• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM DUSUN KUTA KENDIT 2.1 Letak Geografis - Perkembangan Perekonomian Kuta Kendit Setelah Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing (PKMT) Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo Dibangun pada Tahun 1981-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM DUSUN KUTA KENDIT 2.1 Letak Geografis - Perkembangan Perekonomian Kuta Kendit Setelah Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing (PKMT) Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo Dibangun pada Tahun 1981-2010"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM DUSUN KUTA KENDIT

2.1 Letak Geografis

Kuta Kendit berjarak 55 km dari Kabanjahe yang merupakan ibu kota daerah Kabupaten Karo dan berjarak sekitar 130 km dari kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara, letak wilayah Kuta Kendit ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa serta pegunungan12

฀ Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Panongsang

. Dengan batas-batas wilayah:

฀ Sebelah Utara berbatasan dengan Deleng Tumanggu (Wilayah Langkat) ฀ Sebelah selatan berbatasan dengan Kuta Pengkih.

฀ Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara Nanggroe Aceh Darusalam

(NAD).

13

Kuta Kendit terletak di desa Kuta Pengkih Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo. Ada dua pengertian pokok yang dijadikan dasar mengkaji penyebaran pemukiman yang terdapat

.

Pada umumnya karakteristik desa pegunungan adalah sama, yaitu mempunyai udara yang sejuk, potensi alam yang kaya dan keadaan tanah yang berlereng. Ciri-ciri wilayah pedesaan yaitu: 1) Perbandingan luas tanah dengan jumlah manusia, relatif besar. 2) Lapangan kerja agraris. Hubungan penduduk akrab. 4) Sifat menurut tradisi budaya setempat.

2.2 Penyebaran Pemukiman inti dan Letak Bangunan

12

Data Kepala Desa Kuta Pengkih

13

(2)

dalam desa objek yaitu: pola tempat kediaman penduduk desa atau rural settelement type dan pola desa atau village type.

Rural settelement type memperhatikan penyebaran rumah penduduk desa dan membentuk

suatu pola tertentu. Village type memperhatikan penyebaran rumah penduduk desa beserta tanah pekarangannya.

Bertolak dari kedua pengertian di atas dapat dikemukakan hal-hal berikut : a. Pola tempat kediaman

1.) Penyebaran rumah penduduk Kuta Kendit pada umumnya adalah type compact settlement

(mengelompok), jarak antara satu rumah kediaman relative dekat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tempat kediaman Kuta Kendit yang mengelompok tersebut adalah:

(a). Terdapatnya kawasan tertentu yang memiliki lahan yang subur untuk jenis tanaman pokok.

(b). Terdapatnya kawasan yang reliefnya hampir bersamaan pada lokasi tertentu menjadi sasaran penduduk untuk bertempat tinggal.

(c). Tersedianya sumber air pada kawasan tertentu sebagai sumber daya yang sangat menentukan kelangsungan hidup secara layak.

(d). Terdapatnya pengaruh yang kuat dari sistem kekerabatan yang berlaku pada suku bangsa yang bersangkutan14

.

Disamping itu faktor yang mempengaruhi pola tempat kediaman penduduk pada sebahagian daerah dalam Kuta Kendit yang berbentuk menyebar ditemuinya beberapa tempat atau daerah yang bertopografi kasar berupa perbukitan.

(3)

B . Pola Kuta Kendit

Kuta kendit ini bentuk rumahnya sangat tersusun rapi, rumah saling berhadapan dan terdiri dari empat jalur.

2. 3.Transportasi dan Komunikasi

Perbedaan kelancaran komunikasi dan transportasi suatu daerah adalah salah satu penyebab berbedanya laju pembangunan daerah bersangkutan. Di Kuta Kendit kelancaran komunikasi adalah hambatan pokok yang perlu dipecahkan secara bertahap dan berencana sesuai dengan kondisi dan ekologi daerah setempat. Hubungan yang lancar pada umumnya hanya terdapat di sekitar perbukitan misalnya di penatapen15

No. Dusun Kuta Kendit

.

