MATRIKS PERBANDINGAN
PERUBAHAN UU NO. 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS
NO. KETERANGAN UUJN 30 Thn 2004 INVENTARISASI PERUBAHAN PP INI HASIL PEMBAHASAN PANJA BALEG DPR RI
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Pasal 1 ayat 1 Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunyayang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini dan peraturan perundang-undangan lainnya, sepanjang pembuatan akta tersebut tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan undang-undang.
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
2. Pasal 1 ayat 4 Notaris Pengganti Khusus adalah seorang yang diangkat sebagai Notaris khusus untuk membuat akta tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat penetapannya sebagai Notaris karena di dalam satu daerah kabupaten atau kota terdapat hanya seorang Notaris, sedangkan Notaris yang bersangkutan menurut ketentuan Undang-Undang ini tidak boleh membuat akta dimaksud.
Dihapus Dihapus
3. Pasal 1 ayat 5 Organisasi Notaris adalah organisasi profesi jabatan notaris yang berbentuk perkumpulan yang berbadan hukum.
Organisasi Notaris adalah Ikatan Notaris Indonesia sebagai satu-satunya organisasi notaris yang berbentuk perkumpulan yang berbadan hukum dan berwenang
menetapkan kode etik notaris
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
4. Pasal 1 ayat 7 Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam
Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh (akta pejabat) atau di hadapan (akta pihak) Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini,
Undang-Undang ini. yang mempunyai bukti sempurna
5. Pasal 1 ayat 13 Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris.
Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris
berdasarkan Undang-undang ini.
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
a. BAB II
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN NOTARIS
b. Bagian Pertama Pengangkatan
6. Pasal 3 huruf f telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut pada kantor Notaris atas prakarsa sendiri atau atas rekomendasi Organisasi Notaris setelah lulus strata dua kenotariatan; dan
setelah lulus Pendidikan Notariat menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu 36 (tiga puluh enam) bulan berturut-turut atas rekomendasi organisasi notaris dengan mendapatkan sertifikasi magang dan organisasi
telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut sebelum strata dua kenotariatan dan 12 (dua belas) bulanberturut-turut setelah lulus strata dua kenotariatan pada kantor Notaris atas prakarsa sendiri atau atas rekomendasi Organisasi Notaris; dan
7. Pasal 3 tambahan huruf h baru
Memperoleh sertifikat kode etik dari organisasi notaris
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
8. Pasal 3 tambahan huruf i baru
Dinyatakan layak untuk menjalankan jabatan notaris oleh psikolog
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
9. Di antara pasal 3 dan pasal 4 disisipkan pasal 3 A
Notaris dapat diangkat menjadi Pejabat Pembuat Akta Tanah dan/ atau Pejabat Lelang Kelas II sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan. 10
.
Pasal 7 ayat 2 baru Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis; b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau d. pemberhentian dengan tidak hormat.
11. Pasal 8 huruf a baru Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
12. Pasal 8 huruf b lama (atau c baru)
telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun;
telah berumur 70 (tujuh puluh) tahun; Telah berusia 67 (enam puluh tujuh)
tahun;
13. Pasal 8 ayat 2 Ketentuan umur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat diperpanjang sampai berumur 67 (enam puluh tujuh) tahun dengan mempertimbangkan kesehatan yang bersangkutan.
Dihapus
2. 14. Pasal 9 ayat (1) huruf c dan huruf d digabung > menjadi huruf c
c. melakukan perbuatan tercela; atau
d. melakukan pelanggaran
terhadap kewajiban dan larangan jabatan.
melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
dan larangan jabatan dan kode etik notaris Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
3. 15. Pasal 9 huruf d baru d. berada dalam tahanan Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR 4. 16. Pasal 9 tambahan ayat 2 Sebelum pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan,Notaris diberi kesempatan untuk membela diri di hadapan Majelis Pengawas secaraberjenjang.
Sebelum pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan,Notaris diberi kesempatan untuk membela diri di hadapan Majelis Pengawas secara berjenjang, kecuali untuk (1) huruf d
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
5. 17. Pasal 11 Ayat 3 Perubahan Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menunjuk Notaris Pengganti.
.
alternative
(1) Tetap (tidak berubah)
(2) Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menunjuk notaris pengganti,
Majelis Pengawas Daerah menunjuk Notaris lain untuk menerima Protokol Notaris yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Notaris yang diangkat menjadi pejabat negara.
a. 18. Pasal 11 ayat 4 Perubahan Apabila Notaris tidak menunjuk Notaris Pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (3),Majelis Pengawas Daerah menunjuk Notaris lain. untuk menerima Protokol Notaris yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Notaris yang diangkat menjadi pejabat negara.
