• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe II pada Medical Check Up di Rumah Sakit Puri Medika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe II pada Medical Check Up di Rumah Sakit Puri Medika."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PREVALENSI DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA MEDICAL CHECK UP DI RUMAH SAKIT PURI MEDIKA

Andrea Nathania, 2014, Pembimbing I : dr. Adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes.

Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit sindrom metabolik dengan gejala hiperglikemi akibat kurangnya sekresi dan sensitivitas insulin.

Jumlah penduduk dunia yang sakit diabetes mellitus cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, sedentary

life, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. Pada tahun 2012, International Diabetes Federation memaparkan bahwa lebih dari 371 juta orang

di dunia mengidap DM , yang mengkhawatirkan dari jumlah tersebut adalah separuhnya bahkan belum terdiagnosa. Secara epidemiologi,

Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi Diabetes Mellitus tipe 2 pada Medical Check Up di Rumah Sakit Puri Medika. Metode Penelitian Digunakan metode deskriptif. Sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan metode konsekutif sampling dengan jumlah sebanyak 100 orang. Subjek penelitian terdiri dari semua pria dan wanita dewasa yang akan menjalani medical check up di rumah Sakit Puri Medika , Jakarta selama 1 minggu penelitian dan memenuhi kriteria inklusi. Kadar glukosa darah yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 2 jam post prandial.

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar subjek penelitian adalah normal sebanyak 79 orang (79%), diduga toleransi glukosa terganggu (TGT) sebanyak 19 orang (19%), sedangkan yang diduga DM sebanyak 2 orang (2%).

Simpulan Cukup banyak masyarakat yang merasa dirinya sehat ternyata mempunyai gangguan metabolisme karbohidrat.

(2)

v

ABSTRACT

PREVALENCE OF TYPE 2 DIABETES MELLITUS IN MEDICAL CHECK UP AT PURI MEDIKA HOSPITAL

Andrea Nathania, 2014, Tutor I : dr. Adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes.

Background Diabetes mellitus (DM) refers to a group of common metabolic disorders that share the phenotype of hyperglycemia due to a lack of insulin secretion and sensitivity. The population of the world who have diabetes mellitus tended to increase from year to year. This relates to the increasing number of population, sedentary life, the increasing prevalence of obesity and less physical activity. In 2012, the International Diabetes Federation said that more than 371 people worldwide have diabetes, which is alarming is half of that amount has not even been diagnosed. In epidemiology, Indonesia ranks fourth in the number of diabetics in the world after India, China and the United States.

Purpose The purpose of this research is to find out the prevalence of Diabetes Melitus type II on Medical Check Up at Puri Medika Hospital.

Methods This research used descriptive methods. The sample in this study was determined by consecutive-sampling method with total sample as many as 100 people. Research subjects consisted of all adult men and women who will undergo a medical check-up at Puri Medika Hospital, Jakarta during the first week of the research and filled the inclusion criteria. The measurements of blood glucose level are fasting blood glucose and 2 hours post prandial blood glucose.

Results Results based on the findings, the majority of research subjects are normal as many as 79 people (79%), suspected of impaired glucose tolerance (IGT) as many as 19 people (19%), whereas DM suspected by 2 people (2%). Conclusion Quite a lot of people who find themselves healthy turns out to have a carbohydrate metabolism disorders.

(3)

viii

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Landasan Teori... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ... 4

