• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS

SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh

SARITI NIM. 1001204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh :

Sariti

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

© Sariti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Dr. H. Nugraha,SE,M.Si,Ak.CA

NIP. 19661226 199001 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Dr. Kurjono, M.Pd.

(4)

v

1.1Latar Belakang Penelitian ………...………….

1.2Rumusan Masalah ……….……….

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian ………..……...

1.3.1Maksud Penelitian ……….…………..

1.3.2Tujuan Penelitian ………... 1.4Kegunaan Penelitian ………... 1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 1.4.2 Kegunaan Praktis ...

LANDASAN TEORI

2.1 Belajar ...………... 2.1.1 Pengertian Belajar ...……... 2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...………... 2.1.3 Tujuan Belajar ... 2.1.4 Teori Belajar………. 2.2 Motivasi Belajar ………... 2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar ………... 2.2.2 Teori Motivasi Belajar ...

2.2.3 Fungsi Motivasi Belajar ………..

2.3.4 Jenis-jenis Motivasi Belajar ………. 2.2.5 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ………..

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ………. 2.2.7 Pengukuran Motivasi Belajar ……….. 2.2.8 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ………...

2.3 Model Pembelajaran...………... 2.3.1 Definisi Model Pembelajaran ... 2.3.2 Ciri-ciri Model pembelajaran ... 2.3.3 Fungsi Model Pembelajaran ... 2.3.4 Macam-macam model pembelajaran ... 2.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning ...

(5)

vi

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

BAB IV

BAB V

2.4.6 Kelabihan Model Pembelajaran PBL………... 2.5 Mata Pelajaran Akuntansi ... 2.6 Penelitian Terdahulu... 2.7 Kerangka Pemikiran ...

2.8 Hipotesis Penelitian ………..

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian ...………... 3.2 Prosedur Eksperimen ... 3.2.1 Tahap Perencanaan/Persiapan ………..

3.2.2 Tahap Pelaksanaan ………...

3.2.3 Tahap Pelaporan ………...

3.3 Operasional Variabel ………. 3.4 Objek Penelitian……….. 3.5 Teknik Pengujian Alat Tes Motivasi Belajar... 3.5.1 Uji Reliabilitas ... 3.5.2 Uji Validitas ... 3.6 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ...

3.6.1 Statistik Deskriptif……….

4.1 Gambaran Umum objek Penelitian ... 4.1.1 Deskripsi SMA Laboratorium Percontohan UPI ... 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan………... 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 4.2.1 Pelaksanaan Eksperimen………... 4.2.2 Motivasi Belajar siswa kelas Eksperimen……… 4.2.3 Motivasi Belajar siswa kelas Kontrol ……….. 4.2.4 Perbandingan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen

dan Kontrol………... 4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………...

4.3.1 Analisis Data………..

4.3.1.1 Uji Normalitas……….... 4.3.1.2 Uji Homogenitas………....

4.3.2 Uji Hipotesis………..

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...

(6)

vii

Tabel Penelitian Terdahulu………... Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa ………. Skala Numerikal ... Indikator Variabel Motivasi Belajar ... Intreprestasi Reliabilitas ... Validitas Motivasi Belajar ...

Format Jawaban Responden ... Distribusi frekuensi indikator ...

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen……….

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Perhatian………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Relevansi………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Percaya diri ………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan

Indikator Kepuasan………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol………. Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Perhatian………

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Relevansi ………...

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Percaya diri ………...

Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan

Indikator Kepuasan ……….

Perbandingan Motivasi Belajar siswa kelas eksperimen dan

Kelas Kontrol ………

Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen………. Uji Normalitas Data Kelas Kontrol ………...

Uji Normalitas Data Gain ……….

Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen ……… Uji Homogenitas Data Kelas Kontrol ………...

Uji Homogenitas Data Gain………..

Uji Hipotesis Perbedaan Sebelum dan Sesudah Pada Kelas

Eksperimen………

Uji Hipotesis Perbedaan Sebelum dan Sesudah Pada Kelas

Kontrol ………

Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajarn Problem Based Learning terhadap Motivasi belajar Siswa………

(7)

viii

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Gambar 3. 1

Skematik siklus akuntansi...

Desain eksperimen………...

(8)

ix

Grafik 4.3 Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas

(9)

i

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS

SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014) Sariti

( 1001204 )

Pembimbing : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak.CA

ABSTRAK

Permasalahan penelitian ini yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Laboratorium Percontohan UPI. Faktor yang menjadi penyebab permasalahan yaitu cara penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh guru masih monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain non equivalent (pre test - post test) Control-Group Design pada siswa kelas XI IPS 3 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI IPS 2 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaraan Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dengan demikian, disarankan agar model pembelajaran Problem Based Learning dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran Problem Based Learning dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari akuntansi.

(10)

ii

Sariti ( 1001204 )

Tutor : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak.CA

ABSTRACT

The problem of this research is the inferior learning motivation of the students on accounting subject in Model Laboratory High School of UPI. The factor that has became the cause of the problem is at the delivery of the materials of the subject that has been doing by the monotonous teachers with teacher-center approaching way. One of the effort to overcome the problem is by applying the Problem Based Learning model in order to enhance the students’ learning motivation. This research was done to find out if the Problem Based Learning model gave impact

to students’ learning motivation on accounting subject at Class XI IPS in Model Laboratory High School of UPI at Academic Year 2013/2014. This research is using experiment method with non equivalent (pre test - post test) Control-Group Design to the students of Class XI-IPS-3, which is amounting to 32 students as experiment sample and Class XI-IPS-2, which is amounting to 32 students as control class. According to the research result, it can be concluded that the Problem Based Learning model gave impact to the students’ learning motivation.

