• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH GLOBALISASI TEORI PEMBANGUNAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH GLOBALISASI TEORI PEMBANGUNAN (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“GLOBALISASI TEORI PEMBANGUNAN”

DISUSUN UNTUK MATA KULIAH

PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Disusun Oleh

Kiky Dwi Kurniawati (201410050311007)

Rizal Zulmi (201410050311012)

Rizky Faris Ismail (201410050311053)

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat islam, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyusun dan menyelesaikan proposal ini dengan baik,

Proposal ini bukan semata-mata atas usaha sendiri, namun juga atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini, terutama penyusun sampaikan kepada:

1. Bapak Heru Mulyono, S.IP M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

2. Kedua Orangtua yang telah membimbing dan memberikan restu

3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penyusun

Penyusun menyadari sepenuhnya keterbatasan kemapuan dan penulisan hasil proposal ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya hasil proposal ini.

Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis khususnya bagi penyusun sendiri, serta merupakan salah satu pengabdian kita kepada Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 9 November 2016

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara etimologi “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi sebagai suatu proses sosial atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Secara umum konsep dasar globalisasi adalah suatu fenomena khusus dimana dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.

Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, hingga dalam hal pembangunan. Dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, teknologi, pendidikan, nilai budaya dan juga strategi pembangunan baik fisik maupun non fisik dalam suatu negara.

Dalam konsep teori pembangunan yang selalu terkait erat dengan “strategi pembangunan”, yaitu perubahan struktural ekonomi dan pranata sosial, yang diusahakan guna menemukan suatu solusi yang konsisten dan langgeng untuk setiap persoalan yang dihadapai oleh para pembuat keputusan dalam suatu masyarakat. Hal itu berarti, bahwa teori pembangunan mengandaikan seorang aktor, yang biasa disebut “Negara. Kedekatan antara “Teori” dengan “Strategi” itu, lebih disebabkan oleh usaha pendefinisian “Masalah Pembangunan” sebagai persoalan “Nasional”. Akibatnya, para “Teoritikus Pembangunan” terlebih para pelopornya cenderung memusatkan perhatian mereka pada pemerintah sebagai “Subjek Negara”. Walaupun pada awalnya teori pembangunan tumbuh dari keprihatinan terhadap negara-negara terbelakang, dengan asumsi dasar yang implisit, bahwa keadaan dalam masyarakat itu tidak memuaskan dan harus diubah. Namun secara eksplisit teori pembangunan lebih bersifat “Normatif” dari pada ilmu sosial umumnya.

(4)

yang selama satu dekade lebih telah ditandai oleh berbagai krisis, baik dalam teori pembangunan maupun dalam “Tiga Dunia Pembangunan”, yaitu; “kapitalisme industri”, “Sosialisme Riil”, dan “Kawasan Terbelakang”, yang pada gilirannya menghadapi masalah pembangunan yang sedikit berbeda. Satu aspek penting dari adanya krisis ini, berkait dengan peran negara, apakah negara merupakan bagian dari masalah atau bagian dari solusi, atau bahkan keduanya. Jadi salah satu cara untuk mencari jalan keluar dari kebingungan itu, adalah dengan menoleh ke belakang serta dengan kritis mengamati konsepsi hubungan terdahulu dan perubahannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan globalisasi ?

2. Bagaimana konsep Teori Pembangunan yang umum digunakan di dunia? 3. Bagaimana konsep Globalisasi Teori Pembangunan ?

4. Bagaimana pengaruh globalisasi teori pembangunan dunia terhadap pembangunan nasional di Indonesia ?

C. Tujuan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Globalisasi

Menurut Robertson (1992:17), Globalisasi mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004:23) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.

Menurut John Huckle(1989:27), globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan adalah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah jauh. Menurut Marthin Albrow (1999:35), globalisasi adalah keseluruhan proses dimana manusia di bumi ini terinkorforasi (tergabung) ke dalam masyarakat dunia tinggal, masyarakat global. Menurut Emmanuel Richter (2001:19), globalisasi adalah jaringan kerjasama global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi dalam planet ini ke dalam ketergantungan yang saling Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.