2.1.1 Anatomi Pankreas ... 4

2.1.2 Fisiologi Pankreas... 7

(4)

ix

2.4.2 Epidemiologi Diabetes Melitus di Indonesia. ... ... 15

2.5 Klasifikasi Diabetes Melitus ... ... 15

2.6 Faktor Resiko Diabetes Melitus ... 18

2.7 Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus ... ... 19

2.8 Kriteria Diagnosis ... ... 22

2.9 Pemeriksaan Penyaring ... ... 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 26

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 26

3.1.2 Subjek Penelitian ... 26

3.2 Metode Penelitian ... 27

3.2.1 Desain Penelitian ... 27

3.2.2 Definisi Variabel Operasional ... 27

3.2.3 Besar dan Sampel Penelitian ... 27

3.2.4 Prosedur Kerja... 27

3.2.5 Metode Analisis... ... 28

3.3 Aspek Etik Penelitian... ... 29

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN

HIPOTESIS PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian ... 30

(5)

x

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 32

5.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN ... 34

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM ... 23

Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan

Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dL) ... 23

Tabel 4.1 Gambaram Glukosa Darah Puasa pada Pasien Medical Check Up di RS

Puri Medika Jakarta ... 30

Tabel 4.2 Gambaran Glukosa Darah 2 jam Post Prandial pada Pasien Medical

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas ... 7

Gambar 2.2 Histologi Pankreas ... 7

Gambar 2.3 Mekanisme Dasar Perangsangan Glukosa terhadap Sekresi Insulin oleh Sel  Pankreas ... 10

Gambar 2.4 Skema Reseptor Insulin ... 12

Gambar 2.5 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe II ... 21

Gambar 2.6 Langkah Diagnostik DM dan Gangguan Toleransi Glukosa... 24

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Penelitian ... 33

(9)

1

gejala hiperglikemi akibat kurangnya sekresi dan sensitivitas insulin. (Fauci, et al.,

2008) Jumlah penduduk dunia yang menderita DM cenderung meningkat dari tahun

ke tahun. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola hidup, prevalensi

obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang (Smeltzer & Bare, 2002).

Pada tahun 1992, lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita DM dan pada

tahun 2000 jumlahnya meningkat menjadi 150 juta yang merupakan 6% dari populasi

dewasa. Amerika Serikat jumlah penderita DM pada tahun 1980 mencapai 5,8 juta

orang dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 13,8 juta orang. DM menduduki

peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. (depkes.co.id)

Pada tahun 2012 , International Diabetes Federation memaparkan bahwa lebih

dari 371 orang di dunia mengidap DM , dan jumlah penderita DM di tiap-tiap negara

semakin meningkat. Yang mengkhawatirkan dari jumlah tersebut adalah separuhnya

bahkan belum terdiagnosa. DM tipe II disebut silent killer karena seringkali dianggap

tidak menunjukkan gejala dalam jangka waktu terjadinya gejala klasik seperti cepat

lapar dan cepat haus. Penyebab morbiditas dan mortalitas bukanlah disebabkan oleh

penyakit DM sendiri melainkan oleh komplikasi makrovaskular dari DM. (WHO,

Diabetes Fact Sheet, 2011)

Secara epidemiologi, Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah

penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat.

Diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia mencapai 21,3 juta

orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas)

(10)

2

glukosa darah 2 jam post prandial.

1.3.2 Tujuan

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 pada

Medical Check Up di Rumah Sakit.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk menambah pengetahuan tentang DM tipe 2 dan mengetahui prevalensi DM

tipe 2 pada pasien.

1.4.2 Manfaat Praktis

(11)

3

1.5 Landasan Teori

Resistensi insulin dan abnormalitas sekresi insulin merupakan kunci utama dalam

terjadinya DM tipe 2. Meskipun defek primer masih kontroversi, sebagian besar

pembelajaran menunjukkan bahwa resistensi insulin mendahului suatu defek sekresi

insulin tetapi diabetes hanya akan terjadi saat sekresi insulin menjadi inadekuat

(Powers, 2005).

Komponen yang paling mempengaruhi terjadinya kelainan pada DM tipe 2 adalah

genetik. DM tipe 2 adalah penyakit yang poligenik dan multifaktorial karena

kombinasi antara kelainan genetik, faktor lingkungan (obesitas, nutrisi, dan aktivitas

fisik) yang menginduksi penyakit tersebut. Gen yang berperan dalam DM tipe 2

belum dapat diidentifikasi, tetapi pembelajaran genom terbaru telah mengidentifikasi

beberapa gen yang menunjukkan risiko ringan DM tipe 2 (Powers, 2005).

