• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Store Image dan Reference Group terhadap Purchase Decision (Studi Kasus Pengunjung Trans Studio Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Store Image dan Reference Group terhadap Purchase Decision (Studi Kasus Pengunjung Trans Studio Bandung)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Kebutuhan akan rekreasi di kalangan masyarakat Bandung khususnya dan Indonesia pada umumnya sudah menjadi bagian dari kehidupan yang harus terpenuhi saat ini. Hiburan rekreasi termasuk ke dalam komoditas pariwisata yang sudah menjadi bagian dari kebutuhan dan gaya hidup masyarakat perkotaan. Daya tarik wisata dibagi menjadi tiga, wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Wisata alam adalah berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam, wisata budaya adalah berupa cipta, karsa, dan rasa manusia sebagai makhluk budaya berupa kesenian, cagar budaya, museum, sedangkan wisata buatan merupakan kreasi dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya diluar ranah wisata alam dan wisata budaya seperti fasilitas rekreasi dan taman hiburan. Bandung menjadi daya tarik investor untuk mendirikan usaha hiburan keluarga seperti Trans Studio Bandung yang termasuk ke dalam wisata buatan dan mengedepankan citra toko serta yang dapat mempengaruhi para pengunjungnya melalui kelompok referensi dalam penggalian informasi agar pengunjung melakukan suatu aktifitas dalam hal keputusan pembelian. Studi ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh citra toko dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Trans Studio Bandung. Subjek penelitian ini adalah 120 pengunjung. Beberapa uji pendahuluan yang dilakukan sebelum uji hipotesis adalah pengujian validitas, reliabilitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, normalitas, serta statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian. Ketiga hipotesis diuji dengan menggunakan Anova. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 52,6% keputusan pembelian dipengaruhi oleh citra toko dan kelompok referensi , sedangkan sisanya sebesar 48,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Keberadaan citra toko yang positif mendorong individu untuk lebih aktif mencari informasi-informasi tentang keadaan, fasilitas, harga, dan testimoni (pengalaman) dari orang lain yang telah mengunjungi lingkungan Trans Studio Bandung.

(2)

ABSTRACT

The need for recreation in the community of Bandung in particular and Indonesia in general has been part of life that must be fulfilled now.Including recreational entertainment into commodities that have become a part of needs and lifestyle of the urban population. Tourist attraction is divided into three, natural attraction, cultural tourism artificial and tourism. Natural attraction is in form of diversity and uniqueness of the natural environment, cultural tourism is in the form of copyright, karsa, and taste as creatures of human culture in the form of art, culture heritage, museum, while tourism is artificial creation and other human activities outside the domain of natural attraction and cultural tour of as a recreational facility and an amusement park. Bandung was for investor to established entertainment businesses house as Trans Studio Bandung which belong to the artificial tourism thats put store image and that can affect for its visitors through reference group in quarrying information to visitors perform an activity in term of purchase decision. The study aims to test whether there is the influence of store image and reference group againts purchase decision. The study is done at the Trans Studio Bandung. The subject of this research is 120 people. Some that were conducted before the introduction is testing the validity of the hypothesis, reliability, multikolinearitas, heteroskedastisitas, normality, descriptive statistic and interconstruct correlation testing were conducted before hypotheses are tested. Anova testing was used to examine three hypotheses. The results show that Ha was supported and Ho were not supported. The results show that 52,6% of purchase decision is influenced by the store image and reference group, while the rest amounted to 48,4% is affected by other factors. The existence of store image a positive encourages individual to seek more active bits on informational about circumtances, facilities, price, an the testimony (experience) from other people who visited the Trans Studio Bandung.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, MODEL, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Retailing ... 10

2.1.1 Fungsi Ritel ... 10

2.1.2 Retail Mix (Bauran Ritel) ... 11

(4)

2.3 Store Image ... 15

2.3.1 Komponen Store Image ... 17

2.4 Reference Group ... 19

2.4.1 Indikator Reference Group ... 23

2.5 Purchase Decision ... 24

2.5.1 Proses Keputusan Pembelian ... 25

2.5.2 Struktur Keputusan Pembelian ... 29

2.5.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian .... 31

2.5.4 Peranan Keputusan Pembelian ... 34

2.6 Peneliti Terdahulu ... 34

2.7 Hubungan Antar Variabel ... 37

2.7.1 Hubungan Antara Store Image Dengan Purchase Decision .... 37

2.7.2 Hubungan Antara Reference Group Dengan Purchase Decision ... 38

2.8 Model Penelitian ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Populasi dan Sampel ... 40

3.3 Metoda Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel ... 41

3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel ... 42

3.4.1 Variabel Penelitian ... 42

(5)

3.5 Metoda Pengumpulan Data ... 44

3.6 Uji Instrumen Data ... 45

3.6.1 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ... 45

3.7 Metoda Analisis Data ... 47

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 47

3.7.1.1 Uji Normalitas Data ... 47

3.7.1.2 Uji Multikolonieritas ... 47

3.7.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 48

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 48

3.8 Uji Hipotesis ... 50

3.8.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 50

3.8.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 51

3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Hasil Penelitian Berdasarkan Data Responden ... 53

4.1.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 59

4.1.3 Uji Asumsi Klasik ... 61

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 62

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas ... 63

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 64

(6)

4.1.4.1 Hasil Uji Signifikansi Hipotesis (Uji F) ... 66

4.1.4.2 Hasil Uji Nilai Koefisien Regresi ... 67

4.1.5 Hasil Persamaan Regresi dan Penafrisan (Interpretasi) Hasil Analisis ... 68

4.1.6 Hasil Uji T ... 72

4.2 Pembahasan ... 73

4.2.1 Pengaruh Store Image Terhadap Purchase Decision ... 73

4.2.2 Pengaruh Reference Group Terhadap Purchase Decision ... 77

4.2.3 Pengaruh Store Image Dan Reference Group Terhadap Purchase Decision ... 79

4.3 Implikasi Manajerial ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran Bagi Penelitian Mendatang ... 83

DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 85

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Definisi Store Image ... 16

Tabel 2.2 Definisi Reference Group ... 20

Tabel 2.3 Definisi Purchase Decision ... 25

Tabel 2.4 Ringkasan Riset Empiris ... 35

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 42

Tabel 3.2 Pemberian bobot menurut skala Likert ... 45

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ... 55

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia ... 56

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 57

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Rata-rata Pengeluaran ... 58

Tabel 4.6 Pengolahan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 59

Tabel 4.7 Pengolahan KMO and Bartlett's Test Untuk Kecukupan Sampel ... 61

Tabel 4.8 Pengujian Normalitas Dengan Menggunakan One- Sample Kolmogrof-Smirnov Test ... 62

Tabel 4.9 Pengujian Multikolinearitas Dengan Koefisien VIF ... 63

Tabel 4.10 Uji Signifikasi Hipotesis Penelitian Dengan ANOVA Melalui Regresi Linier Berganda ... 66

Tabel 4.11 Uji Nilai Adjusted R Square dan Koefisien Regresi ... 67

(8)
(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Pemodelan Dalam Pembelian Terhadap Konsumen .... 26 Gambar 2.2 Tahapan Antara Evaluasi dan Keputusan Pembelian ... 28 Gambar 2.3 Model Penelitian ... 39

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Surat Pengantar Riset ... LA-1 Lampiran B Kuesioner Penelitian ... LB-1-3

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

besar sudah menjadi bagian dari kehidupan dan gaya hidup masyarakat perkotaan (Permatasari, 2012). Menurut Direktorat Pemberdayaan Masyarakat (2012) daya

tarik wisata dibagi menjadi tiga, wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan. Wisata alam adalah berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam, wisata budaya adalah berupa cipta, karsa, dan rasa manusia sebagai makhluk

budaya berupa kesenian, cagar budaya, museum, sedangkan wisata buatan merupakan kreasi dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya diluar ranah wisata alam

dan wisata budaya seperti fasilitas rekreasi dan taman hiburan.

Kota Bandung misalnya, pada saat ini telah menjadi kota wisata yang memiliki beragam potensi wisata dan bisnis, dan merupakan tujuan utama wisatawan, baik

wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung. Hal ini disebabkan karena udara Kota Bandung yang sejuk serta memiliki beberapa objek wisata

diantaranya objek wisata, seperti wisata alam, wisata kuliner, dan wisata hiburan dengan banyaknya intensitas wisatawan yang datang ke Kota Bandung yang menjadikan daya tarik investor untuk mendirikan usaha hiburan keluarga di

Bandung seperti Trans Studio (Permatasari Vega, 2012).

