PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Ajar Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III
Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
RIMA NINING LISNAWATI NIM. 0810454
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Ajar Alat Pernapasan pada Manusia dan Hewan yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III
Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Rima Nining Lisnawati
NIM. 0810454
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I,
Prof Dr. H. Sofyan Iskandar M.Pd NIP. 19591026 198403001
Pembimbing II,
Drs. H. Nahrowi Adjie, M.Pd NIP. 19580604 198203 1005
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Purwakarta,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN
2. Prosedur Penggunaan Metode Inkuiri ... 14
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ... 15
4. Tujuan Penggunaan Metode Inkuiri pada Proses Pembelajaran. 16 B. Hasil Belajaran ... 18
1. Pengertian Belajar ... 18
3.
4.
Pedoman Cara Belajar ...
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20
20
C. Pembelajaran IPA di SD ... 21
1. Pengertian Pembelajaran ... 21
2. Pengertian IPA ... 22
3. Fungsi Pembelajaran IPA di SD ... 25
4. 5. 6. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ... Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD ... Langah-langkah Pembelajaran Alat Pernapasan Manusia Dengan Metode Inkuiri ... 26 27 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29
G. Teknik Pengumpulan Data... 42
1. Observasi ... 42
2. Tes Hasil ... 45
H. Teknik Pengolahan Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 49
3. Karakteristik Guru ... 51
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 53
1. Pra Siklus ... 53
2.
3.
Tindakan Siklus Pertama ...
Tindakan Siklus Kedua ... 58
71
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
BAB V KESIMPULANDAN SARAN
A. Kesimpulan ... 90
B. Saran... 91
DAFTAR PUSTAKA... 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
(Penelitian Tindakan Kelas pada yang Dilakukan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cikampek Barat III Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang Tahun Ajaran
2012/2013)
Oleh
RIMA NINING LISNAWATI
ABSTRAK
Mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahas dengan orang lain merupakan cara supaya kita bisa mempelajari
sesuatu dengan baik. Siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan
sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukan contohnya, mencoba mempraktekkan kemampuan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode demonstarsi?, 2) bagaimana proses diterapkannya metode demonstarsi?, 3) bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode demonstarsi?.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah 1) ingin mengetahui hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode demonstarsi, 2) ingin mengetahui proses diterapkannya metode demonstarsi, 3) ingin mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode demonstarsi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang bersifat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas dengan menerapkan metode demonstarsi sebanyak dua siklus setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cikampek Barat III Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Data yang diperoleh berupa hasil test formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa nilai rata-rata yang diperoleh sebelum penerapan metode demonstarsi adalah 57,0 dengan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 40 % dan sebesar 60% masih mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 65. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,7 denga siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 60%, sebesar 40% dari 30 siswa masih mendapat nilai di bawah KKM. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 77,0 dengan jumlah siswa yang sudah mencapai sesuai standar KKM sebanyak 30 siswa atau sebesar 100%.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
antara lain, melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru,
penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana
dan prasarana pendidikan lain dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Hak
memperoleh pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya merumakan hak setiap
warga Negara Indonesia yang dijamin oleh undang-undang dan dilindungi oleh
hukum. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan tujuan
yang ditetapkan. Dengan adanya pendidikan akan dapat mencerdaskan siswa serta
membentuk manusia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
tercantum pengertian pendidikan sebagai berikut :
serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan bukan hanya tanggungjawab siswa dan tenaga pendidik saja
tetapi orang tua siswa, masyarakat, pemerintah sehingga diperlukan partisivasi
aktif dari pihak-pihak yang bersangkutan. Berdasarkan Kurikulum Tahun 2006
yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang berorientasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan sehingga dapat
membantu siswa memperoleh pengalaman langsung dan pengalaman untuk
mengembangkan kompetensinya agar dapat mempelajari dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
Sebagaimana dalam latar belakang KTSP (Mulyasa, 2009 : 111),”
Pembelajaran IPA sebaiknya dilakanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry)
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup”.
