PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS
SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh
SARITI NIM. 1001204
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh :
Sariti
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
© Sariti 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014)
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Dr. H. Nugraha,SE,M.Si,Ak.CA
NIP. 19661226 199001 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Dr. Kurjono, M.Pd.
v
1.1Latar Belakang Penelitian ………...………….
1.2Rumusan Masalah ……….……….
1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian ………..……...
1.3.1Maksud Penelitian ……….…………..
1.3.2Tujuan Penelitian ………... 1.4Kegunaan Penelitian ………... 1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 1.4.2 Kegunaan Praktis ...
LANDASAN TEORI
2.1 Belajar ...………... 2.1.1 Pengertian Belajar ...……... 2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...………... 2.1.3 Tujuan Belajar ... 2.1.4 Teori Belajar………. 2.2 Motivasi Belajar ………... 2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar ………... 2.2.2 Teori Motivasi Belajar ...
2.2.3 Fungsi Motivasi Belajar ………..
2.3.4 Jenis-jenis Motivasi Belajar ………. 2.2.5 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ………..
2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ………. 2.2.7 Pengukuran Motivasi Belajar ……….. 2.2.8 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ………...
2.3 Model Pembelajaran...………... 2.3.1 Definisi Model Pembelajaran ... 2.3.2 Ciri-ciri Model pembelajaran ... 2.3.3 Fungsi Model Pembelajaran ... 2.3.4 Macam-macam model pembelajaran ... 2.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning ...
vi
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
BAB IV
BAB V
2.4.6 Kelabihan Model Pembelajaran PBL………... 2.5 Mata Pelajaran Akuntansi ... 2.6 Penelitian Terdahulu... 2.7 Kerangka Pemikiran ...
2.8 Hipotesis Penelitian ………..
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian ...………... 3.2 Prosedur Eksperimen ... 3.2.1 Tahap Perencanaan/Persiapan ………..
3.2.2 Tahap Pelaksanaan ………...
3.2.3 Tahap Pelaporan ………...
3.3 Operasional Variabel ………. 3.4 Objek Penelitian……….. 3.5 Teknik Pengujian Alat Tes Motivasi Belajar... 3.5.1 Uji Reliabilitas ... 3.5.2 Uji Validitas ... 3.6 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ...
3.6.1 Statistik Deskriptif……….
4.1 Gambaran Umum objek Penelitian ... 4.1.1 Deskripsi SMA Laboratorium Percontohan UPI ... 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan………... 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 4.2.1 Pelaksanaan Eksperimen………... 4.2.2 Motivasi Belajar siswa kelas Eksperimen……… 4.2.3 Motivasi Belajar siswa kelas Kontrol ……….. 4.2.4 Perbandingan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen
dan Kontrol………... 4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………...
4.3.1 Analisis Data………..
4.3.1.1 Uji Normalitas……….... 4.3.1.2 Uji Homogenitas………....
4.3.2 Uji Hipotesis………..
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...
vii
Tabel Penelitian Terdahulu………... Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa ………. Skala Numerikal ... Indikator Variabel Motivasi Belajar ... Intreprestasi Reliabilitas ... Validitas Motivasi Belajar ...
Format Jawaban Responden ... Distribusi frekuensi indikator ...
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen……….
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan
Indikator Perhatian………
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan
Indikator Relevansi………
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan
Indikator Percaya diri ………
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen Berdasarkan
Indikator Kepuasan………
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol………. Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan
Indikator Perhatian………
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan
Indikator Relevansi ………...
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan
Indikator Percaya diri ………...
Deskripsi Motivasi Belajar Kelas Kontrol Berdasarkan
Indikator Kepuasan ……….
Perbandingan Motivasi Belajar siswa kelas eksperimen dan
Kelas Kontrol ………
Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen………. Uji Normalitas Data Kelas Kontrol ………...
Uji Normalitas Data Gain ……….
Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen ……… Uji Homogenitas Data Kelas Kontrol ………...
Uji Homogenitas Data Gain………..
Uji Hipotesis Perbedaan Sebelum dan Sesudah Pada Kelas
Eksperimen………
Uji Hipotesis Perbedaan Sebelum dan Sesudah Pada Kelas
Kontrol ………
Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajarn Problem Based Learning terhadap Motivasi belajar Siswa………
viii
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Gambar 3. 1
Skematik siklus akuntansi...
Desain eksperimen………...
ix
Grafik 4.3 Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas
i
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPSSMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014) Sariti
( 1001204 )
Pembimbing : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak.CA
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Laboratorium Percontohan UPI. Faktor yang menjadi penyebab permasalahan yaitu cara penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh guru masih monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain non equivalent (pre test - post test) Control-Group Design pada siswa kelas XI IPS 3 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan Kelas XI IPS 2 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaraan Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dengan demikian, disarankan agar model pembelajaran Problem Based Learning dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran Problem Based Learning dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari akuntansi.
ii
Sariti ( 1001204 )
Tutor : Dr. H. Nugraha, S.E., M.Si., Ak.CA
ABSTRACT
The problem of this research is the inferior learning motivation of the students on accounting subject in Model Laboratory High School of UPI. The factor that has became the cause of the problem is at the delivery of the materials of the subject that has been doing by the monotonous teachers with teacher-center approaching way. One of the effort to overcome the problem is by applying the Problem Based Learning model in order to enhance the students’ learning motivation. This research was done to find out if the Problem Based Learning model gave impact
to students’ learning motivation on accounting subject at Class XI IPS in Model Laboratory High School of UPI at Academic Year 2013/2014. This research is using experiment method with non equivalent (pre test - post test) Control-Group Design to the students of Class XI-IPS-3, which is amounting to 32 students as experiment sample and Class XI-IPS-2, which is amounting to 32 students as control class. According to the research result, it can be concluded that the Problem Based Learning model gave impact to the students’ learning motivation.
