FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN
Saya yang bernama Yulleta Sri Indriani / 08102040 adalah mahasiswa Program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada Program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan mengenai metode kangguru di Kecamatan Sibiru – biru.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan ibu bidan untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya, jika bersedia silakan menanda tangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Identitas pribadi ibu bidan sebagai responder akan dirahasiakan dan semua informasi yang di berikan hanya digunakan untuk penelitian ini. Bidan berhak menarik diri tanpa perlu merasa takat akan. Konsekuensi buruk terhadap diri ibu bidan di kemudian hari. Jika ada yang kurang jelas, silahkan tanyakan langsung kepada peneliti.
Terimakasih atas waktu yang diberikan untuk penelitian ini.
LEMBAR KUESIONER
PENGETAHUAN BIDAN TENTANG METODE KANGURU DI KECAMATAN SIBIRU – BIRU TAHUN 2009
Kode Responden : ……….
1. Pertanyaan diisi oleh responden.
2. Lingkari atau silang salah satu jawaban yang benar pada pertanyaan pengetahuan.
III. Pengetahuan
1. Defenisi metode kanguru adalah … a. Mengantongi bayi seperti kanguru
b. Meletakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit ibu dan bayi
c. Menggendong bayi seperti kanguru
2. Metode kanguru dilakukan untuk perawatan bayi baru lahir khususnya yang mengalami ...
a. Asfiksia c. Kelainan Kongenital b. Berat badan lahir rendah
3. Tujuan dilakukan metode kanguru pada bayi yaitu ... a. Agar ibu dapat selalu melihat bayinya
b. Agar bayi menyusui ibu setiap saat
c. Agar bayi memperoleh suhu yang optimal
4. Keuntungan yang didapat dengan melakukan metode kanguru pada perkembangan emosi yaitu ...
a. Terjadi penurunan hubungan emosi ibu dan bayi b. Terjadi peningkatan hubungan emosi ibu dan bayi c. Tidak terjadi hubungan emosi antara ibu dan bayi
5. Yang dapat distabilkan pada bayi, setelah dilakukan metode kanguru yaitu ... a. Suhu tubuh bayi saja
b. Denyut jantung dan pernafasan bayi saja
c. Suhu tubuh bayi, denyut jantung bayi, dan pernafasan bayi 6. Cara melekatkan bayi pada ibunya yaitu bayi diletakkan di ...
a. Di perut ibu c. Di samping ibu b. Di dada ibu
7. Bagaimana posisi ibu saat dilakukan metode kanguru ? a. Berbaring terus
c. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas
8. Bagaimana cara melakukan metode kanguru pada ibu waktu tidur? a. Posisi ibu berbaring tanpa diganjal bantal
b. Posisi ibu setengah duduk dengan diganjal bantal c. Posisi ibu harus dalam kondisi duduk
9. Cara melakukan metode kanguru yaitu ...
a. Bayi diletakkan pada dada terbuka ibu, kemudian keduanya ditutup jaket b. Bayi diletakkan di dada ibu, dan ibu memakai baju yang hangat.
c. Bayi diletakkan pada dada terbuka ibu, kemudian keduanya ditutup selimut atau baju tipis
10. Sebelum bayi dilekatkan pada ibu, bagaimana perlakuan pada bayi ... a. Dipijit-pijit tubuh bayi dan langsung dilekatkan pada bayi b. Ditidurkan dahulu bayinya baru dilekatkan pada ibu
c. Diberi pakaian, topi, popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan
IV. Sikap
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Metode kanguru merupakan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu.
2. Metode kanguru hanya dilakukan untuk bayi yang BBLR saja.
3. Pelaksanaan metode kanguru jarang dilakukan oleh kaum bidan karena banyak menyita waktu untuk bekerja.
4. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat mencegah hipotermi pada bayi.
5. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat menurunkan berat badan bayi.
6. Dalam perawatan metode kanguru bayi diwajibkan mendapat ASI.
7. Bila bayi sehat metode kanguru dapat dapat dilakukan setelah 3 hari bayi lahir.
8.
Penerapan metode kanguru pada bayi prematur atau pada bayi dengan berat lahir rendah dilakukan pada saat angin kencang.
9. Saat melakukan metode kanguru ibu tidak boleh melakukan aktivias lainnya dengan bebas.
10.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
Rineka Cipta.
Azari, Arham Tengku. (2008). Metode Kangguru Untuk Bayi Prematur,
http://www.info.com, diperoleh tanggal 06 Oktober 2008.
Budiarto, Eko. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta. EGC.
Budiarto, Eko. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta. EGC.
Danim, Sudarman., dan Darwis. (2003). Metode Penelitian Kebidanan Prosedur,
Kebijakan, dan Etik. Jakarta. EGC.
Depkes RI, (2004). Hak – hak Anak Indonesia ala Kangguru
diperoleh tanggal 04 Oktober 2008.
