• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD : Penelitian Tindakan Kelas pada yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD : Penelitian Tindakan Kelas pada yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Ajar Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III

Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

RIMA NINING LISNAWATI NIM. 0810454

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Ajar Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III

Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Rima Nining Lisnawati

NIM. 0810454

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I,

Prof Dr. H. Sofyan Iskandar M.Pd NIP. 19591026 198403001

Pembimbing II,

Drs. H. Nahrowi Adjie, M.Pd NIP. 19580604 198203 1005

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Purwakarta,

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN

2. Prosedur Penggunaan Metode Inkuiri ... 14

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ... 15

4. Tujuan Penggunaan Metode Inkuiri pada Proses Pembelajaran. 16 B. Hasil Belajaran ... 18

1. Pengertian Belajar ... 18

(4)

3.

4.

Pedoman Cara Belajar ...

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20

20

C. Pembelajaran IPA di SD ... 21

1. Pengertian Pembelajaran ... 21

2. Pengertian IPA ... 22

3. Fungsi Pembelajaran IPA di SD ... 25

4. 5. 6. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ... Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD ... Langah-langkah Pembelajaran Alat Pernapasan Manusia Dengan Metode Inkuiri ... 26 27 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data... 42

1. Observasi ... 42

2. Tes Hasil ... 45

H. Teknik Pengolahan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 49

(5)

3. Karakteristik Guru ... 51

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 53

1. Pra Siklus ... 53

2.

3.

Tindakan Siklus Pertama ...

Tindakan Siklus Kedua ... 58

71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULANDAN SARAN

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas pada yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran

2012/2013)

Oleh

RIMA NINING LISNAWATI

ABSTRAK

Mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahas dengan orang lain merupakan cara supaya kita bisa mempelajari

sesuatu dengan baik. Siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan

sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukan contohnya, mencoba mempraktekkan kemampuan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapatkan.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode demonstarsi?, 2) bagaimana proses diterapkannya metode demonstarsi?, 3) bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode demonstarsi?.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah 1) ingin mengetahui hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode demonstarsi, 2) ingin mengetahui proses diterapkannya metode demonstarsi, 3) ingin mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode demonstarsi.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang bersifat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas dengan menerapkan metode demonstarsi sebanyak dua siklus setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cikampek Barat III Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Data yang diperoleh berupa hasil test formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa nilai rata-rata yang diperoleh sebelum penerapan metode demonstarsi adalah 57,0 dengan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 40 % dan sebesar 60% masih mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 65. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,7 denga siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 60%, sebesar 40% dari 30 siswa masih mendapat nilai di bawah KKM. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 77,0 dengan jumlah siswa yang sudah mencapai sesuai standar KKM sebanyak 30 siswa atau sebesar 100%.

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.

Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,

antara lain, melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru,

penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana

dan prasarana pendidikan lain dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Hak

memperoleh pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya merumakan hak setiap

warga Negara Indonesia yang dijamin oleh undang-undang dan dilindungi oleh

hukum. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan tujuan

yang ditetapkan. Dengan adanya pendidikan akan dapat mencerdaskan siswa serta

membentuk manusia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

tercantum pengertian pendidikan sebagai berikut :

(9)

serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan bukan hanya tanggungjawab siswa dan tenaga pendidik saja

tetapi orang tua siswa, masyarakat, pemerintah sehingga diperlukan partisivasi

aktif dari pihak-pihak yang bersangkutan. Berdasarkan Kurikulum Tahun 2006

yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA merupakan hasil

kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang berorientasi

tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman serangkaian proses ilmiah

antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan sehingga dapat

membantu siswa memperoleh pengalaman langsung dan pengalaman untuk

mengembangkan kompetensinya agar dapat mempelajari dan memahami alam

sekitar secara ilmiah.

Sebagaimana dalam latar belakang KTSP (Mulyasa, 2009 : 111),”

Pembelajaran IPA sebaiknya dilakanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry)

untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup”.

Kegiatan pembelajaran IPA sebaiknya menyenangkan, menimbulkan

perasaan bebas. Kegiatan itu bukalah sesuatu yang menimbulkan beban perasaan

stres, situasai yang mencekam dan menakutkan. Siswa tidak boleh terbelenggu

untuk mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasanya dalam kegiatan belajar.