Globalisasi disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam prosesnya globalisasi ditandai dengan cepat dan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi. Sepuluh perubahan dalam proses globalisasi menurut John Naisbitt dan Patricia Aburdene, yaitu :

(6)

2. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan tenaga (forced technology) ke teknologi canggih (hight technology)

3. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia 5. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang 6. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi

7. Perubahan dari bantuan institusional ke bantuan diri sendiri

8. Perubahan dari demokrasi refresentatif atau perwakilan ke demokrasi partisipatif

9. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerjasama (network) 10. Perubahan dari wilayah utara ke wilayah selatan

11. Perubahan dari pilihan satu diantara dua menjadi banyak pilihan

Globalisasi dicirikan dengan munculnya kecepatan informasi, teknologi canggih, transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan dan manajemen yang tangguh, Telah melampaui batas tradisional geopolitik, Mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan, Adanya ketergantungan antar negara, Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi

B. Teori Pembangunan

Teori Pembangunan adalah serangkaian teori yang digunakan sebagai acuan untuk membangun sebuah masyarakat. Ide tentang pentingnya perhatian terhadap teori pembangunan pada awalnya muncul ketika adanya keinginan dari negara-negara maju untuk mengubah kondisi masyarakat dunia ketiga yang baru merdeka yang menurut negara maju masih miskin dan terbelakang. Ada tiga Teori Pembangunan antara lain; Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan (Dependensi), dan Teori Sistem Dunia (World System Theory).

Secara umum perspektif Teori Modernisasi menyoroti bahwa dunia ketiga merupakan negara terbelakang sehingga negara maju memiliki kewajiban untuk membantu negara dunia ketiga tersebut untuk melepaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan. Tetapi ada beberapa ahli yang melihat bahwa upaya yang dilakukan negara-negara maju lebih mengeksploitasi sumber daya alam negara-negara dunia ketiga tersebut sehingga negara-negara tersebut tetap miskin. Modernisasi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial akibat revolusi industri di Inggris dan revolusi politik di Perancis, dimana terjadi perubahan teknis industri dari tradisional ke cara-cara modern Dalam konsep modernisasi juga terjadi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yg diterapkan di semua aspek kehidupan baik di nergara maju maupun negara yg sedang berkembang. Maka salah satu dampak dari modernisasi adalah terjadi perubahan sosial yang akan mempengaruhi terjadinya modernisasi selanjutnya.

(7)

Negara Sentral adalah negara barat yang menguasai perekonomian dan berusaha menjaga surplus ekonomi mereka yang berasal dari Negara Pinggiran (negara dunia ketiga). Melihat keadaan seperti ini maka para ahli Teori Ketergantungan mengatakan bahwa negara-negara pinggiran harus dapat melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor. Atau dengan kata lain dapat berdiri sendiri dan memanfaatkan sumber daya negara sendiri. Teori ini mencermati hubungan dan keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral

Teori Sistem Dunia (World System Theory) muncul tahun 1970an oleh pemikiran Immanuel Maurice Wallerstein yang mengkritik Teori Ketergantungan World System Theory adalah multidisiplin ilmu dengan pendekatan sejarah dunia dan perubahan sosial. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Immanuel Maurice Wallerstein pada tahun 1974 yang berpendapat bahwa pembangunan itu adalah suatu sistem global bukan sistem negara (atau bangsa). Setiap kondisi dan prospek mengenai pembangunan suatu negara yang paling utama dibentuk oleh penerapan proses ekonomi dan hubungan timbal balik pada skala global tidak hanya di satu negara saja. Menurut pencetus teori ini dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia.

C. Globalisasi Teori Pembangunan

Interpretasi teoritis terhadap globalisasi pembangunan tergantung bagaimana kita memahami fenomena interdependensi. Baik Tata Ekonomi Dunia Baru maupun usulan Komisi Brandt merupakan gerakan reformasi global, karena keduanya memandang dunia sebagai suatu sisitem secara keseluruhan. Masalah utama dari strategi reformasi semacam ini adalah: siapakah yang dinamakan agen perubahan? Ini berkaitan dengan kedua konsep ini menghendaki intervensi, yang dinyatakan dalam strategi pembangunan, sehingga amat sering dikaitkan dengan negara sebagai aktor yang dominan.

Dalam suatu Teori Pembangunan Internasional, tidak dapat dipungkiri terdapat ketergantungan Negara satu dengan Negara lain, disebut juga teori interdependensi. Walaupun terdapat wacana mengenai faktor endogen dan eksogen yang secara teori dapat dipisahkan, tapi dilihat dari hubungan-hubungan Negara di dunia, kedua faktor tersebut tidak dapat dipisahkan. Artinya, suatu Negara dengan Negara lainnya membutuhkan kerjasama satu sama lain untuk menyukseskan proses pembangunan ekonomi yang mereka lakukan. Kesadaran akan ketergantungan antara satu Negara dengan Negara lain inilah yang mendasari pemikiran akan perlunya suatu konsep yang menjembatani berbagai kepentingan, khususnya dalam bidang ekonomi.