Efar, Pustika. (2008). Perawatan Metode Kangguru : “Inkubator” Alami untuk Bayi
Prematur
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data, Jakarta. Salemba Medika.
Luize,Audrey (2003).Merawat Bayi ala Kangguru
diperoleh tanggal 04 Oktober 2008.
Manik, Murniati., Asnah., dan Asiah. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Medan : Program D-IV Bidan Pendidik FK.USU.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip – Prinsip Dasar,
. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan I.
Jakarta. Rineka Cipta.
. (2003). Metodologi Pendidikan Kesehatan, Cetakan III.
Jakarta. Rineka Cipta.
Pratomo, Hadi. (2007). Metode Kangguru untuk Bayi Prematur
diperoleh tanggal 6 oktober 2008.
Robinson, Carld D. (2002). Tanya Jawab Perawatan Bayi Tahun Pertama. Jakarta.
Arcan.
Roesli, Utami. (2001). Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0 – 3 bulan,
Cetakan I. Jakarta. Trubus Agriwidya.
Samin, Ahmad. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan. USU Press.
Setyowati, Titiek. (2004). Faktor – factor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat
Badan Rendah
Sofyan, Mustika. (2001). 50 Tahun IBI, Bidan Menyongsong Masa Depan, Pengurus
Pusat IBI, Jakarta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Suriviana. (2005). Metode Kangguru untuk Merawat Bayi Prematur,
A. Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni : indera penglihata, indera pendengaran, indera penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yaitu :
a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (Objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini bersikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulasi.
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni :
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
Contoh : dapat menyebutkan tanda – tanda kekurangan kalori dan protein pada
anak balita.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
Contoh : dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hokum – hokum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi lain.
Contoh : dapat menggunakan rumus statistic dalam perhitungan – perhitungan
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Contoh : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi – formulasi yang ada.
Contoh : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang
telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang
Contoh : dapat membandingkan antara anak – anak yang cukup gizi dengan anak
yang kekurangan gizi. Dapat menanggapi terjadi wabah diare disuatu tempat.
Dapat menafsirkan sebab – sebab ibu tidak mau ikut KB.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden.
Ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuai dengan
tingkat – tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003, hlm.127 - 130 ).
2. Beberapa Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah. Cara – cara penemuan
pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
1) Cara coba salah (trial and error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Bila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan
kemungkinan ke empat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila
dengan cara yang digunakan maka orang dapat pula menggunakan cara
tersebut.
4) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
b. Cara Modern Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “ metode penelitian ilmiah “
(Notoatmodjo, 2005, hal. 11 – 18).
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Lukman 2008, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu :
Mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses – proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika
berumur belasan tahun, daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi
umur. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur
seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya.
b. Intelegensi
Suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri
secara mental dalam situasai baru. Intelegensi ini merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang
merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi
secara terarah. Perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula
terhadap tingkat pengetahuan.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana
seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang baru
tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan
memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang
memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena
hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh
pengetahuan.
e. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran
pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang
diperoleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik
pula pengetahuannya.
f. Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meski
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan
informasi yang baik dari berbagai media misalnya : TV, radio, atau surat kabar
maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
g. Pengalaman
Pengamalan merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman ini suatu
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
B. Sikap
1. Defenisi Sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung / tidak memihak pada objek tersebut (Azwar, 2007, hal. 4).
2. Tingkatan Sikap
a. Menerima (Receiving)
Dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
b. Merespon (Responding)
Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valving)
Memberikan orang lain untuk mengerjakan / mendiskusikan suatu masalah atau
suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003)
Pengukuran sikap model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap skala likert,
karena dalam mengadakan pengukuran sikap juga mengunakan skala (Hidayat,
2007, hal. 104).
Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan – pertanyaan
tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif
jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan oleh likert
adalah :
a. Sangat setuju (Strongly Approve) : 4
b. Setuju (Approve) : 3
c. Tidak setuju (Disapprove) : 2
d. Sangat tidak setuju (Strongly disapprove) : 1
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap
a. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi hanya
menggunakan kesan yang kuat untuk pembentukan sikap.
b. Orang lain
Seseorang yang kita anggap penting atau seseorang yang berarti khusus dapat
dipercaya akan banyak mempengaruhi sikap terhadap seseuatu.
c. Kebudayaan
Kebudayaan yang mewarnai sikap dan menanamkan garis pengaruh sikap.
Adanya informasi memberikan landasan terbentuknya sikap media sebagai
e. Agama
Agama meletakkan dengan pengertian konsep moral dalam individu.
f.Faktor emosional
Sikap merupakan pernyataan yang disertai oleh emosi berfungsi sebagai
pengalaman frustasi mekanisme pertahanan ego. (Azwar, 2007, hal. 8).
C. Defenisi Bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah di akui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku, dicatat (register), diberi izin secara sah untuk menjalankan pengabdian (IBI,
2001, hlm.15).
D. Metode Kanguru 1. Defenisi
Metode kanguru ( skin to skin contact) adalah suatu teknologi tepat guna untuk
perawatan bayi baru lahir khususnya bayi premature atau berat lahir < 2500 gram
dengan cara diletakkan pada dada terbuka ibu, keduanya kemudian ditutup dengan
selimut atau baju tipis (Roesli,2001, hlm. 24).
Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia melainkan
dikembangkan di Kolombia. Nama kanguru digunakan karena metode penanganan bayi
Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu
optimal bagi kehidupan bayi (Pratomo, 2007).
2. Tujuan perawatan dengan metode kanguru
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian bayi akibat BBLR.
b. Tujuan Khusus
1). Mendidik dan memotivasi ibu dalam merawat BBLR.
2). Mendidik ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
3). Memotivasi ibu untuk kontak langsung dengan kulit bayi.
4). Mengupayakan agar bayi yang lahir di rumah sakit dapat dipulangkan secepat
mungkin serta untuk mengurangi pemakaian inkubator.
5). Mengurangi lama perawatan BBLR di rumah sakit (Robinson, 2002, hlm. ).
3. Keuntungan metode kanguru
Keuntungan yang didapat dari metode kanguru bagi perawatan bayi adalah sebagai
berikut :
a. Meningkatkan hubungan emosi ibu – anak.
b. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernafasan bayi.
c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik.
d. Mengurangi striae pada ibu dan bayi.
e. Mengurangi lama menangis pada bayi.
g. Meningkatkan produksi ASI.
h. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit.
i. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit.
(Suriviana, 2005).
4. Cara melakukan metode kanguru
Untuk melakukan metode kanguru dapat dengan menggunakan cara sebagai
berikut :
a. Beri bayi pakaian, topi, popok, dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu.
b. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan
kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai
tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit
mendongak.
c. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi
diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai
selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
d. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar
yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
e. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk,
jalan, makan dan mengobrol, pada waktu tidur, posisi ibu setengah duduk atau
dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
g. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi,
pemantauan bayi, cara pemberian ASI, dan keberhasilan ibu dan bayi.
(Suriviana, 2005).
5. Komponen metode kanguru
1) Posisi kanguru.
Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi
menempel pada dada ibu. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi
sedikit tengadah. Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok. Dalam posisi
demikian tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis
untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh. Bayi hanya mengenakan popok, topi hangat,
dan kaus kaki. Tetapi apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan
berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel
(kulit ke kulit) pada dada ibu.
2) Monitor.
Selama bayi cukup mendapat ASI dan berada dalam dekapan ibu, biasanya suhu
akan mudah dipertahankan antara 36,5-37,5°C. Walaupun demikian, pemantauan suhu
ketiak bayi perlu dilakukan setiap 6 jam selama 3 hari pertama PMK dimulai.
Selanjutnya pengukuran dilakukan 2 kali sehari. Selain suhu, ibu perlu memantau
pernapasan bayi. Pernapasan normal bayi prematur berkisar 40-60 kali per menit dan
sulit bernapas, merintih, bernapas sangat cepat atau sangat lambat, berhenti napas yang
sering dan lama (>20 detik), bayi terasa dingin walau sudah dihangatkan, sulit minum,
muntah-muntah, kejang, diare, atau kulit menjadi kuning. Bila menjumpai tanda-tanda
diatas, segeralah mencari pertolongan pada tenaga kesehatan.
3) Waktu dan siapa saja.
PMK idealnya dilakukan 24 jam sehari, tetapi pada permulaan dapat dilakukan
bertahap dari minimal 60 menit, kemudian ditingkatkan sampai terus-menerus, siang dan
malam, disela hanya untuk mengganti popok. Ibu dapat tetap melakukan pekerjaan
sehari-hari seperti berdiri, duduk, memasak, jalan-jalan, bahkan bekerja. Waktu tidur
pun ibu dapat berbaring atau setengah duduk sambil tetap mempertahankan posisi
kanguru.
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian tentang pengetahuan bidan dan sikap bidan
tentang metode kanguru, yaitu
B. Defenisi Operasional
-cara melaksanakan metode
Kuesioner
c. Kurang baik jika
total skor < 55%
Ordinal Pengetahuan Bidan
Metode Kangguru
kangguru. – 10
2. Sikap Sikap bidan tentang metode
kangguru adalah
kecenderungan merespon
dan menanggapi tentang
metode kanguru meliput i:
- Metode kanguru
merupakan kontak
langsung antara kulit
bayi dengan kulit ibu.
- Metode kanguru hanya
dilakukan untuk bayi
yang BBLR saja.
a. Sikap baik total
hipotermi pada bayi.
dilakukan setelah 3 hari
bayi lahir.
- Penerapan metode
kanguru pada bayi
prematur atau pada bayi
dengan berat lahir
rendah dilakukan pada
saat hujan deras.
- Saat melakukan metode
kanguru ibu tidak boleh
lainnya dengan bebas.
- Jika bayi yang
kedinginan tidak di
rawat dalam tempat yang
hangat dan steril akan
berdampak buruk bagi
kesehatan bayinya.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan
sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru tahun 2009.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh bidan yang bertempat tinggal di Kecamatan
Sibiru – biru dan yang bekerja di puskesmas Sibiru - biru yaitu sebanyak 35 orang
bidan.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu seluruh
populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 35 orang bidan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Kecamatan Sibiru – biru. Adapun pertimbangan
penentuan lokasi ini adalah karena di Kecamatan Sibiru – biru belum pernah dilakukan
2. Waktu Penelitan
Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2008 sampai bulan April 2009.
D. Pertimbangan Etik Penelitian
Semua penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek, harus disertai
dengan pernyataan bahwa sudah disetujui oleh komisi etika setempat ( Sastroasmoro,
1999, hlm. 33).
Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Informed Consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti responden
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
2. Anonymity (tanpa nama)
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Sama halnya dengan penelitian ini. Sebelum melakukan peneliti harus terlebih
dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada ketua program D –
IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan kepada
kepala puskesmas di Kecamatan Sibiru – biru. Sedangkan kepada responden,
peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada
pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk
menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada
lembar kuesioner. Data – data yang diperoleh semata – mata digunakan demi
perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain.
responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan
dengan pengisian kuesioner.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2006. hlm. 101). Dalam penelitian
ini instrumen yang digunakan adalah
1. Kuesioner penelitian
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal
yang ia ketahui (Arikunto, 2006. hlm. 151). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan alat pengumpul data berupa :
a. Karakteristik responden
Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur,
pendidikan, lama bekerja dan pelatihan.
b. Kuesioner pengetahuan
Kuesioner tentang metode kanguru terdiri dari 10 soal pilihan berganda meliputi
pengertian metode kangguru terdiri dari 2 soal, tujuan perawatan metode kanguru
terdiri dari 1 soal, keuntungan metode kangguru terdiri dari 2 soal, dan cara
melaksanakan metode kangguru terdiri dari 5 soal.
Setiap item pertanyaan yang benar akan diberi skor 1 dan untuk setiap pertanyaan
c. Kuesioner Sikap
Kuesioner tentang metode kanguru terdiri dari 10 soal pertanyaan dengan tipe
check list.
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga medis yang
berada di puskesmas tersebut, dengan menggunakan kuesioner terhadap bidan di
Kecamatan Sibiru - biru. Setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner,
kuesioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi
kemudian dikumpulkan kembali dan bila terdapat kerusakan dan kekurangan data maka
diperbaiki dan dilengkapi dengan melakukan pendataan ulang.
G. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran
terhadap masing – masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi
frekuensi, kemudian dicari besarnya persentase untuk masing – masing jawaban
responden. Selanjutnya dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 35 orang bidan mengenai
“ Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 “ diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Karakteristik Demografi
Tabel 1a.
Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru
berdasarkan Golongan Umur Di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
No. UMUR
22 – 33 tahun, yaitu sebanyak 14 orang (40%), sebanyak 12 orang (34,3%) bidan yang
berumur 34 – 44 tahun dan sebanyak 9 orang (25,7%) bidan yang berumur 45 – 55
Tabel 1b.
Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru
berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
No. PENDIDIKAN
Berdasarkan tingkat pendidikan diketahui bahwa bidan yang berpendidikan D1
sebanyak 20 orang (57,1%) dan bidan berpendidikan D3 sebanyak 15 orang (42,9%).
Tabel 1c.
Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru
berdasarkan Lama Kerja Di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
Berdasarkan lama bekerja diketahui bahwa bidan yang bekerja antara 10 – 18
tahun, yaitu sebanyak 17 orang (48,6%), bidan yang bekerja antara 1 – 9 tahun sebanyak
10 orang (28,6%) dan bidan yang bekerja antara 19 – 28 tahun sebanyak 8 orang
(22,9%).
Tabel 1d.
Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru
berdasarkan Pelatihan Di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
No. PELATIHAN
JUMLAH
Frekuensi Presentase
1.
2.
Ikut pelatihan
Tidak ikut pelatihan
13
22
37,1
62,9
Total 35 100
Berdasarkan pelatihan diketahui bahwa bidan yang tidak ikut pelatihan sebanyak
2. Pengetahuan
Tabel 2a.
Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan
Pengetahuan Tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
No. Pertanyaan
Benar Salah
F % F %
1. Pengertian Metode Kanguru 33 94,3 2 5,7
2. Metode Kanguru dilakukan untuk perawatan 30 85,7 5 14,3
3. Tujuan Metode Kanguru 31 88,6 4 11,4
4. Keuntungan Metode Kanguru pada Perkembangan Emosi 31 88,6 4 11,4
5. Yang di stabilkan pada bayi saat dilakukan Metode Kanguru 27 77,1 8 22,9
6. Cara meletakkan bayi pada ibu 28 80 7 20
7. Posisi ibu saat dilakukan Metode Kanguru 24 68,6 11 31,4
8. Cara melakukan Metode Kanguru saat tidur 19 54,3 16 45,7
9. Cara melakukan Metode Kanguru 28 80 7 20
10. Perlakuan pada bayi sebelum melakukan Metode Kanguru 17 48,6 18 51,4
Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap pertanyaan pengetahuan, tidak
seluruh responden menjawab benar untuk masing – masing pertanyaan pengetahuan.
Responden yang menjawab pertanyaan pengetahuan hampir benar seluruhnya yaitu
paling sedikit benarnya yaitu pertanyaan tentang perlakuan pada bayi sebelum
melakukan metode kanguru yaitu sebanyak 17 orang (48,6%). Sedangkan responden
yang paling banyak menjawab salah yaitu pada pertanyaan tentang perlakukan pada bayi
sebelum melakukan metode kanguru yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan yang paling
sedikit menjawab salah yaitu pada pertanyaan pengertian metode kanguru yaitu
sebanyak 2 orang (5,7%).
Tabel 2b.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang
Metode Kanguru Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2009
No. Pengetahuan Frekuensi Presentase
1. Baik 18 51,4%
2. Cukup Baik 15 42,9%
3. Kurang Baik 2 5,7%
Total 35 100%
Berdasarkan kategori pengetahuan bidan secara keseluruhan diketahui sebanyak
18 orang (51,4%) berpengetahuan baik dalam hal tindakan metode kanguru, sebanyak 15
orang (42,9%) berpengetahuan cukup baik dan hanya 2 orang (5,7%) berpengetahuan
3. Sikap
Sikap merupakan kecenderungan bidan untuk merespon dan menanggapi
pertanyaan tentang metode kanguru. Sikap dibagi atas dua kategori yaitu sikap baik dan
kurang baik.
Tabel 3a.
Ditribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan Sikap
Tentang Metode Kangguru di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
No. Penyataan Frekuensi Presentse
1. Metode kanguru merupakan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu.
a. Sangat setuju 2. Metode kanguru hanya dilakukan untuk bayi yang BBLR
saja.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
3 3. Pelaksanaan metode kanguru jarang dilakukan oleh kaum
bidan karena banyak menyita waktu untuk bekerja. a. Sangat setuju
b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
5 4. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat
mencegah hipotermi pada bayi. a. Sangat setuju
b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
19 5. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
1 6. Dalam perawatan metode kanguru bayi diwajibkan
mendapat ASI. a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
11 7. Bila bayi sehat metode kanguru dapat dapat dilakukan
setelah 3 hari bayi lahir. a. Sangat setuju
b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
1 8. Penerapan metode kanguru pada bayi prematur atau pada
bayi dengan berat lahir rendah dilakukan pada saat angin kencang.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
2
9. Saat melakukan metode kanguru ibu tidak boleh melakukan aktivias lainnya dengan bebas.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
3 10. Jika bayi yang kedinginan tidak di rawat dalam tempat
yang hangat dan steril akan berdampak buruk bagi kesehatan bayinya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
11
Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan sikap diketahui hampir
seluruh responden memberi jawaban sangat setuju dan setuju terhadap sikap dalam
melakukan metode kanguru akan dapat mencegah hipotermi, responden menjawab
diwajibkan mendapat ASI responden menjawab setuju sebanyak 18 orang (51,4%), dan
jika bayi yang kedinginan tidak di rawat dalam tempat yang hangat dan steril akan
berdampak buruk bagi kesehatan bayinya responden menjawab setuju sebanyak 17
orang (48,6%). Secara rinci dapat di lihat pada tabel diatas.
Tabel 3b.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan tentang
Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
No. Sikap Frekuensi Presentase
1. Baik 30 85,7%
2. Kurang baik 5 14,3%
Total 35 100%
Berdasarkan kategori sikap diketahui hampir seluruh bidan bersikap baik tentang
metode kanguru yaitu sebanyak 30 orang (85,7%) dan 5 orang (14,3%) termasuk pada
B. Pembahasan
Dari data hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan untuk menjawab penelitian
mengenai pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru –
biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 yaitu :
1. Interpretasi dan diskusi hasil
a.Pengetahuan Bidan tentang Metode Kanguru
Pengetahuan bidan sehubungan dengan metode kanguru diukur dengan tujuan
seberapa jauh bidan mengetahui pengertian, tujuan pelaksanaan , keuntungan, dan cara
melakukan metode kanguru.
Berdasarkan kategori pengetahuan bidan secara keseluruhan diketahui sebanyak
18 orang (51,4%) berpengetahuan baik dalam hal pelaksanaan metode kanguru,
sebanyak 15 orang (42,9%) berpengetahuan cukup baik dan 2 orang (5,7%)
berpengetahuan kurang baik.
Metode kangguru ( skin to skin contact) adalah suatu teknologi tepat guna untuk
perawatan bayi baru lahir khususnya bayi premature atau berat lahir < 2500 gram
dengan cara diletakkan pada dada terbuka ibu, keduanya kemudian ditutup dengan
selimut atau baju tipis (Roesli,2001).
Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia melainkan
dikembangkan di Kolombia. Nama kanguru digunakan karena metode penanganan bayi
premature atau BBLR yaitu kurang dari 2500 gram. Ini meniru perilaku binatang asal
Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu
Bila dilihat tingkat pendidikan kebidanan, dari 20 bidan D1 sebanyak 11 bidan
(55%) berpengetahuan baik dan 9 bidan (45%) berpengetahuan cukup baik, dari 15
bidan D3 sebanyak 7 bidan (46,7%) berpengetahuan baik, 6 bidan (40%)
berpengetahuan cukup, sedangkan 2 bidan (13,3%) berpengetahuan kurang baik.
Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan
melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan,
pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain, media massa maupun lingkungan.
Sebagian besar pengetahuan bidan mengenai tujuan, keuntungan, dan cara
metode kanguru diperoleh saat mereka menempuh jenjang pendidikan kebidanan dan
pengetahuan ini akan terus berlanjut dan berkembang setelah bidan tersebut secara
langsung melakukan metode kanguru, karena bidan langsung melihat, mendengar,
meraba, dan merasakan pasien yang sedang ditanganinya.
Disamping itu, dengan adanya wewenang tambahan yang diberikan dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan program
pemerintah yakni pendidikan dan pelatihan yang diterima. Pemahaman bidan tentang
program pemerintah yang dilaksanakan bidan tersebut terhadap program kesehatan.
Apabila pemahaman bidan sangat baik, tentunya pelaksanaan pelayanan yang diberikan
berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan, khususnya dalam melakukan metode
b.Sikap Bidan tentang Metode Kanguru
Berdasarkan kategori sikap diketahui hampir seluruh bidan bersikap baik dalam
pelaksanaan metode kanguru yaitu sebanyak 30 orang (85,7%) dan 5 orang (14,3%)
lainnya bersikap kurang baik.
Dalam proses pemberian pelayanan medis, seorang bidan akan menghadapi
keadaan yang menuntut dia untuk bersikap terhadap segala sesuatu yang muncul dari
sekelilingnya saat memberikan pelayanan kesehatan. Kemampuan bidan untuk bersikap
baik terhadap orang yang berada disekelilingnya akan berpengaruh terhadap hasil dari
pelayanan medis yang diberikannya.
Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa aspek yang tercakup dalam
sikap adalah menerima orang (subjek) dan mau memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek). Dalam hal ini bagaimana bidan dapat menerima bayi yang baru lahir dengan
berat badan lahir rendah atau hipotermi selanjutnya bagaimana bidan merespon dengan
memberikan jawaban apabila ditanya selama proses metode kanguru pada pasiennya.
Aspek terakhir, bagaimana bidan bertanggungjawab atas segala sesuatu keputusan yang
diambilnya dengan menerima segala resiko atas keputusan tersebut selama proses
metode kanguru.
C. Keterbatasan penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan variabel dengan membahas tabel frekuensi
yang lebih luas sehingga dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap
bidan tentang metode kanguru.
D. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan
1. Untuk asuhan kebidanan
Penelitian ini diharapkan memberi informasi kepada institusi yang
memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan kebidanan tentang metode
kanguru.
2. Untuk pendidikan kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan
ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada peserta didik tentang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Berdasarkan kategori pengetahuan bidan secara keseluruhan diketahui sebanyak
18 orang (51,4%) berpengetahuan baik dalam pelaksanaan metode kanguru, sebanyak
12 orang (42,9%) berpengetahuan cukup baik, dan 2 orang (5,7%) berpengetahuan
kurang baik.
Berdasarkan kategori sikap diketahui hampir seluruh bidan bersikap baik dalam
pelaksanaan metode kanguru yaitu berjumlah 30 orang (85,7%) dan 5 orang (14,3%)
bersikap kurang baik.
B.Saran
Perlu peningkatan pengetahuan bidan dalam metode kanguru melalui pemberian
kesempatan bidan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Perlu peningkatan sikap bidan dalam metode kanguru melalui pemberian kesempatan
bidan mengikuti pelatihan tentang metode kanguru.
Perlu diadakan kerjasama dengan dengan IBI, dokter, serta dinas kesehatan dalam
upaya menerapkan/mengaplikasikan metode kanguru sebagai salah satu pencegahan
A. Latar Belakang
Berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1995
hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang.
Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya karena
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Dan 17% dari 25 juta persalinan per tahun
adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang. Di Negara-negara maju
kasus BBLR masih menjadi masalah, seperti di Amerika Serikat prevalensi BBLR
sekitar 7,3%, di Inggris 6% dan di Afrika 12% (Azari, 2008).
BBLR sering mengalami penyulit dan memberi resiko kematian yang tinggi.
Penyulit yang sering dihadapi adalah gangguan pernapasan dan hipotermi (suhu tubuh
kurang dari 36,5 derajat C), sehingga diperlukan perawatan di dalam inkubator (Luize,
2003).
Perawatan bayi lekat yang kerap disebut kangaroo mother care sebenarnya sudah
banyak dibicarakan di masyarakat. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Rey dan
Martinez dari Bogota, Kolombia, dan merupakan metode perawatan bayi kecil atau bayi
prematur yang diilhami oleh cara ibu kanguru merawat anaknya yang selalu lahir
prematur (Efar, 2008).
Metode yang mengadaptasi perlakuan terhadap BBLR di Kolombia, tepatnya di
Bagado, mungkin bisa menjadi jawabannya. Martinez melakukan perawatan untuk
perkembangan bayi dengan berat badan kurang dari 1.500 gram dengan metode kanguru
sebagal pengganti perawatan inkubator. Ternyata hasilnya sangat memuaskan. Metode
Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1.000 kelahiran
hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan angka kematian bayi Malaysia,
hampir 2 kali dibandingkan dengan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina
(Depkes RI, 2004).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002-2003, pada skala nasional
juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi antar provinsi dengan variasi sangat
besar yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103 per 1.000 kelahiran hidup
(tertinggi) dan provinsi D.I. Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran hidup
(terendah ), kata Menkes. Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur
dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir
rendah. Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan berat
rendah (Depkes RI, 2004).
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor resiko
yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.
Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Angka BBLR di Indonesia nampak bervariasi. Dari beberapa studi kejadian BBLR pada
tahun 1984 sebesar 14,6% di daerah pedesaan dan 17,5% di Rumah Sakit, hasil studi di
7 daerah diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1% - 17,2 %, secara nasional
berdasarkan analisa lanjut SDKI 1991 angka BBLR sekitar 7,5 % (Setyowati, 2004).
Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat
bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama
Dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di Kecamatan Sibiru – biru
Kabupaten Deli Serdang, dijumpai beberapa bidan yang melakukan metode kanguru
dalam perawatan bayi baru lahir dan masih ada beberapa bidan yang memisahkan bayi
dengan ibunya atau di masukkan ke inkubator, bagi yang mempunyai inkubator.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan dan
sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli
Serdang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan data pada latar belakang di atas, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di
Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2009”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang telah di tetapkan maka tujuan peneliti adalah
untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan
Sibiru – biru tahun 2009.
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi
pelayanan serta konseling kesehatan khususnya kepada bidan agar lebih
mengerti tentang metode kanguru dan dapat memberikan sikap ketika
melaksanakan metode kanguru.
2. Perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan
Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian
selanjutnya khususnya mengenai pengetahuan dan sikap bidan tentang metode
kanguru.
BAB II
PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG METODE KANGURU DI KECAMATAN SIBIRU – BIRU KAB. DELI SERDANG TAHUN 2009
YULLETA SRI INDRIANI
NIM. 085102040
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Metode Kanguru di Kec.
Sibiru – biru Kab. Deli Serdang Tahun 2008
Nama : Yulleta Sri Indriani
NIM : 085102040
Program Studi : D – IV Bidan Pendidik
Pembimbing Penguji
………. ……….………..Penguji I
(dr. Zulkifli, MSi) (Dina Indarsita, M.Kes)
………..Penguji II
(dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)
………...Penguji III
(dr. Zulkifli, MSi)
Program D – IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian
dari prasyarat kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D – IV Bidan Pendidik.
……… ……….
(Nur Asnah, SKp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)
NIP. NIP. 130 810 201
Koordinator Ketua Pelaksana
PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI
NAMA : YULLETA SRI INDRIANI
NIM : 085102040
JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG METODE
KANGGURU DI KEC. SIBIRU – BIRU KAB. DELI
SERDANG TAHUN 2008
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas di setujui untuk mengikuti ujian sidang
hasil KTI.
Medan, 09 juni 2009
Pembimbing
(dr. Zulkifli, MSi)
NIP. 130 675 296
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Yulleta Sri Indriani
Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009
iii + 40 halaman + 8 tabel + 1 skema + 8 lampiran
ABSTRAK
BBLR sering mengalami penyulit dan memberi resiko kematian yang tinggi. Penyulit yang sering dihadapi adalah gangguan pernapasan dan hipotermi (suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat C), sehingga diperlukan perawatan di dalam inkubator. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.
Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru tahun 2009. Penelitian ini bersifat deskriptif murni dengan sampel penelitian 35 bidan dengan menggunakan metode total sampel. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner metode kanguru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas bidan mempunyai pengetahuan yang baik tentang metode kanguru sebanyak 18 bidan (51,4%), pengetahuan cukub baik tentang metode kanguru sebanyak15 bidan (42,9%), dan pengetahuan kurang baik ada 2 bidan (5,7) serta mempunyai sikap yang baik dalam tindakan metode kanguru sebanyak 30 bidan (85,7%) dan sikap kurang baik dalam tindakan metode kanguru sebanyak 5 orang (14,3%).
Perlu peningkatan pengetahuan dan sikap bidan dalam metode kanguru melalui pemberian kesempatan bidan untuk mengikuti pelatihan ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Perlu pengadaan dan peningkatan penghargaan kepada para bidan sebagai upaya memotivasi mereka dalam melaksanakan tugasnya khususnya pemberian pelayanan metode kanguru.
Kata Kunci : Pengetahuan dan Sikap Bidan, BBLR, Metode Kanguru
Daftar pustaka 21 (2001 – 2008)
Nama : YULLETA SRI INDRIANI
Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 20 Juli 1986
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Padang – Sumatera Barat
Riwayat Pendidikan : Tahun 1992 - 1998 : SD. Negeri No. 101801 Sibiru-biru
Tahun 1998 - 2001 : SLTP Negeri 1 Sibiru-Biru
Tahun 2001 - 2004 : SMA Negeri 6 Padang
Tahun 2005 - 2008 : Akademi Kebidanan Deli Husada Deli
Tua
Tahun 2008 – 2009 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran USU Medan
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Kangguru di Kecamatan
Sibiru – biru Kab. Deli Serdang Tahun 2009”.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mengalami kesulitan,
akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. dr. Chairuddin Lubis DTMH dan Sp.A (K) selaku rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. dr. Zulkifli, MSi selaku dosen pembimbing materi dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidikan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
6. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak membantu baik moril
maupun materil dan memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga Karya
7. Kepada adik – adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat serta
doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
8. Kepada kasihku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat serta doa
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
9. Rekan-rekan Mahasiswa di D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini khususnya Niswa Lubis, Magdalena Barus, Rahma Linda, Pitriani Br
Tarigan, Zuraida, dan Pratiwi Lumban Tobing.
10.Seluruh pihak yang turut ambil andil dalam selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 18 Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG HASIL ... ii
B.Perumusan Masalah... 3
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Manfaat Penelitian ... 4
BAB II Tinjauan Pustaka A.Pengetahuan ... 5
1. Defenisi Pengetahuan ... 5
2. Beberapa cara mengetahui Pengetahuan ... 8
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ... 9
B.Sikap ... 12
1. Defenisi Sikap ... 12
2. Tingkatan Sikap ... 12
3. Pengukuran Sikap Model Likert ... 13
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya Sikap ... 13
C.Defenisi Bidan ... 14
D.Metode Kangguru ... 14
1.Defenisi ... 14
2.Tujuan Perawatan dengan Metode Kangguru ... 15
3.Keuntungan Metode Kangguru ... 15
5.Komponen Metode Kangguru ... 17
BAB III Kerangka Penelitian A.Kerangka Konsep ... 19
B.Defenisi Operasional ... 19
BAB IV Metode Penelitian A.Desain Penelitian ... 23
B.Populasi dan Sampel ... 23
1.Populasi ... 23
2.Sampel ... 23
C.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
1.Lokasi Penelitian ... 23
2.Waktu Penelitian ... 24
D.Pertimbangan Etik Penelitian ... 22
E.Instrumen Penelitian ... 24
F.Pengumpulan Data ... 26
G.Analisa Data ... 26
BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ... 27
1. Karakteristik Demografi ... 27
2. Pengetahuan ... 30
3. Sikap ... 31
B. Pembahasan ... 36
1. Interpretasi dan diskusi hasil ... 36
C. Keterbatasan Penelitian ... 38
D. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan ... 39
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
Tabel 1a. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Golongan Umur Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... .. 27
Tabel 1b. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun
2009... ... 28
Tabel 1c. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Lama Kerja Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009... 28
Tabel 1d. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Pelatihan Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... ... 29
Tabel 2a. Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009... ... 30
Tabel 2b. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang
Metode Kangguru Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009... ... 31
Tabel 3a. Ditribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan Sikap Tentang Metode Kangguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... 32
Tabel 3b. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... 35
Skema
Halaman
1. Kerangka Konsep...19
Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 2 : Kuesioner
Lampiran 3 : Lembar content validity
Lampiran 4 : Surat izin penelitian
Lampiran 5 : Balasan surat izin penelitian
Lampiran 6 : Master tabel hasil penelitian
Lampiran 7 : Output SPSS
Lampiran 8 : Lembar konsultasi