Therefore, it’s suggested that Problem Based Learning model used as one of alternative learning for teachers in learning activities because Problem Based

Learning model can involve the students actively and enhance students’ learning motivation in learning accounting.

(11)

1 Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu dari tiga aspek terpenting dalam

kehidupan manusia selain kesehatan dan ekonomi. Dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1,

disebutkan bahwa:

Pendidikan merupakan usaha sadar terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sekolah adalah lembaga tempat berlangsungnya pendidikan, tempat

proses belajar mengajar dan siswa berlatih agar kepribadian, kecerdasan dan

keterampilan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun tujuan

pendidikan menurut Sudjana (2011: 49) ” Tujuan pendidikan yang ingin

dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif

(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai)

dan bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berprilaku).

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung dari

beberapa aspek yaitu kurikulum, guru, siswa, metode, sarana dan prasarana.

Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama adalah

faktor yang berasal dari dalam yakni motivasi belajar dan faktor yang kedua

adalah faktor yang berasal dari luar siswa, sedangkan faktor yang berasal dari

luar diri siswa salah satunya adalah model pembelajaran.

Seorang guru harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena

setiap siswa memiliki kemampuan dan motivasi yang berbeda-beda. Oleh

karena itu seorang guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran

(12)

serta dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kondusif, dan tidak

membosankan sehingga motivasi untuk belajar dapat meningkat.

Paradigma yang dianut dalam dunia pendidikan sekarang adalah

konstruktivisme. Dalam paradigma ini siswa harus dianggap mempunyai

pengetahuan awal dari pengalaman yang diperolehnya kemudian selanjutnya

guru hanya bertugas mengkonstruksikannya menjadi suatu pengetahuan yang

baru bagi siswa. Kondisi ini menuntut perubahan peran guru dari pengajar

menjadi fasilitator dengan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa

(student center) dan tidak lagi berpusat pada guru (teacher center).

Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi

keberhasilan proses pembelajaran. Permasalahan yang saat ini timbul dalam

mempelajari akuntansi, siswa hanya sebatas menghafal materi yang

disampaikan guru tanpa mencari tahu lebih lanjut dan mendalami materi

akuntansi serta siswa yang kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Akibat dari permasalahan tersebut siswa tidak memahami materi akuntansi

yang mengakibatkan motivasi untuk belajar pun turun dan berdampak pada

hasil belajar yang kurang optimal.

Salah satu standar mata pelajaran akuntansi kelas XI adalah ayat

jurnal penyesuaian yaitu ayat jurnal untuk menyesuaikan angka dalam neraca

saldo yang belum di catat atau belum sesuai dengan kondisi sebenarnya pada

akhir periode. Materi ini memerlukan pemahaman konsep yang mendalam

untuk bepikir kritis, keterampilan, ketelitian dan penalaran dalam

mempelajarinya. Sementara itu siswa masih kesulitan dalam mempelajari

materi jurnal penyesuaian. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil ulangan

akuntansi siswa yang masih rendah atau masih di bawah KKM yaitu tujuh

koma lima.

Selain itu proses pembelajaran di kelas Perhatian dan antusiasme siswa

dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang. Banyak siswa yang

menghindari mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran

sehingga kemauan untuk belajar mereka rendah dan hasil belajar mereka

(13)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangkitkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Kegiatan

proses belajar mengajar dengan Pembelajaran yang berpusat pada guru

membuat siswa cenderung pasif. Siswa lebih banyak mendengar apa yang

disampaikan oleh guru tanpa mengetahui tujuan dari pembelajaran tersebut.

Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran ini lebih didominasi oleh

guru atau lebih bersifat teacher center, dan siswa kurang dilibatkan dalam

pembelajaran sehingga, pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Berdasarkan pra penelitian hasil pengamatan dikelas XI IPS SMA

Laboratorium (percontohan) UPI pada tanggal 7 Januari 2014, Ketika guru

mengajar mata pelajaran akuntansi menggunakan metode ceramah kegiatan

peserta didik di kelas begitu monoton , yaitu hanya mendengarkan ceramah

atau penjelasan guru saja. Kondisi seperti ini akan memberikan rasa jenuh

karena peserta didik tidak ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan belajar

yang terjadi di kelas sehingga siswa tidak termotivasi dalam belajar. Tidak

sedikit ditemui peserta didik yang bercerita sendiri di belakang ketika guru

sedang menjelaskan materi pelajaran akuntansi di depan kelas. Peserta didik

yang terlihat benar-benar memperhatikan guru hanyalah peserta didik yang

duduk di baris depan yang memang dekat dari jangkauan guru. Tidak adanya

rasa perhatian dan tertarik atas penjelasan materi dari guru, mengakibatkan

materi yang disampaikan guru akan susah diterima dan dipahami oleh peserta

didik. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan upaya yaitu dengan

menggunakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang kondusif yang dapat melibatkan

siswa secara aktif.

