• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI PESERTA DIKLAT MENGENAI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN ICT GOES TO SCHOOL DENGAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PADA LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LPP) SALMAN ITB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI PESERTA DIKLAT MENGENAI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN ICT GOES TO SCHOOL DENGAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PADA LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LPP) SALMAN ITB."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN PERSEPSI PESERTA DIKLAT MENGENAI

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN ICT GOES TO SCHOOL

DENGAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PADA LEMBAGA

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LPP) SALMAN ITB

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh :

DEDE RIDWAN

NIM. 0900810

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

HUBUNGAN PERSEPSI PESERTA DIKLAT MENGENAI

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN ICT GOES TO SCHOOL

DENGAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PADA LEMBAGA

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LPP) SALMAN ITB

Oleh Dede Ridwan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dede Ridwan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II. LANDASAN TEORI A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi ... 13

2. Macam-macam Persepsi ... 13

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 14

B. Pendidikan dan Pelatihan 1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ... 14

2. Persamaan dan Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan ... 16

3. Prinsip-prinsip Pendidikan dan Pelatihan ... 18

4. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan ... 20

5. Komponen Pendidikan dan Pelatihan ... 22

(5)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. TIK dalam Pembelajaran ... 28

2. Urgensi Peningkatan Penguasaan TIK pada Guru ... 30

3. ICT Goes to School ... 32

D. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru ... 33

E. Kerangka Berpikir ... 37

F. Asumsi ... 38

G. Hipotesis ... 39

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

C. Desain Penelitian ... 42

D. Metode Penelitian ... 44

E. Definisi Operasional ... 45

F. Instrumen Penelitian ... 46

G. Analisis Data ... 50

1. Uji Validitas ... 50

2. Uji Reliabilitas ... 54

H. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Lembaga ... 63

B. Hasil Penelitian ... 66

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 109

(6)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran ... 125

DAFTAR PUSKATA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

NO. TABEL KETERANGAN HALAMAN

Tabel 2.1 Perbedaan antara pendidikan dengan pelatihan 17

Tabel 3.1 Sampel Penelitian 42

Tabel 3.2 Hubungan Antar Variabel 43

Tabel 3.3 Skala Likert 49

Tabel 3.4 Data Hasil Uji Validitas Variabel X 51

Tabel 3.5 Data Hasil Uji Validitas Variabel Y 53

Tabel 3.6 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel X 56

Tabel 3.7 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y 56

Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Intrepretasi

terhadap Koefisien Korelasi 61

Tabel 4.1 Jawaban Responden terhadap Variabel X 67

Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Skor Jawaban Variabel X 68

Tabel 4.3 Jawaban Responden terhadap Aspek Tujuan 69

Tabel 4.4 Kriteria Interpretasi Skor Aspek Tujuan 70

Tabel 4.5 Jawaban Responden terhadap Aspek Materi 71

Tabel 4.6 Kriteria Interpretasi Skor Aspek Materi 72

Tabel 4.7 Jawaban Responden terhadap Aspek Metode 73

Tabel 4.8 Kriteria Interpretasi Skor Aspek Metode 74

Tabel 4.9 Jawaban Responden terhadap Aspek Media 75

Tabel 4.10 Kriteria Interpretasi Skor Aspek Media 76

Tabel 4.11 Jawaban Responden terhadap Aspek Evaluasi 77

(7)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Jawaban Responden terhadap Aspek Instruktur 79

Tabel 4.14 Kriteria Interpretasi Skor Aspek Instruktur 80

Tabel 4.15 Kriteria Penilaian Skor Jawaban Variabel Y 81

Tabel 4.16 Jawaban Responden Terhadap Variabel Y 81

Tabel 4.17

Jawaban Responden terhadap Indikator

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru

Variabel Y1

83

Tabel 4.18 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y1 84

Tabel 4.19

Jawaban Responden terhadap Indikator

Peningkatan Kompetensi Profesional Guru

Variabel Y2

85

Tabel 4.20 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y2 86

Tabel 4.21

Jawaban Responden terhadap Indikator

Peningkatan Kompetensi Kepribadian Guru

Variabel Y3

87

Tabel 4.22 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y3 88

Tabel 4.23

Jawaban Responden terhadap Indikator

Peningkatan Kompetensi Sosial Guru Variabel

Y4

89

Tabel 4.24 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y4 90

Tabel 4.25 Uji Normalitas Data 91

Tabel 4.26 Tabel Uji Korelasi Pearson Hubungan Antara

Variabel X dan Y 93

Tabel 4.27 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi

Koefisen Korelasi 94

Tabel 4.28 Tabel Hubungan Antara Variabel X dan Y1 96

Tabel 4.29 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi

Koefisen Korelasi 97

(8)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.31 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi

Koefisen Korelasi 100

Tabel 4.32 Tabel Hubungan Antara Variabel X dan Y3 103

Tabel 4.33 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi

Koefisen Korelasi 104

Tabel 4.34 Tabel Hubungan Antara Variabel X dan Y4 106

Tabel 4.35 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi

Koefisen Korelasi 107

DAFTAR GAMBAR

NO.

GAMBAR KETERANGAN HALAMAN

Grafik 1.1 Data Peserta Pelatihan ICT Goes to School 8

Grafik 3.1 Interval Interpretasi Skor 59

Grafik 4.1 Interval Variabel X 69

Grafik 4.2

Interval Aspek Tujuan Program Pelatihan ICT Goes

to School 71

Grafik 4.3

Interval Aspek Materi Program Pelatihan ICT Goes

to School 73

Grafik 4.4

Interval Aspek Metode Program Pelatihan ICT Goes

to School 74

Grafik 4.5

Interval Aspek Media Program Pelatihan ICT Goes

to School 76

Grafik 4.6

Interval Aspek Evaluasi Program Pelatihan ICT

Goes to School 78

Grafik 4.7

Interval Aspek Instruktur Program Pelatihan ICT

Goes to School 80

Grafik 4.8 Interval Variabel Y 83

Grafik 4.9 Interval Variabel Y1 85

(9)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 4.11 Interval Variabel Y3 88

(10)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pengembangan Pendidikan

(LPP) Salman ITB, yang berlokasi di Komplek Masjid Salman ITB Lantai

1. Jl. Ganesha No.7 Bandung 40132.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Zainal Arifin (2011,hlm.215) “populasi atau universe

adalah keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa orang, benda,

kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi”.

Dari pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah peserta pelatihan komputer, yakni guru-guru

tingkat sekolah dasar yang pernah mengikuti pelatihan ICT Goes to

School pada lembaga pengembangan pendidikan (LPP) Salman ITB

dari Tahun 2010-2013.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bagian kecil yang memiliki

karakteristik yang sama dari populasi yang menjadi objek penelitian,

seperti yang dijelaskan Zainal Arifin (2011,hlm.215) bahwa “sampel

adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga

dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur

population)”.

Dalam hal ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan

purposive sampling, yaitu memilih sampel dengan didasarkan pada

pertimbangan dan tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini

(11)

42

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Sampel Penelitian

No Jenis Kelamin Populasi Sampel

1 Laki-laki 8 Orang 8 Orang

2 Perempuan 22 Orang 22 Orang

Jumlah 30 Orang 30 Orang

C. Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan

ICT Goes to School dengan peningkatan kompetensi guru pada Lembaga

Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB. Maka desain penelitian

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional dengan

maksud untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikatnya. Variabel-variabel yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Variabel bebas (X) : Persepsi Peserta Diklat Mengenai Pelaksanaan

Program pelatihan ICT Goes to School

Variabel terikat (Y) : Peningkatan kompetensi guru

Desain penelitian dengan menggunakan studi korelasional, dapat

(12)

43

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

XY1 : Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program

pelatihan ICT Goes to School dengan peningkatan kompetensi

pedagogik guru pada lembaga pengembangan pendidikan (LPP)

Salman ITB.

XY2 : Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program

pelatihan ICT Goes to School dengan peningkatan kompetensi

profesional guru pada lembaga pengembangan pendidikan (LPP)

Salman ITB.

XY3 : Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program

(13)

44

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepribadian guru pada lembaga pengembangan pendidikan (LPP)

Salman ITB.

XY4 : Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program

pelatihan ICT Goes to School dengan peningkatan kompetensi

sosial guru pada lembaga pengembangan pendidikan (LPP) Salman

ITB.

D. Metode Penelitian

Menurut pendapat Sugiyono (2003,hlm.11): “Metode penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.