Apabila Notaris tidak menunjukn Notaris Pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (3),Majelis Pengawas Daerah menunjuk Notaris lain. untuk menerima Protokol Notaris yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Notaris yang diangkat menjadi pejabat negara.
b. 19. Pasal 11 ayat 5 Perubahan Notaris yang ditunjuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan pemegang
sementara Protokol Notaris.
Notaris yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan pemegang
sementara Protokol Notaris.
Notaris yang tidak lagi menjabat sebagai pejabat negara sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat
menjalankan kembali jabatan Notaris dan Protokol Notaris sebagaimana dimaksudpada ayat (4) diserahkan kembali kepadanya.
c. 20. Pasal 11 ayat 6 perubahan Notaris yang tidak lagi menjabat sebagai pejabat negara
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat menjalankan kembali jabatan Notaris dan Protokol Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diserahkan kembali kepadanya
Notaris yang tidak lagi menjabat sebagai pejabat negara sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat menjalankan kembali jabatan Notaris dan Protokol Notaris sebagaimana dimaksudpada ayat (4) diserahkan kembali kepadanya.
Ketentuan mengenai cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
d. 21. Pasal 11 ayat 7 baru Notaris yang diangkat menjadi Direksi Badan Usaha Swasta, BUMN, BUMD. Berhenti dan jabatan notaris akan tetapi notaris dapat merangkap jabatan dengan Komisaris Badan Usaha Swasta, sedangkan apabila merangkap jabatan dengan Komisaris BUMN/BUMD berhenti dan jabatan notaris
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
e. BAB III
KEWENANGAN, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN
f. Bagian Pertama Kewenangan
6. 22. Pasal 15 Ayat 1 Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan akta-akta itu
Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian,
peristiwa dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh
tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
undang.
7. 23. Pasal 15 ayat 2 huruf a mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
melegalisasi tanda tangan dari penghadap yang menandatangani suatu surat dihadapan notaris dengan menerangkan bahwa benar penghadap telah
membubuhkan tanda tangan dihadapan Notaris pada tanggal surat yang
bersangkutan
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
8. 24. Pasal 15 ayat 2 huruf c membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;
membuat copi collationnee dan asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
9. 25. Pasal 15 ayat 2 huruf e memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;
memberikan konsultasi atau penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
10. 26. Pasal 15 ayat 2 huruf f membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau
membuat akta yang berkaitan dengan
peralihan dan pembebanan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun yang masuk dalam wilayah hukum dari kota atau kabupaten atau kota administrasi tempat kedudukan Notaris yang serta surat kuasa membebankan hak tanggungan dalam bentuk yang ditentukan menurut undang-undang ini dan mewajibkannya untuk mendaftarkan kepada Kantor Pertanahan yang berwenang sepanjang menyangkut tanah yang sudag bersertifikat
Dihapus
11. 27. Pasal 15 ayat 2 huruf g membuat akta risalah lelang. Membuat akta risalah lelang, dalam bentuk yang ditentukan menurut undang-undang ini dan mewajibkannya untuk mendaftarkan kepada institusi yang terkait sesuai dengan obyek lelang
Dihapus
12. 28. Pasal 15 ayat 2 huruf h baru
Membuat akta keterangan waris Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
secara elektronik (cyber notary)
14. 30. Pasal 15 ayat 2 huruf j baru Membuat akta hipotek pesawat terbang Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR 15. 31. Pasal 16 ayat 1 huruf a Bertindak jujur, saksama, mandiri,
tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;
Bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum
Bertindak amanah jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum
16. 32. Diantara Pasal 16 ayat 1 huruf b dan huruf c disisipkan huruf b1
Melekatkan surat-surat dan
dokumentasi penghadap dalam bentuk gambar visual pada minuta akta; 17. 33. Pasal 16 ayat 1 huruf e merahasiakan segala sesuatu
mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;
merahasiakan segala sesuatu menganalisa
akta Notaris dan keterangan yang diperoleh
dalam rangka pelaksanaan jabatannya;
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
34. Pasal 16 ayat 1 huruf k mempunyai cap/stempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan;
mempunyai cap/stempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang
bersangkutan, kecuali peraturan perundang-undangan menentukan lain
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
35. Pasal 16 ayat 10 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I dan k
berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan
Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf k dikenai sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis; b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau d. pemberhentian dengan tidak hormat.
a.
menjadi alasan bagi pihak yang bersangkutan untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga kepada notaris
b.
37. Pasal 16 ayat 12 baru Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m dikenai sanksi berupa peringatan tertulis
c. 38.