Berdasarkan pra penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara

informal dengan ibu Eka yuliyanti, S.Pd sebagai guru mata pelajaran

akuntansi di SMA laboratorium (percontohan) UPI pada hari Selasa,7 Januari

2014 mengenai motivasi belajar siswa dan proses kegiatan belajar di kelas di

ketahui bahwa motivasi belajar siswa masih rendah, hal ini di tandai dengan

kurangnya respon siswa terhadap materi akuntansi karena kurangnya motivasi

(14)

maksimal dan menyebabkan masih banyak siswa yang di remedial, siswa

yang malas dan tidak mengerjakan tugas akuntansi yang diberikan guru,siswa

yang kurang semangat dan kurang memperhatikan saat pembelajaran

akuntansi berlangsung,siswa yang cenderung pasif dan merasa bosan serta

kurang termotivasi dalam pembelajaran akuntansi di kelas , kurang antusias

menanyakan atau bertanya kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari

akuntansi.

Kemudian peneliti juga menyebarkan angket pra penelitian dengan

instrumen motivasi belajar siswa kepada siswa kelas XI IPS untuk

mengetahui motivasi belajar siswa. Berikut ini adalah hasil dari pra penelitian

mengenai motivasi belajar siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI.

Berdasarkan tabel 1.1 diatas diketahui bahwa motivasi belajar siswa

kelas XI IPS yang tergolong dalam kategori rendah berturut-turut antara lain

kelas XI IPS 1 sebesar 32,26 %, XI IPS 2 sebesar 40,63 %, dan XI IPS 3

sebesar 43,75%. Sehingga siswa kelas XI IPS memiliki motivasi yang rendah

karena jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih banyak

yaitu 37 siswa dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi sedang

(30 siswa) dan siswa yang memiliki motivasi tinggi (28 siswa).

Rendahnya motivasi belajar siswa di SMA Laboratorium Pecontohan

UPI tidak akan terjadi jika tidak ada faktor-faktor yang menyebabkan

motivasi belajar siswa tersebut menurun. Faktor utama yaitu cara mengajar

guru di kelas yang hanya bepusat pada guru dan monoton. Guru lebih banyak

Tabel 1.1

Hasil Pra Penelitian Motivasi Belajar Siswa SMA Laboratorium (Percontohan) UPI Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

(15)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan penjelasan tanpa mencari tahu sejauh mana siswa bisa menerima

dan memahami materi akuntansi yang di sampaikan. Oleh karena itu guru

harus mempunyai kreativitas dalam memilih model pembelajaran yang dapat

melibatkan siswa. Rendahnya motivasi belajar salah satunya disebabkan oleh

model pembelajaran yang di terapkan guru yang kurang melibatkan siswa

secara aktif sehingga cenderung pasif dan tidak berusaha menggali

potensinya.

Peserta didik yang melakukan aktivitas belajar karena memiliki

motivasi belajar. Motivasi yang baik akan melahirkan proses belajar yang

baik. Semakin tinggi motivasi belajar peserta didik maka semakin tinggi

kualitas proses belajar yang di capai oleh peserta didik. Oleh karena itu para

guru harus dapat menerapkan proses pembelajaran dikelas yang dapat

menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa juga di

pengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan proses pembelajaran di

kelas.

Menurut Hadis (2008:33) mengemukakan bahwa

Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain faktor metode mengajar yang digunakan guru, sifat materi pelajaran, media pengajaran yang digunakan, metode penilaian, dan kondisi lingkungan belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik.

Menurut Sardiman (2007 : 40) mengatakan bahwa “prinsip dan hukum

yang pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran adalah motivasi.

Seseorang akan berhasil dalam belajar jika dalam dirinya terdapat keinginan

untuk belajar”.

Guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas harus dapat

memberikan kepuasan belajar kepada peserta didik untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik. Hal ini sebagaimana dikatakan Purkey (dalam

Hadis 2008:33) bahwa

(16)

berprestasi dan berusaha untuk mengontrol dan mengarahkan perilakunya kearah yang produktif .

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru

mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada

keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran akuntansi.

Pengembangan atau pemilihan model pembelajaran akuntansi yang tepat

bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan

siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan selain itu juga model

pembelajaran yang dipilih hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar

sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal.

Dalam proses pembelajaran perlu adanya model pembelajaran

akuntansi yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar

siswa, agar siswa tidak jenuh dengan proses pembelajaran yang berlangsung.

Dengan adanya motivasi belajar yang tepat maka diharapkan siswa dapat

mengeluarkan potensi belajarnya dengan baik sehingga proses pembelajaran

berlangsung dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hal ini didukung dengan teori yang dikatakan oleh Aunurrahman

(2013:143) bahwa

penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Agar siswa tidak hanya sebatas menghapal materi akuntansi khususnya

tentang ayat jurnal penyesuaian tetapi juga memahami dan terampil dalam

belajar akuntansi serta menumbuhkan motivasi dalam belajar akuntansi maka

di perlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan

belajar. Jika hal tersebut tercapai diharapkan siswa dapat aktif, kreatif, ada

keinginan untuk belajar sehingga motivasi belajar dan hasil belajar dapat

lebih baik. Peningkatan kualitas pembelajaran meerupakan salah satu elemen

penting yang perlu diperhatikan termasuk pada pembelajaran akuntansi

(17)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran akuntansi yang digunakan oleh guru. Hal ini dilakukan supaya

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Salah satu model pembelajaran yang relevan dalam pembelajaran

akuntansi adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) pada pokok bahasan jurnal penyesuaian. Pada prinsipnya dalam

model pembelajaran PBL siswa sendirilah yang secara aktif mencari jawaban

atas masalah-masalah yang diberikan guru. Dalam hal ini guru lebih banyak

sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuan mereka secara efektif. Pembelajaran berbasis

masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan kepada siswa situasi

masalah yang nyata, yang bersifat terbuka (ill-structured).

