PENGGUNAAN GESTURE DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Nita Nurpitriyanti NIM 1004076
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA 2014
Penggunaan
Gesture
dalam Pembelajaran
Membaca Pemahaman
Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Oleh
Nita Nurpitriyanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Nita Nurpitriyanti 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
NITA NURPITRIYANTI
PENGGUNAAN GESTURE DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. H. Sadjarudin Nurdin, M.Pd. NIP. 195105031976031003
Pembimbing II
Desiani Natalina M., M.Pd. NIP 197712222005012002
Mengetahui,W2111111111111 Ketua program studi PGSD
UPI Kampus Tasikmalaya
Penggunaan Gesture dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar
Abstrak .
Gesture adalah bahasa non-verbal yang disampaikan melalui gerakan tubuh. Gesture adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan komunikasi sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan bahasa nonverbal terutama gesture memiliki peranan penting dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena dapat mempermudah komunikasi antara guru dan siswa ketika menggunakan bahasa Inggris. Berdasarkan studi pendahuluan gesture sering digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris salah satunya dalam pembelajaran membaca pemahaman. Dalam pembelajaran membaca pemahaman, siswa terkadang kesulitan untuk memahami materi atau arahan dari guru dengan menggunakan bahasa Inggris, maka dari itu guru sering menggunakan gesture dalam pembelajaran supaya siswa lebih mudah memahami memahaminya. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penggunaan gesture dalam membaca pemahaman bahasa Inggris. Melalui Penelitian ini peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan penggunaan gesture dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris di sekolah dasar dan mendeskripsikan jenis-jenis gesture apa saja yang ditunjukan oleh guru dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Galunggung, kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Inggris dan siswa-siswi kelas VB dan VC SDN Galunggung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan wawancara. Teknik observasi bertujuan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap pembelajaran membaca pemahaman di Kelas V SD, sedangkan teknik wawancara bertujuan untuk mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dan difahami dari hasil observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari tiga pertemuan yang diamati peneliti, guru selalu menggunakan gesture dalam setiap pembelajaran, gesture muncul dalam berbagai situasi belajar, misalnya dalam menjelaskan materi atau ketika guru memberikan arahan dan perintah. Jenis gesture yang disebutkan oleh Mcneill (1992) yaitu iconic, deictic, beat, dan methaporic terlihat muncul selama pembelajaran berlangsung. Iconic muncul sebanyak 38 kali iconic ketika guru menjelaskan materi dan memberikan arahan, deictic muncul sebanyak 28 kali, deictic juga digunakan untuk menjelaskan materi dan memberikan arahan, methaporic muncul sebanyak 19 kali, methaporic juga digunakan untuk menjelaskan materi, dan yang terakhir beat, beat muncul selama 12 kali, gerakan beat digunakan untuk mendorong siswa agar lebih berani berbicara dan berlatih menggunakan bahasa Inggris.
Use of Gesture in Learning Reading Comprehension English Primary Schools
Abstract
.
Gesture is a non-verbal language that is conveyed through body movements. Gesture is a form of nonverbal communication that can not be separated in daily communication activities included in the learning activities. Especially the use of nonverbal language gesture play an important role in learning the English language, as it can facilitate communication between teachers and students when using English. Based on a preliminary study of gesture is often used by teachers in teaching English one in learning reading comprehension. Learning in reading comprehension, student sometimes difficult to understand the material or the direction of the teacher in the English language, and therefore teachers often use gesture in learning so that students easier to understand to understand. Based on preliminary studies, the researcher interested in knowing how the use of gesture in English reading comprehension. Through this study the researcher intends to describe the use of gesture in learning English reading comprehension in elementary school and describe the types of gesture what is indicated by the teacher in teaching English reading comprehension in elementary school. This study used a qualitative approach with descriptive methods. This research was conducted in SDN Galunggung, Tawang districts, Tasikmalaya. The subjects were English teachers and students of class VB and VC SDN Galunggung. Data collection techniques used were observation and interview techniques. Observation technique aims to perform direct observation of teaching reading comprehension in Grade V SD, while interviewing techniques aimed to clarify the things that have not been known and understood from the observation. The results showed that of the three meetings that the researchers observed, the teacher always used in every lesson gesture, gestures appear in various learning situations, for example in explaining the material or when the teacher provides direction and command. Gesture types mentioned by Mcneill (1992) is iconic, deictic, beat, and methaporic seen emerging during the learning takes place. Iconic appeared 38 times as much as iconic as the teacher explains the material and provide direction, deictic appeared 28 times, deictic is also used to describe the material and provide direction, methaporic appeared 19 times, methaporic also used to describe the material, and the last beat, the beat appeared over 12 times, beat movement is used to encourage students to be more bold to speak and practice English.
