primer: HM, HGB,HGU,HPk, HPL
KETENTUAN UMUM HAT (RAMBU PEMBATAS) Sitorus 2005, 78-79)
• 1.Tidak boleh menimbulkan kerugian bagi pihak lain (misbruik
van recht/ abus de droit, vergunning, Psl 6 UUPA)
• 2.Sesuai dgn isi & sifat HAT itu sendiri (Psl 20, 28, 35 UUPA)
• 3. Sesuai dgn Renc Tata Ruang (RTRW) & Renc Tata Guna Tnh
(Land-use planning) (Psl 14 UUPA jo UU 26/ 2007)
• 4. Tdk boleh digunakan untuk praktik pemerasan (Psl 10 (1), 11 (1) UUPA)
• 5. Tdk boleh menggunakan Ruang Atas Tnh & Ruang bwh tnh yg tdk berkaitan lsg dgn penggunaan tnh (Psl 8 UUPA)
HAK-HAK ATAS TANAH MENURUT UUPA
Urut
an Jenis/ Macam Hak Atas Tanah Pasal (dlm UUPA) Jangka Waktu
1. Hak Milik 20 - 27 Tak terbatas
2. Hak Guna Usaha (HGU) 28 - 34 Maks 25 Thn, wkt > 35 thn diperpanjang
25 thn
3. Hak Guna Bangunan (HGB) 35 – 40 jo
PP No.40 Thn 1996 diperpanjang 20 thnMaks 30 thn
4. Hak Pakai menggunakan dan/ memungut hsl dr tnh org lain/
TN
41 – 44 jo
PP No.40 Thn 1996 perpanj 20 thnMaks 25 Thn,
5. Hak Pengelolaan (HPL) pecahan
TN Quasi HAT Psl 6 PMA No.9 Th 1965 jis PMDN No.1 Th 1977, 1 PP No.40 Thn 1996, Psl 7 (1) UU No.16 Th
1985
HAK-HAK ATAS TANAH MENURUT UUPA
Urutan Jenis/ Macam Hak Atas Tanah Pasal (dlm UUPA) &/
Per –UU-an Lain Jangka Waktu
6. Hak Sewa ( Bangunan) Psl 44 – 45 UUPA
7.
Hak Membuka Tanah &
Memungut Hasil Hutan Psl 4 (2), 46 UUPA, UU No.41 Th 1999
8. Hak Tanggungan (HT) Psl 53 UUPA, UU No.4 Th 1996
9. Hak Milik Satuan Rumah Susun
(HMSRS) UU No.16 Th 1985, PP No.4 Th 1988
10.
11.
12.
Hak Guna Air, Pemeliharaan & penangkapan Ikan
Hak Guna Ruang Angkasa (Spasial)
HAT Keperluan Suci & Sosial
Psl 47 (1) (2) UUPA
Psl 48 UUPA
HAT YG WAJIB DIDAFTAR
JENIS HAK
HAK ATAS TANAH
HAK JAMINAN
ATAS TANAH TanggunganHak
Hak Primer
Hak Sekunder
HMSRS
PEN
JENISAN SERTIFIKAT TANAH BERDASAR
JENIS HAT
JENIS SERTIFIKAT Sertifikat HAT Sertifikat Sementara HAT Sertifikat Hak Tanggungan Sertifikat HMSRS Salinan Buku Tanah Surat Ukur Gambar Situasi Salinan Buku TanahSalinan Buku Tanah Hak Tanggungan
Akta Pemberian Hak Tanggungan
Salinan Buku Tanah
Surat Ukur
Gambar Denah
SKEMA PENDAFTARAN JUAL-BELI TANAH
JUAL-BELI TANAH
PENJUAL PEMBELI
Akta Jual-Beli &
Berkas-berkas Dibuat Oleh
PPAT
Pendaftaran Jual-beli ke Kantor Pertanahan
Tanah Hak yg Blm Bersertifikat
Tnh Hak
Yg
Sdh
Ber sert
Pokok Bahasan II:
Administrasi pertanahan: pengertian, pengaturan , mekanisme, implikasi, konteks pemetaan kasus
Pengertian:
administrare (to serve), KUBI : usaha & kegiatan yg berkaitan dg penyelenggaraan kebijks untukmencapai tujuan/ kegiatan yg berhub dgpenyelenggaaan pem: kegiatan kantor & tata usaha, (D Suganda dlm Murad 1997: 1 )“org & manajemen dr semua sumbernya scr berdaya & berhasil guna dpt mencapai tujuan yg ditentukan”.
