• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Produksi Untuk Menekankan Tingkat Kecacatan Produk (Studi Kasus Pada PT.X Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Produksi Untuk Menekankan Tingkat Kecacatan Produk (Studi Kasus Pada PT.X Bandung)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Audit operasional membantu pihak manajemen untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan operasi kegiatan perusahaan, masalah-masalah yang timbul dan tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, sehingga orientasi dari audit operasional lebih menekankan pada perbaikan di masa yang akan datang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja jenis kecacatan produk yang dihasilkan dari proses produksi, memperoleh pengetahuan mengenai faktor-faktor yang yang menyebabkan dihasilkannya produk cacat, mengetahui pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan, dan untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional sebagai alat bantu pihak manajemen untuk mengatasi masalah kecacatan produk dan merekomendasikan tindakan-tindakan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder, dengan menggunakan pengamatan, wawancara, dan kuesioner. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 responden.

Objek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan operasional sebagai variabel bebas dan kecacatan produk sebagai variabel terikat. Penelitian dilakukan di PT X.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan operasional berperan secara signifikan sebagai alat bantu pihak manajemen untuk mengatasi masalah kecacatan produk

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan korelasi Spearman.

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian 1 1.2 Identifikasi Masalah 3 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 3 1.4 Kegunaan Penelitian 4 1.5 Rerangka Pemikiran 5

1.6 Metode Penelitian 7

1.6.1 Hipotesis 8

1.6.2 Perhitungan Tes Statistik 8

1.6.3 Kriteria 9

1.6.4 Penarikan Kesimpulan 10 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan 11

2.1.1 Pengertian Pemeriksaan 11 2.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan 11 2.2 Pemeriksaan Operasional 15

(3)

2.2.4 Jenis-Jenis Pemeriksaan Operasional 23 2.2.5 Perbedaan Pemeriksaan Operasional dengan Pemeriksaan

Keuangan 24

2.2.6 Tahap-Tahap Pemeriksaan Operasional 27 2.2.7 Keterbatasan Pemeriksaan Operasional 32 2.2.8 Ruang Lingkup Pemeriksaan Operasional 33

2.3 Produksi 34

2.3.1 Pengertian Proses Produksi 34 2.3.2 Jenis Proses Produksi 35 2.3.3 Pengendalian Proses Produksi 38

2.3.3.1 Jenis Pengendalian Proses Produksi 39 2.3.3.2 Fungsi dan Kegiatan Pengendalian Produksi 40 2.3.4 Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Produksi 41

2.4 Produk 43

2.4.1 Pengertian Produk Biasa 43 2.4.2 Pengertian Produk Cacat 43 2.5 Efisiensi, Efektivitas, dan Ekonomis 43

2.5.1 Economy (or the cost of operation) 44 2.5.2 Efficiency (or method of operation) 45 2.5.3 Effectiveness (or resukt of operation) 45 2.5.4 Kriteria mengevaluasi Efisiensi dan Efektivitas 47 2.5.5 Hubungan antara Pemeriksaan Operasional Dengan Penekanan

Persentase Produk Cacat 49

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian 57

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 57 3.1.2 Ruang Lingkup Perusahaan 59 3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 60 3.1.4 Kegiatan Produksi 71

(4)

3.1.4.2 Mesin dan Peralatan 72 3.1.5 Proses Produksi 73 3.1.6 Prosedur Produksi 78

3.1.6.1 Prosedur Pemeriksaan Pesanan 78 3.1.6.2 Prosedur Persiapan Produksi 79 3.1.6.3 Prosedur Penerimaan Bahan Baku 80 3.1.6.4 Prosedur Permintaan Bahan Baku 80 3.1.6.5 Prosedur Pelaksanaan Proses Produksi 81 3.2 Metode Penelitian 81

3.2.1 Metode yang Digunakan 81 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 83 3.2.3 Operasionalisasi Variabel 84 3.2.4 Penentuan Responden 85 3.2.5 Variabel dan Skala Pengukuran 85 3.2.6 Analisis data dan Pengujian hipotesis 86