Sedangkan Metode penelitian menurut Suharsimi Arikunto

(2002,hlm.136), “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, dengan jenis studi korelasional. Sedangkan pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal

ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk melihat hubungan

antara persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan

ICT Goes to School dengan peningkatan kompetensi guru yang

diselenggarakan oleh lembaga pengembangan pendidikan (LPP) Salman

ITB. Menurut Zainal Arifin (2011,hlm.54) menyatakan bahwa “penelitian

deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan

menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi

saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel”. Begitupun dengan yang dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2007,hlm.64) bahwa “penelitian

(14)

45

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Ibrahim (2007,hlm.77) mengungkapkan bahwa “studi korelasi

mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejaumana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain”.

Berdasarkan pendapat yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian

ini akan mengungkap gambaran hubungan variabel bebas (X) yakni

persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ICT Goes

to School dengan variabel terikat (Y) yakni peningkatan kompetensi guru.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan

penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur, agar tidak

terjadi salah penafsiran. Menurut Zainal Arifin (2011,hlm.190) “definisi

operasional adalah definisi khusus yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan dilaksanakan oleh peneliti lain”.

Definisi operasional yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Persepsi Peserta Diklat

Persepsi adalah pemahaman atau penafsiran individu terhadap

suatu objek yang diperoleh melalui indra yang dimilikinya. Dalam hal

ini persepsi yang dimaksud adalah penafsiran peserta diklat mengenai

pelaksanaan program pelatihan ICT Goes to School yang

diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)

Salman ITB.

2. Program Pelatihan ICT Goes to School

Program pelatihan yang dimaksud disini adalah program pelatihan

yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan

(LPP) Salman ITB. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)

Salman ITB selaku lembaga yang fokus terhadap pengembangan

pendidikan dan pelatihan, konsisten memberikan pelayanan

pendidikan dan pelatihan serta turut serta dalam peningkatan mutu

(15)

46

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru-guru. LPP Salman ITB berada di bawah naungan Yayasan

Pembina Masjid (YPM) Salman ITB. Salah satu program pelatihannya

adalah ICT Goes to School untuk guru dalam rangka memfasilitasi

guru-guru untuk bisa mengoperasikan komputer secara baik sehingga

tuntutan yang terdapat dalam kurikulum baru mengenai integrasi TIK

dalam semua mata pelajaran dapat dilaksanakan dengan baik oleh

setiap guru, serta mendorong para guru untuk terus meningkatkan

kompetensi yang dimilikinya.

3. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan kemampuan individu yang berkaitan

dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimilikinya

untuk dapat melakukan tugasnya secara profesional. Menurut

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi.

Salah satu fokus dari Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)

Salman ITB adalah untuk meningkatkan kompetensi guru. Diharapkan

dengan adanya pelayanan program pelatihan ini dapat meningkatkan

kompetensi guru-guru terlebih lagi dalam kompetensi yang berkaitan

secara langsung dengan kemampuan TIK. Sebagaimana yang

tercantum pada PP No.74 Tahun 2008 tentang guru, pada kompetensi

pedagogik, yakni pemanfaatan teknologi pembelajaran, pada

kompetensi profesional, yakni konsep dan metode disillin keilmuan,

teknologi yang relevan dan pada kompetensi sosial yakni

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional

F. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2010,hlm.192) menjelaskan bahwa

(16)

47

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan

mengumpulkan data yang nantinya akan diolah menjadi sebuah informasi

yang dapat memberikan gambaran mengenai penelitian tersebut. Seorang

peneliti harus cermat dalam memilih dan menyusun instrumen penelitian

yang akan digunakan, sebab keberhasilan penelitian banyak ditentukan

oleh instrumen yang digunakan, karena data yang dibutuhkan untuk

memecahkan permasalahan diperoleh melalui instrumen penelitian

tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Zainal Arifin

(2012,hlm.225) bahwa “mutu instrumen akan menentukan mutu data yang

digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran

empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian”. Maka dari itu dalam

menyusun instrumen penelitian, menurut Sudjana dan Ibrahim (2007:96)

ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus

jelas dan spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis

instrumen yang akan digunakan.

2. Sumber data baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui

terlebih dahulu, sehingga bahan atau dasar dalam menentukan isi,

bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.

3. Keterandalan dalam instrumen penelitian itu sendiri sebagai alat

pengumpul data baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya.

4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas,

sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna

pemecahan masalah penelitian.

5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang

(17)

48

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa angket dan studi

dokumentasi.