Di Kuta Kendit sungai tidak berfungsi sebagai alat transportasi. Saran angkutan utama adalah kenderaan roda dua dan kenderaan roda empat, serta prasarana jalan setapak. Jika ditinjau pula kelancaran hubungan dusun ini dengan daerah-daerah lain baik secara regional maupun nasional, jelas sangat berbeda satu sama lain.

2.4 Potensi Alam 2.4.1 Tata guna tanah

Penggunaan tanah di Kuta Kendit ini tidak boleh dilakukan dengan semberangan oleh masyarakat pendatang, karena jauh sebelum dibentuk pemukiman ini sudah ditentukan dua hektar per rumah tangga. Berikut merupakan gambaran luas tanah di Kuta Kendit :

Tabel menunjukkan luas tanah di Kuta Kendit Luas

Perladangan 200 hektar Perumahan dan Pekarangan 50 hektar

15

(4)

Bangunan 5 hektar Penambahan perladangan 50 hektar Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

Sebenarnya luas Keseluruhan Kuta Kendit ini adalah dua ribu hektar,akan tetapi wilayah yang belum dimasukkan dalam tabel di atas adalah tanah yang penuh dengan pepohonan yang masih rindang dan selain itu masih dipergunakan desa Kuta Pengkih sebagai lahan pertanian16

(5)

Di Kuta Kendit masih banyak terdapat hutan tropis sebagai sumber kekayaan alam dan tersedianya flora dan fauna mengelilingi daerah ini awalnya sebagian besar daerah ini ditumbuhi berbagai jenis pepohonan dan semak belukar. Maka seiring dengan aktivitas kehidupan penduduk, belantara tersebut menjadi ternoda ditandai dengan perambahan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian sehingga warga pendatang menebangi hutan tersebut. Hal ini tentunya melanggar peraturan bagi para pendatang di Kuta Kendit.

2.4.2 Keadaan Iklim

Curah hujan merupakan salah satu indikator wilayah untuk mengetahui kondisi tanah dalam suatu wilayah. Keadaan cuaca ini banyak mempengaruhi semua kegiatan pembangunan, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang bersangkutan dengan wadah pembangunan itu sendiri yang berupa tanah.

Di Kuta Kendit berada 800-980 M / DPL dari permukaan laut. Suhu udara di Kuta Kendit berkisar antara 30º s/d 33º derejat celcius dengan kelembapan udaranya rata-rata 30º17

17

Data dari Kantor Kepala Desa Kuta Pengkih

. Ada dua musim yang terdapat di Kuta Kendit yaitu musim Hujan dan Kemarau. Musim hujan pertama terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Januari, dan musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai bulan Juli. Hal ini disebabkan karena arah angin yang berhembus di Kuta Kendit terbagi atas dua yaitu pada musim hujan, angin berhembus dari arah barat sedangkan pada musim kemarau angin Timur Tenggara berhembus dari arah Timur.

(6)

Kepala desa yang tradisional biasanya disebut Penghulu, yang kedudukan diwariskan secara turun temurun menurut garis anak laki-laki yang tertua. Bersama anak beru-Nya dan seorang Seninanya, dan Penghulu menjalankan pemerintahan desa. Menurut adat karo sebuah desa tidak dapat didirikan oleh satu orang atau satu kelompok patrilineal saja tetapi harus bersama-sama anak berunya dan seninanya daripada orang atau kelompok orang itu. Anak beru juga demikian turut mendirikan kampung yang disebut juga dengan anak beru tua yaitu pengambilan dara yang tradisional. Yang dimaksud dengan senina ialah orang atau kelompok patrilineal yang tergolong kedalam satu klen tetapi berbeda sub klen dengan seseorang. Ketiga kedudukan tersebut yaitu Penghulu, anak beru dan senina adalah turun temurun.