vi
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A.Pembelajaran Bahasa Inggris di SD ... 9
B.Hakikat Membaca ... 10
C.Membaca Pemahaman ... 14
D.Penggunaan Komunikasi Non-Verval ... 16
E. Jenis-Jenis Komunikasi Non-Verbal ... 17
F. Jenis-Jenis Gesture ... 19
G.Penggunaan Gesture dalam Pembelajaran Bahasa Inggris ... 22
H.Penggunaan Gesture dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Bahasa Inggris ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26
B.Desain Penelitian ... 26
vii
D.Prosedur Penelitian ... 28
E. Definisi Operasional ... 28
F. Teknik Pengumpulan data ... 30
G.Instrumen Penelitian ... 32
H.Teknik Pengolahan Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A.Hasil Penelitian ... 35
1. Transkrip Data Observasi ... 35
2. Data Hasil Wawancara ... 79
B.Pembahasan ... 82
1. Penggunaan Gesture dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar ... 82
2. Jenis-jenis Gesture yang Muncul dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar ... 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 93
A. Simpulan ... 93
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang dipelajari banyak negara di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Seiring perkembangan zaman dan era globalisasi, pembelajaran bahasa Inggris menjadi kebutuhan tersendiri dalam berkomunikasi karena bahasa Inggris sering digunakan diberbagai bidang antara
lain ekonomi, teknologi, dunia hiburan dan pariwisata. Bahkan tak jarang yang belum belajar bahasa Inggris tanpa sadar sering menggunakan istilah-istilah bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dikatakan Harmer (2001, hlm. 1) bahwa :
English seems to be one of mine language of international comunication, and even people who are not speaker of English often know word such as bank, chocolate, computer, hamburger, hotel, hotdog...many of these word have themselves been borrowed by English from other language.
Karena bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa utama dalam komunikasi Internasional, maka pembelajaran bahasa Inggris dianggap perlu dipelajari diadakan dalam kurikulum pembelajaran termasuk di sekolah dasar. Bahasa Inggris di SD di Indonesia dimulai sejak pertengahan 1994 dan diselenggarakan sebagai muatan lokal. Hal ini berlandaskan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 (Irawati, 2012, hlm. 70)
tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang masih digunakan saat ini, bahasa Inggris juga termasuk sebagai muatan lokal.
