• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Sinta Rahayu NIM 1004158

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

Pengaruh Model

Quantum Teaching

terhadau Hasil Belajar

dalam Pembelajaran Tematik

di Sekolah Dasar

Oleh Sinta Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Sinta Rahayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SINTA RAHAYU

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Prof. DR. H. Cece Rakhmat, M.Pd NIP. 19520422 197603 1 004

Pembimbing II,

Drs. Edi Hendri Mulyana, M.Pd NIP. 19600825 198603 1 002

Diketahui Oleh Ketua Program Studi PGSD

UPI Kampus Tasikmalaya,

(4)

ii ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar”. Model Quantum

Teaching merupakan model pembelajaran yang dapat mengubah potensi dan

bakat siswa menjadi sebuah prestasi. Model pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung yang diperoleh melalui serangkaian proses kegiatan pembelajaran dan berlangsung dalam lingkungan yang menyenangkan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya pengalaman guru dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan tepat dalam melaksanakan pembelajaran tematik yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung Penelitian yang dilakukan menyangkut hasil belajar siswa dalam pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Buniasih yang berlokasi di Kp. Tagog Ds. Buniasih Kec. Kadipaten Kab. Tasikmalaya. Adapun sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Buniasih yang berjumlah 62 orang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai: 1) hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, 2) hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi yang menggunakan model Quantum Teaching, 3) perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan siswa yang yang menggunakan model Quantum Teaching, 4) pengaruh model QuantumTeaching terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes objektif dan lembar observasi. Adapun hasil analisis data yang diperoleh yaitu 1) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan model pembelajaran konvensional yaitu sebesar 47,56 (sedang) dan 71,33 (tinggi) dengan rata-rata normal gain yang diperoleh sebesar 0,46 berada pada kategori kurang efektif, 2) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan model Quantum Teaching yaitu sebesar 47,81 (sedang) dan 80,42 (sangat tinggi) dengan rata-rata normal gain yang diperoleh sebesar 0,63 berada pada kategori cukup efektif, 3) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Quantum Teaching yang ditunjukkan dengan perbedaan posttest dan normal gain yang diperoleh, 4) terdapat pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN Buniasih.

(5)

iii ABSTRACT

This research, entitled "Effect of Quantum Teaching Model to Study Result Thematic Learning in the Elementary School". Quantum Teaching Model is a learning model that can transform students' potential and talent into an achievement. This learning model can provide an opportunity for students to gain hands-on experience gained through a series of learning activities and processes take place in a pleasant environment. This research is background by the experience of teachers in not yet optimal use appropriate learning models and appropriate in carrying out thematic learning to provide opportunities for students to gain direct experience of research conducted regarding student learning outcomes in learning Subtheme Energy Utilization. This research was implementedin SDN Buniasih located in Kp. Tagog Ds. Buniasih Kec. Kadipaten Kab. Tasikmalaya. The samples were determined in this research are fourth grade students of SDN Buniasih totaling 62 people. This research uses a quasi-experimental research design nonequivalent control group design. The purpose of this research is to obtain information regarding: 1) students study result in learning Subtheme Energy Utilization using conventional learning models, 2) students study result in learning Subtheme Energy Utilization, which uses a Quantum Teaching Model, 3) differences in study result between students who take Energy Utilization Subtheme learning that uses a conventional learning models with students who are using the Quantum Teaching model, 4) the effect of the Quantum Teaching model on student study result in learning Subtheme Energy Utilization. The instrument used in this research is an objective test and observation sheets. The results of the analysis of the data obtained, namely 1) the study result of students who take learning Subtheme Energy Usage with conventional learning model that is equal to 47.56 (moderate) and 71.33 (high) with a normal average gain of 0.46 was obtained in the category of less effective, 2) study result of students who take learning Subtheme Energy Utilization Quantum Teaching model is equal to 47.81 (moderate) and 80.42 (high) with a normal average gain of 0.63 was obtained at category is quite effective, 3) there are significant differences in learning outcomes between students who take learning with conventional learning models with students who take lessons with the model indicated Quantum Teaching with differences and normal posttest gain obtained, 4) there is an influence on the outcome of Quantum Teaching Model Subtheme study on learning in fourth grade Energy Utilization Buniasih SDN.

(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Model Quantum Teaching ... 9

2. Hasil Belajar ... 16

3. Pembelajaran Tematik ... 17

4. Pembelajaran Tematik dengan Model Quantum Teaching ... 21

5. Karakteristik Mata Pelajaran yang ditematikkan ... 23

6. Subtema Pemanfaatan Energi ... 25

7. Materi Ajar ... 27

8. Penelitian yang Relevan ... 30

B. Kerangka Berpikir ... 32

(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

B. Desain Penelitian ... 36

C. Metode Penelitian ... 38

D. Definisi Operasional Variabel ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

H. Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54

2. Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Model Quantum Teaching ... 55

3. Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 57

4. Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 75

5. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 91

B. Pembahasan ...100

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...103

A. Simpulan ...103

B. Saran ...104

DAFTAR PUSTAKA ...105

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pembelajaran Tematik dengan Model Quantum Teaching ... 22

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika ... 25

Tabel 3.1 Reliability Statistics ... 43

Tabel 3.2 Kategori Indeks Kesukaran ... 44

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Soal ... 44

Tabel 3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Sumber Data ... 45

Tabel 3.5 Kategori Interpretasi Normal Gain ... 48

Tabel 4.1 Rambu-Rambu Interval Kategori Nilai Hasil Belajar ... 59

Tabel 4.2 Interval Kategori Nilai ... 59

Tabel 4.3 Interval Kategori Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.4 Data Statistik Pretest Kelas Kontrol ... 61

Tabel 4.5 Interval Kategori Hasil Posttest Kelas Kontrol... 62

Tabel 4.6 Data Statistik Posttest Kelas Kontrol ... 63

Tabel 4.7 Kategori Interpretasi Normal Gain ... 64

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 64

Tabel 4.9 Persentase Kualitas Peningkatan Hasil Belajar pada Kelas Kontrol.. 66

Tabel 4.10 Interval Kategori Jumlah Siswa yang Menjawab Benar Kelas Kontrol ... 66