Kegiatan pembelajaran IPA sebaiknya menyenangkan, menimbulkan
perasaan bebas. Kegiatan itu bukalah sesuatu yang menimbulkan beban perasaan
stres, situasai yang mencekam dan menakutkan. Siswa tidak boleh terbelenggu
untuk mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasanya dalam kegiatan belajar.
kecil tidak boleh terlambat. Dalam pengajaran hendaknya memelihara kondisi
belajar siswa untuk selalu bertanya dan berusaha mencari jawabannya secara
memuaskan. Siswa dituntut menjadi lebih aktif dalam belajar karena berbagai hal
yang merangsang untuk ditanyakan dan dicari respon-responya secara tepat.
Yang terjadi di lapangan, pemahaman siswa kelas V (lima) pada mata
Pelajaran IPA masih rendah. Hal tersebut terbukti dengan nilai ulangan harian
yang diadakan di kelas V SDN Cikampek Barat III pada materi ajar alat
pernapasan pada manusia dan hewan didapatkan sebanyak 18 dari 30 siswa atau
60 % yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) dan sisanya 12 siswa atau sekitar 40 % sudah mencapai nilai diatas
KKM yaitu 65.Masih belum optimal hasil belajar siswa tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa faktor salah satunya dalam pembelajaran IPA masih bersifat
sekedar materi atau penjelasandari guru sehingga siswa tidak dilatih untuk mampu
mencari permasalahan dan memecahkannya sendiri, siswa diharapkan hanya
untuk mengerti konsep tanpa bereksperimen untuk menemukan fakta dan
penemuan dari konsep yang telah diajarkan.
Dari uraian di atas perlu diupayakan model pembelajaran yang menunjang
motivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebagai suatu
upaya untuk memperbaiki pembelajaran dengan membuat siswa tertarik dalam
pembelajaran dan membeikan pengalaman langsung untuk membuktikan rasa
ingin tahu mereka. Maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran, yaitu salah
manusia dan hewan untuk siswa kelas V SD Negeri Cikampek Barat III untuk
meningkatkan hasil pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
Metode inkuiri dimulai dengan suatu kejadian yang menimbulkan
teka-teki pada siswa. Webster’s (Iskandar, 1996/1997 : 68). Inkuiri berarti pertanyaan
atau penyelidikan. Piaget (Iskandar, 1996/1997 : 68) menyatakan metode inkuiri
sebagai “Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan
eksperimen sendiri”. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban
atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mencoba menerapkan salah
satu metode pembelajaran, yaitu metode inkuiri. Dalam metode ini siswa lebih
aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai
pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul “Penerapan Metode inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dalam Pembelajaran IPA di SD”. (Penelitian Tindakan Kelas Pada Materi
Ajar Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan yang Dilakukan pada Siswa
Kelas V SD Negeri Cikampek Barat IIIKecamatan Cikampek Kabupaten
Karawang Tahun Ajaran 2012/2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penemuan yang didapat oleh peneliti yakni berupa
sejalan dengan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cikampek
Barat III pada materi ajar alat pernapasan pada manusia dan hewan dalam
pembelajaran IPA setelah menerapkan metode inkuiri?
2. Bagaimana aktivitas penerapan metode inkuiri pada materi ajar alat
pernapasan pada manusia dan hewan dalam pembelajaran IPA kelas V
SDN Cikampek Barat III?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kemajuan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA serta tingkat keberhasilan dalam metode
pembelajaran IPA terhadap kualitas cara berpikir siswa. Sedangkan secara khusus
tujuan penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Cikampek
Barat III pada materi ajar alat pernapasan pada manusia dan hewan dalam
pembelajaran IPA setelah menerapkan metode inkuiri
2. Ingin mengetahui aktivitas penerapan metode inkuiri pada materi ajar alat
pernapasan pada manusia dan hewan dalam pembelajaran IPA kelas V
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti sebagai guru SD
a. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan.
b. Memperoleh pengalaman langsung dan sebagai bahan masukan bagi
guru-guru yang lain.
c. Meningkatkan kemampuan profesional dalam pembelajaran IPA.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Action Research Class Room) yang bersifat melakukan perbaikan
pembelajaran.Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dilakukan
di kelas dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas (Kasbolah,
1998/1999 : 12).