(10)

kecil tidak boleh terlambat. Dalam pengajaran hendaknya memelihara kondisi

belajar siswa untuk selalu bertanya dan berusaha mencari jawabannya secara

memuaskan. Siswa dituntut menjadi lebih aktif dalam belajar karena berbagai hal

yang merangsang untuk ditanyakan dan dicari respon-responya secara tepat.

Yang terjadi di lapangan, pemahaman siswa kelas V (lima) pada mata

Pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut terbukti dengan nilai ulangan harian

yang diadakan di kelas V SDN Cikampek Barat III pada materi ajar alat

pernapasan pada manusia dan hewan didapatkan sebanyak 18 dari 30 siswa atau

60 % yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) dan sisanya 12 siswa atau sekitar 40 % sudah mencapai nilai diatas

KKM yaitu 65.Masih belum optimal hasil belajar siswa tersebut dapat disebabkan

oleh beberapa faktor salah satunya dalam pembelajaran IPA masih bersifat

sekedar materi atau penjelasandari guru sehingga siswa tidak dilatih untuk mampu

mencari permasalahan dan memecahkannya sendiri, siswa diharapkan hanya

untuk mengerti konsep tanpa bereksperimen untuk menemukan fakta dan

penemuan dari konsep yang telah diajarkan.

Dari uraian di atas perlu diupayakan model pembelajaran yang menunjang

motivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebagai suatu

upaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan membuat siswa tertarik dalam

pembelajaran dan membeikan pengalaman langsung untuk membuktikan rasa

ingin tahu mereka. Maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran, yaitu salah

(11)

manusia dan hewan untuk siswa kelas V SD Negeri Cikampek Barat III untuk

meningkatkan hasil pembelajaran ilmu pengetahuan alam.

Metode inkuiri dimulai dengan suatu kejadian yang menimbulkan

teka-teki pada siswa. Webster’s (Iskandar, 1996/1997 : 68). Inkuiri berarti pertanyaan

atau penyelidikan. Piaget (Iskandar, 1996/1997 : 68) menyatakan metode inkuiri

sebagai “Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan

eksperimen sendiri”. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban

atas pertanyaan yang mereka ajukan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mencoba menerapkan salah

satu metode pembelajaran, yaitu metode inkuiri. Dalam metode ini siswa lebih

aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai

pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.

Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis dalam penelitian ini

mengambil judul “Penerapan Metode inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa dalam Pembelajaran IPA di SD”. (Penelitian Tindakan Kelas Pada Materi

Ajar Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan yang Dilakukan pada Siswa

Kelas V SD Negeri Cikampek Barat IIIKecamatan Cikampek Kabupaten

Karawang Tahun Ajaran 2012/2013).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penemuan yang didapat oleh peneliti yakni berupa

(12)

sejalan dengan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cikampek

Barat III pada materi ajar alat pernapasan pada manusia dan hewan dalam

pembelajaran IPA setelah menerapkan metode inkuiri?

2. Bagaimana aktivitas penerapan metode inkuiri pada materi ajar alat

pernapasan pada manusia dan hewan dalam pembelajaran IPA kelas V

SDN Cikampek Barat III?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kemajuan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA serta tingkat keberhasilan dalam metode

pembelajaran IPA terhadap kualitas cara berpikir siswa. Sedangkan secara khusus

tujuan penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Cikampek

Barat III pada materi ajar alat pernapasan pada manusia dan hewan dalam

pembelajaran IPA setelah menerapkan metode inkuiri

2. Ingin mengetahui aktivitas penerapan metode inkuiri pada materi ajar alat

pernapasan pada manusia dan hewan dalam pembelajaran IPA kelas V

(13)

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti sebagai guru SD

a. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan

menyenangkan.

b. Memperoleh pengalaman langsung dan sebagai bahan masukan bagi

guru-guru yang lain.

c. Meningkatkan kemampuan profesional dalam pembelajaran IPA.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Action Research Class Room) yang bersifat melakukan perbaikan

pembelajaran.Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dilakukan

di kelas dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas (Kasbolah,

1998/1999 : 12).

