• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Pegawai pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah yang diimplementasikan melalui berbagai kebijakan. Terlaksananya sistem pendidikan nasional khususnya penjaminan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dengan semboyan mutu adalah tanggung jawab bersama. Tahapan penjaminan mutu pendidikan dimulai dari pengumpulan data, analisis, pelaporan dan rekomendasi serta peningkatan mutu pendidikan yang mengacu kepada acuan mutu pendidikan.

Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Keduanya menentukan hasil yang diinginkan dan membantu organisasi dalam penggunaan sumber dayanya untuk mencapai hasil. Kebijakan mutu memberi kerangka kerja bagi pimpinan untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu yang telah ditetapkan.

(2)
(3)

sekelompok orang secara teratur dan kontinu, untuk mencapai tujuan bersama, antara atasan dan bawahan.

Kinerja organisasi yang baik hanya akan dapat dicapai apabila kinerja pegawai juga baik, dengan hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan dapat menunjukkan bahwa apabila kinerja pegawai baik, maka kinerja organisasi juga akan menjadi baik. Menurut Parwanto, (2010) Seseorang akan berkinerja baik atau tidak berpengaruh oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Faktor psikologis, yaitu faktor berhubungan dengan kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan;

2. Faktor sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya;

3. Faktor fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pegawai meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja (sarana), suhu, pertukaran udara dan penerangan (lingkungan), dan kondisi kesehatan karyawan;

(4)

Kompetensi adalah karakteristik mendasar dari individu yang berhubungan dengan ukuran atau referensi efektif atau tidaknya kinerja dalam suatu pekerjaan atau situasi tertentu. Kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja, yaitu siapa yang berkinerja baik atau kurang baik tergantung pada kompetensi yang dimilikinya, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Tingkat kompetensi individu pegawai juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai yang bersangkutan. Kemampuan identik dengan kompetensi yang mengacu kepada dimensi perilaku dari sebuah peran perilaku yang diperlukan seseorang untuk dapat melakukan pekerjaannya secara memuaskan.

Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup yang sadar dengan dirinya dalam pelaksanaan tanggung jawabnya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia yaitu kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya.

(5)

Ketersediaan sarana (infrastruktur) sangat dibutuhkan agar pegawai dapat melakukan kinerjanya dengan baik. Infrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk/jasa meliputi bangunan, ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak dan perangkat keras), pelayanan pendukung (seperti transportasi dan komunikasi). Infrastruktur juga sistem dari fasilitas, peralatan dan jasa yang dibutuhkan untuk operasi organisasi.

Selain persyaratan di atas agar berkinerja dengan baik juga dibutuhkan lingkungan kerja yang kondusif. Lingkungan kerja yaitu kondisi lingkungan tempat melaksanakan pekerjaan dengan suasana yang kondusif sehingga dapat memberikan motivasi dan kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan dalam mencapai kesesuaian produk/jasa. Lingkungan kerja mencakup kondisi tempat melaksanakan kerja meliputi faktor fisik, sosial, psikologis dan lingkungan (temperatur, kelembaban dan komposisi udara).

Kinerja merupakan suatu fungsi dari budaya kerja dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu, kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

(6)

menyediakan lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya. Lingkungan termasuk di dalamnya lingkungan sosial. Lingkungan sosial merujuk kepada interaksi sosial baik sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya.

Merujuk dari uraian sebelumnya, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) juga menuntut para pegawainya untuk memiliki kinerja yang baik. Namun fenomena yang terjadi di lapangan, sebelum diterapkannya ISO 9001:2008 kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara tidak seperti yang diharapkan hal ini terlihat dari : pegawai meninggalkan kantor pada jam kerja tanpa izin atasan, tidak disiplin waktu kehadiran, bekerja tidak maksimal (tidak sesuai target), kemampuan pegawai yang kurang memahami tugas pokok dan fungsinya, pemberian tugas yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki pegawai, masih ada pegawai yang kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, kurang peduli terhadap kegiatan yang diselenggarakan di kantor, tidak terpenuhi fasilitas yang dibutuhkan dalam pekerjaan, seperti; komputer, pendingin ruangan, printer yang masih terbatas. Serta pelatihan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara. Salah satu buktinya adalah data tingkat kehadiran pegawai pada tahun 2006 -2008.

(7)

Data di atas membuktikan bahwa kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara masih belum maksimal (belum memenuhi harapan). Karena itulah LPMP Propinsi Sumatera Utara senantiasa melakukan perbaikan secara terus-menerus dengan berbagai upaya, termasuk dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008.