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang dipilih yaitu model Kemmis
dan Mc Taggart (1998)tahap siklus (spiral) yang dilakukan secara berulang dan
berkelanjutan, artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat pencapaian
hasilnya. Dalam setiap siklusnya mencakup beberapa tahapan yaitu : a) rencana,
b) pelaksanaan, c) tindakan, d) observasi, e) refleksi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu : a)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan instrument
non tes.Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui : a)
observasi, b) tes prestasi.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini berisi tentang :
Bab I Pendahuluan berisikan:
a) Latar belakang masalah berisikan latar belakang penelitian
b) Rumusan masalah berisikan rumusan masalah dalam Penelitian
Tindakan Kelas berdasarkan latar belakang
c) Tujuan penelitian berisikan tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian
Tindakan Kelas
d) Kegunaan penelitian berisikan manfaat dari hasil Penelitian Tindakan
Kelas
e) Metode penelitian memuat uraian teoretik secara garis besar metode
yang digunakan
f) Sistematika penulisan berisikan deskripsi isi skripsi secara berurutan
mulai dari bab I sampai bab V dan daftar pustaka.
Bab II Kajian Teori berisikan:
a) Metode inkuiri meliputi 1) Pengertian metode inkuiri, 2) Karakteristik
metode inkuiri, 5) Langkah-langkah penerapan metode inkuiri 6)
Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri.
b) Hasil belajar, meliputi : 1) Pengertian belajar, 2) Pengertian hasil
belajar, 3) Pedoman cara belajar, 4) Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar.
c) Pembelajaran IPA di SD, meliputi: 1) Pengertian Pembelajaran, 2)
Pengertian IPA, 3) Fungsi pembelajaran IPA di SD, 4) Tujuan
pembelajaran IPA di SD, 5). Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD
Bab III Metode Penelitian berisikan:
a) Jenis penelitian
b) Definisi operasional
c) Desain penelitian
d) Prosedur penelitian
e) Lokasi dan subjek penelitian
f) Instrumen penelitian
g) Teknik pengumpulan data
h) Teknik pengolahan data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisikan:
a) Deskripsi data awal penelitian
b) Pelaksanaan dan hasil penelitian
Bab V Kesimpulan dan Saran berisikan:
a) Kesimpulan
b) Saran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri
Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan
dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian antara lain :
1. Letak posisi sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga peneliti
dan pihak sekolah sudah saling mengenal serta memudahkan dalam proses
penelitian.
2. Jumlah siswa yang cukup sehingga memungkinkan tercapainya
pengelolaan kelas yang cukup optimal.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) SDN Cikampek Barat III
semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah sebanyak, 30 siswa yang
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan. Unsur yang diteliti pada
penelitian ini adalah proses pembelajaran IPA materi ajar alat pernapasan pada
manusia dan hewan dengan penerapan metode inkuiri dalam upaya meningkatkan
hasil pembelajaran siswa.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Mukhlis, 2000 : 3).
Sedangkan menurut Mukhlis (2000 : 5) PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya
adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000 : 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(Sugiarti, 1977 : 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tidakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas
Gambar 3.1. Alur PTK
(Kasbolah, 1997/1998 : 70)
Penjelasan alur di atas adalah :
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di
dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Tindakan/Observasi Refleksi
Rencana awal/rancangan
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Putaran 1
Putaran 2
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model inkuiri.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4.
Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamatmembuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana
masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk
memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Action Research Class Room) yang bersifat melakukan perbaikan
pembelajaran. Pemilihan jenis penelitian ini didasarkan bahwa di bidang
pendidikan khususnya kegiatan pembelajaran, PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
berkembang sebagai suatu penelitian terapan. Penelitian Tindakan Kelas sangat
bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di
Hopkin (Aryani dkk, 2011: 1) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan. Menurut Ebbutt (Aryani dkk, 2011: 1).