Pandangan konstruktivisme tentang model PBL menempatkan siswa

sebagai konstruktor aktif dari pengetahuan secara fleksibel. Pengetahuan

dipelajari dalam konteks bermakna yang serupa dengan dunia nyata di mana

pelajar mengaplikasikan pengetahuan selanjutnya. PBL juga memfasilitasi

pengembangan keterampilan belajar kognitif dan memberikan motivasi

belajar intrinsik. Posisi guru sebagai fasilitator dalam PBL, bertugas untuk

membantu memberikan pengalaman pada siswa dalam mendesain

memecahkan masalah yang terkait dengan materi pelajaran. Siswa diharapkan

mampu berinteraksi untuk menghasilkan solusi dari permasalahan. Dalam

kelas PBL juga terjadinya komunikasi secara efektif dan siswa mampu

berkolaborasi dengan siswa lain dalam melakukan percobaan (Cennamo,

Brandt, Scott, Douglas, McGrath, Reimer & Vernon, 2011).

Menurut Sudarman (2007:69) Landasan teori PBL adalah :

(18)

Albanese Dan Mitchel (Tan, 2004:7) memperkuat bahwa

“dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, lebih baik digunakan model pembelajaran berbasis masalah yang mampu

mengkonstruksi konsep dan mengembangkan keterampilan proses”.

Sebagai solusi atas permasalahan diatas, digunakan model

pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai titik tolak pembelajaran agar dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan ayat jurnal

penyesuaian.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa

peneliti untuk mendukung penelitian ini antara lain : Ni Made Suci (2008);

Alias Bin Masek (2012); Yuditya Falestin (2010); Reka Anugerah Erlangga

(2011); Enny Puspita (2011); Tri Sukitman (2009); Dwi Ernawati (2011);

Nadiah Wulandari Sjarkawi Dan Damris (2011); Carla L. Wilkin And Philip

A.Collier (2008); Barbara Lauridsen,MBA (2012); Shelagh A. Gallahee &

James J Gallagher (2013); Chang, Pei-Fei,Dan Hsiau, Shu-San (2002); Bilgin,

I., Senocak, E. & Sozbilir,M. (2009); Cemal Tosun, Yavuz.T. (2012);Ni

Nyoman Sri Lestari (2011) menunjukan bahwa model pembelajaran Problem

Based Learning memiliki hubungan dengan motivasi belajar dan hasil belajar.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa model problem based

learning menunjukan adanya pengaruh dan dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa melalui pemecahan masalah.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena hanya

mengambil variabel motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat dan

mencoba pada objek dan materi yang berbeda dan membandingkanya dengan

model pembelajaran yang sudah digunakan oleh sekolah tersebut untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran yang dilakukan selain itu juga

membandingkan perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah

dilakukan treatment antara kelas eksperimen dengan menggunakan model

Problem Based Learning dan kelas kontrol tanpa menggunakan model

(19)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa. (Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium

UPI Tahun Ajaran 2013/2014)” 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1.Bagaimana perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

akuntansi sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning pada kelas Eksperimen di SMA Laboratorium

Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

2.Bagaimana perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

akuntansi sebelum dan sesudah yang tidak menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol di SMA

Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

3.Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Akuntansi di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran

2013/2014.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

sebelum dan sesudah mengunakan model pembelajaran Problem Based

Learning dengan motivasi belajar siswa tanpa menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran akuntansi

di SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(20)

1) Untuk mengetahui perbedaan antara motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah menerapkan

model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas

Eksperimen di SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun

ajaran 2013/2014.

2) Untuk mengetahui perbedaan antara motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah yang tidak

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada

kelas kontrol di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun

ajaran 2013/2014.

3) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran

Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Akuntansi di SMA Laboratorium percontohan

UPI tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Memperluas wawasan

dan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khusunya dalam

pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Memberikan bekal bagi peneliti berupa pengalaman sebagai

calon guru di masa akan datang agar dapat mendidik dan

mengajar siswa dengan pengajaran yang berkualitas.

3. Memberikan gambaran yang jelas pada guru tentang Model

Problem Based Learning (PBL) dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi siswa, di harapkan pembelajaran dengan mengunakan

(21)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan keaktifan serta dapat memberikan kemudahan dalam

mempelajari mata pelajaran.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi sebuah masukan terhadap usaha peningkatan

mutu peserta didik melalui guru yang kreatif dalam proses

pembelajaran .

3. Bagi tenaga pendidik, diharapkan hasil penelitian ini

memberikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan

wawasan tentang model pembelajaran

4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk studi

pendahuluan untuk memahami tentang Model Problem

Based Learning (PBL) dalam rangka meningkatkan mutu

(22)

63

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pemilihan metode penelitian ini dimaksudkan agar penelitian ini

dilakukan secara terarah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu metode eksperimen semu (quasi experiment). Menurut I Made Wirartha

(2006:175) berpendapat bahwa

“Penelitian ekperimen semu bertujuan mempeoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat di peroleh dengan ekperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan”.

Menurut Sugiyono (2009:114) mengatakan bahwa

“Dalam metode quasi experiment ini memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian”.

Menurut Umar (2008:6) “Desain penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam

rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Group

Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,

hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak

dipilih secara random.