Diantara Pasal 16 dan pasal 17 disisipkan pasal 16 A
Calon notaris yang sedang melakukan magang berkewajiban melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) huruf a dan huruf e
d. Bagian Ketiga Larangan
39. Pasal 17 huruf b meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah;
meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari
14 (empat belas) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah;
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
40. Pasal 17 huruf g merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan Notaris;
Dihapus merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar tempat kedudukan jabatan Notaris
41. Pasal 17 ayat 2 baru Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf k dikenai sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis; b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau d. pemberhentian dengan tidak hormat.
e. BAB IV TEMPAT KEDUDUKAN, FORMASI, DAN WILAYAH JABATAN NOTARIS
f. Bagian Pertama Kedudukan
42. Pasal 18 ayat 1 Notaris mempunyai tempat kedudukan di daerah kabupaten
Notaris mempunyai tempat kedudukan di daerah kabupaten atau kota atau kota
atau kota. administrasi atau yang setingkat
43. Pasal 19 ayat 2 Notaris tidak berwenang secara teratur menjalankan jabatan di luar tempat kedudukannya.
Dihapus Notaris tidak berwenang secara
berturut-turut dengan tetap menjalankan jabatan di luar tempat kedudukannya
44 .
Pasal 19 Ayat 3 baru Notaris yang berkantor tidak di tempat kedudukannya semua tindakan dalam pelaksanaan tugas jabatannya batal demi hukum
Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf k dikenai sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis; b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau d. pemberhentian dengan tidak hormat.
45. Pasal 20 ayat 1 Notaris dapat menjalankan jabatannya dalam bentuk
perserikatan perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian dan ketidakberpihakan dalam
menjalankan jabatannya.
Notaris dapat menjalankan jabatannya dalam bentuk persekutuan notaris dengan tetap memperhatikan kemandirian dan
ketidakberpihakan dalam menjalankan jabatannya.
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
46. Pasal 20 ayat 2 Bentuk perserikatan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh para Notaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bentuk persekutuan notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh para Notaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kembali ke UUJN 30 Tahun 2004
g.
47. Pasal 20 ayat 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dalam menjalankan jabatan Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
Dihapus
h. Bagian Kedua
Formasi Jabatan Notaris
48. Pasal 21 Menteri berwenang menentukan Formasi Jabatan Notaris pada daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dengan mempertimbangkan usul dari Organisasi Notaris.
Menteri bersama-sama dengan Organisasi Notaris berwenang menentukan Formasi Jabatan Notaris pada daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1).
49. Pasal 22 ayat 1 Formasi Jabatan Notaris ditetapkan berdasarkan: a. kegiatan dunia usaha; b. jumlah penduduk; dan/atau c. rata-rata jumlah akta yang dibuat oleh dan/atau di hadapan Notaris setiap bulan.
Formasi Jabatan Notaris ditetapkan berdasarkan:
a. Rata-rata jumlah akta yang dibuat oleh dan/ atau dihadapan notaris setiap bulan, data mana diperoleh dari Majelis
Pengawas Daerah;
b. Kegiatan dunia usaha; dan/ atau c. Jumlah Penduduk
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
i. BAB V
CUTI NOTARIS DAN NOTARIS PENGGANTI
j. Bagian Pertama Cuti Notaris
50. Pasal 25 ayat 2 Hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diambil setelah Notaris menjalankan jabatan selama 2 (dua) tahun.
Hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diambil setelah Notaris menjalankan jabatan selama 2 (dua) tahun, kecuali terdapat alasan yang mendasar.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
51. Pasal 25 ayat 3 Selama menjalankan cuti, Notaris wajib menunjuk seorang Notaris Pengganti.
Selama menjalankan cuti, Jabatan Notaris dilaksanakan Notaris Pengganti
52. Pasal 26 ayat 2 Setiap pengambilan cuti paling lama 5 (lima) tahun sudah termasuk perpanjangannya
Setiap pengambilan cuti paling lama 6 (enam)
tahun sudah termasuk perpanjangannya Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
53. Pasal 26 ayat 4 baru Cuti yang dmohon Notaris termasuk
perpanjangannya tidak boleh lebih lama dari masa/ waktu pelaksanaan jabatan yang telah dijalani oleh notaris sendiri
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
54. Pasal 27 ayat 1 baru Selama menjalankan cuti pelaksanaan jabatan notaris dilakukan oleh seorang yang ditunjuk dalam permohonan cuti yang selanjutnya diangkat dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sebagai Notaris Pengganti
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
55. Pasal 27 ayat 4 baru Tembusan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikan kepada Majelis Pengawas Pusat
Tembusan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikan kepada Majelis Pengawas Pusat dan Majelis Pengawas Wilayah
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
56. Pasal 27 ayat 5 baru Tembusan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat
Tembusan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikan
(2) huruf b disampaikan kepada Majelis Pengawas Pusat
kepada Majelis Pengawas Pusat dan Majelis Pengawas Daerah
57. Pasal 28 Dalam keadaan mendesak, suami/ istri atau keluarga sedarah dalam garis lurus dari Notaris dapat mengajukan permohonan cuti kepada Majelis Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27ayat (2).