Therefore, it’s suggested that Problem Based Learning model used as one of alternative learning for teachers in learning activities because Problem Based
Learning model can involve the students actively and enhance students’ learning motivation in learning accounting.
1 Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu dari tiga aspek terpenting dalam
kehidupan manusia selain kesehatan dan ekonomi. Dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1,
disebutkan bahwa:
Pendidikan merupakan usaha sadar terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sekolah adalah lembaga tempat berlangsungnya pendidikan, tempat
proses belajar mengajar dan siswa berlatih agar kepribadian, kecerdasan dan
keterampilan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun tujuan
pendidikan menurut Sudjana (2011: 49) ” Tujuan pendidikan yang ingin
dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif
(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai)
dan bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berprilaku).
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung dari
beberapa aspek yaitu kurikulum, guru, siswa, metode, sarana dan prasarana.
Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama adalah
faktor yang berasal dari dalam yakni motivasi belajar dan faktor yang kedua
adalah faktor yang berasal dari luar siswa, sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri siswa salah satunya adalah model pembelajaran.
Seorang guru harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena
setiap siswa memiliki kemampuan dan motivasi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu seorang guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran
serta dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kondusif, dan tidak
membosankan sehingga motivasi untuk belajar dapat meningkat.
Paradigma yang dianut dalam dunia pendidikan sekarang adalah
konstruktivisme. Dalam paradigma ini siswa harus dianggap mempunyai
pengetahuan awal dari pengalaman yang diperolehnya kemudian selanjutnya
guru hanya bertugas mengkonstruksikannya menjadi suatu pengetahuan yang
baru bagi siswa. Kondisi ini menuntut perubahan peran guru dari pengajar
menjadi fasilitator dengan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa
(student center) dan tidak lagi berpusat pada guru (teacher center).
Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran. Permasalahan yang saat ini timbul dalam
mempelajari akuntansi, siswa hanya sebatas menghafal materi yang
disampaikan guru tanpa mencari tahu lebih lanjut dan mendalami materi
akuntansi serta siswa yang kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Akibat dari permasalahan tersebut siswa tidak memahami materi akuntansi
yang mengakibatkan motivasi untuk belajar pun turun dan berdampak pada
hasil belajar yang kurang optimal.
Salah satu standar mata pelajaran akuntansi kelas XI adalah ayat
jurnal penyesuaian yaitu ayat jurnal untuk menyesuaikan angka dalam neraca
saldo yang belum di catat atau belum sesuai dengan kondisi sebenarnya pada
akhir periode. Materi ini memerlukan pemahaman konsep yang mendalam
untuk bepikir kritis, keterampilan, ketelitian dan penalaran dalam
mempelajarinya. Sementara itu siswa masih kesulitan dalam mempelajari
materi jurnal penyesuaian. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil ulangan
akuntansi siswa yang masih rendah atau masih di bawah KKM yaitu tujuh
koma lima.
Selain itu proses pembelajaran di kelas Perhatian dan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang. Banyak siswa yang
menghindari mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran
sehingga kemauan untuk belajar mereka rendah dan hasil belajar mereka
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membangkitkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Kegiatan
proses belajar mengajar dengan Pembelajaran yang berpusat pada guru
membuat siswa cenderung pasif. Siswa lebih banyak mendengar apa yang
disampaikan oleh guru tanpa mengetahui tujuan dari pembelajaran tersebut.
Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran ini lebih didominasi oleh
guru atau lebih bersifat teacher center, dan siswa kurang dilibatkan dalam
pembelajaran sehingga, pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Berdasarkan pra penelitian hasil pengamatan dikelas XI IPS SMA
Laboratorium (percontohan) UPI pada tanggal 7 Januari 2014, Ketika guru
mengajar mata pelajaran akuntansi menggunakan metode ceramah kegiatan
peserta didik di kelas begitu monoton , yaitu hanya mendengarkan ceramah
atau penjelasan guru saja. Kondisi seperti ini akan memberikan rasa jenuh
karena peserta didik tidak ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan belajar
yang terjadi di kelas sehingga siswa tidak termotivasi dalam belajar. Tidak
sedikit ditemui peserta didik yang bercerita sendiri di belakang ketika guru
sedang menjelaskan materi pelajaran akuntansi di depan kelas. Peserta didik
yang terlihat benar-benar memperhatikan guru hanyalah peserta didik yang
duduk di baris depan yang memang dekat dari jangkauan guru. Tidak adanya
rasa perhatian dan tertarik atas penjelasan materi dari guru, mengakibatkan
materi yang disampaikan guru akan susah diterima dan dipahami oleh peserta
didik. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan upaya yaitu dengan
menggunakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang kondusif yang dapat melibatkan
siswa secara aktif.