(8)

Menyadari akan tugasnya, LPMP Propinsi Sumatera Utara merasa perlu untuk memperbaiki kinerja lembaga dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008. ISO (International Organization for Standardization). ISO berarti sama/equal seperti pada kata isonomy (kesamaan dari hukum atau dari orang di depan hukum). ISO 9000 : 2008 adalah suatu standar internasional untuk manajemen kualitas.

Penerapan sistem manajemen mutu pada LPMP Propinsi Sumatera Utara merupakan kebutuhan agar mampu mensiasati era global. Dengan adanya kompleksitas persaingan memotivasi instansi untuk meningkatkan kualitasnya agar dapat memberikan kepuasan pelanggan. Beberapa institusi pendidikan yang telah sukses menyadari bahwa pada dasarnya peningkatan kualitas jasa mereka dilandasi oleh suatu sistem yang dilaksanakan secara konsisten dan efisien sehingga menghasilkan kinerja institusi yang lebih baik.

Untuk mengetahui pelaksanaan sistem nanajemen mutu ISO 9001 : 2008 pada LPMP Propinsi Sumatera Utara, setiap 6 (enam) bulan sekali dilakukan audit internal maupun eksternal (survelence). Hal ini sangat penting guna melihat konsistensi terhadap penerapan sistem manajemen mutu tersebut. Pola pelaksanaan secara konsisten tersebut merupakan prinsip dalam melaksanakan sistem manajemen mutu. Hasil dari audit tersebut menjadi barometer bagi auditor untuk merekomendasikan terhadap sertifikasi yang dimiliki lembaga.

(9)

terhadap kinerja pegawai, sehingga belum dapat diketahui secara nyata pengaruh terhadap sertifikasi yang dimiliki lembaga.

LPMP Propinsi Sumatera Utara mempunyai tugas melakukan penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Sumatera Utara. Upaya penjaminan mutu pendidikan dilakukan dengan penerapan dan pemenuhan 8 (delapan Standar Nasioanl Pendidikan) melalui Peraturan Pemerintah nor 19 tahun 2005 tentang SNP. Kedelapan standar yang dimaksud adalah (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian. (1)Standar isi dijabarkan dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, (2) standar proses dijabarkan dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 (3) standar kompetensi lulusan ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan dijabarkan dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, (5) standar sarana dan prasarana dijabarkan dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 (6) standar pengelolaan dijabarkan dengan Permendiknas No. 19 Tahun 2007, (7) standar penilaian dijabarkan dengan Permendiknas No. 20 Tahun 2007 dan (8) standar pembiayaan.dijabarkan dalam Permendiknas nomor 69 tahun 2009.

(10)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek kompetensi terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 2. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada

aspek kesadaran terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 3. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada

aspek pelatihan terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 4. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada

aspek infrastruktur terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara? 5. Bagaimana pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada

aspek lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek kompetensi terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara.

(11)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek pelatihan terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada aspek infrastruktur terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 aspek lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1.Sebagai bahan masukan bagi Pimpinan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sumatera Utara dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai dan juga dapat menjadi pertimbangan bagi pengambilan kebijakan dan penetapan program- program selanjutnya.

2. Sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan hal-hal yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia khususnya pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 berkaitan dengan kinerja pegawai.

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Pegawai LPMP Propinsi Sumatera Utara                    Tahun 2006-2008

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 13: Bagi terpidana mati, kuasa hukum atau keluarga terpidana yang mengajukan permohonan grasi, pidana mati tidak dapat dilaksanakan sebelum Keputusan Presiden

Abstract: Nose is an important organ, which is supposed to received more attention than usual, no exception nose in children of elementary school. In children with severe

Indonesia yang Islami atau dengan kata lain Indonesia telah memilih untuk dirinya Agama Islam, tidak saja tercantum dalam Al-Quranul karim dan Sunnah Nabi yang tidak bisa ditipu

(Meninggal Dunia / Cacat Total - Pembebasan - Terminal Illness / Penyakit Kritis / Rawat Inap - Rawat Jalan) *disesuaikan dengan jenis pengajuan klaim. Formulir Klaim

Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Anggaran per Kelurahan di Kecamatan Bandung Wetan Tahun

Penatalaksanaan yang dilakukan tenaga kesehatan sudah sesuai dengan teori yaitu menganjurkan menyusui bayinya sesering mungkin, mengajurkan kompres hangat dan

Dukungan dapat dilihat pada keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler tari, dokter kecil, dan pelajaran tambahan (les). Dalam hal pemberian bekal sekolah pun wali

Efek terapeutik dari TENS yaitu dari perbaikan sirkulasi dan meta-bolisme, relaksasi otot, peningkatan kelen-turan capsulligament, spasme otot berkurang, efek sedatif,