1. Angket

Angket atau kuisioner merupakan salah satu instrumen pengumpul

data yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Hal

ini sesuai dengan pernyataan dari Zainal Arifin (2011,hlm.228) “angket

adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau

pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya”.

Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila

responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan

dalam pengisian daftar pertanyaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup, yakni

angket yang diberikan kepada responden yang berupa pertanyaan atau

pernyataan, didalamnya sudah terdapat beberapa alternatif jawaban yang

telah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya menjawab

berdasarkan pilihan yang ada yang sesuai dengan pribadinya. Skala yang

digunakan dalam angket ini adalah skala likert, angket yang menggunakan

model skala likert ini akan memudahkan responden untuk menjawab

pertanyaan dalam angket tersebut, seperti yang dijelaskan oleh

Mohammad Ali (1985,hlm.88) “bentuk jawaban tertutup (closed form atau

pre-coded), yakni angket yang pada setiap itemnya sudah tersedia berbagai

(18)

49

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket yang sudah disusun dan diujicobakan kemudian disebar

kepada peserta pelatihan yakni guru-guru pada lembaga pengembangan

pendidikan (LPP) Salman ITB sejumlah 30 orang.

Syaodih (2007,hlm.238) menyatakan :

Model likert menggunakan skala deskriptif (SS,S,TS,STS). Dasar dari skala deskriptif ini adalah merespon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan dengan pernyataan persetujuan (setuju - tidak setuju) terhadap suatu objek.

Tabel 3.3

Skala Likert

Pernyataan SS S TS STS

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Ada beberapa keuntungan dan kekurangan yang didapat dari

penggunaan angket ini sebagai instrumen pengumpul data, sesuai dengan

pernyataan Zainal Arifin (2011,hlm.228) keuntungannya adalah sebagai

berikut.

a. Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh

hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama, sehingga

objektifitas dapat terjamin.

b. Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen.

c. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang

jumlahnya cukup banyak.

sedangkan untuk kekurangan dari angket ini adalah sebagai berikut:

a. Ada kemungkinan angket diisi olehj orang lain.

(19)

50

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik penunjang dalam

pengumpul data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang dapat

mendukung serta melengkapi penelitian. Teknik dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data dari sumber berupa dokumen-dokumen. Seperti

yang dijelaskan oleh Nana Syaodih (2008,hlm.211) “studi dokumenter

merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”.

Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi

beberapa data yang diperlukan oleh peneliti seperti profil Lembaga

Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB, data-data yang berkaitan

dengan program pelatihan ICT Goes to School dan teori-teori yang

mendukung dalam penelitian ini.

G. Analisis Data

1. Uji Validitas Instrumen

Didalam sebuah penelitian diperlukan instrumen-instrumen yang telah

memenuhi syarat, sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang baik dan

bisa dipertanggungjawabkan. Instrumen penelitian harus memenuhi syarat

minimal dua macam, yakni validitas dan reliabilitas.

Zainal Arifin (2011,hlm.245) “Validitas adalah suatu derajat

ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang

digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang diukur”. Instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memilik validitas yang rendah. Dalam

penelitian ini uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor

(20)

51

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas item adalah rumus

Korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut :

Sumber (Suharsimi Arikunto, 2002,hlm.146)

Untuk mengetahui kevalidan butir soal maka harga rhitung

dibandingkan rtabel sesuai dengan jumlah responden. Jika rhitung > rtabel

maka butir soal tersebut dinyatakan valid.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi peserta

diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ICT Goes to School

(Variabel X) dan peningkatan kompetensi guru (Variabel Y) pada lembaga

pengembangan pendidikan (LPP) Salman ITB. Dalam pelaksanaan uji

coba, peneliti menyebarkan angket kepada peserta di luar sampel

penelitian. Pada pengujian ini peneliti menggunakan bantuan aplikasi atau

program Microsoft Excel. Berikut perhitungan hasil ujicoba instrumen :

Tabel 3.4

Data Hasil Uji Validitas Variabel X

( Persepsi Peserta Diklat Mengenai

(21)

52

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No r hitung r tabel Keterangan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Ujicoba Angket

Setelah rhitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan rtabel pada

taraf kepercayaan α = 0,05 apabila rhitung > rtabel maka item instrumen

tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila rhitung ≤ maka item

(22)

53

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel hasil ujicoba angket diatas, diperoleh kesimpulan

bahwa dari 30 item pernyataan yang terdapat dalam angket, 27 item

instrumen dinyatakan valid dan sisanya 3 item instrumen tidak valid.

