• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bagian Produksi PT "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bagian Produksi PT "X" di Kota Bandung."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ix

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran OCB pada karyawan bagian produksi PT. “X” melalui kelima dimensi OCB serta kaitannya dengan faktor – faktor yang memengaruhinya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Sampel yang memenuhi karakteristik penelitian ini berjumlah 135 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden memiliki tingkat OCB yang tinggi, dan sebagian kecilnya memiliki tingkat OCB yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan bagian produksi PT.”X” sudah menampilkan perilaku extra role, melebihi apa yang sudah dicantumkan dalam uraian tugas, dan sebagaian kecil dari karyawan bagian produksi PT.”X” masih terfokus melakukan tugas sesuai dengan yang tercantum pada uraian tugas dan belum menampilkan perilaku extra role. Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian lebih dalam lagi mengenai korelasi antara OCB dengan task significance.

(2)

x

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The purpose of this research is to know the illustration of OCB in the production staffs of PT “X” through the five dimensions of OCB and its connection with the factors that influence it. A descriptive method using incidental sampling technique is used for the research framework. There are 135 people who fulfill the characteristic of this research and they are chosen to be the samples.

The conclusion based on the result of the research is the majority of the respondents have high level of OCB and the rest of the respondents have low level of OCB. It shows that the majority of PT “X” production staffs have already performed extra roles behavior, more than their job description, in the other hand the rest of PT “X” production staffs still focused on their job description and have not performed the extra role. The advice for the next research is to do a deeper analysis about the correlation between OCB and task significance.

(3)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...ii

Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian...iii

Pernyataan Publikasi Laporan...iv

KATA PENGANTAR...………...v

ABSTRAK...ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI...………...…………... xi

DAFTAR TABEL ..………...xv

DAFTAR BAGAN.………...xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xvii

DAFTAR TABEL LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……...………..……..….1

1.2. Identifikasi Masalah………...………....…....7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian………...………...…...7

1.3.2. Tujuan Penelitian…...………...……….7

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis ...…………..………..……...7

(4)

xii

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran...………...………....9 1.6. Asumsi Penelitian…...………...18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Organizational Citizenship Behavior

2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior …...19 2.1.2. Definisi Perilaku Intra-Role dan Extra-Role…...………...21 2.1.3. Dimensi-dimensi Organizational Citizenship Behavior ……...21 2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior..24 2.1.5 Pengaruh OCB terhadap Evaluasi dan Penilaian Unjuk Kerja...50 2.1.6 Manfaat OCB terhadap perusahaan...53

2.2. Masa Dewasa Awal...57 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian………...64 3.2. Bagan Prosedur Penelitian…………...…………...64 3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1. Variabel OCB...65 3.3.2. Definisi Konseptual......………...…...……...65 3.3.3 Definisi Operasional...65 3.4. Alat Ukur

(5)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

3.4.3. Sistem Penelitian... ………...……....…...72

3.4.4. Data Penunjang...73

3.4.5 Validitas dan Reaalibilitas Alat Ukur... 74

3.4.5.1 Validitas Alat Ukur... 74

3.4.5.1 Realibilitas Alat Ukur...75

3.5. Populasi dan Karakteristik Populasi 3.5.1. Populasi Sasaran………..………...……...76

3.5.2. Karakteristik Sampel ...………...76

3.6. Teknik Penarikan Sampel………...…...76

3.7. Teknik Analisis Data...………....…………...77

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden .. ...78

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...78

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia...79

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Masa Kerja...79

4.2 Gambaran Hasil Penelitian...80

4.2.1. Tingkat OCB pada Karyawan Bagian Produksi PT.”X”...80

4.2.2 Tabulasi Silang antara Tingkat OCB dengan Tingkat Dimensi Altruism ...80

(6)

xiv

Universitas Kristen Maranatha 4.2.4 Tabulasi Silang antara Tingkat OCB dengan Tingkat

