• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Uji Performansi Turbin Pelton Dengan 26 Sudu Pada Head 5,21 Meter Dengan Menggunakan Satu Nosel Dan Analisa Perbandingan Menggunakan Variasi Bentuk Sudu"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TURBIN AIR

Turbin air termasuk dalam kelompok mesin-mesin fluida yaitu, mesin-mesin yang berfungsi untuk merubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetis air) menjadi energi mekanis atau sebaliknya. Mesin ini berfungsi untuk merubah energi fluida menjadi energi mekanis pada poros. misalnya : turbin air, turbin uap, turbin gas, kincir air, kincir angin dan lainnya. Pompa, Kompresor, Blower, fan dan lain-lain berfungsi untuk mengubah energi mekanis pada poros menjadi energi fluida (energi potensial dan energi kinetis). (Sihombing 2009)

Menurut Sejarahnya turbin-turbin air yang sekarang berasal dari kincir-kincir air pada zaman abad pertengahan yang dipakai untuk meecah batubara dan pabrik gandum. Salah satu kincir air tersebut dapat dilihat di Aungrabad, India yang telah berumur 400-an tahun. (Susatyo 2006)

Walaupun banyak terdapan desain turbin hidrolik dengan masing-masing keistimewaannya, secara umum hamper semua turbin dapat diklasifikasikan

dalam dua tipe dasar-turbin impuls dan turbin reaksi. Secara umu turbin impuls

merupakan mesin dengan head yang tinggi, dan laju aliran yang rendah, sedangkan turbin reaksi merupakan mesin dengan head yang rendah dan laju

aliran yang tinggi. (Munson 2005)

2.1.1 KLASIFIKASI TURBIN AIR

(2)

 Turbin dengan head rendah.  Turbin dengan head medium.  Turbin dengan head tinggi.

Sedangkan menurut cara kerjanya, maka terdapat dua jenis turbin yaitu :

1. Turbin Impuls (aksi). 2. Turbin Reaksi.

1. Turbin Impuls (aksi).

Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya dengan merubah seluruh energi air (yang teridiri dari energi potensial-tekanan -kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain, energi potensial air diubah menjadi energi kinetik. Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton dan turbin Cross Flow.

(Luknanto 2007)

1) Turbin Cross Flow

(3)

Salah satu jenis turbin impuls ini juga disebut Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya. Turbin ini dapat dioperasikan pada debit 10 liter/sec–20 liter/sec dan heah antara 1-200 m. Turbin Cross Flow mengunakan nosel persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Runner turbin terbuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel. (Sihombing 2009)

2) Turbin Pelton

Gambar 2.2 Turbin Pelton

(4)

2. Turbin Reaksi

Turbin reaksi adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah seluruh energi air yang tersedia menjadi energi puntir dalam bentuk putaran. Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan dan kedua sudu tersebut semuanya terendam di dalam air. Air dialirkan ke dalam sebuah terusan atau dilewatkan ke dalam sebuah cincin yang berbentuk spiral (rumah keong). Perubahan energi seluruhnya terjadi di dalam sudu gerak. Contoh turbin reaksi adalah turbin Francis dan turbin Propeler (Kaplan). (Luknanto 2007)

1) Turbin Francis

Turbin Francis merupakan slah satu turbin reaksi. Turbin ini dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis mempunyai sudu pengarah air masuk secara tangensial. Sudu pengarah ini dapat berupa sudut pengarah yang tetap maupun yang dapat diatur sudutnya. (Sihombing 2009)

(5)

2) Turbin Propeler (Kaplan)

Turbin Kaplan (Propeler) adalah salah satu turbin reaksi aliran aksial. Turbin ini tersusun seperti propeller pada perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. . (Sihombing 2009)

Gambar 2.4 Turbin Propeler

2.1.2 Perbandingan Karakteristik Turbin Air

Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya tiap satu satuan head. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan head dan debit tertentu. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air adalah sebagai berikut:

(6)

(sumber: www.scribd.com/doc/32235908/Prinsip-Kerja-Dan-Macam-Macam -Turbin)

Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak

berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang diubah skalanya dari desain yang sudah ada dengan performa yang sudah diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.