Penelitian Tindakan Kelas adalah “kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dilakukan di
kelas dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas (Kasbolah,
1998/1999: 12). Mc. Niff (Aryani dkk, 2011: 1) mendefinisikan Penelitian
Tindakan Kelas adalah "sebuah penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
sendiri, yang hasilnya dapat digunakan sebagai alat untuk pengembangan
kurikulum, pengembangan sekolah dan pengembangan keahlian mengajar".
Hermawan dkk (2007: 79) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ialah
"suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional".
Dari beberapa definisi di atas, Penelitian Tindakan Kelas (Action
Research Class Room) merupakan penelitian pembelajaran yang bersifat
reflektif yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri yaitu dengan menerapkan
berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.
Melalui Tindakan Kelas, guru dapat melakukan pengamatan pada setiap
proses pembelajaran yang dilanjutkan pada tahap perenungan untuk menelaah
dan mengkaji berbagai kelemahan dan kekurangan pada pembelajaran
sehingga pelaksanaan pembelajaran pada tahap berikutnya terjadi perubahan
ke arah perbaikan yang terus meningkat. Penelitian Tindakan Kelas dapat
dilaksanakan bila guru merasakan dan menyadari terdapat persoalan yang
terkait dengan proses dan hasil pembelajaran yang ia laksanakan.
Karakteristik PTK secara umum menurut Aryani dkk (2011: 3) adalah:
1) masalah yang dijadikan objek penelitian muncul dari dunia kerja peneliti, 2)
bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas, 3) menggunakan
data yang beragam, 4) langkah-langkahnya merupakan siklus, 5)
mengutamakan kerja kelompok. Penelitian yang diharapkan. Tujuan PTK
adalah untuk peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran yang
seharusnya dilakukan oleh guru (Aryani dkk, 2011: 7). Penelitian Tindakan
Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
meningkatkan dan/atau memperbaiki layanan pendidikan bagi guru dalam
konteks pembelajaran di kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan
pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih efektif.
D. Definisi Operasional
1. Metode Inkuiri
Metode inkuiri merupakan metode mengajar yang melatih siswa untuk
bereksperimen, mencari jawaban dari rasa ingin tahu mereka. Siswa dipancing
untuk bertanya dan penasaran dari apa yang mereka pelajari sehingga timbul
pertanyaan dan rasa ingin tahu yang diimplementasikan dengan percobaan dari
konsep yang telah dipelajari. Dimulai dengan suatu kejadian yang menimbulkan
teka-teki pada siswa. Metode ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah.
2. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Belajar itu selalu menunjuk pada
perubahan tingkah laku yang terjadi secara sistematik dalam perilaku siswa,
perubahan ini terjadi sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang ditemukan
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh
hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
dua faktor utama, pertama faktor dari dalam diri siswa itu atau kemampuan yang
dimilikinya, kedua faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Kemampuan siswa dan kualitas pengajaran sangat penting dalam menentukan
hasil belajar yang ingin dicapai, semakin tinggi kemampuan siswa dan pengajaran
maka semakin tinggi juga hasil belajar siswa. Ada tiga tipe hasil belajar yang
ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisah yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut merupakan perubahan perilaku
yang menentukan hasil belajar.
Jadi, hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki seseorang
sebagai akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. Hasil bahwa seseorang
telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar biasanya
dapat dilihat dari tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar dan dengan
adanya hasil belajar tersebut dapat memberikan petunjuk bagi guru dalam
menentukan tujuan-tujuan dalam bentuk tingkah laku yang diharapkan
dalam diri siswa.
3. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran merupakan proses bimbingan terhadap siswa yang dilakukan
pembelajaran tergantung bagaimana interaksi antara guru dan siswa. Interaksi
guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dapat berjalan dengan baik bila guru
kompeten dalam mengelola kelas.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu ilmu yang membahas
tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada
hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Ruang lingkup
pembelajaran IPA di SD yaitu a) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan;
b) benda/materi, sifai-sifat dan kegunaanya, meliputi : cair, padat, dan gas; c)
energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,
dan pesawat sederhana; d) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata
surya, dan benda-benda langit lainnya.
Dari pemaparan di atas, pendidikan IPA di SD disesuaikan dengan
tingkat perkembangan mental anak, artinya dengan tingkat kemampuan
berpikir anak. Pikiran anak masih terbatas pada obyek di sekitar lingkungan.
Pada tingkat ini anak dapat mengenal bagian-bagian dari benda-benda seperti
berat, warna dan bentuknya.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah
(Arikunto, 2010: 203). Menurut Arikunto (2010 : 192) untuk beberapa metode,
istilah bagi instrumennya memang sama dengan nama metodenya, di antaranya
adalah:
1) Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes, 2) instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner, 3) instrumen untuk metode observasi adalah check-list, 4) instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau dapat juga check-list.
Jadi berdasarkan pemaparan diatas, instrumen atau alat yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam penelitian ini secara garis besar bempa instrumen
tes dan nontes. Untuk mengetahui lebih jelasnya instrumen tes dan non tes adalah
sebagai berikut:
1. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan dan mengetahui data
tentang hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep pada pembelajaran IPA.
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil atau achievement
test yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap pelaksanaan tindakan
(siklus). Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu pilihan ganda dan
2. Instrumen non tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi. Dengan adanya perangkat non tes tersebut akan mempermudah peneliti
untuk mengumpulkan data secara kualitatif.
F. Prosedur Penelitian
Adanya tindakan merupakan ciri utama yang membedakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan jenis penelitian lainnya. Tindakan yang dilakukan
tentu saja didasarkan atas masalah yang hendak dipecahkan.
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri 4 tahap,
yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati (observasi), dan melakukan
refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali
untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil
memperbaiki praktek atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi
kerisauan guru.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Bagian awal dari rancangan Penelitian Tindakan Kelas beiisi rencaua
tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.
Tahap perencanaan pembelajaran merupakan tahap persiapan ketika hendak
melaksanakan penelitian, adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Permintaan izin Kepala Sekolah SDN Cikampek Barat III untuk
b. Identifikasi masalah pada pembelajaran IPA di kelas.
c. Menyusun rencana pelaksahaan pembelajaran.
d. Membuat instrumen penelitian.
e. Merancang tindakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan penerapan
metode inkuiri
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan-tindakan yang sudah
direncanakan pada tahap perencanaan. Tindakan tersebut dipahami dengah
sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses
pembelajaran dalam bentuk observasi. Jadi selain melakukan tindakan dalam
proses pembelajaran, peneliti juga melaksanakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan.
Dalam observasi, karena peneliti sebagai pengajar maka kegiatan
observasi dilakukan oleh teman sejawat. Observasi tersebut terdiri dari
penampilan peneliti dan aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
3. Tahap Observasi
Pada pelaksanaannya tahap observasi adalah bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan. Observasi secara lebih operasional adalah semua kegiatan
untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan
hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan itu atau pun sampingannya
Pada tahap ini, sebelumnya peneliti mempersiapkan instrumen observasi
untuk mempermudah pelaksanaan tahap observasi tersebut. Peneliti melihat secara
langsung subjek penelitian, baik dari sikap, perilaku dalam proses pembelajaran.
Instrumen observasi yang digunakan pada tahap ini diisi oleh teman sejawat.
Fungsi diadakannya pengamatan atau observasi ini adalah:
1) Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan
yang telah disusun sebelumnya.
2) Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan peningkatan atau
perubahan ke arah yang diinginkan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan dikelas, kemudian peneliti
menganalisis atau meninjau ulang kembali tentang kelemahan tersebut melalui
instrumen yang ada. Setelah diketahui kelemahan dari proses pembelajaran yang
telali dilakukan, peneliti bersama teman sejawat atau kepala sekolah melakukan
diskusi tentang hasil pembelajaran yang masih di anggap belum optimal.