Tabel 4.11 Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator pada Pertemuan 1 di Kelas Kontrol ... 67

Tabel 4.12 Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator pada Pertemuan 2 di Kelas Kontrol ... 69

Tabel 4.13 Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator pada Pertemuan 3 di Kelas Kontrol ... 70

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 71

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 73

Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean) Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 74

(9)

ix

Tabel 4.18 Data Statistik Pretest Kelas Eksperimen ... 78

Tabel 4.19 Interval Kategori Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 79

Tabel 4.20 Data Statistik Posttest Kelas Eksperimen ... 80

Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 80

Tabel 4.22 Interval Kategori Jumlah Siswa yang Menjawab Benar Kelas Kontrol ... 82

Tabel 4.23 Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator pada Pertemuan 1 di Kelas Eksperimen... 83

Tabel 4.24 Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator pada Pertemuan 2 di Kelas Eksperimen... 84

Tabel 4.25 Pengetahuan Siswa Berdasarkan Indikator pada Pertemuan 1 di Kelas Eksperimen... 85

Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 87

Tabel 4.27 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 88

Tabel 4.28 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean) antara Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 90

Tabel 4.29 Rekapitulasi Nilai Pretest, Posttest dan Normal gain pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 91

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Data Normal Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 93

Tabel 4.31 Hasil Uji Homogenitas Pretest, Posttest dan Normal Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 95

Tabel 4.32 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean) Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 96

Tabel 4.33 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean) Posttest antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 97

Tabel 4.34 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean) Normal Gainantara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 99

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alur Perancangan Pembelajaran Tematik ... 19

Gambar 2.2 Perpindahan Panas Secara Radiasi ... 28

Gambar 2 3 Perpindahan Panas Secara Konveksi ... 28

Gambar 2 4 Perpindahan Panas Secara Konduksi ... 29

Gambar 2.5 Bagan Kerangka berpikir ... 34

Gambar 3. 1 Bentuk Nonequivalent Control Group Design ... 36

Gambar 3.2 Alur Penelitian ... 37

Gambar 4.1 Persentase Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 61

Gambar 4.2 Persentase Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 63

Gambar 4.3 Histogram Pretest Kelas Kontrol ... 72

Gambar 4.4 Histogram Posttest Kelas Kontrol ... 72

Gambar 4.5 Persentase Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 78

Gambar 4.6 Persentase Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 79

Gambar 4.7 Histogram Pretest Kelas Eksperimen ... 87

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Instrumen Penelitian ...107

Lampiran A.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes ...108

Lampiran A.2 Instrumen Tes ...124

Lampiran A.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Quantum Teaching pada Pertemuan 1 ...136

Lampiran A.4 Lembar Observasi Keterlaksanaan Prinsip Model Quantum pada Pertemuan 1 ...140

Lampiran A.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Quantum Teaching pada Pertemuan 2 ...143

Lampiran A.6 Lembar Observasi Keterlaksanaan Prinsip Model Quantum pada Pertemuan 2 ...147

Lampiran A.7 Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Quantum Teaching pada Pertemuan 3 ...150

Lampiran A.8 Lembar Observasi Keterlaksanaan Prinsip Model Quantum pada Pertemuan 3 ...154

Lampiran B Hasil Uji Coba Instrumen ...157

Lampiran B.1 Tabulasi Skor Uji Coba Instrumen ...158

Lampiran B.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar ...160

Lampiran B.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar ...162

Lampiran C Perangkat Pembelajaran ...166

Lampiran C.1 Pemetaan Subtema dan Silabus Tematik Kelas IV ...168

Lampiran C.2 RPP Kelas Kontrol pada Pertemuan 1 ...173

Lampiran C.3 RPP Kelas Kontrol pada Pertemuan 2 ...180

Lampiran C.4 RPP Kelas Kontrol pada Pertemuan 3 ...186

Lampiran C.5 RPP Kelas Eksperimen pada Pertemuan 1 ...192

Lampiran C.6 RPP Kelas Eksperimen pada Pertemuan 2 ...201

Lampiran C.7 RPP Kelas Eksperimen pada Pertemuan 3 ...209

Lampiran C.8 Pretest ...217

(12)

xii

Lampiran C.10 Posttest Pertemuan 2 ...230

Lampiran C.11 Posttest Pertemuan 3 ...233

Lampiran C.12 Lembar Jawaban Pretest ...236

Lampiran C.13 Lembar Jawaban Posttest Pertemuan 1...237

Lampiran C.14 Lembar Jawaban Posttest Pertemuan 2...238

Lampiran C.15 Lembar Jawaban Posttest Pertemuan 3...239

Lampiran C.16 LKS Kelas Kontrol pada Pertemuan 1 ...240

Lampiran C.17 LKS Kelas Kontrol pada Pertemuan 2 ...244

Lampiran C.18 LKS Kelas Kontrol pada Pertemuan 3 ...249

Lampiran C.19 LKS Kelas Eksperimen pada Pertemuan 1 ...254

Lampiran C.20 LKS Kelas Eksperimen pada Pertemuan 2 ...258

Lampiran C.21 LKS Kelas Eksperimen pada Pertemuan 2 ...263

Lampiran D Hasil Penelitian ...268

Lampiran D.1 Hasil Pretest Kelas Kontrol ...269

Lampiran D.2 Hasil Posttest Kelas Kontrol ...271

Lampiran D.3 Hasil Pretest Kelas Eksperimen ...273

Lampiran D.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ...275

Lampiran D.5 Output SPSS ...277

Lampiran D.6 Hasil Pekerjaan Siswa Kelas Kontrol ...285

Lampiran D.7 Hasil Pekerjaan Siswa Kelas Eksperimen ...303

Lampiran E Langkah-Langkah Pengujian ...321

Lampiran E.1 Langkah-Langkah Uji Validitas ...322

Lampiran E.2 Langkah-Langkah Uji Reliabilitas ...324

Lampiran E.3 Langkah-Langkah Uji Normalitas ...327

Lampiran E.4 Langkah-Langkah Uji Homogenitas ...329

Lampiran E.5 Langkah-Langkah Uji Paired Samples T-Test ...332

Lampiran E.6 Langkah-Langkah Uji Independent Samples T-Test ...334

Lampiran F Dokumentasi Penelitian ...336

Lampiran F.1 Profil SDN Buniasih ...337

Lampiran F.2 Foto-Foto Penelitian ...339

(13)

xiii

Lampiran F.4 Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI Kampus

Tasikmalaya kepada Badan Kesbang dan Linmas ...344 Lampiran F.5 Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI Kampus