2
Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dalam pembelajaran bahasa Inggris, membaca adalah proses yang dilakukan untuk menerima informasi melalui pemahaman pola-pola bahasa dalam gambaran tulisan (Tarigan, 1979 ). Salah satu kegiatan membaca yang perlu diajarkan di SD adalah membaca pemahaman (reading comprehension). Menurut Dalman (2013, hlm. 87). “Membaca pemahaman adalah membaca kognitif (membaca untuk memahami), pembaca dituntut untuk memahami isi bacaan “, Grabe and Saller (dalam Nurman Antony 2010, hlm. 40) mengungkapkan bahwa dalam reading
comprehension diperlukan kemampuan pemahaman dan interpretasi yang tepat
dari sebuah teks.). Oleh karena itu dalam membaca pemahaman siswa tidak sekedar menerjemahkan bahasa tulis saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu memahami isi dari bacan tersebut. Termasuk dalam membaca pemahaman bahasa Inggris, membaca tidak cukup dengan mengetahui arti dari kata yang dibaca, tetapi juga memahami isi bacaan secara menyeluruh, sehingga dapat memperoleh informasi yang baik yang bisa dikomunikasikan secara baik pula.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, target untuk memenuhi kemampuan berbahasa termasuk keterampilan membaca memang sulit untuk dicapai karena di Indonesia bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa asing (foreign language). Bahasa Inggris hanya digunakan pada saat pembelajaran saja dan jarang digunakan dalam kegiatan sehari-hari, dan hanya sedikit sekali kesempatan mereka untuk berlatih bahasa Inggris. Hal tersebut membuat bahasa Inggris cukup sulit dikalangan pelajar Indonesia.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, guru berperan penting untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif untuk siswa, dan salah satu komponen yang penting ketika proses pembelajaran adalah komunikasi. Komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menerima materi ajar yang diberikan oleh guru. Komunikasi yang terjalin tidak hanya menggunakan bahasa verbal saja, penggunaan bahasa verbal yang
3
kalimat yang sulit dipahami siswa. Kombinasi antara bahasa verbal dan nonverbal akan sangat berguna untuk membangun komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, dan juga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif. Seperti yang diungkapkan oleh Kusanagi (2005, hlm. 382) “ teacher can provide good learning condition through interaction both verbally and nonverbally”. Jadi pembelajaran
bahasa Inggris yang baik akan tercipta dengan adanya interaksi antara bahasa verbal dengan bahasa nonverbal.
Salah satu bahasa non-verbal yang sering digunakan adalah gesture.
Menurut Darwis dan Region (tanpa tahun, hlm. 11) gesture adalah bahasa non-verbal yang disampaikan melalui gerakan tubuh. Gesture adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan komunikasai sehari-hari, Mcneill (dalam Nikazm, 2008) mengungkapkan bahwa ‘gesture are integral part of language as much as are word, phrases, and sentences-gesture and language are one sistem’ jadi penggunaan gesture dalam
bahasa sehari-hari diperlukan untuk menciptakan komunikasi dan interaksi yang baik . Dalam suatu proses pembelajaran termasuk pembelajaran bahasa Inggris gesture memiliki peranan penting untuk meningkatkan komunikasi antara guru
dengan siswa dan membantu siswa untuk memahami apa yang dikatakan oleh guru, hal tersebut mengacu pada pendapat Kusanagi (2005, hlm. 391) yang mengungkapkan bahwa bahasa non-verbal terutama gesture berperan penting dalam pembelajaran bahasa, dalam analysis reasearch yang dilakukanya, Kusanagi menyatakan dari 27 penelitian mengenai komunikasi nonverbal dalam pembelajaran bahasa, gesture yang paling sering menjadi fokus utama dalam penelitianya. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa gesture sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris untuk menciptakan interaksi yang baik antara guru dan siswa
Gesture sering digunakan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa
dalam pembelajaran bahasa Inggris, salah satunya untuk menjelaskan kata yang
4
Inggris, siswa masih mengalami kesulitan, diantaranya adalah perbedaan pengucapan dan penulisan dalam bahasa inggris. Selain itu siswa sulit memahami teks karena adanya beberapa kata yang tidak diketahui. Guru pun berusaha menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, namun sebisa mungkin guru juga membiasakan menggunakan bahasa Inggris kepada siswa. Dalam menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, guru tidak terpaku pada penggunaan bahasa verbal saja tetapi juga diimbangi dengan menggunakan bahasa nonverbal salah satunya adalah gesture. Dengan menggunakan gesture
tersebut guru bermaksud meminimalisir kesulitan yang terjadi pada proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam pembelajaran membaca pemahaman.