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang dipilih yaitu model Kemmis

dan Mc Taggart (1998)tahap siklus (spiral) yang dilakukan secara berulang dan

berkelanjutan, artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat pencapaian

hasilnya. Dalam setiap siklusnya mencakup beberapa tahapan yaitu : a) rencana,

b) pelaksanaan, c) tindakan, d) observasi, e) refleksi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu : a)

(14)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan instrument

non tes.Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui : a)

observasi, b) tes prestasi.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini berisi tentang :

Bab I Pendahuluan berisikan:

a) Latar belakang masalah berisikan latar belakang penelitian

b) Rumusan masalah berisikan rumusan masalah dalam Penelitian

Tindakan Kelas berdasarkan latar belakang

c) Tujuan penelitian berisikan tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian

Tindakan Kelas

d) Kegunaan penelitian berisikan manfaat dari hasil Penelitian Tindakan

Kelas

e) Metode penelitian memuat uraian teoretik secara garis besar metode

yang digunakan

f) Sistematika penulisan berisikan deskripsi isi skripsi secara berurutan

mulai dari bab I sampai bab V dan daftar pustaka.

Bab II Kajian Teori berisikan:

a) Metode inkuiri meliputi 1) Pengertian metode inkuiri, 2) Karakteristik

(15)

metode inkuiri, 5) Langkah-langkah penerapan metode inkuiri 6)

Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri.

b) Hasil belajar, meliputi : 1) Pengertian belajar, 2) Pengertian hasil

belajar, 3) Pedoman cara belajar, 4) Faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar.

c) Pembelajaran IPA di SD, meliputi: 1) Pengertian Pembelajaran, 2)

Pengertian IPA, 3) Fungsi pembelajaran IPA di SD, 4) Tujuan

pembelajaran IPA di SD, 5). Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD

Bab III Metode Penelitian berisikan:

a) Jenis penelitian

b) Definisi operasional

c) Desain penelitian

d) Prosedur penelitian

e) Lokasi dan subjek penelitian

f) Instrumen penelitian

g) Teknik pengumpulan data

h) Teknik pengolahan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisikan:

a) Deskripsi data awal penelitian

b) Pelaksanaan dan hasil penelitian

(16)

Bab V Kesimpulan dan Saran berisikan:

a) Kesimpulan

b) Saran.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri

Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan

dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian antara lain :

1. Letak posisi sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga peneliti

dan pihak sekolah sudah saling mengenal serta memudahkan dalam proses

penelitian.

2. Jumlah siswa yang cukup sehingga memungkinkan tercapainya

pengelolaan kelas yang cukup optimal.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) SDN Cikampek Barat III

semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah sebanyak, 30 siswa yang

terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan. Unsur yang diteliti pada

penelitian ini adalah proses pembelajaran IPA materi ajar alat pernapasan pada

manusia dan hewan dengan penerapan metode inkuiri dalam upaya meningkatkan

hasil pembelajaran siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

(18)

oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional

dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana

praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Mukhlis, 2000 : 3).

Sedangkan menurut Mukhlis (2000 : 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000 : 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(Sugiarti, 1977 : 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus

berikutnya adalah perencanaan yang direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tidakan pendahuluan yang berupa

identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas

(19)

Gambar 3.1. Alur PTK

(Kasbolah, 1997/1998 : 70)

Penjelasan alur di atas adalah :

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

Tindakan/Observasi Refleksi

Rencana awal/rancangan

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Putaran 1

Putaran 2

(20)

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model inkuiri.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4.

Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana

masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk

memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (Action Research Class Room) yang bersifat melakukan perbaikan

pembelajaran. Pemilihan jenis penelitian ini didasarkan bahwa di bidang

pendidikan khususnya kegiatan pembelajaran, PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

berkembang sebagai suatu penelitian terapan. Penelitian Tindakan Kelas sangat

bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di

(21)

Hopkin (Aryani dkk, 2011: 1) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas

adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha

seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah

proses perbaikan dan perubahan. Menurut Ebbutt (Aryani dkk, 2011: 1).

Penelitian Tindakan Kelas adalah “kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dilakukan di

kelas dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas (Kasbolah,

1998/1999: 12). Mc. Niff (Aryani dkk, 2011: 1) mendefinisikan Penelitian

Tindakan Kelas adalah "sebuah penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru

sendiri, yang hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk pengembangan

kurikulum, pengembangan sekolah dan pengembangan keahlian mengajar".