Gambar 2.5 Daerah penggunaan dari beberapa jenis konstruksi turbin yang berbeda.

(sumber : http:// Europa.eu.int./en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)

2.1.3. Head Turbin

Head turbin dapat juga disebut sebagai tinggi jatuh air dan sering dinotasikan sebagai H. Head turbin dapat ditentukan berdasarkan persamaan Bernoulli. Menurut persamaan Bernoulli besar energi aliran adalah :

(7)

dimana notasi :

m = massa

g = kecepatan gravitasi bumi

z = selisih ketinggian

(tinggi air atas – tinggi air bawah)

P = tekanan

v = kecepatan

Jika pada aliran tersebut m = 1 kg, maka energi spesifiknya :

𝑤 = 𝑔𝑧 + 𝑃+ 𝑣22 (𝑁 𝐾𝑔𝑚)

Bila energi spesifik tersebut dibagi dengan gravitasi maka ketinggian :

𝐻 = 𝑧 + 𝑃𝑔+ 2𝑔𝑣2 = 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (m)

Hal ini sesuai dengan Bunyi Persamaan Bernoulli :

(8)

Gambar 2.6 Diagram Bernoulli Untuk Turbin Air.

(sumber: Husain 2008)

Persamaan momentum untuk pipa yang dialiri fluida, dimana sifat fluida konstan sebagai berikut: V = kecepatan aliran (m/s)

A = luas penampang pipa (m2)

Head losses yang terjadi pada saluran pipa:

1. Mayor Loses yang terjadi akibat gesekan aliran dalam satuan pipa

ℎ𝑓 = 10,666 . 𝑄 1,85

𝑐1,85 . 𝑑4,85 𝐿

2. Minor Loses yang terjadi akibat adanya perlengkapan (equipment)

(9)

ℎ𝑚 = ∑ 𝑘 × 𝑣2 2

2𝑔

(sumber : Situmorang 2008)

2.2TURBIN PELTON

Pemilihan jenis turbin umumnya didasarkan pada besarnya kecepatan spesifik dari kondisi kerjanya. Kecepatan spesifik adalah kecepatan turbin model (turbin dengan bentuk sama tetapi skalanya berlainan). Kecepatan spesifik dipakai sebagai tanda batasan untuk membedakan tipe roda turbin dan dipakai sebagai suatu besaran yang penting dalam merencanakan turbin air.

Persamaan kecepatan spesifik dinyatakan sebagai :

𝑁𝑠= 𝑛 √𝑃𝐻

dimana :

n = Kecepatan turbin pada efisiensi maksimum, (rpm)

P = Daya Turbin, (kW)

(10)

a. Runner

Runner turbin Pelton terdiri atas cakra dan sejumlah sudu yang terpasang disekelilingnya. Cakra dipasang ke poros dengan sambungan pasak. Runner kebanyakan merupakan coran tunggal dari baja dengan kandungan 13% Cr. Runner Pelton terbesar memiliki garis tengah lebih dari 5 meter dan berat lebih dari 40 Ton. Selain itu ada pula runner yang antara cakra dengan sudunya terpisah, dimana pemasangan mangkok ke cakra runner ada bermacam macam cara.

Gambar 2.7 Runner Turbin Pelton

(sumber : Dokumentasi)

b. Sudu

(11)

kuningan atau almunium atau pencetakan injeksi plastik diperkuat dengan serat gelas.

a) Setengah Silinder b) Mangkuk

Gambar 2.8 Sudu

(sumber : Dokumentasi)

c. Nosel

(12)

Gambar 2.9 Nosel

(sumber : Dokumentasi)

d. Rumah Turbin

Rumah turbin pelton selain sebagai tempat nosel terpasang, juga berfungsi menangkap dan membelokkan percikan aliran air ke luar sudu hingga runner maupun pancaran tidak terganggu. Rumah turbin dapat dibuat sederhana dengan konstruksi las dari plat baja.