Penelitian ini dilakukan dengan membagi objek menjadi dua kelas,

eksperimen dan kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pengunaan

model problem based learning (PBL) sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan

(23)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun gambar desain penelitian sebagai berikut:

Kelas Pretest treatment posttest

Eksperimen X

Kontrol -

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan

= nilai pretest (motivasi sebelum perlakuan ) pada kelas eksperimen

= nilai posttest (motivasi setelah perlakuan ) pada kelas eksperimen

= nilai pretest (motivasi) pada kelas kontrol

= nilai posttest (motivasi) pada kelas Kontrol

= pembelajaran akuntansi dengan model Problem Based Learning = pembelajaran akuntansi tanpa model Problem Based Learning

(Sugiyono,2009:116)

3.2 Prosedur Eksperimen

Prosedur penelitian merupakan arahan bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini

dibagi menjadi tiga tahap kegiatan sebagai berikut:

3.2.1 Tahap perencanaan/persiapan

Pada tahap awal perencanaan ini peneliti melakukan:

a) Menentukan kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 yang terdiri dari

32 siswa di SMA Laboratorium Percontohan UPI berdasarkan

pertimbangan tertentu yaitu adanya karekteristik yang sama antara

kedua kelas dan rekomendasi dari guru mata pelajaran akuntansi.

b) Menentukan kelas Kontrol yaitu XI IPS 2 yang terdiri dari 32 siswa di

SMA Laboratorium Percontohan UPI

c) Mengadakan konsultasi dan pengarahan/informasi kepada guru mata

pelajaran ibu Eka Yuliyanti,S.Pd mengenai model pembelajaran

Problem Based learning yang akan diteliti untuk mempermudah dan

(24)

d) Kelas eksperimen diberi perlakuan (X) berupa model pembelajaran

Problem Based learning sedangkan kelas kontrol dengan

pembelajaran konvensional atau tanpa model pembelajaran Problem

Based learning

e) Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

(terlampir)

f) Menyusun alat tes untuk mengukur motivasi belajar siswa dengan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Sukmadinata (2005:219) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam menyusun kuesioner,

dilakukan beberapa prosedur berikut :

1. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan dengan format sebagai berikut :

Alat tes untuk mengukur Motivasi belajar ini merupakan hasil modifikasi dari ARCS yang dikembangkan oleh Jhon Keller 1987. Adapun kisi-kisi motivasi belajar siswa dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa (dikembangkan oleh Jhon Keller 1987)

No Variabel Indikator No Item Jumlah

1 Motivasi Belajar Siswa

Perhatian (Attention) 1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11

2 Relevansi( Relevance) 12,13,14,15,16,17,18,19 8

3 Percaya Diri

Jumlah butir soal/item 36

Sumber : Suhadinet (2008) Angket model ARCS untuk mengukur motivasi belajar dan minat belajar siswa, yang

sebagian telah dimodifikasi.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban.

(25)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2009:133) Skala pengukuran adalah “kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”. Untuk memperoleh data motivasi belajar siswa dibuat beberapa pertanyaan

atau pernyataan dalam bentuk skala numeric (numerical scale).

Menurut Sekaran (2006 : 33) bahwa

“Skala numerikal (numerical scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sikap berkutub dua pada ujung keduanya. Tipe yang digunakan adalah tipe interval. Skala numerik digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala sosial “.

Tabel 3.2

Penilaian Numerical Scale (skala numerik)

No Pernyataan Skor

1 2 3 4 5

Sumber : Sekaran (2006:33)

Keterangan :

Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi

Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi

Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang

Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah

Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif paling rendah.

(26)

3.2.2 Tahap pelaksanaan ( tahap eksperimen)

Dalam tahap pelaksanaan ini hal-hal yang dilakukan meliputi:

a) Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan oleh guru mata pelajaran

akuntansi yaitu ibu Eka Yuliyanti, S.Pd baik dikelas kontrol maupun

dikelas eksperimen sedangkan posisi peneliti sebagai observer.

b) Memberikan pretest motivasi belajar siswa sebelum diberikan

perlakuan pada kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 dan kelas

kontrol yaitu kelas XI IPS 2 untuk mengetahui motivasi belajar awal

siswa. Pretest motivasi belajar siswa dilaksanakan pada tanggal 25

April 2014 pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berupa 30

pernyataan yang telah diuji coba reliabilitas dan validitasnya.

c) Tahap treatment atau perlakuan yang dilakukan dengan cara

menerapkan model pembelajaran problem based learning untuk kelas

eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 dan pembelajaran konvensional

untuk kelas kontrol yaitu kelas XI IPS 2. Perlakuan dilaksanakan pada

tanggal 2 Mei 2014 sampai dengan 16 Mei 2014. Sebanyak 3 kali

treatmen atau pertemuan pada materi ayat jurnal penyesuaian.

d) Guru menjelaskan proses model pembelajaran yang digunakan yaitu

problem based learning kepada siswa.

e) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya heterogen

f) Siswa di berikan lembar kerja yang berisikan masalah untuk di

pecahkan dan di selesaikan dalam kelompok.

g) Didalam lembar kerja siswa berisikan tahap pemberian masalah, tahap

melukiskan apa yang di ketahui,tahap menuliskan inti permasalahan,

tahap cara pemecahan masalah, tahap menuliskan tindakan kerja dan

tahap menuliskan hasil kegiatan yang harus dikerjakan oleh

masing-masing kelompok, kemudian pelaporan hasil kelompok.

h) Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam diskusi

i) Siswa yang telah menyelasaikan lembar kerja siswa di persilahkan

(27)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

j) Tahap pemberian posttest motivasi belajar kepada siswa kelas

eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah perlakuan diberikan untuk

mengetahui motivasi akhir siswa setelah diberikan treatment PBL dan

mengetahui perbedaan motivasi antara kelas eksperimen dan kontrol.