Hermawan dkk (2007: 79) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ialah

"suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan

praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional".

Dari beberapa definisi di atas, Penelitian Tindakan Kelas (Action

Research Class Room) merupakan penelitian pembelajaran yang bersifat

reflektif yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

(22)

solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri yaitu dengan menerapkan

berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

Melalui Tindakan Kelas, guru dapat melakukan pengamatan pada setiap

proses pembelajaran yang dilanjutkan pada tahap perenungan untuk menelaah

dan mengkaji berbagai kelemahan dan kekurangan pada pembelajaran

sehingga pelaksanaan pembelajaran pada tahap berikutnya terjadi perubahan

ke arah perbaikan yang terus meningkat. Penelitian Tindakan Kelas dapat

dilaksanakan bila guru merasakan dan menyadari terdapat persoalan yang

terkait dengan proses dan hasil pembelajaran yang ia laksanakan.

Karakteristik PTK secara umum menurut Aryani dkk (2011: 3) adalah:

1) masalah yang dijadikan objek penelitian muncul dari dunia kerja peneliti, 2)

bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas, 3) menggunakan

data yang beragam, 4) langkah-langkahnya merupakan siklus, 5)

mengutamakan kerja kelompok. Penelitian yang diharapkan. Tujuan PTK

adalah untuk peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran yang

seharusnya dilakukan oleh guru (Aryani dkk, 2011: 7). Penelitian Tindakan

Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk

meningkatkan dan/atau memperbaiki layanan pendidikan bagi guru dalam

konteks pembelajaran di kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan

(23)

pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki kegiatan belajar mengajar

menjadi lebih efektif.

D. Definisi Operasional

1. Metode Inkuiri

Metode inkuiri merupakan metode mengajar yang melatih siswa untuk

bereksperimen, mencari jawaban dari rasa ingin tahu mereka. Siswa dipancing

untuk bertanya dan penasaran dari apa yang mereka pelajari sehingga timbul

pertanyaan dan rasa ingin tahu yang diimplementasikan dengan percobaan dari

konsep yang telah dipelajari. Dimulai dengan suatu kejadian yang menimbulkan

teka-teki pada siswa. Metode ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah.

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang

peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,

kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Belajar itu selalu menunjuk pada

perubahan tingkah laku yang terjadi secara sistematik dalam perilaku siswa,

perubahan ini terjadi sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang ditemukan

(24)

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh

hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh

dua faktor utama, pertama faktor dari dalam diri siswa itu atau kemampuan yang

dimilikinya, kedua faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Kemampuan siswa dan kualitas pengajaran sangat penting dalam menentukan

hasil belajar yang ingin dicapai, semakin tinggi kemampuan siswa dan pengajaran

maka semakin tinggi juga hasil belajar siswa. Ada tiga tipe hasil belajar yang

ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisah yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut merupakan perubahan perilaku

yang menentukan hasil belajar.

Jadi, hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki seseorang

sebagai akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. Hasil bahwa seseorang

telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar biasanya

dapat dilihat dari tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar dan dengan

adanya hasil belajar tersebut dapat memberikan petunjuk bagi guru dalam

menentukan tujuan-tujuan dalam bentuk tingkah laku yang diharapkan

dalam diri siswa.

3. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran merupakan proses bimbingan terhadap siswa yang dilakukan

(25)

pembelajaran tergantung bagaimana interaksi antara guru dan siswa. Interaksi

guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dapat berjalan dengan baik bila guru

kompeten dalam mengelola kelas.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu ilmu yang membahas

tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada

hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Ruang lingkup

pembelajaran IPA di SD yaitu a) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu

manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan;

b) benda/materi, sifai-sifat dan kegunaanya, meliputi : cair, padat, dan gas; c)

energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,

dan pesawat sederhana; d) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata

surya, dan benda-benda langit lainnya.

Dari pemaparan di atas, pendidikan IPA di SD disesuaikan dengan

tingkat perkembangan mental anak, artinya dengan tingkat kemampuan

berpikir anak. Pikiran anak masih terbatas pada obyek di sekitar lingkungan.

Pada tingkat ini anak dapat mengenal bagian-bagian dari benda-benda seperti

berat, warna dan bentuknya.

Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih

(26)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah

(Arikunto, 2010: 203). Menurut Arikunto (2010 : 192) untuk beberapa metode,

istilah bagi instrumennya memang sama dengan nama metodenya, di antaranya

adalah:

1) Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes, 2) instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner, 3) instrumen untuk metode observasi adalah check-list, 4) instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau dapat juga check-list.

Jadi berdasarkan pemaparan diatas, instrumen atau alat yang digunakan

untuk pengumpulan data dalam penelitian ini secara garis besar bempa instrumen

tes dan nontes. Untuk mengetahui lebih jelasnya instrumen tes dan non tes adalah

sebagai berikut:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan dan mengetahui data

tentang hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep pada pembelajaran IPA.

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil atau achievement

test yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap pelaksanaan tindakan

(siklus). Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu pilihan ganda dan

(27)

2. Instrumen non tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi. Dengan adanya perangkat non tes tersebut akan mempermudah peneliti

untuk mengumpulkan data secara kualitatif.

F. Prosedur Penelitian

Adanya tindakan merupakan ciri utama yang membedakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan jenis penelitian lainnya. Tindakan yang dilakukan

tentu saja didasarkan atas masalah yang hendak dipecahkan.

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri 4 tahap,

yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati (observasi), dan melakukan

refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali

untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil

memperbaiki praktek atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi

kerisauan guru.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Bagian awal dari rancangan Penelitian Tindakan Kelas beiisi rencaua

tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.

Tahap perencanaan pembelajaran merupakan tahap persiapan ketika hendak

melaksanakan penelitian, adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Permintaan izin Kepala Sekolah SDN Cikampek Barat III untuk

(28)

b. Identifikasi masalah pada pembelajaran IPA di kelas.

c. Menyusun rencana pelaksahaan pembelajaran.

d. Membuat instrumen penelitian.

e. Merancang tindakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan penerapan

metode inkuiri

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan-tindakan yang sudah

direncanakan pada tahap perencanaan. Tindakan tersebut dipahami dengah

sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses

pembelajaran dalam bentuk observasi. Jadi selain melakukan tindakan dalam

proses pembelajaran, peneliti juga melaksanakan pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan.

Dalam observasi, karena peneliti sebagai pengajar maka kegiatan

observasi dilakukan oleh teman sejawat. Observasi tersebut terdiri dari

penampilan peneliti dan aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

3. Tahap Observasi

Pada pelaksanaannya tahap observasi adalah bersamaan dengan tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi secara lebih operasional adalah semua kegiatan

untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan

hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan itu atau pun sampingannya

(29)

Pada tahap ini, sebelumnya peneliti mempersiapkan instrumen observasi

untuk mempermudah pelaksanaan tahap observasi tersebut. Peneliti melihat secara

langsung subjek penelitian, baik dari sikap, perilaku dalam proses pembelajaran.

Instrumen observasi yang digunakan pada tahap ini diisi oleh teman sejawat.

Fungsi diadakannya pengamatan atau observasi ini adalah:

1) Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan

yang telah disusun sebelumnya.

2) Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan peningkatan atau

perubahan ke arah yang diinginkan.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan

kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan dikelas, kemudian peneliti

menganalisis atau meninjau ulang kembali tentang kelemahan tersebut melalui

instrumen yang ada. Setelah diketahui kelemahan dari proses pembelajaran yang

telali dilakukan, peneliti bersama teman sejawat atau kepala sekolah melakukan

diskusi tentang hasil pembelajaran yang masih di anggap belum optimal.

Langkah berikutnya peneliti menyusun kembali rencana perbaikan

pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Proses ini dilakukan

pada setiap siklus. Adapun perencanaan tindakan yang dilakukan adalah tiga

(30)

menunjukkan tingkat keberhasilan yang optimal, maka tidak ada tindakan untuk

siklus berikutnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada umumnya dalam Penelitian Tindakan Kelas, baik data kualitatif

maupun kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi,

seperti perubahan pada kinerja guru, hasil prestasi siswa, perubahan kinerja siswa,

dan perubahan suasana kelas. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang

dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelititan, karena rujuan utama

dalam penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Hermawan (2007: 151) menyatakan observasi merupakan upaya merekam

segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu

berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Menurut Arikunto (2010 : 199) dalam

pengertian psikologi, observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan

meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera.

