• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT: PTK Terhadap Peserta Didik Kelas IV di SD Sukamanah 3 Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT: PTK Terhadap Peserta Didik Kelas IV di SD Sukamanah 3 Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL

GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA KONSEP MASALAH -MASALAH

SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

(PTK Terhadap Peserta Didik Kelas IV di SD Sukamanah 3 Kecamatan

Kaduhejo Kabupaten Pandeglang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

RATIH RAHMAWATI 1103247

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

RATIH RAHMAWATI (1103247)

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP

INVESTIGATION Pada Konsep Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat

(PTK Terhadap Peserta Didik Kelas IV di SD Sukamanh 3 Kecamatan Kaduhejo

Kabupaten Pandeglang)

Disahkan dan Disetujui oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Dra. Hj. Susilawati, M.Pd

NIP. 196305131991022001

Pembimbing II

Drs. H. Widjojoko, M.Pd

NIP. 195911191983031002

Mengetahui,

Kaprodi S1 PGSD UPI Kampus Serang

Drs. Ajo Sutardjo, M. Pd.

(3)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP

INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN

SETEMPAT

Oleh Ratih Rahmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi S1 PGSD

©Ratih Rahmawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(4)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penerapan Metode Cooperative Learning Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Masalah-Masalah Sosial (PTK terhadap Peserta Didik Kelas IV di SD Sukamanah 3 Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang)”. Ratih Rahmawati. 1103247. Penelitian ini di latarbelakangi oleh pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang begitu aktif.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Cooperative Learing model Group Investigation. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan untuk siklus 1 pada tanggal 22 April 2015 dan siklus II pada tanggal 29 April 2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar instrument aktivitas siswa dan aktivitas guru dan lembar soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada mata pelajaran IPS di kelas IV di SDN Sukamanah 3 berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata aktivitas belajar siswa pada siklus 1 42,8%, sedangkan pada siklus II menjadi 64,9%. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I ratanya mencapai 57,5, dan meningkat rata-ratanya menjadi 71,36 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar siswa, terbukti dengan peningkatan presentase dari setiap siklusnya.

(5)

i

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

UCAPAN TERIMA KASIH

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional... 5

BAB II KAJIAN TEORI A.Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran IPS ... 7

2. Hasil Belajar Siswa ... 8

3. Cooperative Learning ... 9

4. Model Group Investigation ... 11

5. Konsep Masalah-Masalah Sosial ... 15

B.Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 19

(6)

iv

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Hipotesis Tindakan ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 22

B. Model Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 28

D. Lokasidan Subjek Penelitian ... 29

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Tim Kolaborasi... 34

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 35

B. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 63

C. Jawaban Hipotesis ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 72

B. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

(8)

iv

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 31

Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa ... 31

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ... 36

Tabel 4.2 Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ... 37

Tabel 4.3 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 43

Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 45

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 48

Tabel 4.6 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 49

Tabel 4.7 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 55

Tabel 4.8 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 58

Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 60

Tabel 4.10 Persentase Hasil Belajar Siklus II ... 51

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Guru... 64

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Siswa ... 67

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ... 69

(9)

iv

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

(10)

iv

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Guru ... 66

Diagram 4.2 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Siswa ... 68

(11)

iv

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

(12)

1

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang baru agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pendidikan sangatlah penting, untuk semua manusia dalam mendapatkan pendidikan. Dalam belajar merupakan perubahan perilaku pada individu-individu yang belajar. Pengertian belajar dikemukakan oleh Morgan (dalam Suprijono, 2013, hlm. 3) yaitu “perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”.Perubahan itu ditandai

melalui pemaknaan materi yang lebih baik, diaplikasikan dengan peningkatan kualitas belajar.

Pendidikan sekolah dasar sebagai salah satu wadah pengembangan potensi individu dan penanaman konsep awal IPS sebagai landasan awal dalam mengembangkan kaidah keilmuan pada jenjang selanjutnya. Pada tingkat sekolah dasar, IPS merupakan pelajaran yang mengungkap masalah-masalah sosial, budaya, dan masyarakat. Salah satu cirinya adalah kemampuan komunikasi yang menjadi titik utama yang diharapkan dimiliki oleh siswa. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi agar bisa diterima dalam lingkungan tersebut. Salah satu contohnya yaitu pada saat pembelajaran di kelas, guru memfasilitasi siswa melalui menyelidikan secara berkelompok agar terciptanya interaksi antar siswa.

(13)

2

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menjadikan siswa yang berkompeten seperti yang diharapkan tersebut, setiap siswa harus mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat serangkaian kegiatan untuk memberikan pengalaman bermakna dalam belajar yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Agar dapat melaksanakan proses pembelajaran tersebut, guru sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap fase pembelajaran.

Peran guru dalam terjalinnya prestasi belajar yang maksimal melalui akses pendidikan yang baik, selain itu optimalisasi rancangan pembelajaran yang menarik menjadikan tuntutan utama yang topik utama bagi guru agar siswa dapat berkembang dengan bakat yang dimilikinya. Guru sebagai fasilitator

intelektual akademik yang baik bagi siswa merupakan tenaga kependidikan yang mempunyai kesempatan paling besar dalam mempengaruhi siswa baik

yang positif maupun negatif, karena sebagaian besar waktu dalam kehidupan siswa di sekolah bersama guru.

Kreativitas guru dalam melakukan pengajaran sangat diperlukan agar bisa menciptakan proses belajar yang efektif dan efisien, kurang berhasilnya guru menyampaikan materi yang di ajarkan kepada peserta didik yaitu kerena metode yang digunakannya sangat membosankan, ia bukan tidak menguasai materi, tetapi karena ia tidak atau kurang mengetahui bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat, cara penyampaiannya yang mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan, nyaman dan juga mengasyikkan, jadi peserta didik tidak akan merasa bosan belajar, apabila proses penyampaian materi ajar di sampaikan dengan metode yang menarik, maka pendidik harus mempelajari dan memahami metode-metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran.

(14)

3

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan pada kenyataan di lapangan masih cenderung belum sesuai, masih banyak guru yang belum mengimplementasikan hal tersebut. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, pada tanggal 20 Januari 2015 di SDN Sukamanah 3 Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang pada kelas IV yang diperoeh sebagai berikut, guru dalam penyampaian materi yang cenderung membosankan karena metode belajar yang digunakan metodenya yang biasa digunakan yaitu metode ceramah yang berpusat pada guru saja, jadi pada metode ceramah hal lainnya dalam penggunaan media pembelajaran bersifat abstrak dalam konteks sosial.

Selanjutnya, peneliti melakukan diskusi informal memperoleh paradigma umum, konsepsi yang diterima pelajaran IPS itu banyaknya hapalan saja.

Padahal sebenarnya lebih dari itu, pelajaran IPS itu sangat menyenangkan apabila metode pembelajaran yang digunakannya menarik. Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial itu bisa merubah karakter anak menjadi lebih baik. Dengan pemilihan metode yang tepat, pembelajaran IPS akan terasa mudah untuk dipelajari. Salah satunya, difasilitasinya melalui metode Group Investigation yang pembelajaran berbasis penyelidikan dengan interaksi

sosial.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Metode Cooperative Learning model Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Konsep Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Setempat (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Peserta Didik di Kelas IV SDN Sukamanah 3 Tahun Ajaran 2014/2015)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

(15)

4

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana metode Cooperative Learning model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV di SDN Sukamanah 3?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV di SDN Sukamanah 3.

2. Megetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV di SDN Sukamanah 3.

D. Manfaat Penelitian

Hasil PTK ini sangat bermanfaat terutama bagi guru, siswa, dan Kepala Sekolah, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Manfaat bagi guru, dengan menggunakan model Group Investigation: a. Mendapatkan cara mengajar lebih kreatif

b. Memberikan inovasi bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih optimal dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation.

c. Sebagai referensi baru bagi guru dalam kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Manfaat bagi siswa, dengan menggunakan model Group Investigation: a. Siswa dapat belajar dengan lebih aktif, partisipatif, menyenangkan,

dan kreatif.

(16)

5

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Inestigation.

3. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti, dengan menggunakan model Group Investigation: a. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam

perbaikan proses belajar mengajar.

b. Menambah pengetahuan tentang penggunaan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada proses pembelajaran.

c. Dapat membantu siswa mengatasi permasalahan pembelajaran

pada konsep Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Setempat.

4. Bagi Sekolah

a. Sebagai pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar di sekolah tersebut.

E. Definisi Operasional

Terdapat tiga istilah dalam penelitian ini yang perlu mendapat penjelasan yaitu:

1. Model Group Investigation

Model Group Investigation adalah kegiatan pembelajaran yang diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan guru yang kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil benar sesuai dengan pengembangan yang di lalui siswa.

2. Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat

(17)

6

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Suatu situasi yang dinyatakan

2) Warga masyarakat yang signifikan

3) Kebutuhan akan tindakan pemecahan masalah.

3. Hasil Belajar Siswa

(18)

22

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian tentang tindakan yang dilakukan pada

sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut (Sulipan, 2010, hlm. 11).

PTK meliputi 3 kata yaitu ―penelitian‖, ―tindakan‖, ―kelas‖. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti

atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangaian periode atau siklus kegatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa dan mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru atau dosen yang sama. Suharsimi (dalam Ekawarna, 2013. hlm. 4).

Penelitian tindakan adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiry, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan menurut Hokins (dalam Ekawarna,1993. hlm 5). Sedangkan menurut Kemmis dan Mc. Teggart menyatakan bahwa: Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk self-inquiri kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan (Kunandar, 2008, hlm. 42).

(19)

23

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Dengan itu, diperoleh umpan balik yang sistematis mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam belajar mengajar.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, dan mengembangkan atau meningkatkan mutu pembelajaran (Sulipan, 2010, hlm. 12). Di dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran, dan berguna untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, objektif, dan sistematis.

3. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan, informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya. 4. Tindakan yang dilakukan guru tidak hanya memilih anak-anak tertentu,

tetapi harus semua siswa dalam kelas.

5. Penelitian tindakan kelas disadari betul oleh pelakunya, sehingga yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa. Hal-hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat selanjutnya (Sulipan, 2010, hlm. 13).

(20)

24

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Model Penelitian

Alur Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Grup Investigation pada konsep masalah-masalah sosial di lingkungan setempat menurut Kemmis dan Mc Taggar (dalam Arikunto 2009, hlm. 16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:

Refleksi

. Peneliti sebagai observer dan guru kelas menganalisis hasil dari observasi yang kurang

dalam proses

Adanya peningkatan atau tidak, jika hasil belum maksimal maka dilnjutkan ke siklus berikutnya

(21)

25

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penjelasanya:

Penelitian ini dimulai dari pra siklus, siklus I dan seterusnya sampai pembelajaraan dianggap berhasil. Adapun rencana tindakan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

1. Pra Siklus

Pra siklus ini sangat penting untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Adapun kegiatan-kegiatannya sebagai berikut :

a. Kegiatan observasi

Peneliti memperoleh data melalui wawancara dengan guru Kelas IV di SDN Sukamanah 3. Pada tahap pra siklus peneliti melakukan observasi untuk mengetahui kegiatan pembelajaran dan

aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti pun melakukan wawancara bersama guru kelas IV untuk mengetahui

kesulitan yang didapat dan pengalaman guru pada saat proses pembelajaran dan memperoleh data mengenai hasil belajar IPS siswa kelas IV. Adapun hasil observasi dan wawancara tersebut yaitu guru menyampaikan materi pelajaran cenderung verbalisme, guru tidak menggunakan model pembelajaran sehingga materi yang disampaikan cenderung abstrak bagi siswa, guru kurang memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa sehingga mengakibatkan kurangnya minat belajar siswa dan menyebabkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran cenderung pasif.

b. Kegiatan refleksi

(22)

26

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdiskusi menentukan rencana tindakan dengan menerapkan model Group Investigation untuk siklus I.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah peneliti bersama guru kelas IV menyiapkan silabus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan metode, materi ajar, dan menentukan media yang akan digunakan serta menyusun lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan (Acting)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model Group Investigation pada konsep masalah-masalah sosial di lingkungan setempat.

c. Observasi (Observing)

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas yaitu dengan mengamati aktivitas guru (peneliti) dan siswa kelas IV dalam pelajaran IPS dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Pada tahap observasi ini, peran peneliti sebagai pengajar (guru) dan guru kelas berperan sebagai observer yang tugasnya melakukan pengamatan.

d. Refleksi (Reflection)

(23)

27

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian guru dengan peneliti berdiskusi implementtasi rancangan tindakan. Jika penelitian dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila ia menghentikan kegiatannya (Arikunto, 2008, hlm.20).

3. Siklus 2

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan siklus 2, peneliti bersama guru kelas IV

menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran IPS pada siklus I yang dirumuskan dalam

Rencana Pelakeanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran IPS kelas IV dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini merupakan tahap inti dalam penelitian setelah proses persiapan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan belajar mengajar menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation.

c. Observasi (Observing)

(24)

28

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

d. Refleksi ( Reflection)

Pada kegiatan refleksi adalah memeriksa kembali, menelaah dan menganalisa hasil observasi yang dilakukan guru. Refleksi dilakukan oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan berdiskusi dan wawancara dengan guru dalam menilai tindakan yang telah dilakukan. Refleksi juga menelaah hasil tes belajar siswa. apabila hasil observasi dipandang masih banyak kekurangan, dan hasil tes belum mencapai nilai yang diharapkan, maka tindakan di lanjutkan

pada siklus berikutnya. Apabila hasil observasi dan hasil tes belajar sudah mencapai nilai yang diharapkan yaitu > 65, maka tindakan

dihentikan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian yang dikumpulkan berupa aktivitas dan dokumen yang berkaitan dengan kinerja guru dan siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar, observasi dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dan memastikan bahwa data tersebut sesuai dengan kondisi sebenarnya. Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan :

1. Tes

(25)

29

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Non-Tes

a. Observasi, Nasution (dalam Sugiyono,2013, hlm. 310) menyatakan bahwa Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi, langkah ini diperoleh ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model Group Investigation. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas kerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Data-data yang diperoleh dalam observasi ini dicatat dalam lembar observasi. Observasi dilakukan dalam setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini

digunakan sebagai masukan dalam pelaksanaan refleksi.

b. Wawancara, dilakukan setelah proses pembelajaran selesai yang ditujukan kepada guru. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang upaya perbaikan yang telah dilaksanakan, kesulitan yang didapat dan pengalaman guru pada saat proses pembelajaran. (terlampir).

c. Dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

(26)

30

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Group Investigation pada konsep Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat di SDN Sukamanah 3 di Kelas IV dengan jumlah siswa 22 orang (12 laki-laki dan 10 perempuan).

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman obervasi, pedoman wawancara dan tes hasil belajar. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,2006, hlm 16). Tes digunakan untuk memperoleh data mengenai peningkatan hasil belajar siswa. Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan yaitu mengenai masalah-masalah sosial di lingkungan setempat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Instrumen tes hasil belajar adalah dengan menggunakan jenis tes objektif, bentuk tes pilihan ganda dan isian singkat. Instrumen hasil belajar terdiri dari 15 soal.

2. Non Tes

a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi ini digunakan untuk membantu peneliti mengamati keseluruhan proses pelaksanaan tindakan baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation. Kegiatan observasi dilakukan dimulai dari kegiatan

(27)

31

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan pada saat prasiklus. Hal-hal yang perlu diungkap mengenai pembelajaran IPS dikelas IV, dan penggunaan metode Cooperative Learning model Group Investigation). Dari hasil wawancara dapat disepakati antara peneliti dan guru. Kelas. Pedoman wawancara telah diadaptasi oleh peneliti, sehingga sesuai dengan situasi lapangan. Wawancara juga dilakukan setelah penelitian dilaksanakan.

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Pada Kegiatan Pembelajaran IPS

N O

Nama Siswa

Indikator

A B C D E F G

Y T Y T Y T Y T Y T Y T

Keterangan:

Y = Ya

T = Tidak

(28)

32

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Siswa mencari informasi sendiri mengenai tema yang telah ditentukan E.Siswa bekerja sama dalam pekerjaan kelompoknya

F. Siswa berperan aktif dalam proses tanya jawab G.Siswa mengajukan pertanyaan

Teknik penilaian:

% = Jumlah jawaban Ya x 100% Jumlah Indikator x Jumlah siswa

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari beberapa instrumen yang digunakan pada

penelitian adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian dianalisis. Pada penelitian ini teknik analisis data yang akan

digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

1. Pengolahan tes hasil belajar

Data yang diperoleh dari tes hasil belajar kemudian diolah untuk mendapatkan nilai dari tiap-tiap siswa, yang kemudian nilai-nilai tersebut dijadikan acuan terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Sukamanah 3 Jika dalam siklus pertama penilaian hasil belajar siswa belum meningkat maka akan dilanjutkan kesiklus berikutnya, untuk menghitung hasil belajar setiap butir soal memiliki bobot 1 untuk soal pilihan ganda (PG) dan memiliki 2 bobot untuk soal isian singkat.

Rumus menghitung ketuntasan belajar :

�= �

(29)

33

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rumus menghitung nilai rata-rata (mean)

�=Ʃ

Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Tingkat penguasaan siswa 0 –64 dikategorikan ―tidak tuntas‖ 2. Tingkat penguasaan siswa 65 –100 dikategorikan ―tuntas‖.

2. Analisis Aktivitas Kegiatan Guru dan Siswa

Data aktivitas siswa diambil pada setiap pertemuan dengan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa. Data aktivitas guru dan siswa yang akan dimunculkan sesuai dengan aktivitas metode Cooperative Learning model Group Investigation

Nilai aktivitas guru dan siswa diperoleh berdasarkan rumus: Skor yang diperoleh

Nilai Aktivitas = ————————— x 100% Jumlah Keseluruhan

(Arikunto, 2012, hlm. 304) Indikatornya adalah sebagai berikut :

1. BS = Baik Sekali, jika memperoleh persentase sebesar 91- 100% 2. B = Baik, jika memperoleh persentase sebesar 81-90%

(30)

34

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Tim Kolaborasi

(31)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation di Kelas IV SDN Sukamanah 3 Kecamatan Kaduhejo Kabupaten

Pandeglang yang dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Cooperatve Learning model Group Investigation dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat terlihat saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Siswa terlihat aktif ketika guru

memberikan tugas kelompok, dan ketika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan merespon mengenai materi, siswa terlihat antusias dan senang saat belajar. Pada proses pembelajaran juga siswa sangat senang karena bisa ikut serta dalam proses pembelajaran berlangsung dengan cara melihat secara langsung contoh-contoh masalah sosial. Dan dapat dilihat dari peningkatan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 79% dan siklus II sebesar 95% dan proses pembelajaran IPS menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada konsep masalah-masalah sosial itu berhasil dan mengalami peningkatan. Hal ini dapat di lihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I 42,8 % dan siklus II yaitu 64,9%.

2. Hasil belajar siswa menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation pada konsep masalah-masalah sosial di lingkungan

(32)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, dari tindakan yang dilakukan guru dan siswa pada siklus I, siklus II, dapat menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Cooperative Learning model Group Investigation.dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasilbelajar

siswa. Pada pelaksanaannya, guru sudah dapat menerapkan metode Cooperative Learning model Group Investigation dengan baik. Hal ini

terlihat dari banyaknya siswa yang sudah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya memberikan penjelasan tentangt ujuan

pembelajaran sebelum melakukan kegiatan inti, agar siswa merasa materi yang akan dipelajarinya merupakan materi yang penting dan

bermanfaat baginya sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

b. Guru hendaknya dapat membangkitkan minat belajar siswa dengan memberikan motivasi dan stimulus kepada siswa agar siswa aktif dalam belajarnya.

c. Guru hendaknya dapat menyiapkan media pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa untuk mudah memahami materi yang dipelajari.

2. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya turut membantu dalam meningkatkan fasilitas sekolah dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan alat peraga yang bervariasi dan inovatif sebagai upaya dalam meningkatkan keaktifan siswa dan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

b. Mendukungupaya guru dalam memanfaatkan media yang tepat untuk meningkatkan dan menggunakan metode yang sesuai dengankarakteristik siswa sekolah dasar.

(33)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agus. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR Ahmadi A(2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta :PT RINEKA CIPTA.

Ani, Chatarina Tree. (2006). Psikologhy Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Arikunto S. (2008).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azis Wahab, dkk. (2010). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Bandung: Alfabeta

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Asdi

Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:REFERENSI (GP Press

Group)

Gunawan, Rudy. (2013). Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi.

Hisnu, Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta: PT Pustaka Tiga Kelana

Ischak. (2004). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Mahasatya.

Saefuddin A. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA.

Samlawi, Maftuh. (1999). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Soetomo. (2008). Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Solihatin E. (2008). Cooperative Learning Anlisis Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana S. (2006). Penilaian hasil belajar mengajar. Bandung: REMAJA ROSDAKARYA

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

(35)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agus. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR Ahmadi A(2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta :PT RINEKA CIPTA.

Ani, Chatarina Tree. (2006). Psikologhy Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Arikunto S. (2008).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azis Wahab, dkk. (2010). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Bandung: Alfabeta

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Asdi

Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:REFERENSI (GP Press Group)

Gunawan, Rudy. (2013). Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep dan Aplikasi.

Hisnu, Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta: PT Pustaka Tiga Kelana

Ischak. (2004). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Mahasatya.

Saefuddin A. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA.

Samlawi, Maftuh. (1999). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Soetomo. (2008). Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Solihatin E. (2008). Cooperative Learning Anlisis Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana S. (2006). Penilaian hasil belajar mengajar. Bandung: REMAJA ROSDAKARYA

(36)

Ratih Rahmawati, 2015

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KONSEP MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 3.1 Model Action Research Kemmis dan Taggart .................... 24
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa  Pada Kegiatan Pembelajaran IPS

Referensi

Dokumen terkait

Furthermore, women with low education level had 86% greater risk of (pre-)eclampsia (RRa=1.86, P=0.005), while middle education level had 72% greater risk of

Sebagai informasi dan bahan masukan ide serta gagasan pemikiran atau saran- saran bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan pelayanan jasa yang diharapkan dapat memberikan

Berdasarkan lampiran 15 menunjukkan bahwa sebagian besar sumber informasi yang didapatkan responden melalui tenaga kesehatan yang mempunyai sikap positif dalam

Pada umumnya pihak korban akan langsung menyetujuinya yang kemudian kedua belah pihak akan melakukan perundingan dan pihak korban akan menetapkan sanksi bagi pihak pelaku, jika

Dalam prosedur dan fungsi, pemanggilan ke dirinya sendiri bisa berarti proses berulang yang tidak bisa diketahui kapan akan berakhir.. Contoh paling sederhana dari

(1) the designed system enables the communication among different platform and datasets, including smart phones, web, and desktop application whether it is structured, semi-

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN ( SPEED ).. (Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI

A.Packets are classified at each router, based on as many detail as possible, typically using extended IP ACLs to match the packets for classification. B.Packets are classified at