3.2.6.1 Hipotesis 88 3.2.6.2 Tahap SPSS 88 3.2.6.3 Kriteria 89 3.2.6.4 Penarikan kesimpulan 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Sekilas Proses Produksi pada PT X 91 4.2 Prosedur Pengendalian Produksi 92 4.3 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional 96

4.3.1 Kualifikasi dan Status Organisasi Audit Operasional Pada

Perusahaan 100

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 117

5.2 Saran 118

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, Indonesia menghadapi persaingan yang ketat dengan negara lainnya. Perkembangan teknologi yang pesat juga menjadi salah satu pemicu persaingan yang ada, di mana batas-batas geografi tidak menghambat aliran informasi antar negara. Untuk menghadapi persaingan sekarang ini, perusahaan harus mampu bertahan dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan harga yang bersaing. Agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan juga harus beroperasi secara efisien, efektif, dan ekonomis. Banyaknya produk luar yang masuk dengan harga yang jauh lebih murah seperti produk Cina menambah persaingan yang ada. Dalam persaingan yang semakin ketat, kualitas suatu produk sangat penting. Hal ini harus diperhatikan bila ingin mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya. Salah satu caranya adalah mengawasi proses produksi.

(14)

2

sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan Adanya produk cacat dalam proses produksi akan merugikan perusahaan karena mengakibatkan peningkatan biaya produksi yang pada akhirnya akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dalam industri yang kompetitif. Tetapi harus kita ketahui bahwa dalam proses produksi tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang baik yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, karena itu perlu adanya audit operasional proses produksi yang baik.

Dengan audit operasional pihak manajemen dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan operasi kegiatan perusahaan, masalah-masalah yang timbul dan tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, sehingga orientasi dari audit operasional lebih menekankan pada perbaikan di masa yang akan datang.

Audit operasional diyakini dapat bermanfaat dalam mengidentifikasikan berbagai faktor penyebab terjadinya kecacatan produk yang berakibat kualitas produk tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan pengidentifikasian melalui audit operasional akan dapat mengetahui sumber yang menjadi penyebab kecacatan produk, tindakan korektif yang perlu dilakukan serta cara pemecahannya.

(15)

3

”PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI PRODUKSI

DALAM MENEKAN TINGKAT KECACATAN PRODUK”

1.2 Identifikasi Masalah

Kualitas suatu produk harus mendapat perhatian yang cukup besar bagi perusahaan. Produk yang berkualitas berarti jumlah produk cacat yang dihasilkan sedikit.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna membahas masalah-masalah sebagai berikut:

1. Jenis kecacatan apa yang sering terjadi dalam perusahaan yang mempengaruhi kualitas produk?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan produk?

3. Upaya apa sajakah yang telah dilakukan perusahaan untuk mengurangi kecacatan produk tersebut?

4. Bagaimana peranan pemeriksaan operasional dalam membantu manajemen memecahkan masalah terjadinya produk cacat?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan yang dilakukan:

(16)

4

2. Memperoleh pengetahuan mengenai faktor-faktor yang yang menyebabkan dihasilkannya produk cacat.

3. Mengetahui pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

4. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional sebagai alat bantu pihak manajemen untuk mengatasi masalah kecacatan produk dan merekomendasikan tindakan-tindakan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan tersebut mengenai kinerja perusahaan selama ini, serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksinya dalam usaha menekan tingkat kecacatan produk dan memberikan cara kepada pihak manajemen perusahaan unutk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab dihasilkannya produk cacat.

2. Bagi penulis

(17)

5

tidak diberikan dalam perkuliahan. Selain itu penulisan dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Sarjana Strata 1 (S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

3. Bagi kalangan mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut, sehingga pembaca dapat memahami masalah pemeriksaan operasional dan masalah-masalah yang menyangkut proses produksi.

