BAB II
SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN
JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI
SUMATERA II
A. Sejarah Ringkas
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada
Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah
Sungai Sumatera II "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa
Belanda "Openbare Werken" yang pada zaman Hindia Belanda disebut
"Waterstaat Swerken". Di lingkungan Pusat Pemerintahan dibina oleh Dep.Van Verkeer & Waterstaat (Dep.V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept.Van
Guovernements Bedri jven dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare Werken. Dep. V
dan W dikepalai oleh seorang direktur yang membawahi beberapa Afdelingen dan
Diensten sesuai dengan tugas/wewenang departemen ini.
Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama, maka
para menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada
waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung
V&W (dikenal dengan nama "Gedung Sate"). Khusus pada permulaan
terbentuknya Negara Kesatuan RI, maka susunan Kementerian berbeda sebagai
berikut: Dalam masa prolog G 30 S.PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI
suatu Kabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet DwiKora atau Kabinet
Kementerian Pekerjaan Umum Medan berdiri pada tanggal 15 April 1948.
Sebelumnya, Sumatera Utara yang berpusat di kota Medan termasuk ke dalam
Provinsi Sumatera sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950
ProvinsiSumatera Utara dibentuk meliputi sebagian Aceh. Tahun 1956, Aceh
dipisahkan menjadi Daerah Otonom dari Provinsi Sumatera Utara.
Untuk lebih efektifnya pengelolaan Sumber Daya Air dan didasarkan kepada
Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang No. 1/2004 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan
Pelaksanaannya terbentuknya Balai Wilayah Sungai, adalah sebagai berikut:
1. Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang No. 1/2003 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan
Pelaksanaannya.
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.: 286/PRT/M/2005 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dep.PU.
4. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
B/1616/M.PAN/6/2006.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria
dan Penetapan Wilayah Sungai.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2006 s/d No.
15/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 385/KPTS/M/2006 Tentang
Pembebasan dan Pengangkatan Pejabat Pemimpin Eselon III.a pada Balai di
Lingkungan Dep. PU.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Teknis Tatacara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.
Tugas Pokok Balai Wilayah Sungai adalah melaksanakan pengelolaan
Sumber Daya Air yang meliputi:
1. Perencanaan
2. Pelaksana konstruksi
3. Pendayagunaan Sumber Daya Air
4. Operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi Sumber Daya Air
5. Pengendalian daya rusak air
Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II, kegiatan pengelolaan SDA ditangani
beberapa Satuan Kerja yaitu:
1. SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Sumatera II Provinsi
Sumatera Utara
2. SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Sumatera II Provinsi
Sumatera Utara
3. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Sedangkan SNVT (Satuan Non Vertikal Tertentu) disini bisa diartikan
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai
Sumatera II mempunyai tugas:
1. Meningkatkan kemampuan sumber daya air serta untuk meningkatkan
persediaan air guna memenuhi kebutuhan sumber daya air secara efektip dan
efisien.
2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas sumber daya air.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air
Dimana tugas tersebut merupakan pelaksanaan Tugas Balai Wilayah Sungai
yang menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan pola pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai
2. Penyusunan rencana pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai
3. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung Sumber
Daya Air pada wilayah sungai
4. Pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai
5. Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin atas penyediaan,
peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan Sumber Daya Air pada wilayah
sungai
6. Pelaksanaan O & P Sumber Daya Air pada wilayah sungai
7. Pengelolaan sistem hidrologi pada wilayah sungai
8. Penyelenggaraan sistem informasi Sumber Daya Air pada wilayah sungai
9. Fasilitasi kegiatan koordinasi pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah
10.Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Air
11.Pelaksanaan ketatausahaan balai wilayah sungai
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah salah satu hal yang penting bagi organisasi
yangselalu menekankan kepada hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersamadimana memuat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab agar
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.
Satuan Kerja PJPA berada dibawah pembinaan dan tanggung jawab Direktur
Jenderal Sumber Daya Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera
II.Satuan Kerja PJPA berkedudukan di Jalan Jenderal Besar DR.A.H.Nasution
No.30 Pkl. Masyhur Medan. Tujuan dan tugas pokok Satuan Kerja PJPA adalah :
1. Meningkatkan kemampuan sumber daya air serta untuk meningkatkan
persediaan air guna memenuhi kebutuhan sumber daya air secara efektif dan
efisien
2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas sumber daya air
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.
Susunan organisasi satuan kerja di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
terutama pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan dan Pemanfaatan Air Balai
Wilayah Sungai Sumatera II terdiri dari Penanggung Jawab program yakni
Direktur Jenderal Sumber Daya Air, kemudian atasan langsung kepala satuan
satuan kerja yang mendelegasikan sebagian tugasnya kepada pejabat pembuat
komitmen. Pada satuan kerja ini kepala satuan kerja yang melakukan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran anggaran biaya sebagai pimpinan satker,
mendelegasikan sebagian tugasnya dan memerintahkan kepada para asistennya
C. Job Description (Uraian Tugas)
Secara umumtugas dan tanggungjawab dari setiap bagian dalam Satuan Kerja
Pelaksanaan Jaringan dan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Atasan langsung satuan kerja yang melakukan pengawasan umum terhadap
pelaksanaan tugas kepala satuan kerja dalam rangka pelaksanaan rencana kerja
yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA, melaporkan hasil
pelaksanaan program yang berada dibawah koordinasinya kepada Direktur
Jenderal Sumber Daya Air selaku pengguna anggaran/barang dalam rangka
mencapai tujuan rencana strategis kementerian, serta melaporkan organisasi
dan pembantu pejabat inti satuan kerja. Kepala balai juga bertanggung jawab
terhadap keberhasilan program yang berada dibawah koordinasinya serta
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air yang nantinya
berujung pada tanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum.
2. Kepala Satuan Kerja (Satker)
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a) Menetapkan Rencana Umum Pengadaan
b) Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di
website PU net.
c) Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, Panitia Peneliti
Kontrak
d) Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pejabat inti satuan kerja
untuk kelancaran pelaksaaan kegiatan dan bertanggung jawab atas realisasi
keuangan dan pencapaian keluaran yang telah ditetapkan
e) Memimpin, mengawasi dan bertanggungjawab ataspelaksanaan seluruh
rencana kerja sesuai anggaran yang dituangkandalam DIPA serta
bertanggung jawab kepada pengguna anggaran melalui atasan langsung
f) Menyampaikan laporan keuangan dan laporan lainnya sesuai dengan
kerugian Negara menurut bentuk dan cara yang ditetapkan dan
bertanggung jawab atas semua penerimaan/pengeluaran anggaran satuan
kerja yang membebani APBN
g) Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan Pejabat Pengadaan, dalam
hal terjadi perbedaan pendapat
h) Mengawasi peyimpanan, pemeliharaan seluruh dokumen pengadaan
barang/jasa dan menerima hasil pekerjaan baik dalam bentuk hardcopy
dan softcopy dan bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan BMN Satker
i) Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang
merupakan sebagian dari Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya
3. Asisten Program dan Pelaporan Pengelolaan SDA
Membantu melaksanakan sebagian tugas Kepala Satker PJPA dengan
melakukan pembinaan program dan kegiatan pada masing-masing unit
pelaksana pengelolaan air, menyiapkan konsep arah kebijakan program
kegiatan tahunan, melakukan pengawasan dan evaluasi secara administrasi dan
fisik terhadap arah dan kinerja pelaksanaan program, dan memberikan saran
juga kritikan kepada Kepala Satker PJPA baik diminta atau tidak.
4. Asisten Binlak Bidang Irigasi, Rawa dan Air Baku
Membantu melaksanakan sebagian tugas Kepala Satker PJPA dengan
melakukan pembinaan program dan kegiatan pada masing–masing unit
program kegiatan tahunan, meneliti dan membantu penyusunan perencanaan
pengadaan barang/jasa kegiatan irigasi, rawa dan air baku, melakukan
pengawasan dan evaluasi secara administrasi dan fisik terhadap arah dan
kinerja pelaksanaan kegiatan irigasi, rawa dan air baku serta memberikan saran
juga kritikan kepada Kepala Satker PJPA baik diminta atau tidak.
5. Asisten Koordinator LOAN
Membantu melaksanakan sebagian tugas Kepala Satker PJPA dengan
melakukan koordinasi seluruh kegiatan yang sumber dananya berasal dari
LOAN serta melaporkan hasilnya kepada Kepala Satker PJPA dan memonitor,
mengevaluasi terhadap kegiatan yang sumber dananya dari LOAN dan
menyusun laporannya.
6. Asisten Administrasi
Melaksanakan tugas–tugas penatalaksanaan kepegawaian dan meyusun
rencana pengadaan kebutuhan administrasi umum seperti kebutuhan peralatan,
bahan,perlengkapan kantor, kerumahtanggaan dan administrasi BMN Satker
PJPA serta tugas–tugas lain yang diberikan Kasatker. Dalam Pelaksanaan
tugasnya dibantu oleh staf.
7. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a) Menerima, memeriksa kelengkapan berkas SPP, serta keabsahan dokumen
yang disampaikan oleh Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang
b) Memeriksa kesediaan pagu anggaran dalam DIPA agar diketahui bahwa
tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran dan memeriksa kebenaran
atas hak tagih.
c) Menandatangani pencapaian tujuan yang tercantum dalam DIPA sesuai
spesifikasi tekni dalam kontrak
d) Menandatangani dan menerbitkan SPM sekurang–kurangnya dalam
rangkap 6 dimana salah satunya disampaikan ke KPPN Medan I
e) Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai DIPA dan
menyampaikannya kepala Kasatker PJPA
f) Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengujian dan perintah
pembayaran serta akibat yang timbul meliputi aspek hokum,
perundang-undangan dan tujuan pengeluaran
8. Bendahara Pengeluaran
Tugas dan tanggung jawab:
a) Menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi keuangan yang dilakukan
Satker.
b) Menyiapkan rincian jumlah Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran
Uang Persediaan (SPP-UP), SPP-TUP, SPP-GUP dan dokumen
pendukung lainnya.
c) Menandatangani SPP-UP yang diajukan PPK selanjutnya menyampaikan
kepada Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran dan
menandatangani SPP-LS yang pembayaranyya melalui rekening
d) Menguji kebenaran tagihan pembayaran UP dan melakukan pembayaran
melalui UP atas persetujuan Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker PJPA
e) Menerima dan menyetorkan ke Rekening Kas Negara Atas pajak dan
penerimaan lainnya dan wajib menolak perintah bayar dari Kuasa
Pengguna Anggaran apabila persyaratan pembayaran tidak terpenuhi
f) Menyelenggarakan tata kearsipan bukti pembukuan dan membuat serta
menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara kepada
KPPN Medan I, BPK RI dan Menteri Pekerjaan Umum.
g) Bertanggung jawab atas pengelolaan UP dan kerugian keuangan Negara
yang berada dalam pengurusannya
9. Penanggung jawab Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
Dalam pelaksanaannya UAKPA dibantu oleh staf. UAKPA memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a) Menyusun LRA dan Neraca Satker PJPA sesuai SAI yang telah ditentukan
b) Melakukan rekonsiliasi peneriman dan pengeluaran dengan KPPN I
Medan
c) Menyampaikan LRA dan Neraca kepada UAPPA-W beserta ADK secara
tepat waktu
d) Bertanggung jawab atas kebenaran materi LRA dan Neraca sesuai Standar
Akuntansi Pemerintah dan bertanggung jawab langsung kepada Kasatker.
Dalam pelaksanaannya UAKPA dibantu oleh staf. UAKPA memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :
a) Menyusun LRA dan Neraca Satker PJPA sesuai SAI yang telah ditentukan
b) Melakukan rekonsiliasi peneriman dan pengeluaran dengan KPPN I
Medan
c) Menyampaikan LRA dan Neraca kepada UAPPA-W beserta ADK secara
tepat waktu
d) Bertanggung jawab atas kebenaran materi LRA dan Neraca sesuai
StandarAkuntansi Pemerintah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kasatker.
D.Jaringan Kegiatan
Dalam rangka akuntabilitas kinerja penyelenggaraan bidang sumber daya air
diperlukan pengukuran kinerja jaringan kegiatan dan sasaran untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi Balai
Wilayah Sungai Sumatera II.Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu
penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja
jaringan kegiatan berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat,
dan dampak.
Indikator yang disepakati pada Renstra Balai Wilayah Sungai Sumatera II
adalah indikator keluaran (output) untuk kegiatan serta indikator hasil (outcome) untuk sasaran. Yang dimaksud dengan indikator kinerja kegiatan adalah ukuran
yang telah ditetapkan. Proses penetapan indikator kinerja jaringan kegiatan
merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang
indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan
program-program instansi.
Adapun yang dimaksud dengan indikator kinerja sasaran adalah ukuran
tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun
bersangkutan.Setiap indikator kinerja sasaran disertai dengan rencana tingkat
capaiannya (targetnya) masing-masing.Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai
dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan
tujuan yang ditetapkan dalam renstra.
Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditunjukkan dengan indikator kinerja
output. Adapun indikator kinerja output SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:
1. Jumlah bulan layanan Perkantoran;
2. Jumlah debit sarana/prasarana penyediaan air baku yang dibangun
/ditingkatkan;
3. Jumlah luas jaringan irigasi yang dibangun /ditingkatkan;
4. Jumlah luas jaringan irigasi yang di rehabilitasi;
5. Jumlah luas jaringan reklamasi rawa yang direhabilitasi.
Indikator kinerja outcome adalah mengukur manfaat dari suatu kegiatan terhadap sasaran-sasaran yang telah ditetapkan di lingkungan SNVT Pelaksanaan
Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II, yaitu adalah sebagai
1. Cakupan Layanan Pendukung dalam Pengelolaan Sumber Daya Air;
2. Kapasitas debit layanan sarana/prasarana air baku untuk air minum yang
dibangun/ditingkatkan
3. Luas cakupan layanan jaringan irigasi yang dibangun/ditingkatkan;
4. Luas cakupan layanan jaringan irigasi yang direhabilitasi;
5. Luas cakupan layanan jaringan reklamasi rawa yang direhabilitasi.
E. Kegiatan Terkini
Evaluasi kinerja akan menguraikan hasil evaluasi pencapaian anggaran.
Progres keuangan secara keseluruhan mencapai 89,70% sedang progress fisik
mencapai 93,32%, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pencapaian kinerja keuangan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Balai Wilayah Sungai Sumatera II dalah 89,70% dan progres fisik mencapai
93,32%. Pencapaian target tersebut diperoleh dari kinerja keuangan PPK antara
lainnya :
• PPK Irigasi dan Rawa I sebesar 92,08%
• PPK Irigasi dan Rawa II sebesar 63,50%
• PPK Irigasi dan Rawa III sebesar 99,96%
• PPK Irigasi dan Rawa IV sebesar 76,09%
• PPK Irigasi dan Rawa V sebesar 99,85%
• PPK Penyediaan Air Baku sebesar 97,52%
2. SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera
63,50% sedang kinerja keuangan tertinggi oleh PPK Irigasi dan Rawa III
sebesar 99,96%.
Progres Fisik
Progres fisik SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera II Prov.
Sumatera Utara bahannya dikumpulkan dari beberapa sumber Pejabat Pembuat
Komitmen dilingkungan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera
II Prov. Sumatera Utara antar lain:
• PPK Irigasi dan Rawa I sebesar 86,47%
• PPK Irigasi dan Rawa II sebesar 100,00%
• PPK Irigasi dan Rawa III sebesar 100,00%
• PPK Irigasi dan Rawa IV sebesar 91,89%
• PPK Irigasi dan Rawa V sebesar 100,00%
• PPK Penyediaan Air Baku sebesar 100,00%
Adapun alasan tidak terserapnya dana disebabkan beberapa hal, antara lain :
a. Penarikan dana pekerjaan multiyears lanjutan dibiayai PHLN Loan IP-510 baru
dapat dilaksanakan pada akhir bulan Mei dikarenakan menunggu perpanjangan
masa efektif Loan IP-510.
b. Penarikan dana pekerjaan multiyears lanjutan dibiayai PHLN Loan IP-546
tidak terserap sebesar Rp.5.169.433.000,- hal ini dikarenakan Cash Flow
Kontraktor (putusan pailit PT. Istaka Karya) dan juga disebabkan masalah
c. Perubahan Peraturan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan
diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan
diberlakukannya system pelelangan secara elektonik (Full E-procurement)
aturan dari LKPP sehingga penandatanganan kontrak yang bersumber dana
APBN baru dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 2011.
d. Adanya proses sanggah banding peserta lelang pada beberapa paket yang
dilelangkan.
e. Adanya 1 (satu) paket pekerjaan yang direlokasi pada kegiatan penyedian air
baku sehingga penandatanganan kontrak baru dilaksanakan pada bulan Agustus
2011.
f. Proses Pencairan dana blokir sebesar Rp.10.000.000.000,- baru di sah kan pada
tanggal 29 September 2011, sehingga penandatanganan kontrak baru
dilaksanakan 03 Oktober 2011, dan dalam pelaksanaan Pekerjaan terkontrak
sebesar Rp.7.379.024.000,- sehingga terdapat sisa tender sebesar
Rp.2.620.976.000,-. Namun dalam perjalanan pelaksanaan pekerjaan kontrak
hanya bisa terealisasi sebesar 73,39% atau Rp.5.415.445.000,- disebabkan
masalah dimana masyarakat meminta ganti rugi untuk tanah dan tanaman
dilokasi pembuatan saluran gendong sehingga pekerjaan terhenti total dana
tidak terserap pada pekerjaan ini sebesar Rp.4.584.555.000,- (sisa tender dan
sisa kontrak).
g. Adanya dana untuk Ganti Rugi Tanah tidak terserap sebesar
Rp.4.400.000.000,- disebabkan Panitia Pembebasan Tanah tidak bisa
Pembayaran Ganti Rugi/Pemberian Santunan dikarenakan masyarakat tidak
mau menerima pembayaran sesuai Peraturan Gubernur tersebut.
Analisis Akuntabilitas Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan
Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II dilakukan dengan cara membandingkan
antara target dan realisasi pada masing-masing indikator kinerja dari seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan serta membandingkan antara target dengan
realisasi masing-masing indikator kinerja outcome.
Dari hasil analisis, secara umum pencapaian indikator kinerja outcome telah
erhasil dengan baik, namun juga terdapat beberapa indikator kinerja outcome ang
masih belum berhasil mencapai target yang telah direncanakan pada tahun ini.
Dimana pencapaian indikator kinerja outcome SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:
Tabel II.1
Tabel Pencapaian Indikator Kinerja Outcome SNVT PJPA Balai Wilayah Sungai
Sumatera II
No. Program/ Sasaran Strategis Uraian Indikator
Kinerj a Outcome
Target Realisasi Capaian
%
Program Pengelolaan Sumber Daya Air
1. Meningkat nya luas dan
t ingkat layanan j aringan
irigasi dan rawa melalui
Luas Jaringan
Irigasi Yang
Dibangun
hasil pembangunan,
peningkat an,
rehabilit asi sert a OP
j aringan irigasi dan rawa
/ Dit ingkat kan
ket ersediaan air baku
unt uk kebut uhan pokok
sehari-har i, perkot aan
dan indust ri
Pencapaian kinerja keuangan dan fisik SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut:
Tabel II.2
Tabel Pencapaian Kinerja Keuangan dan Fisik SNVT PJPA Balai
No
142.950.325,- 128.222.139,-
89,70
Kinerja keuangan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai
Wilayah Sungai Sumatera II mencapai 89,70% dan dalam pelaksanaan fisiknya
mencapai 93,32%, dana yang dialokasikan kepada SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II tidak sepenuhnya terserap
dimana pagu DIPA setelah revisi akhir sebesar Rp.142.950.325.000,- yang terdiri
dari :
b. PHLN Loan JBIC sebesar Rp.54.804.280.000,- atau 38,34% yang terdiri
dari:
- IP-510 Rp.45.923.000.000,- atau 32,13%
- IP-546 Rp.8.881.280.000,- atau 6,21%
dan realisasi DIPA dana Rupiah Murni sebesar Rp.78.589.265.000,- (54,98%) dan
realisasi DIPA dana PHLN sebesar Rp.49.632.874.000,- (34,72%) dengan sisa
anggaran sebesar Rp.14.728.186.000,- (Rupiah Murni sebesar Rp.9.556.780.000,-
dan PHLN Rp.5.171.406.000,-).
F. Rencana Kegiatan
Pembangunan infrastruktur mempunyai peran yang sangat penting dan menjadi bagian
integral dari pembangunan nasional.Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan
ekonomi.Melalui kegiatan pengelolaan sumber daya air, yang berkelanjutan dalam menentukan
tingkat ketahanan pangan, infrastruktur PU sangat signifikan dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
Secara umum capaian kinerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai
Wilayah Sungai Sumatera II
Untuk peningkatan kinerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
Balai Wilayah Sungai Sumatera II di masa mendatang, beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian antara lain: (1) Pengembangan kapasitas staf terkait
dengan pengadaan barang/jasa pemerintah; (2) Perlu adanya pelatihan
telah banyak mencapai keberhasilan. Beberapa keberhasilan
yang patut dicatat disini adalah keberhasilan dalam mendukung Ketersediaan air baku untuk
kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat, untuk mendukung produksi pertanian, untuk mendukung
industri, dan dalam pelaksanaan pengendalian daya rusak air dengan upaya secara terus menerus
peningkatan kapasitas staf dalam menghadapi kegiatan yang sangat padat dengan
waktu yang relatif singkat. Pelatihan tersebut dapat berbentuk achievment motivation training atau pun pelatihan keterampilan pengelolaan kegiatan-kegiatan kantor. Untuk stafyang memenuhi syarat dapat pula diikutkan dalam
program pendidikan S1, S2 maupun S3; dan (3) Dalam rangka mengantisipasi
keterlambatan keluarnya dokumen kegiatan seperti POK, persiapan dilakukan
dengan menyusun seluruh rencana kegiatan secara matang, sehingga ketika POK
keluar, kegiatan sudah siap diselenggarakan; serta (4) perlu adanya
kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua komponen dalam bentuk rapat koordinasi dan