Pelaksanaan posttest motivasi belajar siswa pada tanggal 23 Mei 2014

3.2.3 Tahap Akhir/pelaporan

Tahap ini merupakan tahap penyelesaian. Dalam tahap ini data Pretest dan

posttest motivasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan perhitungan

statistik. Setelah itu menguji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan setelah

diberikan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada

kelas eksperimen dan model konvensional atau tanpa model PBL untuk kelas

kontrol. Kemudian hasil dari perhitungan tersebut berguna untuk menjawab

hipotesis apakah diterima atau tidak.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dengan

mengunakan model pembelajaran problem based learning pada objek penelitian

yang kemudian dibandingkan dengan motivasi belajar siswa yang tidak

menggunakan model problem based learning.

Untuk mengukur motivasi belajar siswa digunakan motivasi ARCS

(attention,relevance,confidence,satisfaction) dari Jhon Keller 1987 yang telah

dimodifikasi.

Tabel 3.3

Indikator Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Skala

Motivasi belajar

Attention (perhatian) Relevance (kesesuaian) Confidence (kepercayaan diri) Satisfaction (kepuasaan)

(28)

3.4 Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Laboratorium Percontohan UPI pada

kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014 semester genap. Dalam penelitian ini objek

penelitian yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Hal ini berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi dari guru mata

pelajaran akuntansi. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan model

Problem Based Learning (PBL) sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan

model Problem Based Learning (PBL) atau dengan metode konvensional. Dengan

demikian objek dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 3 terdiri dari 32 siswa

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 terdiri dari 32 siswa sebagai kelas

kontrol.

3.5 Teknik Pengujian Alat Tes Motivasi Belajar Siswa

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena

akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik

harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu reliabel dan valid. Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Menurut Sugiyono (2012:137) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dengan menggunakan instrumen

yang reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun

akan menjadi reliabel dan valid.

3.5.1 Uji Reliabilitas Alat Tes Motivasi Belajar Siswa

Reliabilitas berhubungan dengan suatu kepercayaan. Menurut Sudjana

(2009:16) Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya. Menurut Arikunto (2011: 86) “ suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. Instrumen penelitian disamping harus valid (sah) juga harus reliabel (dapat dipercaya) yaitu memiliki nilai ketepatan, artinya

(29)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok yang sama, walaupun dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Arikunto, 2006:178). Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel

jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Adapun pedoman untuk

mengadakan interprestasi koefisien reliabilitas dapat digunakan kriteria seperti

pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4 Tabel Interprestasi

Koefisien Interprestasi

Antara 0,80 - 1,00 Sangat tinggi Antara 0,60 – 0.80 Tinggi Antara 0,40 – 0,60 Cukup tinggi Antara 0,20 – 0,40 Rendah Antara 0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2011:75)

Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai

berikut :

Langkah 1 Menghitung jumlah varians skor tiap-tiap item dengan rumus

∑ ∑

Keterangan :

= Harga varians tiap butir

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

Sumber : Arikunto (2006:110)

(30)

∑ ∑

Keterangan :

= Harga varians total

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item N = Jumlah responden

Sumber : Arikunto (2006:112)

Langkah 3 Menghitung Reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha dengan

rumus

[ ] [ ∑ ]

Sumber : Arikunto (2006:112)

Keterangan:

r : reliabilitas soal

: varians total

k : banyaknya item/butir pertanyaan

∑ : jumlah varians butir

Setelah diperoleh nilai selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel

dengan taraf signifikan 5 %. Jika didapatkan nilai hitung > r tabel,

maka butir instrumen dapat dikatakan reliabel, akan tetapi sebelumnya jika

nilai < r tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel.

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas dapat menggunakan

bantuan software excell windows

Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen motivasi belajar siswa

didapatkan reliabilitas (r hitung) sebesar 0,906 sedangkan (r tabel ) sebesar 0,355

(31)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa reliabel atau dapat dipercaya dan memiliki tingkat interprestasi berada pada

kriteria sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

3.5.2 Uji Validitas Alat Tes Motivasi Belajar Siswa

Menurut Sugiyono (2012 :137) “instrumen dikatakan valid berarti

menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid,

sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur”. Menurut Arikunto (2011:65) mengatakan bahwa sebuah

tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi

product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

(Arikunto,2006:162)

Keterangan:

= Koefisien Korelasi yang dicari

∑ XY = Hasil skor X dan Y untuk setiap responden ∑ X = Skor item

∑Y = Skor responden ∑ = Kuadrat skor item ∑ = Kuadrat responden N = Jumlah responden

Setelah diperoleh nilai selanjutnya membuat keputusan dengan

membandingkan t hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan 5 %. adapun

kaidah keputusan yaitu :

jika t hitung > t tabel berarti valid

jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

(Riduwan, 2012:101)

Dalam penelitian ini untuk menghitung validitas dapat menggunakan bantuan

(32)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Siswa Item No r xy t hitung t tabel Keputusan