Dalam keadaan mendesak, suami/istri atau keluarga sedarah dalam garis lurus dan apabila tidak ada keluarga sedarah dalam garis menyamping atau Majelis Pengawas Daerah dapat mengajukan permohonan cuti kepada Majelis Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27ayat (2).
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
58. Pasal 29 ayat 2 Tembusan surat keterangan izin cuti dari Majelis Pengawas Daerah disampaikan kepada Menteri, Majelis Pengawas Pusat, dan Majelis Pengawas Wilayah.
Tembusan surat keterangan izin cuti dari Majelis Pengawas Daerah disampaikan kepada Menteri, Majelis Pengawas Pusat, dan Majelis Pengawas Wilayah serta Organisasi Notaris
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
59. Pasal 29 ayat 3 Tembusan surat keterangan izin cuti dari Majelis Pengawas Wilayah disampaikan kepada Menteri dan Majelis Pengawas Pusat.
Tembusan surat keterangan izin cuti dari Majelis Pengawas Wilayah disampaikan kepada Menteri, Majelis Pengawas Pusat, dan Majelis Pengawas Daerah serta Organisasi Notaris
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
60. Pasal 29 ayat 4 Tembusan surat keterangan izin cuti dari Menteri disampaikan kepada Majelis Pengawas Pusat, Majelis Pengawas Wilayah, dan Majelis Pengawas Daerah.
Tembusan surat keterangan izin cuti dari
Majelis Pengawas Pusat disampaikan kepada
Menteri, Majelis Pengawas Wilayah, dan Majelis Pengawas Daerah serta Organisasi Notaris
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
61. Pasal 32 ayat 3 Serah terima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuatkan berita acara dan disampaikan kepada Majelis Pengawas Wilayah.
Serah terima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuatkan berita acara
dan fotokopi yang telah dicocokkan dengan berita acara aslinya disampaikan kepada Majelis Pengawas Darah, Majelis Pengawas Wilayah yang meliputi kedudukan Notaris
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
k.
62. Pasal 32 ayat 4 baru Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) dapat dikenai sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis; b. pemberhentian sementara;
d. pemberhentian dengan tidak hormat. l. Bagian Kedua
Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris
Bagian Kedua
Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris
Bagian Kedua
Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris
63. Pasal 33 ayat 1 Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris Pengganti,
Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris adalah warga negara Indonesia yang berijazah sarjana hukum dan telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut.
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris adalah warga negara Indonesia yang berijazah sarjana hukum dan telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut.
64. Pasal 33 ayat 2 Ketentuan yang berlaku bagi Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 berlaku bagi Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris, kecuali Undang-Undang ini menentukan lain.
Ketentuan yang berlaku bagi Notaris
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 berlaku bagi Notaris Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris, kecuali Undang-Undang ini menentukan lain.
Ketentuan yang berlaku bagi Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 berlaku bagi Notaris Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris, kecuali Undang-Undang ini menentukan lain.
65. Pasal 34 Dihapus
66. Pasal 34 ayat 1 Apabila dalam satu wilayah jabatan hanya terdapat 1 (satu) Notaris, Majelis Pengawas Daerah dapat menunjuk Notaris
Pengganti Khusus yang berwenang untuk membuat akta untuk kepentingan pribadi Notaris tersebut atau keluarganya.
Apabila dalam satu wilayah jabatan hanya terdapat 1 (satu) Notaris, Majelis Pengawas Daerah dapat menunjuk Notaris yang bertempat kedudukan di daerah terdekat
untuk membuat membuat akta untuk kepentingan pribadi Notaris tersebut atau keluarganya.
Pasal 34 Dihapus
67. Pasal 34 ayat 2 Penunjukan sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak disertai dengan serah terima Protokol Notaris.
Dihapus Pasal 34 Dihapus
68. Pasal 34 ayat 3 Notaris Pengganti Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib diambil sumpah/janji jabatan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
69. Pasal 35 ayat 1 Apabila Notaris meninggal dunia, suami/istri atau keluarga sedarah dalam garis lurus keturunan semenda dua wajib
memberitahukan kepada Majelis Pengawas Daerah.