Untuk item yang dinyatakan tidak valid, maka item tersebut dibuang,

karena item instrumen yang dinyatakan valid masih bisa mewakili

indikator yang ada, sehingga item angket yang di gunakan yaitu 27 item

untuk variabel persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program

pelatihan ICT Goes to School.

Sedangkan untuk uji validitas instrumen Variabel Y yakni

peningkatan kompetensi guru adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Data Hasil Uji Validitas Variabel Y

(23)

54

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 0,598 0,374 Valid

Berdasarkan tabel 3.5 diatas, diperoleh kesimpulan bahwa dari 30

item pernyataan yang terdapat dalam angket, 25 item instrumen dinyatakan

valid dan sisanya 5 item instrumen tidak valid. Untuk item yang

dinyatakan tidak valid, maka item tersebut dibuang, karena item instrumen

yang dinyatakan valid masih bisa mewakili indikator yang ada.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau taraf kepercayaan suatu

instrumen tes. Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Zainal Arifin

(2011,hlm.248) : “suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu

memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada

waktu atau kesempatan yang berbeda”.

Sedangkan untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus

alpha, denan merujuk pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto

(2006,hlm.196) menjelaskan bahwa “rumus alpha digunakan untuk

mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mencari reliabilitas

dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut :

(24)

55

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan

∑X2

: Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians

(∑X2) : Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

N : Jumlah responden uji coba

b. Mencari harga varians total

Keterangan :

∑X2

: Jumlah kuadrat skor total setip responden

(∑X2) : Jumlah kuadrat seluruh skor total dari setiap responden

N : Jumlah responden uji coba

c. Menghitung harga reliabilitas

Keterangan :

r

11 : Reliabilitas instrumen

k

: Banyaknya butir item

∑ : Jumlah varians item

: Varians total

(25)

56

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: Varians totalan

Hasil perhitungan

r

11 dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata

dengan kriteria kelayakan adalah sebagai berikut :

1)

r

11 >

rtabel

berarti reliabel

2)

r

11

r

tabel berarti tidak reliabel

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan bantuan aplikasi atau program SPSS 16 for Windows. Berikut hasil uji reliabilitas instrumen Variabel X yakni

Program Pelatihan ICT Goes to School :

Tabel 3.6

Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

(Persepsi Peserta Diklat Mengenai

Pelaksanaan Program Pelatihan ICT Goes to School)

Berdasarkan perhitungan, maka dapat kita ketahui bawah nilai

reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,925. Untuk melihat apakah

intrumen tersebut realibel atau tidak, maka nilai rhitung dibandingkan

dengan nilai rtabel pada taraf kepercayaan α =0,05. Apabila hasil rhitung >

rtabel maka intrumen yang digunakan dapat dinyatakan reliabel, karena

rhitung (0,925) > rtabel (0,374) nilai tersebut termasuk kedalam kategori

sangat tinggi karena berada di kisaran 0,80 – 1,00. Maka untuk Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(26)

57

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yakni persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ICT

Goes to School dalam penelitian ini dapat dinyatakan reliabel.

Sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen Variabel Y yakni

peningkatan kompetensi guru adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

(Peningkatan Kompetensi Guru)

Berdasarkan perhitungan, maka dapat kita ketahui bawah nilai

reliabilitas instrumen adalah sebesar 0,918. Untuk melihat apakah

intrumen tersebut realibel atau tidak, maka nilai rhitung dibandingkan

dengan nilai rtabel pada taraf kepercayaan α =0,05. Apabila hasil rhitung >

rtabel maka intrumen yang digunakan dapat dinyatakan reliabel, karena

rhitung (0,918) > rtabel (0,374) nilai tersebut termasuk kedalam kategori

sangat tinggi karena berada di kisaran 0,80 – 1,00. Maka untuk Variabel Y

yakni peningkatan kompetensi guru dalam penelitian ini dapat dinyatakan

reliabel.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan analisis dan

interpretasi data, kemudian teknik analisis data diarahkan pada pengujian

hipotesis yang diajukan serta menjawab rumusn masalah yang diajukan

dalam penelitian. Proses analisis diawali dengan pengolahan data dari data

kasar diolah menjadi data yang lebih halus dan lebih bermakna sehingga

menghasilkan informasi yang baik.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(27)

58

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data menurut Sambas Ali dan Maman Abdurrahman

(2007,hlm.52) adalah :

Cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifatsifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, maka peneliti menentukan

beberapa langkah atau prosedur analisis data berdasarkan atas pernyataan

Sambas Ali dan Maman Abdurrahman (2007,hlm.52) yaitu sebagai berikut

:

1. Tahap Mengumpulkan Data

Tahap mengumpulkan data ini dilaksanakan ketika peneliti melakukan

pengumpulan data dengan alat pengumpul data yang sebelumnya telah

ditentukan.