1.5 Rerangka Pemikiran

Proses produksi merupakan pusat kegiatan perusahaan industri. Proses produksi tersebut dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dalam proses produksi terjadi perubahan volume, dan kegunaan.

Agar pengelolaan bahan baku dapat menghasilkan dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, perusahaan perlu menekankan pengendalian atas kualitas barang yang akan dihasilkan. Pengendalian tersebut dimaksudkan untuk menekan kemungkinan terjadinya cacat produk atau produk gagal yang mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang diharapkan.

(18)

6

cara memperhatikan kondisi input, proses output, mesin, kualitas sumber daya manusia pada saat proses produksi. Sehingga proses produksi diharapkan dapat menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang tinggi dan dapat bersaing. Sehingga produksi akan menjadi efisien dan ekonomis dengan adanya pengurangan terajdinya produk gagal pada proses produksi.

Banyak faktor yang mempengaruhi keefisienan dan keefektifan perusahaan salah satunya adalah pemeriksaan operasional, yaitu kegiatan pemeriksaan yang bertujuan menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan atau prosedur-prosedur kegiatan yang disertai dengan pengungkapan dan pemberian informasi berbagai masalah operasi perusahaan. Agar kegiatan pemeriksaan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan memadai maka harus dilakukan oleh seorang internal auditor yang memenuhi syarat tertentu, seperti mempunyai sikap independen, objektif, kompeten, adanya perencanaan produksi, audit program, laporan rekomendasi dan follow up (tindak lanjut yang harus dilakukan setelah audit program dilakukan).

(19)

7

baik, sumber daya manusia yang tidak dimanfaatkan secara optimal, adanya korupsi pada saat pembelian bahan baku) akan dilakukan pemeriksaan kontrol yang ada seperti: strategi perusahaan dan kebijakan yang ditempuh manajemen. Sehingga temuan-temuan atas penyimpangan akan dijadikan rekomendasi dan dilaporkan sehingga akan diambil langkah-langkah perbaikan dan akan di follow up oleh internal auditor. Dengan demikian kesalahan yang terjadi tidak akan terulang dan kegagalan produksi yang terjadi dapat ditekan hingga seminimal mungkin.

Dari uraian di atas maka dapat dibuat hipotesis semenatar, yaitu:

”PEMERIKSAAN OPERASIONAL YANG MEMADAI BERPERAN SECARA SIGNIFIKAN DALAM MENGURANGI TERJADINYA PRODUK CACAT DALAM PROSES PRODUKSI”.

1.6 Metode Penelitian

(20)

8

1.6.1 Hipotesis

Rancangan analisis hipotesis dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho). Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian dua pihak dengan perumusan sebagai berikut:

Ho : Pemeriksaan operasional yang memadai tidak berperan secara signifikan untuk mengurangi terjadinya produk cacat dalam proses produksi. Ha : Pemeriksaan operasional yang memadai berperan secara signifikan untuk

mengurangi terjadinya produk cacat dalam proses produksi.

1.6.2 Perhitungan Tes Statistik

Nilai rs dihitung dengan korelasi rumus Korelasi Rank Spearman, yaitu: 1. Kalau tidak ada nilai rank yang sama:

Rs = 1 – 6Σdi2 n(n2-1) di: selisih rank x dan y n: pasangan rank atau sampel 2. Kalau ada nilai rank yang sama

Rs = Σ x2 + Σ y2 − Σ di2 2√(Σx2) (Σy2)

Dimana:

Σx2= n3-n - ΣTx Σx2= n3-n - ΣTy

12 12

Nilai Tx dan Ty sendiri diperoleh dari: Txy = t3-t

(21)

9

f: faktor koreksi

t: banyaknya angka atau rank kembar

Ada ukuran yang lebih mudah ditafsirkan dalam penggunaan, yaitu koefisien determinasi yang merupakan kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi digunakan unutk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel x terhadap variabel y, yaitu koefisien determinasi (Dt) = rs x 100%