Apabila Notaris meninggal dunia, suami/istri atau keluarga sedarah dalam garis lurus keturunan semenda sampai derajat kedua wajib memberitahukan kepada Majelis Pengawas Daerah
Apabila Notaris meninggal dunia, suami/istri atau keluarga sedarah dalam garis lurus keturunan semenda
sampai derajat kedua wajib memberitahukan kepada Majelis Pengawas Daerah
m.BAB VI HONORARIUM
70. Pasal 36 ayat 2 Besarnya honorarium yang diterima oleh Notaris didasarkan pada nilai ekonomis dan nilai sosiologis dari setiap akta yang dibuatnya.
Dihapus Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
71. Pasal 36 ayat 3 Nilai ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dari objek setiap akta
sebagai berikut: a. sampai dengan
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau ekuivalen gram emas ketika itu, honorarium yang diterima paling besar adalah 2,5% (dua koma lima persen);
b. di atas Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) honorarium yang diterima paling besar 1,5 % (satu koma lima persen); atau c. di atas Rpl.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) honorarium yang diterima didasarkan pada kesepakatan antara Notaris dengan para pihak, tetapi tidak melebihi 1 % (satu persen) dari objek yang dibuatkan aktanya.
72. Pasal 36 ayat 4 Nilai sosiologis ditentukan berdasarkan fungsi sosial dari objek setiap akta dengan
honorarium yang diterima paling besar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Dihapus Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
73. Pasal 36 ayat 2 baru Jasa hukum berupa pelaksanaan kewenangan notaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
74. Pasal 36 ayat 3 baru Untuk menghindari terjadinya persaingan yang tidak sehat dalam menetapkan
honorarium organisasi notaris berkewajiban menetapkan honorarium minimum dalam setiap pemberian jasa hukum yang dilakukan oleh notaris.
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
75. Pasal 37 ayat 1 Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada orang yang tidak mampu.
Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara Cuma-Cuma kepada orang yang tidak mampu, atau dengan biaya yang diringankan bagi mereka yang kurang mampu
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
76. Pasal 37 ayat 2 baru Notaris yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis; b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau d. pemberhentian dengan tidak hormat.
BAB VII
AKTA NOTARIS Bagian Pertama Bentuk dan Sifat Akta
77. Pasal 38 ayat 1 Setiap akta Notaris terdiri atas: a. awal akta atau kepala akta; b. badan akta; dan
c. akhir atau penutup akta.
Bentuk akta Notaris terdiri atas: a. awal akta atau kepala akta; b. badan akta; dan
c. akhir atau penutup akta.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
78. Pasal 38 ayat 5 Akta Notaris Pengganti, Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris, selain memuat ketentuan sebagaimana dimaksud
Akta Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris, selain
pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), juga memuat nomor dan tanggal penetapan pengangkatan, serta pejabat yang mengangkatnya.
ayat (4), juga memuat nomor dan tanggal penetapan pengangkatan, serta pejabat yang mengangkatnya.
79. Pasal 38 ayat 6 baru Jenis akta terdiri dari : a. akta pejabat, b. akta pihak
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
80. Pasal 38 ayat 7 baru a. akta pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat 6 huruf a dapat tidak ditandatangani oleh para penghadap
b. akta pihak sebagaimana dimaksud pada ayat 6 huruf b wajib ditandatangani oleh para penghadap, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
Sub Bab VII Baru Bagian Kedua (Baru
Persyaratan Pembuatan Akta
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
81. Pasal 39 ayat (1) huruf a paling sedikit berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah; dan
paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah; dan
82. Pasal 39 ayat 2 Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang berumur paling sedikit 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua) penghadap lainnya.
Penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang berumur paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua) penghadap lainnya.
83. Pasal 40 ayat (2) huruf a paling sedikit berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah;
paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah;
84. Pasal 41 Apabila ketentuan dalam Pasal 39 dan Pasal 40 tidak dipenuhi, akta tersebut hanya mempunyai
kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.
Alternative :
1. Apabila ketentuan dalam Pasal 39 dan Pasal 40 tidak dipenuhi, akta tersebut hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan, sepanjang telah ditandatangani oleh para
penghadap.
2. Pelanggaran terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38,
Pasal 39 dan Pasal 40 berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.
85. Pasal 43 ayat 3 Apabila Notaris tidak dapat menerjemahkan atau
menjelaskannya,akta tersebut diterjemahkan atau dijelaskan oleh seorang penerjemah resmi.
.
Apabila Notaris tidak dapat menterjemahkan atau menjelaskan, akta tersebut diterjemahkan atau dijelaskan oleh seorang penterjemah resmi yang disepakati oleh para pihak dalam bentuk tertulis
Apabila Notaris tidak dapat
menerjemahkan atau menjelaskannya, akta tersebut diterjemahkan dan / atau
dijelaskan oleh seorang penerjemah resmi.