1 0,164 0,896 1,699 Tidak Valid

2 0,237 1,313 1,699 Tidak Valid

3 0,228 1,263 1,699 Tidak Valid

4 0,312 1,771 1,699 Valid

5 0,471 2,876 1,699 Valid

6 0,399 2,342 1,699 Valid

7 -0,035 -0,188 1,699 Tidak Valid

8 0,327 1,865 1,699 Valid

9 0,359 2,069 1,699 Valid

10 0,479 2,942 1,699 Valid

11 0,469 2,861 1,699 Valid

12 0,550 3,548 1,699 Valid

13 0,602 4,064 1,699 Valid

14 0,580 3,832 1,699 Valid

15 0,136 0,741 1,699 Tidak Valid

16 0,653 4,644 1,699 Valid

17 0,364 2,108 1,699 Valid

18 0,304 1,721 1,699 Valid

19 0,558 3,623 1,699 Valid

20 0,551 3,554 1,699 Valid

21 0,765 6,402 1,699 Valid

22 0,550 3,542 1,699 Valid

23 0,743 5,076 1,699 Valid

24 0,665 4,790 1,699 Valid

25 0,433 2,586 1,699 Valid

26 0,613 4,173 1,699 Valid

27 0,617 4,218 1,699 Valid

28 0,504 3,139 1,699 Valid

29 0,519 3,272 1,699 Valid

30 0,757 6,230 1,699 Valid

(33)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 0,761 6,309 1,699 Valid

33 0,461 2,800 1,699 Valid

34 0,536 3,418 1,699 Valid

35 0,220 1,214 1,699 Tidak Valid

36 0,561 3,652 1,699 Valid

Berdasarkan tabel tersebut bahwa dari 36 item pertanyaan ada 30 item

pertanyaan yang valid dan 6 item pertanyaan tidak valid sehingga yang dapat

digunakan sebagai instrumen penelitian hanya 30 item pertanyaan. Uji coba

instrumen penelitian dilakukan pada kelas XI IPS 1 SMA Laboratorium

percontohan UPI dengan jumlah responden 31 siswa.

3.6Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Statistik Deskriptif

Sugiyono (2012:169) Langkah-langkah untuk memperoleh gambaran

motivasi belajar siswa baik setiap indikator maupun secara keseluruhan sebagai

berikut :

a. Menentukan jawaban responden dan dimaskukan kedalam format berikut :

Tabel 3.6

Format Jawaban Responden

No. Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator ...

Skor Total 1 2 3 ∑ 4 5 6 ∑ 7 8 9

1

0 ∑ 1-…

b. Menentukan klasifikasi dengan terlebih dahulu menetapkan :

1. Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil jawaban responden

untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.

2. Rentang = skor tertinggi – skor terendah

3. Banyak kelas interval dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan

(34)

4. Panjang kelas =

5. Menetapkan interval untuk setiap klasifikasi/kategori

c. Menentukan distribusi frekuensi baik untuk gambaran umum maupun

setiap indikator dengan format sebagai berikut :

Tabel 3.7

Distribusi frekuensi variabel/indikator Klasifikasi Interval Frekuensi Presentase (%)

Rendah

Sedang

Tinggi

Jumlah

d. Menginterpretasikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran

secara keseluruhan maupun setiap indikator-indikator.

3.6.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang akan diuji

berditribusi normal atau tidak. Apabila data berditribusi normal maka

statistik yang digunakan statistik parametrik. Akan tetapi adalah apabila data

tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik

nonparametrik. Maksud dari data terdistribusi normal adalah bahwa data akan

mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya memusat pada nilai rata-rata

dan median.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Chi Kuadrat ( .

Riduwan (2010:68) menyebutkan bahwa Metode Chi Kuadrat ( ) digunakan

untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi

yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang

diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau tidak.

Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung Chi

Kuadrat ( menurut Riduwan :

1. Menentukan skor terbesar dan terkecil

(35)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1+3,3 log n (Rumus Sturgess)

4. Menentukan panjang kelas (i)

i =

5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

No. Kelas

Interval F

Nilai Tengah (X)

f.Xi f.

1 2 Jumlah

6. Menentukan rata-rata (mean)

̅ ∑

7. Menentukan simpangan baku (S)

S = √ ∑ ∑

(Riduwan, 2010:188)

8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

b. Mencari nilai Z-score untuk kelas batas interval dengan rumus :

Z = ̅

c. Mencari luas 0 – Z dari tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan

menggunakan angka-angka untuk kelas batas.

d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan

angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka

baris kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya.

Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan

(36)

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe). Dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan jumlah responden (n).

(Riduwan, 2010:190)

9. Mencari Chi-Kuadrat hitung ( hitung)

(Riduwan, 2010:190)

10. Membandingkan ( hitung) dengan ( tabel)

Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1

Kaidah keputusan :

 Jika, hitung > nilai tabel , maka distribusi data tidak normal.

 Jika, hitung≤ nilai tabel , maka distribusi data normal.

(Riduwan, 2010:190)

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua

kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini, kelompok yang dibandingkan adalah

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas ini

dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam sampel tersebut

homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan homogen jika

variannya relatif sama. Adapun langkah-langkah serta perhitungan dan pengujian

homogenitas dengan uji varians (Uji F).

a. Mencari nilai F dengan rumus:

F=

b. Menentukan derajat kebebasan

;

c. Menentukan nilai F tabel pada tarf signifikansi 5% dari responden

d. Penentuan keputusan

(37)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jika maka diterima artinya varians homogen

sedangkan jika maka ditolak artinya varian tidak

homogen

(Sugiyono,2009:167)

3.6.4 Uji Gain

Uji gain di peroleh dari selisih skor pretest dan posttest. Perbedaan skore

pretest dan posttest diasumsikan dari efek treatment. Untuk menetukan gain

digunakan rumus :

3.6.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah diterima atau

tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Sugiyono (2009:134) mengemukakan

bahwa untuk sampel yang tidak berkolerasi dengan data interval, uji hipotesis

yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus

homogen dan berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal dan

tidak homogen maka hipotesis di uji dengan pengujian statitik non parametrik.