(13)

2.2.2 Karakteristik Grafik Turbin Pelton

Adapun karateristik grafik turbin pelton dibagi dalam 2 jenis yaitu: 1. Karakteristik Grafik Turbin Untuk Head Tetap

a. Grafik Rasio kecepatan vs Efisiensi Maksimal (φ vs ɳ)

Pada grafik 2.12 ini dijelaskan bahwa pada nilai efisiensi maksimal terdapat pada Φ = 0,46, setelahnya mengalami penurunan nilai efisiensi.

Gambar 2.11 Grafik Rasio Kecepatan vs Efisiensi (φ vs ɳ)

(sumber : Khurmi 1984)

b. Grafik Daya vs Efisiensi (P vs ɳ)

Pada gambar grafik 2.13 dijelaskan bahwa semakin tinggi efisiensi semakin tinggi juga daya yang dihasilkan.

Gambar 2.12 Grafik Daya vs Efisiensi (P vs ɳ)

(14)

2. Karakteristis Grafik Turbin Untuk Variasi Bukaan Katup a. Grafik Kecepatan Turbin vs Daya Turbin (rpm vs P)

Pada gambar grafik 2.14 dijelaskan bahwa daya turbin akan semakin naik jika rpm juga naik. Dan variasi bukaan katub penuh menjadi daya tertinggi dan rpm

tertinggi.

Gambar 2.13 Grafik Kecepatan Turbin vs Daya Turbin (rpm vs P)

(sumber : Khurmi 1984)

b. Grafik Kecepatan Turbin vs Efisiensi (rpm vs ɳ)

Pada gambar grafik 2.14 dijelaskan bahwa nilai efisiensi turbin akan semakin naik jika rpm juga naik. Dan variasi bukaan katub penuh menjadi daya tertinggi dan rpm tertinggi.

Gambar 2.14 Grafik Kecepatan Turbin vs Efisiensi (rpm vs ɳ)

(15)

2.3DINAMOMETER

Dinamometer adalah instrumen untuk mengukur daya, kerja atau daya yang dilakukan oleh manusia, mesin dan hewan. Dinamometer tidak mengukur daya secara langsung, tetapi dinamometer memberikan cara menentukan besarnya torsi yang mampu dihasilkan oleh suatu motor atau mesin. Torsi ditentukan sebagai hasil dari penggunaan suatu beban dengan dinamometer. Unit beban yaitu bagian dari dinamometer yang menyediakan beban, harus dapat bebas bergerak pada arah putaran poros. Panjang lengan torsi diukur dari pusat poros hingga dimana lengan torsi memberikan gaya pada timbangan. Sedangkan kecepatan poros unit daya yang diuji ditentukan menggunakan alat yang dinamakan tachometer.

(sumber : http://yefrichan.wordpress.com/2011/01/03/cara-mengukur-horsepower -hp/)

Cara mengkonversi pengukuran torsi kedaya : HP (horse power) = (gaya x jarak)/(waktu x 33.000)

Rumus ini diberikan oleh james Watt, untuk mengukur daya HP dari “daya putaran”yaitu :

kW = (Torsi (N.m) x RPM)/9549

HP =(Torsi (lb.ft) x RPM)/5252 HP = 2πn x T/60

(16)

2.4EFISIENSI TURBIN (

𝜼

𝑻 )

Efisiensi turbin dapat dihitung dengan mengunakan rumus:

𝜂

𝑇

=

𝑃𝑎𝑖𝑟𝑃𝑇

x 100 %

Dimana daya air dapat dihitung dengan rumus :

Pair = ρ× g × 𝐻𝑒𝑓𝑓× Q

dimana:

= massa jenis air (1000 kg/m3) g = gaya gravitasi (9,81 m/s2)

𝐻𝑒𝑓𝑓 = head efektif (m)

Q = kapasitas air (m3/s)

Daya turbin dapat dihitung dengan rumus :

PT = Т ×

ω

Dimana ;

PT = Daya Turbin (Watt)

Т = Torsi (Nm)

ω

= Kecepatan Sudut ( rad/s)

(17)

2.5 ANALISIS KETIDAKPASTIAN

Suatu cara atau metode untuk menaksir ketidakpastian dalam hasil-hasil eksperimen telah dikemukakan oleh Kline dan McClintock. Metode ini didasarkan atas spesifikasi yang teliti ketidakpastian dalam berbagai pengukuran primer eksperimen. Umpamanya, suatu bacaan tekanan tertentu mungkin dinyatakan sebagai:

P = 100 kN/m2 ± 1 kN/m2

Bila tanda plus atau minus itu digunakan untuk menyatakan katidakpastian, orang yang membuat penandaan itu sebenarnya menyatakan berapa menurut pendapatnya derajat ketelitian pengukuran yang dilakukannya itu. Perlu dicatat bahwa spesifikasi itu sendiri tidak pasti, karena pelaku eksperimen itu tentunya tidak pasti mengenai ketelitian dalam pengukurannya.

Bila instrumen itu baru saja dikalibrasi secara seksama, dengan tingkat presisi yang tinggi, eksperimentalis itu mungkin dapat memberikan tingkat ketidakpastian pengukuran yang lebih baik dari bila pengukuran dilakukan dengan pengukur atau instrumen lain yang riwayat kalibrasinya tidak diketahui. Sebagai cara yang lebih baik dalam memberikan spesifikasi ketidakpastian suatu pengukuran, Kline dan McClintock menyarankan agar pelaku eksperimen menyatakan taruhan (kemungkinan) ketidakpastian itu. Jadi, persamaan diatas tadi dapat ditulis:

P = 100 kN/m2 ± 1 kN/m2 ( 20 banding 1)

Dengan kata lain, pelaku eksperimen berani bertaruh dengan kemungkinan 20 banding 1 pengukuran itu akan berada dalam ± 1 kN/m2. Perlu dicatat bahwa

spesifikasi taruhannya itu hanya bisa dilakukan eksperimentalis itu atas dasar pengalaman laboratorium keseluruhan.

(18)

dasar ketidakpastian dalam pengukuran-pengukuran primer. Hasil R ialah suatu fungsi dari variabel tak tergantung atau (independent) x1, x2, x3,...xn. jadi,

R = R (x1, x2, x3,...xn)

Umpamakan WR ialah ketidakpastian dalam hasil w1, w2,...wn

ketidakpastian dalam variabel tak-tergantung itu mempunyai taruhan yang sama, maka ketidakpastian dalam hasil yang mempunyai taruhan itu diberikan rujukan sebagai berikut:

WR = [(𝑑𝑥𝑑𝑅 1 𝑤1)

2

+ (𝑑𝑥𝑑𝑅

2 𝑤2)

2

+ … + (𝑑𝑥𝑑𝑅

𝑛 𝑤𝑛)

2

]

12

Gambar

Gambar 2.1 Turbin Cross Flow
Gambar 2.2 Turbin Pelton
Gambar 2.3 Turbin Francis
Gambar 2.4 Turbin Propeler
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menggunakan varietas unggul padi adalah saran dari Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) , pendidikan dan produksi sedangkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan efek protektif glutamin terhadap terjadinya apoptosis sel epitel tubulus proksimal ginjal pada pemberian cisplatin pada

Jurnal web/internet (weblog, blog atau online journal) menjelma jadi tempat bagi siapa saja menulis apa saja. Livejournal, Blogger, serta Wordpress adalah yang terpopuler.

TI NJ AUAH

juga berasal dari wisatawan lokal maupun luar negeri yang sedang berliburan di. pulau Bangka untuk menyempatkan diri untuk mampir di restoran

Jika pemberian ekstrak jahe berbagai dosis yang berbeda berpengaruh terhadap pemulihan jumlah spermatozoa mencit setelah terpapar 2- ME, maka terdapat perbedaan antara kelompok

Oleh karena aktiva jangka pendek umumnya digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar), kebanyakan ukuran likuiditas membandingkan antara aktiva

bahwa Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kawasan Perkotaan Redelong Ibukota Kabupaten Bener Meriah merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bener Meriah yang