Dimensi Sportmanship...82

4.2.5 Tabulasi Silang antara Tingkat OCB dengan Tingkat Dimensi Courtesy...83

4.2.6 Tabulasi Silang antara Tingkat OCB dengan Tingkat Dimensi Civic Virtue... ...84

4.3 Pembahasan .. ...85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...93

5.2 Saran ... ... ...94

5.2.1 Saran Teoritis...94

5.2.2 Saran Praktis...94

Daftar Pustaka………...………...……..………...96

Daftar Rujukan………...………...……....97

(7)

xv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

3.1. Tabel Kisi – Kisi Alat Ukur OCB………...68

3.2. Tabel Sistem Penilaian OCB......72

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...78

4.1.2 Gambaran responden Berdasarkan Usia...79

4.1.3 Gambaran responden Berdasarkan Masa Kerja...79

4.2.1 Tingkat OCB pada Karyawan Bagian Produksi PT.”X”...80

4.2.2 Tabulasi Silang Tingkat OCB dengan Tingkat Dimensi Altruism...80

4.2.3 Tabulasi Silang Tingkat OCB dengan Tingkat Dimensi Conscientiousness...81

4.2.4 Tabulasi Silang Tingkat OCB dengan Tingkat Dimensi Sportmanship....82

4.2.5 Tabulasi Silang Tingkat OCB dengan Tingkat Dimensi Courtesy...83

(8)

xvi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(9)

xvii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ... xvii Kuisioner OCB...xviii Kisi – kisi alat Ukur ...xl Lampiran B... ... .li

Uji Validitas Alat Ukur...lii Kuisioner dengan Item Valid...liv Lampiran C... ... .lvii Realibilitas...lix Lampiran D...lx

Gambaran Identitas Responden PT.X ...lxi Hasil Penelitian OCB di PT.”X”...lxv Dimensi Altruism...lxxiv Dimensi Conscientiousness...lxxx Dimensi Sportmanship...lxxxvi Dimensi Courtesy...xcii

Dimensi Civic Virtue...xcviii

Kuesioner Trait Kepribadian (The Big Five Trait Personality) dan Hasilnya...civ

Kuesioner Morale dan Hasilnya...cviii

Kuesioner Faktor Eksternal dan Hasilnya...cxii

(10)

xviii

Universitas Kristen Maranatha Gambaran Responden...cxv Tabulasi Silang antara Karakteristik responden dengan OCB ...cxv

Tabulasi Silang antara Karakteristik Internal dengan

OCB... cxvi

Tabulasi Silang antara Dimensi OCB dengan trait

kepribadian......cxix

OCB... cxvi

Tabulasi Silang antara faktor eksternal dengan

OCB...cxxii Lampiran F...cxxxiii

Sejarah Berdirinya PT.’X”...cxxxiv Tugas dan Fungsi ...cxxxv

Proses produksi Korek Api di PT.”X...cxxxviii

Struktur Organisai di PT.”X”...cxl

Lampiran G ...cxli

(11)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan sebagai perusahaan terdiri atas sekumpulan orang-orang yang

memiliki visi dan misi yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan tersebut dapat dicapai dengan pemanfaatan sumber daya manusia yang

ada di dalamnya. Meskipun perusahaan memiliki perlengkapan dan aset finansial

yang dapat menunjang produktivitas perusahaan, sumber daya manusia merupakan

aset terpenting bagi suatu perusahaan, dimana sumber daya inilah yang nantinya

menghasilkan dan mengeluarkan produk-produk yang dapat meningkatkan

produktivitas perusahaan sehingga perusahaan ini dapat terus maju dan berkembang

serta dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan bisnis lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan harus mengelola sumber

daya ini dengan baik dan benar. Tanpa orang-orang atau sumber daya manusia yang

efektif, maka mustahil bagi suatu perusahaan mendapatkan tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan. Selain itu, perusahaan juga berupaya agar para karyawan yang terlibat

dapat memberikan prestasi kepada perusahaan demi mewujudkan tujuan yang telah

ditetapkan tersebut. Setelah mengelola sumber daya manusia dengan baik dan benar,

perusahaan tentunya harus mempertahankan keefektifan yang dimiliki oleh karyawan.

Adapun sumber daya manusia yang efektif dapat mempertahankan kinerja yang baik

yang mereka miliki agar dapat terus memproduksi berbagai barang dan jasa yang

telah menjadi target perusahaan

(12)

2

Universitas Kristen Maranatha hingga 40 dimana dalam rentang usia tersebut karyawan memiliki harapan dimana pekerjaannya sesuai dengan dirinya, yang akan mewarnai perilaku karyawan serta pencapaian karaywan dalam bekerja.

Dalam rangka terus menghidupkan perusahaan maka sumber daya manusia

yang ada tentunya harus memiliki inisiatif kerja yang baik untuk kemajuan

perusahaan agar perusahaan tersebut mampu bersaing dengan kompetitornya. Di

tengah ketatnya persaingan industri tersebut perusahaan dituntut untuk selalu

produktif dalam menghasilkan produk, hal ini juga harus didukung oleh para

karyawan perusahaan. PT.”X” merupakan perusahaan perkorekapian yang merupakan

cabang perusahaan dari induk perusahaan yang sama di Kota Jakarta. PT. “X” berdiri

di Bandung sejak tahun 1973 hingga saat ini. PT. “X” dapat menghasilkan korek api

sebanyak ± 9.000 bal / hari, 1 balnya terdiri atas 600 kotak korek api, yang dipasarkan

ke seluruh Indonesia. Untuk menjaga kualitas setiap satu minggu sekali diadakan

rapat oleh quality control yang dihadiri oleh perwakilan dari seluruh bagian yang ada

dari pembuat biji, hingga ke packing.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Produksi dan

Kepala Shift yang membawahi bagian produksi di PT. X untuk menghasilkan kinerja

pada Bagian Produksi secara optimal, maka harus ada kerja sama yang baik diantara

karyawan bagian produksi. Proses produksi yang panjang di PT.”X”, serta terdapat

pula target produksi yang ditetapkan peruahaan menuntut kesigapan kerja para

karyawan. Bagian dari proses produksi PT.”X” salah satunya Continous Line (CL).

Divisi CL ini bertugas untuk membuat, mengontrol pentul korek api, pembuatan

kotak korek api, mengawasi sekaligus membantu pengisian korek api ke dalam kotak

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha

luar kotak korek api, memasukkan kotak – kotak korek api yang sudah terisi biji

korek api ke dalam plastik pengemasan, membantu administrasi pencatatan laporan

harian produksi. Mesin tersebut terbagi atas match dipping machine (mesin pentul

korek), fiiling machine(mesin pengisian pada kotak) , box cartoon machine (mesin

pembuat kotak korek api), wrapping machine (mesin pembungkus), bagian – bagian

mesin dari CL dioperasikan oleh 2 sampai 3 orang karyawan sehingga total karyawan

yang mengoperasikan satu buah mesin yaitu 12 orang. Mesin produksi yang aktif

pada divisi CL sebanyak 6 mesin. 12 orang karyawan yang mengoperasikan mesin

tersebut bekerja sebagai tim, dari satu bagian mesin ke mesin lain membutuhkan 2

hingga 3 orang operator yang tentunya harus selalu siap sedia, serta sigap ketika

bekerja karena hasil dari mesin yang ia operasikan akan berkaitan dengan pekerjaan

di mesin selanjutnya, oleh sebab itu terdapat satu orang yang tidak masuk kerja atau

memerlukan tambahan bantuan tenaga kerja di mesin yang lain maka karyawan lain

pada tim tersebut harus mampu menangani tugas karyawan yang tidak hadir atau

yang sedang membantu mesin. Divisi CL rata –rata setiap harinya mendapatkan target

untuk memproduksi 500 bal/ per shift.

Informasi yang didapatkan oleh peneliti berdasarkan wawancara dengan Kepala

Bagian Produksi dan Kepala Shift bagian produksi terdapat karyawan yang belum

memiliki inisiatif kerja yang baik, menurut mereka banyak karyawan yang harus lebih

di dorong dalam mengerjakan tugas mereka, atau ketika ada kendala dalam tim yang

dapat mengakibatkan tidak tercapainya target. Dengan tuntutan pekerjaan yang

(14)

4

Universitas Kristen Maranatha agregatnya dapat meningkatkan efisiensi serta efektifitas dari fungsi perusahaan, yng disebut Organizational Citizenship Behavior (OCB). OCB bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku tersebut tidak diharuskan oleh persyaratan peran atau deskripsi jabatan, yang secara jelas dituntut berdasarkan kontrak dengan perusahaan; melainkan sebagai pilihan personal. Perilaku itu dapat dilakukan atau tidak dilakukan terserah pada keinginan orang tersebut.

(Podsakoff, dkk, 2000). Menurut Podsakoff et al. (2000), OCB dapat mempengaruhi keefektifan perusahaan karena beberapa alasan. Pertama, OCB

dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Kedua, OCB dapat membantu meningkatkan produktivitas manajerial. Ketiga, OCB dapat membantu mengefisienkan penggunaan sumber daya perusahaanonal untuk tujuan-tujuan produktif. Keempat, OCB dapat menurunkan tingkat kebutuhan akan penyediaan sumber daya perusahaanonal untuk tujuan-tujuan pemeliharaan karyawan. Kelima, OCB dapat dijadikan sebagai dasar yang efektif untuk aktivitas-aktivitas koordinasi antara karyawan yang bekerja di dalam satu mesin dan antar karyawan di mesin lain. Keenam, OCB dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia handal dengan memberikan kesan bahwa perusahaan merupakan tempat bekerja yang lebih menarik. Ketujuh, OCB dapat meningkatkan stabilitas kinerja perusahaan. Kedelapan, OCB dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan bisnisnya.

Untuk lebih memahami kondisi karyawan di lingkungan kerjanya maka Peneliti

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha sebanyak 71,4 % (25 orang) karyawan PT “X membantu teman kerjanya ketika pekerjaan overload, mengerjakan tugas rekan kerja yang tidak masuk, membantu rekan kerja di mesin lain ketika mereka memiliki permasalahan terkait pekerjan , sebanyak 28,6 % (10 orang) karyawan yang terlihat sudah selesai dengan pekerjaannya cenderung tidak membantu rekan kerja yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi pekerjaan yang sulit. Terdapat karyawan yang belum bersedia menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat, tidak mau meluangkan waktu untuk membantu rekan kerja berkaitan dengan masalah-masalah pekerjaan, menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta, tidak membantu rekan kerja yang berbeda mesin ketika mereka memiliki permasalahan.

Sebanyak 51,4 % (18 orang ) karyawan di PT “X patuh terhadap peraturan dan tata tertib, istirahat tepat pada waktunya, dan kembali bekerja tanpa mengulur waktu istirahat, sedangkan sebanyak 48,6 % (17 orang) karyawan lainnya belum bisa mematuhi peraturan yang ada di perusahaan, misalnya tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan sebelumnya, waktu istirahat yang lebih lama dari yang seharusnya.

(16)

6

Universitas Kristen Maranatha 45,2 % (16 orang) karyawan PT “X” menghindari konflik di dalam situasi kerja, mengungkapkan informasi atau solusi terkait dengan pekerjaan, serta mempertimbangkan nasehat atau pertimbangan dari karyawan lain maupun atasan sebelum bertindak atau mengambil keputusan, sedangkan 54,8 % ( 19 orang) karyawan tidak selalu mendengarkan atau mempertimbangkan nasehat dari atasan ataupun rekan kerja pada saat akan mengambil keputusan, serta mengutarakan solusi atau informasi yang terkait dengan pekerjaan.

Sebanyak 31,4 % ( 11 orang) karyawan di PT “X” memberikan saran yang membangun tentang bagaimana memperbaiki kinerja karyawan, serta secara aktif untuk berpartisipasi dalam kegiatan – kegiatan yang diadakan perusahaan, sedangkan sebanyak 68,6 % ( 24 orang) belum menunjukkan rasa tanggung jawab, kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan perusahaan.

Karyawan yang menunjukkan perilaku OCB akan terlihat dari berbagai ciri karyawan, yang dapat diamati dari sikap, perilaku, cara pandang, dan situasi di tempat kerja yang menunjukkan kepuasan kerja. Jika karyawan memiliki tingkat

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha Triyanto,2009 ; Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Pengaruhnya Terhadap Keinginan Keluar dan Kepuasan Kerja Karyawan).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti mendapatkan gambaran bahwa terdapat interdependensi tugas antara satu bagian dengan bagian yang lain yang memengaruhi produktifitas perusahaan, maka peneliti tertarik untuk mengetahui derajat OCB pada bagian produksi di PT “X” ditengah proses produksi yang cukup panjang serta melibatkan banyak komponen – komponen selama masa produksi tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Penelitian ini ingin mengetahui derajat Organizational Citizenship Behavior

pada Karyawan Bagian Produksi di PT. X di Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

derajat Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PT “X” di kota Bandung

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh derajat dari

Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PT “X” di kota Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

(18)

8

Universitas Kristen Maranatha

1. Memberikan informasi yang memperkaya bidang keilmuan kepada

seluruh pengguna ilmu psikologi, khususnya yang berada di lingkungan

psikologi industri dan organisasi, serta perusahaan mengenai

Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PT “X” di Kota

Bandung.

2. Memberikan masukan, pertimbangan, referensi dan ajakan bagi peneliti

lain untuk meneliti lebih lanjut, khususnya dalam bidang psikologi

industri dan organisasi mengenai Organizational Citizenship Behavior

agar teori menjadi semakin kaya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Memberikan informasi kepada lembaga yang berkaitan dengan bidang

psikologi industri dan organisasi seperti konsultan agar dapat melakukan

langkah yang tepat untuk meningkatkan Organizational Citizenship

Behavior, khususnya pada perusahaan dan perusahaan yang memiliki

pengetahuan atau informasi minim mengenai Organizational Citizenship

Behavior.

2. Memberikan informasi kepada PT “X”, tentang gambaran Organizational

Citizenship Behavior yang terdapat pada perusahaannya sehingga dapat

ditindaklanjuti untuk ditingkatkan.

3. Memberikan informasi kepada karyawan PT “X” mengenai pentingnya

Organizational Citizenship Behavior terhadap kinerja bagian produksi

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran

Karyawan adalah penggerak utama dari setiap perusahaan, tanpa mereka perusahaan dan sumber daya lainnya tidak akan pernah menjadi sesuatu yang berarti (Rico Sierma & Eva H. Saragih). Karyawan bagian produksi di PT “X” memiliki tugas dimana satu karyawan dengan karyawan lainnya memiliki suatu tanggung jawab untuk memenuhi target dari atasan. Apabila ada karyawan yang tidak masuk kerja maka karyawan lain harus menyelesaikan tanggung jawab atas pekerjaan yang seharusnya merupakan tanggung jawab karyawan yang tidak masuk tersebut. Bagaimanapun caranya dan berapapun anggota tim yang hadir target harus selalau tercapai tanpa pengecualian, sehingga dalam proses pencapaian target tersebut dapat menimbulkan perilaku OCB pada karyawan bagian produksi PT “X”.

(20)

10

Universitas Kristen Maranatha bersedia menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat, membantu orang lain yang pekerjaannya overload, meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan masalah-masalah pekerjaan. Selain itu menjadi

volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta, membantu rekan kerja yang bekerja di mesin lain ketika mereka memiliki permasalahan, dan membantu pelanggan atau para tamu jika mereka membutuhkan bantuan. Sedangkan karyawan yang tidak menunjukkan perilaku altruism maka ia akan cenderung menolak apabila dimintai bantuan berkaitan dengan pekerjaan karyawan lain yang

overload, atau mengerjakan pekerjaan karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit meskipun ia memiliki waktu luang, tidak mau meluangkan waktu untuk membantu kayawan di departemen lain yang mengalami kesulitan.

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha perusahaan yang ada, dengan mengobrol untuk hal – hal yang kurang penting, dan kurang berkaitan dengan pekerjaan sepanjang waktu, tidak bekerja sesuai posisi yang sudah ditugaskan kemudian selama bekerja berkeliling untuk melihat pekerjaan di mesin lain tanpa tujuan yang penting bagi perusahaan, makan, dan minum saat bekerja, keluar perusahaan tanpa ijin dari atasan.

Dimensi yang ketiga sportmanship, yaitu kesediaan karyawan bagian produksi PT “X” untuk menoleransi kondisi-kondisi yang kurang ideal tanpa mengeluh dan menahan diri untuk tidak mengumpat, berkecil hati, marah dan merasa sakit hati karena ada sesuatu yang benar-benar terjadi atau sesuatu yang menyakitkan dalam bayangannya, serta tidak mencari kesalahan – kesalahan dalam perusahaan dan tidak membesar-besarkan masalah kecil. Karyawan tidak akan mengeluh karena adanya kerusakan mesin produksi, yang mengakibatkan proses produksi terhambat karena proses perbaikan yang memakan waktu. Karyawan memahami tuntutan target dari kepala bagian, atau tuntutan dari bagian

(22)

12

Universitas Kristen Maranatha Dimensi yang selanjutnya courtesy, yaitu perilaku karyawan bagian produksi PT “X” yang dilakukan atas kehendaknya sendiri (discretionary) guna menghindari terjadinya masalah kerja dengan karyawan-karyawan lain. Karyawan akan mempertimbangkan nasehat atau pertimbangan dari karyawan lain maupun atasan sebelum bertindak atau mengambil keputusan, serta memberikan informasi-informasi penting yang dimilikinya dalam rangka penyelesaian masalah. Karyawan bagian produksi PT “X” yang memiliki derajat courtesy yang tinggi ia akan memberikan, serta melaporkan informasi yang dapat membantu keefektifan proses produksi tanpa diminta terlebih dahulu, mendiskusikan keputusan yang dibuat dengan atasan ataupun sesama rekan kerja. Sedangkan Karyawan yang memiliki courtesy rendah akan mengabaikan setiap informasi yang diketahui walaupun ia tahu bahwa informasi tersebut penting bagi perusahaan, mengambil keputusan secara sepihak tanpa berdiskusi dengan atasan atau rekan kerjanya yang lain, kurang bersemangat untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang sedang perusahaan hadapi.

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha prasarana perusahaan mengenai kelayakan penggunaannya, dan memberikan saran yang membangun tentang bagaimana memperbaiki efektifitas kinerja tim, termasuk kehadiran secara aktif untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan perusahaan. Sedangkan karyawan bagian produksi PT “X” yang memiliki derajat civic virtue yang rendah karyawan kurang peduli terhadap proses perkembangan perusahaan, kurang peduli pada kualitas sarana, dan prasarana perusahaan untuk menunjang proses produksi, kurang mau berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan.

Selain dari kelima dimensi tersebut, terdapat juga faktor – faktor yang memengaruhi OCB karyawan bagian produksi PT “X”, yaitu faktor internal dari karakteristik karyawan meliputi moral dan trait personality (kepribadian), serta faktor eksternal yang berupa karateristik tugas, karakteristik kelompok, karakteristik perusahaan,dan karakterisik pemimpin. Karakteristik karyawan bagian produksi PT “X” meliputi moral dan trait personality. Kepribadian yang dimaksud adalah kepribadian yang openess dimana karyawan tersebut memiliki rasa ingin tahu, keinginan untuk merasakan berbagai pengalaman dalam bekerja, memiliki kreatifitas dalam bekerja. Kepribadian conscientiousness mengarah kepada sifat dapat diandalkan, terencana, disiplin diri, dan ketekunan. Kepribadian

(24)

14

Universitas Kristen Maranatha terhadap pekerjaan membuat pekerja ingin terus melakukan sesuatu yang dapat membantu perusahaan sehingga kemungkinan pekerja untuk melakukan OCB

menjadi semakin luas.

OCB karyawan bagian produksi PT “X” juga dipengaruhi oleh karakteristik tugas. Karakteristik tugas ini berkaitan dengan karyawan yang merasa tugas yang diberikan kepadanya merupakan bagian dari dirinya, dengan demikian karyawan akan menjadwalkan pengerjaan tugas tersebut, dan karyawan akan menaati prosedur dalam penyelesaian tugasnya, penyelesaian tugas tersebut juga membutuhkan variasi aktivitas yang hasilnya akan berpengaruh pada pekerjaan karyawan bagian produksi PT “X” yang lain mengenai baik atau buruknya penyelesaian tugas. Dalam hal ini juga karyawan pada akhirnya akan memerlukan umpan balik terkait dengan penyelesaian tugas yang telah ia lakukan tersebut dari karyawan karyawan bagian produksi PT “X” lain, sehingga memudahkan karyawan untuk melakukan self evaluation. Hasil umpan balik tersebut dapat berupa dukungan – dukungan dari karyawan karyawan bagian produksi PT “X” yang lain yang dapat membantu dalam memperbaiki kekurangan diri. Hal ini dapat menimbulkan kedekatan antara karyawan yang satu dengan yang lainnya, menimbulkan kerja sama yang erat antara satu kelompok, sehingga dalam pencapaian tujuan kelompok setiap karyawan merasa memiliki keberartian dalam penyelesaian tugas tersebut, dan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi di masa yang akan datang, sehingga hal ini dapat meningkatkan

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha Menurut Organ (2006) karakteristik kelompok dapat mewarnai OCB

karyawan bagian produksi PT “X”. Kelompok terbentuk karena adanya keterkaitan antar karyawan bagian produksi PT “X”, dengan karyawan bagian produksi lain, yang didalamnya terdapat kualitas relasi sehingga menumbuhkan rasa saling percaya, dan komitmen terhadap kelompok, akan membentuk kelompok yang kohesif. Kalompok yang kohesif membuat anggotanya akan lebih merasa puas, lebih memiliki kerelaan dalam membantu rekan kerja lainnya, dalam bekerjapun mereka akan diwaranai oleh perasaan – perasaan yang positif, sehingga dapat meningkatkan keaktifan kelompok dalam menyelesaikan tugas, yang membangun rasa percaya bagi kelompok bahwa mereka dapat mencapai tujuan secara bersama – sama, maka mereka akan bersedia untuk berbuat lebih daripada apa yang diharuskan oleh perannya, demi tercapainya tujuan mereka.

Hal ini akan berdampak pada setiap anggota kelompok bahwa kehadirannya didalam kelompok tersebut dihargai, dan dipedulikan kesejahteraannya. Sebaliknya apabila pada setiap anggota kelompok sendiri tidak memiliki rasa saling percaya, kedekatan relasi, maka kaitan timbal balik yang muncul hanya berkaitan dengan penyelesaian tugas saja.

(26)

16

Universitas Kristen Maranatha dukungan antar karyawannya, maka akan menimbulkan rasa saling percaya antar karyawannya, dan akan timbul dorongan untuk saling menolong.

Karakteristik pemimpin juga akan memengaruhi OCB karyawan bagian produksi PT.”X”. Jika interaksi antara pemimpin dan pekerja berkualitas tinggi, seperti memiliki rasa percaya antar atasan, dan bawahan maka pemimpin akan berpandangan positif terhadap pekerja di bawahnya sehinga pekerja akan merasakan bahwa pemimpinnya mendukung kinerja yang selama ini telah ditunjukkan dan akan termotivasi untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas kerjanya. Sedangkan pemimpin yang mengutamakan pemenuhan tugas akan lebih mementingkan teknis kerja, tugas, dan berorientasi pada hasil kerja.

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Faktor Eksternal  Karakteristik Tugas  Karakteristik Perusahaan  Karakteristik Kelompok  Karakteristik Pemimpin

Faktor Internal

 Karakteristik Individu

Karyawan Bagian

Produksi PT. X di Bandung

Organizational Citizenship Behavior

(OCB) Rendah

Tinggi

Dimensi :

Altruism

Conscientousness

Sportmanship

Courtesy

(28)

18

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

1. Terdapat 5 dimensi yang menjadi bagian daripada Organizational Citizenship Behavior pada karyawan bagian produksi di PT. “X” di Kota Bandung yaitu alturism, conscientiousness, sportmanship, courtesy, civic virtue.

2. Derajat Organizational Citizenship Behavior pada karyawan bagian produksi di PT. “X” di Kota Bandung dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti karakteristik tugas, kelompok, perusahaan, pemimpin, dan faktor internal seperti karakteristik individu.

(29)

93

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab sebelumny, dapat ditarik suatu simpulan mengenai OCB karyawan bagian produksi PT.”X” di Bandung sebagai berikut :

1. Mayoritas karyawan bagian produksi PT.”X” memiliki tingkat OCB

yang tinggi.

2. Karyawan bagian produksi PT.”X” yang memiliki tingkat OCB tinggi maupun rendah mayoritas memiliki tingkat dimensi altruism, consciencetiousness, courtesy, yang tinggi. Sedangkan karyawan bagian produksi PT.”X” yang memiliki tingkat OCB rendah mayoritas memiliki tingkat dimensi civic virtue, dan sportmanship

yang rendah, namun memiliki tingkat dimensi yang tinggi pada dimensi altruism, consciencetiousness, courtesy.

3. Faktor yang memiliki kecenderungan keterkaitan paling signifikan dengan tingkat OCB yang ditampilkan karyawan bagian produksi PT.”X” di Kota Bandung adalah task significance.

(30)

94

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap karyawan bagian produksi PT.”X” di Bandung, maka beberapa saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut :

5.2.1 Saran Teoritis

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi mengenai korelasi antara OCB dengan faktor eksternal yaitu task significance.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai keterkaitan OCB dengan loyalitas kerja pada usia dewasa madya.

5.2.2 Saran Praktis

1. Disarankan bagi HRD PT.”X” untuk membuat wadah konseling bagi karyawan PT.”X” terkait dengan masalah – masalah yang dihadapi oleh karyawan PT.”X” khususnya masalah yang terkait dengan pekerjaan.

2. Untuk meningkatkan rasa kepemilikan karyawan terhadap PT.”X” , manajemen PT.”X” disarankan untuk mengadakan family gathering

(31)

95

(32)

96

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B.1980. Development Psychology, Fifth Edition. Mc Graw Hill.

Meyer J.P & Allen. 1997. Commitment in the Workplace : Theory, research, and application. Sage Publication, Inc : California.

Organ, Dennis W., Podsakoff, Philip M., MacKenzie, Scott B. 2006.

Organizational Citizenship Behavior : Its Nature, Antecendents, and

Consequences. Sage Publications, Inc.: California.

Robbins, S.P. 2003. Organizational Behavior, Tenth Ed.Pearson Education, Inc.

Santrock, John W. 2006. Life-Span Development, 10th edition. New York: McGraw-Hill

(33)

97

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Berlian, Nova. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bagian Produksi Molding Manufactures PT “X”

di Kota Cikarang: Metodologi Penelitian Lanjutan. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Fakultas Psikologi. 2009. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

en.wikipedia.org/wiki/Big_Five_personality_traits#Sample_openness_items (diakses 16 Mei 2013)

http://www.anneahira.com/organisasi-dan-manajemen.htm ( diakses 1 Mei 2013)

http://www.scribd.com/doc/78478535/Turn-Over-Karyawan-Kajian-Literatur (diakses 18 September 2014)

Kirana, Wisesa. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior pada Perawat In-Patient Rumah Sakit “X” di Kota “B”. Skripsi. Bandung: Universitas Kristen Maranatha

(34)

98

Universitas Kristen Maranatha Paskarita, Fransiska K. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Organizational

Citizenship Behavior pada Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap Rumah

Sakit “X” di Kota Lampung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Sejarah berdirinya PT. “X” Padalarang Bandung dan struktur organisasinya Tahun 2010.

Triyanto, Agus. 2009. Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Pengaruhnya terhadap Keinginan Keluar dan Kepuasan Kerja Karyawan.

Referensi

Dokumen terkait

37 Dari uji rating atribut yang dilakukan produk yang memiliki nilai paling tinggi baik untuk atribut flavor, kelelehan, kelembutan, dan penerimaan umum adalah

Teknik analisis data berupa pengumpulan data, reduksi data (penyederhanaan), display data (disajikan), atau verifikasi atau penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan

perbedaan yang signifikan pada tingkat stres kerja ditinjau dari komposisi warna ruang kerja,.. Uji-t yang dilakukan terhadap stres kerja dalam kelompok Harmonis dengan stres

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui seberapa jauh peningkatan prestasi belajar siswa pada mata diklat menggunakan mesin untuk operasi dasar di SMK Islam Yogyakarta

Adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : merancang sistem pengelolaan obat pada Apotek Langgeng Waras sehingga akan

Empat ribunya ini dipindah ke ruas kanan jadi enam x sama dengan sebelas ribu dua ratus dikurangi empat ribu jadinya tujuh ribu dua ratus.. terus x sama dengan tujuh ribu dua

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN DANA PNPM-MPd (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN.. MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN) KECAMATAN MAJENANG

Sehingga, Mesin Tenun merupakan suatu alat yang digerakkan oleh motor penggerak atau tenaga manusia untuk menghasilkan suatu kerajinan yang berupa kain. Penunjang