Perhitungan ini digunakan untuk membandingkan motivasi belajar siswa sebelum

dan sesudah treatmen atau membandingkan motivasi belajar antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan model

pembelajaran problem based learning.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa

sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning pada kelas Eksperimen.

H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan

sesudah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

pada kelas Eksperimen.

2. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum

dan sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning pada kelas kontrol.

(38)

H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan

sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning pada kelas kontrol.

3. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum

dan sesudah antara kelas eksperimen yang menerapkan model

Pembelajaran Problem Based Learning dengan motivasi belajar siswa

kelas kontrol yang tidak menerapkan Problem Based Learning.

H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan

sesudah antara kelas eksperimen yang menerapkan model

Pembelajaran Problem Based Learning dengan motivasi belajar siswa

kelas kontrol yang tidak menerapkan Problem Based Learning.

Kesimpulan dari hipotesis tersebut adalah apabila terdapat perbedaan,

berarti ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

terhadap motivasi belajar siswa, dan apabila tidak terdapat perbedaan, maka tidak

ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap

motivasi belajar siswa.

Dalam melakukan pengujian hipotesis, langkah yang pertama dilakukan

adalah dengan membandingkan perubahan motivasi belajar siswa (gain atau beda)

antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Perubahan tersebut dicari dengan

cara :

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

̅ ̅

(Sudjana,2004:162)

Keterangan :

̅ = nilai rata-rata kelas eksperimen

(39)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅ = nilai rata-rata kelas kontrol

= jumlah siswa kelas eksperimen

= jumlah siswa kelas kontrol

s = simpangan baku gabungan

simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus :

(Sudjana,2004:162)

Keterangan :

= banyaknya data kelas eksperimen

= banyaknya data kelas kontrol

= varians sampel dari populasi pertama yang berukuran

= varians sampel dari populasi kedua yang berukuran

Dengan derajat kebebasan , taraf signifikansi 5%

Kriteria pengujian hipotesis :

Jika maka diterima, berarti ditolak sedangkan

(40)

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Laboratorium

Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas

Eksperimen, terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah

yang tidak menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada

kelas kontrol dan model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh

terhadap motivasi belajar siswa.

Selain itu juga Motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang

menggunkan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi atau

berada pada kategori tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak

menggunakan Problem Based Learning yang berada pada kategori rendah.

Sehingga model pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan

jurnal penyesuaian sangat tepat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi melalui

pemecahan masalah yang dikaitkan dengan dunia nyata.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti berikan

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain :

1. Diharapkan guru akuntansi menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning sebagai variasi model pembelajaran pada materi jurnal

(41)

Sariti, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran akuntansi dengan memecahkan masalah sehingga siswa

tertantang untuk menyelesaikan permasalahan.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, indikator perhatian

berada dalam indikator kategori sedang. Sedangkan indikator

relevansi, percaya diri, dan kepuasan berada pada indikator kategori

tinggi. Oleh karena itu siswa yang memiliki motivasi belajar yang

tinggi harus dapat dipertahankan sedangkan siswa yang memiliki

motivasi rendah atau pun indikator kategori rendah dan sedang dapat

meningkatkan motivasi belajarnya dengan terus berlatih dan aktif

dalam belajar untuk memecahkan masalah sehingga dalam pelajaran

akuntansi siswa dapat lebih mudah mempelajarinya dengan adanya

motivasi belajar akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.

3. Motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning mengalami peningkatan yang pada awalnya

siswa memiliki motivasi belajar yang rendah menjadi memiliki

motivasi belajar yang tinggi. Dengan demikian diharapkan lebih

intensif menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

dalam proses pembelajaran.

4. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian

yang lain mengenai model pembelajaran Problem Based Learning

dengan objek yang berbeda. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutya

yang akan meneliti dengan judul yang sama atau melakukan penelitian

dengan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap minat

ataupun aktivitas dan diharapakan mencari teorinya terlebih dahulu.

5. Keterbatasan dalam penelitaian ini yaitu waktu pelaksanaan penelitian

yang harus menyesuaikan dengan kalender akademik sekolah, materi

yang harus sesuai dengan model pembelajaran, menentukan kelas yang

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Amir, M. T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Arends, Richard. (2008). Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

________________(2011). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.Ed Rev. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2013). Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Alfabeta

Eggen, Paul dan Kouchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : Indeks.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

____________. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathurrohman, P dan Sobry, S. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.

Hadis, A. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara.

Ibrahim,M dan Nur,M. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University press.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa
Tabel 3.2 Numerical Scale
Tabel Interprestasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai suatu negara hukum (rechtsstaat), dalam hubungannya dengan pengelolaan sumber daya alam nasional, termasuk dalam bidang kehutanan, negara atau pemerintah Indonesia

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modeling Efektif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Korban

1 Buah CD yang berisi Salinan (soft copy / hasil scan) Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya serta Dokumen Kualifikasi Perusahaan yang berisi

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997

Penentuan dampak besar dan penting ini merupakan tindak lanjut dari hasil identifikasi dengan menggunakan bagan alir dan prakiraan dampak yang terjadi sebagai akibat dari

Dengan demikian perokok aktif yang mempunyai empati akan dengan kesadaran diri bisa lebih bersikap toleran atau menghargai perasaan orang lain sewaktu ia berada di tempat

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Penataan Pedagang Kaki Lima. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah