• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang

mereka miliki. Selama proses pendidikan tersebut berlangsung, diharapkan

kemampuan yang dimiliki oleh siswa semakin meningkat. Peningkatan tersebut

terwujud dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan siswa

untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada

kesejahteraan hidup umat manusia.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan pendidikan

tersebut, membutuhkan proses pembelajaran yang sifatnya lebih terarah, sehingga

dapat memperdayakan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa. Salah satu upaya

yang dapat ditempuh melalui penerapan kurikulum yang mendorong keterlibatan

siswa, mulai dari kurikulum CBSA (cara belajar siswa aktif), KTSP (kurikulum

tingkat satuan pendidikan) atau kurikulum 2006 dan yang terbaru kurikulum 2013

(K-13). Kurikulum tersebut menekankan siswa untuk terlibat secara aktif dan

mandiri dalam proses pembelajaran, sehingga kompetensi siswa semakin

meningkat.

Dilain pihak, fakta lapangan yang didapat dari hasil interview dan

pengamatan yang dilakukan terhadap 5 guru pada sekolah XXX yang mengampu

kelas yang berbeda pada sekolah yang menerapkan kurikulum KTSP dan K-13,

menggambarkan bahwa apa yang ingin dicapai oleh kurikulum, yaitu melibatkan

siswa secara aktif belum sepenuhnya tercapai dengan baik. Pembelajaran yang

(2)

Siswa belum mampu dilepaskan untuk terlibat secara aktif atau mandiri dalam

pembelajaran. Dalam mengerjakan tugas, siswa cenderung akan mengerjakan

[image:2.595.114.509.230.597.2]

ketika ditunggui atau diawasi oleh guru. Hal ini tergambar sebagaimana tabel 1.

Tabel 1.

Data keterlibatan siswa pada sekolah

NO Aitem Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Jlh P % Jlh P % Jlh P % Jlh P % Jlh P %

1

Siswa yang tidak pernah melanggar tata tertib

35 1 3 29 3 10 33 4 12 30 4 13 35 7 20

2

Keaktifan dalam Pembelajaran

35 4 11 29 5 17 33 5 15 30 6 20 35 6 17

3 Kemandirian

dalam belajar 35 1 3 29 4 14 33 5 15 30 4 13 35 5 14

4

Partisipasi dalam setiap kegiatan sekolah

35 3 9 29 3 10 33 1 3 30 3 10 35 4 9

5 Motivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sekolah dengan segera

35 2 6 29 3 10 33 5 15 30 4 13 35 4 9

6 Kemauan mengerjakan tugas yang menantang tanpa motivasi atau pengawasan dari guru

35 2 6 29 3 10 33 5 15 30 4 13 35 5 14

Keterangan : Jlh = Jumlah siswa dalam kelas, P=partisipasi, % =persen (Sumber : Interview keterlibatan siswa pada sekolah XXX 2014)

Rendahnya keterlibatan siswa berdampak pada rendahnya prestasi siswa

baik berupa nilai akademik maupun keterserapan alumni di dunia kerja, karena

siswa yang memiliki nilai akademik baik dan yang terserap di dunia kerja adalah

siswa yang memiliki keterlibatan yang lebih pada saat disekolah, dibandingkan

(3)

jumlah siswa yang bisa mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM ) hanya

berkisar antara 2 s/d 10 % tiap rombongan belajar. gambaran rendahnya

[image:3.595.112.512.240.439.2]

keterserapan pada dunia kerja tergambar pada tabel 2 :

Tabel 2.