Dan setelah Indonesia Merdeka Pada tahun 1945 maka Penghulu digantikan dengan kepala Kampung dan kemudian diganti menjadi Kepala desa, akan tetapi Kuta Kendit dikepalai oleh Kepala Lorong.

(7)

mobil gerdang dua membutuhkan waktu yang lama untuk melewati jembatan ini, dalam istilah karo Ngerker18

Selain itu Kuta Kendit bisa juga ditempuh dari Desa Buluh Pancur tembus ke Cerumbu, melewati hutan lindung yang dibutuhkan waktu satu hari perjalanan

.

19

Dari desa Kuta Pengkih ke Kuta Kendit berjarak 7 km dari semua desa-desa yang dilajui, jalan paling rusak adalah perjalanan dari desa Kuta Pengkih ke Kuta Kendit yang paling mengerikan karena jalan terjal atau pajek/nenangkengi, bahkan mobil gerdang dua tidak dapat melewati jalan tersebut karena banyak lumpur dan berlubang, jadi alat transportasi yang digunakan dari desa Kuta Pengkih ke dusun Kuta Kendit ini mempergunakan tarikan ‘’gereta kerbo atau tarikan kerbau’

. Kuta Kendit tentunya sulit untuk diketahui oleh masyarakat luar, hal ini disebabkan karena sangat minimnya sarana dan prasarana transportasi dengan ditandai akses jalan yang seadanya untuk menuju ke Kuta Kendit disebabkan kondisi alam yang sulit untuk dijangkau dan letak kampung ini sangat tersembunyi di antara hutan belantara.

Dalam perjalanan ke Kuta Kendit ada beberapa desa yang harus dilewati mulai dari Desa Kuta Bangun, sehabis dari desa ini akan memasuki daerah Liang Melas yang dimana pada saat ini jalannya masih rusak total. Desa-desa yang akan dilewati jika perjalanan ke Kuta Kendit diantara adalah Desa Suka Julu, Desa Kuta Mbaru Punti, Desa Kuta Mbelin, Samperaya, Barisen, Desa Kuta Pengkih.

20

18

Ngerker merupakan bahasa yang sudah jarang sekali didengar, akan tetapi di masyarakat dusun Kuta Kendit pada musim Penghujan hampir setiap hari dipergunakan oleh masyarakat setempat, karena dalam istilah ngerker ini mobil yang masuk ke lumpuran becek, dan sangat susah dikeluarkan dan biasanya orang setempat mengeluarkan mobil ini dari lumpuran menggunakan kulit padi yang sudah digiling

19

Wawancara dengan Nemani Kembaren, Kuta pengkih 27 April 2014 pukul 21.00 WIB

20

Tarikan Kerbau merukan alat transportasi pada musim penghujan di masyarakat Kuta Kendit, biasanya tarikan seperti ini kebanyakan disewa oleh para-para pedagang karena barang jualan yang dibawa dari pekan tidak bisa dilewati oleh mobil gerdang dua,dan hanya bisa dibantu dengan tarikan Kerbau yang seadanya.

(8)

Hal seperti ini sangat memperhatinkan bagi masyarakat yang tinggal di Kuta Kendit , bahkan setelah kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 65 baru diterangi oleh listrik, penerangan listrik pun dilakukan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sebelum masuknya Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA) Kuta Kendit hanya melakukan penerangan dengan “Lampu Teplok’’. Dan tempat pemandian di kampung ini hanya ke mata air bahkan satu tempat pemandian sama laki-laki. Di waktu sore hari untuk mandi saja dilakukan secara bergantian dengan perempuan. Untuk membuang air harus ke semak belukar, karena belum ada kamar mandi umum yang disediakan di dusun ini.