Trans Studio Bandung adalah salah satu bentuk wisata buatan Indonesia

(12)

oleh Trans Corp. Trans Studio Bandung adalah taman bermain di dalam ruangan kedua yang dibangun untuk menyusuk kesuksesan Trans Studio Makasar yang

dibangun pada tahun 2009. Taman wisata ini terdiri dari dua lantai dan memiliki 20 wahana mainan yang fantastis. Trans Studio Bandung menciptakan

athmosperic melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna dan musik, yaitu

dengan membagi wilayah menjadi tiga zona kawasan dengan konsep yang berbeda dari sisi desain maupun pencahayaan. Tiga zona yang ada di Trans Studio

Bandung adalah Studio Central, The Lost City dan Magic Corner (Anggareani, Anandya, & Silvia, 2014).

Sebelum pengunjung berwisata ke Trans Sudio Bandung, mereka mencari informasi terlebih dahulu melalui kelompok referensi bisa berupa keluarga, teman, dan informasi melalui berbagai media. Pada atribut reference group,

dilihat dari pengaruh informasi, pengunjung bisa menggali informasi melalui berbagai media seperti website, televisi, koran dan radio, namun ada beberapa

kendala yang dirasakan karena tidak semua pengunjung bisa melihat informasi tersebut, contohnya pada iklan tentang Trans Studio yang ditayangkan di televisi karena Trans Studio tidak terus menerus menayangkan iklan nya mengenai

wahana tersebut dan tidak selalu seorang individu sedang melihat acara saluran tersebut. Pengunjung juga bisa datang ke Trans Studio Bandung karena

(13)

Menurut hasil wawancara yang pernah berkunjung ke Trans Studio Bandung, dilihat dari keadaan store image nya, mereka berpendapat Trans Studio Bandung

ini jika dilihat dari atribut harganya, masih tergolong cukup mahal meskipun Trans Studio sering mengadakan promo di setiap bulan nya, namun tidak menutup

kemungkinan, meskipun mereka beranggapan mahal, tetap saja di hari-hari libur selalu padat pengunjung. Dilihat dari atribut lokasi, lokasi nya mudah dijangkau bagi wisatawan lokal karena tempat nya strategis, namun bagi wisatawan non

lokal merasa sulit dijangkau apabila mereka yang berdatangan dari arah Bandara Husein, Stasiun Kereta Api, dan Terminal Bis seperti Leuwi Panjang dan

Cicaheum, karena adanya beberapa kendala seperti biaya transportasi, rute kendaraan umum, serta kemacetan lalu lintas, dari sisi produknya, meskipun wahana nya banyak ada 20 wahana, pengunjung selalu mengeluh jika harus

mengantri di setiap wahana, dengan harga yang mahal, mereka belum tentu bisa mencoba semua wahana, karena adanya keterbatasan waktu permainan. Dari sisi

pelayanan konsumen sebagian orang berpendapat bahwa pelayanan Trans Studio ramah, namun kurang telaten dalam menyikapi antrian wahana yang belum bisa mengatur bagaimana cara agar pengunjung merasa puas meskipun dalam keadaan

mengantri. Kemudian dilihat dari fasilitas fisiknya, Trans Studio ini kurang adanya penerangan di wahana tertentu, kemudian pada fasilitas area makanan,

masih tergolong kurang efisien karena menggunakan mega cash, seluruh transaksi di area Trans Studio Bandung Theme Park menggunakan kartu ini sebagai alat bayar yang berlaku sebagai uang tunai, namun harus diisi dengan uang cash

(14)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mulyawan (2001) mengenai Trans Studio, menurutnya terlihat tidak terlalu ramai pada hari Senin-Jumat atau hari biasa, akan

tetapi pada hari itu terdapat potongan harga yang cukup besar, dengan kata lain potongan harga tersebut ditunjukkan kepada masyarakat yang tinggal di Bandung.

Namun berbeda sekali keadaan pengunjungnya pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur dimana harga masuknya cukup mahal dibandingkan hari biasa.

Kehadiran kawasan terpadu Trans Studio juga telah semakin memantapkan

citra dan reputasi Kota Bandung, sebagai kota jasa, kota pendidikan, dan pusat pariwisata kreatif bertaraf internasional, dan kota Bandung saat ini menjadi salah

satu wisata yang banyak dikunjungi oleh bukan saja wisatawan domestik tetapi juga wisatawan mancanegara (informasi, 2012), disamping itu juga ada fenomena yang terjadi saat ini di Trans Studio Bandung ialah sering mengadakan promotion

namun hanya diadakan pada Senin-Kamis saja untuk menarik pengunjung, dari segi physical facilities para pegawai memakai seragam pegawai karena membuat

kesan yang baik bagi para pelanggan. Semua fakta itu didukung oleh pentingnya salah satu atribut-atribut dalam store image diantaranya location, merchandise, physical facilities, price, promotion, service. Karena store image merupakan

kepribadian toko yang melekat di benak konsumen terhadap sebuah ritel. Kepribadian atau image toko menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh

konsumen terhadap toko tertentu. Menciptakan sebuah image yang baik bagi konsumen adalah pekerjaan yang tidak mudah. Image adalah suatu bayangan atau gambaran yang ada di dalam benak seseorang yang timbul karena emosi atau

(15)

Strategi suatu ritel atau toko yang mampu bersaing dan bertahan dalam pasar adalah dengan membangun citra toko yang baik di mata konsumen maupun publik

karena citra toko dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian suatu produk (Dhian, Sri, & Kerti Yasa, 2014). Citra toko merupakan gambaran jiwa, atau

kepribadian toko yang oleh pemiliknya berusaha disampaikan kepada pelanggan. Sementara bagi pelanggan, citra toko merupakan sikap individu dari toko tersebut. Citra atau image toko dipengaruhi oleh periklanan yang dilakukan, pelayanan,

kesenangan, layout toko, dan personil toko sebagaimana hal nya dengan kualitas, harga, keragaman, dan kedalaman barang dagangan (Apriyanto, 2013).

Adapun menurut Berman et al (2001) terdapat lima komponen store image yang dapat membuat toko menarik sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada saat melakukan kegiatan berbelanja, yaitu seperti

lokasi toko, produk, harga, pelayanan konsumen dan fasilitas fisik.

Dalam perilaku konsumen, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumsi individu seperti: kelompok acuan, keluarga, peran sosial, dan status. Fenomena ini menjelaskan bagaimana pengaruhnya suatu kelompok acuan terhadap seorang individu. Kelompok acuan membentuk perilaku dalam

pembelian. Bagi para remaja, kelompok acuan menjadi suatu poin yang sangat penting pada masa perkembangannya. Para remaja yang masih labil cenderung

(16)

Faktor sosial seperti kelompok referensi atau kelompok acuan, keluarga, peran sosial dan status juga mempengaruhi perilaku membeli pada konsumen atau

individu selain faktor budaya (Kotler & Keller, 2009). Dari sudut pandang pemasaran, kelompok acuan merupakan kelompok yang dianggap sebagai

kerangka acuan bagi para individu dalam pengambilan keputusan pembelian atau konsumsi mereka (Rorlen, 2007).

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian, kelompok acuan sangat

berperan dalam hampir seluruh proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat dijelaskan dalam satu tahapnya, yakni pencarian informasi. Konsumen mencari

informasi tentang apa yang akan dibeli melalui berbagai sumber-sumber informasi menurut Kotler dan Keller (2009). Dalam teorinya, Lessig dan Park (1977) membagi menjadi 3 bagian kelompok referensi yakni mengenai pengaruh

informasional, pengaruh normatif, dan pengaruh ekspresif nilai.

Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting

dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengavaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli para pemasar

dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Menurut Setiadi (2008), keputusan pembelian merupakan perilaku

konsumen dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapinya.

Dari pemaparan latar belakang dan berbagai fenomenal yang berkaitan dengan

(17)

Reference Group terhadap Purchase Decision” (Studi pada Pengunjung Trans

Studio Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka identifikasi masalah yang diajukan dalam penelitian studi pada pengunjung Trans Studio Bandung adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Store Image terhadap Purchase Decision?

2. Apakah terdapat pengaruh Reference Group terhadap Purchase Decision? 3. Apakah terdapat pengaruh Store Image dan Reference Group terhadap

Purchase Decision?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan studi pada pengunjung Trans Studio

Bandung adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis apakah Store Image berpengaruh terhadap

Purchase Decision.

2. Untuk menguji dan menganalisis apakah Reference Group berpengaruh

terhadap Purchase Decision.