Dari peberapa pernyataan di atas, observasi merupakan metode

pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

(31)

menggunakan alat bantu. Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan

yang diamati, observasi yang digunakan peneliti adalah observasi nonpartisipan

yaitu kegiatan pengamatan dimana orang yang melakukannya tidak ikut terlibat

dalam kegiatan yang diamati. Jadi, pengamat berada di luar subjek yang diteliti

dan tidak ikut kegiatan yang dilakukan peneliti. Artinya kegiatan observasi

dilakukan oleh teman sejawat. Dengan demikian peneliti sebagai pengamat akan

mudah berperan untuk mengamati kemunculan tingkah laku yang diharapkan.

Menurut Hermawan (2007: 153) sasaran dilakukannya observasi adalah untuk

menemukan hal-hal berikut:

1) Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang ditetapkan sebelumnya; 2) seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil, tentu pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana; 3) apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan. Hal ini perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya, 4) apakah terjadi dampak sampingan yang negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu kegiatan lainnya. Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakannya sama sekali.

Dari sasaran tersebut, observasi dalam penelitian ini merupakan

pengamatan langsung untuk mengumpulkan informasi mengenai seluruh kegiatan

yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran.

Menurut Arikunto (2010: 200) observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1) Observasi non-sistematis, yang dilakukan pengamat dengan tidak

menggunakan instrumen pengamatan; 2) observasi sistematis, yang dilakukan

(32)

Berdasarkan pernyataan di atas, jenis observasi yang digunakan daiam

penelitian ini adalah observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Maka dalam observasi ini

disiapkan format pengamatan yang berisi poin-poin diantaranya adalah

perilaku-perilaku atau kemampuan selama proses pembelajaran. Kegiatan observasi

dilakukan secara berkesinambungan pada setiap tindakan (siklus) untuk mencatat

masalah yang terjadi yang kemudian menjadi refleksi sebagai tindak lanjut. Untuk

lebih jelasnya mengenai format observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Format Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa

No Aspek yang Dinilai Hasil pengamatan Jumlah

Skort pembelajaran yang sedang berlangsung

2.

Rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran dengan bersikap aktif

3. Kerjasama dalam kelompok

4.

Mengajukan pertanyaan dan keberanian mengemukakan pendapat

5.

Partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas-tugas dari guru

6. Keceriaan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

7.

Mendemonstrasikan kegiatan percobaan alat pernapasan manusia dan hewan

(33)

Sedangkan format lembar observasi kinerja guru sebagai berikut :

Tabel 3.2

Format Lembar Observasi Kinerja Guru

No Asepek yang Diminati Hasil Pengamatan Keterangan

Baik Cukup Kurang

1. Penyusunan rencana perbaikan pembelajaran (RPP)

2. Memberikan pertanyaan yang memotivasi saat apersesi

Membimbing siswa untuk melakukan inkuiri melalui eksperimen

6. Membimbing siswa secara kelompok/individual

10. Mengevaluasi hasil belajar siswa

2. Tes Hasil

Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal,

perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan, dan

kemampuan pada aknir sikius tindakan. Daiam menggunakan metode tes ini,

(34)

beberapa butir berbentuk pilihan ganda dan isian yang dilakukan pada kegiatan

akhir proses pembelajaran.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193).

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil atau

achievement test yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap pelaksanaan

tindakan (siklus). Tes hasil atau yang disebut juga dengan tes hasil belajar adalah

tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari

sesuatu (Arikunto, 2010: 194).

Dari beberapa pernyataan di atas, tes hasil merupakan salah satu alat yang

digunakan untuk pengumpulan data yang bertujuan untuk mengukur dan

mengetahui hasil pembelajaran siswa. Tes hasil ini digunakan untuk mengukur

kemampuan tentang penguasaan konsep materi ajar alat pernapasan pada manusia

dan hewan.