Berdasarkan pra penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara
informal dengan ibu Eka yuliyanti, S.Pd sebagai guru mata pelajaran
akuntansi di SMA laboratorium (percontohan) UPI pada hari Selasa,7 Januari
2014 mengenai motivasi belajar siswa dan proses kegiatan belajar di kelas di
ketahui bahwa motivasi belajar siswa masih rendah, hal ini di tandai dengan
kurangnya respon siswa terhadap materi akuntansi karena kurangnya motivasi
maksimal dan menyebabkan masih banyak siswa yang di remedial, siswa
yang malas dan tidak mengerjakan tugas akuntansi yang diberikan guru,siswa
yang kurang semangat dan kurang memperhatikan saat pembelajaran
akuntansi berlangsung,siswa yang cenderung pasif dan merasa bosan serta
kurang termotivasi dalam pembelajaran akuntansi di kelas , kurang antusias
menanyakan atau bertanya kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari
akuntansi.
Kemudian peneliti juga menyebarkan angket pra penelitian dengan
instrumen motivasi belajar siswa kepada siswa kelas XI IPS untuk
mengetahui motivasi belajar siswa. Berikut ini adalah hasil dari pra penelitian
mengenai motivasi belajar siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI.
Berdasarkan tabel 1.1 diatas diketahui bahwa motivasi belajar siswa
kelas XI IPS yang tergolong dalam kategori rendah berturut-turut antara lain
kelas XI IPS 1 sebesar 32,26 %, XI IPS 2 sebesar 40,63 %, dan XI IPS 3
sebesar 43,75%. Sehingga siswa kelas XI IPS memiliki motivasi yang rendah
karena jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih banyak
yaitu 37 siswa dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi sedang
(30 siswa) dan siswa yang memiliki motivasi tinggi (28 siswa).
Rendahnya motivasi belajar siswa di SMA Laboratorium Pecontohan
UPI tidak akan terjadi jika tidak ada faktor-faktor yang menyebabkan
motivasi belajar siswa tersebut menurun. Faktor utama yaitu cara mengajar
guru di kelas yang hanya bepusat pada guru dan monoton. Guru lebih banyak
Tabel 1.1
Hasil Pra Penelitian Motivasi Belajar Siswa SMA Laboratorium (Percontohan) UPI Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan penjelasan tanpa mencari tahu sejauh mana siswa bisa menerima
dan memahami materi akuntansi yang di sampaikan. Oleh karena itu guru
harus mempunyai kreativitas dalam memilih model pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa. Rendahnya motivasi belajar salah satunya disebabkan oleh
model pembelajaran yang di terapkan guru yang kurang melibatkan siswa
secara aktif sehingga cenderung pasif dan tidak berusaha menggali
potensinya.
Peserta didik yang melakukan aktivitas belajar karena memiliki
motivasi belajar. Motivasi yang baik akan melahirkan proses belajar yang
baik. Semakin tinggi motivasi belajar peserta didik maka semakin tinggi
kualitas proses belajar yang di capai oleh peserta didik. Oleh karena itu para
guru harus dapat menerapkan proses pembelajaran dikelas yang dapat
menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa juga di
pengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan proses pembelajaran di
kelas.
Menurut Hadis (2008:33) mengemukakan bahwa
Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain faktor metode mengajar yang digunakan guru, sifat materi pelajaran, media pengajaran yang digunakan, metode penilaian, dan kondisi lingkungan belajar berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik.
Menurut Sardiman (2007 : 40) mengatakan bahwa “prinsip dan hukum
yang pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran adalah motivasi.
Seseorang akan berhasil dalam belajar jika dalam dirinya terdapat keinginan
untuk belajar”.
Guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas harus dapat
memberikan kepuasan belajar kepada peserta didik untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Hal ini sebagaimana dikatakan Purkey (dalam
Hadis 2008:33) bahwa
berprestasi dan berusaha untuk mengontrol dan mengarahkan perilakunya kearah yang produktif .
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran akuntansi.
Pengembangan atau pemilihan model pembelajaran akuntansi yang tepat
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan
siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan selain itu juga model
pembelajaran yang dipilih hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar
sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal.
Dalam proses pembelajaran perlu adanya model pembelajaran
akuntansi yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa, agar siswa tidak jenuh dengan proses pembelajaran yang berlangsung.
Dengan adanya motivasi belajar yang tepat maka diharapkan siswa dapat
mengeluarkan potensi belajarnya dengan baik sehingga proses pembelajaran
berlangsung dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Hal ini didukung dengan teori yang dikatakan oleh Aunurrahman
(2013:143) bahwa
penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Agar siswa tidak hanya sebatas menghapal materi akuntansi khususnya
tentang ayat jurnal penyesuaian tetapi juga memahami dan terampil dalam
belajar akuntansi serta menumbuhkan motivasi dalam belajar akuntansi maka
di perlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan
belajar. Jika hal tersebut tercapai diharapkan siswa dapat aktif, kreatif, ada
keinginan untuk belajar sehingga motivasi belajar dan hasil belajar dapat
lebih baik. Peningkatan kualitas pembelajaran meerupakan salah satu elemen
penting yang perlu diperhatikan termasuk pada pembelajaran akuntansi
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran akuntansi yang digunakan oleh guru. Hal ini dilakukan supaya
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
Salah satu model pembelajaran yang relevan dalam pembelajaran
akuntansi adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) pada pokok bahasan jurnal penyesuaian. Pada prinsipnya dalam
model pembelajaran PBL siswa sendirilah yang secara aktif mencari jawaban
atas masalah-masalah yang diberikan guru. Dalam hal ini guru lebih banyak
sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan mereka secara efektif. Pembelajaran berbasis
masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan kepada siswa situasi
masalah yang nyata, yang bersifat terbuka (ill-structured).