86. Pasal 43 ayat 4 Akta dapat dibuat dalam bahasa lain yang dipahami oleh Notaris dan saksi apabila pihak yang berkepentingan menghendaki sepanjang undang-undang tidak menentukan lain.
Akta dapat juga dinyatakan dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa asing dari para pihak dalam akta serta dalam bahasa inggrisyang dipahami oleh Notaris dan saksiapabila dikehendakioleh penghadap
sepanjang undang-undang tidak menentukan lain
Dihapus
87. Pasal 43 ayat 5 Dalam hal akta dibuat
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Notaris wajib
menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia
Dihapus, karena sudah digabung di ayat 4 Dihapus
88. Pasal 44 ayat 2 Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara tegas dalam akta.
Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara tegas pada
akhir akta.
89. Pasal 44 ayat 5 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga kepada notaris
90. Pasal 45 ayat 4 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 44 berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan.
91. Pasal 47 ayat 4 baru Dipersamakan dengan surat kuasa dibawah tangan adalah copie collationnee dari asli surat kuasa dibawah tangan yang dibuat oleh notaris atau fotokopi surat dibawah tangan yang telah dicocokkan dengan aslinya dan disahkan oleh notaris.
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
92. Pasal 48 ayat 1 Isi akta tidak boleh diubah atau ditambah, baik berupa penulisan tindih, penyisipan, pencoretan, atau penghapusan dan
menggantinya dengan yang lain.
Isi akta tidak boleh diubah, baik berupa penulisan tindih, penyisipan, pencoretan, atau penghapusan dan menggantinya dengan yang lain.
93. Pasal 48 ayat 3 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan
pembuktian sebagai akta dibawah tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga kepada notaris
94. Pasal 49 ayat 2 Apabila suatu perubahan tidak dapat dibuat di sisi kiri akta, perubahan tersebut dibuat pada akhir akta, sebelum penutup akta, dengan menunjuk bagian yang diubah atau dengan menyisipkan lembar tambahan.
Apabila suatu perubahan tidak dapat dibuat di sisi kiri akta, perubahan tersebut dibuat pada akhir akta, sebelum penutup akta, dengan menunjuk bagian yang diubah atau dengan menyisipkan lembar tambahan yang dinyatakan sah setelah diparaf atau diberi tanda pengesahan lain oleh penghadap, saksi dan notaris
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
95. Pasal 49 ayat 4 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 48 berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan.
Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga kepada notaris
96. Pasal 50 ayat 4 Pada penutup setiap akta dinyatakan jumlah perubahan, pencoretan, dan penambahan.
Pada penutup setiap akta dinyatakan tentang ada atau tiadanya perubahan
Pada penutup setiap akta dinyatakan
97. Pasal 50 ayat 5 baru Apabila terjadi perubahan baik berupa pencoretan, penggantian, maupun
penambahan, maka jumlahnya dinyatakan pada penutup akta
Dalam hal terjadi perubahan baik berupa penambahan, pencoretan maupun penggantian, jumlah perubahannya dinyatakan pada penutup akta
98. Pasal 50 ayat 6 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 49 berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan.
Dalam hal ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), tidak dipenuhi, akta tersebut hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga kepada notaris
99. Pasal 51 ayat 2 Pembetulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan membuat berita acara dan memberikan catatan tentang hal tersebut pada Minuta Akta asli dengan menyebutkan tanggal dan nomor akta berita acara
pembetulan.
Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dihadapan penghadap, saksi, dan notaris yang dituangkan dalam berita acara dan memberikan catatan tentang hal tersebut pada Minuta Akta asli dengan menyebutkan tanggal dan nomor akta berita acara pembetulan.
100. Pasal 51 ayat 4 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 50 berakibat
mengakibatkan akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan.
Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3), mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah tangan dan dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga kepada notaris
101. Pasal 52 ayat 3 Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakibat akta hanya
mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan,
apabila akta itu ditandatangani oleh penghadap, tanpa
mengurangi kewajiban Notaris yang membuat akta itu untuk membayar biaya, ganti rugi, dan Bunga kepada yang
Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.
bersangkutan.
102. Pasal 52 ayat 4 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 51 berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
103. Pasal 53 ayat 2 baru Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 52 berakibat akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
n. Bagian Kedua
Grosse Akta, Salinan Akta, dan Kutipan Akta
Bagian Ketiga
Grosse Akta, Salinan Akta, dan Kutipan Akta
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
104. Pasal 55 ayat 2 Grosse Akta pengakuan utang yang dibuat di hadapan Notaris adalah Salinan Akta yang mempunyai kekuatan eksekutorial.