Kelainan pada DM tipe 2 ditandai dengan berkurangnya sekresi insulin, resistensi

insulin, produksi glukosa dari hepar yang berlebihan, dan kelainan metabolisme

lemak. Pada stadium awal penyakit, toleransi glukosa masih mendekati normal

meskipun dalam keadaan resistensi insulin karena kompensasi sel  pankreas masih

bekerja untuk meningkatkan produksi insulin. Toleransi glukosa terganggu ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah postprandial. Perburukan lanjut dari sekresi

insulin dan peningkatan produksi glukosa dari hepar mengarah pada timbulnya DM

tipe 2 dengan peningkatan kadar glukosa darah puasa. Pada akhirnya kegagalan sel 

(12)

32

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Sebanyak 19% subjek penelitian mempunyai gangguan toleransi glukosa,

sedangkan 2% subjek penelitian menderita DM.

2. Faktor risiko DM tipe 2 adalah berat badan yang meningkat, aktivitas fisik kurang,

dan. sedentary life

5.2 Saran

Masyarakat terutama di jaman modern ini dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui terjadinya gangguan secara

dini, misalnya dengan melakukan pemeriksaan penyaring glukosa puasa, glukosa 2

jam post prandial, dan melakukan pemeriksaan oral glucose tolerance test (OGTT)

(13)
(14)

33

DAFTAR PUSTAKA

depkes. (2009). Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Retrieved December 21, 2013, from depkes.co.id:

http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=414

docstoc. (2011, May 20). Retrieved December 27, 2013, from http://www.docstoc.com/docs/79972890/Anatomi-Pankreas

Eroschenko, V. P. (2008). Atlas Histologi diFiore (11st ed.). Jakarta: EGC.

Faiz, O., & Moffat, D. (2002). Anatomy at a glance (1st ed.). United Kingdom: Blackwell Publishing. p.52-4.

Fauci, A. S., E Braunwald, E., Kasper, D. L., L, H., Longo, D. L., Jameson, J. L., et al. (2008). Harrison’s Principle of Internal medicine.

Ganong, W. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Jakarta: ECG. p.417-36.

Guyton, A., & Hall, J. (2008). Textbook of Medical Physiology (11st ed.). Philladelphia: Elsevier Saunders. p.1010-76.

PERKENI. (2011). Konsensus pengelolaan diabetes melitus tipe 2 di indonesia 2011. Semarang: PB PERKENI.

Powers. (2005). Diabetes mellitus. In A. S. Fauci, & D. Longo, Harrison's principles of internal Medicine (17th ed.). United States of America: McGraw-Hill companies.

Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2011). Principles of Anatomy and Physiology (12 ed.). Wiley.

WHO. (2011, January 24). Diabetes progamme. Retrieved from http://www.who.int/diabetes/en/

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor buah manggis segar, menganalisis hubungan kausalitas antara harga ekspor manggis dengan

Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tatausaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah jonto

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Sikap Kerja Berdiri Dengan Kejadian Varises Tungka i Bawah Pada

Dimana sistem pakar bila dikaitkan dengan kemampuan psikolog dalam menjelaskan kepribadian seseorang apakah termasuk kategori abnormal atau tidak, maka dapat diciptakan suatu

Buatlah kalimat tanggapan yang sesuai dengan informasi di

Pihak lain yang bukan Direktur Utama/Pimpinan Perusahan/Pengurus Koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Analisis volumetri adalah suatu analisis kimia kuantitatif untuk menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan mengukur banyaknya volume larutan standar

Tabel 4.3 Kepemilikan SIUP Menurut Sektor 41 Tabel 4.4 Kepemilikan SIUP Menurut Skala Usaha 41 Tabel 4.5 Kepemilikan NPWP Menurut Sektor 42 Tabel 4.6 Kepemilikan NPWP Menurut Skala