Sebelum korelasi digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu harus diuji keberartian koefisien korelasinya atau disebut juga uji dua pihak. Untuk mengujinya menggunakan rumus:

T= rs √ n-2 √1-rs2

Untuk menarik kesimpulan, t yang diperoleh dari hasil perhitungan ini dibandingkan dengan nilai t yang dapat dilihat pada tabel distribusi t. Selanjutnya

dilakukan penetapan tingkat signifikasi (α). Tingkat signifikasi yang dapat digunakan ada dua, yaitu:

1. Tingkat signifikasi 0,05 yang berarti bahwa korelasi antara kedua variabel cukup nyata.

2. Tingkat signifikasi 0,01 yang berarti bahwa korelasi antara kedua variabel sangat nyata.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tingkat signifikasi 0,05 karena sudah umum digunakan dengan ilmu-ilmu sosial dan sesuai untuk pengujian sampel kecil.

(22)

10

Dalam rangka penarikan kesimpulan, diperlukan kriteria untuk menentukan penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho), karena pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah dua pihak, maka kriterianya adalah sebagai berikut:

- Ho diterima dan Ha ditolak jika : - t tabel < t dihitung<t tabel.

- Ho ditolak dan Ha diterima jika: t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel.

1.6.2 Penarikan Simpulan

Berdasarkan pengumpulan data, analisa dan penyajian yang dilakukan penulis, kemudian ditarik simpulan berdasarkan landasan teori yang diperoleh dari studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Simpulan ini merupakan hasil akhir dari penelitian yang didasarkan pada hasil pengujian hipotesis.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A.;Randall J. Elder, Mark S. Beasley. (2003). Edisi 9. Auditing An Integrated Approach. Prentice Hall International, Inc.

Arens, A. A.; Randall J. Elder, Mark S. Beasly. (2005). Edisi 11. Auditing and Assurance Services-An Integrated Approach. Pearson Education International, Inc.

Assauri, Sofjan. (2004). Edisi Revisi. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Bodnar, George H.; William S. Hopwood. (2001). Edisi 8. Accounting Information Systems. New Jersey : Prentice Hall.

Boynton, C. W.; Walter G. Kell. Ray Johnson. (2001). Edisi 7. Modern Auditing. John Wiley and Sons , Inc.

Gryna, M. F.; Mc Graw. (2001). Edisi 4. Quality Planning and Analysis. Hill-Jiwin. Horngren, Charles T; George Foster. And Srikant Datar. (2003). Edisi 11. Cost

Accounting: A Managerial Emphasis. Prentice Hall.

Reider, R (2002). Edisi 3. Operational Review : Maximum Result at Efficient Cost. Canada : John Wiley and Sons, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

FPB dari dua atau tiga bilangan di dapat dari perkalian faktor prima yang sama dengan pangkat

PENERAPAN METODE GRUP INVESTIGASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS HASIL OBSERVASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. BAB III

Menghubungkan bagian seperti LED langsung ke Arduino hanya sebuah pilihan dalam kasus yang paling sepele. Biasanya, Anda akan prototipe proyek Anda pada papan tempat breadboard

Jadi, dilihat dari sistem dan pengertian komunikasi politik di atas komunikasi politik merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan yang dilakukan oleh

Tahap ekstraksi fitur ini dilakukan terhadap data uji (tweet tidak berlabel) dengan cara menyamakan term yang dihasilkan dari praproses dengan daftar term yang

- Guru bersama siswa berdiskusi untuk membuat kesimpulan kelas tentang sturuktur carita pondok. - Guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran yang telah

Peran tokoh masyarakat dalam membina kesadaran hukum pemuda adalah dengan memberikan contoh yang baik kepada pemuda, serta memberikan penjelasan melalui sosialisasi

Metode ini adalah mode yang paling sederhana dari operasi untuk pembangkit listrik tenaga pasang surut, di mana basin (cekungan) terisi dengan air melalui gerbang pintu air