• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kajian Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kajian Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh bagi kehidupan sosial, ekonomi, serta budaya. Perusahaan memiliki potensi mengembangkan wilayah karena beroperasinya perusahaan di suatu wilayah masyarakat dapat mengundang aktivitas-aktivitas masyarakat lokal. Seperti halnya, penyerapan tenaga kerja lokal oleh perusahaan, termasuk fenomena menjamurnya masyarakat lokal yang membuka usaha baru untuk pemenuhan kebutuhan karyawan dan juga seluruh pihak yang berkaitan dengan adanya aktivitas perusahaan.

Dalam perjalanannya, aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan bersinggungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengingat dan memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satunya adalah dengan membina hubungan baik yang bersifat reciprocal (timbal balik) dengan stakeholder-stakeholder lain, baik pemerintah, swasta, maupun dari berbagai tingkatan elemen masyarakat. Hubungan baik ini dapat dibentuk dari adanya interaksi antar stakeholder dalam kaitannya dengan penyelenggaraan program CSR (Corporate

Social Responsibility).

(2)

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (Wibisono, 2007). Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki adanya hubungan yang harmonis antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat (stakeholders). Masing-masing

stakeholders melakukan perannya sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki.

Dunia usaha sebagai salah satu stakeholders memegang peranan yang cukup penting karena potensinya dalam hal modal (capital) dan sumber daya manusia.

Partisipasi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan adalah dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan kepada masyarakat di sekitarnya yang disebut tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) atau disingkat CSR. Hal ini terkait dengan sering terjadinya kesenjangan sosial dan konflik antara pihak perusahaan dengan masyarakat serta semakin sadarnya masyarakat dampak dari kerusakan lingkungan. Seiring hal tersebut, berbagai kalangan baik swasta, pemerintah, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial perusahaan dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang disebut juga Corporate Social

Responsibility (CSR) saat ini bukan lagi bersifat sukarela yang dilakukan perusahaan

didalam mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib atau menjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) Pasal 74 yang disahkan pada 20 Juli 2007 yang berbunyi:

(3)

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Konsep Corporate Social Responsibiliy (CSR) yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah mengutamakan kepada pembangunan yang berkelanjutan berupa penguatan ekonomi kerakyatan dan program-program sosial jangka panjang. Program pembangunan yang demikian tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan berpengaruh langsung terhadap kehidupan. Masyarakat punya andil dan tanggung jawab dalam pelaksanaannya, baik dalam perencanaan program maupun dalam mengimplementasikannya. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibiliy (CSR), muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya

karakter alami dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan alam.

(4)

stakeholder dalam kaitannya dengan penyelenggaraan program Corporate Social

Responsibility (CSR).

Tanggung jawab sosial perusahaan diperlukan untuk membantu pemerintah dalam pembangunan antara lain melalui program peningkatan produktivitas masyarakat dan kemampuan sosial ekonomi kerakyatan secara mandiri dan berkesinambungan. Elkington (1998) menyatakan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi (profit) melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan

(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) sendiri sebenarnya bertujuan untuk memperkuat perusahaan dengan jalan membangun kerjasama antara stakeholders

yang difasilitasi oleh perusahaan yang bersangkutan dengan jalan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Disamping itu, implementasi Corporate

Social Responsibility (CSR) membantu perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan

lingkungannya, komunitas dan stakeholders terkait dengan perusahaan, baik lokal, nasional maupun global, karena pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) ke depan mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

Keterbasan dana pemerintah untuk pembangunan di berbagai sektor merupakan salah satu alasan sehingga peran seta dan kerjasama antara pemerintah dan perusahaan sangat diperlukan.

(5)

pemekaran memerlukan banyak pembangunan dan pengembangan di berbagai sektor. Secara umum, masalah pokok dalam pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan meliputi sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang memiliki luas 311.600 ha yang terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kotapinang, Kampung Rakyat, Torgamba, Sungai Kanan, dan Silangkitang. Sebagian besar areal Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan areal perkebunan dengan Kecamatan Torgamba sebagai kecamatan terluas wilayahnya. Jumlah perusahaan perkebunan yang beroperasi di daerah tersebut juga terbanyak salah satunya PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II.

PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki areal kebun terluas yang berada di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan memiliki 3 (tiga) industri pengolahan kelapa sawit. PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II meliputi : PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Aek Raso, Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara III Aek Raso, PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Aek Torop, Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Aek Torop, PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Baruhur dan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Kebara. Menurut Alexander (2012), bahwa PT. Perkebunan Nusantara III telah menyalurkan dana Corporate

Social Responsibility (CSR) sebesar Rp. 3,3 milyar kepada distrik yang tersebar di kab/kota

Provinsi Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II dalam hal ini memperoleh dana sebesar Rp. 161.770.000,-.

