• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MEDIA MASSA DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA TANJUNGPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN MEDIA MASSA DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA TANJUNGPINANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERAN MEDIA MASSA DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF

TAHUN 2014 DI KOTA TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

OLEH FACHRIZAN NIM 080565201021

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

(2)

2

PERAN MEDIA MASSA DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA TANJUNGPINANG

Fachrizan

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

A B S T R A K

Seiring dengan peningkatan teknologi, media massa menjadi sarana dalam memberikan informasi, serta melaksanakan komunikasi dan dialog. Secara tidak langsung, dengan makna keberadaan media itu sendiri, media telah menjadi sarana dalam upaya perluasan ide-ide, gagasan-gagasan dan pemikiran terhadap kenyataan sosial. Dalam masa kampanye Pemilu, media dalam hal ini media massa maupun elektronik sangat potensial dalam hal memepengaruhi publik untuk menggalang dukungan. Dalam hal kampanye, media massa baik cetak maupun elektronik merupakan sebuah salauran kampanye terhadap konstituen. Apalagi dengan arus teknologi ini, rasanya media elektronik menjadi salauran utama bagi jalan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat khususnya dalam masa kampanye Pemilu

Tujuan dalam penelitia ini yaitu mengetahui Peran Media Massa Dalam Pemilihan Legislatif Tahun 2014 Di Kota Tanjungpinang. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan mengacu kepada pendapat Liliweri, (2004:39). Adapun yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 orang. Setelah data terkumpul maka data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media massa sudah berperan dalam pemilihan legislatif tahun 2014 di kota tanjungpinang. Hal ini dapat dilihat dari Media cetak merupakan media yang cukup efektif untuk menyampaikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemilu. Di Kota Tanjungpinang selama berbulan-bulan sebelum pemilu dilakukan banyak Koran yang menyediakan berita tentang pemilu. Pembentukan opini publik di masyarakat yang dilakukan oleh media merupakan salah satu efek yang ditimbulkan ketika media massa melakukan sebuah pemberitaan dan konstruksi sosial.

(3)

3

PERAN MEDIA MASSA DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA TANJUNGPINANG

Fachrizan

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

A B S T R A C T

Along with the improvement of technology, became a means of mass media in providing information, and carry out communication and dialogue. Indirectly, the meaning of the existence of the medium itself, the media has become a tool in expanding the ideas, the ideas and thoughts of the social reality. In the election campaign, the media in this case the mass media and electronic potential in terms of public memepengaruhi to garner support. In terms of the campaign, the media both print and electronic is a salauran campaign against constituents. Moreover, with current technology, it seems the electronic media became a major salauran for ways to influence people's views, especially during election campaign

The aim in this is to know empirically Role of Mass Media in Legislative Elections 2014 In Tanjungpinang. The discussion in this paper uses descriptive qualitative techniques with reference to the opinion of Liliweri, (2004: 39). As for who serve as informants in this study as many as 5 people. Once the data is collected, the data in this study were analyzed with descriptive qualitative data analysis techniques.

From the research conducted, it can be concluded that the mass media have a role in the 2014 legislative elections in Tanjungpinang. It can be seen from the print media is the most effective media to convey knowledge to people about the election. In Tanjungpinang for months before the election many newspaper providing news about the election. The formation of public opinion in society that is done by the media is one of the effects when the media do a news and social construction.

(4)

4 A. Latar Belakang

Pemilu merupakan sarana politik untuk mewujudkan suatu lembaga negara yang representatif, akuntabel, dan berlegitimasi. Penyelenggaraan pemilu secara reguler merupakan sarana untuk menyampaikan aspirasi politik rakyat, pengisian jabatan politik kenegaraan oleh rakyat secara langsung, dan sekaligus sebagai sarana kontrol dan evaluasi politik rakyat secara langsung terhadap penyelenggara negara pada masa lalu dan masa datang. Dengan kata lain, pemilu merupakan sarana politik bagi rakyat untuk melakukan komunikasi politik, rotasi kekuasaan secara damai, dan sarana pertanggungjawaban politik. (http://www.suaramerdeka.com/harian/0307/31/nas29.htm)

Menjelang Pemilu adalah masa saatnya kampanye dimana setiap Parpol atau calon melakukan pendekatan pada massa untuk menarik dukungan. Kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakuan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Perlu diperhatikan bahwa pesan kampanye harus terbuka untuk didiskusikan dan dikritisi.