Langkah berikutnya peneliti menyusun kembali rencana perbaikan
pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Proses ini dilakukan
pada setiap siklus. Adapun perencanaan tindakan yang dilakukan adalah tiga
menunjukkan tingkat keberhasilan yang optimal, maka tidak ada tindakan untuk
siklus berikutnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pada umumnya dalam Penelitian Tindakan Kelas, baik data kualitatif
maupun kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi,
seperti perubahan pada kinerja guru, hasil prestasi siswa, perubahan kinerja siswa,
dan perubahan suasana kelas. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang
dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelititan, karena rujuan utama
dalam penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Hermawan (2007: 151) menyatakan observasi merupakan upaya merekam
segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu
berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Menurut Arikunto (2010 : 199) dalam
pengertian psikologi, observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera.
Dari peberapa pernyataan di atas, observasi merupakan metode
pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
menggunakan alat bantu. Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan
yang diamati, observasi yang digunakan peneliti adalah observasi nonpartisipan
yaitu kegiatan pengamatan dimana orang yang melakukannya tidak ikut terlibat
dalam kegiatan yang diamati. Jadi, pengamat berada di luar subjek yang diteliti
dan tidak ikut kegiatan yang dilakukan peneliti. Artinya kegiatan observasi
dilakukan oleh teman sejawat. Dengan demikian peneliti sebagai pengamat akan
mudah berperan untuk mengamati kemunculan tingkah laku yang diharapkan.
Menurut Hermawan (2007: 153) sasaran dilakukannya observasi adalah untuk
menemukan hal-hal berikut:
1) Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang ditetapkan sebelumnya; 2) seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil, tentu pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana; 3) apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan. Hal ini perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya, 4) apakah terjadi dampak sampingan yang negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu kegiatan lainnya. Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakannya sama sekali.
Dari sasaran tersebut, observasi dalam penelitian ini merupakan
pengamatan langsung untuk mengumpulkan informasi mengenai seluruh kegiatan
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran.
Menurut Arikunto (2010: 200) observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Observasi non-sistematis, yang dilakukan pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan; 2) observasi sistematis, yang dilakukan
Berdasarkan pernyataan di atas, jenis observasi yang digunakan daiam
penelitian ini adalah observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Maka dalam observasi ini
disiapkan format pengamatan yang berisi poin-poin diantaranya adalah
perilaku-perilaku atau kemampuan selama proses pembelajaran. Kegiatan observasi
dilakukan secara berkesinambungan pada setiap tindakan (siklus) untuk mencatat
masalah yang terjadi yang kemudian menjadi refleksi sebagai tindak lanjut. Untuk
lebih jelasnya mengenai format observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Format Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa
No Aspek yang Dinilai Hasil pengamatan Jumlah
Skort pembelajaran yang sedang berlangsung
2.
Rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran dengan bersikap aktif
3. Kerjasama dalam kelompok
4.
Mengajukan pertanyaan dan keberanian mengemukakan pendapat
5.
Partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas-tugas dari guru
6. Keceriaan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
7.
Mendemonstrasikan kegiatan percobaan alat pernapasan manusia dan hewan
Sedangkan format lembar observasi kinerja guru sebagai berikut :
Tabel 3.2
Format Lembar Observasi Kinerja Guru
No Asepek yang Diminati Hasil Pengamatan Keterangan
Baik Cukup Kurang
1. Penyusunan rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
2. Memberikan pertanyaan yang memotivasi saat apersesi
Membimbing siswa untuk melakukan inkuiri melalui eksperimen
6. Membimbing siswa secara kelompok/individual
10. Mengevaluasi hasil belajar siswa
2. Tes Hasil
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal,
perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan, dan
kemampuan pada aknir sikius tindakan. Daiam menggunakan metode tes ini,
beberapa butir berbentuk pilihan ganda dan isian yang dilakukan pada kegiatan
akhir proses pembelajaran.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193).