Tasikmalaya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten

Tasikmalaya ...345 Lampiran F.6 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesbang dan Linmas ...346 Lampiran F.7 Surat Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Tasikmalaya ...347 Lampiran F.8 Surat Penelitian dari Dinas Pendidikan UPTD

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta membantu siswa dalam mencapai kedewasaan. Untuk itu diperlukan lingkungan belajar yang kondusif agar membuat siswa merasa senang dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, mendukung siswa untuk aktif berpikir, mengemukakan ide-idenya, mengeksplorasi kemampuannya, melakukan pengalaman langsung baik itu berupa percobaan ataupun pengamatan yang dapat mengembangkan keterampilan ilmiah. Hal ini sejalan dengan pendapat Winataputra (2000, hlm. 4.3) yang mengemukakan bahwa:

“Lingkungan belajar yang diharapkan adalah lingkungan yang memungkinkan siswa belajar dengan melalui pengalaman langsung atau pengamatan langsung hasilnya akan lebih baik daripada belajar dengan melalui pengalaman tidak langsung, apalagi guru mengajar hanya dengan metode ceramah tanpa menggunakan alat peraga”.

Selanjutnya menurut Suyono & Hariyanto (2011, hlm. 183) mengungkapkan bahwa “pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri”. Adapun menurut Sani (2013, hlm. 40) yang berpendapat bahwa “pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik”. Proses belajar dapat dilakukan dengan bantuan guru maupun dengan penemuan sendiri atau secara individual. Kondisi pembelajaran yang kondusif dapat tercapai dengan menciptakan keadaaan dan suasana kelas yang membuat siswa merasa nyaman dan tidak membosankan. Pengkondisian belajar yang aman, menarik perhatian siswa dan tidak adanya ketegangan akan memudahkan siswa untuk memperoleh pelajaran sebagaimana mestinya.

Pelaksanaan pembelajaran harus mengacu pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum mempunyai peranan yang sangat penting diantaranya menuntun proses pembelajaran menjadi terarah. Dalam rangka mengembangkan dan

(15)

2

meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum senantiasa dikembangkan dari waktu ke waktu. Seperti halnya pada saat ini, kurikulum KTSP dikembangkan menjadi kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang lebih maju dengan mencetak siswa yang berkompeten, inovatif dan kreatif sehingga diharapkan mampu menghadapi tantangan dimasa mendatang. Kurikulum 2013 memiliki karakteristik tertentu yang cukup berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya antara lain menggunakan pendekatan scientific, berpusat pada siswa, menggunakan penilaian autentik, dan pembelajaran dilakukan secara tematik, kontekstual dan bermakna.

Pada kurikulum 2013, pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar dilaksanakan melalui pembelajaran tematik. Prastowo (2013, hlm. 223) mengemukakan bahwa “pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema”. Dalam pembelajaran ini siswa dibimbing untuk mencapai kompetensi yang saling berkaitan dalam tema pemersatu. Pembelajaran tematik dilaksanakan dalam satu hari penuh. Penerapan pembelajaran tematik menitikberatkan pada proses dan output dari pembelajaran.

Pembelajaran harus efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran yaitu untuk mengubah tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman. Untuk itu, pembelajaran yang berlangsung memerlukan perencanaan yang matang, media yang bervariasi serta sarana dan prasarana yang memadai. Pembelajaran yang efektif dapat tercapai apabila dalam prosesnya ditunjang oleh beberapa faktor penting antara lain melalui penggunaan model pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini, Aunurrahman (2012, hlm. 143) mengemukakan pendapatnya bahwa:

(16)

3

Dengan demikian, model pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan untuk pembelajaran tematik yaitu model Quantum Teaching.

Model Quantum Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengubah potensi siswa menjadi sebuah prestasi. Melalui model pembelajaran ini siswa akan lebih termotivasi karena pembelajaran berlangsung dalam lingkungan yang menyenangkan sehingga hasil belajar yang dicapai akan lebih baik. Selain itu, karakteristik dari model Quantum Teaching adalah memperhatikan multimodalitas siswa, memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa, serta adanya penghargaan kepada siswa setelah mereka melakukan serangkaian kegiatan belajar. Unsur-unsur model Quantum Teaching terdiri dari konteks dan isi. Konteks merupakan hal-hal yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan suatu pembelajaran yang kondusif yaitu meliputi suasana yang menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menyenangkan dan perancangan yang dinamis. Adapun isi menyangkut dengan penyajian materi pembelajaran dan fasilitas yang memudahkan siswa untuk belajar (Deporter,dkk 2010;Wena, 2012). Model Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan materi yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan karakteristik usia SD yang berada pada tahap operasional konkrit dimana segala sesuatu dipahami melalui pengamatan dan pengalaman secara nyata. Model

Quantum Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memfasilitasi

siswa untuk menemukan konsep sendiri.

Menurut Deporter (2010, hlm. 34) Asas utama model Quantum Teaching

(17)

4

dikenal dengan istilah “TANDUR”. Dengan langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat memudahkan siswa untuk memahami materi dan memperoleh hasil belajar yang optimal.