Data siswa yang diterima di perusahaan skala nasional dan internasional No Tahun Industri Jumlah

Peserta

Jumlah yang diterima

% Nama

1 2012 UT 83 1 1,2 DAWS

Dunloop 88 3 3,4 ODN,FA,CEL

Polytron 93 4 4,3 ADJ,ADS, FPA,TNH

2 2013 UT 76 1 1,3 KRP

Dunloop 72 3 4,1 DTA, DKW, JK

UT 60 1 1,6 DSJ

AOP 105 3 2,8 MA, MY,DID

Polytron 87 3 3,4 NHS, JW, TS

3 2014 AOP 98 6 6,1 NW,MF, MAF,BS,FR,S

Polytron 64 2 3,1 WS,HK

Wardah 194 4 2,0 SDPS,IAK,AP,IDHP

UT 62 1 1,6 MN

(Sumber : data serapan alumni sekolah XXX tahun 2014)

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, guru BK menyatakan bahwa

anak-anak yang diterima pada industri tersebut diatas adalah anak-anak yang

berprilaku baik, aktif dalam KBM dan juga aktif dalam kegiatan-kegiatan yang

diadakan sekolah.

Ketidakmampuan siswa untuk aktif dan mengembangkan kompetensi

pembelajaran ketika berada di sekolah, disebabkan karena rendahnya keterlibatan

siswa di sekolah. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Wang dan Halcombe

(2010) bahwa siswa yang memiliki keterlibatan dengan sekolah akan

menampilkan prestasi atau proses belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

(4)

kurang terlibat dengan sekolah akan menunjukkan kinerja yang kurang baik dan

cenderung bermasalah dengan perilakunya

Siswa yang memiliki keterlibatan yang besar pada sekolah memberikan

efek positif berupa penyerapan materi ajar yang baik, proses pembelajaran yang

interaktif dan kondusif, proses sosialisasi dan organisasi anggota kelas yang baik,

serta pada akhir pembelajaran siswa dapat menunjukkan prestasi yang lebih baik.

Prestasi tersebut terwujud dalam bentuk: prestasi akademik (nilai akademik), skill

(ketrampilan sesuai dengan kompetensisinya), dan ketika lulus bisa terserap di

bidang yang sama dengan kompetensi keahlian yang ditempuh.

Willms (2003) keterlibatan siswa atau student engagement adalah

komponen psikologis yang berkaitan dengan rasa kepemilikan siswa akan

sekolahnya dan penerimaan nilai-nilai sekolah, dan komponen perilaku yang

berkaitan dengan partisipasi dalam kegiatan sekolah, berkaitan dengan seberapa

dalam keterlibatan siswa dengan sekolah akan mempengaruhi pencapaian prestasi

akademisnya.

Pendapat di atas senada dengan yang diutarakan oleh Ani (2013) bahwa

keterlibatan siswa merupakan pencurahan sejumlah energi fisik dan psikologis

oleh siswa guna mendapatkan pengalaman akademik baik melalui kegiatan

pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler. Pada kondisi ini siswa akan

melibatkan dua unsur, yaitu: perilaku (seperti ketekunan, usaha, perhatian) dan

sikap (seperti: motivasi, nilai-nilai belajar yang positif, antusiasme, kebanggaan

dalam keberhasilan). Siswa akan terlibat mencari kegiatan, di dalam dan di luar

(5)

ingin tahu yang besar, keinginan untuk tahu lebih banyak, dan tanggapan

emosional yang positif untuk belajar dan sekolah (Gibbs & Poskit, 2010).

Fredricks, Blumenfield dan Paris (disitasi oleh Eccles & Te Wang, 2012)

melakukan suatu ulasan terhadap 44 penelitian mengenai keterlibatan siswa

(student engagement) dan mengungkapkan bahwa student engagement terdiri atas

tiga dimensi, yaitu keterlibatan perilaku (behavioral engagement) yang berkaitan

erat dengan ide partisipasi atau keterlibatan secara fisik. Dimensi lainnya adalah

keterlibatan emosi (emotional engagement) yang melingkupi reaksi positif dan

negatif terhadap guru, siswa lain, kegiatan kelas dan sekolah. Serta dimensi dan

keterlibatan kognitif (cognitive engagement), yang meliputi keinginan untuk

mengerahkan usaha untuk dapat memahami ide yang kompleks dan menguasai

keterampilan yang sulit.