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil atau
achievement test yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap pelaksanaan
tindakan (siklus). Tes hasil atau yang disebut juga dengan tes hasil belajar adalah
tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari
sesuatu (Arikunto, 2010: 194).
Dari beberapa pernyataan di atas, tes hasil merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk pengumpulan data yang bertujuan untuk mengukur dan
mengetahui hasil pembelajaran siswa. Tes hasil ini digunakan untuk mengukur
kemampuan tentang penguasaan konsep materi ajar alat pernapasan pada manusia
dan hewan.
H. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua
data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes prestasi. Pada
Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menggunakan analisis deskripsi kualitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
yang dicapai siswa serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus :
1. Penilaian Tes
Untuk memperoleh nilai rata-rata yaitu dengan menjumlahkan nilai yang
diperoleh siswa setiap siklus, kemudian dibagi dengan jumlah siswa kelas
tersebut. Berikut rumusnya:
Keterangan X = rata-rata
∑X = jumlah semua nilai siswa
∑N = jumlah siswa
(Aqib dkk, 2010: 40) 2. Penilaian Ketuntasan Belajar
Untuk menghitung persentaseketentuan belajar digunakan rumus :
(Aqib dkk, 2010: 40) 3. Penilaian Lembar Observasi
Untuk menghitung jumlah skor pada lembar observasi digunakan rumus :
Untuk rata-rata adalah
Sedangkan persentse adalah : X = ∑�
∑�
P = ∑ � � � � �
∑ � � x 100%
Jumlah skor = (∑ siswa poin x 3) + (∑ siswa poin cukup x 2) + x
(∑ siswa poin kurang x 1)
Rata-rata = ∑
(Aqib dkk, 2010: 208)
Adapun tingkat keberhasilan belajar siswa dalam persen dikelompokan
dalam lima kategori yaitu :
Tingkat Keberhasilan (%) Arti
>80% 60-79% 40-59% 20-39% < 20%
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
P = ∑ � � + ∑ �
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode
inkuiri pada materi ajar alat pernapasan pada manusia dan hewan dalam
pembelajaran IPA di kelas V SDN Cikampek Barat III dapat dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IP A melalui metode inkuiri
mengalami peningkatan, hal tersebut ditandai dengan peningkatan jumlah
rata-rata dari 57,0 menjadi 66,7. Dengan persentase ketuntasan belajar
mencapai 60% dari 18 siswa yang sudah mencapai nilai KKM. Sedangkan
12 siswa atau sekitar 40% dari 30 siswa masih mendapatkan nilai di bawah
KKM.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode inkuiri
menunjukan adanya peningkatan yang baik dari aspek-aspek yang diamati
dan mencapai hasil yang sesuai harapan. Hasil pengamatan siswa yang
memuaskan tersebut tidak terlepas dari meningkatnya kinerja guru dalam
menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran ERA. Hasil ini dapat
dilihat yaitu pada poin baik diperoleh 90%, cukup 10% dan kurang tidak
B. Saran
Sebagai dampak dari hasil penelitian, berikut dikemukakan saran yang
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan
mengembangkan metode inkuiri.
1. Bagi guru SD pada umumnya diharapkan mampu menerapkan dan
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang inovatif khususnya
metode inkuiri sesuai kemampuan intelektual siswa dan kondisi sekolah
agar dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran yang aktif, efektif dan
menyenangkan.
2. Guru hendaknya mampu untuk menggunakan alat-alat yang tersedia
sebagai media pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran untuk
melakukan percobaan atau eksperimen agar siswa lebih paham terhadap
pemahaman konsep yang diajarkan.
3. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan pengelolaan tenaga pendidik,
jumlah pendidik yang tidak memadai menjadi salah satu faktor kendala
terciptanya kondisi belajar yang kurang kondusif. Penyediaan sarana
pendukung pembelajaran juga perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal. Perlunya pengawasan terhadap kinerja guru
dengan memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi agar dapat