Kenyataan yang ditemukan di lapangan, pembelajaran tematik belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini terjadi karena institusi atau lembaga pendidikan baik di tingkat gugus, kecamatan maupun kabupaten belum optimal memfasilitasi guru dalam mengatasi pembelajaran tematik sehingga guru kesulitan dalam merancang maupun melaksanakannya. Dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar, pengalaman guru belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan pembelajaran. Dengan demikian, hal ini berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa. Adapun pembelajaran tematik yang berlangsung masih terpusat pada guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengalami secara langsung atau melakukan praktik mengenai materi yang dipelajari sehingga pembelajaran tematik dirasa kurang bermakna.

Kurangnya pengalaman siswa mengakibatkan mereka kesulitan dalam memahami materi secara lebih mendalam seperti halnya pada materi-materi pembelajaran yang menuntut adanya praktik secara langsung misalnya pada materi energi panas, membuat laporan dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Selain itu, pembelajaran tematik yang berlangsung masih terkotak-kotak, kurang adanya pengintegrasian antara materi yang terdapat pada mata pelajaran yang dipadukan. Permasalahan lain yang muncul adalah lingkungan belajar yang ada seringkali kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan seluruh kemampuannya. Lingkungan belajar seringkali monoton, kurang menarik dan mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran tematik. Siswa cenderung pasif, dan hanya berperan sebagai objek belajar.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan pentingnya model

(18)

5

“Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Sebagaimana latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka masalah yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut.

1. Institusi terkait baik di tingkat gugus, kecamatan maupun kabupaten belum optimal memfasilitasi guru untuk mengatasi pembelajaran tematik.

2. Pengalaman guru belum optimal dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran pada pembelajaran tematik yang dapat melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif di dalamnya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh model Quantum Teaching

terhadap hasil belajar dalam Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten.

1. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka untuk memperjelas masalah dalam penelitian ini diuraikan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana hasil belajar siswa pada Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas IV B SDN Buniasih?

b. Bagaimana hasil belajar siswa pada Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model Quantum Teaching di kelas IV A SDN Buniasih?

(19)

6

d. Adakah pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar dalam Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV A SDN Buniasih? 2. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Untuk memudahkan penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada variabel dan sampel penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari model

Quantum Teaching dan hasil belajar. Untuk model Quantum Teaching dilihat dari keterlaksanaan model tersebut yang dilaksanakan di kelas eksperimen. Adapun hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif pada Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SD yang memadukan mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika. Materi yang dipadukan yaitu tentang energi panas, laporan hasil pengamatan dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan IV B SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten. Siswa kelas IV A sebagai kelas eksperimen sedangkan siswa IV B sebagai kelas kontrol.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh model Quantum

Teaching terhadap hasil belajar dalam pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi

di kelas IV SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten. Adapun tujuan penelitian ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model pembelajaran konvensionaldi kelas IV B SDN Buniasih.

2. Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model Quantum Teaching di kelas IV A SDN Buniasih.

(20)

7

4. Untuk memperoleh informasi tentang pengaruh model Quantum Teaching

terhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV A SDN Buniasih.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan dalam menerapkan model Quantum Teaching pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SD.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi siswa

Manfaat penelitian bagi siswa yaitu dapat memperoleh hasil belajar yang optimal dalam memahami materi pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SD melalui pembelajaran tematik dengan menggunakan model

Quantum Teaching.

b. Bagi Guru

Manfaat bagi guru yaitu untuk memperbaiki kesalahan dalam mengajar dan meningkatkan kualitas guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan relevan dengan kebutuhan siswa SD. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pilihan alternatif bagi guru untuk mengembangkan sistem pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan.

c. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan mengenai model

Quantum Teaching, menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan

(21)

8

dalam pembelajaran tematik khususnya pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi pada tema selalu berhemat energi di kelas IV SD.

d. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber rujukan dalam melakukan penelitian yang sama ataupun selanjutnya. Dengan penelitian ini diharapkan peneliti lain dapat lebih mengembangkan penelitiannya dalam situasi yang berbeda sehingga kualitas pembelajaran dapat lebih maju dan berhasil sesuai dengan tujuan pendidikan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memperjelas laporan hasil penelitian, maka penyusunannya didasarkan pada struktur organisasi atau sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. BAB III Metode Penelitian

Metode penelitian berisi lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi opersional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan berupa pengolahan atau analisis data dan analisis temuan serta dikaitkan dengan kajian pustaka yang telah dibahas.

5. BAB V Simpulan dan Saran

(22)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SDN Buniasih yang berada di wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Kadipaten. SDN Buniasih bertempat di Kp. Tagog Desa Buniasih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah utara SDN Buniasih berbatasan dengan jalan raya. Adapun sebelah barat, timur dan selatan berbatasan dengan perumahan warga.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama dan dijadikan oleh peneliti sebagai bahan penelitian untuk diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2010) yang mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah sebanyak 62 siswa. 3. Sampel Penelitian

Arikunto (2010) mengemukakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang bersifat representatif atau dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini, teknik pengampilan sampel menggunakan nonprobability sampling

dengan jenis Sampling jenuh. Sugiyono (2013, hlm. 68) mengemukakan bahwa “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Dengan demikian, seluruh anggota populasi ditetapkan sebagai sampel penelitian yakni siswa kelas IV A dengan jumlah 32 siswa dan IV B SDN Buniasih dengan jumlah 30 siswa. Sampel yang dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen diasumsikan memiliki karakterteristik yang sama. Kelas IV A dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas IV B dijadikan sebagai kelas kontrol.

(23)

36

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain. Metode eksperimen digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lainnya pada suatu kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2010). Bentuk metode eksperimen dalam penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain penelitian berupa nonequivalent control group design. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 114) “quasi experimental mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Quasi experimental merupakan pengembangan dari True experimental design. Pada desain ini terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen atau kontrol tidak secara random.

Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan (treatment) yaitu melaksanakan pembelajaran tematik Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model Quantum Teaching sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan yang sama yaitu pembelajaran yang berlangsung adalah menggunakan model pembelajaran konvensional atau tanpa menggunakan model Quantum Teaching.

