• Tidak ada hasil yang ditemukan

42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus

Kondisi awal siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 sebelum melakukan perbaikan, peneliti mendapatkan hasil belajar matematika siswa masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum menyapai KKM, dan pada saat observasi peneliti juga menemukan kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar.

Kegiatan awal pembelajaran, siswa mengucapkan salam, guru menjawab salam dari siswa. Siswa dan guru memulai pembelajaran dengan berdoa siswa mengikuti dengan baik. Guru kemudian melakukan absensi, semua siswa hadir dengan jumlah 39 siswa. Guru bertanya kepada siswa, apa yang dimaksud segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan?. Sedangkan yang lain siswa diam dan tidak menjawab pertanyaan, namun yang dilakukan siswa adalah ada yang sibuk berbicara sendiri dan bermain karena siswa itu duduk dibangku belakang, sementara ada siswa yang duduk dengan posisi yang tidak benar menyandarkan badan dimeja. Guru kemudian menegaskan jawaban siswa yang sudah menjawab pertanyaan, selanjutnya memeringatkan siswa lain yang tidak mendengarkan saat temannya menjawab. Tujuan pembelajaran tidak disampaikan oleh guru.

(2)

tersebut untuk duduk yang baik dan benar dan menyimak materi yang disampaikan guru dengan baik. dan siswa pun mengikuti perintah guru. Guru tidak mendorong siswa untuk mendiskusikan masalah yang diajukan dalam kelompok, tetapi siswa hanya bekerja secara individual. Guru tidak mendorong siswa untuk berdiskusi, tidak ada pengumpulan data dari masalah yang diterima oleh siswa tentang pecahan senilai. Guru tidak mendorong siswa untuk berdiskusi memecahkan masalah berdasarkan analisis data, karena sebelumnya tidak dilakukan pengumpulan data. Kegiatan pembelajaran tidak terlihat siswa aktif untuk tanya jawab mengenai materi pecahan senilai. Namun, siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal berbentuk uraian yang ditulis dipapan tulis oleh guru. Siswa tidak menerima tugas untuk membuat laporan dan guru tidak terlihat memberikan penghargaan untuk siswa, seperti memberi ucapan selamat karena siswa sudah mengerjakan tugas ataupun menjawab pertanyaan.

Akhir pembelajaran, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan yang sudah siswa pelajari, kemudian guru memberikan soal perbaikan untuk siswa yang belum mencapai KKM, karena pada saat itu ada 23 siswa yang belum tuntas. Untuk lebih jelas dapat di lihat ketuntasan hasil belajar pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Pra Siklus No Nilai KKM

(70)

Frekuensi (F)

Presentase

(%) Keteragan

1 ≥70 15 38% Tuntas

2 <70 24 62% TidakTuntas

Jumlah 39 100 %

Nilai Maksimum 85

Nilai Minimum 45

Rata-rata 63

Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa dari 39 siswa kelas 4 ada 15 siswa yang telah mencapai KKM yaitu ≥70 sedangkan 24 siswa belum mencapai KKM

(3)

Diagram 4.1

Diagram Presentase Hasil Belajar Pra Siklus

Diagram 4.1 di atas terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 sebelum melakukan perbaikan yakni 62% tidak tuntas dan yang tuntas hanya 38%. Dari hasil yang di peroleh dapat dijadikan sebagai dasar untuk peneliti melakukan perbaikan. Pelaksanaan siklus I dan II digunakan 15 soal uraian untuk evaluasi. Pelaksanaan tindakan siklus I pada tanggal 18-20 Juli 2017 dan pelaksanaan siklus II pada tanggal 24-29 Juli 2017.