Pasal 77 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 dinyatakan kampanye pemilu merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggungjawab. Makna dari bertanggungjawab berarti kampanye dilasana-kan sesuai dengan undang-undang atau ketentuan yang berlaku. Sebagaimana pengertian dari kampanye yang merupakan tahapan penyampaian visi, misi dan program-program bakal calon, pada masa kampanyelah para calon pemilu berkomunikasi dengan masyarakat atau calon pemilih.

Seiring dengan peningkatan teknologi, media massa menjadi sarana dalam memberikan informasi, serta melaksanakan komunikasi dan dialog. Secara tidak langsung, dengan makna keberadaan media itu sendiri, media telah menjadi sarana dalam upaya perluasan ide-ide, gagasan-gagasan dan pemikiran terhadap kenyataan sosial (Dedy Jamaludi Malik, 2001: 23). Maka, media semakin marak digunakan sebagai penggiring opini masyarakat menuju pencitraan yang diinginkan. Dengan begitu, media pun telah menjadi alat pembentuk citra. Terlebih lagi pada masa kampanye, baik dari tingkat daerah maupun tingkat

(5)

5 nasional. Semua kandidat benar-benar menggunakan media secara massif. Terlepas dari konten kampanye yang disampaikan, para kandidat tidak segan-segan mengeluarkan dana kampanye yang tidak sedikit demi menggiring opini masyarakat melalui penguasaan media.

Dalam masa kampanye Pemilu, media dalam hal ini media massa maupun elektronik sangat potensial dalam hal memepengaruhi publik untuk menggalang dukungan. Dalam hal kampanye, media massa baik cetak maupun elektronik merupakan sebuah salauran kampanye terhadap konstituen. Apalagi dengan arus teknologi ini, rasanya media elektronik menjadi salauran utama bagi jalan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat khususnya dalam masa kampanye Pemilu. Media ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Hal itu salah satunya disebabkan sudah banyaknya masyarakat yang memiliki televisi maupun radio, bahkan sebagian lagi sudah mampu menggunakan internet. Oleh karena itu banyak Partai maupun calon yang akan berkompetisi di Pemilu menggunakan sarana atau saluran kampanye melalui media elektronik khususnya televisi.

Media massa baik surat kabar maupun televisi berpengaruh sangat besar bagi pemenangan dalam Pemilu. Komunikasi politik lebih efektif melalui sarana tidak langsung atau menggunakan media tersebut. Karena pesan yang disampaikan akan serentak diketahui oleh orang banyak di segala penjuru dan juga dapat diulang-ulang penayangannya. Persepsi, interpretasi, maupun opini publik mudah dipengaruhi lewat iklan maupun berita dalam media. Maka untuk menghindari terjadinya disfungsi media, media harus bisa menjadi penengah atau perantara antara pemerintah, elit partai, dan masyarakat.

Dalam mekanisme demokrasi, publik merupakan penguasa. Setiap keputusan-keputusan politik yang dihasilkan dan mengikat semua orang haruslah diketahui terlebih dahulu oleh publik (masyarakat). Publik tentunya akan merespon keputusan tersebut. Apakah sesuai dengan aspirasi mereka atau tidak. Respon tersebut kemudian menjadi pedoman. Khususnya bagi penguasa untuk memperbaiki keputusan yang mereka keluarkan. Begitu seterusnya hingga masyarakat (publik) akan menerima keputusan tersebut. Opini masyarakat terhadap figur kandidat calon legislatif sangat dipengaruhi oleh informasi yang

(6)

6 diberikan media massa. Peranan media massa sanggup dan mampu membentuk opini masyarakat. Media massa bahkan mampu menggiring opini masyarakat pada kesimpulan dan persepsi yang diciptakan media

Kebanyakan media massa ini di isi oleh iklan-iklan politik dari berbagai politisi ataupun partai. Baik media cetak, elektronik maupun media lainnya, hampir setiap hari didalamnya kita disuguhi oleh iklan-iklan politik tersebut. Pada awalnya, iklan-iklan politik ini hanya mengandung unsur ajakan, tata cara pencoblosan, tetapi seiring dengan semakin mendekatnya momentum pesta demokrasi, pemilu 2014, iklan-iklan tidak hanya bersifat ajakan atau mengarahkan mana yang harus dicoblos, melainkan sudah dalam tempo saling serang. Dengan melakukan iklan, politisi atau partai dapat mendongkrak tingkat popularitasnya.