3. Untuk menguji dan menganalisis apakah Store Image dan Reference Group

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dengan adanya penelitian ini: 1. Bagi praktisi

Dapat memberikan masukan bagi perusahaan mengenai store image serta

menarik reference group yang dilakukan suatu perusahaan terhadap purchase decision. Selain itu juga dengan adanya penelitia ini diharapkan dapat

memberikan saran-saran yang baik yang dapat menjadi masukan bagi theme

park Trans Studio Bandung dalam menyusun store image dan menarik

reference group yang lebih baik.

2. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh Store Image dan Reference Group terhadap Purchase Decision serta

aplikasinya dalam bisnis. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan penjelasan tentang hubungan kausalitas antar variabel-variabel tersebut dan

menjadi referensi bagi pengembangan riset pemasaran di masa yang akan datang.

3. Bagi penulis

Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh Sidang Sarjana Strata Dua (S2) Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi

(19)

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan Trans Studio Bandung sesuai

dengan tujuan dari penelitian ini. Tempat tersebut dapat dijadikan tempat pengambilan sampel yang efektif. Kegiatan penelitian dilakukan kurang lebih 6

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumny, maka

dapat ditemukan sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara Store Image, Reference

Group, dan Purchase Decision sebesar 52.6% pada para responden

pengunjung Trans Studio Bandung.

2. Hal ini berarti, semakin positif Store Image yang dimiliki, dan adanya

Reference Group yang dapat memberikan referensi positif mengenai produk,

jasa dan berbagai hal yang dimiliki oleh retailer, akan mendorong munculnya keputusan yang positif dari para responden untuk memutuskan pembelian

(Purchase Decision).

3. Variabel kontrol, seperti usia, jenis kelamin dan lain-lain memiliki pengaruh

yang beragam terhadap ketiga variabel utama yang diteliti.

5.2 Saran Bagi Peneliti Mendatang

1. Penelitian mendatang disarankan untuk dapat mencari berbagai teori-teori yang

dapat mempengaruhi adanya Purchase Decision pada para responden, sehingga

(21)

masih terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi purchase decision selain dari store image dan reference group.

2. Penelitian mendatang disarankan untuk dapat memilih lokasi atau lingkungan

penelitian yang lebih beragam, sehingga dapat dilihat pengaruh lingkungan

yang berbeda terhadap variabel-variabel yang digunakan.

3. Kepada para peneliti selanjutnya untuk dapat memodifikasi dan memperbaiki

alat ukur yang digunaan, karena didapat adanya item-item yang kurang atau

(22)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anggraeni, D., Anandya, D., & Silvia, M. (2014). Keterkaitan Athmosperic, Joy dan Customer Loyalty Pengunjung Trans Studio Bandung. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.16,No 2 , 163-174.

Antare. (2004, Januari 29). 5 Theme Park Favorit di Indonesia. Dipetik Januari 30, 2015, dari Coretannya si Antare5: http://antare5.blogspot.com/2014/01/5-Theme-park-di-indonesia.html?m=1

Apriyanto, D. T. (2013). Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Minimarket Alfamart Kamal. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 Nomor 4 , 1120.

Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bandung, T. S. (2011). Tentang Trans Studio Bandung. Dipetik Oktober 2014, dari Trans Studio Bandung: http://www.transstudiobandung.com

Beker, J., Grewal, R., & Parasuraman, A. (1994). The Influence of Store of Environment on Quality Interface and Store Image. Journal of The Academy of Marketing Science, Volume 22 No 4 .

Berman, B., & Joel, R. E. (2001). Retail Management-A Strategic Approach. Machmillan Publishing Company.

Budiyanto, A. (2013). Keputusan Pembelian Blackberry Remaja Ditinjau Dari Kelompok Acuan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 01, No.02 , 362.

Dhian, N. M., Sri, N. W., & Kerti Yasa, N. N. (Februari 2014). Pengaruh Citra Toko Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Niat Beli Ulang Pada Circle K Di Kota Denpasar. Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8. No. 1, , 36.

Fadilah, N. R. (2012). Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Crocs. Padang: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.

(23)

Gunawan, P. (2009). Pengaruh Citra Toko Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Supermarket Mandiri Simpang Bahagia Medan. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Hair, J. F., & et, A. (1998). Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice-Hall International.

Hasan, I. (2003). Pokok-Pokok Materi Statistik 1: Statistik Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara.

Haurissa, A. I. (2012). Pengaruh Store Image, Travel Distance Dan Customer Satisfaction Terhadap Behavioral Itention Konsumen Di Ranch Market Surabaya. 2.

Informasi, D. (2012, Juni 30). Presiden Resmikan Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung. Dipetik September 2014, dari Sekretariat Kabinet RI: http://old.setkab.go.id

Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman Pengalaman. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Ko, D. R., & J, B. (2010). On The Relationship Between Store Image, Store Satisfaction and Store Loyalty. European Journal of Marketing 32 (5/6) , 499-513.

Kotler, P., & Susanto, A. B. (2000). Manajemen Pemasaran di Indonesia Edisi 1. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1. Jakarta.

Ma'ruf, H. (2005). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mulyawan, A. (2012). Strategi Komunikasi Pemasaran Trans Studio Bandung Dalam Menumbuhkan Minat Konsumen Untuk Berkunjung. eJurnal Mahasiswa Universitas Mahasiswa Universitas Padjajaran Vol, 1,No. 1 , 7.

Nazir, M. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Galia Indonesia.

(24)

Khusus (TKK) Saka Pariwisata. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif , hal. 5-7.

Park, C. W., & Lessig, v. P. (1977). Student and Housewives: Differences in Susceptibility to Reference Group Influence. Journal of Consumer Research Vol. 4 , 102.

Permatasari, N. E. (2012). The Influence of Sales Promotion and Store Image to Buying Decision of Gramedia Tasikmalaya Bookstore's Customer.

Permatasari, V. (2012). Pengaruh Kegiatan Promosi Trans Studio Bandung Terhadap Minat Khalayak (Studi Pada Pengunjung Trans Studio Bandung Periode Bulan Juli-September 2011). Depok: Universitas Indonesia.

Rantika, R., & Sunjoyo. (2012). Pengaruh konflik kerja-keluarga terhadap komitmen organisasional yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada profesi perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha: Laporan riset yang tidak dipublikasikan.

Rizal, A. (2010). Analisis Pengaruh Grup Referensi dan Keluarga Terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rorlen. (2007). Peran Kelompok Acuan Dan Keluarga Terhadap Proses Keputusan Untuk Membeli. Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol: 3, No. 2 , 15.

Saputri, A. (2009). Analisis Pengaruh Iklan Media Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Provider Simpati Pede. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta: Skripsi yang dipublikasikan

Schiffman, L. G., & Leslie, L. K. (2007). Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks. Sianturi, E., Erida, & Nifita, A. T. (2012). Pengaruh Kelompok Referensi Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Menggunakan Blackberry. Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kambi Vil 1 No.2 , 2302-4682.

Soebagyo, T. (2014). Analisa Pengaruh Store Image Terhadap Purchase Intention Di Toserba "Ramai" Ngawi. Jurnal Strategi Pemasaran Vol 2, No 1 , 2.

(25)

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sumawarman, U. (2004). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapan dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Supranto, & Nandan, L. (2011). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Surjana, N. A. (2010). Pengaruh Bauran Pemasaran dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Helm Motor. 3.

Swastha, B., & Irawan. (2002). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Utami, C. W. (2006). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

The impact of changes in unstable raw material costs has caused many confusing SMEs chicken porridge to determine the selling price of their products, even though

Dari hasil wawancara ini, kendala internal yang dihadapi hakim pada saat persidangan berlangsung adalah apabila pernyataan yang di kemukakan oleh keterangan saksi

Pada metode yang digunakan penulis menggunakan software ETAP 12.6.0 analisa rekonfigurasi pada Feeder Sibuak untuk mengurangi rugi ± rugi daya dan drop tegangan

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Banjar.. Misi 1: Mewujudkan Organisasi

Tujuan operasi adalah untuk menjamin keamanan bagi seluruh masyarakat serta mewujudkan

Dalam pengembangan dakwah sebagai ilmu terasa sangat tidak mungkin tanpa dibarengi dengan adanya penemuan dan pengembangan kerangka teori dakwah, tanpa teori dakwah

Dengan adanya struktur, pengembangan, manajemen, dan beberapa konsep manajemen yang baru sangat membantu untuk lebih mengoptimalkan kinerja pelayanan publik yang diberikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan guru tentang siswanya yang meliputi (1) bagaimana pengetahuan guru tentang kemampuan awal