Terutama dalam memenuhi sebagian kebutuhan yang mencakup akan sandang, pangan, dan papan maka akan mencarinya ke hutan yang ada di sekitar pemukiman. Kegiatan mencari binatang buruan dengan membawa anjing dan perangkap, menebangi pohon dengan kampak guna mendirikan gubuk untuk bermukim menjadi ciri khas yang diwariskan secara turun-temurun sehingga kemudian daerah Kuta Kendit nampak semakin terang dengan berkurangnya pepohonan. Maka kondisi tersebut kemudian memungkinkan untuk memulai bercocok tanam di daerah ini.

2.5 Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk yang penting adalah yang berdasarkan umur dan jenis kelamin, karena erat kaitannya dengan potensi desa yang antara lain meliputi aspek tenaga kerja. Sumber manusiawi ini sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan pembangunan suatu desa.

Dalam hubungan ini, dua macam cara penggolongan umur perlu dikemukakan. (1) Menurut Dr. Nathan Keyfitz dan Prof. Dr. Widjojo Nitisastro:

(9)

Umur 14-65 tahun : Usia produktif Umur diatas 66 tahun : Usia improduktif (2) Menurut Dr. W. Sleumer

Umur 0-14 : Usia belum produktif Umur 14-19 : Usia belum produktif penuh Umur 20-54 : Usia produktif penuh Umur 55-64 : Usia tidak produktif Umur di atas 65 tahun : Usia Improduktif21

Kelompok Umur

Jumlah penduduk yang ditemukan hanya jumlah penduduk Kuta Kendit terlihat dalam tabel ini yaitu jumlah penduduk dusun Kuta Kendit tahun 2006 sampai dengan 2009.

Table I Jumlah Penduduk menurut kelompok umur dusun Kuta Kendit Tahun 2006-2009

Laki-laki Perempuan Jumlah

0-14 thn 133 90 223

15-19 thn 65 45 110

20-54 Thn 160 143 203

55-64 thn 30 23 53

≥ 65 thn 20 12 32

Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

21

(10)

Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 1981 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

Bertani 150

Berdagang 1

Pegawai -

Bidan -

Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

Tabel III Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 1990 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

Bertani 170

Berdagang 2

Pegawai 2

Bidan -

Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

Tabel IV Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 2000 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

Bertani 210

Berdagang 3

Pegawai 2

Bidan 1

(11)

Tabel V Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 2005 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

Bertani 230

Berdagang 7

Pegawai 3

Bidan 1

Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

Tabel VI Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 2010 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

Bertani 450

Berdagang 12

Pegawai 6

Bidan 2

Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

Tabel VII Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 1990 Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk

SD 30

SMP Data tidak lengkap

SMA 3

Akademi /Perguruan Tinggi -

Jumlah 33

(12)

Tabel VIII Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2009 Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk

SD 150

SMP 40

SMA 34

Akademi/ Perguruan Tinggi 6

Jumlah 230

Sumber Kepala Sekolah L.Sihombing

Tabel IX Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2010 Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk

SD 160

SMP 45

SMA 39

Akademi/ Perguruan Tinggi 8

Jumlah 252

(13)

Tabel X Jumlah Perantau Ke Dusun Kuta Kendit 1981-1988

Tahun Jumlah Perantau

1981 100

1982 55

1983 10

1984 26

1985 45

1986 31

1987 80

Sumber Sekdes Kuta Pengkih

Sebagai suatu indikator dapat dijadikan pegangan bahwa masyarakat Kuta Kendit jumlah perantauan ke tempat ini naik turun, dimana bisa dilihat tahun 1981 ini jumlah perantauan yang paling banyak hal ini disebabkan karena pada tahun 1981 pembukaan pemukiman di masyarakat Kuta Kendit dan langsung menerima perantauan dengan membawa surat pindah dari asal semula yang ditempati pendatang.

2.6 Keadaan Sarana dan Prasarana 2.6.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan

(14)

pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara asenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat didalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik. Bahkan telah disebutkan bahwa pengertian pendidikan berdasar UU Nomor 20 tahun2003, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Hal ini diperkuat oleh UU Nomor 2 tahun 1989, yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang22

.