Selain televisi, surat kabar atau media cetak memiliki andil dalam pembentukan persepsi masyarakat. Persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi yang ditangkap secara keseluruhan. Begitu juga dengan pencitraan pada dasarnya juga dipengaruhi oleh informasi yang diterima dan dipersepsi. Informasi atau berita dalam media massa merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh gatekeeper yang dijabat oleh pemimpin redaksi atau redaktur pelaksana surat kabar. Berita merupakan salah satu informasi yang diberikan oleh surat kabar. Dalam hal penyajian berita harus melalui seleksi.Karena isi berita sangat berpengaruh pada minat masyarakat untuk membaca.

Oleh karena adanya seleksi dalam pemuatan berita, maka tidak semua berita atau informasi yang ada dapat terbuka. Berita yang dimuat biasanya hanya berita yang memiliki nilai jual. Ternyata media massa seperti surat kabar sangat besar bagi pemenangan dalam Pemilu. Komunikasi politik lebih efektif melalui sarana tidak langsung atau menggunakan media tersebut. Karena pesan yang disampaikan akan serentak diketahui oleh orang banyak di segala penjuru dan juga dapat diulang-ulang penayangannya. Persepsi, interpretasi, maupun opini publik mudah dipengaruhi lewat iklan maupun berita dalam media cetak. Maka untuk menghindari terjadinya disfungsi media, media cetak harus bisa menjadi penengah atau perantara antara pemerintah, elit partai, dan masyarakat.

(7)

7 Di Kota Tanjungpinang menjelang pemilu banyak calon legislatif yang memanfaatkan media khususnya media cetak untuk memperkenalkan dirinya agar masyarakat dapat mengenali calonnya dengan baik. Media menjadi komunikasi pilihan untuk para caleg, setiap kegiatan diliput oleh Media untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang sosok caleg tersebut. Media cetak merupakan salah satu media yang paling cepat berkembang di Kota Tanjungpinang, hal ini dapat dilihat begitu banyaknya media cetak lokal yang bermunculan dengan membawa berbagai berita setiap harinya. Seperti Koran Harian Batam Pos,Tribun Batam, Harian Posmetro, Harian Haluan Kepri (dulu bernama Harian Sijori Mandiri), Harian Tanjungpinang Pos (dulu bernama Batam News) kemudian Portal Media Harian www.IsuKepri.com (IK) serta Koran Mingguan/Dwi Mingguan/Bulanan Koran Buruh dan Swara Mahasiswa.(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau)

Dari latar belakang yang dipaparkan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul penelitian yaitu : PERAN MEDIA MASSA DALAM PEMILIHAN LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA TANJUNGPINANG.

B. Landasan Teori 1. Media

Media massa seperti yang dikemukakan oleh althusser dan Gramsci dalam Sobur (2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara. Media massa tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan informasi yang merupakan perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidaupan ermasyarakat dan bernegara, dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain, misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya. Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha mempengaruhi khlayaknya.

2. Komunikasi Politik

"Komunikasi politik ialah proses penyaluran aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga

(8)

8 kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang” (Budiardjo, 2000: 163).

Jadi, dilihat dari sistem dan pengertian komunikasi politik di atas komunikasi politik merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan yang dilakukan oleh pimpinan partai politik terhadap anggota partai politik dengan saluran / media berupa lisan maupun tulisan dan diharapkan anggota partai politik tersebut mengerti dan menyetujui dari apa yang telah disampaikan. 3. Pemilihan Umum (Pemilu)

Pemilihan Umum merupakan bagian yang tidak lepas dari suatu kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Pemilu merupakan sarana yang tak terpisahkan dari kehidupan politik negara yang menganut sistem demokrasi modern. Indonesia yang merupakan adalah satu negara yang menganut sistem ini, sejak tahun 1999 menggelar Pemilu untuk memilih anggota legislatif maupun Presiden dan Wakil Presiden secara langsung yang diamanatkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

4. Kampanye politik.

Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (dalam Venus:2004:7) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”

Merujuk pada definisi-definisi di atas,maka dapat disimpulkan Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian.