Grosse Akta pengakuan hutang baik yang
terjadi karena perjanjian utang piutang maupun perjanjian lain yang menimbulkan hubungan hukum utang piutang yang mempunyai kekuatan eksekutorial.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
105. Pasal 55 ayat 3 baru Grosse akta sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pada bagian akhir atau penutup akta memuat frasa “diberikan sebagai grosse pertama dengan menyebutkan nama orang yang memintanya dan untuk siapa grosse dikeluarkan serta tanggal pengeluarannya.
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
o. Bagian Ketiga Pembuatan, Penyimpanan, dan Penyerahan Protokol Notaris
Bagian Keempat
Pembuatan, Penyimpanan, dan Penyerahan Protokol Notaris
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
106. Pasal 59 ayat 2 Daftar klapper sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nama semua orang yang
menghadap dengan menyebutkan. di belakang tiap-tiap nama, sifat,
dan nomor akta, atau surat yang dicatat dalam daftar akta dan daftar surat di bawah tangan.
Daftar klapper sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nama semua orang yang menghadap dengan menyebutkan. di belakang tiap-tiap nama, judul, nomor dan tanggal
akta, atau surat yang dicatat dalam daftar akta dan daftar surat di bawah tangan.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
107. Pasal 60 ayat 1 Akta yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris Pengganti atau
Notaris Pengganti Khusus dicatat
dalam daftar akta.
108. Pasal 63 ayat 6 baru Dalam hal Protokol Notaris tidak diserahkan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Majelis Pengawas Daerah berwenang mengambil Protokol Notaris
109. Pasal 64 ayat 1 Protokol Notaris dan Notaris yang diangkat menjadi pejabat negara diserahkan kepada Notaris yang ditunjuk oleh Majelis Pengawas Daerah.
Protokol Notaris dan Notaris yang diangkat menjadi pejabat negara diserahkan kepada
Notaris Pengganti atau Notaris yang ditunjuk oleh Majelis Pengawas Daerah
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
110. Pasal 65 Notaris, Notaris Pengganti,
Notaris Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris
bertanggung jawab atas setiap akta yang dibuatnya meskipun Protokol Notaris telah diserahkan atau dipindahkan kepada pihak penyimpan Protokol Notaris.
Notaris, Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris bertanggung jawab atas setiap akta yang dibuatnya meskipun Protokol Notaris telah diserahkan atau dipindahkan kepada pihak penyimpan Protokol Notaris.
Notaris, Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris bertanggung jawab atas setiap akta yang dibuatnya meskipun Protokol Notaris telah diserahkan atau dipindahkan kepada pihak penyimpan Protokol Notaris.
p.
111. Di antara pasal 65 dan pasal 66 disisipkan Pasal 65 A
Notaris yang melanggar ketentuan pasal 54, pasal 58 dan pasal 59 dikenai sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis; b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau d. pemberhentian dengan tidak hormat.
q. BAB VIII
PENGAMBILAN MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS
BAB VIII
PENGAMBILAN FOTOKOPI ATAS DAN SURAT-SURAT YANG DILEKATKAN PADA MINUTA AKTA, SERTA
PEMANGGILAN NOTARIS
BAB VIII
PENGAMBILAN FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN
PEMANGGILAN NOTARIS
112. Pasal 66 ayat 1 Untuk kepentingan proses peradilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim dengan persetujuan Majelis Pengawas
Untuk kepentingan proses peradilan,
penyidik, penuntut umum, atau hakim dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah
berwenang:
Daerah berwenang:
a. mengambil fotokopi Minuta Akta dan/atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan b. memanggil Notaris untuk hadir
dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam
penyimpanan Notaris.
a. mengambil fotokopi Minuta Akta
dan/atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan
b. memanggil Notaris, Notaris Pengganti, Werda Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris,
dan
c. memanggil pihak yang menjadi saksi akta dari akta yang bersangkutan
r. BAB IX
PENGAWASAN
s. Bagian Pertama Umum
113. Pasal 67 ayat 1 Pengawasan atas Notaris dilakukan oleh Menteri.
Pembinaan dan Pengawasan atas Notaris dilakukan oleh Menteri.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
114. Pasal 67 ayat 2 Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri membentuk Majelis Pengawas.
Dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri membentuk Majelis Pengawas Notaris.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
115. Pasal 67 ayat 4 Dalam hal suatu daerah tidak terdapat unsur instansi pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a, keanggotaan dalam Majelis Pengawas diisi dari unsur lain yang ditunjuk oleh Menteri.