(15)

Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintahan dalam bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan. Selain itu, kendala lain Negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghdapi empat tahapan besar yaitu:

1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikan sangat rendah, 2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaingdan

kebutuhan pembangunan bidaang lainnya,

3. Anggaran yang rendah biasnaya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,

(16)

menambah masyarakat berpengetahuan yang akan meningkatkan kesejahtraan dan berdampak pada pengentasan kemiskinan. Program untuk menanggulangi kemiskinan bagi aktor-aktor yang tongkat pendidikan dan keadilan sosial ekonominya sangat rendah harus dirancang dengan menempatkan actor yang bersangkutan sebagai titik sentralnya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong pula pemerintah untung mencenangkan kewajiban belajar 9 tahun bagi seluruh rakyatnya demi memajukan kehidupan sosial pedesaan dan nasional, dimana dalam pencapainnya membutuhkan kerjasama antara keluarga dan masyarakat untuk berperanserta bersama pemerintah dalam mewujudkan berlakunya wajib belajar 9 tahun oleh Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan yang tercantum dalam penjelasan Pasal 25 ayat(1) UU No. 2 Tahun 1989, bahwa “ Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, yang berlaku juga dalam hal pembiayaan’’. Pembangunan bidang pendidikan di Indonesia memiliki kerangka umum yang kuat sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentnang sistem pendidikan, bahwa “ Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan23

Dalam bidang pendidikan Kuta Kendit sekolah disediakan oleh Kabupatn hanya sebanyak lima kelas dimulai dari kelas satu SD sampai kelas lima SD, hal ini sangat memperhatinkan. Akan tetapi semenjak peningkatan perekonomian di Kuta Kendit penduduk masyarakat semakin meningkat, tentunya anak-anak yang berkeinginan sekolah semakin bertambah. Hingga pada tahun 2005 penambahan satu kelas lagi dibangun oleh pemerintah,

.

Pendidikan merupakan jalan sukses untuk mencapai kemajuan. Setiap keluarga di Kuta Kendit menyekolahkan anak-anak mereka, meskipun sekolah cukup jauh dari tempat tinggalnya. Keberhasilan yang diraih membuat anak-anak mereka sukses di perantuan dan membuat mereka tidak kembali lagi ke kampung halamanya.

(17)

sebelum dibangun kelas enam SD akan disekolahkan diluar Kuta Kendit, ada yang ke desa Kuta Pengkih bahkan diluar desa tersebut juga banyak disekolahkan.

2.6.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu penunjang aktivitas manusia. Manusia dapat melakukan aktivitas dengan baik apabila kesehatannya cukup baik.Menurut Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dan Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran pengertian kesehatan, antara lain :

1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui melalui di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna

Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :

1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

(18)

b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut24

Masyarakat Kuta Kendit mengandalkan obat-obatan yang tersedia di alam yang digunakan untuk menyembuhkan tubuh dari penyakit. Pengobatan tradisional yang demikian banyak juga dilakukan oleh para dukun di kampung. Sehingga untuk penyakit-penyakit yang kronis tidak sempurna penyembuhannya, bahkan sering seseorang yang menderita penyakit

.

(19)

karena terlalu parah sampai meninggal karena tidak terobati. Kondisi tersebut berlangsungan dalam masyarakat semakin jelas terlihat, apalagi ketika penduduk masih menganut sisitem kepercayaan lama, di mana kekuatan mistik lebih banyak digunakan.

Dalam perkembangan pengobatan, masyarakat kuta kendit mempergunakan jenis tanaman yang terdapat di hutan sebagai ramuan obatan. Di samping itu masyarakat Kuta Kendit juga masih mempercayai kekuatan mantra-mantra yang dipanjatkan kepada roh roh leluhur juga masih dipercayai sebagai pengobatan yang mujarab bagi jenis penyakit. Penyakit yang diderita oleh seseorang mungkin karena melanggar peraturan dan ketetapan-ketetapan adat, guna-guna dari orang lain yang mengirimkan jenis penyakit karena adanya perselisihan, dan melakukan hal yang tidak sopan pada tempat yang dianggap keramat sehingga keserupan.