E O1 X1 O2 K O3 X2 O4

Gambar 3.1 Bentuk Nonequivalent Control Group Design

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

O1 & O3 : Pretest sebelum diberi perlakuan

O2 & O4 : Posttest setelah diberi perlakuan

X1 : Perlakuan terhadap kelas eksperimen

(24)

37

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada bagan alur penelitian berikut:

Gambar 3.2 Alur Penelitian Studi literatur

RPP Model Quantum Teaching RPP Model pembelajaran

konvensional

posttest pretest

Uji coba dan revisi instrumen

Kelompok eksperimen denganModel Quantum Teaching

Kelompok kontrol dengan Model pembelajaran

konvensional

kesimpulan Pengumpulan Data

Masalah

Menyusun RPP

Menyusun kisi-kisi instrumen Menyusun instrumen

Kelompok kontol

analisis data Kelompok eksperimen

(25)

38

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu penelitian dengan berdasarkan pada pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan menguji teori yang telah ada. Dalam hal ini Sugiyono (2010, hlm. 14) menyatakan bahwa:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode pnelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif bertolak pada teori-teori yang ada untuk kemudian ditarik generalisasinya apakah hasil penelitian menunjukkan kebenaran dari teori tersebut. Tujuan dari metode kuantitatif adalah menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori, mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design atau dikenal juga dengan ekperimen semu dimana hasil penelitannya masih dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Dalam Quasi Experimental Design terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan terhadap kedua kelompok berbeda. Pada penelitian ini kelompok eksperimen diberi perlakuan tertentu. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Adapun yang menjadi kelompok eksperimen adalah siswa yang mengikuti pembelajaran tematik Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model Quantum Teaching. Sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa yang mengikuti pembelajaran tematik Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

D. Definisi Operasional Variabel

(26)

39

“variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa varibel penelitian merupakan segala hal yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat sedangkan variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas (variabel independen) dalam penelitian ini adalah model Quantum Teaching sedangkan variabel terikatnya (variabel dependen) adalah hasil belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Model Quantum Teaching

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

Quantum Teaching. Model Quantum Teaching merupakan suatu model

pembelajaran yang “ mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar” (DePorter, dkk, 2003, hlm. 4).

Dalam penelitian ini, model Quantum Teaching diterapkan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna sehingga berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Model Quantum Teaching terdiri dari 6 tahapan yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Selain itu, model Quantum Teaching

memiliki prinsip-prinsip yang terdiri dari segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Keseluruhan prinsip maupun tahapan pembelajaran tersebut diobservasi untuk mengetahui keterlaksanaannya dengan menggunakan lembar observasi.

(27)

40

2. Hasil Belajar

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Menurut Sudjana (2006) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang setelah melakukan aktivitas belajar atau mendapatkan pengalaman belajar. Adapun hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini yaitu hasil belajar pada dimensi kognitif. Dimensi kognitif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan dan menganalisis. Hasil belajar tersebut diukur melalui tes objektif berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 30 butir soal. Tes objektif yang diberikan terkait dengan materi pada Subtema Pemanfaatan Energi. Tes ini terdiri dari pretest dan posttest. Pretest

bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terkait dengan materi ajar yang akan disampaikan, sedangkan posttest bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data penelitian. Menurut Sugiyono (2010) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun menurut Arikunto (2010, hlm. 192) “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Untuk mendapatkan data maka peneliti memerlukan instrumen yang relevan. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan instrumen pengembangan bahan ajar dan lembar observasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Tes Hasil Belajar

(28)

41

terlebih dahulu ksi-kisi instrumen yang disesuaikan dengan materi ajar. Adapun kisi-kisi instrumen hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.1.

2. Instrumen Pengembangan Bahan Ajar dan Lembar Observasi

Selain dengan tes, penelitian ini menggunakan instrumen pengembangan bahan ajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kedua kelas yang digunakan untuk melaksanakan dan mengelola pembelajaran. RPP yang dibuat terdiri dari RPP pembelajaran tematik model pembelajaran konvensional yang digunakan untuk mengelola pembelajaran di kelas kontrol dan RPP pembelajaran tematik dengan model Quantum Teaching yang digunakan untuk mengelola pembelajaran di kelas ekperimen.

Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model Quantum Teaching

dalam pembelajaran tematik pada kelas kontrol yaitu lembar observasi. Lembar observasi menggunakan metode ratting scale dan check list. Adapun lembar observasi berisi tentang kesesuaian aktivitas yang terjadi dengan perencanaan yang telah dibuat. Observer yang ditetapkan pada penelitian ini adalah guru kelas IV A SDN Buniasih.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Setelah instrumen dibuat, tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian instrumen. Instrumen tes diujicobakan pada tanggal 22 Maret 2014 di kelas IV SDN Sukasirna Kecamatan Kadipaten dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang. Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen soal yang dujicobakan berjumlah 40 soal.

1. Uji Validitas

(29)

42

dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS V. 16.0. Langkah-langkah uji validitas dapat dilihat pada lampiran E.1.

Untuk mengetahui apakah instrumen dinyatakan valid atau tidak maka langkah selanjutnya adalah membandingkan Pearson Correlation (r hitung) dengan

nilai tabel korelasi Product Moment (r tabel). Jika r hitung > r tabel maka instrumen

dinyatakan valid, namun jika r hitung < rtabel, maka instrumen tidak valid (Riduwan

dalam Ferisa, 2012, hlm. 48). Karena responden yang dilibatkan pada uji coba instrumen berjumlah 45 orang maka r tabel untuk uji validitas dalam penelitian ini

adalah sebesar 0,294. Hasil uji validitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran B.2.

Berdasarkan hasil uji validitas yang diperoleh dapat diketahui bahwa dari 40 soal yang diujicobakan terhadap 45 siswa kelas IV SDN Sukasirna terdapat 30 butir soal item soal yang dinyatakan valid, sedangkan item soal yang dinyatakan tidak valid berjumlah 10 butir soal. Selanjutnya soal yang dinyatakan tidak valid dihilangkan dan tidak dipakai sebagai instrumen penelitian karena butir soal yang valid sudah mewakili setiap indikator yang telah ditetapkan.