2. Tahap Editing

Tahap editing yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

3. Tahap Koding

Tahap koding yaitu proses identifikasi dan klarifikasi dari setiap

pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut

variabel-variabel yang diteliti.

4. Tahap Tabulasi Data

Tahap tabulasi data yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian.

5. Tahap Pengujian Kualitas Data

Tahap pengujian kualitas data yaitu menguji validitas dan reliabilitas

instrumen pengumpul data.

(28)

59

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap mendeskripsikan data yaitu data yang telah ada kemudian dibuat

dalam tabel frekuensi dan atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi

sentral, maupun ukuran disperse. Tujuannya untuk memahami data

sampel penelitian.

7. Tahap Pengujian Hipotesis

Tahap pengujian hipotesis yaitu tahap pengujian terhadap

proposisi-proposisi yang dibuat apakah proposisi-proposisi tersebut ditolak atau diterima,

serta bermakna atau tidak.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Menghitung Skor Penelitian

Skor yang didapat dari aspek masing-masing variable dihitung,

yang kemudian skor tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat

rendah atau tingginya nilai persepsi peserta diklat mengenai

pelaksanaan program pelatihan ICT goes to school dengan

peningkatan kompetensi guru. Skor yang telah didapatkan kemudian

di interpretasikan sesuai dengan kriteria interpretasi skor yang telah

ditetapkan. Kriteria interpretasi skor, mengacu pada rumusan yang

dikemukakan oleh Riduwan (2012,hlm.94), sebagai berikut :

1) Menghitung skor indeks maksimum, dengan cara :

(skor tertinggi = 4) x (jumlah item setiap aspek) x (jumlah

responden = 30)

2) Menghitung skor indeks minimum, dengan cara :

(skor terendah = 1) x (jumlah item setiap aspek) x (jumlah

responden = 30)

3) Menghitung rentang untuk kategori interpretasi skor, dengan cara :

(29)

60

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor Minimum Skor Maksimum

KB CB B SB

Grafik 3.1 Interval Interpretasi Skor

Keterangan :

Uji normalitasa data bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya

sebaran data yang akan dianalisis. Jika data yang diperoleh

berdistribusi normal, maka digunakan metode statistika parametrik.

Sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka digunakan

statistika non-parametrik.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui diterima atau

tidaknya hipotesis yang diajukan. Langkah pengujian hipotesis

dilakukan pergitungan sebagai berikut :

1) Menghitung Koefisien Korelasi

Koefisisen korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan

antar variabel X dan Y. Jika data yang ada berdistribusi normal maka

rumus yang digunakan adalah koefisien korelasi Product Moment dari

Pearson, dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(30)

61

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan jika data yang ada berdistribusi tidak normal, maka

pengolahan data dilakukan dengan statistika non-parametrik. Rumus

yang dipakai adalah koefisien korelasi Rank Spearmen, dengan rumus

sebagai berikut:

atau mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi dapat

digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi sebagai

berikut :

Tabel 3.8

Pedoman untuk memberikan

interpretasi terhadap koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Tahap pengujiian hipotesis yaitu tahap pengujian terhadap

(31)

62

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diterima, serta bermakna atau sebaliknya.Untuk mengetahui

penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis, maka dilakukan uji

hipotesis dengan perhitungan uji-t, dengan rumus sebagai berikut :

Sumber (Sugiyono,2011,hlm.:257)

Keterangan :

t = uji signifikansi

r = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara

membandingkan nilai thitung dengan ttabel, , sebagai berikut :

 Apabila thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat

hubungan antara variabel X dan variabel Y)

 Apabila thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak

terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang ditempuh

oleh peneliti dari awal persiapan sampai pembuatan laporan akhir

penelitian.

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga

tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap laporan

penelitian. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi masalah.