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, peneliti mengetahui bahwa gesture biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris, namun peneliti belum mengetahui, dalam kegiatan apa saja gesture tersebut muncul, dan bentuk-bentuk gesture seperti apa yang muncul ketika pembelajaran berlangsung.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk lebih memahami dan mengetahui tentang penggunaan gesture dalam membaca pemahaman bahasa Inggris melalui penelitian dengan judul “Penggunaan Gesture dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Bahasa Inggris Di SD”.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Galunggung. peneliti menemukan bahwa dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris, siswa masih mengalami kesulitan diantaranya adalah perbedaan pengucapan dan penulisan dalam bahasa Inggris, sulitnya memahami bacaan karena adanya beberapa kata yang tidak diketahui. Target pencapaian bahasa Inggris memang sulit dicapai, hal ini karena bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang jarang digunakan sehari-hari, untuk menciptakan proses pembelajaran
5
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sebisa mungkin guru membiasakan menggunakan bahasa inggris kepada siswa.
Dalam menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, guru tidak terpaku pada bahasa verbal saja tetapi juga diimbangi dengan menggunakan bahasa nonverbal salah satunya adalah gesture. Dalam setiap pembelajaran baik secara sadar maupun tidak guru akan banyak menggunakan gesture khususnya dalam pelajaran bahasa Inggris, karena dalam bahasa Inggris kadang-kadang siswa belum memahami kata yang di ucapkan oleh guru, jadi guru menggunakan
gesture untuk mengikutinya. Dengan menggunakan gesture tersebut guru
bermaksud meminimalisir kesulitan yang terjadi pada proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam pembelajaran membaca pemahaman. namun peneliti belum mengetahui, dalam kegiatan apa saja gesture tersebut muncul, dan bentuk-bentuk gesture seperti apa yang muncul ketika pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu peneliti perlu mengamati langsung bagaimana gesture tersebut dilaksanakan.
Dari pemaparan tersebut, maka masalah yang menjadi fokus peneliti adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan gesture dalam membaca pemahaman (reading comprehension) bahasa Inggris di SD.
b. Jenis gesture yang digunakan dalam membaca pemahaman (reading comprehension) bahasa Inggris di SD.
2. Rumusan Masalah a. Rumusan Masalah Umum
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dirumuskan masalah secara umum yakni bagaimana penggunaan gesture dalam membaca pemahaman (Reading comprehension) bahasa Inggris di SDN Galunggung, kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
b. Rumusan Masalah Khusus
6
2) Jika ada, jenis atau bentuk gesture apa saja yang muncul ketika pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggis berlangsung?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan penggunaan gesture dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris di SDN Galunggung, Kecamatan Tawang, Kota
Tasikmalaya. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran penggunaan gesture dalam membaca pemahaman bahasa Inggris di kelas V SDN Galunggung.
b. Untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk-bentuk gesture yang muncul ketika pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris berlangsung.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan mengenai penggunaan gesture dalam pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru dapat memberikan informasi mengenai penggunaan gesture dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
b. Bagi peneliti dapat menambah wawasan sebagai hasil pengamatan langsung serta dapat memahami manfaat atau peran dari penggunaan gesture dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris di sekolah dasar.
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan atau
7
E.Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penulisan laporan penelitian ini, laporan terbagi menjadi lima bab dengan bagian-bagian sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini terdapat uraian mengenai pendahuluan yang merupakan bagian awal skripsi. Bagian ini mendeskripsikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, menfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian
mendeskripsikan alasan atau dasar-dasar masalah penelitian berdasarkan kondisi dilapangan dari studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Identifikasi masalah merupakan penjabaran dan pengkajian kembali mengenai masalah yang akan diteliti yang selanjutnya akan dijadikan fokus permasalahan. Rumusan masalah adalah penjabaran kembali permasalahan secara khusus dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah terdiri dari rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Rumusan masalah umum yang merupakan penjelasan berdasarkan identifikasi masalah yang dijabarkan secara umum, dan masalah khusus merupakan pemaparan masalah secara lebih khusus dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang akan terjawab melalui penelitian. Tujuan penelitian berisi mengenai hasil yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian. Manfaat penelitian berisi mengenai manfaat yang akan diperoleh setelah melakukan penelitian.Struktur organisasi skripsi berisi tentang penjelasan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Kajian Pustaka berisi mengenai pemaparan teori-teori yeng berkaitan dan menjadi dasar penelitian. Kerangka pemikiran menjabarkan pemikiran dari peneliti terhadap masalah dalam penelitian.