(8)

Dapat dikatakan bahwa tidak ada suatu negara di dunia ini yang sepenuhnya otonom dan mandiri. Kesadaran adanya saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain inilah yang mendasari pemikiran akan suatu konsep yang menjembatani berbagai kepentingan khususnya dalam bidang ekonomi. Ada dua pendapat mengenai konsep interdependensi.

Pertama, ada pendapat yang menyatakan bahwwa konsep interdependensi merupakan penyempurnaan dari teori ketergantungan (dependensia), yang pada dasarnya ingin menjelaskan struktur ekonomi global yang semakin kompleks daripada sekedar dikotomi pusat-periferi. Kompleksitas ini merupakan refleksi dari meningkatnya persaingan dan ketegangan di negara-negara pusat, adanya industrialisasi di negara periferi, deindustrialisasi di negara-negara pusat, dan munculnya kekuatan-kekuatan regional. Kedua, konsep interdependensi menyiratkan bahwa manusia di bumi ini berada dalam “satu perahu” yang sama. kendati demikian pendapat ini mengabaikan fakta bahwa penumpang dalam perahu yang sama tidak bepergian pada kelas yang sama, bahkan tidak punya akses yang sama terhadap pelampung maupun kapal penyelamat.

Melalui Tata Ekonomi Dunia Baru (NIEO atau New International Economic Order) yang merupakan sebuah wadah ekspresi dari solidaritas negara-negara dunia ketiga yang menghendaki gerakan swadaya secara kolektif. Akan tetapi NIEO cenderung mengarah pada starategi politik dibanding strategi ekonomi. Dengan Usulan utamanya adalah suatu jalur pembagunan perdagangan pada negara-negara industri dan akses terhadap teknologinya, kendati demikian masalah utama yang menghadang NIEO adalah strategi global lainya, strategi ini tidak diikuti dengan penjelasan yang gamblang mengenai siapa pelaku yang akan meleaksanakannya.

Laporan komisi Brandt(1990) yang berjudul “North-South: A programme for Survival” mengenai dialog Utara-Selatan menghadapi masalah yang sama. Usulan Brandt ini mendasarkan pada konsep interdependensi. Dialog Utara Selatan, sebagaimana dirintis dalam deklarasi NIEO, segera mengalami kemacetan. Penyebabnya negara kaya tidak dapat memenuhi permintaan yang dinyatakan dalam dokumen NIEO. Laporan komisi Brandt ini dapat dikatakan identik dengan global keynesianism. Solusi keynes terhadap kemiskinan global adalah melakukan apa yang disebut massive resource transfer. Maksudnya yaitu penduduk miskin global merupakan fungsi dari sistem keynes yang menganggur sehingga apabila mereka menggunakan sumber-sumber produksi negara maju, maka masalah ekonomi dengan sendirinya terpecahkan.

(9)

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, Globalisasi teori pembangunan terkait erat dengan nasib strategi pembangunan nasional. Bagi dunia ke-tiga (Kawasan Tertinggal) semakin kuat dirasakan, bahwa pembangunan tiruan harus segera diakhiri, tetapi transformasi dari model pembangunan yang orsinil itu sendiri menghadapi persoalan yang sangat berbeda. Pada zaman ini orang memandang dunia sebagai suatu sistem yang ditandai oleh derajat ketergantungan satu sama lain yang semakin meningkat. Di dunia ini, tidak ada negara yang benar-benar otonom, itu berarti tidak ada negara yang pembangunannya dapat dipahami semata-mata sebagai refleksi dari apa yang terjadi di luar batas-batas nasionalnya, (semua negara saling bergantung satu sama lain). Satu dimensi yang jelas dari saling ketergantungan itu, adalah gagasan yang bersifat fisik, biologis, dan ekologis mengenai keseluruhan dan keterbatasan.

Munculnya kebutuhan Tata Ekonomi Internasional Baru (TEIB) pada dasarnya dilatarbelakangi oleh memuncaknya krisis dan runtuhnya sistem dunia. Strategi reformasi global yang termuat dalam proposal TEIB antara tahun (1980 dan 1983) mensyaratkan pendekatan “satu dunia-satu sistem”. Sehingga dapat dikatakan bahwa saat ini setiap negara saling memiliki ketergantungan satu sama lain, yang didalamnya mengandung teori dan strategi. Teorinya adalah, bahwa dunia yang saling tergantung mengusahakan perdamaian dan pembangunan. Sedangkan strateginya adalah, bahwa ketergantungan satu sama lain ini kemudian harus diperkuat dengan lembaga internasional yang mendukung.