Keterlibatan siswa untuk aktif dan mengoptimalkan kemampuan diri saat

di sekolah, tidak serta merta muncul dengan sendirinya. Selebihnya ada beberapa

faktor yang berhubungan, diantaranya adalah adanya efikasi diri yang dibangun

oleh siswa tersebut. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Gibbs dan

Poskitt (2010) bahwa terdapat banyak faktor dalam keterlibatan siswa, yaitu:

hubungan guru dengan siswa, dukungan teman sebaya, keberkaitan dalam belajar,

disposisi untuk menjadi pelajar, motivasi dan minat belajar, otonomi kognitif,

orientasi tujuan dan akademik pembelajaran mandiri, serta efikasi diri.

Pajares dan Miller (disitasi oleh Warwick, 2008) mengatakan tingkatan

efikasi diri siswa terukur dari kepercayaan bahwa siswa dapat melewati situasi

(6)

dan ditambah dengan penelitian-penelitian empiris sebelumnya telah

menunjukkan bahwa efikasi diri berhubungan secara aktual dengan keterlibatan

remaja dalam belajar dan aktif disekolah, sehingga langkah-langkah pembelajaran

berhasil ditempuh.

Efikasi diri siswa bukan merupakan faktor tunggal yang dapat

meningkatkan keterlibatan siswa pada saat belajar dan aktif disekolah. Faktor

penunjang lainnya yang turut berpartisipasi yaitu adanya dukungan teman sebaya.

Hal tersebut diungkap dalam Cushman dan Rogers (2008), bahwa ada atau tidak

adanya dukungan teman sebaya akan berpengaruh pada paritisipasi aktif dalam

proses pembelajaran. Ketika siswa diberikesempatan untuk berkolaborasi, siswa

lebih cenderung untuk fokus pada belajar, lebih tertarik pada materi pelajaran dan

merasa kurang cemas.

Selanjutnya, Sotjiningsih (2010) menjelaskan bahwa teman sebaya

merupakan tempat untuk belajar kemampuan bersosialisasi, saling bergantung

kepada teman sebagai sumber kesenangan dan memiliki keterikatannya yang kuat

karena melibatkan emosi yang cukup kuat. Hal serupa diungkapkan oleh

penelitian Csikzenmihalyi dan Hun (Tkach & Lyubomirsky, 2006) yang

menyatakan bahwa remaja yang terlibat dalam kegiatan sosial menunjukkan

kecenderungan lebih merasa bahagia pada waktu berada dalam kelompoknya,

karena dalam kelompok ini dirinya bisa melakukan koalisi dan persaingan yang

lebih adil.

Menurut Utami (2009) dalam penelitiannya mengenai keterlibatan

(7)

mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan lebih sejahtera dibandingkan mahasiswa

yang tidak mengikuti kegiatan. Sementara, Ludden (2011) menjelaskan bahwa

siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan agama, atau kelompok remaja yang

terlibat lebih di sekolah seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, cenderung

tidak memiliki masalah perilaku, serta memiliki motivasi dan nilai yang lebih

tinggi.

Berdasarkan pada uraian di atas terbuka kemungkinan bahwa efikasi diri

dan dukungan teman sebaya berhubungan dengan keterlibatan siswa pada sekolah.

Mengingat pentingya keterlibatan siswa pada sekolah yang telah dijabarkan, maka

penelitian ini akan menelaah dan menguji keterhubungkan keterlibatan siswa

pada sekolah dengan efikasi diri dan dukungan teman sebaya.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui hubungan antara efikasi diri dan dukungan teman sebaya dengan

keterlibatan siswa pada sekolah.

2. Mengetahui tingkat efikasi diri, dan dukungan teman sebaya serta keterlibatan

siswa pada sekolah.

3. Mengetahui sumbangan efikasi diri dan dukungan teman sebaya terhadap

keterlibatan siswa pada sekolah.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi partisipan, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

dan masukkan tentang pentingnya efikasi diri dan dukungan teman sebaya

(8)

2. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat memberi informasi pentingnya

meningkatkan efikasi diri dan dukungan teman sebaya agar keterlibatan siswa

dapat meningkat sehingga prestasi dan unjuk kerja siswa menjadi lebih baik.

3. Bagi ilmuwan psikologi maupun psikolog, penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan perbandingan atau refrensi dalam menganalisa suatu kasus yang

sama, sehingga ditemukan solusi yang lebih baik.