Bab III Metode Penelitian. Metode penelitian berisi penjabaran mengenai teknik-teknik dan alur-alur untuk melaksanakan penelitian terdiri dari lokasi dan
8
operasional mendeskripsikan definisi-definisi terkait masalah penelitian. Instrumen penelitian merupakan penjelasan mengenai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data menjelaskan mengenai cara-cara untuk mengumpulkan data. Teknik analisis data menjelaskan mengenai tata cara peneliti dalam menganalisis dan mengolah data yang telah terkumpul.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi mengenai pemaparan data, pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation”, atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu, tempat, pelaku, dan aktivitas. (Sugiono, 2010, hlm. 215). Dalam penelitian ini yang menjadi pelaku adalah guru dan siswa, aktifitas adalah
penggunaan gesture dalam membaca pemahaman bahasa Inggris, dan tempat merupakan lokasi dilaksanakanya aktivitas tersebut. Penelitian mengenai penggunaan gesture dalam membaca pemahaman bahasa Inggris di SD ini dilaksanakan di SDN Galunggung, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. SDN Galunggung dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut, diantaranya :
a. SDN Galunggung merupakan salah satu SD favorit di kota Tasikmalaya
b. Bahasa Inggris di SDN Galunggung merupakan salah satu mata pelajaran yang mendapat perhatian yang baik dari pihak sekolah, hal ini dibuktikan dengan prestasi siswa dalam bahasa inggris cukup baik, kemudian adanya pelajaran tambahan bahasa Inggris pada kegiatan pengembangan diri.
c. Banyak prestasi yang diraih dalam bidang bahasa inggris, antara lain : 1) Juara ke-1 scrable se-Jawa Barat pada tahun 2010, 2011, dan 2012
2) Juara ke- 1 speech contes se-Jawa Barat pada tahun 2012 dan se-Kota Tasikmalaya pada tahun 2013.
3) Juara ke-1 Story telling se-Priangan Timur pada tahun 2013
4) Juara ke-II Spelling bee se-Jawa Barat pada tahun 2011, dan masih banyak lagi prestasi yang lainya.
Adapun yang menjadi subjek penelitian pada peneliatian Penggunaan Gesture Dalam Membaca Pemahaman Bahasa Ingris di SD Ini adalah guru dan
27
1. Guru yang menjadi subjek penelitian merupakan lulusan S-1 Pendidikan bahasa Inggris
2. Guru yang menjadi subjek penelitian merupakan guru yang sudah berpengalaman dalam mengajar bahasa Inggris.
3. Guru biasa menggunakan gesture dalam pembelajaran bahasa Inggris.
4. Kelas V ditetapkan sebagai subjek penelitian karena Standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang membaca pemahaman terdapat pada pembelajaran kelas V.
5. Pembelajaran bahasa Inggris di Kelas V SDN Galunggung merupakan pembelajaran yang aktif dan komunikatif.
B.Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak ada desain secara khusus seperti peneitian kualntitatif, penelitian kualitatif didesain secara longgar, tidak ketat sehingga dalam pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan dari apa yang direncanakan. Desain kualitatif memiliki sifat luwes, akan berkembang sejalan berkembangnya pekerjaan lapangan. (Gunawan, 2013).
Pada penelitian ini peneliti melakukan langkah-langkah yang biasa sesuai dengan langkah- langkah penelitian. Langkah-langkah tersebut mengacu pada langkah yang dikemukakan Arikunto (2010, hlm. 64), langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Memilih masalah 2. Studi Pendahuluan 3. Merumuskan Masalah 4. Memilih Pendekatan
5. Menentukan Varabel dan sumber data
6. Menentukan dan menyusun instrumen
7. Mengumpulkan data 8. Analisis data
28
C.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan fenomena berdasarkan fakta dilapangan secara menyeluruh dan mendalam. Metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga, berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami perilaku manusia dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni bagaimana pelaku memandang dan
menafsirkan kegiatan dari segi pendirianya. (Gunawan, 2013, hlm. 81).
Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan lingkungan alamiah (natural setting) (Creswell, 2010, hlm. 261; Sugiono, 2010, hlm. 14). Peneliti mengumpukan data data lapangan tanpa adanya perlakuan atau situasi yang telah di seting sebelumnya. informasi yang dikumpulkan dengan berbicara langsung kepada orang-orang dan melihat mereka bertingkah laku. Konteks natural inilah yang menjadi karakteristik utama penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengamati komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan gesture dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa inggris di kelas V SDN Galunggung. Peneliti melakukan pengamatan langsung berdasarkan kondisi alamiah pada saat guru melakukan pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris berlangsung dan memperhatikan gesture-gesture yang dilakukan oleh guru.
D.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan.
1. Tahap Perencanaan
a. Melakukan observasi sebagai studi pendahuluan penalitian ke sekolah yang dijadikan subjek penelitian.
b. Memilih kelas sebagai subjek penelitian
29
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan pengumpulan data yang pertama yaitu observasi dan merekam proses pembelajaran
b. Melakukan pengumpulan data yang kedua yaitu wawancara kepada guru dan siswa kelas V SDN Galunggung.
3. Tahap Pengolahan (Analisis Data)
a. Mereduksi data berdasarkan tujuan penelitian b. Memaparkan data
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data
E.Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai fokus permasalahan dalam penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Gesture
Gesture adalah salah satu cara berkomunikasi dengan mengungkapkanya
melalui gerakan anggota tubuh, gesture dapat membantu untuk menerjemahkan informasi yang sulit untuk diungkapkan lewat kata-kata, atau untuk menerjemahkan kata-kata atau kalimat yang kurang dimengerti. Gesture dalam penelitian ini adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh guru untuk menunjang pembelajaran bahasa Inggris
2. Jenis Gesture
Jenis-jenis gesture bentuk-bentuk gesture yang dilakukan oleh guru ketika berada dalam proses pembelajaran membaca pemahamn bahasa Inggris di kelas V SDN Galunggung.
3. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah sebuah proses untuk memperoleh informasi dan membangun pengetahuan dari bahasa tulis. Dalam reading comprehension diperlukan kemampuan untuk pemahaman dan interpretasi yang tepat dari sebuah
30
F. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang gunakan oleh peneliti adalah observasi dan wawancara.
1. Observasi
Dalam penelitan ini observasi merupakan teknik pengumpulan data yang utama untuk memperoleh data melalui pengamatan langsung. Kartono (dalam Gunawan 2013, hlm. 143) mengemukakan bahwa ‘observasi ialah studi yang
disegaja dan sistematis tentang fenomena sosial dengan jalan pengamatan dan pencatatan’. Jadi Observasi adalah pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui situasi nyata yang menjadi fokus penelitian.
Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi pasif, peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat terlibat dalam kegiatan tersebut, (Sugiono, 2010). Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan melalui perekaman proses pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris. Observasi dilakukan dengan perekaman supaya peneliti dapat melihat kembali data observasi secara berulang-ulang untuk memperoleh data yang akurat. Perekaman dilakukan selama tiga kali, dua pertemuan di kelas VB SDN Galunggunggung pada tanggal 25 April dan 2 Mei 2014 dan satu pertemuan di kelas VC SDN Galunggung pada tanggal 23 April. Observasi ini dilakukan untuk mengamati secara langsung proses belajar membaca pemahaman di kelas, dan bagaimana guru guru berkomunikasi dengan siswa dengan menggunaka gesture.Oleh karena itu peneliti akan mengamati dan mencatat hal-hal berikut :
a. Penggunaan gesture dalam proses pembelajaran membaca pemahaman
31
Dari pengamatan terhadap poin-poin tersebut dapat menggambarkan penggunaan gesture dalam membaca pemahaman.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden untuk melengkapi data observasi.