4.2 Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan

Perencanaan Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Senin, 17 Juli 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Juli 2017 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Juli 2017. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit) dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model kongkret dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1mengindentifikasi pecahan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret. dengan indikator: menyebutkan unsur unsur pecahan, membandingkan pecahan dan menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar dan model konkret. Sebelum pelaksanaan peneliti berdiskusi dengan guru kelas agar dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

38% 62%

Pra Siklus

Tuntas

(4)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah menemukan permasalahan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang ditemukan, dilakukan analisis masalah dan dari analisis masalah disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam siklus I disiapkan untuk dua kali pertemuan. Selain membuat RPP, juga menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran menyebutkan unsur unsur pecahan dan menunjukan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model konkret yang akan digunakan dalam pembelajaran ini berupa gambar yang disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat Pembelajaran Siklus I yang disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat Pembelajaran Siklus I, disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat Pembelajaran Siklus I, membuat penghargaan untuk siswa pada lampiran RPP, membuat perangkat penilaian yang berupa kisi-kisi penilaian siklus I, membuat instrumen berupa butir soal siklus I disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat Pembelajaran Siklus I, serta membuat rubrik pengamatan sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil belajar siswa siklus I, membuat lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran PBL untuk guru kelas 4 siklus I, membuat lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran PBL untuk siswa kelas 4 siklus I yang disajikan pada lampiran. Buku sumber yang mendukung dari buku paket Tematik Saitifik Kontektual Matematika Kelas 4 karangan Suparmin Aditya

Nur Rochman Sa’adah Nuraini dan Putri Estikarini, diakhir pembelajaran setiap pertemuan akan dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda.

Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I

(5)

guru bertanya tentang pecahan dan contoh-contohnya “Tahukah kamu yang

dimaksud dengan pecahan” kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran melalui model pembelajaran PBL yang telah dirancang. Guru menjelaskan siswa bahwa tidak semua benda dapat dinyatakan dalam bilangan bulat,selanjutnya guru memberikan beberapa contoh benda yang sering dinyatakan dalam bilangan bulat. Guru menyampaikan materi tentang menyebutkan unsur unsur pecahan, guru membimbing siswa dalam membuat kelompok secara heterogen, guru membagikan kertas tugas pada setiap kelompok selanjutnya guru membimbing siswa untuk memikirkan cara untuk memotong kertas tersebut menjadi 8 bagian yang sama besar kemudian guru memberikan penjelasan bahwa pecahan terjadi karena satu benda atau sekumpulan benda dibagi menjadi bebrapa bagian, setiap bagian mempunyai nilai pecahan sehingga bagian atau beberpa bagian dari keseluruhan itulah yang dinamakan pecahan. Guru menjelaskan langkah-langkah menyelesaikan (LKS), mengkondisikan siswa dalam diskusi kelompok, guru memint siswa untuk membuat pertanyaan berkaitan dengan cara memotong kertas 8 bagian sama besar dengan bimbingan guru. Siswa diminta membagikan potongan kertas tersebut untuk setiap anggota kelompok, Guru mengarahkan siswa untuk menyebutkan unsur unsur pecahan selanjutnya guru mendampingi siswa dalam menentukan bentuk pecahan dari bagian yang diarsir pada gambar dalam kegiatan kerja kelompok selanjutnya guru meminta siswa menyampaikan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah semua kelompok telah meyelesaikan, guru memangil kelompok secara acak untuk menyajikan hasil di depan kelas. Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil yang disajikan.

(6)

Pertemuan II

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Juli 2017 pada jam pelajaran ke-1-2. Indikator pada pertemuan kedua yakni menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar dan model konkret. dengan melakukan kegiatan awal yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa, menayakan kehadiran siswa, mengkondisikan kelas, melakukan apresepsi berupa pertanyaan tentang materi pada siklus I pertemuan kedua” Apakah setiap pecahan selalu memiliki nilai yang sama?atau adakah pecahan yang yang lebih besar dari pecahan yang lain? Atau

sebaliknya, adakah pecahan yang lebih kecil dari pecahan lain” setelah itu guru bertanya tentang membandingkan pecahan serta bagaimana membandingkan pecahan kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti guru pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran melalui model pembelajaran PBL yang telah dirancang, Guru menjelaskan langkah-langkah menyelesaikan (LKS), mengkondisikan siswa dalam diskusi kelompok selanjutnya menjelaskan pada siswa bahwa semakin kecil nilai suatu pecahan maka letaknya akan semakin mendekati angka 0 yang posisinya berada paling kiri demikian juga semakin besar nilai suatu pecahan maka letaknya semakin mendekati angka 1 yang posisinya berada paling kanan. Guru menyampaikan materi tentang membandingkan pecahan pada garis bilangan, guru membimbing siswa dalam membuat kelompok secara heterogen, guru membagikan kertas tugas pada setiap kelompok selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk mengamati pecahan pecahan tersebut berdasarkan penyebut yang sama kemudian guru memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang cara membandingkan pecahan dengan garis bilangan. Guru membimbing siswa dalam menuliskan pecahan pecahan tersebut pada garis bilangan berdasarkan kelompoknya selanjutnya guru mendampingi siswa dalam membandingkan pecahan. Setelah semua kelompok telah meyelesaikan, guru memangil kelompok secara acak untuk menyajikan hasil di depan kelas. Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil yang di sajikan.