D. Pengaruh Globalisasi Teori Pembangunan Terhadap Pembangunan Indonesia

Dalam konteks pembangunan di Indonesia, pengaruh globalisasi teori pembangunan dunia merupakan suatu alasan yang strategis dan memaksa bagi pemerintah untuk memilih dan melaksanakan salah satu dari ketiga teori pembangunan yang ada. Hal ini terlihat pada pengalaman sejarah nasional dimana negara kita Indonesia, pernah mengalami dan mempraktekkan tiga teori pembangunan yang pada dasarnya berpijak pada teori perubahan sosial dalam ilmu-ilmu sosial. Mulai dari teori Kapitalisme Klasik di zaman penjajahan, kemudian teori Sosialis di zaman pemerintahan Orde Lama, dan sampai pada pelaksanan teori Dependensia (Ketergantungan). Pada masing-masing zaman yang menerapkan teori pembangunan tersebut menunjukkan, bahwa perkembangan teori pembangunan dunia sangat mempengaruhi penerapan pola dan strategi kebijakan pembangunan nasional Indonesia. Khususnya pada zaman pemerintahan Orde Baru sampai sekarang ini, banyak pengalaman pemerintah yang memberikan gambaran tentang betapa tergantungnya bangsa dan negara ini terhadap sistem dunia.

Dalam Strategi pembangunan yang dimaksudkan untuk memajukan proses pembangunan. Strategi pembangunan memiliki dua komponen, yaitu tujuan (pembangunan) dan alat (strategi). Adapun teori pembangunan modern sejak awalnya, adalah normatif dan instrumental, ini berarti, bahwa: (a) para teoritikus memiliki berbagai pandangan tentang bagaimana pembangunan yang seharusnya; (b) ada anggapan, bahwa pembangunan merupakan suatu proses yang dapat dikendalikan dan dikemudikan oleh para pelaku, yaitu negara.

(10)

Interpretasi teoritis mengenai pembangunan global tergantung pada bagaimana cara orang memandang fenomena empiris saling ketergantungan antara satu sama lain. Dalam hal ini baik TEIB maupun Komisi Brant, diacu sebagai contoh reformisme global karena keduanya memahami dunia sebagai sistem tunggal dan karena itulah mereka menekankan suatu keharusan perubahan bagi sistem secara keseluruhan. Persoalan utama strategi reformis ini, ialah agen perubahan apa yang dapat diidentifikasi karena keseluruhan konsepsi tentang intervensi yang terkandung dalam strategi pembangunan, terkait erat dengan negara sebagai aktor dominan.

Dari berbagai kasus pembangunan mandiri di negara-negara dunia ketiga dapat ditarik beberapa pelajaran, bahwa minat baru dalam teori global dapat dianggap sebagai usaha untuk melampaui teori ketergantungan, dan untuk menciptakan sebuah kerangka di mana pusat maupun pinggiran serta hubungan keduanya diperhitungkan. Dalam perdebatan pembangunan akhir-akhir ini, tampaknya ada reaksi berlebihan terhadap kelemahan aliran ketergantungan dan determinisme pesimistik berkaitan dengan strategi kemandirian. Untuk itu strategi industrialisasi yang berorientasi ekspor, yang dilaksanakan oleh beberapa NIB direkomendasikan.

Oleh sebab itu kegagalan kemandirian haruslah dipahami dalam hubungannya dengan perubahan struktural dan perubahan politik di dunia. Jadi jangan hanya dijelaskan sebagai akibat dari kelemahan yang melekat pada strategi pembangunan nasional. Perubahan global semakin menyulitkan strategi kemandirian, karena alasan sosial, politik, dan kebudayaan, jadi hanya sedikit negara yang mampu mengikuti strategi NIB. Relevansi kemandirian (lebih sebagai strategi daripada ideologi nasionalis), yang terkandung dalam pendekatan ketergantungan. Hal itu hendaknya jangan dinilai hanya dengan kemunduran strategi baru pada tahun 1970-an, tapi justru harus dipahami sebagai pengalaman belajar.