Kebaruan Penelitian

Penelitian Purwita dan Tairas (2013) didapati hasil bahwa ada hubungan

antara antara tingkat persepsi siswa terhadap iklim sekolah dengan keterlibatan

siswa. Arah korelasi antara kedua variabel positif dengan kekuatan media. Sedang

pada penelitian Pike, Smart dan Ethington (2012) membahas tentang keterlibatan

siswa sebagai agen mediasi dalam hubungan antara jurusan akademik dan belajar

siswa. Hasil penelitian yang didapat bahwa jurusan akademik mahasiswa secara

signifikan terkait dengan tingkat keterlibatan dan hasil pembelajaran. Keterlibatan

siswa juga signifikan berhubungan dengan hasil belajar. Siswa jurusan akademis

umumnya tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar melalui tingkat

keterlibatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Darmayana (2012).

Hasil penelitian Porter (2006), Hirschfield dan Gasper (2011)

menjelaskan bahwa struktur kelembagaan mempengaruhi keterlibatan siswa

dalam cara diprediksi dan substantif signifikan.

Landis dan Reschly (2013) keterlibatan siswa dapat menjadi konstruk

penting dalam memahami, memprediksi, dan mencegah putus sekolah perilaku di

kalangan siswa berbakat. Dotterer dan Lowe (2011) menunjukkan hasil bahwa ada

(9)

Penelitian Ludden (2011) menjelaskan bahwa remaja yang berpartisipasi

dalam kegiatan agama, kelompok pemuda terlibat lebih disekolah berupa ikut

ekstrakurikuler, cenderung tidak memiliki masalah perilaku, memiliki motivasi

dan nilai yang lebih tinggi.

Keterlibatan siswa sudah semestinya menjadi kajian ilmiah yang harus

diperdalam, karena keterlibatan siswa pada sekolah memiliki peranan yang

penting dalam memprediksi kinerja atau prestasi siswa (akademik, skill, dan

keterserapan pada dunia kerja).

Perbedaan antara penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis diantaranya : 1. Varibel bebasnya berbeda. Penelitian

tentang keterlibatan siswa pada sekolah (student engagement) yang sudah ada

selama ini berkaitan dengan membahas keterlibatan siswa pada sekolah (student

engagement) sebagai mediator kinerja atau prestasi. Belum banyak yang

membahas keterlibatan siswa pada sekolah (student engagement) dikaitkan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penulis akan melihat keterkaitan

antara keterlibatan siswa pada sekolah (student engagement) dengan efikasi diri

dan dukungan teman sebaya (peer). 2. Tempat penelitian yang sudah ada

mayoritas dilakukan di luar Indonesia, sehingga generalisasi pada hasil penelitian

semestinya juga berbeda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah variable tergantungnya sama (keterlibatan siswa pada sekolah /student

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2.

Referensi

Dokumen terkait

terkait dengan pengawasan yang lemah dari pemilik dan juga terkait dengan ketiadaan. ikatan terhadap

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa rendemen tertinggi diperoleh pada serbuk instan yang terbuat dari tomat varietas Martha dicampur sirsak dengan perbandingan 60% + 40% tetapi

Pada 19 April 1927, lahirlah Tijdschrift jang mendjadi orgaan dar Vereeniging Aboean Goeroe-Goeroe di Fort de Kock, seugadja dikeloearkan pada hari itoe, karena akan menghormati

dan Madura digunakan di banyak tempat, sehingga umum bagi masyarakat di Kabupaten Jember menguasai dua bahasa daerah tersebut dan juga saling mempengaruhi

 Adalah suatu komposisi pangan yg seimbang untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan gizi penduduk.  PPH dpt dinyatakan dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack di Telkom Merauke, untuk mengetahui budget emphasis

Hal yang sama juga dilakukan oleh narator yang mendeskripsikan Sawsan seperti hanya menjadi objek dalam pandangan laki-laki agar dapat memberikan kesenangan kepada mereka

Variabel peran guru sekolah merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI MDIM Muhammadiyah Sei Kidaung Kota