2. Uji Reliabilitas

Selain harus valid, instrumen yang digunakan juga harus bersifat reliabel atau ajeg. Instumen yang reliabel merupakan instrumen yang digunakan terhadap obyek yang sama dimanapun dan kapanpun, hasil penelitiannya pun tetap sama. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 173) yang menyatakan bahwa “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama“. Adapun menurut Arikunto (2010) mengemukakan bahwa suatu instrumen penelitian dikatakan layak jika secara konsisten dapat memberikan data yang tepat dan tidak menyimpang dari kenyataan. Untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan bersifat reliabel atau tidak maka perlu dilakukan uji reliabel instrument. Penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas dengan bantuan program

(30)

43

Instrumen dapat diketahui reliabel atau tidak yaitu dengan cara membandingkan bilangan pada Cronbach’s Alpha. Jika Alpha if item deleted <

Alpha Cronbach, maka soal tes dinyatakan reliabel. Namun, jika Alpha if item Deleted > Cronbach’s Alpha maka soal tes dinyatakan tidak reliabel (Uyanto dalam Nurramdani, 2012, 56). Berikut ini merupakan nilai Alpha Cronbach yang diperoleh dari dengan menggunakan program SPSS 16.0.

Tabel 3.1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.758 40

Nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,758. Dengan didasarkan pada nilai Cronbach’s Alpha diketahui bahwa dari 40 soal yang diujicobakan, item yang dinyatakan reliabel berjumlah 36 butir soal. Hal ini ditunjukkan dengan bilangan yang diperoleh pada kolom Cronbach’s Alpha If Item Deleted

lebih dari Cronbach’s Alpha. Adapun item yang dinyatakan tidak reliabel berjumlah 4 butir soal dan tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Secara rinci hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran B.3.

Instrumen yang digunakan harus valid dan reliabel. Dengan demikian untuk kepentingan penelitian, soal yang dijadikan sebagai instrumen penelitian diambil dari item yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Adapun item soal yang dipilih merupakan soal yang telah memenuhi kriteria valid dan reliabel dengan jumlah 30 butir soal yaitu item soal nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 37, 38 dan 39. Selanjutnya soal yang telah diseleksi dijadikan untuk pretest dan posttest.

3. Tingkat Kesukaran

(31)

44

maka tidak dapat mendoring siswa untuk lebih berpikir dalam menyelesaikannya. Apabila soal yang diberikan terlalu sukar maka dapat menurunkan motivasi siswa untuk memecahkan soal tersebut. Interpretasi tingkat kesukaran soal dinyatakan dengan indeks kesukaran (P). Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran suatu soal adalah sebagai berikut:

P = B

JS

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut Arikunto (2008) Penentuan tingkat kesukaran suatu soal didasarkan pada kategori indeks kesukaran yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kategori

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Adapun hasil perhitungannya ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Soal

Item Indeks Kategori Item Indeks Kategori

Soal Kesukaran Soal Soal Kesukaran Soal

1 0,96 Mudah 8 0,71 Mudah

2 0,84 Mudah 9 0,22 Sukar

3 0,56 Sedang 10 0,71 Mudah

4 0,73 Mudah 11 0,40 Sedang

5 0,67 Sedang 12 0,29 Sukar

6 0,69 Sedang 13 0,69 Sedang

(32)

45

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Item Indeks Kategori Item Indeks Kategori

Soal Kesukaran Soal Soal Kesukaran Soal berjumlah 8 soal, sedangkan soal yang berada pada kategori sedang berjumlah 26 soal Adapun soal yang berada kategori sukar berjumlah 6 soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari dua macam yaitu dengan tes dan lembar observasi. Adapun jenis data, teknik pengumpulan, instrumen dan sumber data disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Jenis Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Sumber Data

(33)

46

1. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes yang digunakan dikhususkan untuk mengukur hasil belajar pada domain kognitif. Penelitian ini mengukur hasil belajar siswa pada domain kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan dan menganalisis. Tes yang diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen merupakan tes objektif berupa soal pilihan ganda. Pengumpulan data yang dilakukan dengan tes terdiri dari pretest dan postest.

Pretest merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa,

diberikan sebelum pembelajaran. Sedangkan posttest adalah tes yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar setelah siswa mengikuti pembelajaran. Soal untuk

pretest dan posttest merupakan soal yang sama dan telah memenuhi kriteria valid dan reliabel.

2. Observasi

Selain dengan tes, data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi. Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 203) mengemukakan bahwa ‘observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari perbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan’. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model Quantum

Teaching yang digunakan. Pengamatan dilakukan oleh observer. Observasi

dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Adapun yang menjadi guru adalah peneliti sendiri sedangkan yang menjadi observer adalah guru kelas IV A SDN Buniasih. Hal-hal yang diobservasi diantaranya kesesuaian perencanaan dengan keterlaksanaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dengan metode checklist dan rating scale.

H. Analisis Data

(34)

47

berkaitan dengan variabel yang diteliti (Sugiyono, 2010). Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh melalui perhitungan statistik untuk kemudian ditarik kesimpulannya.

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tahap persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai pendekatan penelitian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan meliputi pengecekkan kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data dan mengecek macam isian data. Hal-hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengolahan data pada tahap selanjutnya.

2. Tabulasi

Tabulasi yaitu pemberian skor terhadap tes yang telah diberikan kepada siswa kemudian mentabulasikannya ke dalam tabel. Adapun langkah-langkah tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain :

a. Memberikan kode yang akan diberikan skor.

b. Memberikan skor terhadap pretest maupun posttest siswa. Skor yang diberikan untuk pretest dan posttest adalah 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah.

c. Melakukan perhitungan skor dan memberi nilai untuk pretest dan posttest. 3. Analisis Statistik

Adapun langkah-langkah analisis statistik dalam ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensial.

a. Statistik deskriptif

(35)

48

dengan menggunakan program SPSS 16.0 dapat mempermudah dalam melakukan uji hipotesis. Adapun langkah-langkah analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Memberikan skor dan nilai terhadap hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

2) Data hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diolah secara statistik.