(9)

9 1. Gambaran Umum Kota Tanjungpinang

Kota Tanjungpinang merupakan salah satu kabupaten/kota pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2013 di Provinsi Kepulauan Riau bersama dengan Kota Batam. Pada tahun 1983, sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 31 Tahun 1983 Tanggal 18 Oktober 1983 telah dibentuk Kota Administratif Tanjungpinang yang terdiri atas 2 kecamatan yaitu kecamatan Tanjungpinang Timur dan kecamatan Tanjungpinang Barat. Dan kemudian seiring dengan perkembangan waktu, pada tahun 2001 sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001, kota Administratif Tanjungpinang berubah menjadi Kota Tanjungpinang yang terdiri atas 4 kecamatan dan 18 kelurahan.

2. Demografi

Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk kota Tanjungpinang mengalami laju pertambahan yang berarti. Menurut data Disdukcapil Kota Tanjungpinang, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 230.380 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan mencapai 4,39 %. Akan tetapi di tahun 2012 (berdasarkan data sementara Disdukcapil, Mei 2013), jumlah penduduk di Kota Tanjungpinang masih stagnan di angka 230.380 jiwa.

3. Perkembangan Media di Tanjungpinang

Pada tahun 1950 di Tanjung Pinang terbit media stensilan empat halaman bertajuk Bulletin IPPI pimpinan Korengkeng. Lima tahun kemudian bulletin ini berganti baju menjadi Sari Pers, diasuh orang yang sama dan juga di reproduksi secara stensilan empat halaman. Media yang kedua ini bertahan sampai tahun 1957. Surat kabar Riau lainnya yang terbit pada era ini adalah harian pagi Suluh Riau di bawah asuhan M. Ali Rasahan, Eddy Mawuntu, dan Soedirman Backry (1962-1965) yang terbit di Tanjungpinang, disusul oleh majalah bulanan budaya stensilan Sempena, juga terbit di Tanjungpinang dengan pengelola H. Soedirman Backry, Samsulkamar A.H., Rona Sjuib, dan Rossanjoto (1962-1967) . Mulai dari tahun 2000 hingga kini banyak media bermunculan di Kota Tanjungpinang untuk memudahkan masyarakat mencari berita .

(10)

10 4 Fenomena pemilihan calon legislatif 2014

Masing-masing calon legislatif (caleg) dan juga partai, melakukan bermacam manuver di lapangan guna memperoleh simpati masyarakat pemilihnya. Dari kajian yang dilakukan, PDIP dan Golkar akan menjadi pemenang dengan masing-masing memperoleh 6 kursi. Selanjutnya diikuti Hanura dengan 5 kursi. Kemenangan tiga partai ini terjadi pada dapil yang berbeda. PDIP jawara di dapil 2 yakni Kecamatan Tanjungpinang Timur, Golkar di dapil 1 yakni Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Kota, dan Hanura di dapil 3 yakni Kecamatan Bukit Bestari.

D. Penutup

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media massa sudah berperan dalam pemilihan legislatif tahun 2014 di kota tanjungpinang. Hal ini dapat dilihat dari Media cetak merupakan media yang cukup efektif untuk menyampaikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemilu. Di Kota Tanjungpinang selama berbulan-bulan sebelum pemilu dilakukan banyak Koran yang menyediakan berita tentang pemilu. Pembentukan opini publik di masyarakat yang dilakukan oleh media merupakan salah satu efek yang ditimbulkan ketika media massa melakukan sebuah pemberitaan dan konstruksi sosial.

Media massa dijadikan kendaraan politik maka masyarakat yang akan berada pada pihak subordinat. Masyarakat akan dipaksa menyaksikan tayangan-tayangan yang berisikan kampanye terselubung, baik dalam bentuk berita maupun tayangan iklan-iklan yang membentuk citra dari pemiliki media tersebut. Konstruksi media massa seperti ini telah membuat banyak kalangan masyarakat merasa jenuh dengan hal-hal yang berbau politik. Sebagai sebuah media yang mampu membentuk opini public dan mengkonstruksi realita sosial, merupakan media massa yang memiliki pengaruh yang massif di masyarakat, sehingga sangat tepat untuk digunakan sebagai kendaraan politik untuk kampanye melalui siaran-siarannya.

(11)

11 Di Kota Tanjungpinang khsusnya media massa sangat mempengaruhi pilihan dari pemilih untuk menentukan calon mana yang akan mereka pilih. Maka dari itu kegiatan. media berperan dalam membuat para pemilih membuat keputusan untuk mendukung salah satu caleg. Namun sebaiknya masyarakat lebih sering diberikan pengetahuan tentang pemilu, syarat, tata cara dan pendidikan politik lainnya tidak sekedar mengenal caleg secara pribadi saja karena pada dasarnya pendidikan politik merupakan salah satu hal yang penting agar masyarakat lebih pintar untuk memilih. Social media hanyalah sebagai media pengenalan tokoh terhadap ke masyarakat yang memiliki suara yang lebih besar di banding tingkat umur lainnya. Terlebih lagi pemuda saat ini telah terbiasa menggunakan jejaring social sebagai kebiasan utama di tiap harinya. Tentu hal ini memberikan nilai tambah di bandingkan kampanye dengan menggunakan media fisik seperti spanduk di jalanan atau billboard yang belum tentu orang akan menghiraukannya. Selain itu penggunaan jenis kampanye seperti itu juga akan merusak pemandangan jalan raya atau fasilitas publik lainnya.

2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada pihak terkait seperti Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang, media, dan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Seharusnya ada kontrol dari Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang lebih dapat mengkontrol berita yang di buat oleh media sehingga tidak ada berita yang menyimpang.

2. Seharusnya media juga agar dapat memilah dalam memuat berita, dan membantu masyarakat untuk memilih yang tepat, memberikan pengetahuan terhadap tata cara yang baik dalam pemilu dan pengetahuan lainnya yang lebih bermanfaat

3. Untuk masyarakat agar dapat lebih objektif menilai calon legislatif yang akan duduk di kursi legislatif. Tidak hanya mendengar, membaca serta melihat dari media saja tapi lebih dapat memahami visi dan misi caleg tersebut.

(12)

12 DAFTAR PUSTAKA

Ardial. 2009. Komunikasi Politik. Jakarta : PT.Indeks

Anwar,Arifin. 2014.Politik Pencitraan-Pencitraan Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Budioarjo, Miriam. 2003. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta : Yayasan Obor Indonoesia

Brian McNair, 2003, An Introduction to Political Communication, ed. 3rd, London: Routledge

Hafid Cangara. 2009. Komunikasi politik (Konsep, teori dan strategi). Jakarta : Pt Rajawali

Jalaludin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi, edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lynda Lee Kaid, Handbook of Political Communication Research (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 2004).

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya

Nimmo, Dan. 2001. Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_________. 2004. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(13)

13 Richard M. Perloff, Political Communication; Politic, Press and Public in

America (New Jersey: Lawrence Erlbaum, 1998).

Rusli M. Karim. 1991. Pemilu Demokratis Kompetitif. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya

Sugiyono. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : CV. Alfabeta

Sumarno AP, 1993. Dimensi-dimensi Komunikasi Politik, Citraaditya Bakti, Bandung.

Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sumber lain :

Marzuki. 2007. Pengaruh Sistem Pemilihan Umum Terhadap Keterwakilan Politik Masyarakat Pada DPRD-DPRD Di Provinsi Sumatera Utara, Studi Konstitusional Peran DPRD Pada Era Reformasi Pasca Pemilu 1999, Disertasi, (Program Pasca Sarjana USU: Medan)

Ashadi Siregar. Media pers dan negara: keluar dari hegemoni. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 4, Nomor 2, Nopember 2000.

Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau di akses pada hari Sabtu 28 Juni

2014

http://konsultanpolitik.org/page38.php?post=1 diakses pada Senin 30 September

Referensi

Dokumen terkait

Definisi lain mengatakan bahwa aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dimana bahan aditif

c) Jika kegagalan Produk tidak ditanggung oleh garansi terbatas ini, atau garansi terbatas ini tidak berlaku, batal, atau tidak sah karena persyaratan atau ketentuan apa pun

Merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah yang diambil, dengan obyek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Nafkah Madliyah Anak Pasca Perceraian

Dari uji statistik korelasi Spearman’s diperoleh bahwa ada hubungan antara kadar TSH dengan kadar FT4, korelasi yang terjadi adalah hubungan berlawanan arah yang

laki-laki.. pulang paksa) lebih banyak dibandingkan dengan yang meninggal, hal ini terjadi karena pada prinsipnya penderita DBD yang ditangani dengan baik dan tidak terj

Sebagai contoh dalam kasus ini user ingin menyamakan penanggalan antara telpon selular dan laptop, sementara pada waktu yang sama telpon selular juga

terdahulu tentang Hukum Kepelabuhanan, sangat sulit penulis dapatkan, bahkan bisa dikatakan tidak ada sumber yang benar-benar secara utuh mengkaji tentang Hukum Kepelabuhanan, buku

Bagi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak organisasi dalam hal