(32)

63

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Membuat proposal penelitian.

d. Menyiapkan surat perizinan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan dan menyusun instrumen.

b. Mengumpulkan data.

c. Menganalisis dan mengolah data.

d. Menarik kesimpulan.

3. Tahap Laporan Penelitian

a. Menyusun laporan penelitian dari hasil data yang diperoleh setelah

(33)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung:

Angkasa Aksara

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi,

Regresi, dan Jalur dalam. Penelitian.Bandung : CV Pustaka Setia.

Ali, Mas’ud .(2011). Kompetensi Seorang Guru. [Online]. Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/17/kompetensi-seorang-guru-381547.html. [Diakses pada 15 Juli 2013]

Arifin, Zainal (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2004). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek.

Bandung: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Badan PSDMPK-PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(2012)

Kebijakan Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : Badan PSDMPK-PMP

Kemdikbud.

Budiarti, L.N. (2012). Psikologi Persepsi. Bandung: ITB.

Darmawan, Deni. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Arum

(34)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Depdiknas (2004).Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar, Jakarta

Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : YP

Permindo

Hamalik, Oemar. (2001).Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Trigenda Karya

Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).

Bandung : Alfabeta

M. Salman A.N .(2011). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

dalam Pencapaian Standar Nasional Pendidikan yang Terkait dengan

Pembelajaran Matematika. Makalah pada Kelompok Keahlian Matematika

Kombinatorika FMIPA ITB, Bandung.

Majid, Abdul (2005). Perencaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya

Malayu, Hasibuan. (2003). Organisasi dan Motivasi Peningkatan Produktivitas.

Jakarta : Bumi Aksara

Miarso, Yusufhadi. (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group

Morrison, Ross & Kemp. Designing Effective Instruction, 2007, Jonh Wiley &

Sons,Inc. USA

Muhibbin, Syah (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta :

PT. Rineka Cipta

Prabu Mangkunegara, A. A. Anwar. (2008). Perencanaan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama.

(35)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rusman.(2008). Manajemen Kurikulum. Program Studi Pengembangan

Kurikulum

Sastradipoera, Komarudin.(2002). Pengantar Manajemen Perusahaan. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Sinar Alam.(2011). Analisis Kebutuhan Pelatihan Berbasis Kompetensi dalam

Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru SD di Kab. Maros Sulawesi

Selatan. Tesis pada SPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Sugiyono (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono .(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta

Syaodih, Nana.(2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta :EGC

Uno, B. Hamzah (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi

Aksara

Uzer, Usman. Moch (2009) Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda

(36)

Dede Ridwan, 2014

Hubungan persepsi peserta diklat mengenai pelaksanaan program pelatihan ict goes to school dengan peningkatan kompetensi guru pada lembaga pengembangan pendidikan (lpp) salman ITB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen

Walgito (1995). Pengantar Psikologi Umum, Edisi Revisi, Cetakan keempat,

Gambar

Grafik 4.12
Sampel PenelitianTabel 3.1
Tabel 3.2 Hubungan antar Variabel
Tabel 3.3 Skala Likert
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengungkapan Corporate Social Responsibility sebelum dan sesudah berlakunya UU Nomor 40 Tahun

Pendidikan Tugas Belajar Pendidikan Tinggi Bagi Pegawai Badan Meteorologi dan. Geofisika diubah sebagai

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui email juga ditayangkan pada website SPSE Kabupaten Bolaang Mongondow, oleh karenanya Pokja tidak dapat menerima

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan konformitas dengan perilaku konsumtif terhadap pembelian jilbab pada 100 orang mahasiswi.. Metode analisa yang digunakan

MASA KEJAYAAN SENIMAN YANG BERBISNIS/ SEPERTI PEMATUNG / PELUKIS / DAN PEKERJA SENI LAINNYA / SUDAH BERLALU LEBIH DARI 10 TAHUN SILAM // BILA MEREKA MASIH. MENGGEGELUTINYA

masalah untuk penelitian ini adalah “Bagaimana miskonsepsi siswa SMA pada konsep reproduksi virus melalui analisis gambar?”.

Menghitung hubungan antara kasus (mis. penyakit) dengan populasi terancam tertentu dalam jangka waktu yang ditetapkan Rate = a (“a” termasuk dalam “x”).. x

Purifikasi dan karakterisasi silika berbasis pasir kuarsa dari Desa Pasir Putih Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso telah dilakukan pada penelitian ini.. Penelitian