Setelah mempelajari penyakit pasien lewat pengamatan dukun, maka dapatlah diramu obat-obatan yang akan dipergunakan untuk menyembuhkannya. Dalam pengamatan tersebut dukun akan menemukan penyebab pasien menjadi sakit apakah karena guna-guna orang lain atau sebagainya. Berdasarkan penyebab-penyebab itulah pihak keluarga pasien harus melakukan sesuatu tindakan sebagai bentuk minta maaf atas kelalaian pasien dalam hidupnya. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan ritual memanjatkan doa permohonan kepada roh lelehur serta mengindahkan apa yang menjadi kehendaknya.

(20)

2.6.3 Sarana dan Prasarana Transportasi

Transportasi merupakan gabungan sarana prasarana alat angkut dan alat/sistem pengaturan yang digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi diperlukan karena adanya perbedaan jarak dari sumber barang hasil produksi maupun hasil alam ke daerah lain yang membutuhkan. Dengan adanya transportasi maka kegiatan pemindahan barang maupun bahan, akan menjadi lebih cepat dan lancar. Dengan adanya pergerakan ini diharapkan pertumbuhan perekonomian masing-masing daerah akan berlangsung lebih cepat. Pembangunan transportasi yang dilaksanakan dimaksudkan demi tercapainya sistem transportasi nasional yang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara tertib, lancar, aman dan efisien bagi kegiatan mobilitas manusia dan barang. Dengan terbentuknya sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien tersebut diharapkan mampu menggerakkan dinamika pembangunan terutama di bidang ekonomi sehingga tercapai tingkat perekonomian nasional yang tinggi yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lebih luas. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan penduduk maka semakin banyak diperlukan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik untuk melancarkan arus lalu lintas dengan aman, nyaman dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Dalam hal ini berupa penyediaan sarana jalan dan jembatan. Dimana jembatan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara dua tempat yang dibatasi oleh sungai. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu segera dilakukan usaha-usaha untuk membangun jembatan-jembatan yang memadai.

(21)

kawasan Lau Napal menuju kampung tersebut dan harus berjalan kaki sepanjang tiga kilometer untuk sampai di kampung ke Kuta Kendit. Pasalnya, selain jalannya yang harus mendaki, badan jalan dipenuhi dengan lumpur seperti kubangan kerbau, dan tidak dapat dilalui kendaraan roda dua bahkan mobil yang tak memiliki gardan dua tidak bisa melewati.

Kendaraan yang terlihat melintas di jalan ini hanya kereta yang ditarik kerbau dan sejumlah mobil Jeep Land Rover gardan dua. Itupun harus berjalan lambat tertatih-tatih, kalau tidak ingin terjadi kecelakaan yang bisa membuat kendaraan terbalik karena dalamnya lubang dan tebalnya lumpur di badan jalan. Kerusakan jalan ini mengakibatkan sejumlah harga barang kebutuhan pokok menjadi tinggi.

Tingginya harga jual bahan pokok menurut seorang pedagang bernama Aris Tarigan dikarenakan ongkos angkut barang-barang jualannya juga tinggi. Karena tidak sembarangan kendaraan yang mau masuk ke Kuta Kendit, akibat kondisi jalan yang rusak parah. Melalui artikel yang penulis baca , Aris dan seorang temannya pemilik angkutan kereta kerbau bermarga Simanjuntak mengharapkan dapat bantuan dari pemerintah agar memberikan perhatian, dengan mempercepat perbaikan jalan tersebut sehingga arus transportasi dari dan ke desa itu bisa menjadi lancar.