Menurut Kartono dalam Gunawan (2013, hlm. 160) mengungkapkan bahwa wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu
yang merupakan proses tanya jawab lisan,dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Wawancara padapenelitian kualitatif tidak seperti wawancara biasanya yang hanya untuk memperoleh informasi, tetapi peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi dan pemikiran informan.
Pada penelitian ini peneliti melakukan teknik wawancara bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang belum diketahui peneliti ketika melakukan observasi, dan mengklarifikasi data yang belum dipahami peneliti berdasarkan hasil observasi.
Ada beberapa jenis wawancara yang bisa digunakan dalam penelitian, Esteberg dalam Sugiono (2010) mengemukakan beberapa teknik wawancara yaitu wawancara testruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur. Dalam wawancara ini, peneliti memang memiliki pedoman wawancara, tetapi apabila peneliti membutuhkan lebih banyak informasi, pertanyaan bisa lebih dikembangkan lagi. Responden diajak untuk mengungkapkan pendapat dan ide-idenya secara lebih terbuka. Alasan peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden, dan agar wawancara lebih terbuka.
Responden yang bersadia melakukan wawancara adalah guru bahasa
32
Wawancara dengan guru dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2014, melalui wawancara guru peneliti mengetahui tentang keseluruhuan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman, dan mengklarifikasi hal-hal yang belum difahami peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung. Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2014, melalui wawancara dengan siswa peneliti ingin mengetahui tentang respon siswa terhadap pembelajaran dan gesture yang dilakukan oleh guru ketika pembelajaran berlangsung.
G.Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian karena Instrumen merupakan alat ukur untuk mengamati dan mendapat informasi dari masalah yang akan ditliti. Seperti yang di ungkapkan Sugiono (2010, hlm 148). “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Creswell 2010, hlm 261), peneliti mengumpulkan sendiri data melalui berbagai teknik pengumpulan data observasi atau wawancara. Meskipun peneliti bisa melakukan protokol sejenis instrumen untuk mengumpulkan data, tetapi peneliti sendirilah yang sebenarnya menjadi satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi.
Merujuk pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini penelitilah yang menjadi instrumen untuk mengumpulkan informasi yang didukung pedoman observasi sebagai acuan untuk pengambilan data observasi dan pedoman wawancara sebagai acuan untuk melakukan wawancara.
H.Teknik Pengolahan Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun scara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan observasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
33
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain, (Sugiono, 2010, hlm. 335).
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif merupakan proses analisis secara keseluruhan untuk memaknai data berupa teks atau gambar. Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi secara terus-menerus. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. (Cresswell, 2010) Proses analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan sesuatu yang kompleks
pemaparan data harus disajikan secara rinci, oleh karena itu peneliti harus cermat ndalam pengolahan data. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini mengikuti pendapat Milles dan Huberman yang mengemukakan tiga tahapan dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data ( data reduction), (2) paparan data (data display), dan penarikan kesimpulan. (Sugiono, 2010).
1. Reduksi Data
Peneliti mereduksi data hasil observasi dan wawancara berdasarkan tujuan penelitian. Sugiono (2012, hlm. 247) mengungkapkan bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Reduksi ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai gesture yang ditunjukan guru selama pembelajaran berlangsung. Selanjutnya Peneliti mengelompokan dan gesture berdasarkan jenis-jenis gesture yaitu iconic gesture, methaporic gesture, deictic gesture dan beat gesture.