Pandangan konstruktivisme tentang model PBL menempatkan siswa
sebagai konstruktor aktif dari pengetahuan secara fleksibel. Pengetahuan
dipelajari dalam konteks bermakna yang serupa dengan dunia nyata di mana
pelajar mengaplikasikan pengetahuan selanjutnya. PBL juga memfasilitasi
pengembangan keterampilan belajar kognitif dan memberikan motivasi
belajar intrinsik. Posisi guru sebagai fasilitator dalam PBL, bertugas untuk
membantu memberikan pengalaman pada siswa dalam mendesain
memecahkan masalah yang terkait dengan materi pelajaran. Siswa diharapkan
mampu berinteraksi untuk menghasilkan solusi dari permasalahan. Dalam
kelas PBL juga terjadinya komunikasi secara efektif dan siswa mampu
berkolaborasi dengan siswa lain dalam melakukan percobaan (Cennamo,
Brandt, Scott, Douglas, McGrath, Reimer & Vernon, 2011).
Menurut Sudarman (2007:69) Landasan teori PBL adalah :
Albanese Dan Mitchel (Tan, 2004:7) memperkuat bahwa
“dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, lebih baik digunakan model pembelajaran berbasis masalah yang mampu
mengkonstruksi konsep dan mengembangkan keterampilan proses”.
Sebagai solusi atas permasalahan diatas, digunakan model
pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu model pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai titik tolak pembelajaran agar dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan ayat jurnal
penyesuaian.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa
peneliti untuk mendukung penelitian ini antara lain : Ni Made Suci (2008);
Alias Bin Masek (2012); Yuditya Falestin (2010); Reka Anugerah Erlangga
(2011); Enny Puspita (2011); Tri Sukitman (2009); Dwi Ernawati (2011);
Nadiah Wulandari Sjarkawi Dan Damris (2011); Carla L. Wilkin And Philip
A.Collier (2008); Barbara Lauridsen,MBA (2012); Shelagh A. Gallahee &
James J Gallagher (2013); Chang, Pei-Fei,Dan Hsiau, Shu-San (2002); Bilgin,
I., Senocak, E. & Sozbilir,M. (2009); Cemal Tosun, Yavuz.T. (2012);Ni
Nyoman Sri Lestari (2011) menunjukan bahwa model pembelajaran Problem
Based Learning memiliki hubungan dengan motivasi belajar dan hasil belajar.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa model problem based
learning menunjukan adanya pengaruh dan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa melalui pemecahan masalah.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena hanya
mengambil variabel motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat dan
mencoba pada objek dan materi yang berbeda dan membandingkanya dengan
model pembelajaran yang sudah digunakan oleh sekolah tersebut untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran yang dilakukan selain itu juga
membandingkan perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
dilakukan treatment antara kelas eksperimen dengan menggunakan model
Problem Based Learning dan kelas kontrol tanpa menggunakan model
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa. (Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium
UPI Tahun Ajaran 2013/2014)” 1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1.Bagaimana perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning pada kelas Eksperimen di SMA Laboratorium
Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.
2.Bagaimana perbedaan antara motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi sebelum dan sesudah yang tidak menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning pada kelas kontrol di SMA
Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.
3.Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Akuntansi di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun ajaran
2013/2014.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan model pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa
sebelum dan sesudah mengunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dengan motivasi belajar siswa tanpa menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran akuntansi
di SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui perbedaan antara motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas
Eksperimen di SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun
ajaran 2013/2014.
2) Untuk mengetahui perbedaan antara motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah yang tidak
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada
kelas kontrol di SMA Laboratorium percontohan UPI tahun
ajaran 2013/2014.
3) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Akuntansi di SMA Laboratorium percontohan
UPI tahun ajaran 2013/2014.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Memperluas wawasan
dan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khusunya dalam
pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Memberikan bekal bagi peneliti berupa pengalaman sebagai
calon guru di masa akan datang agar dapat mendidik dan
mengajar siswa dengan pengajaran yang berkualitas.
3. Memberikan gambaran yang jelas pada guru tentang Model
Problem Based Learning (PBL) dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi siswa, di harapkan pembelajaran dengan mengunakan
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan keaktifan serta dapat memberikan kemudahan dalam
mempelajari mata pelajaran.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sebuah masukan terhadap usaha peningkatan
mutu peserta didik melalui guru yang kreatif dalam proses
pembelajaran .
3. Bagi tenaga pendidik, diharapkan hasil penelitian ini
memberikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan
wawasan tentang model pembelajaran
4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk studi
pendahuluan untuk memahami tentang Model Problem
Based Learning (PBL) dalam rangka meningkatkan mutu
63
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pemilihan metode penelitian ini dimaksudkan agar penelitian ini
dilakukan secara terarah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode eksperimen semu (quasi experiment). Menurut I Made Wirartha
(2006:175) berpendapat bahwa
“Penelitian ekperimen semu bertujuan mempeoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat di peroleh dengan ekperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan”.
Menurut Sugiyono (2009:114) mengatakan bahwa
“Dalam metode quasi experiment ini memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Metode ini dikembangkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian”.
