MASALAH KEPENDUDUKAN DI
INDONESIA
PENDUDUK INDONESIA
CARA MENGETAHUI KUALITAS DAN
KUANTITAS PENDUDUK
Sensus penduduk (cacah jiwa) yaitu pencatatan / penghitungan
penduduk di suatu daerah/negara pada kurun waktu tertentu. Sensus penduduk biasanya dilakukan tiap 10 tahun sekali.
Registrasi penduduk yaitu pencatatan data penduduk yang
dilakukan secara terus menerus di kelurahan. Misal: pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.
Survai Penduduk : Pengumpulan data yang sifatnya lebih
SENSUS BERDASAR METODE
PENCATATAN
Metode Householder : Pada metode ini, pengisian daftar
pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi, karena mereka mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan kepada mereka.
Metode Canvaser : Pada metode ini, pengisian daftar
SENSUS BERDASAR TEMPAT
TINGGAL
Sensus De Facto : Pada metode ini, pencatatan dilakukan
oleh petugas pada setiap orang yang ada di daerah
tersebut pada saat sensus diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang menetap ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.
Sensus De Jure : Pada metode ini, pencatatan penduduk
dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus,
sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk
MASALAH JUMLAH PENDUDUK
PERTUMBUHAN PENDUDUK
.
Pertumbuhan Penduduk Alami adalah pertumbuhan penduduk
yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pa = L – M ( Pa = Pertumbuhan penduduk alami L = Jumlah
kelahiran M = Jumlah kematian )
Pertumbuhan Penduduk Migrasi adalah pertumbuhan penduduk
yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini : Pm = I – E ( Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )
Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk
TINGKAT KELAHIRAN (FERTILITAS)
Adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau
tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR),
adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode.
TINGKAT KEMATIAN (
MORTALITAS
)
Adalah pengurangan jumlah penduduk pada periode
tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR),
adalah angka yang menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death
Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama
Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR),
FAKTOR PENDORONG KELAHIRAN (PRONATALITAS)
Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan
keturunan.
Pernikahan usia dini (usia muda).
Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih
tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak,
FAKTOR PENGHAMBAT KELAHIRAN
(
ANTINATALITAS
)
Adanya program Keluarga Berencana (KB).
Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi PNS.
Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
FAKTOR PENDORONG KEMATIAN
(
PROMORTALITAS
)
Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
FAKTOR PENGHAMBAT KEMATIAN
(
ANTIMORTALITAS
)
Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat
diobati.
Adanya pemahaman agama yang kuat oleh
MIGRASI ATAU MOBILITAS
PENDUDUK
adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Terdiri dari :
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah negara.
Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana.
Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari:
Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya.
Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa.
DAMPAK SOSIAL EKONOMI YANG
DITIMBULKAN DARI BANYAKNYA JUMLAH PENDUDU
meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja;
USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN
PEMERINTAH DALAM MENEKAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
Meningkatkan pelayanan kesehatan dan
kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN
PERMASALAHAN KUANTITAS PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN
Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan
kemampuan produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang, dan papan.
Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan
pembangunan hanya terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang jarang penduduknya.
Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan
kumuh di kota-kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan kelompok miskin kota.
Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan
PERMASALAHAN KUALITAS PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN
a. Masalah tingkat pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya
relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga
harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana
keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan
sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan
masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang
b. Masalah kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat
dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas
kesehatan. Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya
pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama
karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan
subjek pembangunan rendah, maka dalam
c. Masalah tingkat penghasilan/pendapatan
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah: Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan
pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang baik.