2. Paparan Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian, peneliti mendeskripsikan setiap gesture yang muncul dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris. Kemudian peneliti juga mendeskripsikan gesture
34
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tahap akhir dari analisis data, yakni menarik kesimpulan dari hasil penyajian data. Berdasarkan penyajian data dapat disimpulkan bahwa gesture selalu muncul dalam berbagai situasi pembelajaran. Jenis-jenis gesture. yaitu iconic gesture, methaporic gesture, deictic gesture dan beat gesture memiliki peran tersendiri dalam proses pembelajaran membaca
93 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian Penggunaan Gesture dalam Membaca Pemahaman Bahasa Inggris di Sekolah Dasar yang dilaksanakan di kelas V SDN Galunggung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Guru selalu menggunakan gesture dalalm pembelajaran membaca
pemahaman bahasa Inggris. Gesture digunakan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam penyampaian materi, sebagai petunjuk dari vocab baru yang belum diketahui siswa, mempermudah guru dalam pengelolaan kelas, untuk memberikan arahan dan memberikan instruksi yang jelas.
Jenis-jenis gesture yang dikemukakan oleh Mcneill (1992) yaitu iconic, metophoric, deictic dan beat, terlihat digunakan guru selama proses pembelajaran.
Dalalm tiga kali pertemuan pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris Iconic muncul sebanyak 38 kali iconic dipergunakan guru untuk menjelaskan materi dan memberikan arahan, deictic muncul sebanyak 28 kali, deictic juga digunakan untuk menjelaskan materi dan memberikan arahan, methaporic muncul sebanyak 19 kali, methaporic juga digunakan untuk menjelaskan materi, dan yang terakhir beat, beat muncul selama 12 kali, beat digunakan untuk memusatkan perhatian siswa dan mendorong siswa agar lebih berani berbicara dan berlatih menggunakan bahasa Inggris.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa gesture dapat memberikan banyak menfaat dalam sangat diperlukan dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris di sekolah dasar
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut :
94
siswa terhadap materi yang dipelajari, selain itu gesture juga mempermudah guru untuk memberikan instruksi kepada siswa, dengan menggunakan gesture siswa lebih mudah memahami apa yang diperintahkan atau yang diarahkan oleh guru.
2. Bagi peneliti lain, untuk mengetahui penggunaan gesture dalam membaca pemahaman sebaiknya dilakukan penelitian mengenai respons siswa terhadap gesture yang dilakukan guru, sehingga data yang diperoleh peneliti dapat mengetahui pengaruh gesture yang dilakukan guru terhadap komunikasi atau
95
Daftar Pustaka
Antoni, Nurman. (2010). Exploring Efl Teachers’ Strategies In Teaching Reading Comprehension. Jurnal Penelitian Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia 11(2). Design Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan MIX. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dalman. (2013). Keterampilan membaca. Jakarta: Rajawali Pers.
Darn, S. (2005). Aspects of Nonverbal Communication. The Internet TESL Journal. 2(11).
Gunawan, Imam. (2013) Metode penelitian kualitatif teori dan praktik. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamra, A. dan Syairatna, E. (2010). Developing A model of teaching reading comprehension for EFL student. hlm 1, 29 dan 31.
Harmer. (2002) The practice of english laguage teaching. Malaysia : Longman.
Irawati, I. (2012). Mysterious letter : Sebuah inovasi pembelajaran bahasa Inggris dan tematik/terpadu bagi siswa sekolah dasar. Magistra (80), hlm 70.
Kusanagi, Yuka. (2005). Analysis of reasearch on nonverbal comunication. Riyyoko University.
Martiana, Nurrahmi. (2010) Penggunaan media komik untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. (Skripsi).
96
Mol, L., Emiel K., Swert, M. (2009). Aligment in iconic gesture : does it make it sense. Comunication and cognition group departemen of humanitis, Tilburg University, The Netherland.
Nation, I.S.P. (2009). Teaching ESL/EFL reading and writing. Newyork: Routledge.
Nikazm, Talekagi Carmen. (2008).Gesture in foreign language classroom : an empirical analysis of their organization and fungtion. The Ohio State University.
Rahim, Farida.(2008). Pengajaran Membaca di SD. Jakarta: Bumi Aksara.
Ragion, D. dan Darwish A.S.B. The Use Of Gesture In English Classroom.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur (1979). Membaca sebagai Suatu Keterampian Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur (2008) Membaca sebagai Suatu Keterampian Berbahasa. Bandung: Angkasa.