Adapun artikel yang penulis baca yang isinya :

“Tolong bapak buat beritanya bahwa, kami warga desa ini menghimbau kepada Bupati Karo agar memberikan perhatiannya dengan mempercepat perbaikan jalan ini. Sehingga bisa tertolong bila arus lalu lintas bisa lancar ke desa kami. Kalau tidak segera diperbaiki, kami khawatir dalam waktu yang tidak lama lagi, jalan ini bakal tidak dapat dilalui kendaraan Jeep bergardan dua maupun kereta kerbau seperti saat ini,” ujarnya.

(22)

Kerusakannya akan bertambah parah setiap hari,” tutur kedua warga desa ini sambil memuat barang jualan kedalam kereta kerbau yang akan mengangkut barang mereka25

1. masyarakat miskin dan kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantuan dan pelestarian pembangunan.

.

Salah satu yang rasanya wajar ditiru dari warga desa ini ialah, kerukunan warga dalam beragama. Hal ini terlihat dari keberadaan tiga rumah ibadah seperti Mesjid, Gereja GBKP dan Katolik berada berdekatan ketiganya.

Pada tahun 2008, dusun ini baru mendapatkan bantuan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) yang tujuan khusunya meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khusunya :

2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipasif dengan mendayagunakan sumber daya lokal.

3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitas pengelolaan pembangunan partisipasif

4. Menyediakan prasarana dan saran sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat

5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir

6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja sama antar Desa (BKAD) penagggulan kemiskinan perdesaan26

Dan hingga kini jalan transportasi menuju dusun kuta Kendit masih tergolonng memprihatinkan karena masih ada jalan yang rusak total sekitar tiga km dari Lau Napal.

.

25

(23)

2.7 Sistem Kekerabatan

Dalam masyarakat karo hubungan kekerabatan masih tetap merupakan unsur yang paling penting di kehidupan. Mengenai kelompok patrineal dan sistem hubungan perkawinan yang merupakan sendi daripada sistem kekerabatan mereka. Pada suku bangsa karo terdapat lima klen besar yaitu Ginting, Karo-karo, Perangin-angin, Sembiring dan Tarigan

Kuta Kendit mulai didatangi orang-orang setelah di bentuknya pemukiman di sekitar tahun 1981 akan tetapi masyarakatnya terdiri hanya beberapa keluarga saja dan kemudian di susul oleh marga Simamora dan marga Ginting27

Penduduk asli Kuta Kendit adalah marga Sembiring Kembaren yang berasal dari daerah Kuala Ayer Batu, kemudian pindah ke Pagaruyung terus ke Bangko di Jambi dan selanjutnya ke Ketungkuhen di Alas. Nenek moyangnya bernama Kence Tempe Kuala berangkat bersama rakyatnya menaiki perahu dengan membawa pisau kerajaan bernama “ Pisau Bala Diri” . Di dataran tinggi Karo, Kuta sebagai kesatuan teritorial yang luas dihuni oleh keluarga-keluarga yang berasal dari satu klen disebut kesain. jadi

kesain merupakan bagian-bagian dari suatu kuta, sebab kuta biasanya terdiri dari penduduk yang berasal dari klen yang berbeda-beda. Keluarga sada nini adalah suatu kelompok kekerabatan di dalamnya termasuk semua kaum kerabat patrilinial yang masih diingat atau dikenal kekerabatannya. Suatu kelompok kekerabatan yang besar dalam masyarakat karo adalah merga, tetapi istilah merga sendiri mempunyai beberapa pengertian. merga bisa berarti klen besar yang patrilineal, misalnya merga Ginting, Sembiring, Tarigan, Perangin-angin, Karo-karo. selain itu

merga pada orang Karo bisa juga berarti bagian dari klen besar patrilineal, misalnya Barus, Suka, Pandia, Singarimbun, Tambun dan sebagainya.