Dihapus Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
116. Pasal 67 ayat 4 baru Unsur akademisi tidak berstatus dan menjalankan profesi sebagai advokat
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
117. Pasal 67 ayat 6 baru Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud apada ayat (5) berlaku bagi Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris
t. Bagian Kedua
118. Pasal 69 ayat 1 Majelis Pengawas Daerah dibentuk di kabupaten atau kota.
Majelis Pengawas Daerah dibentuk di kabupaten atau kota atau kota administrasi
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
119. Di antara pasal 69 ayat (2) dan ayat (3) disisipkan Pasal 69 ayat (2a)
Dalam hal di suatu kabupaten atau kota, jumlah notaris tidak sebanding dengan jumlah anggota Majelis Pengawas Daerah, maka dapat dibentuk Majelis Pengawas Daerah gabungan untuk beberapa kabupaten / kota.
u. Bagian Ketiga Majelis Pengawas Wilayah
120. Pasal 73 ayat (1) huruf e memberikan sanksi berupa teguran
tertulis; memberikan sanksi berupa tertulis; peringatan
121. Pasal 73 ayat (1) huruf g membuat berita acara atas setiap keputusan penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf e dan huruf f.
Dihapus, karena sudah masuk ke ayat 3 Dihapus
v. Bagian Keempat
Majelis Pengawas Pusat
122. Pasal 81 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota, susunan organisasi dan tata kerja, serta tata cara pemeriksaan Majelis
Pengawas diatur dengan Peraturan Menteri.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota, susunan organisasi dan tata kerja, anggaran serta tata cara pemeriksaan Majelis Pengawas diatur dengan Peraturan Menteri.
w.BAB X
ORGANISASI NOTARIS
123. Pasal 82 ayat 1 Notaris berhimpun dalam satu wadah Organisasi Notaris..
Seluruh Notaris berhimpun dalam satu wadah Organisasi Notaris, yaitu Ikatan Notaris Indonesia yang merupakan perkumpulan berbadan hukum
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
124. Pasal 82 ayat 2 Ketentuan mengenai tujuan, tugas, wewenang, tata kerja, dan susunan organisasi ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ketentuan mengenai tujuan, tugas,
wewenang, tata kerja, dan susunan organisasi ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Notaris Indonesia.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
125. Pasal 83 ayat 1 Organisasi Notaris menetapkan dan menegakkan Kode Etik
Ikatan Notaris Indonesia menetapkan dan menegakkan Kode Etik Notaris.
Notaris.
126. Paasal 83 ayat 2 Organisasi Notaris memiliki buku daftar anggota dan salinannya disampaikan kepada Menteri dan Majelis Pengawas.
Ikatan Notaris Indonesia memiliki buku daftar anggota dan salinannya disampaikan kepada Menteri dan Majelis Pengawas.
Kembali Ke UUJN 30 Tahun 2004
x. BAB XI
KETENTUAN SANKSI
BAB XI
KETENTUAN SANKSI (DIHAPUS)
127. Pasal 84 Tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf i, Pasal 16 ayat (1) huruf k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, atau Pasal 52 yang mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum dapat menjadi alasan bagi pihak yang m;,nderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan Bunga kepada Notaris.
Dihapus Dihapus
128. Pasal 85 Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 16 ayat (1) huruf a, Pasal 16 ayat (1). huruf b, Pasal 16 ayat (1) huruf c, Pasal 16 ayat (1) huruf d, Pasal 16 ayat (1) huruf e, Pasal 16 ayat (1) huruf f, Pasal 16 ayat (1) huruf g, Pasal 16 ayat (1) huruf h, Pasal 16 ayat (1) huruf i, Pasal 16 ayat (1) huruf j, Pasal 16 ayat (1) huruf k,
Pasal 17, Pasal 20, Pasal 27, Pasal 32, Pasal 37, Pasal 54, Pasal 58, Pasal 59, dan/atau Pasal 63, dapat dikenai sanksi berupa:
a. teguran lisan; b. teguran tertulis;
Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 16 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf k, Pasal 17, Pasal 20, Pasal 27, Pasal 32, Pasal 37, Pasal 54, Pasal 58, Pasal 59, dan/atau Pasal 63, dapat dikenai sanksi berupa:
a. teguran lisan; b. teguran tertulis;
c. pemberhentian sementara;
d. pemberhentian dengan hormat; atau e. pemberhentian dengan tidak hormat.
c. pemberhentian sementara; d. pemberhentian dengan hormat; atau
e. pemberhentian dengan tidak hormat.
BAB XII KETENTUAN PERALIHAN
129. Pasal 90 a baru Ketentuan mengenai kewenangan Majelis Pengawas Notaris Sebagaimana dimaksud pada pasal 66 sampai dengan Pasal 79 berlaku bagi permasalahan Notaris, werda Notaris, Notaris Pengganti, Pejabat Sementara Notaris yang terjadi sebelum Undang-undang ini berlaku
Dihapus atau Ditolak Panja Baleg DPR
130. Di antara pasal 91 dan Pasal 92 disisipkan Pasal 91a