3) Mendeskripsikan kualitas hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari olah data statistik hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

4) Melakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Miltzer (Nurramdani,2012, hlm. 47) Rumus Normal Gainadalah sebagai berikut:

N – Gain =

Tabel 3.5

Kategori Interpretasi Normal Gain

Normal Gain Tafsiran Hasil Belajar < 0,40 Tidak Efektif

0,40 – 0,55 Kurang Efektif

0,56 – 0,75 Cukup Efektif

> 0,76 Efektif

Dengan demikian, dapat diketahui kualitas peningkatan hasil belajar siswa apakah efektif atau tidak.

b. Statistik Inferensial

(36)

49

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis inferensial terdiri dari uji asumsi dan uji hipotesis statistik. Keseluruhan perhitungan analisis menggunakan

Microsoft Excel 2007 dan program SPSS 16.0.

1) Uji Asumsi

Uji asumsi bertujuan untuk menentukan apakah statistik parametrik atau nonparametrik yang akan digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Uji asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Uji normalitas

Uji normalitas data merupakan bentuk pengujian untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Artinya apakah data memusat pada nilai rata-rata dan median atau tidak. Jika hasil uji normalitas menyatakan bahwa data berdistribusi normal maka pengolahan data selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 23) menyatakan bahwa “statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal”. Sebaliknya, jika hasil uji normalitas menyatakan bahwa data hasil penelitian tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan yaitu statistik nonparametris. Statistik nonparametris tidak menghendaki data harus berdistribusi normal. pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Secara rinci langkah-langkah uji normalitas dapat dilihat pada lampiran E.3. Selanjutnya menurut Priyatno (2011) uji normalitas data penting dilakukan karena jika data berdistribusi normal maka data tersebut diasumsikan mewakili populasi. Langkah-langkah dalam menyusun uji normalitas antara lain:

(1) Merumuskan hipotesis

(2) Menentukan taraf signifikansi

(3) Menentukan keputusan berdasarkan kriteria pengujian.

(37)

50

b) Uji homogenitas

Pengujian homogenitas data dilakukan untuk mengetahui variansi kelompok data yang diperoleh dari pretest dan posttest. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program MicrosoftExcel 2007 dan SPSS 16.0. Langkah-langkah uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran E.4. Adapun penyusunan uji homogenitas yaitu sebagai berikut:

(1) Merumuskan hipotesis

(2) Menentukan taraf signifikansi

(3) Membandingkan taraf signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan.

(4) Menentukan keputusan berdasarkan kriteria pengujian.

Untuk mengetahui apakah variansi kelompok data homogen atau tidak yaitu dengan memperhatikan bilangan Sig. Adapun kriteria uji homogenitas yaitu jika bilangan signifikansi atau Sig yang diperoleh > a ( = 0,05), maka varians kelompok data homogen. Namun jika bilangan signifikansi atau Sig yang diperoleh < ( = 0,05) maka varians kelompok data tidak homogen.

2) Uji hipotesis statistik

Uji hipotesis statistik bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hasil dari pengujian ini digunakan untuk menentukan keputusan hipotesis statistik yang telah ditentukan sebelumnya apakah ditolak atau diterima. Uji hipotesis statistik terdiri dari uji komparasi dan

hipotesis statistik penelitian. a) Uji komparasi

Uji komparasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Adapun uji komparasi yang dilakukan meliputi uji Paired Samples T Test dan uji Independent Samples T-Test. Penjelasan mengenai uji komparasi dalam penelitian ini sebagai berikut.

(38)

51

untuk “menguji perbandingan antara dua rata-rata sampel yang berpasangan” (Priyatno, 2011, hlm. 41). Langkah-langkah uji Paired Samples T-Test dapat dilihat pada lampiran E.5.

Selanjutnya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rerata pretest

dan posttest baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen yaitu dengan cara memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Jika signifikansi yang diperoleh >

maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata nilai pretest dengan rerata nilai posttest. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < , maka ada perbedaan yang signifikan antara rerata nilai pre test dengan rerata nilai posttest. Tarap signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 5 % atau 0,05.

Uji Independent Samples T-Test yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(1) Uji Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata pretest pada kelas dengan rerata pretest pada kelas eksperimen. Langkah uji perbedaan rerata pretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan menggunakan Independent Samples T-Test yaitu sebagai berikut:

(a) Menentukan hipotesis.

H0 : tidak ada perbedaan rerata (mean) pretest kelas kontrol dengan rerata

(mean) pretest kelas eksperimen

H1 : ada perbedaan rerata (mean) pretest kelas kontrol dengan rerata (mean) pretest kelas eksperimen.

(b) Menentukan taraf signikansi ( ). Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 % atau 0,05.

(c) Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Jika signifikansi yang diperoleh < , maka H0 ditolak.

Jika signifikansi yang diperoleh > , maka H1 diterima.

(39)

52

Pedoman untuk uji perbedaan rerata posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan menggunakan Independent Samples T-Test yaitu sebagai berikut:

(a) Menentukan hipotesis.

H0 : tidak ada perbedaan rerata (mean) posttest kelas kontrol dengan rerata

(mean) posttest kelas eksperimen

H1 : ada perbedaan rerata (mean) posttest antara kelas kontrol dengan rerata

(mean) posttest kelas eksperimen

(b) Menentukan taraf signikansi ( ). Taraf signikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 % atau 0,05.

(c) Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Jika signifikansi yang diperoleh < , maka H0 ditolak.

Jika signifikansi yang diperoleh > , maka H1 diterima.

(2) Uji Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata (mean) normal gain pada kelas kontrol dengan rerata normal gain pada kelas eksperimen. Pedoman untuk uji perbedaan rerata posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan menggunakan Independent Samples T-Test yaitu sebagai berikut:

(a) Menentukan hipotesis.

H0 : tidak ada perbedaan rerata (mean) normal gain kelas kontrol dengan

rerata (mean) normal gain kelas eksperimen

H1 : ada perbedaan rerata (mean) normal gain antara kelas kontrol dengan

rerata (mean) normal gain kelas eksperimen

(b) Menentukan taraf signikansi ( ). Taraf signikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 % atau 0,05.