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua

data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes prestasi. Pada

Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menggunakan analisis deskripsi kualitatif,

yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta

(35)

yang dicapai siswa serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus :

1. Penilaian Tes

Untuk memperoleh nilai rata-rata yaitu dengan menjumlahkan nilai yang

diperoleh siswa setiap siklus, kemudian dibagi dengan jumlah siswa kelas

tersebut. Berikut rumusnya:

Keterangan X = rata-rata

∑X = jumlah semua nilai siswa

∑N = jumlah siswa

(Aqib dkk, 2010: 40) 2. Penilaian Ketuntasan Belajar

Untuk menghitung persentaseketentuan belajar digunakan rumus :

(Aqib dkk, 2010: 40) 3. Penilaian Lembar Observasi

Untuk menghitung jumlah skor pada lembar observasi digunakan rumus :

Untuk rata-rata adalah

Sedangkan persentse adalah : X = ∑�

∑�

P = ∑ � � � � �

∑ � � x 100%

Jumlah skor = (∑ siswa poin x 3) + (∑ siswa poin cukup x 2) + x

(∑ siswa poin kurang x 1)

Rata-rata = ∑

(36)

(Aqib dkk, 2010: 208)

Adapun tingkat keberhasilan belajar siswa dalam persen dikelompokan

dalam lima kategori yaitu :

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

>80% 60-79% 40-59% 20-39% < 20%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

P = ∑ � � + ∑ �

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode

inkuiri pada materi ajar alat pernapasan pada manusia dan hewan dalam

pembelajaran IPA di kelas V SDN Cikampek Barat III dapat dikemukakan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IP A melalui metode inkuiri

mengalami peningkatan, hal tersebut ditandai dengan peningkatan jumlah

rata-rata dari 57,0 menjadi 66,7. Dengan persentase ketuntasan belajar

mencapai 60% dari 18 siswa yang sudah mencapai nilai KKM. Sedangkan

12 siswa atau sekitar 40% dari 30 siswa masih mendapatkan nilai di bawah

KKM.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode inkuiri

menunjukan adanya peningkatan yang baik dari aspek-aspek yang diamati

dan mencapai hasil yang sesuai harapan. Hasil pengamatan siswa yang

memuaskan tersebut tidak terlepas dari meningkatnya kinerja guru dalam

menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran ERA. Hasil ini dapat

dilihat yaitu pada poin baik diperoleh 90%, cukup 10% dan kurang tidak

(38)

B. Saran

Sebagai dampak dari hasil penelitian, berikut dikemukakan saran yang

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan

mengembangkan metode inkuiri.

1. Bagi guru SD pada umumnya diharapkan mampu menerapkan dan

mengembangkan berbagai model pembelajaran yang inovatif khususnya

metode inkuiri sesuai kemampuan intelektual siswa dan kondisi sekolah

agar dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran yang aktif, efektif dan

menyenangkan.

2. Guru hendaknya mampu untuk menggunakan alat-alat yang tersedia

sebagai media pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran untuk

melakukan percobaan atau eksperimen agar siswa lebih paham terhadap

pemahaman konsep yang diajarkan.

3. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan pengelolaan tenaga pendidik,

jumlah pendidik yang tidak memadai menjadi salah satu faktor kendala

terciptanya kondisi belajar yang kurang kondusif. Penyediaan sarana

pendukung pembelajaran juga perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat

berjalan secara optimal. Perlunya pengawasan terhadap kinerja guru

dengan memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi agar dapat

Gambar

Gambar 3.1. Alur PTK
Tabel 3.1 Format Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa
Tabel 3.2 Format Lembar Observasi Kinerja Guru

Referensi

Dokumen terkait

mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013, seperti tersebut dibawah

Nama penggemar yang berupa tataran kata, pertama, meliputi: kata berimbuhan (afiksasi), kata berulang (reduplikasi), dan pembentukan yang berkombinasi (kombinasi proses), kedua,

Iklan layanan masyarakat ini dibuat dengan harapan dapat menarik para pengguna computer untuk dapat mencoba buat animasi teks Maupun animasi gambar dengan menggunakan Macromedia

 Consumer has found a reasonably satisfactory brand (minimum level) and will stick with it. brand (minimum level) and will stick

[r]

Pengaruh cukup dalam diartikan bahwa orang tua tetap mengawasi dan menegur apabila melakukan tindakan merokok di rumah, namun apabila sudah di luar rumah kontrol

Oleh karena itu, melalui penelitian dan pengembangan ini diharapkan diperoleh pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan aptitude treatment interaction berbasis

[r]