(7)

soal evaluasi pertemuan kedua. Guru berkeliling untuk memastikan semau siswa bekerja dengan mandiri dan jujur. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi berikutnya yaitu mengurutkan beberapa pecahan kemudian guru memberikan tidak lanjut dan menutup pembelajaran.

Pertemuan III

Pertemuan pertama di laksanakan pada hari Rabu, 19 Juli 2017. pada jam pelajaran ke-1-2. Indikator pada pertemuan ketiga yakni mengurutkan beberapa pecahan dengan melakukan Kegiatan awal yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa, menayakan kehadiran siswa, mengkondisikan kelas, melakukan apresepsi berupa pertanyaan tentang materi pada siklus I pertemuan ketiga, setelah itu guru bertanya tentang pecahan dan contoh-contohnya kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti guru pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran melalui model pembelajaran PBL yang telah dirancang. Guru menjelaskan langkah-langkah menyelesaikan (LKS), mengkondisikan siswa dalam diskusi kelompok selanjutnya menjelaskan materi mengurutkan beberapa pecahan selanjutnya guru memberikan beberapa contoh benda yang sering dinyatakan dalam bilangan bulat. Guru mengarahkan siswa untuk menggambar tiga persegi panjang yang masing masing memiliki panjang 8 cm dan lebar 1 cm, guru membimbing siswa dalam memotong persegi panjang yang pertama menjadi 2 bagian,persegi panjang yang kedua menjadi 4 bagian dan persegi yang ketiga menjadi 8 bagian, guru memfasilitasi siswa untuk bertanya apakah cara memotong yang dilakukan sudah benar, kemudian guru mengarahkan siswa memriksa potongan potongan persegi panjang selanjutnya guru membimbing siswa dalam menyusun potongan-potongan kertas tersebut sehingga baris pertama berisi 1 susunan selanjutnya siswa dibimbing untuk menyimpulkan bahwa 1

2, 2 4 dan

(8)

merupakan pecahan pecahan yang senilai berdasarkan susunan persegi panjang pada ketiga baris tersebut selanjutnya guru mengarahkan siswa memilih gambar gambar pada langkah pembelajaran yang menunjukan daerah yang diarsir memiliki pecahan senilai dengan 1

3 kemudian guru mengarahkan siswa untuk maju

kedepan dan menjelaskan pecahan senilia serta menyebutkan gambar gambar yang memiliki pecahan senilai dengan 1

3 selanjutnya guru meminta siswa

menyampaikan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah semua kelompok telah meyelesaikan, guru memangil kelompok secara acak untuk menyajikan hasil di depan kelas. Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil yang di sajikan.

Kegiatan penutup guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang mengurutkan beberapa pecahan dengan melibatkan siswa. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi berikutnya kemudian dan guru memberikan tidak lanjut kemudian menutup pembelajaran. Guru membagikan soal evaluasi pertemuan ketiga. Guru berkeliling untuk memastikan semua siswa bekerja dengan mandiri dan jujur. Di akhir pembelajaran guru menutup.

Observasi

Pembelajaran siklus I dengan tiga kali pertemuan, guru kelas menilai aktivitas guru dan siswa melalui lembar untuk rincian setiap pertemuan. Saat pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator – indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

(9)

ketiga pada kegiatan awal, apresepsi dari guru berupa pertanyaan tidak dijawab oleh siswa. Guru tidak memberi penguatan juga motivasi agar siswa mau menjawab pertanyaan.

Pada Kegiatan Inti

Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan pertama pembelajaran dilakukan belum sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran PBL yang telah dirancang. Kegiatan yang pertama yaitu guru menyampaikan materi tentang masalah menyebutkan unsur unsur pecahan guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran, siswa tidak dengan duduk tenang, siswa tidak dapat menyebutkan unsur unsur pecahan. Pada saat ditanya, semua siswa terlihat tidak menyampaikan pendapatnya.

Pada pertemuan kedua pembelajaran masih ada beberapa langkah-langkah model pembelajaran PBL yang dilakukan oleh guru. Guru tidak menegaskan agar siswa yang ingin menjawab pertanyaan harus mengangkat tangan terlebih dahulu dengan tertib, guru tidak mengulang kembali menunjukkan gambar. Guru belum secar keseluruhan dalam membimbing siswa membentuk 6 kelompok secara heterogen. Ketika pembentukan kelompok, siswa belum tertib pada saat bergabung dengan anggota kelompoknya tanpa membuat kegaduhan. Masih banyak siswa yang tidak dapat membandingkan pecahan.

Pertemuan ketiga masih ada beberapa langkah-langkah model pembelajaran PBL yang dilakukan oleh guru, beberapa siswa terlihat belum mau mengajukan pendapat dalam kelompok, ada siswa yang hari itu tidak mau berdiskusi dikarenakan siswa tersebut sedang tidak enak badan. Guru membiarkan siswa tersebut untuk beristirahat dan tidak melakukan diskusi, ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan yang belum mereka pahami dan melakaukan latihan soal yang diberikan dari guru walaupun masih ada satu kelompok yang harus di bimbing. Sedangakan masukan dari guru kelas yakni dalam membuat kesimpulan dan refleksi belum melibatkan siswa secara keseluruhan, beberapa siswa belum aktif, penguasaan kelas di tingkatkan lagi.

(10)

merefleksikan pelaksanaan pembelajaran, namun masih ada siswa yang belum menyampaikan refleksi termasuk siswa yang demam. Diakhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi siklus I kepada siswa, siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang tetap diawasi oleh guru. Pada saat siswa selesai mengerjakan evaluasi, guru menutup dan mengakhiri pembelajaran.

Refleksi

Setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran siklus 1 adalah refleksi. Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis skor hasil belajar matematika siswa siklus I dan hasil observasi dari lembar observasi guru pada lampiran, dan lembar observasi siswa. Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada pertemuan 3 siklus I yang mengukur kegiatan menjelaskan definisi masalah menentukan letak pecahan pada garis bilangan, membandingkan pecahan dan menngurutkan beberapa pecahan. Penilaian unjuk kerja dilakukan melalui model pembelajaran PBL, meliputi: menerima jenis permasalahan pecahn-pecahan senilai secara umum, diskusi pemecahan masalah pecahan senilai secara umum, tanya jawab, terampil membuat laporan, menerima penghargaan, dan terampil merefleksi.

(11)

Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Siklus II Perencanaan

Perencanaan Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Senin, 24 Juli 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Juli 2017 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Juli 2017. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit) dengan Kompetensi (KD) 3.1 menjelaskan pecahan

–pecahan senilai dengan gambar dan model kongkret dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1mengindentifikasi pecahan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dengan indikator : menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model konkret kemudian mengurutkan beberapa pecahan dan mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model konkret. Sebelum pelaksanaan peneliti berdiskusi dengan guru kelas agar dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

(12)

PBL untuk guru kelas 4 siklus II, membuat lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran PBL untuk siswa kelas 4 siklus II yang disajikan pada lampiran. Buku sumber yang mendukung dari buku paket Tematik Saitifik Kontektual Matematika Kelas 4 karangan Suparmin Aditya Nur Rochman

Sa’adah Nuraini dan Putri Estikarini, diakhir pembelajaran setiap pertemuan akan dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I

Pertemuan pertama di laksanakan pada hari Senin, 23 Juli 2017 pada jam pelajaran ke-1-2. Indikator pada pertemuan pertama yakni mengurutkan beberapa pecahan dengan melakukan kegiatan awal yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa, menayakan kehadiran siswa, mengkondisikan kelas, melakukan apresepsi berupa pertanyaan tentang materi pada siklus I pertemuan pertama, setelah itu guru bertanya tentang pecahan dan contoh-contohnya “Tahukah kamu yang

(13)

kelompok, Guru mengarahkan siswa untuk mengurutkan beberapa pecahan selanjutnya guru mendampingi siswa dalam mengurutkan beberapa pecahan dari bagian yang diarsir pada gambar dalam kegiatan kerja kelompok selanjutnya guru meminta siswa menyampaikan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah semua kelompok telah meyelesaikan, guru memangil kelompok secara acak untuk menyajikan hasil di depan kelas. Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil yang di sajikan.

Kegiatan penutup guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang mengenal pecahan berupa pertanyaan-pertanyaan dengan melibatkan siswa. Membagikan soal evaluasi pertemuan pertama. Guru berkeliling untuk memastikan semau siswa bekerja dengan mandiri dan jujur. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi berikutnya yaitu menentukan letak pecahan pada garis bilangan kemudian guru memberikan tidak lanjut dan menutup pembelajaran. Pertemuan II

Pertemuan pertama di laksanakan pada hari Selasa, 18 Juli 2017 pada jam pelajaran ke-1-2. Indikator pada pertemuan kedua yakni menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dengan melakukan kegiatan awal yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa, menayakan kehadiran siswa, mengkondisikan kelas, melakukan apresepsi berupa pertanyaan tentang materi pada siklus I

pertemuan kedua” Apakah setiap pecahan selalu memiliki nilai yang sama?atau

adakah pecahan yang yang lebih besar dari pecahan yang lain? Atau sebaliknya,

adakah pecahan yang lebih kecil dari pecahan lain” setelah itu guru bertanya

tentang membandingkan pecahan serta bagaimana mengurutkannya dan contoh-contohnya kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(14)

menyampaikan materi tentang menentukan letak pecahan pada garis bilangan, guru membimbing siswa dalam membuat kelompok secara heterogen, guru membagikan kertas tugas pada setiap kelompok selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk mengamati pecahan pecahan tersebut berdasarkan penyebut yang sama kemudian guru memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang cara menuliskan letak menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dengan garis bilangan. Guru membimbing siswa dalam menuliskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret tersebut pada garis bilangan berdasarkan kelompoknya selanjutnya guru mendampingi siswa dalam menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret. Setelah semua kelompok telah meyelesaikan, guru memangil kelompok secara acak untuk menyajikan hasil di depan kelas. Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil yang di sajikan.

Kegiatan penutup guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret berupa pertanyaan-pertanyaan dengan melibatkan siswa. Membagikan soal evaluasi pertemuan kedua. Guru berkeliling untuk memastikan semau siswa bekerja dengan mandiri dan jujur. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi berikutnya yaitu mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model konkret kemudian guru memberikan tidak lanjut dan menutup pembelajaran.

Pertemuan III

Pertemuan pertama di laksanakan pada hari Rabu, 19 Juli 2017. pada jam pelajaran ke-1-2. Indikator pada pertemuan ketiga yakni mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dengan melakukan Kegiatan awal yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa, menayakan kehadiran siswa, mengkondisikan kelas, melakukan apresepsi berupa pertanyaan tentang materi pada siklus II pertemuan ketiga, setelah itu guru bertanya tentang pecahan senilai dan contoh-contohnya kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(15)

diskusi kelompok selanjutnya menjelaskan materi mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model konkret selanjutnya guru memberikan beberapa contoh benda yang sering dinyatakan dalam bilangan bulat. Guru mengarahkan siswa untuk menggambar tiga persegi panjang yang masing masing memiliki panjang 8 cm dan lebar 1 cm, guru membimbing siswa dalam memotong persegi panjang yang pertama menjadi 2 bagian,persegi panjang yang kedua menjadi 4 bagian dan persegi yang ketiga menjadi 8 bagian, guru memfasilitasi siswa untuk bertanya apakah cara memotong yang dilakukan sudah benar, kemudian guru mengarahkan siswa memriksa potongan potongan persegi panjang selanjutnya guru membimbing siswa dalam menyusun potongan-potongan kertas tersebut sehingga baris pertama berisi 1

2 bagian dari seluruh kertas yang panjang 4 cm dan

lebarnya 1 cm. Baris kedua berisi 2

4 bagian dari seluruh kertas yang panjang 2 cm

dan lebarnya 1 cm. Baris ketiga berisi 4

8 bagian dari seluruh dari kertas yang

panjangnya 1 cm dan lebarnya 1 cm. Siswa diarahkan untuk mengamati panjang masing masing susunan selanjutnya siswa dibimbing untuk menyimpulkan bahwa

1 2 ,

2 4 dan

4

8 merupakan pecahan pecahan yang senilai berdasarkan susunan persegi

panjang pada ketiga baris tersebut selanjutnya guru mengarahkan siswa memilih gambar gambar pada langkah pembelajaran yang menunjukan daerah yang diarsir memiliki pecahan senilai dengan 1

3 kemudian guru mengarahkan siswa untuk maju

kedepan dan menjelaskan pecahan senilia serta menyebutkan gambar gambar yang memiliki pecahan senilai dengan 1

3 selanjutnya guru meminta siswa

menyampaikan hasil kerja kelompok didepan kelas. Setelah semua kelompok telah meyelesaikan, guru memangil kelompok secara acak untuk menyajikan hasil di depan kelas. Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil yang di sajikan.

(16)

ketiga. Guru berkeliling untuk memastikan semau siswa bekerja dengan mandiri dan jujur. Di akhir pembelajaran guru menutup.

Observasi

Pembelajaran siklus II dengan tiga kali pertemuan, guru kelas menilai aktivitas guru dan siswa melalui lembar untuk rincian setiap pertemuan. Saat pembelajaran siklus II pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator – indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II, pada pertemuan pertama pada kegiatan awal, guru menjawab salam dari siswa, guru sudah mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran sehingga siswa duduk tenang. Pada pertemuan kedua pada kegiatan awal guru melakukan presensi pada siswa hadir. Guru mengulang materi pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga pada kegiatan awal, apresepsi dari guru berupa pertanyaan dijawab oleh siswa. Guru memberi penguatan juga motivasi agar siswa mau menjawab pertanyaan.

Pada Kegiatan Inti

(17)

membentuk 6 kelompok secara heterogen. Ketika pembentukan kelompok, siswa belum tertib pada saat bergabung dengan anggota kelompoknya tanpa membuat kegaduhan. Masih banyak siswa yang tidak dapat menjelaskan pecahan senilai melalui gambar dan model konkret.

Pertemuan ketiga masih ada beberapa langkah-langkah model pembelajaran PBL yang dilakukan oleh guru, beberapa siswa mau mengajukan pendapat dalam kelompok, semua siswa yang hari itu sudah berdiskusi secara baik. beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan yang belum mereka pahami dan mengerjakan latihan soal yang diberikan dari guru. Guru membuat kesimpulan dan refleksi belum melibatkan siswa secara keseluruhan, seluruh siswa aktif, dalam mengikuti proses belajar.

Kegiatan penutup, siswa dibimbing untuk merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, semua siswa sudah berani dan dapat merefleksikan pelaksanaan pembelajaran.Diakhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi siklus I kepada siswa, siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang tetap diawasi oleh guru. Pada saat siswa selesai mengerjakan evaluasi, guru menutup dan mengakhiri pembelajaran.

Refleksi

Setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran siklus II adalah refleksi. Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis skor hasil belajar matematika siswa siklus II dan hasil observasi dari lembar observasi guru pada lampiran, dan lembar observasi siswa. Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada pertemuan 3 siklus II yang mengukur kegiatan menjelaskan definisi masalah mengurutkan pecahan, menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dan menjelaskan pecahan senilai melalui gambar dan model konkret. Penilaian unjuk kerja dilakukan melalui model pembelajaran PBL, meliputi: menerima jenis permasalahan pecahn-pecahan senilai secara umum, diskusi pemecahan masalah pecahan senilai secara umum, tanya jawab, terampil membuat laporan, menerima penghargaan, dan terampil merefleksi.

(18)

karena dalam pembelajaran masih terlihat beberapa siswa yang belum memperhatikan, kurang aktif dalam diskusi serta kurang aktif dalam kegiatan tanya jawab dan nilai evalusi siklus II telah memuasakn kerena dari 39 siswa masih ada 3 siswa yang belum mencapai KKM (70). Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65 dan rata-rata 71 dan terjadi peningakatan dari Siklus I yaitu 74% ketuntasan menjadi 92% ketuntasan. Berdasarkan hasil dari refleksi siklus II ini, maka peneliti dan guru yang bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan pada siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh dari hasil pembelajaran pada siklus II telah berhasil dilaksanakan. Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 70.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Analisis data setelah melakukan perbaikan pada siklus I menggunakan model pembelajaran PBLmengalami peningkatan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Distribusi Ketutasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

No Nilai KKM

(19)

dengan nilai rata-rata kelas adalah 70. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram batang 4.2 berikut ini:

Diagram 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Digaram di atas terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 yakni ketuntasan 74% dan tidak tuntas 26%.

4.3.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Berdasarkan anasisi data setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus II, terjadi penigkatan hasi belajar, jika di bandingkan dengan hasil belajar pra siklus dan siklus I. Untuk lebih rinci dapat melihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Ketutasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

No Nilai KKM (70)

Frekuensi (F)

Presentase

(%) Keteragan

1 ≥70 36 92% Tuntas

2 <70 3 8% TidakTuntas

Jumlah 39 100 %

Nilai Maksimum 90

Nilai Minimum 65

Rata-rata 71

Tabel 4.3 di atas terlihat terjadi peningkatan hasil belajar siswa diketahui dari 39 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 36 siswa (92%) tuntas

74% 26%

Siklus I

Tuntas

(20)

atau mampu mencapai KKM 70 dan 3 siswa (8%) tidak tuntas atau masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah 65 dengan nilai rata-rata kelas adalah 71. Berikut ini adalah hasil perolehan ketuntasan hasil belajar matematika siklus II dapat dilihat pada gambar 4.3

Diagram 4.3

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Digaram di atas terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 yakni ketuntasan 92% dan tidak tuntas 8%.

4.4 Analisis Komparatif

Berdasarkan analisis hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Analisi menggunakan data hasil kuantitas hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Untuk rincinya dapat di lihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03

Tahun Pembelajaran 2017/2018

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

F % F % F %

1 Tuntas 15 38% 29 74% 36 92%

2 Tidak Tuntas 24 62% 10 26% 3 8%

Rata-rata 63 70 71

Maksimum 85 85 90

Minimun 45 55 65

Tuntas 92% Tidak Tuntas

8%

SIKLUS II

Tuntas

(21)

Tabel 4.4. dapat di simpulkan bahwa setelah melakukan perbaikan dengan model pembelajaran PBL hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada pra siklus siswa yang tuntas berjumalah 15 orang dengan presentase 38%, sedangakan siswa yang tidak tuntas berjumlah 24 orang dengan presentase 62% dan nilai tertinggi pada pra siklus adalah 85 sedangakan nilai terendah 45. Setelah melakukan perbaikan pada siklus I terjadi peningkatan yaitu siswa yang tuntas berjumlah 29 orang dengan presentase 74% dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 10 orang dengan presentase 26% dan nilai tertinggi pada siklus I yaitu 85 dan nilai terndah 55, hasil dari perbaikan siklus I belum mencapai indikator pencapaian yakni 80% ketuntasan, oleh sebab itu di laksanakan perbaikan siklus II. Setelah pelaksanaan siklus II terjadi peningkatat yaitu siswa yang tuntas berjumlah 36 orang dengan presentase 92% sedangakan siswa yang tidak tuntas berjumlah 3 orang dengan presentase 8% dan niali tertinggi pada siklus II yaitu 90 dan nilai terendah 65. Dengan demikian perbaikan dengan model pembelajaran PBL dapat di katakan berhasil karena hasil belajar mencapai tujaun yakni presentase 92%.

Diagra Batang 4.1

Analisis Komparatif Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Dari bagan di atas di lihat terjadi peningkatan hasil belajar dari Pra siklus sampai siklus II. Pada pra siklus ketuntasan siswa yakni 38%, pada siklus I meningkat menjadi 74% dan pada siklus II meningkat menjadi 92%.

(22)

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis hasil belajar diatas, dapat di lihat bahwa hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 03 terjadi peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran PBL. Pra siklus sampai pada siklus II dalam penerapan model pembelajaran PBL, terjadi peningkatan hasil belajar yakni terlihat dari presentase hasil belajar siswa pada setiap siklus terjadi peningkatan. Pada siklus I pembelajaran menggunakan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 menjelaskan pecahan – pecahan senilai dengan gambar dan model kongkret dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 mengindentifikasi pecahan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dengan indikator menyebutkan unsur unsur pecahan,menunjukan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model konkret dan membandingkan pecahan. Pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator pencapaian yang di rencanakan yakni 80% ketuntasan, hal ini di karenakan siswa yang belum berani untuk menyampaikan pendapat dan masih kurang perhatian dalam proses pembelajaran serta guru juga belum menguasai kelas secara keseluruhan, selain respon siswa juga masih kurang yaitu pada saat apresepsi atau pemberian masalah awal, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan siswa yang merespon atau yang bisa menjawab hanya ada lima orang, sedangkan ada dua siswa yang ditunjuk tidak mau menjawab dan hanya diam saja, di karenakan siswa belum terbiasa untuk aktif dan ikut terlibat dalam proses pembelajaran tetapi dalam pembelajaran siklus I terlihat ada daya tarik siswa terhadap materi yang diajarkan, yakni siswa memberikan respon siswa yang senang saat menerima materi pada saat proses belajar berlangsung kemudian pada saat berdiskusi dalam kelompok juga masih terlihat ada beberapa siswa yang belum terlibat aktif serta pada saat menyajikan hasil, masih terlihat ada beberapa siswa yang masih belum berani. Karena pada siklus I belum mencapai ketuntasan indikator ketuntasan maka di lakukan perbaikan pada siklus II.

(23)

beberapa pecahan, menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret dan mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model konkret. Pelaksanaan siklus II terlihat siswa mulai terbiasa dengan penerapan model pembelajaran PBL yaitu saat guru memberikan pertanyaan sebagai masalah awal untuk menarik perhatian siswa, terlihat banyak siswa yang mengacungkan jari untuk menjawab walaupun ada beberapa jawaban yang kurang tepat, pada saat melakukan kerja sama dalam kelompok juga terlihat siswa sangat antusais dan mulai aktif untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam penyelesaikan maslah yang di berikan, serta pada saat menyajikan hasil kerja presentasi didepan kelas, siswa sudah menunjukan sikap berani dan percaya diri. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan keaktifan siswa, serta menuntut siswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah, kerja sama dalam kelompok dan melakukan percobaan untuk menyelesaikan masalah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Najib Fikriawan, tahun 2015 dengan judul Penerapan Model Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika, selanjutnya penelitian yang dilakukan Christina Supartinah 2009. Penerapan Metode Problem Base Learning untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009/2010 dan penelitian yang telah dilakukan oleh Maftukhah, Anny. Peningkatan Hasil Belajar matematika Materi Pengukuran (Satuan Panjang) Melalui Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV di MI Keputon Kecamatan Blado Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2015/2016, menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika, kemampuan pemecahan masalah matematika dan hasil belajar matematika materi pengukuran selain itu, penelitian tindakan yang dilakukan oleh Asih Diyah Arini, Putri. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Kemendikbud (2014:27) PBL

(24)

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Pra Siklus
Distribusi Ketutasan Hasil Belajar Tabel 4.2 Matematika Siklus I
Distribusi Ketutasan Hasil Belajar Tabel 4.3 Matematika Siklus II
Tabel 4.4 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, perlu dilakukan penelitian tentang penentuan pengaturan jenis pahat, sudut ujung pahat, kecepatan makan dan kecepatan potong pada

Melalui pemahaman tentang Ketahanan Nasional yang berkelanjutan dalam konteks kemajemukan bangsa Indonesia diharapkan setiap komponen bangsa memiliki wawasan

1) Sarung tangan, untuk mencegah perpindahan mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas kesehata pada pasien, dan mencegah kontak antara tangan petugas dengan

Kelas kesesuaian lahan permukiman tidak sesuai sekarang/N1 mempunyai luas 290 Ha atau 10,35 % dari luas radius 300 meter dari sungai siak di Kota Pekanbaru yang mempunyai

menurut ketentuan Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, harus membukukan selisih antara nilai Harta dikurangi dengan nilai Harta bersih yang telah

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengetahui pengaruh metode edukasi melalui konseling teman sebaya terhadap perubahan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam

Memang benar walau tidak langsung mengobati penyebab langsung suatu penyakit, terapi pijat refleksi dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala,

 Teori kuantum lama diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa energi yang dipancarkan oleh sumber (berupa osilator) bersifat kuanta/diskrit karena hanya bergantung