(c) Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Jika signifikansi yang diperoleh < , maka H0 ditolak.

Jika signifikansi yang diperoleh > , maka H1 diterima.

(40)

53

b) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang pengaruh model Quantum

Teaching terhadap hasil belajar dalam pembelajaran tematik Subtema

Pemanfaatan Energi. Hipotesis statistik penelitian ini ditetapkan sebagai berikut: 1) Hipotesis nol (H0): tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran tematik yang menggunakan model Quantum Teaching dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik yang menggunakan model pembelajaran konvensional . H0 : µ1 = µ2

2) Hipotesis alternatif (H1): terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam

(41)

103

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan awal siswa pada kelas kontrol sebelum mengikuti pembelajaran berada pada kategori sedang. Adapun setelah mengikuti pembelajaran hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan rerata (mean) pretest dan posttest terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara sebelum dengan setelah mengikuti pembelajaran. Berdasarkan normal gain yang diperoleh dari pretest dan posttest maka kualitas peningkatan hasil belajar di kelas IV B SDN Buniasih berada pada kategori kurang efektif.

2. Pengetahuan awal siswa pada kelas eksperimen sebelum mengikuti pembelajaran berada pada kategori sedang, sedangkan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching hasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan rerata (mean) pretest dan posttest terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara sebelum dengan setelah mengikuti pembelajaran. Adapun rerata normal gain yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas peningkatan hasil belajar siswa kelas IV A SDN Buniasih berada pada kategori cukup efektif.

3. Berdasarkan hasil uji perbedaan rerata (mean) posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi menggunakan model pembelajaran konvensional dengan siswa kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi menggunakan model Quantum Teaching.

4. Berdasarkan hasil uji perbedaan rerata (mean) normal gain antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

(42)

104

model Quantum Teaching terhadap hasil belajar dalam Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV A SDN Buniasih.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dijelaskan bahwa model

Quantum Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar dalam pembelajaran

tematik, maka saran yang ingin disampaikan yaitu sebagai berikut:

1. Model Quantum Teaching dapat digunakan dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

2. Untuk mewujudkan suatu pembelajaran tematik yang efektif, hendaknya guru lebih selekif dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, salah satunya dengan menggunakan model Quantum Teaching.

3. Pembelajaran tematik menuntut adanya kreativitas yang tinggi dari guru sebagai tenaga pendidik. Dengan demikian untuk keterlaksanaan pembelajaran tematik yang optimal dan sesuai dengan perkembangan zaman maka hendaknya guru lebih meningkatkan wawasan dan kreativitasnya. 4. Agar informasi diperoleh lebih mendalam dan akurat, maka disarankan untuk

(43)

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, R. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Apriliya Nurramdani, H. (2012). Pengaruh model pembelajaran kreatif produktif terhadap penguasaan konsep siswa tentang peristiwa alam pada pembelajaran ipa di kelas V SDN 7 Ciamis Kabupaten Ciamis. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Tasikmalaya.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2007). Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas IV SD. Jakarta: BSNP.

DePorter, B., Reardon, M., & Singer-Nourie, S. (2010). Quantum teaching:

mempraktikkan quantum learning di ruang-ruang kelas. Bandung: Kaifa.

Ferisa, D. (2012). Pengaruh model pembelajaran tematik terhadap penguasaan konsep siswa pada tema lingkungan. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Tasikmalaya.

Fransiska Simak, E., Y. Pengaruh model quantum teaching terhadap pemahaman konsep IPA dan keterampilan berfikir kreatif siswa SMP. (Skripsi). Undiksha.

Hamalik, O. (2008). Proses belajar mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hendri Mulyana, E. (2012). Pendidikan ilmu pengetahuan alam di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI Kampus Tasikmalaya.

Herlanti, Y., Listiawati, M., & Permana S, I. (2007). Mari mencoba sains bunyi panas ruang angkasa. Bogor: Regina.

Huda, M. (2013). Model-model pembelajaran dan pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irwandi. (2012). Pelaksanaan model pembelajaran tematik bagi siswa tunagrahita ringan di SLB Hikmah Reformasi Padang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1(2), hlm. 192.

(44)

106

Ismiatun, E. (2010). Penerapan model pembelajaran quantum teaching untuk

meningkatkan minat belajar pai siswa kelas VII D SMP N 2 Pandak Bantul.

(Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Selalu berhemat energi/buku guru. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Melliani. (2013). Pengaruh model quantum teching terhadap hasil belajar

pengetahuan prosedural siswa pada pembelajaran IPA. (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia. Tasikmalaya.

Prastowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: DIVA Press.

Priyatno, D. (2011). Belajar cepat olah data statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Rakhmat, C & Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian hasil Belajar. Bandung: Andira.

Sudjana, N. (2006). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R n D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suyono & Haryanto. (2011). Belajar dan pembelajaran. Surabaya: Rosda.

Winataputra, U. S. (2000). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Uzer Usman, M. (2006). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anderson., L. W. & Krathwohl. D. R. (2010). Kerangka landasan pembelajaran,

pengajaran dan asesmen (revisi taksonomi pendidikan Bloom). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 3.2 Alur Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.4
Tabel 3.5 Kategori Interpretasi Normal Gain

Referensi

Dokumen terkait

Bila nilai statistic ( dua sampel) yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sama dengan nilai parameter populasi atau masih berad pada interval. parameter populasi ,maka

Di wilayah Madura, budaya carok sudah menjadi salah satu kehidupan masyarakat, sehingga carok ini dapat menimbulkan perkelahian bahkan sampai dengan pembunuhan. Budaya yang

Jalan Kolonel Wahid

Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR” merupakan sebuah karya tulis

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak

Penggunaan abreviasi prokem slang pada situs

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai.. Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 236/POKJA/XVIII-APBD/11/2017 Tanggal 02 November 2017 dengan ini kami umumkan PEMENANG hasil pelelangan paket Pembangunan