(6)

BUMN wajib menyisihkan laba setelah pajak sebesar 1 % (satu persen) sampai dengan 3 % (tiga persen) untuk dana program kemitraan dan penyisihan laba setelah pajak maksimal 1 % (satu persen) untuk dana Program Bina Lingkungan. Secara konsep Program Kemitraan dan Bina lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak jauh berbeda dengan best practise Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan swasta sehingga dapat dikatakan bahwa PKBL merupakan praktek (Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh BUMN. Cakupan pelaksanaan PKBL-BUMN diharapkan mampu mendukung 3 (tiga) pilar utama pembangunan nasional (triple track) yang telah dicanangkan pemerintah dan merupakan janji politik kepada masyarakat yaitu (1) pengurangan jumlah pengangguran; (2) pengurangan jumlah penduduk misikin, dan (3) peningkatan pertumbuhan ekonomi. Melalui PKBL diharapkan terjadi peningkatan partisipasi BUMN untuk memberdayakan potensi dan kondisi ekonomi, sosial, dan linglkungan masyarakat dengan fokus diarahkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan untuk menciptakan pemerataan pembangunan. Sementara cakupan Corporate Social Responsibility(CSR) disamping mewujudkan 3 (tiga) pilar tadi, juga berdimensi kepada pewujudan pelaksanaan operasi perusahaan yang tidak melanggar HAM, praktek yang jujur, dan dimensi lain yang tercantum dalam ISO 26000.

Namun menurut Siswoyo, et.al (2009) menyatakan bahwa pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) yang telah dilaksanakan selama ini sering tidak terprogram dan

(7)

citra perusahaan, para stakeholder yang terkait, dan membantu menciptakan kehidupan dimasyarakat yang lebih sejahtera, harmonis dan mandiri.

Dalam hal ini, atas dasar pertimbangan penjelasan tersebut diatas yang melatarbelakangi saya melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Implementasi

Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu

II terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan” .

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunanan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan?

2. Bagaimana pengaruh implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II dalam pemberdayaan masyarakat Kecamatan Torgamba?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap program Corporate Social Responsibility

(CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II dalam pemberdayaan masyarakat?

1.3. Tujuan Penelitian

(8)

1. Mengkaji implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II di Kecamatan Torgamba.

2. Mengkaji pengaruh implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II dalam pemberdayaan masyarakat Kecamatan Torgamba?

3. Mengkaji respon masyarakat Kecamatan Torgamba terhadap program Corporate Social

Responsibility (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II dalam

pemberdayaan masyarakat. 1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan langkah-langkah strategis yang terkait dengan Program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung pembangunan.

2. Bagi PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Labuhanbatu II sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan mendukung pengembangan wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3. Bagi masyarakat dapat mengetahui implementasi Program Corporate Social

Responsibility (CSR) yang telah dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara III Distrik

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Rizal (2015) melakukan penelitian pengaruh penempatan baffle blocks tipe cekung parabolik dan setengah lingkaran pada bendung dengan kolam olak solid roller bucket terhadap

¾ This requires the auditor to obtain an extensive understanding of the entity (but as not as detailed as required of the management) its environment and controls in order to

Struktur Modal tidak dapat digunakan sebagai variabel Moderasi untuk menjelaskan hubungan dengan Harga Saham, hal ini ditunjukkan oleh nilai t-hitung sebesar 0.212 dengan

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, material baja di pilih sebagai material struktur utama dan dinding geser plat baja ( steel plate shear wall ) sebagai struktur kaku

1. Drs.Soeprijadi,Mh um 10. Dr.Ir.Ika Sartika,MT APBN, Alokasi Anggaran LPM IPDN.. Pengabdian Masyarakat Perdesaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pengabdian Masyarakat

Hasil ini mendukung hipotesis ke tujuh yaitu terdapat pengaruh mediasi Shopping Emotion pada variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying sesuai dengan

Dari data specimen penelitian menunjukkan lama waktu pengekroman memberikan dampak ketahanan korosi yang semakin baik, yang ditunjukkan pada specimen 1 sampai dengan

Bagi suami isteri yang telah bercerai lalu kawin lagi satu dengan yang lain kemudian bercerai lagi untuk kedua kalinya, maka diantara mereka tidak boleh melangsungkan