Menurut Umar (2008:6) “Desain penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam
rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Group
Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random.
Penelitian ini dilakukan dengan membagi objek menjadi dua kelas,
eksperimen dan kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pengunaan
model problem based learning (PBL) sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun gambar desain penelitian sebagai berikut:
Kelas Pretest treatment posttest
Eksperimen X
Kontrol -
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan
= nilai pretest (motivasi sebelum perlakuan ) pada kelas eksperimen
= nilai posttest (motivasi setelah perlakuan ) pada kelas eksperimen
= nilai pretest (motivasi) pada kelas kontrol
= nilai posttest (motivasi) pada kelas Kontrol
= pembelajaran akuntansi dengan model Problem Based Learning = pembelajaran akuntansi tanpa model Problem Based Learning
(Sugiyono,2009:116)
3.2 Prosedur Eksperimen
Prosedur penelitian merupakan arahan bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini
dibagi menjadi tiga tahap kegiatan sebagai berikut:
3.2.1 Tahap perencanaan/persiapan
Pada tahap awal perencanaan ini peneliti melakukan:
a) Menentukan kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 yang terdiri dari
32 siswa di SMA Laboratorium Percontohan UPI berdasarkan
pertimbangan tertentu yaitu adanya karekteristik yang sama antara
kedua kelas dan rekomendasi dari guru mata pelajaran akuntansi.
b) Menentukan kelas Kontrol yaitu XI IPS 2 yang terdiri dari 32 siswa di
SMA Laboratorium Percontohan UPI
c) Mengadakan konsultasi dan pengarahan/informasi kepada guru mata
pelajaran ibu Eka Yuliyanti,S.Pd mengenai model pembelajaran
Problem Based learning yang akan diteliti untuk mempermudah dan
d) Kelas eksperimen diberi perlakuan (X) berupa model pembelajaran
Problem Based learning sedangkan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional atau tanpa model pembelajaran Problem
Based learning
e) Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
(terlampir)
f) Menyusun alat tes untuk mengukur motivasi belajar siswa dengan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
Sukmadinata (2005:219) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam menyusun kuesioner,
dilakukan beberapa prosedur berikut :
1. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan dengan format sebagai berikut :
Alat tes untuk mengukur Motivasi belajar ini merupakan hasil modifikasi dari ARCS yang dikembangkan oleh Jhon Keller 1987. Adapun kisi-kisi motivasi belajar siswa dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa (dikembangkan oleh Jhon Keller 1987)
No Variabel Indikator No Item Jumlah
1 Motivasi Belajar Siswa
Perhatian (Attention) 1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11
2 Relevansi( Relevance) 12,13,14,15,16,17,18,19 8
3 Percaya Diri
Jumlah butir soal/item 36
Sumber : Suhadinet (2008) Angket model ARCS untuk mengukur motivasi belajar dan minat belajar siswa, yang
sebagian telah dimodifikasi.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban.
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2009:133) Skala pengukuran adalah “kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”. Untuk memperoleh data motivasi belajar siswa dibuat beberapa pertanyaan
atau pernyataan dalam bentuk skala numeric (numerical scale).
Menurut Sekaran (2006 : 33) bahwa
“Skala numerikal (numerical scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sikap berkutub dua pada ujung keduanya. Tipe yang digunakan adalah tipe interval. Skala numerik digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala sosial “.
Tabel 3.2
Penilaian Numerical Scale (skala numerik)
No Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
Sumber : Sekaran (2006:33)
Keterangan :
Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi
Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi
Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang
Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah
Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif paling rendah.
3.2.2 Tahap pelaksanaan ( tahap eksperimen)
Dalam tahap pelaksanaan ini hal-hal yang dilakukan meliputi:
a) Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan oleh guru mata pelajaran
akuntansi yaitu ibu Eka Yuliyanti, S.Pd baik dikelas kontrol maupun
dikelas eksperimen sedangkan posisi peneliti sebagai observer.
b) Memberikan pretest motivasi belajar siswa sebelum diberikan
perlakuan pada kelas eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 dan kelas
kontrol yaitu kelas XI IPS 2 untuk mengetahui motivasi belajar awal
siswa. Pretest motivasi belajar siswa dilaksanakan pada tanggal 25
April 2014 pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berupa 30
pernyataan yang telah diuji coba reliabilitas dan validitasnya.
c) Tahap treatment atau perlakuan yang dilakukan dengan cara
menerapkan model pembelajaran problem based learning untuk kelas
eksperimen yaitu kelas XI IPS 3 dan pembelajaran konvensional
untuk kelas kontrol yaitu kelas XI IPS 2. Perlakuan dilaksanakan pada
tanggal 2 Mei 2014 sampai dengan 16 Mei 2014. Sebanyak 3 kali
treatmen atau pertemuan pada materi ayat jurnal penyesuaian.
d) Guru menjelaskan proses model pembelajaran yang digunakan yaitu
problem based learning kepada siswa.
e) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya heterogen
f) Siswa di berikan lembar kerja yang berisikan masalah untuk di
pecahkan dan di selesaikan dalam kelompok.
g) Didalam lembar kerja siswa berisikan tahap pemberian masalah, tahap
melukiskan apa yang di ketahui,tahap menuliskan inti permasalahan,
tahap cara pemecahan masalah, tahap menuliskan tindakan kerja dan
tahap menuliskan hasil kegiatan yang harus dikerjakan oleh
masing-masing kelompok, kemudian pelaporan hasil kelompok.
h) Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam diskusi
i) Siswa yang telah menyelasaikan lembar kerja siswa di persilahkan
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
j) Tahap pemberian posttest motivasi belajar kepada siswa kelas
eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah perlakuan diberikan untuk
mengetahui motivasi akhir siswa setelah diberikan treatment PBL dan
mengetahui perbedaan motivasi antara kelas eksperimen dan kontrol.
Pelaksanaan posttest motivasi belajar siswa pada tanggal 23 Mei 2014
3.2.3 Tahap Akhir/pelaporan
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian. Dalam tahap ini data Pretest dan
posttest motivasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan perhitungan
statistik. Setelah itu menguji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan setelah
diberikan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
kelas eksperimen dan model konvensional atau tanpa model PBL untuk kelas
kontrol. Kemudian hasil dari perhitungan tersebut berguna untuk menjawab
hipotesis apakah diterima atau tidak.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dengan
mengunakan model pembelajaran problem based learning pada objek penelitian
yang kemudian dibandingkan dengan motivasi belajar siswa yang tidak
menggunakan model problem based learning.
Untuk mengukur motivasi belajar siswa digunakan motivasi ARCS
(attention,relevance,confidence,satisfaction) dari Jhon Keller 1987 yang telah
dimodifikasi.
Tabel 3.3
Indikator Variabel Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator Skala
Motivasi belajar
Attention (perhatian) Relevance (kesesuaian) Confidence (kepercayaan diri) Satisfaction (kepuasaan)
3.4 Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Laboratorium Percontohan UPI pada
kelas XI IPS tahun ajaran 2013/2014 semester genap. Dalam penelitian ini objek
penelitian yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hal ini berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi dari guru mata
pelajaran akuntansi. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penggunaan model
Problem Based Learning (PBL) sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan
model Problem Based Learning (PBL) atau dengan metode konvensional. Dengan
demikian objek dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS 3 terdiri dari 32 siswa
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 terdiri dari 32 siswa sebagai kelas
kontrol.
3.5 Teknik Pengujian Alat Tes Motivasi Belajar Siswa
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena
akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu reliabel dan valid. Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Menurut Sugiyono (2012:137) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dengan menggunakan instrumen
yang reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun
akan menjadi reliabel dan valid.
3.5.1 Uji Reliabilitas Alat Tes Motivasi Belajar Siswa
Reliabilitas berhubungan dengan suatu kepercayaan. Menurut Sudjana
(2009:16) Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Menurut Arikunto (2011: 86) “ suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. Instrumen penelitian disamping harus valid (sah) juga harus reliabel (dapat dipercaya) yaitu memiliki nilai ketepatan, artinya
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok yang sama, walaupun dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Arikunto, 2006:178). Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel
jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Adapun pedoman untuk
mengadakan interprestasi koefisien reliabilitas dapat digunakan kriteria seperti
pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.4 Tabel Interprestasi
Koefisien Interprestasi
Antara 0,80 - 1,00 Sangat tinggi Antara 0,60 – 0.80 Tinggi Antara 0,40 – 0,60 Cukup tinggi Antara 0,20 – 0,40 Rendah Antara 0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2011:75)
Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai
berikut :
Langkah 1 Menghitung jumlah varians skor tiap-tiap item dengan rumus
∑ ∑
Keterangan :
= Harga varians tiap butir
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden
Sumber : Arikunto (2006:110)
∑ ∑
Keterangan :
= Harga varians total
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item ∑ = Jumlah skor seluruh responden dari seluruh item N = Jumlah responden
Sumber : Arikunto (2006:112)
Langkah 3 Menghitung Reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha dengan
rumus
[ ] [ ∑ ]
Sumber : Arikunto (2006:112)
Keterangan:
r : reliabilitas soal
: varians total
k : banyaknya item/butir pertanyaan
∑ : jumlah varians butir
Setelah diperoleh nilai selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel
dengan taraf signifikan 5 %. Jika didapatkan nilai hitung > r tabel,
maka butir instrumen dapat dikatakan reliabel, akan tetapi sebelumnya jika
nilai < r tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel.
Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas dapat menggunakan
bantuan software excell windows
Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen motivasi belajar siswa
didapatkan reliabilitas (r hitung) sebesar 0,906 sedangkan (r tabel ) sebesar 0,355
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa reliabel atau dapat dipercaya dan memiliki tingkat interprestasi berada pada
kriteria sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
3.5.2 Uji Validitas Alat Tes Motivasi Belajar Siswa
Menurut Sugiyono (2012 :137) “instrumen dikatakan valid berarti
menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid,
sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur”. Menurut Arikunto (2011:65) mengatakan bahwa sebuah
tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.
Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
(Arikunto,2006:162)
Keterangan:
= Koefisien Korelasi yang dicari
∑ XY = Hasil skor X dan Y untuk setiap responden ∑ X = Skor item
∑Y = Skor responden ∑ = Kuadrat skor item ∑ = Kuadrat responden N = Jumlah responden
Setelah diperoleh nilai selanjutnya membuat keputusan dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel dengan taraf signifikan 5 %. adapun
kaidah keputusan yaitu :
jika t hitung > t tabel berarti valid
jika t hitung < t tabel berarti tidak valid
(Riduwan, 2012:101)
Dalam penelitian ini untuk menghitung validitas dapat menggunakan bantuan
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Siswa Item No r xy t hitung t tabel Keputusan
1 0,164 0,896 1,699 Tidak Valid
2 0,237 1,313 1,699 Tidak Valid
3 0,228 1,263 1,699 Tidak Valid
4 0,312 1,771 1,699 Valid
5 0,471 2,876 1,699 Valid
6 0,399 2,342 1,699 Valid
7 -0,035 -0,188 1,699 Tidak Valid
8 0,327 1,865 1,699 Valid
9 0,359 2,069 1,699 Valid
10 0,479 2,942 1,699 Valid
11 0,469 2,861 1,699 Valid
12 0,550 3,548 1,699 Valid
13 0,602 4,064 1,699 Valid
14 0,580 3,832 1,699 Valid
15 0,136 0,741 1,699 Tidak Valid
16 0,653 4,644 1,699 Valid
17 0,364 2,108 1,699 Valid
18 0,304 1,721 1,699 Valid
19 0,558 3,623 1,699 Valid
20 0,551 3,554 1,699 Valid
21 0,765 6,402 1,699 Valid
22 0,550 3,542 1,699 Valid
23 0,743 5,076 1,699 Valid
24 0,665 4,790 1,699 Valid
25 0,433 2,586 1,699 Valid
26 0,613 4,173 1,699 Valid
27 0,617 4,218 1,699 Valid
28 0,504 3,139 1,699 Valid
29 0,519 3,272 1,699 Valid
30 0,757 6,230 1,699 Valid
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32 0,761 6,309 1,699 Valid
33 0,461 2,800 1,699 Valid
34 0,536 3,418 1,699 Valid
35 0,220 1,214 1,699 Tidak Valid
36 0,561 3,652 1,699 Valid
Berdasarkan tabel tersebut bahwa dari 36 item pertanyaan ada 30 item
pertanyaan yang valid dan 6 item pertanyaan tidak valid sehingga yang dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian hanya 30 item pertanyaan. Uji coba
instrumen penelitian dilakukan pada kelas XI IPS 1 SMA Laboratorium
percontohan UPI dengan jumlah responden 31 siswa.
3.6Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Statistik Deskriptif
Sugiyono (2012:169) Langkah-langkah untuk memperoleh gambaran
motivasi belajar siswa baik setiap indikator maupun secara keseluruhan sebagai
berikut :
a. Menentukan jawaban responden dan dimaskukan kedalam format berikut :
Tabel 3.6
Format Jawaban Responden
No. Responden
Indikator 1 Indikator 2 Indikator ...
Skor Total 1 2 3 ∑ 4 5 6 ∑ 7 8 9
1
0 … ∑ ∑ 1-…
b. Menentukan klasifikasi dengan terlebih dahulu menetapkan :
1. Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil jawaban responden
untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.
2. Rentang = skor tertinggi – skor terendah
3. Banyak kelas interval dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan
4. Panjang kelas =
5. Menetapkan interval untuk setiap klasifikasi/kategori
c. Menentukan distribusi frekuensi baik untuk gambaran umum maupun
setiap indikator dengan format sebagai berikut :
Tabel 3.7
Distribusi frekuensi variabel/indikator Klasifikasi Interval Frekuensi Presentase (%)
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
d. Menginterpretasikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran
secara keseluruhan maupun setiap indikator-indikator.
3.6.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang akan diuji
berditribusi normal atau tidak. Apabila data berditribusi normal maka
statistik yang digunakan statistik parametrik. Akan tetapi adalah apabila data
tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik
nonparametrik. Maksud dari data terdistribusi normal adalah bahwa data akan
mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya memusat pada nilai rata-rata
dan median.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Chi Kuadrat ( .
Riduwan (2010:68) menyebutkan bahwa Metode Chi Kuadrat ( ) digunakan
untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi
yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang
diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau tidak.
Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung Chi
Kuadrat ( menurut Riduwan :
1. Menentukan skor terbesar dan terkecil
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menentukan banyaknya kelas (BK)
BK = 1+3,3 log n (Rumus Sturgess)
4. Menentukan panjang kelas (i)
i =
5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No. Kelas
Interval F
Nilai Tengah (X)
f.Xi f.
1 2 Jumlah
6. Menentukan rata-rata (mean)
̅ ∑
7. Menentukan simpangan baku (S)
S = √ ∑ ∑
(Riduwan, 2010:188)
8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah
0,5.
b. Mencari nilai Z-score untuk kelas batas interval dengan rumus :
Z = ̅
c. Mencari luas 0 – Z dari tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan
menggunakan angka-angka untuk kelas batas.
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan
angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka
baris kedua dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya.
Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe). Dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan jumlah responden (n).
(Riduwan, 2010:190)
9. Mencari Chi-Kuadrat hitung ( hitung)
∑
(Riduwan, 2010:190)
10. Membandingkan ( hitung) dengan ( tabel)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1
Kaidah keputusan :
Jika, hitung > nilai tabel , maka distribusi data tidak normal.
Jika, hitung≤ nilai tabel , maka distribusi data normal.
(Riduwan, 2010:190)
3.6.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua
kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini, kelompok yang dibandingkan adalah
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam sampel tersebut
homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan homogen jika
variannya relatif sama. Adapun langkah-langkah serta perhitungan dan pengujian
homogenitas dengan uji varians (Uji F).
a. Mencari nilai F dengan rumus:
F=
b. Menentukan derajat kebebasan
;
c. Menentukan nilai F tabel pada tarf signifikansi 5% dari responden
d. Penentuan keputusan
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jika ≤ maka diterima artinya varians homogen
sedangkan jika maka ditolak artinya varian tidak
homogen
(Sugiyono,2009:167)
3.6.4 Uji Gain
Uji gain di peroleh dari selisih skor pretest dan posttest. Perbedaan skore
pretest dan posttest diasumsikan dari efek treatment. Untuk menetukan gain
digunakan rumus :
3.6.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah diterima atau
tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Sugiyono (2009:134) mengemukakan
bahwa untuk sampel yang tidak berkolerasi dengan data interval, uji hipotesis
yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus
homogen dan berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal dan
tidak homogen maka hipotesis di uji dengan pengujian statitik non parametrik.
Perhitungan ini digunakan untuk membandingkan motivasi belajar siswa sebelum
dan sesudah treatmen atau membandingkan motivasi belajar antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan model
pembelajaran problem based learning.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa
sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning pada kelas Eksperimen.
H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
pada kelas Eksperimen.
2. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum
dan sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning pada kelas kontrol.
H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah yang tidak menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning pada kelas kontrol.
3. H0 : µA = µB , tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum
dan sesudah antara kelas eksperimen yang menerapkan model
Pembelajaran Problem Based Learning dengan motivasi belajar siswa
kelas kontrol yang tidak menerapkan Problem Based Learning.
H1 : µA≠ µB , terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah antara kelas eksperimen yang menerapkan model
Pembelajaran Problem Based Learning dengan motivasi belajar siswa
kelas kontrol yang tidak menerapkan Problem Based Learning.
Kesimpulan dari hipotesis tersebut adalah apabila terdapat perbedaan,
berarti ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
terhadap motivasi belajar siswa, dan apabila tidak terdapat perbedaan, maka tidak
ada pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap
motivasi belajar siswa.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, langkah yang pertama dilakukan
adalah dengan membandingkan perubahan motivasi belajar siswa (gain atau beda)
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Perubahan tersebut dicari dengan
cara :
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
̅ ̅
√
(Sudjana,2004:162)
Keterangan :
̅ = nilai rata-rata kelas eksperimen
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
̅ = nilai rata-rata kelas kontrol
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
s = simpangan baku gabungan
simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus :
√
(Sudjana,2004:162)
Keterangan :
= banyaknya data kelas eksperimen
= banyaknya data kelas kontrol
= varians sampel dari populasi pertama yang berukuran
= varians sampel dari populasi kedua yang berukuran
Dengan derajat kebebasan , taraf signifikansi 5%
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika maka diterima, berarti ditolak sedangkan
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Laboratorium
Percontohan UPI tahun ajaran 2013/2014, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas
Eksperimen, terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
yang tidak menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada
kelas kontrol dan model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa.
Selain itu juga Motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang
menggunkan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi atau
berada pada kategori tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak
menggunakan Problem Based Learning yang berada pada kategori rendah.
Sehingga model pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan
jurnal penyesuaian sangat tepat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi melalui
pemecahan masalah yang dikaitkan dengan dunia nyata.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti berikan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain :
1. Diharapkan guru akuntansi menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning sebagai variasi model pembelajaran pada materi jurnal
Sariti, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran akuntansi dengan memecahkan masalah sehingga siswa
tertantang untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, indikator perhatian
berada dalam indikator kategori sedang. Sedangkan indikator
relevansi, percaya diri, dan kepuasan berada pada indikator kategori
tinggi. Oleh karena itu siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi harus dapat dipertahankan sedangkan siswa yang memiliki
motivasi rendah atau pun indikator kategori rendah dan sedang dapat
meningkatkan motivasi belajarnya dengan terus berlatih dan aktif
dalam belajar untuk memecahkan masalah sehingga dalam pelajaran
akuntansi siswa dapat lebih mudah mempelajarinya dengan adanya
motivasi belajar akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.
3. Motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning mengalami peningkatan yang pada awalnya
siswa memiliki motivasi belajar yang rendah menjadi memiliki
motivasi belajar yang tinggi. Dengan demikian diharapkan lebih
intensif menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dalam proses pembelajaran.
4. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian
yang lain mengenai model pembelajaran Problem Based Learning
dengan objek yang berbeda. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutya
yang akan meneliti dengan judul yang sama atau melakukan penelitian
dengan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap minat
ataupun aktivitas dan diharapakan mencari teorinya terlebih dahulu.
5. Keterbatasan dalam penelitaian ini yaitu waktu pelaksanaan penelitian
yang harus menyesuaikan dengan kalender akademik sekolah, materi
yang harus sesuai dengan model pembelajaran, menentukan kelas yang
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Amir, M. T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.
Arends, Richard. (2008). Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani. New York: McGraw Hill Company.
Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.
________________(2011). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.Ed Rev. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Aunurrahman. (2013). Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Alfabeta
Eggen, Paul dan Kouchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : Indeks.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
____________. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fathurrohman, P dan Sobry, S. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.
Hadis, A. (2008). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara.
Ibrahim,M dan Nur,M. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University press.