Salah satu jalan keluar dari kebuntuan teori pembangunan, dan sekaligus sebagai alat untuk melakukan revitalisasi bidang studi pembangunan yang sekarang ini terbengkalai, adalah menitik beratkan perhatian pada studi komparatif strategi pembangunan, berikut hambatan internal dan eksternal pada tingkat implementasinya, untuk itu sangat diperlukan tipologi strategi pembangunan yang baik. Tipologi ini dapat dibuat dengan berbagai cara, misalnya dengan gaya yang kurang lebih dengan tanda-tanda pasar dalam alokasi sumber daya alam. Strategi ini diperkenalkan dalam periode krisis dengan tujuan jangka pendek, yaitu stabilisasi ekonomi. Dalam Strategi ini peranan negara dalam bidang ekonomi diminimalkan,

(11)

3. Strategi industrialisasi, strategi ini menekankan pada sektor manufaktur sebagai sumber pertumbuhan utama, yang berorientasi pada pasar domestik atau pasar luar negeri (kombinasi keduanya). Menurut strategi ini intervensi negara merupakan hal yang normal,

4. Strategi revolusi hijau, strategi ini memberikan prioritas pada peningkatan produktivitas dan perubahan teknologi (bukan kelembagaan) di sektor pertanian, sebagai alat untuk mendukung pertumbuhan secara menyeluruh, 5. Strategi redistributif, suatu strategi yang dimulai dari redistribusi pendapatan dan kekayaan, serta tingkat partisipasi tinggi sebagi alat untuk memobilisasi rakyat dalam proses pembangunan,

6. Strategi sosialis, strategi ini lebih menekankan pada peran negara dalam pembangunan, seperti perencanaan pertanian milik negara, dan perusahaan manufaktur milik publik. Meskipun demikian peran negara yang sentral bisa beragam, mulai dari statisme sampai pada ekstrem hingga swakelola (self-management).

Akan tetapi kita tidak boleh terlalu beranggapan, bahwa semua negara mengikuti strategi pembangunan yang jelas. Menurut Griffin, sebagian besar negara tidak mengikuti strategi apapun yang dapat dikenali, dan jika demikian pasti tidak lama. Kasus semacam ini semakin banyak akibat semakin melemahnya negara dunia ketiga, dan krisis ekonomi dunia. Karena itu peran strategi pembangunan bagi banyak negara sekarang ini cenderung mengarah pada manajemen krisis daripada transformasi sosial-ekonomi, yang tentu saja sangat mengurangi relevansi teori pembangunan.

Bagi Indonesia, besar peluang apa yang katakan oleh Griffin dapat menjadi bahan rujukan untuk memperbaiki situasi-kondisi sosial-ekonomi sekarang ini. Enam strategi yang ditawarkan oleh Griffin dapat menjadi strategi alternatif bagi pemerintah Indonesia yang pada saat ini sedang berusaha memulihkan perekonomian Indonesia. Karena strategi ini telah disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan dimensi situasi dan kondisi yang melingkupi negara yang akan memakai strategi ini, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Namun kuncinya kembali lagi pada keberanian dan konsistensi kebijaksanaan pemerintah, apakah mau melaksanakan strategi ini. Karena biasanya yang paling rumit dan menentukan apakah suatu alternatif cara dan pendekatan pemecahan masalah dipilih dan dipakai terletak pada mekanisme ini.

(12)

pemerintah Orde Baru telah gagal membangun bangsa ini dan mewariskan kebangkrutan pada generasi selanjutnya.

(13)

BAB III

PENUTUP

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Budiman. Arif, 2000, Teori Pembangunan Dunia Ketiga,Gramedia, Jakarta.

Esmara. Hendra, 1986, Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia., Gramedia, Jakarta. Hettne. Bjorn, 2001, Teori Pembangunan dan Tiga Dunia (Terjemahan), Gramedia, Jakarta. http://id.portalgaruda.org/index.viewarticle&article

http://publikasi.fisip.unila.ac.id/index.php/administratio/article/view/53 Irawan & M. Suparmoko, 1992, Ekonomi Pembangunan, BPFE, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Carut-marutnya, perpolitikan di negara Indonesia saat ini, lebih disebabkan oleh pemahaman yang dangkal para elit politik terhadap substansi sejarah peradaban dan budaya masa lalu

setelah muncul seperti gambar di atas maka data dapat dimasukkan dan dikelompokkan sesuai dengan kolom yang ada pada halaman datasheet. Data yang dimasukkan sesuai dengan data

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah simple random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan

Analisis data yang akan dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut: (1) Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran, Hasil observasi memperoleh data kemampuan

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor tahun 2003, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dan dijelaskan kembali di dalam

Penjelasan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik adalah (1) Asas kepastian hukum yaitu asas yang megutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam

Sementara sampai dengan tahun 2014, Penyelian Mitra Tani (PMT) yang merupakan pendamping yang telah direkrut sebanyak 1528 orang, Tujuan PUAP adalah; (1)

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati