• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Usaha Ok (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Studi Kelayakan Usaha Ok (1)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Semakin ketatnya persaingan bisnis dan usaha di indonesia,sehingga membuat segala macam pelayanan yang sangat menarik ditawarkan demi memanjakan konsumen mulai dari harga,kualitas bahan mkanan variasi menu,pelayanan baik,sampai tempat yang bersih menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.

Maka pelaku bisnis mencari ide untuk membuka suatu bisnis atau usaha yang banyak diminati oleh semua kalangan agar suatu usaha dapat berjalan dengan suatu bisnis dapat berjalan dengan sukses.

Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pentingnya Studi Kelayakan Usaha ? 2. Bagaimana Proses dan Tahap Studi Kelayakan ? 3. Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis ?

4. Apa saja Kriteria Investasi ?

5. Bagaimana Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis ? 6. Bagaimana Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru ? C. Tujuan

1. Mengetahui Pentingnya Studi Kelayakan Usaha 2. Mengetahui Proses dan Tahap Studi Kelayakan 3. Mengetahui Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis 4. Mengetahui Apa saja Kriteria Investasi

(2)

BAB II PEMBAHASAN A. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha

Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan, harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan tersebut memadai dan dapat diperoleh secara terus-menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis, mungkin saja usaha tersebut layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial, kemungkinan kurang memberikan manfaat. Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan dikembangkan, yaitu:

1) Studi kelayakan usaha

2) Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, threat—SWOT)

Studi kelayakan usaha atau analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.

Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:

1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.

2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.

3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.

Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di antaranya :

1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)

(3)

agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang mengajukan persyaratan tertentu seperti bankir, investor, dan pemerintah. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.

2. Investor dan Penyandang Dana

Bagi investor dan. penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukan memberi jaminan pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.

3. Masyarakat dan Pemerintah

Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitar atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyedidan fasilitas lainnya.

B. Proses dan Tahap Studi Kelayakan

Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap penemuan idea atau perumusan gagasan.

Tahap penemuan ide adalah tahap di mana wirausaha mendapatkan ide untuk merintis usaha baru. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling memberi peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu panjang. Banyak kemungkinan, misalnya bisnis industry, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lain yang dianggap paling layak.

2. Tahap memformulasikan tujuan.

(4)

dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.

3. Tahap analisis.

Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut, meliputi:

a. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur pasar serta strategi pesaing.

b. Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha.

c. Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainyan. Aspek yuridis dan lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.

d. Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.

4. Tahap keputusan.

Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, langkah berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak dilakasanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko maka keputusan bisnis biasanya didasarkan pada beberapa criteria, seperti Periode Pembayaran Kembali (Pay Back Period, PBP), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR), dan sebagainya.

Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal berikut:

(5)

b. Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha. Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh perusahaan selama ini. Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun waktu tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomisnya.

c. Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika tidak strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk memindahkannya ke lokasi lain yang lebih strategis, terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja. d. Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin

khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis. Dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan kepada pemilik baru.

e. Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu dipindahtangankan kepada pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh tempo.

(6)

C. Analisi Kelayakan Usaha

Tadi telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan, harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimana cara mengetahui bahwa aspek-aspek tersebut layak atau tidak? Berikut ini akan dibahas beberapa criteria yang dapat dijadikan aspek penilaian[5].

1. Analisis Aspek Pemasaran

Untuk menganalisis aspek pemasaran, wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan system informasi pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai ataukah tidak. Dalam analisis pasar biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya:

a. Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan untuk dipenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.

b. Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan social budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.

c. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis? Apakah produk yang ditawarkan dapat memberi kepuasan atau tidak? Jika konsumen loyal, maka potensi pasar tinggi.

d. Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya berapa harga dari pabrik pemasok, harga setelah di agen, dan harga setelah ke konsumen.

(7)

f. Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa akn dipasarkan pada pasar persaingan tidak sempurna (seperti monopoli, oligopoly dan monopolistic), atau pasar persaingan sempurna. Jika barang dan jasa masuk dalam pasar persaingan tidak sempurna, berarti potensi pasar tinggi disbanding bila produk termasuk pasar persaingan sempurna.

g. Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi produk, harga, jaringan industry, promosi, dan tingkat penggunaan teknologi.

h. Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume penjualan usaha skala kecil sebesar Rp 5 milyar pertahun atau sebesar Rp 10 juta perhari, berarti ukuran pasar cukup besar.

i. Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%), berarti potensi pasar tinggi.

j. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit margin kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.

k. Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.

Bila aspek pemasaran global layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi atau operasi

2. Analisis Aspek Produksi atau Operasi

Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus dianalisis adalah:

a. Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang strategis dan efisien, baik bagi perusahaan maupun bagi pelanggan, misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen, kea lat transportasi, atau diantara ketiganya. Di samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar konsumen tetap loyal.

(8)

yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya akan memengaruhi harga pokok penjualan.

c. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan dating serta harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.

d. Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.

e. Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus sesuai dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.

f. Lay – out. Adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay – out harus tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien

Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka selanjutnya menganalisis aspek manajemen

3. Analisis Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa unsur yang harus dianalisis, seperti:

a. Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan merupakan milik pribadi atau milik bersama. Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih tersebut? Hendakya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan. b. Organisasi. Jenis organisai apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini dan

staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.

c. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara professional. Hal ini bergantung skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha.

d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan, baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.

Bila dari analisis ketiga aspek diatas tidak menimbulkan permasalahan, maka analisis bisnis dapat diteruskan ( go ) kepada analisis aspek keuangan

(9)

a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.

b. Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya penerbitan obligasi dan pinjaman).

c. Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan serta kondisi keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.

d. Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan, biayadan laba rugi bersih.

e. Proyeksi arus khas. Dari arus khas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus khas, yaitu:

a) Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan - penerimaan yang berupa hasil penjualan atau pendapatan

b) Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk pembayaran bunga dan pajak.

c) Aliran kas masuk bersih ( net cash in-flow ), merupakan selisih dari Aliran kas masuk dan Aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak.

Rumusnya :

Tabel Proyeksi Aliran Kas

Tahun Laba Setelah Pajak Penyusutan Bunga Perolehan 0

(10)

Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yng dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu Payback period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Probability Index.

1. Payback Period ( PBP )

Periode pembayaran kembali ( PBP ) sangat penting untuk menghitung jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat priode pembayaran kembalinya, maka semakin baik bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Menghitung Payback Period digunakan rumus :

Payback Period = Kas Masuk Bersi hNilai Investasi x 1 tahun

Jika payback period lebih pendek waktunya daripada maximum payback period, maka usulan investasi dapat diterima.

Contoh :

Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp 24.000.000. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 5.000.000. Depresiasi sebesar Rp. 3.000.000, maka payback periodenya adalah :

Investasi Rp 24.000.000.

Keuntungan setelah pajak Rp. 5.000.000

Depresiasi Rp. 3.000.000

Aliran kas masuk Rp 8.000.000

Payback period = 24.000.0008.000.000 x 1 tahun = 3 tahun

2. Net Present Value atau Kriteria nilai sekarang

(11)

dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dan suku bunga harus diperhitungkan.

Rumus :

Atau

NPV(i) =

PFt (Bt) -

PFt (Ct) dimana t = 1, 2, 3, …, n Sedangkan PFt = ( 1 + i )-t adalah faktor nilai sekarang

Dimana :

N P V = nilai bersih sekarang

Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t) i = Interest ( tingkat bunga bank yang berlaku ) t = Periode waktu

( 1 + i )-t= discount factor atau faktor nilai sekarang atau (PF t)

PFt dapat dihitung sebagai berikut :

PF1 = ( 1 + i )-1

PF2 = ( 1 + i)-2

PF3 = ( 1 + i)-3 dan seterusnya

Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku adalah 24% maka PF2 = ( 1 + 0,24)-2 = 0,6504

Indikator NPV :

Jika NPV > 0 (positif), maka bisnis layak (go) untuk dilaksanakan

(12)

Contoh :

Perusahaan konveksi di Bandung ingin menambah mesin jahit baru dengan biaya investasi awal sebesar Rp 40 juta. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari hasil survei diperoleh perkiraan cash flow ( penerimaan dan biaya ) adalah sebagai berikut :

Tahun Biaya Total (Ct) (jutaan rupiah)

Bila uang yang di investasikan tersebut dapat dipinjamkan dari bank dengan bunga 18% per tahun, apakah keputusan pembelian mesin baru itu layak secara ekonomis ?

Dengan menggunakan rumus :

Maka dalam tabel akan tampak sebagai berikut : Tahun

(13)

3. Kriteria Rasio Manfaat-Biaya ( Benefit Cost Ratio )

Untuk menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) digunakan rumus sebagai berikut:

Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR> 1. Dari kasus di atas besar BCR adalah sebagai berikut:

PFt (BT) = 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 = 130,02

PFt(Ct) = 40 + 8,47 + 10,77 +24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09

BCR(i) =

∑ PF(Bt) ∑PF(Ct) =

130,02

96,09 = 1,35

Karena nilai BCR> 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan konveksi itu layak secara ekonomis. Manfaat dari pembelian mesin baru adalah 1,35 kali lebih besar dari pada nilai biaya total pada tingkat bunga (interest rate) = 0,18. Dengan besar BCR = 1,35 berarti setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar Rp !,35 sehingga investasi dalam usaha konveksi tersebut dapat dikatak layak. Bila BCR< 1, maka proyek bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.

4. Kriteria Internal Rate of Return

Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) menjadi nol atau di sebut juga indeks keuntungan (profitability index–PI). Kriteria IRR adalah:

IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba (trial and eror) memasukan interest rate, yaitu untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang membuat NPV = 0, Misalkan dalam kasus di atas ketika dimasukan nilai interest rate 18% maka nilai NPV = Rp 33,93 juta yang berarti nilai NPV > 0 maka kita coba lagi dengan menggunakan bunga di atas 18% misalkan 24% sehingga hasilnya adalah sebagai berikut:

B C R (i) =

(

Bt

/(

1

+

i

)

t

)

(

Co

+

Σ

(

Ct

/(

1

+

i

)

t

)

Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara ekonomis

Dimana :

(14)

Tahun

Dengan menggunakan tingkat bunga 24% ternyata NPV masih lebih besar dari pada nol. Coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, maka hasilnya sebagai berikut:

Tahun

Ternyata NPV> 0, Maka dicoba lagi dengan menggunakan tingkat bunga sebesar 48%. Hasil adalah sebagai berikut:

NPV (i=0,48)

Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV

NPV(i=0,36) = NPV1 = 7,96

(15)

(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)

Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48% TERNYATA NILAI NPV < 0. Dengan cara coba-coba seperti di atas , maka di peroleh:

NPV(i=0,18) = 33,93 > 0

NPV(i=0,36) = 7,94 > 0

NPV(i=0,40) = 3,74 > 0

NPV(i=0,48) = -3,09 < 0

NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48. Selain di antara angka-angka itu NPV tidak sama dengannol. Dengan menggunakan interpolasi, maka;

(16)

Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan kalkulator finansial Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan kalkulator finansial.

E. Penyusunan Studi Kelayakan Usaha

Setelah menganalisis bebagai aspek bisnis secermat mungkin dan hasilnya secara ekonomis dinyatakan layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisi:

RINGKASAN PROYEK BAB I PENDAHULUAN

1.1 Dasar gagasan membuka bisnis baru/pengembangan bisnis 1.2 Nama dan alamat perusahaan

1.3 Bidang usaha 1.4 Bentuk perusahaan

1.5 Gambaran perkembangan perusahaan ( untuk perusahaan yang sudah ada ) BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI

( Untuk perusahaan yang sudah ada ) 2.1 Gambaran umum perusahaan 2.2 Perizinan

2.3 Aspek teknik produksi/operasi 2.4 Aspek pemasaran

2.5 Aspek manajemen 2.6 Aspek keuangan

BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN 3.1 Proyek yang diusulkan

(17)

b. Jenis produk ( produk utama dan sampingan ) 3.2 Aspek Teknis

a. Sifat proyek

b. Jenis dan jumla produksi c. Lokasi

d. Bangunan

e. Mesin dan peralatan

f. Lay out Proses / Tata letak proses g. Proses produksi

h. Kapasitas produksi

i. Bahan baku dan bahan penolong j. Tenaga kerja

3.3 Aspek Pemasaran a. Peluang pasar b. Segmentasi pasar c. Sasaran pasar

d. Volume dan harga penjualan e. Masa hidup produk

f. Struktur pasar

g. Persaingan dan strategi bersaing h. Ukuran pasar dan pertumbuhannya i. Pangsa pasar

j. Margin laba kotor 3.4 Aspek Manajemen

a. Kepemilikan b. Struktur organisasi c. Tim manajemen

d. Tenaga kerja/karyawan 3.5 Aspek Keuangan

(18)

f. Kriteria investasi

Untuk mengetahui lebih jelas tentang usulan bisnis, perhatikanlah salah satu contoh usulan / proposal usaha berikut ini :

PROPOSAL USAHA

……… ( Nama Perusahaan )

Diajukan Kepada :

……… ( Nama Lembaga Penyandang Dana )

……….. ( Nama Pemilik )

………. ( Nama Perusahaan )

………. ……….

( Alamat dan Telepon ) RINGKASAN PROYEK A. Pendahuluan

1. Latar Belakang: (perusahaan apa, mengapa, untuk apa perusahaan ini didirikan) 2. Ruang Lingkup: (aspek organisasi/manajemen, pemasaran, produksi, keuangan) B. Organisasi / Manajemen

1. Nama Perusahaan :

2. Nama Pemilik / Pimpinan perusahaan :

3. Bidang Usaha :

4. Jumlah Karyawan / Tenaga Kerja : orang C. Pemasaran

1. Produk yang dipasarkan : 2. Sasaran Konsumen / Pembeli :

3. Wilayah Pemasaran :

4. Rencana Penjualan Tahunan : unit D. Teknik / Produksi / Operasi Usaha

1. Kapasitas Produksi : unit

2. Ketersediaan Bahan Baku : 3. Fasilitas dan Sarana Produksi :

4. Masa Implementasi : tahun / bulan

E. Keuangan’

1. Total pembiayaan Proyek : Rp

2. Modal Sendiri : Rp

3. Pinjaman yang diajukan : Rp

4. Jangka Waktu Pengembalian : tahun / bulan 5. Penjualan Per Tahun : Rp

6. Keuntungan Per Tahun : Rp 7. Return On Invesment ( ROI ) :

8. Break Even Point ( BEP ) :

1. Latar Belakang

1.1 Dasar Gagasan Usaha

Kebutuhan akan …… akhir – akhir tampak semakin meningkat sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.

PT …….. yang berlokasi di Jl……..…No….Telp….. berusaha di bidang ……….. bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi dengan harapan dapat memenuhi permintaan konsemuen yang terus meningkat.

(19)

1.2 Ruang Lingkup

Dalam usulan proposal ini berisikan empat aspek penting, yaitu:

1. Aspek Organisasi dan Manajemen, yang berkaitan dengan nama perusahaan, bidang usaha, nama pemilik, jumlah karyawan dan organisasi. 2. Aspek Pemasaran, yang berkaitan dengan perkembangan pasar saat ini, prospek pasar dan pemasaran, rencana penjualan pertahun dari produk yang akan dipasarkan.

3. Aspek Produksi/Operasi, berkaitan dengan rencana pendirian, perluasan, dan pengoperasian.

4. Aspek Keuangan, berkaitan dengan masalah kebutuhan dana untuk investasi dan modal kerja, penggunaan dana, kalkulasi biaya, kalkulasi biaya, proyeksi pendapatan, dan jadwal pengembalian pinjaman.

2. Bidang Organisasi dan Manajemen 2.1 Umum

Nama Perusahaan : PT

Nama Pemilik/ Pimpinan : Alamat Kantor dan Tempat Usaha : Bentuk Badan dan Tempat Usaha : Bentuk Badan Hukum : No.

(20)

Bagan/ Struktur Organisasi

(21)

2.2 Pemegang Saham

No. Nama pemegang Banyaknya (ribu Rp)

Jenis Perizinan Biaya (Rp)

1. Izin Prinsip

2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) 3. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) 4. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 5. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak) 6. Akte Pendirian

(22)

2. Menyusun Rencana 3. Perizinan

4. Survei Tempat 5. Survei Peralatan

6. Instalasi Air, Listrik, Telepon

7. Mencari Tenaga Kerja 8. Uji Coba Produksi 9. Operasional

2.5 Investor Kantor

Investor Merek Jumlah Harga (Rp) Total

1. Mesin Tik 2. Komputer 3. ………. 4. ……….

…………..

3. Aspek Pemasaran 3.1 Gambaran Umum

1 Jenis Produk yang dipasarkan : ……… 2 Cakupan Pemasaran meliputi : ………... 3.2 Permintaan

1. Jumlah permintaan terhadap produk

a. Sasaran pembeli/ konsumen : ……… b. Jumlah konsumen : ……… c. Jumlah kebutuhan : ……… d. Jumlah kebutuhan pertahun : ……… 2. Proyeksi permintaan selama 5 tahun mendatang

Tahun Proyeksi Permintaan (dalam unit)

(23)

2007

3.3 Penawaran/ Pesaing

Nama pesaing Kapasitas Produksi/ Tahun 1.

2.

Total Penawaran

3.4 Rencana Penjualan/ Pangsa Pasar Tahun

(1)

Permintaan (2)

Penawaran (3)

Peluang Pasar(4) (2)-(3)

Rencana Penjualan

Pangsa Pasar(6) 5/4x100% 2003

2004 2005 2006 2007

3.5 strategi Pemasaran Pesaing

Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, misalnya meliputi : 1. Produk (mutu, kemasan, tipe)

2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan) 3. Jalur pemasaran (langsung, tidak langsung)

3.6 strategi Pemasaran Perusahaan

uraikan strategi pemasaran yang akan dilakukan, misalnya meliputi: 1. Produk (mutu, kemasan, tipe)

2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan) 3. Jalur penjualan

4. Promosi

(24)

4.1 Produk

1. Uraikan ciri-ciri produk : ……….. 2. Kegunaan utama produk : ………..

4.2 Proses Produksi

Skema/ Bagan alur proses produksi :

INPUT PROSES OUTPUT PENGEPAKAN dan seterusnya.

4.3 Kapasitas Produksi

Tahun Rencana Produk (dalam unit) 2003

2004 2005 2006 2007

4.4 Tanah/ Banguna

1. Beli (…..m2) Rp. ……….

2. Sewa (…..tahun) Rp. ……….

4.5 Utilitas/ Sarana

Nama Biaya Utilitas

1. Pemasangan Instalasi Listrik 2. Pemasangan Instalasi Air/ PAM 3. Pemasangan Instalasi Telepon 4. Lain-lain

(25)

4.6 peralatan/ Mesin/ Kendaraan

Beli/ Sewa Nama Merek Jumlah Harga (Rp)

1. Beli 2. Sewa 3. Hibah

4.7 Biaya Umum Pabrik

Jenis Biaya Umum Pabrik Jumlah (Rp) 1. Pemeliharaan Mesin dan Peralatan

2. Suku Cadang, Bahan Bakar, Oli, dll. 3. Listrik, Air, dll.

4. Pemeliharaan Bangunan

4.8 Limbah

1. Kualitas limbah dan cara penanggulanginya 2. Biaya pengendalian limbah pertahun

3. Prosedur IPAL

BIAYA PROYEK (dalam Rp)

KETERANGAN MODAL

SENDIRI

KREDIT JUMLAH

INVESTASI 1. Tanah

(26)

5. Kendaraan 6. Lain-lain

Total Harta Tetap

B. INVESTASI PRA-OPERASIONAL

1. Rencana usaha 2. Perizinan 3. Pelatihan

4. Uji coba produksi 5. Lin-lain

Total Pra-Operasi

C. TOTAL INVESTASI (A+B)

D. MODAL KERJA

BIAYA POKOK PRODUKSI 1. Bahan Baku

2. Upah Tenaga Produksi 3. Biaya Umum Pabrik Total biaya produksi

(27)

5. Biaya Sewa 6. Lain-lain

Total biaya usaha

TOTAL BIAYA OPERASI/TAHUN MODAL KERJA ( ×Rp)

MODAL BIAYA PROYEK (C+D)

PERSENTASE

PROYEKSI NERACA (dalam Rp)

KETERANGAN Tahun0 Tahun1 Tahun2 Tahun3 Tahun4 Tahun5 I. AKTIVA

A. Aktiva Lancar 1. Kas 2. Piutang 3. Persendian Total Aktiva Lancar B. Aktiva Tetap

1. Tanah 2. Bangunan

3. Mesin dan peralatan 4. Investasi

5. Kendaraan 6. Lain-lain Total Aktiva Tetap Nilai Buku Aktiva Tetap C. Investasi pra-operasi

Akumulasi Amortisasi Nilai Buku Aktiva Tak Berwujud Total Aktiva ( A + B + C ) I. KEWAJIBAN DAN MODAL

(28)

Total kewajiban lancar B. Kewajiban Jk. Panjang

Kredit Investasi

Total Kewajiba Jk. Panjang C. Modal

1. Modal Sendiri 2. Laba periode lalu 3. Laba

Total Modal

Total kewajiban dan modal ( A + B + C )

ROI=Total Aktiva ×Laba 100 %

PROYEKSI LABA RUGI (dalam Rp)

Keterangan Tahun

1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5 A. PENJUALAN

B. BIAYA POKOK PRODUKSI 1. Bahan Baku

2. Upaya Tenaga Kerja 3. Biaya Umum Pabrik Total Biaya Pokok Produksi

C. LABA KOTOR D. BIAYA USAHA

(29)

6. Biaya lain-lain 7. Penyusutan 8. Amortisasi Total Biaya Usaha

E. LABA USAHA (C-D) F. BUNGA

G. LABA SEBELUM PAJAK (E-F)

H. PAJAK I. LABA (G-H) J. BEP (D/C) ×100 %

PENYUSUTAN NILAI (RP) UMUR (TH) PENY/TH

1. Bangunan

2. Mesin dan Peralatan

3. Inventaris Kantor 4. Kendaraan 5. Lain-lain

Jumlah

PENYUSUTAN NILAI (RP) UMUR (TH) PENY/TH

Investasi Pra-operasi

PROYEKSI ARUS KAS (dalam Rp)

KETERANGAN Tahun

0

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahu n 4

(30)

A. ARUS KAS MASUK 1. Penjualan Tunai 2. Penerimaan Piutang 3. Modal Sendiri 4. Kredit Investasi 5. Kredit Modal Kerja 6. Saldo Kas Awal Total Kas Masuk

B. ARUS KAS KELUAR 1. Investasi

2. Biaya Pokok Produksi 3. Biaya Usaha Sebelum

Penyusutan 4. Bunga 5. Pajak

Total Kas Keluar

C. KAS BERSIH ( A-B) D. KEWAJIBAN BANK

1. Angsuran Kredit Investasi 2. Angsuran Modal Kerja Total Kewajiban Bank

E. SALDO KAS AKHIR (C-D) Keterangan :

A1 = Penjualan Tunai = … × Jumlah Penjualan A2 = Penjualan Kredit = … × Jumlah Penjualan

KETERANGAN Tahun

0

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahu n 4

(31)

1. Penjualan Tunai 2. Penjualan Piutang

Total Kas Masuk

B. TOTAL KAS KELUAR C. KAS NETO (A-B)

D. FAKTOR DISKON F1 = TI E. NILAI SEKARANG (C × D) F. FAKTOR DISKON F2 = T2 G. NILAI SEKARANG (C × F) H. IRR

Rumus untuk menghitung discount factor (DF): discount factor T1 s.d T5 ¿ 1

¿ ¿

,

1

¿ ¿

,

1

¿ ¿

,

1

¿ ¿

,

1 ¿ ¿

F.

Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru

Seperti telah dikemukakan, bahwa sebelum suatu usaha baru dimulai terlebih dahulu harus disiapkan suatu rencana usaha yang baik biasanya berisikan komponen-komponen sebagai berikut:

(1) Ringkasan pelaksanaan usaha. Ringkasan usaha berisikan pernyataan singkat tentang: a. Kegiatan pokok perusahaan dan system pengelolaan

b. Ciri-ciri dari produksi /jasa dan pelayanan c. Ukuran pasar dan prospek / potensi pasar d. Ringkasan proyeksi keuangan

e. Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya

(2) Deskripsi usaha. Deskripsi usaha. Deskripsi usaha harus memuat tentang: a. Visi dan misi perusahaan

b. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang c. Struktur usaha

d. Bentuk perusahaan

(32)

b. Keunggulan dari barang dan jasa serta pelayanan yang ditawarkan c. Peluang-peluang pengembangan barang dan jasa

d. Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa (4) Analisis industri. Analisis industry harus memuat:

a. Kecenderungan industri yang disenangi b. Lingkungan industri yang berpengaruh

c. Izin dan peraturan untuk mengembangkan industri d. Ukuran industri yang akan didirikan

e. Keunggulan dan kelemahan industri baru (5) Analisis pasar. Analisis pasar memuat tentang:

a. Target pasar atau pasar sasaran b. Kebutuhan pelanggan

c. Potensi / prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan d. Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai (6) Srategi pemasaran, memuat tentang:

a. Lokasi pemasaran

b. Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih c. Personal yang akan melakukan penjualan

d. Kebijaksaan harga yang sesuai

e. Tujuan-tujuan promosi, sasaran promosi, dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

(7) Pengelolaan, memuat tentang:

a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan d. Pimpinan atau direktur pengelola

(8) Operasi usaha, memuat tentang: a. Pemasok utama

b. Kebutuhan- kebutuhan pegawai / karyawan c. Sistem dan prosedur operasi

(33)

h. Semua biaya operasi yang diperlukan

(9) Proyeksi keuangan. Proyeksi keuangan yang lengkap biasanya memuat: a. Jumlah equity (modal milik sendiri) yang dimiliki

b. Jumlah dan jenis serta sumber keuangan c. Rencana penggunaan dana

d. Proyeksi aliran kas, proyeksi pendapatan, dan proyeksi pendapatan Jadi, ada tiga proyeksi keuangan yang harus disiapkan, yaitu:

a. Proyeksi uang kas b. Proyeksi pendapatan c. Proyeksi saldo

Agar kita yakin bahwa suatu usaha adalah siap dimulai maka evaluasi beberapa aspek sebagai berikut:

1) Evaluasi Ringkasan Pelaksanaan

 Buat ringkasan yang menggambarkan rancangan singkat secara keseluruhan baik tentang usulan usaha, maupun barang dan jasa yang akan dihasilkan atau disajikan.

 Identifikasi kecenderungan industri apa yang sedang digemari saat ini

 Susun proyeksi dan penjualan untuk tahun yang akan dating untuk bisnis baru  Gambarkan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, serta kecakapan yang

diperlukan

 Kumpulkn aspek-aspek legal seperti perizinan, persetujuan kontrak, hak paten, dan sebagainya

2) Evaluasi Misi Bisnis

 Apa tujuan dari bisnis anda ?

 Produk dan jasa apa yang akan disediakan ?  Filosofi manajemen bisnis apa yang anda miliki ? 3) Evaluasi Lingkungan Bisnis

(34)

perubahan teknologi, perubahan ekonomi, tingkat Bungan, dan perubahan lainnya  Identifikasi jumlah dan jenis perusahaan yang sudah ada baik ditingkat local

maupun nasional

 Identifikasi kondisi bisnis yang ada seperti harga, tenaga kerja, upah, dan factor ekonomi lainnya

 Identifikasi informasi industri tentang:

 Industri apa yang paling dominasi saat ini? Apakah industri kecil atau industry besar?

a. Kegagalan apa saja yang dialami industry tersebut? b. Apakah ada industri baru yang tumbuh mantap? c. Industri apa yang cenderung paling potensial?

 Identifikasi informasi mark-up keuntungan setiap industri untuk mengetahui tingkat mark-up yang layak

 Identifikasi informasi lokasi:

a. Bagaimana sikap masyarakat terhadap bisnis anda? Positif, negatif, atau netral?

b. Apakah ekonomi lokal kuat atau lemah?

4) Evaluasi Produk Dan Jasa

5) Evaluasi Pesaing

 Identifikasi nama pesaing Anda:

a. Jika bisnis anda retailer atau jasa, seberapa jauh jarak pesaing dari lokasi bisnis anda?

 Gambaran produk yang dihasilkan, misalnya ukuran, bentuk, ramuan/bahan, berat, kecepatan barang, pengepakan, dan susunanya.

 Jasa-jasa apa saja yang akan anda sediakan, apakah. a. Untuk menarik perhatian publik atau individu.

b. Memberikan jaminan waktu untuk melayani permintaan dengan cepat. c. Pengadaan pesanan-pesanan pelanggan.

(35)

b. Jika bisnis Anda pedagang besar dan industri, bagaimana area bisnis Anda dibanding pesaing?

 Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis Anda dan bandingkan, bagaimana pesaing Anda adalah hal:

a. Pemilihan produk besar sedang kecil

b. Pangsa pasar 100% 50% 0%

c. Kualitas produk baik sedang kurang d. Kualitas pelayanan baik sedang kurang e. Frekuensi promosi banyak sedang sedikit

f. Harga tinggi sedang rendah

g. Perputaran karyawan rendah sedang tinggi h. Kondisi keuangan dilihat sangat tinggi sedang kurang

dari profit

i. Kondisi utang rendah sedang tinggi

j. Peralatan baru sedang lama/tua

k. Kapasitas produk penuh lebih kurang

6) Evaluasi harga

35

 Apa tujuan yang ingin dicapai dari penetapan harga? a. Apakah untuk mencapai target tingkat laba tertentu? b. Apakah untuk memperoleh pangsa pasar?

c. Apakah untuk mencapai target volume penjualan tertentu?  Mark-up apa yang anda targetkan?

a. Jika retailer: mark up biaya dan mark-up penjualan.

b. Jika perusahaan jasa: mark-up upah tenaga kerja per jam dan biaya material lainnya per jam.

c. Jika barang industri: mark-up biaya total dan mark-up jumlah barang yang diproduksi

d. Jika pedagang besar: mark-up biaya rata-rata, mark-up barang masuk dan keluar.

e. Bagaimana harga dan mark-up bisnis Anda jika dibandingkan dengan pesaing?

 Kebijaksanaan apa yang akan Anda gunakan? Apakah harga umum?  Apakah Anda akan menggunakan strategi-strategi berikut di bawah ini?

a. Harga perkenalan : harga rendah untuk masuk pasar.

b. Skimming price : harga awal tinggi dan selanjutnya lebih rendah.

c. Price linning : harga berdasarkan kategori peralatan dan kategori barang, d. Odd-ending : harga pada angka ganjil misalnya. Rp. 399.995 Rp. 49.900 e. Loss-leader : menjual beberapa jenis barangdi bawah biaya untuk

menarik pelanggan.

(36)

7) Evaluasi Keunggulan Pesaing

 Keunggulan bersaing apa yang dimiliki bisnis Anda, apakah dalam kualitas, harga, lokasi,seleksi,pelayanan, atau kecepatan waktu.

 Gambarkan bagaimana Anda meraih keunggulan bersaing melalui kualitas, harga, lokasi,seleksi,pelayanan, atau kecepatan waktu. Apakah akan lebih baik?

 Gunakan cara-cara untuk memenangkan persaingan sebagai berikut: a. segera penuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi.

b. gunakan pelayanan yang lebih baik. c. buatlah etalase yang lebih baik.

d. kualitas yang lebih tinggi dengan harga yang sama. e. kualitas yang lebih murah bagi kualitas yang sama. f. jaminan keamanan produk yang lebih baik.

g. pelayanan kepada pelanggan secara pribadi. h. informasi produksi yang lebih lengkap dan baik. i. susunan toko yang lebih menyenangkan

j. lokasi dan kemasan barang yang lebih menarik.

(37)

 Identifikasi segmen pasar bisnis Anda berdasarkan area geografi, kependudukan, manfaat bagi pelanggan, dan jaminan barang lainnya bagi konsumen, serta gaya hidup dan tingkay pendapatan pelanggan.

 Identifikasi manajemen pemasaran bisnis Anda khusuhnya tentang iklim bekerja, sistem pengupahan, etika, dan budaya kerja.

 Identifikasi kedekatan dengan material, pelanggan, transportasi, fasilitas dan akses lain, peraturan daerah setempat dan kualitas kehidupan daerah tersebut.

 Identifikasi tipe-tipe promosi yang akan digunakan, apakah pemasaran langsung, publisitas, periklanan, dan sales promotion. Termasuk media yang dipilih dan biaya promosi.

 Identifikasi tujuan promosi Anda, apakah: a. untuk mencapai volume penjualan tertentu. b. untuk meningkatkan penjualan.

c. untuk menigkatkan kesadaran konsumen. d. untuk menginformasikan barang dan jasa. e. untuk mengantisipasi pembelian musiman.

9) Evaluasi Manajemen Dan Personel

 Identifikasi pendidikan, pengalaman dan keterampilan pemilik, dan karyawan.

 Identifikasi posisi dan jabatan pekerjaan personalia apakah diperlukan untuk menduduki jabatan tertentu, part time, full time, sistem penggajian biasa atau honorer.  Identifikasi jaminan-jaminan yang akan diberikan pada karyawan,

 Identifikasi jumlah dan kualifikasi karyawan.

 Lengkapi bisnis anda dengan struktur organisasi, dan time schedule-nya untuk setiap minggu,

10) Evaluasi Mesin Dan Peralatan  Peralatan Kantor:

Jenis Kualitas Harga Satuan Jumlah

(38)

Jumlah Rp...

 Mesin dan Peralatan:

Jenis Kualitas Harga Satuan Jumlah

a... ... Rp... Rp... b... ... Rp... Rp... dst.

Jumlah Rp... 11) Evaluasi Biaya Awal

 Perlengkapan Rp...

 Peralatan dan perabotan kantor Rp...  Mesin dan peralatan produksi Rp...

 Pembayaran di muka :

a. grand opening advertising Rp... b. biaya pengurusan Rp... c. biaya akuntan Rp... d. gaji karyawan Rp... e. biaya khusus lainnya Rp...

jumlah pembayaran di muka Rp...

 Sewa bangunan dan renovasi Rp...

 Modal kerja (gaji pemilik, gaji karyawan, pajak, sewa, Periklanan, telepon, pemeliharaan, biaya transportasi,

Dan biaya perlengkapan lainnya) Rp...

Jumlah biaya awal... Rp...

(39)

2. Jumlah yang akan diinvestasikan dari dana perseorangan Rp... 3. Jumlah dana dari sumber lain

Yaitu dari:

a. keluarga dan teman Rp... b. investor perseorangan Rp... c. modal venture Rp... d. partner pasif (silent partner) Rp...

4. Jumlah dana yang akan di pinjam Rp... a. teman dan keluarga Rp...

b. bank Rp...

c. perusahaan lain Rp...

d. lainnya Rp...

13) Evaluasi Break-Even point

1. Kategorikan semua biaya tetap dan biaya variabel seperti contoh berikut:

pembiayaan Tetap Variabel

a. sewa b. bahan baku c. ………..

Rp. 3.000.000

………..

Rp. 1.200.000

………..

2. Tentukan batas kontribusi bisnis Anda:

(40)

misalkan: penjualan Rp.200.000,00 Gross margin Rp. 50.000,00

Margin kontribusi = Rp .Rp.50 .000 .000200.000 .000= 0,25

3. Tentukan break-even point:

a. biaya tetap total per tahun Rp. 3.000.000 b. margin kontribusi 0,25 Break-Even = Rp.3 .000 .0000,25 = Rp.12.000 .000

Jadi Break-Even pada penjualan Rp. 12.000.000

4. Jumlah pelanggan yang dibutuhkan untuk mencapai break-even: a. Break-even point Rp. 12.000.000 b. Rata-rata pembelajaran pelanggan Rp. 1.000

Jumlah pelanggan per tahun = Rp.12 .000.000Rp .1000 =12.000

Jadi break even point tercapai pada jumlah pelanggan

Sebanyak 12.000 orang per tahun atau sekitar 33 orang per hari.

14) Evaluasi Risiko yang Tidak Terkontrol

 Identifikasi risiko yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi bisnis Anda seperti:

a. keadaan ekonomi b. cuaca

(41)

d. perang harga oleh pesaing e. selera konsumen

f. pesaing baru.

Dari masing-masing risiko tersebut, identifikasi apa yang akan anda lakukan untuk memninimalkan kerugian.

15) Evalusi Kesimpulan Anda

Apakah bisnis Anda layak atau tidak layak.

BAB III KESIMPULAN

Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak yang harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha, sasaran atau objek yang akan menerima barang, dana yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan usaha.

Referensi

Dokumen terkait

Sebab terjadinya potensi bahaya Iritasi kulit (gatal-gatal, panas) yang terdapat pada kriteria risiko Low Risk disebabkan karena pekerja tidak menggunakan APD berupa sarung

 NEGERI 2 2 PEMATANGSIANTAR PEMATANGSIANTAR dapat dapat membangun membangun jiwa jiwa wirausaha wirausaha pada pada siswa, siswa, menciptakan pemikiran yang kreatif

Adapun program individu utama adalah Pembuatan Video Profil untuk Departemen Elektronika dengan tujuan Untuk membuat video promosi Prodi Elektronika Pertahanan di

mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mempertemukan para pihak untuk mediasi. Ketua Pengadilan Agama Rengat Bapak Drs. Muhdi Kholil, SH., M.A., M.M juga menyampaikan

Dalam keadaan terpaksa, misalnya pasien tidak mungkin untuk diangkut ke kota/rumah sakit besar, sedangkan tindakan darurat harus segera diambil maka seorang dokter atau bidan

Ukuran karya seni, bahan karya seni, nama seniman, ulasan tentang yang terlihat secara visual dalam karya

Kecuali instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa

Pada tahun 2016, program ini telah dilaksanakan dengan baik dan Perusahaan akan melanjutkan dengan melakukan pengembangan pada sistem pelatihan yang ada... Program