Pertanahan “kebijakan negara/ pemerintah dlm
mengatur hubungan manusia dengan SD tanah”(Psl 2 & 4 UUPA).
Pengaturan: UUPA, Kep Pres No.7/ 1979, UU 4/ 1996, UU No-.30/ 2004, PP 40/1996, PP 41/1996, PP 24/1997, PP
UR
USAN AGRARIA DARI SENTRALISASI KE
DESENTRALISASI ?
• Latar Belakang: Pergantian Rezim Orde Baru Transisi
• Maraknya kasus agraria (pertanahan) Lihat Tabel KPA
• Konflik kelembagaan & norma
• Kebijakan Yang Ada: Desentralisasi UU No.32 Th 2004
• Bentuk Kebijakan: TAP IX/ MPR/ 2001
• Keputusan Presiden No.34 Tahun 2003 Penyerahan Urusan Pusat ke Daerah 9
Urusan
• Kebijakan lanjutan: PP No.38 Thn 2007
• Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat
• (3) terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan pemerintahan meliputi:
• a. pendidikan;
• b. kesehatan;
• c. pekerjaan umum . . .
• c. pekerjaan umum;
• d. perumahan;
• e. penataan ruang;
• f. perencanaan pembangunan;
• g. perhubungan;
• h. lingkungan hidup;
Pokok Bahasan II: mekanisme, implikasi, konteks pelayanan pertanahan
• Mekanisme:Instruksi Ka BPN No.3 Th.1998 peningkatan efisiensi & kualitas pelayanan masy di bid pertanahan
• Implikasi:efisiensi, produktivitas & kualitas layanan:kejelasan prosedur, kelengkapan persyaratan, kepastian biaya,
kejelasan & kepastian waktu, informasi & tertib administrasi ( Catur tertib Pertanahan) ada & ketaatan SOP yg standar
• Pelayanan Pertanahan Catur Tertib Pertanahan kepastian
peruntukan, penggunaan, persediaan, pemeliharaan
• Pelibatan Aktif Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah,
PemDa
• Pengawasan peruntukan, pemilikan, penggunaan dsb
• Pelayanan dgn prinsip: cepat, mudah, murah, sederhana
PP No.24 Thn 1997 jo Permenag No.3 Thn 1997
PEND
AFTARAN TANAH (LAND REGISTRATION)
• Pengertian: rangkaian kegiatan yg dilakukan oleh pem, secara trs
menerus, berkesinambungan & teratur meliputi: pengumpulan,
pengolahan, pembukuan serta penyajian serta pemeliharaan data fisik &
data yuridik dlm bentuk peta &daftar bidang tanah & sarusun termasuk
pemberian sertifikat sbg tanda bukti haknya bagi bidang tnh yg sdh ada
haknya & HMSRS serta hak tertentu yg membebaninya.
• Dasar Pengaturan:
• Psl 19 Ayat (1) UUPA, PP No.24 Th 1997 & PMNA No.3 Thn 1997
• Institusi Penyelenggara: Pemerintah BPN KantahSie PT • Tujuan Pendaftaran Tanah:
1.Kepastian hukum org/bdn hk sbg pemegang HAT, kepastian lokasi, kepastian bidang tnh serta kepastian HAT
PEND
AFTARAN TANAH (LAND REGISTRATION)
• SYARAT Pendaftaran Tanah:
• A. Peta kadastral dpt digunakan rekonstruksi di lapangan &
digambarkan batas yg sah sesuai hak
• B.Daftar ukur membuktikan pemegang hak terdaftar sbg
pemegang hak yg sah menurut hukum;
• C.Setiap HAT dan peralihannya harus didaftar
• FUNGSI Pendaftaran Tanah:
• 1.Dlm rangka permohonan & pembebanan hak tanggungan
• A. Sbg syarat konstitutif lahirnya HT
• B. Untuk kepentingan pembuktian HT krn pencatatan nama pemegang HT dlm bk tnh & sertifikat HT
• 2. Dlm rangka jual-beli tnh, maka fungsinya:
• A. Untuk memperkuat pembuktian krn peralihan HAT dicatat pd bk tnh & sertifikat
PEND
AFTARAN TANAH (LAND REGISTRATION)
• Penyelenggara pendaftaran Tanah BPN
• OBYEK Pendaftaran Tanah: Psl 9 PP No.24 Thn 1997:
• 1. bId tnh yg sdh dimiliki dgn MH, HGU,HGB,HPk
• Tnh HPL
• Tnh Waqaf • MHSRS
• Hak Tanggungan
• Pelaksanaan Pendaftaran Tanah:
• 1. pendaftaran Tnh untuk pertama kali (initial registration) • 2.Pemeliharaan data pendaftaran tanah
KONSEP, DEFINISI, UNSUR HMSRS
Konsep menurut Sofian Effendi adalah istilah dan
definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Konsep berfungsi menyederhanakan pemikiran
dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya.
Konsep rumah susun dapat diketahui dari Pasal 1 angka
1 UU No.20 Thn 2011:
• Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan
TIGA KONSEP DASAR RUSUN
MENURUT UU No.20 th 2011
• 4.Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak
terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin mendirikan bangunan.
• 5. Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara
tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.
TUJUAN PEMBANGUNAN RUSUN
• Pasal 3• a. menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya;
• b. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang dengan
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
• c. mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman kumuh;
• d. mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang, efisien, dan produktif;
• e. memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan
perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR;
• f. memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan rumah susun;
• g. menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan dan permukiman yang terpadu; dan
PERSYARATAN PEMBANGUNAN RUSUN ?
• Persyaratan Pembangunan Pasal 23
• (1) Pembangunan rumah susun dilakukan melalui peren-canaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan teknis.
• (2) Perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pasal 24 Persyaratan pembangunan rumah susun melipu-ti:
• a. persyaratan administratif;
• b. persyaratan teknis; dan
4.JENIS RUSUN MENURUT TUJUAN PENGGUNAANNYA
. 1.Rumah susun umum adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
• 2.Rumah susun khusus adalah rumah susun yang
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.
• 3.Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.
BABAK KE DUA
•
TENTANG KE-PPAT-AN
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
• 1. Pengertian• PPAT : adalah Pejabat Umum yang diberik kewenangan
untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun ; Biasanya jabatan ini dirangkap oleh Notaris
• PPAT Sementara adalah Pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT.
• PPAT Khusus ; adalah Pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk karena jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas Pemerintah tertentu
PENGERTIAN AKTA SECARA BAHASA
akta /ak·ta/ n surat tanda bukti berisi pernyataan (keterangan, pengaku-an, keputusan, dsb) tt peristiwa hukum yg dibuat menurut peraturan yang berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat resmi:
-- kelahiran; -- perka-winan;-- autentik akta yg dibuat oleh atau
di hadapan pejabat umum yg berwenang membuat akta da-lam bentuk yg ditentukan oleh undang-undang;
-- mengajar Dik ijazah yg menyatakan bahwa pemiliknya
mempunyai kewenangan mengajar pd jenjang tertentu dl pendidikan formal;
-- mengajar dua Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah
dasar dan sekolah menengah pertama;
-- mengajar empat Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah
mene-ngah atas;
-- mengajar lima Dik kewenangan untuk mengajar di tingkat
perguruan tinggi;
-- mengajar satu Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah
dasar;
-- mengajar tiga Dik kewenangan untuk mengajar di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas;
PENGERTIAN AKTA SECARA BAHASA
• 1. surat tanda bukti berisi pernyataan (keterangan, pengakuan, keputusan, dsb) tt peristiwa hukum yg dibuat menurut peraturan yg berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat resmi:
--kelahiran; -- perkawinan;
-- autentik akta yg dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum yg berwenang membuat akta dl bentuk yg ditentukan oleh
undang-undang; -- mengajar Dik ijazah yg menyatakan bahwa pemiliknya mempunyai kewenangan mengajar pd jenjang
tertentu dl pendidikan formal; -- mengajar dua Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama; -- mengajar empat Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah menengah atas; -- mengajar lima Dik
kewenangan untuk mengajar di tingkat perguruan tinggi;
--mengajar satu Dik kewenangan mengajar di tingkat sekolah dasar; -- mengajar tiga Dik kewenangan untuk mengajar di
tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas; -- pendirian keterangan tertulis oleh notaris atau pejabat yg
AKTA PPAT
• Psl 1 PP No.37 Tahun 1998 angka 4: Akta PPAT
adalah akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti
telah
dilaksanakannya
perbuatan
hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun.
BGMN TUPOKSI PPAT
• TUGAS POKOK DAN KEWENANGAN PPAT
• Pasal 2
• (1) PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan
pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah
dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu
Pasal 3
• (1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 seorang PPAT mempunyai kewenangan membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya.
BGMN TUPOKSI PPAT
• Pasal 4
• (1) PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai hak
atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang
terletak di dalam daerah kerjanya;
(2) Akta tukar menukar, akta pemasukan ke dalam perusaha-an, dan akta pembagian hak bersama mengenai beberapa hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang tidak semuanya terletak di dalam daerah kerja seorang PPAT dapat dibuat oleh PPAT yang daerah
BGMN TUPOKSI PPAT
• PP No.24 Thn 1997 Psl 1 angka 24 menyebutkan:
• “Pejabat Pembuat Akta Tanah selanjutnya disebut PPAT
adalah pejabat umum yg diberi kewenangan untuk membuat
akta-akta tanah tertentu”
• PP No.24 Thn 1997 Psl 6 (2) kedudukan PPAT:
• “Dlm melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT dan pejabat lain yg ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tertentu menurut PP ini dan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.”
• PP No.37 Thn 1998 Psl 1 angka 1 PPAT adalah:
BGMN TUPOKSI PPAT
•
Sikap PPAT dlm menjalankan tugas harus
:
• 1. Profesional
memiliki pengetahuan hukum:
perdata:orang, keluarga, perjanjian, jaminan, waris,
pembuktian & daluwarsa
• 2.Mampu memformulasi & merealisasikan kehendak
para pihak yang dituangkan dlm formulasi tertentu
secara tepat & benar
• 3. Bersikap mandiri (independent), tak berpihak
(im
parsial), teliti, meneliti kebenaran obyektif
• 4.Jujur & berjiwa sosial
(Psl 32 (2) PP 37 Th 1998)PROTOKOL PPAT
• Proto
kol PPAT yang terdiri dari daftar akta,
akta
-akta asli yang harus dijilid, warkah
pend
ukung data, arsip laporan, agenda dan
sura
t-surat lainnya.
Sengketa tanah & upaya solusinya
• Boedi Harsono
(2002
)
: “sengketa ygdiakibatkan oleh dilakukannya perb hk/ terjadinya peristiwa hk mengenai satu bid tnh tertentu”
• 1. Data bidang tanahnya
• 2.Letak bidang tanahnya
• 3.Batas bidang tanahnya
• 4.Luas bidang tanahnya
• 5.Status dan/atau subyek hak
• 6.Hak yg membebaninya
• 7.Pemindahan haknya
• 8.Batalnya hak menjadi Tn Ngr
• 9.Pelepasan/ penyerahan hak
• 10. Pengosongan tanah
11.Sengketa ganti rugi/ pesa-ngon 12.Sengketa pembatalan hak
13.Sengketa pencabutan hak 14.Sengketa pemberian hak 15.Sengketa penerbitan sertf
Sengketa tanah & upaya solusinya
• Maria SW Sumardjono (1982, 1996) peta permasalahan
pertanahan:
1. Masalah penggarapan rakyat
atas tnh areal kehut, perkeb,
proyek perumh
2. Masalah pelanggaran keten-tuan Land Reform
3. Ekses-ekses dalam pengadaan tanah untuk kepentingan
pemb
4. Sengketa keperdataan bero-byek tanah
5. Masalah yg berkaitan dg Hak Ulayat Masyarakat (hk) Adat
Data 1994, 1995 E. Suhendar Jenis & Fihak yg bersengketa 1.Ganti rugi peng tnh 34,7% 2.Status penguasaan 31,5 % 3.Status pemiikan tnh 22,6% 4.Status penggunaan 11,3 %
Fihak Yg Bersengketa:
1, Masyarakat Vs Pemerintah 57% 2.Masyarakat vs pengusaha 30% 3.Sesama masyarakat 11%
Data KPA 1970 – 2000: 1.Masy vs pemerintah 719
2.Masy vs perush swasta 833
–