27

(24)

Keturunanya kemudian mendirikan kampong silalahi, Paropo, Tumba dan Martogan hingga ke Kabupaten Karo Liang Melas seperti Kuta Mbelin, Samperaya hingga ke Kuta Pengkih28

.

Tidak ada bukti yang pasti mengenai tahun kedatangan marga Sembiring Kembaren ke daerah Desa Kuta Pengkih akan tetapi dari penuturannya dan informasi dapat di prediksi bahwa marga Sembiring Kembaren sudah mulai bermukim di daerah tersebut dan Desa Kuta Pengkih mulai dikenal orang-orang di sekitar daerah tersebut pada Tahun 1700 akan tetapi masyarakatnya terdiri hanya beberapa keluarga saja dan kemudian di susul oleh marga-marga lainnya. Ketiga klan klompok marga masyarakat tersebut kemudian menetap bersama dan membangun Kuta Kendit baik dari sistem mata pencaharian hingga pemerintahan desa.

(25)

Kelompok kekerabatan yang terkecil dalam masyarakat karo adalah keluarga inti, yang merupakan kesatuan yang menghuni satu rumah yang diikat berdasarkan perkawinan adat dan perkawinan agama. Rumah-rumah keluarga inti yang berdekatan ada kalanya memiliki hubungan kerabat berdasarkan garis keturunan, namun kadang-kadang juga berdasarkan kesamaan kelompok kerabat atau kerabat karena hubungan perkawinan. Keluarga-keluarga inti yang terdapat dalam satu wilayah membentuk suatu saudara, dan ikatan di antara mereka terutama berdasarkan norma-norma sosial biasa.

Dalam masyarakat Kuta Kendit, hubungan sosial pada orang karo masih bersifat gotong-royong. Sifat seperti ini tampak pada acara perkawinan, selamatan, dan dalam aktivitas ekonomi. Keluarga inti dalam masyarakat Karo bersifat monogamy, dan poligami sangat dilarang. Mereka cenderung memperlihatkan bahwa orang yang telah menikah lebih mengutamakan kemandirian dalam rumah tangganya sendiri. Menurut adat, orang Karo menganut garis keturunan

Patrilineal.Hak dan kewajiban seseorang diatur menurut kelompok kerabat bapaknya, seperti

Gambar

Tabel menunjukkan luas tanah di Kuta Kendit
Table I Jumlah Penduduk menurut kelompok umur dusun Kuta Kendit Tahun 2006-2009
Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 1981
Tabel VI Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 2010
+3

Referensi

Dokumen terkait

PT.Sinar Sosro Cibitung mengalami permasalahan tentang target produksi yang tidak tercapai, Dampak dari permasalahan produktivitas di PT.Sinar Sosro Cibitung yaitu

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif untuk melihat hubungan tingkat kecemasan dengan onset laktasi pada ibu

Seseorang individu lebih mudah terdorong kepada matlamat jika mereka boleh percaya akan sebarang tindakan yang dapat memberikan kesan positif kepada diri.

Lthatkandungan protein dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan (yaitu tepung ikan tembang; tepung mikroalga, dedak dan bungkil kelapa)' Misal dari

Menurut hasil penelitian yang didapat, dapat disimpulkan bahwa semua fraksi buah sirih hutan memiliki senyawa fenol dengan kandungan total fenol tertinggi terdapat

Return on Assets yang tinggi, berarti bahwa laba bersih yang dimiliki perusahaan tinggi, maka apabila perusahaan menggunakan hutang yang besar tidak akan berpengaruh

Dengan mengetahui laporan arus kas dari aktivitas operasi, maka perusahaan akan dengan mudah menentukan kebijakan pendanaan jangka pendek berupa utang yang harus dilunasi

Pemanfaatan bahan ajar berbasis startegi belajar tuntas adalah pemanfaatan suatu bahan ajar cetak yang disusun secara sistematis yang dirancang untuk dapat